TINJAUAN ARRANSEMEN LAGU ETNIS SUMATERA UTARA STUDI KASUS LAGU SIHUTUR SANGGUL PADA KELOMPOK MUSIK INSIDENTAL SUMATERA UTARA DI TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA.

ABSTRAK

Evinora Rasmiaty Nainggolan, NIM 2104142001. Tinjauan Arransemen
Lagu Etnis Sumatera Utara Studi Kasus Lagu Sihutur Sanggul Pada
Kelompok Musik Insidental Sumatera Utara di Taman Budaya Sumatera
Utara, Fakultas Bahasa dan Seni. Jurusan Sendratasik, Program Studi Seni
Musik, UNIMED 2012.
Kelompok musik Insidental adalah salah satu kelompok musik yang
menyajikan musik etnis Sumatera Utara dalam setiap pertunjukkannya.kelompok
musik Insidental Kelompok musik Insidental ini diketuai oleh Bapak Hendri
Perangin-angin dan bersekretariat di Taman Budaya Sumatera Utara.Pada
mulanya kelompok musik Insidental ini menggarap musik etnis sebagai musik
pertunjukkannya untuk mengiringi tarian dan teater di kalangan sanggar- sanggar
yang ada di Taman Budaya Sumatera Utara saja.Namun seiring dengan perjalanan
waktu, kelompok musik Insidental ini pun mengadakan pertunjukkan diluar
Taman Budaya Sumatera Utara untuk memperkenalkan lagu etnis dengan
arransemennya.
Adapun tujuannya adalah mengangkat lagu etnis tersebut mendapat
pengakuan dari kalangan masyarakat budaya Sumatera Utara karena musik
tradisional sudah mulai punah dan kurang digemari para kaum muda. Kelompok
musik Insidental mencoba mengaplikasikan penggarapan musik/lagu etnis

Sumatera Utara dengan cara mengeksploitasikan dan mengekplorasikan kekayaan
budaya Sumatera Utara melalui permainan alat musik atau instrument masingmasing etnis/daerah. Kelompok musik Insidental juga lebih mengarahkan lagu
etnis tersebut untuk mengiringi tari dan teater.
Tulisan skripsi ini memaparkan bagaimana bentuk analisis arransemen musik
etnis yang ditampilkan oleh kelompok musik Insidental terhadap lagu Sihutur
Sanggul. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif
yang artinya yaitu kita dapat mendeskripsikan dan menganalisa apa yang kita
dengar dan kita dapat menuliskan dalam berbagai cara keatas kertas untuk
mendeskripsikan apa yang kita lihat.
Dari dua hal diatas, penulis menggunakan notasi preskriptif ( hanya
menuliskan bagian-bagian yang dianggap menonjol dalam satu musik tanpa
menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada dalam musik) dan notasi deskriptif
(notasi yang menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat
pada musik) untuk memvisualisasikan bunyi dari struktur musik yang digarap
oleh kelompok musik Insidental dengan tujuan agar lebih memudahkan
menganalisa bentuk arransemen lagu Sihutur Sanggul.

i

iv


v

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.
Musik tradisional (etnis) adalah musik

yang hidup, tumbuh dan

berkembang atau lahir dari budaya setempat. Musik tradisional diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi yang berpadu dengan kegiatan sehari hari
sesuai dengan kondisi sosial budaya serta alam daerah setempat. Daerah Sumatera
Utara terdiri dari delapan etnik (suku) yaitu : Melayu, Batak Toba, Mendailing
Angkola, Simalungun, Karo, Pakpak Dairi, Pesisir Barat dan Nias. Kedelapan
etnik tersebut masing-masing memiliki musik tradisional yang menunjukkan ciri
khas dan keunikannya.Pada awalnya musik tradisional ditempatkan pada musik

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatnya baik dari aspek religi maupun
aspek kekerabatan atau adat-istiadatnya dikalangan daerah itu sendiri tetapi
sekarang ini musik daerah/tradisional sudah difungsikan pada acara non
seremonial yang sifatnya terbuka untuk masyarakat umum.
Salah satu dari delapan etnik ini, penulis tertarik untuk melihat fenomena
budaya musik tradisional seperti pada musik trdisional Batak Toba, yang mana
dalam musiknya terkandung keunikan tersendiri baik instrumentnya, melodinya,
ritmenya,

harmonisasinya,

warna (timbre)

musiknya

maupun bangunan

karya/komposisi musiknya secara keseluruhan.
Namun


sekali

pun

masyarakat

budaya

Sumatera

Utara

telah

diperkenalkan dan diperhadapkan kepada musik daerahnya masing-masing

1

2


dengan keunikannya, tetapi banyak juga yang kurang menggemarinya seperti
salah satunya di kalangan kaum muda.Kaum muda lebih menggemari modern dan
lebih menyukai memaki alat musik modern. Untuk mengatasi agar musik etnis
tersebut tetap dikenal dan tidak pudar keberadaannya pada masyarakat daerah itu
sendiri maka para musisi Batak Toba yang ada di kota Medan mencoba untuk
mampu menunjukkan kreativitasnya dalam mengeksploitasi (mendayagunakan)
alat-alat musik tradisional yang ada. pada daerahnya.Adapun cara para musisi
kota Medan tersebut adalah mengubah warna musiknya dari yang sederhana
menjadi yang lebih menarik dengan mengarransemen komposisi lagu daerahnya.
Bahkan saat ini banyak kita saksikan bukan hanya penampilan jenis instrument
musik daerah/etnis saja yang disajikan dalam acara-acara tertentu maupun acara
hiburan melainkan juga para musisi kota Medan justru juga menyajikan jenis
instrument musik kolaborasi antar daerah maupun luar daerah.
Salah satu kelompok musik di kota Medan yang mampu menggarap lagu
etnik tradisional adalah kelompok musik Insidental di Taman Budaya Sumatera
Utara. Kelompok musik Insidental dalam hal ini sangat memperhatikan unsurunsur musikal baik dalam permainan musiknya maupun dalam bentuk
arransemennya.
Kelompok musik Insidental di Taman Budaya Sumatera Utara
menampilkan aliran/gaya musik


etnis terbentuk pada tanggal 8 April 2000.

Adapun dalam arransemennya sangat memperhatikan unsur melodi, unsur ritme,
unsur harmoni/akor pada komposisi lagunya.

3

Setiap anggota eksis dalam permainan musiknya dan bertanggung jawab
dalam pertunjukkannya. Sampai sekarang kelompok musik Insidental tetap
berkarya dalam pengelolaan kesenian tradisionalnya yang siginifikan terhadap
modernisasi pasar musik. Kelihatannya setiap pemain pada kelompok musik
Insidental memiliki motivasi yang kuat untuk melestarikan kesenian tradisional
musik etnis Sumatera utara secara umum dan secara khususnya untuk mengangkat
nama baik pemerintah kota Medan dalam naungan Taman Budaya Sumatera
Utara. Kelompok musik Insidetal dalam klimaks arransemennya bertujuan untuk
menambah keindahan suatu karya musiknya melalui ragam kreativitas pemain
yang dipandu oleh Bapak Hendri Perangin-angin (arranser).
Fenomena tersebut muncul terbukti dari penampilan perdana kelompok
musik Insidental dengan menciptakan satu garapan musik yang bersifat hiburan
diberi nama Insidental Satu dalam bentuk album.Dalam album musik Insidental

Satu terdapat tujuh repertoar/musik etnis dimana salah satunya adalah lagu
Sihutur Sanggul. Album musik Insidental Satu sering digunakan sanggar-sanggar
tari maupun teater di kota Medan sebagai musik pengiring secara live maupun
melalui suatu rekaman audio visual dalam event-event tetentu seperti peresmian
gedung, pembukaan suatu acara pesta dan lain-lain. Melihat keberadaan dan
eksistensi kelompok musik Insidental dalam menggarap musik Insidental Satu
yang menimbulkan fenomena-fenomena yang nyata dan dapat dirasakan
permainan musiknya oleh masyarakat kota Medan maupun Mancanegara, penulis
tertarik dengan fenomena budaya ini sehingga penulis ingin mengangkat judul
“Tinjauan Arransemen Lagu Etnis Sumatera Utara Studi Kasus Lagu Sihutur

4

Sanggul Pada Kelompok Musik Insidental di Taman Budaya Sumatera Utara”
sebagai bahan penelitian. Penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang
terkandung di dalam arransemen komposisi lagunya.
Melalui nara sumber yang menuntun penulis membentuk skripsi ini
penulis mencoba mendeskripsikan lagu Sihutur sanggul dengan aspek-aspek
musikalnya sehingga mendapat penemuan-penemuan baru terhadap bentuk
arransemennya secara tiap-tiap bagian maupun keseluruhannya secara harfiahnya

lagu Sihutur Sanggul mengandung arti suatu tempat yang digoncang/digoyang.
Goyangan yang menggoncang seluruh tubuh sangat didukung oleh permainan
alat-alat musiknya baik sebagai pembawa melodi maupun pembawa ritme yang
memberi aksentuasi ritmis terhadap tempo dan dinamik sehingga menghidupkan
warna musik dan menyemarakkan suasana.
B. Identifikasi Masalah.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah maka
penulis dalam penelitiannya mengidentifikasikan permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk analisis arransemen musik Sihutur Sanggul yang
dibawakan oleh Kelompok Musik Insidental di Taman Budaya
Sumatera Utara.
2.

Bagaimana jenis instrument yang dipakai oleh kelompok musik
Insidental dalam memainkan lagu Sihutur Sanggul.

5

3. Bagaimana peranan setiap musisi pada kelompok musik Insidental

dalam membawakan lagu Sihutur Sanggul.
4. Bagaimana eksistensi kelompok musik Insidental di Taman Budaya
Sumatera utara.
5. Apa peranan arransemen musiknya terhadap musik tradisional Batak
Toba dan alat-alat musik serta lagu-lagu yang ditampilkan.
6. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap arransemen musiknya
dalam memakai elemen-elemen musik tradisional Batak Toba dengan
elemen-elemen musik modern.
C. Pembatasan Masalah.
Pembatasan masalah adalah upaya untuk menetapkan permasalahan
dengan jelas yang memungkinkan faktor-faktor mana yang termasuk dalam ruang
lingkup masalah. Dalam penyusunan karya ilmiah ini sangat diperhatikan
pembatasan masalah sebagai upaya membantu penulis untuk merinci penelitian.
Mengingat luasnya cakupan

masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan teoritis maka penulis perlu mengadakan pembatasan masalah untuk
memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian penulis yaitu :

1. Bagaimana bentuk analisis arransemen musik Sihutur Sanggul yang
dibawakan oleh kelompok musik Insidental di Taman Budaya
Sumatera Utara.

6

2. Bagaimana jenis instrument yang dipakai oleh kelompok musik
Insidental dalam memainkan lagu Sihutur Sanggul.
3. Bagaimana peranan setiap musisi pada kelompok musik Insidental
dalam membawakan lagu Sihutur Sanggul.
4. Bagaimana eksistensi kelompok musik Insidental di Taman Budaya
Sumatera Utara.

D. Rumusan Masalah.
Menurut Maryaeni (2005:14), rumusan masalah merupakan jabaran
detail fokus yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena peneliti merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan
sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa
disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses
penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah

dirumuskan.
Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka akan
menuntun peneliti ke arah perumusan masalah.

E. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian merupakan suatu pemikiran yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Atau dapat

7

dikatakan sebagai tolak ukur untuk menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan
penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk analisis arransemen musik
Sihutur Sanggul yang diciptakan kelompok musik Insidental di Taman
Budaya Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui bagaimana jenis instrument yang dipakai dalam
penyajian atau penampilan musik yang dibawakan oleh kelompok
musik Insidental di Taman Budaya Sumatera Utara.
3. Untuk megetahui bagaimana peranan setiap musisinya dalam
memainkan lagu Sihutur Sanggul.
4. Untuk mengetahui bagaimana eksistensi kelompok musik Insidental
dalam permainan musik tradisional Batak Toba maupun dalam
permainan musik arransemen yang berkolaborasi terhadap jenis musik
yang lainnya.

F. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai analisis dan
konsep mengarransemen lagu etnis Sumatera Utara baik formasi
pertunjukkannya maupun konteks penggunaannya bagi si penulis.

8

2. Dapat memahami dan merasakan nuansa (suasana) maupun warna
(timbre) musik sesuai dengan karakteristik masyarakat Batak Toba
dan budayanya bagi si penulis dan si pembaca.
3. Mampu berekspresi kreatif sebagai interpretasi, apresiasi dan aplikasi
dalam arransemen musik antara musik tradisional Batak Toba dengan
musik modern bagi penulis.
4. Mampu

mengaktualisasikan

nilai-nilai

musikalitas

melalui

arransemennya sebagai sikap terbuka dan konsisten bagi si penulis.

59

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari uraian yang terdapat pada hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk analisis arransemen lagu Sihutur Sangul adalah bentuk komposisi AA’, B-B’, C-C, D-D’, E-E’.
2. Memodifikasi atau pengolahan struktur, melodi, irama/ritem/ritme dan
harmoni.
a. Dalam

pengolahan

struktur

melodi

seperti

memberikan

introduksi/prelude (musik awal), interlude (musik tengah) dan postlude
(musik akhir), meletakkan tanda abbreviatura (penyingkata lagu)
dengan memakai istilah D.S al Coda artinya diulang dari tanda Segno
ke tanda Coda. Coda artinya ekor. Fine artinya lagu berakhir.
b. Dalam pengolahan struktur irama/ritem/rtyhm dengan menampilkan
permainan alat musik perkusi yang bernada (instrument bersuara
majemuk) seperti taganing, keyboard dan alat musik tak bernada
(instrument bersuara tunggal) seperti gordang bolon, 1 set drum, hesek
dengan memodifikasikan pola ritem yang bervariasi.
c. Dalam pengolahan struktur harmoni maksudnya mengembangkan
harmonisasi melodinya melalui pemakaian akor baik akor asal maupun
akor balikan yang tidak terlepas choirnya.

59

60

Frase lagu Sihutur Sanggul terdiri dari frase tanya (anteseden) dan frase
jawab (konsekwen) yang masing-masing memiliki 4 birama dalam tiap bagiannya.
1. Pengembangan motif dari lagu Sihutur Sanggul adalah memakai :
a. Repetisi artinya pengulangan motif melodi yang sama pada bagian atau
keseluruhannya.
b. Sekwens artinya pengulangan motif dengan arah yang samapada
tingkatan interval yang berbeda.
c. Inversi artinya pengembangan motif dengan arah yang berlawanan
d. Augmentasi artinya pengulangan motif dengan perluasan nilai nada
e. Diminished artinya pengulangan motif penyempitan nilai nada.
f. Ornamentasi artinya hiasan nada pada nada-nada pokok dengan
maksud agar sebuah melodi terdengar lebih variatif.
g. Gradasi artinya pengulangan motif melodi dengan mengutamakan
perjenjangan

nada yang naik atau turun ke arah yang berbeda.

h. Kadens artinyagerak berpindahnya akor dalam bentuk komposisi lagu.
4.

Jenis

Instrument

yang

dipakai

kelompok

musik

Insidental

dalam

membawakan lagu Sihutur Sanggul adalahsebagai berikut :
a. Hendri Perangin-angin memainkan alat musik keyboard, bass.
b. Winarto Kartupat memainkan alat musik perkusi/drum.
c. Hardoni Sitohang memainkan alat musik sulim dan sarune bolon.
d. Martahan Sitohang memainkan alat musik gordang bolon, taganing.
e. Saridin Tua Sinaga memainkan alat musik hasapi.
f. Desmaret Napitupulu memainkan alat musik hesek.

61

g. Sirtoyono sebagai vokalis.
5. Peranan dan eksistensi kelompok musik Insidental telah teraktualisasi di
dalam dan di luar negeri menampilkan musik/lagu etnis Sumatera Utara baik
jenis musik tradisional itu sendiri maupun musik kolaborasinya.
6. Setelah ditinjau bentuk analisis arranseen lagu Sihutur Sanggul adapun
kesimpulan yang diambil penulis berikutnya adalah :
a. Terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama merupakan permainan alat
musik taganing secara tradisional, bagian kedua permainan melodis dari
alat musik sulim dan hasapi, yang bagian ketiga menampilkan permainan
alat musik sarune bolon, taganing dan sarune bolon yang dipadu dengan
alat musik modern seperti keyboard dengan tujuan untuk menambah
suasana dan nuansa musik yang lebih indah.
b. Tekstur lagunya dalam bentuk heterofonis yaitu tiap-tiap alat musik pada
prinsipnya memainkan motif melodi yang sama dengan variasi yang
berbeda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
c. Karakteristik melodinya adalah struktur melodis yakni rangkaian garis
melodi gondng yang dibentuk dari motif-motif melodi yang kecil,
mangarapat dan bertempo cepat.
d. Frase lagu Sihutur Sanggul terdiri dari frase tanya (anteseden) dan frase
jawab (konsekwen), karena jenis lagunya merupakan lagu tradisional
rakyat.
e. Memiliki pengulangan melodi yang membentuk frase – frase melodi
gondang dan variasi ritmis yang berulng-ulang.

62

B. SARAN
Dari beberapa kesimpulan tersebutmaka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Bentuk arransemen lagu Sihutur Sanggul hendaknya dijadikan arransemen
tertulis dalam partitur yang jelas oleh komposer musik Insidental.
2. Bentuk komposisi Lagu etnis Sumatera Utara yang digarap oleh kelompok
musik Insidental sangat lebih baik jika dicetak buku dan diedisi untuk
menjadi perbendaharaan di kalangan anak-anak sekolah tingkat SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi dan dijadikan penuntun dalam membuat
arransemen lagu daerahnya.
3. Kelompok musik Insidental lebih mengutamakan teori-teori musikal
secara formal daripada praktis auto-didak dalam mentranskripsikan notasi
musik lagu Sihutur Sanggul maupun lagu etnis Sumatera Utara
lainnyabaik dalam arransemen musik tradisional maupun musik
kolaborasinya supaya tidak menimbulkan kesulitan.
4. Peranan dan eksistensi kelompok musik Insidental hendaknya lebih
meluas kontribusinya untuk memperkenalkan musik/lagu etnis Sumatera
yang lainnya.
5. Tekstur melodisnya dalam bentuk heterofonis yaitu tiap-tiap alat music
pada prinsipnya memainkan motif melodi yang sama dengan variasi yang
berbeda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
6. Karakteristik melodinya disebut struktur melodi yang motifis, yakni
rangkaian garis melodi gondang yang dibentuk dari motif-motif melodi

63

yang kecil. Struktur melodinya bertempo cepat (mangarapat), frase-frase
melodinya lebih panjang, variasi ritmis yang berulang-ulang, pengulangan
melodi membentuk frase melodi gondang.

DAFTAR PUSTAKA
Supranto, J. (2004:27). Proposal Penelitian Contoh. Jakarta : Universitas
Indonesia (UNI-PRESS).
KBBI, (2002:1998). Balai Pustaka. Jakarta.
KBBI, (2002:43). Balai Pustaka. Jakarta.
KBBI, (2002:30). Balai Pustaka. Jakarta.
Gustina, Susi (2005). Jurnal Seni Musik, Vol. 2. Tengerang : Jurusan Musik
Fakultas Ilmuseni UPH.
Purba, Mauly. (2007). Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara : Harapan
Peluang dan Tantangan. Medan : USU.
Purba, Mauly. (2006:61). Mengenai Tradisi Gondang dan Tor-tor Masyarakat
Batak Toba. Medan : USU.
Harahap, Irwansyah dan Hutajulu Riythaony. (2005 : 51), Gondang Batak Toba.
Bandung : P4ST UPI
KBBI. (2002:63-64). Balai Pustaka. Jakarta.
Banoe, Pono. (2003:192). Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta :
Kanisius.
Pasaribu, Ben M. (2004:4-5). “Musikalitas + Etnitas = Pluralitas” Dalam
Pluralitas Musik Etnik. Medan : Pusat Dokumnetasi Kebudayaan Batak
Universitas HKBP Nommensen.
Miles, B. Matthew dan Huberman, A. Michael.2005. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta : UI-PRESS.
Maryaeni, (2005:1). Metode Penelitian, Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Pasaribu, Sarah Dermawan. 2010. Analisis Komposisi Piano Kemadjaja Karya
Mochtar Embut. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.

Hutagalung Jefry. 2011. Sumatera Incidental Musik di Taman Budaya Sumatera
Utara : Deskripsi Pengelolaan, Pertunjukkan dan Struktur Musik. Medan :
Etnomusikologi, USU.
Manalu, Lando MP. 2011 Peranan Grup Marsada Band Dalam Mempopulerkan
Musik Tradisiona Batak Toba ke Mancanegara. Medan : Fakultas Bahasa
dan Seni. Unimed.
Manurung, Daniel miduentus. 2008. Analisis Lagu Palti Raja Arransemen Viky
Sianipar. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.
Rosita, Afe Rohani. 2007. Metode Pembelajaran Arransemen Musik di SMP
Negeri 3 Satu Atap Siria-ria. Medan : Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.