MENINGKATKAN HARGA DIRI SISWA MELALUI PENERAPAN KONSELING REALITA DI KELAS XI SMA NEGERI 19 MEDAN KECAMATAN SERUWAI BELAWAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

MENINGKATKAN HARGA DIRI SISWA MELALUI
PENERAPAN KONSELING REALITA DI KELAS
XI SMA NEGERI 19 MEDAN KECAMATAN
SERUWAI BELAWAN
T.A 2012/2013

SKRIPSI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH :

LUSI CHRISTIANI
NIM : 108121054

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi yang diajukan oleh:

LUSI CHRISTIANI
NIM 108121054

Program Studi Bimbingan dan Konseling
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Telah dipertahankan dalam ujian skripsi pada tanggal 23 Agustus 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memeperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Medan, 26 Agustus 2013
Panitia Ujian
Ketua Jurusan Psikologi
Dekan,

Pendidikan dan Bimbingan

Drs. Nasrun, MS


Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd

NIP. 195705141984031001

NIP. 195903241986011001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Meningkatkan Harga Diri Siswa Melalui Penerapan Konseling Realita
di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran
2012/2013”, dengan sempurna dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat
untuk memproleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan,
kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat bimbingan Ibu Dosen
Pembimbing


dan

juga

berbagai

pihak,

maka

akhirnya

penulis

dapat

menyelesaikannya. Untuk itu di kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Nasrun Nasution, M.S sebagai Dekan FIP, Bapak Prof.
Dr. Yusnadi, MS sebagai Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman Simaremare, MS sebagai Pembantu Dekan II, Bapak Drs. Edidon Hutasuhut,
M.Pd sebagai Pembantu Dekan III.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang banyak memberi saran kepada penulis

ii

dalam penyusunan skripsi dan kepada Ibu Dra Nurajani, M.Pd sebagai
Sekretaris Jurusan.
4. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd Kons sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi saya yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, motivasi,
saran dan kritik, serta ketabahan dan kesabaran dalam membimbing
penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang
banyak membimbing penulis dari segi akademik sejak penulis belajar di
semester satu hingga sekarang. Terimakasih atas segala pengorbanan
bapak.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd, Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd. Kons,
dan Ibu Dra. Nurajani, M.Pd selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran untuk skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang
telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi kepada peneliti
semenjak mengikuti pendidikan Bimbingan dan Konseling.
8. Seluruh staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan yang diberikan kepada peneliti.
9. Bapak Drs. Adi Sucipto, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 19
Medan Kecamatan Seruwai Belawan, dan seluruh Bapak dan ibu guru
yang mengajar di sekolah tersebut, terimakasih atas kerjasama yang telah
diberikan selama penulis melakukan penelitian.

iii

10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ayahanda N. Simare-mare dan
ibunda R. Nababan, terimakasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi
dan doa yang diberikan kepada adinda sehingga adinda dapat
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan dengan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan.
11. Kepada saudara-saudaraku tercinta, Adik saya Astika Simare-mare, Imelda
Simare-mare, dan Dame Ulina Simare-mare, yang telah banyak

memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama menyelesaikan
studi di Universitas Negeri Medan.
12. Terkhusus buat Ruben Dodo Saragi yang telah banyak memberikan
dorongan motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
13. Buat sahabat-sahabat saya, Helida Br Sitepu, Masnita Saragih, Junita
Sinaga, Alfonso Alwi S.Pd yang selalu mendampingi penulis baik suka
dan duka serta teman-teman BK Reguler’08, LPMI, dan teman yang
lainnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada siswa/I SMA Negeri 19 Medan
Kecamatan Seruwai Belawan yang telah membantu penulis dalam
penelitian.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis telah berupaya dengan semaksimal
mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak

iv

terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan bidang bimbingan dan
konseling. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi ini
berguna bagi kita semua khususnya bagi para pembaca.

Medan, Juli 2013

Lusi Christiani S
NIM.108121054

v

ABSTRAK
LUSI CHRISTIANI. NIM: 108121054. Meningkatkan Harga Diri Siswa
Melalui Penerapan Konseling Realita di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan
Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penerapan

konseling realita dapat meningkatkan harga diri siswa di kelas XI SMA Negeri 19
Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan harga diri siswa melalui penerapan konseling
realita di kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun
Ajaran 2012/2013.
Sampel dalam penelitian ini siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan
sebanyak 4 orang siswa yang tergolong memiliki harga diri rendah, yaitu kurang
percaya diri, kurang mampu mengelola emosi. Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen, dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang
dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk
mengungkap data pemahaman siswa mengenai harga diri, yang sebelumnya diuji
cobakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket. Instrumen diberikan
sebelum dan sesudah layanan konseling realita untuk mengetahui pre-test dan
post-test.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif
pemberian layanan konseling realita terhadap pemahaman harga diri rendah pada
siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun
Ajaran 2012/2013, hal ini teruji dengan menggunakan uji t yang didukung dari
hasil pengujian diperoleh harga thitung = 5,852 dan harga ttabel = 2,353 jadi thitung >
ttabel, artinya hipotesis yang diajukan yang berbunyi bahwa dengan menerapkan

konseling realita dapat meningkatkan harga diri siswa kelas XI SMA Negeri 19
Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013, dapat diterima.

i

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Batasan Masalah ................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian................................................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Kerangka Teoritis ................................................................................. 10
1. Harga Diri ............................................................................................. 10
1.1 Pengertian Harga Diri .................................................................... 10
1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Diri .............................. 11
1.3 Ciri-ciri Harga Diri ......................................................................... 14
1.4 Aspek-aspek Harga Diri ................................................................. 14
1.5 Karakteristik Harga Diri ................................................................. 15

v

2. Konseling Realita ................................................................................. 21
2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................................ 21
2.2 Pengertian Konseling Realita ......................................................... 28
2.3 Tujuan Konseling Realita ............................................................... 31
2.4 Ciri-ciri Konseling Realita ............................................................. 32
2.5 Langkah-langkah Penerapan Konseling Realita............................. 33
2.6 Prosedur Konseling Realita ............................................................ 34
3. Penggunaan Konseling Realita untuk Meningkatkan
Harga Diri Siswa .................................................................................. 37

B. Kerangka Konseptual ............................................................................ 39
C. Hipotesa ................................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 41
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 41
B. Subjek Penelitian .................................................................................. 41
C. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 41
D. Desain Penelitian .................................................................................. 42
E. Langkah-langkah Penelitian ................................................................. 43
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
1. Angket .............................................................................................. 43
2. Kisi-kisi Angket ............................................................................... 45
3. Uji Validitas ..................................................................................... 46
4. Uji Realibilitas.................................................................................. 46
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 47

vi

H. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 49
B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................. 50
C. Hasil Analisis ....................................................................................... 52
D. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 64
1. Uji Validitas ..................................................................................... 64
2. Uji Reliabilitas ................................................................................. 64
E. Pengumpulan Data Penelitian .............................................................. 65
F. Analisa Data Penelitian ........................................................................ 66
1. Variabel Mengelola Harga Diri ....................................................... 66
2. Pre-Test ............................................................................................ 67
2. Post-Test ........................................................................................... 68
G. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 70
H. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73
A. Kesimpulan........................................................................................... 73
B. Saran .................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................... 77

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Skala Likert.............................................. 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Harga diri ............................................................. 45
Tabel 4.1 Aktifitas Pelaksanaan Konseling Individual ................................... 51
Tabel 4.2 Data Masalah Harga Diri Siswa I ................................................... 52
Tabel 4.3 Data Masalah Harga Diri Siswa II .................................................. 53
Tabel 4.4 Data Masalah Harga Diri Siswa III ................................................. 54
Tabel 4.5 Data Masalah Harga Diri Siswa IV................................................. 55
Tabel 4.6 Data Verbatim Konseling Realita Siswa I ...................................... 56
Tabel 4.7 Data Verbatim Konseling Realita Siswa II ..................................... 57
Tabel 4.8 Data Verbatim Konseling Realita Siswa III.................................... 59
Tabel 4.9 Data Verbatim Konseling Realita Siswa IV ................................... 60
Tabel 4.10 Data Verbatim Pelaksanaan Siswa I .............................................. 61
Tabel 4.11 Data Verbatim Pelaksanaan Siswa II ............................................. 62
Tabel 4.12 Data Verbatim Pelaksanaan Siswa III ............................................ 63
Tabel 4.13 Data Verbatim Pelaksanaan Siswa IV ........................................... 63
Tabel 4.14 Distribusi Hasil Harga Diri Siswa ................................................. 67
Tabel 4.15 Hasil Data Skor Pre-test ................................................................ 67
Tabel 4.16 Distribusi Data Pre-test kelas XI IA-3 ........................................... 68
Tabel 4.17 Hasil Data Skor Post-test ............................................................... 69
Tabel 4.18 Deskripsi Data Pre-test dan Post-test .......................................... 69
Tabel 4.19 Tabel r ........................................................................................... 99
Tabel 4.20 Tabel Nilai Kritik Distribusi ......................................................... 100

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Grafik Harga Diri Siswa Pre-test dan Post-Test ....................... 70

Gambar 1.

Suasana Tempat Penelitian........................................................ 137

Gambar 2.

Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling Realita (Pert. 1) ...... 138

Gambar 3.

Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling Realita (Pert. 2) ...... 138

Gambar 4.

Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling Realita (Pert. 3) ...... 139

Gambar 5.

Pelaksanaan Kegiatan Layanan Konseling Realita (Pert. 4) ...... 139

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Angket Harga Diri ................................................................... 77

Lampiran 2.

Uji Coba Angket Harga Diri Siswa .......................................... 80

Lampiran 3.

Uji Validitas Harga Diri Siswa ................................................. 82

Lampiran 4.

Uji Realibilitas Harga Diri Siswa ............................................. 85

Lampiran 5.

Angket Penelitian Harga Diri Siswa ......................................... 88

Lampiran 6.

Skor Angket Pre-test Harga Diri Siswa ................................... 91

Lampiran 7.

Perhitungan Harga Diri Siswa Pre-test .................................... 92

Lampiran 8.

Skor Angket Post-test Harga Diri Siswa ................................. 94

Lampiran 9.

Perhitungan Harga Diri Siswa Post-test ................................... 95

Lampiran 10. Pengujian Hipotesis .................................................................. 97
Lampiran 11. Satuan Layanan......................................................................... 99
Lampiran 12. Instrumen Evaluasi Layanan BK .............................................. 103
Lampiran 13. Aktifitas Pelaksanaan Konseling Individual............................. 111
Lampiran 14. Angket LAISEG ...................................................................... 112
Lampiran 15. Laporan Konseling ................................................................... 113

xi

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri
yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara
keseluruhan. Penilaian tersebut menunjukkan sejauh mana individu tersebut
menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,
orang tua, sekolah, teman sebaya, dan aktivitas sosial. Apabila penilaian tersebut
meningkat, maka sudah tentu harga diri seseorang itu akan meningkat pula.
Mengembangkan harga diri berarti mengembangkan keyakinan-keyakinan
pada diri sendiri bahwa kita mampu untuk hidup dan patut untuk berbahagia
dalam menghadapi kehidupan dengan penuh keyakinan, berbuat kebaikan, dan
optimisme yang semuanya akan membantu kita mencapai tujuan hidup yang
bahagia. Yang berarti bahwa dengan mengembangkan harga diri berarti
memperluas kapasitas untuk mencapai kebahagiaan.
Harga diri yang dimiliki remaja akan mempengaruhi perilakunya dalam
hubungan sosial dengan individu lain. Harga diri tinggi akan berpengaruh pada
perilaku positif. Sebaliknya harga diri rendah akan membawa pengaruh yang
kurang baik bagi perilaku individu. Harga diri memiliki pengaruh besar dalam
sikap remaja dalam kehidupan sehari-hari, remaja dengan harga diri rendah
cenderung bersikap negatif dalam perilakunya dan merasa tidak dihargai, tidak
diterima dan diperlakukan kurang baik oleh orang lain, sebaliknya remaja dengan

2

harga diri tinggi cenderung bersikap positif dalam perilakunya, individu mampu
melihat dirinya berharga, diterima dan diperlakukan baik oleh orang lain. Begitu
pula dalam konteks perilaku prososial, harga diri diperlukan agar remaja mampu
melakukan tindakan yang menuntut pengorbanan (ikhlas) untuk membantu orang
lain sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal harga diri sebagai “Gengsi”,
pada siswa remaja harga diri sering dikaitkan dengan berbagai tingkah laku khas
remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan, pacaran sampai prestasi.
Dari berbagai macam permasalahan yang dihadapi remaja, pada masa remaja ini
mereka berusaha untuk mencari identitas dirinya dan berusaha mencari status
sebagai seorang yang berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua. Proses
pembentukan identitas diri memiliki kaitan erat dengan bagaimana remaja
menilai atau mengevaluasi diri.
Dalam pembentukan identitas diri siswa yang memperoleh keberhasilan
secara sukses, maka siswa remaja tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Dalam hal ini Glesser (Corey, 2005:263) mengungkapkan bahwa sekolah
mungkin mengarahkan anak pada kegagalan karena sekolah lebih menunjukkan
wujud kurang perhatian secara pribadi kepada individu, Glesser juga mengamati
bahwa banyak anak-anak yang membutuhkan cinta dan harga diri yang semula
tidak ditemukan oleh remaja dirumah dan tidak ditemukan juga di sekolah
sehingga semakin meningkatkan identitas kegagalan. Akibat identitas kegagalan
maka kebutuhan siswa tersebut tidak terpenuhi khususnya dalam hal kebutuhan
harga diri.

3

Remaja dengan harga diri rendah akan lebih rentan berperilaku negatif dan
bermacam-macam bentuk perilaku negatif yang akan dilakukan siswa karena
harga diri dapat mempengaruhi perilaku seseorang (Clemes, 1995:3) sehingga di
sekolah secara tidak langsung siswa akan menghadapi masalah-masalah karena
perilaku negatif akibat harga diri rendah. Kurangnya harga diri pada siswa dapat
mengakibatkan masalah akademik penampilan sosial dan olahraga.
Harga diri merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi demi memperoleh
keberhasilan hidup dalam keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat. Sebagai
contoh remaja yang memiliki harga diri yang rendah, misalnya remaja tersebut
memiliki badan yang gemuk dan remaja tersebut berpikir bahwa dia tidak menarik
dengan badan yang gemuk sehingga dia tidak dapat berprestasi dibidang olah
raga, remaja tersebut tidak percaya diri dan malu dalam bergaul, sedangkan
remaja yang memiliki harga diri tinggi meskipun ia memiliki kekurangan tetapi
dia tetap optimis dan semangat memperbaiki kekurangan melalui hal yang lain
misalnya, dalam hal prestasi yang lain selain olahraga ia dapat cakap dalam
berbahasa Inggris dan lain lain dan memperbaiki penampilan fisiknya serta
mampu memahami bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan
yang dapat dibanggakan. Siswa yang memiliki harga diri rendah pada dasarnya
siswa tersebut tidak dapat memahami kenyataan yang ada pada dirinya.
Dalam permasalahan mengenai penampilan sosial, masalah akademik dan
olahraga, terdapat siswa yang memiliki harga diri rendah yang ditunjukkan
dengan adanya siswa yang tidak mudah menyesuaikan diri atau canggung dengan
lingkungan yang baru karena takut teman baru tidak dapat menerimanya.

4

Permasalahan akademik yaitu ditunjukkan dengan kurang percaya diri (PD) dalam
mengekspresikan pendapat yang dimilikinya, beberapa siswa yang berfikir bahwa
dia diasingkan temannya dan merasa bahwa dia tidak berharga di depan temantemannya, menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan seperti pada saat
waktu mata pelajaran tertentu siswa sering izin keluar kelas dan lama kembali ke
kelas lagi. Apabila siswa-siswa tersebut memiliki harga diri yang tinggi maka ia
akan dapat memahami realita yang ada pada dirinya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka sangatlah penting bagi siswa
remaja

untuk

dapat

mengembangkan

keterampilan-keterampilan

sosial,

kemampuan untuk menyesuaikan diri dan pentingnya harga diri. Permasalahannya
adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja yang
harus diperhatikan. Menurut hasil studi Davis dan Forsythe (Kurnia Sari Dewi,
2008) dalam kehidupan remaja terdapat delapan aspek yang menurut keterampilan
sosial (social skill) yaitu keluarga, lingkungan, kepribadian, rekreasi, pergaulan
dengan lawan jenis, pendidikan/sekolah, persahabatan dan solidaritas kelompok
dan lapangan kerja. Pembentukan harga diri pada remaja dipengaruhi oleh
beberapa lingkungan di antaranya lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya,
dan lingkungan sekolah. Harga diri yang baik yang selalu ingin diraih setiap orang
tidak akan dapat tercapai kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar
terhindar dari tekanan, kegoncangan, dan ketegangan jiwa yang bermacammacam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara
yang

objektif

serta

berpengaruh

bagi

kehidupannya,

serta

menikmati

kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan

5

berprestasi di sekolah. Ketidakmampuan remaja dalam memenuhi harga dirinya,
secara tidak langsung membawanya pada hal-hal kecil yang berdampak negatif
bagi perkembangan pribadi, sosial, dan pendidikannya sehingga hal yang
demikian dapat menimbulkan banyak permasalahan di sekolah.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh remaja di sekolah sudah pasti akan
disoroti banyak pihak di sekolah seperti guru bidang studi, wali kelas, wakil
kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling (BK) bahkan sampai kepada kepala
sekolah. Namun untuk mengatasi permasalahan siswa yang ada di sekolah di sini
guru BK yang harus bertindak karena guru BK memiliki kompetensi atau caracara untuk mengatasi dan menghadapi anak remaja dengan berbagai permasalahan
yang siswa hadapi walaupun pada kenyataannya ada sebagian staf pengajar yang
ikut dalam mengatasi permasalahan yang siswa alami. Guru BK dalam kaitan ini
adalah seseorang yang membantu menyelesaikan masalah remaja (siswa) di
sekolah. Dalam hal ini guru BK mempunyai pandangan atau cara masing-masing
untuk mengatasi masalah siswa tersebut.
Namun berdasarkan pengalaman selama menjadi siswa dan pengalaman
sewaktu praktek di lapangan (PPLT), guru BK lebih banyak memberi nasehat
dalam menyelesaikan masalah siswa. Bagi beberapa orang siswa yang mendapat
nasehat dari seorang konselor sudah memberi inspirasi bagi mereka dalam
menyelesaikan masalahnya, sehingga mereka dapat menyelesaikan sendiri
masalahnya. Akan tetapi bagi siswa lainnya pemberian nasehat ini justru dianggap
membosankan dan tidak berguna. Siswa seperti ini akhirnya enggan menceritakan
masalah kepada guru BK karena dianggap bukannya mendapatkan pemecahan

6

atas masalah yang dialami melainkan hanya mendapatkan nasehat-nasehat yang
ternyata tidak terlalu diinginkan oleh siswa. Jika demikian halnya, maka kondisi
pelayanan konseling di sekolah tidak efektif dalam mengentaskan masalah siswa.
Ketidakefektifan

layanan

bimbingan

dan

konseling

ditandai

dengan

ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa
tersebut seperti dalam hal penyesuaian diri yang salah, berdiam diri di kelas, tidak
berani mengatasi masalahnya sendiri, selalu bergantung pada orang lain,
cenderung untuk menarik diri atau bersikap over. Tidak jarang siswa akhirnya
membiarkan masalah yang dihadapinya terselesaikan dengan sendirinya tanpa
mencoba menemukan sendiri apa solusinya ataupun melakukan konseling dengan
guru BK. Penyelesaian masalah siswa seharusnya juga melibatkan siswa itu
sendiri yaitu dengan meningkatkan harga diri siswa yang rendah dalam mengatasi
masalah yang sedang dihadapi. Sehingga dengan meningkatnya harga diri siswa
tersebut dapat mengatasi setiap masalah yang dialaminya.
Berdasarkan hasil penelitian Eko Abdul Surozaq yang berjudul “Penerapan
Konseling kelompok Realita untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Berprestasi Kurang (Underachiever)” pada siswa kelas X-D SMA Negeri 3
Tuban. Dari hasil analisis menggunakan uji tanda diketahui ρ = 0,016 lebih kecil
dari α = 0,05 menunjukkan adanya perbedaan skor motivasi belajar siswa
berprestasi kurang (underachiever) antara sebelum dan sesudah penerapan
konseling kelompok realita. Sehingga dapat di simpulkan bahwa penerapan
konseling kelompok realita dapat meningkatkan motivasi belajar siswa berprestasi
kurang (underachiever).

7

Pada kenyataannya, proses dan model yang digunakan saat ini dalam layanan
bimbingan dan konseling di sekolah belum efektif dalam membantu siswa. Siswa
tidak memahami permasalahan yang sedang dihadapinya, karena pada saat
pemberian nasehat dalam proses konseling hanya membuat siswa mendengarkan
saja tanpa berfikir apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya
terutama dalam hal meningkatkan harga diri siswa.
Berdasarkan fenomena di atas, untuk mengetahui pencapaian keberhasilan
siswa dalam mengatasi permasalahan dalam meningkatkan harga diri siswa,
maka diperlukan suatu penelitian yang mencoba mengaitkan konseling realita
yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan harga diri rendah siswa. Oleh
karena itu dari latar belakang yang ada, maka peneliti merasa penting dan tertarik
untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan hal di atas dan
mengangkatnya ke dalam judul penelitian: MENINGKATKAN HARGA DIRI
SISWA MELALUI PENERAPAN KONSELING REALITA DI KELAS XI
SMA NEGERI 19 MEDAN KECAMATAN SERUWAI BELAWAN
TAHUN AJARAN 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang di identifikasi akibat ketidakmampuan mengelola
perubahan tersebut antara lain:
1.

Bentuk rasa rendah diri siswa yang tidak dapat membedakan yang benar
dan salah sehingga tidak berani mengatasi masalahnya sendiri dan selalu
bergantung pada orang lain.

8

2.

Kurangnya harga diri pada siswa menyebabkan siswa cenderung untuk
menarik diri atau menjadi agresif di dalam kelas, berdiam diri di kelas,
mengasingkan diri, siswa menjadi stress, dan bahkan enggan mengikuti
konseling. Pemberian nasehat yang dilakukan dalam konseling tidak
selalu berhasil membantu siswa dalam mengatasi masalah yang
dihadapi.

C. Batasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian dan permasalahan yang hendak diulas dalam
penelitian ini serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda-beda
maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan diteliti, maka penulis
membatasi penelitian ini hanya pada “Meningkatkan Harga Diri Siswa Melalui
Penerapan Konseling Realita di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan
Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Melalui Penerapan
Konseling Realita Dapat Meningkatkan Harga Diri Siswa di Kelas XI SMA
Negeri 19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013”

9

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan
Harga Diri Siswa melalui Penerapan Konseling Realita di kelas XI SMA Negeri
19 Medan Kecamatan Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013”

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1.

Sekolah sebagai bahan masukan yang memberikan pengetahuan berarti
bagi

ilmu pengetahuan khususnya

dalam hubungannya

dengan

peningkatan harga diri siswa serta mengetahui pentingnya ditempatkan
guru BK yang dari lulusan BK.
2.

Sebagai bahan masukan siswa dalam memberikan informasi dan
pemahaman tentang pentingnya harga diri.

3.

Memberikan informasi dan sebagai bahan masukan bagi guru BK dalam
penelitian atau penerapan model bimbingan dan konseling yang sesuai
untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa serta
memotivasi siswa untuk mampu meningkatkan harga diri.

4.

Sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam melaksanakan tugasnya
sebagai calon pendidik (konselor) di masa yang akan datang.

73

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling realita
dapat meningkatkan harga diri siswa di kelas XI SMA Negeri 19 Seruwai
Belawan Tahun Ajaran 2012/2013, hal ini diketahui dari hasil perhitungan
diperoleh harga thitung> ttabel = 5,852 > 2,353. Maka hipotesanya yang menyatakan,
dengan penerapan konseling realita dapat meningkatkan harga diri siswa di kelas
XI IA SMA Negeri 19 Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013, dapat diterima.

A. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
yaitu:
1.

Diharapkan guru BK lebih peduli dalam upaya meningkatkan harga diri
siswa, seperti mengembangkan keyakinan pada diri siswa bahwa mereka
mampu untuk hidup dan patut untuk berbahagia dalam menghadapi
kehidupan dengan penuh keyakinan, berbuat kebaikan, dan optimisme
antara lain melalui konseling realita.

2.

Diharapkan siswa dapat meningkatkan harga diri dengan jalan
memperluas kapasitas untuk mencapai kebahagian, karena harga diri
merupakan

kebutuhan

yang

harus

dipenuhi

demi

keberhasilan hidup keluarga, sekolah dan masyarakat.

memperoleh

74

3. Mengingat bahwa penerapan konseling realita dapat meningkatkan harga
diri siswa maka selayaknya konseling realita dapat dilaksanakan secara
kontiniu.

75

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Sumarsihi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Boeree.Dr.C.George. 2006. Personality Theories. Jogjakarta: Prismasophie
Clemes B, Harris, Reynold. 1995. Bagaimana Kita Meningkatkan Harga Diri
Anak. Diterjemahkan oleh A.A Nugroho.Bandung: Bina Rupa Aksara.
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Rafika Aditama.
. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Rafika Aditama.
Dewi, Kurnia S. 2008. Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Penerapan
Konseling Realita di SMA Negeri 4 Medan T.A 2008/2009. Medan:
Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak dipublikasikan.
Gunarsa, Singgih D. 1992.Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: GunungMulia.
Latipun. 2005. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press
. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press
Marcella. 2011. Tingkat Harga Diri Mahasiswi dalam Menggunakan Tiruan Tas
Bermerek.(online),(http://thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisDoc/marellpdf)
diakses 12 Maret 2012
Organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow, 2006 diakses 15 Maret 2012
Prayitno dan Amti, Erman.1994. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Prayitno, 2004. Layanan Konseling Perorangan. Padang: Universitas Negeri
Padang
Rahmawati, A, S. Harga Diri pada Remaja Obesitas.(Online)
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1918) diakses 16 Maret 2012
Samadi,Farzaneh. 2004. Bersahabat Dengan Putri Anda. Jakarta: Pustaka Zahra

76

Santrock. J. W. 2004. Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sriati, Aat. 2008. Harga Diri Remaja. (online),
(http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/publikasidosen/HARGADIRI.pdf
diakses 07 mei 2012
Tambunan, SautPoltak. 2009. Harga Diri. ERLANGGA
Wida dan Hadi. Penerapan Konseling Realita Untuk Meningkatkan Harga Diri
Siswa(online),(http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/5.ARTIKEL_WIDA_
dan_Hadi.pdf) diakses 12 Maret 2012.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek.Bandung:
ALFABETA.
Winkel, W. S. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.Jakarta:
Grasindo.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HARGA DIRI (SELF ESTEEM) SISWA ANTARA POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN DEMOKRATIS KELAS X DI SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN TAHUN AJARAN 20152016

4 40 151

PENGGUNAAN KONSELING SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 9 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

1 19 79

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

2 27 61

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 70

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH

0 0 5

HUBUNGAN HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 58 JAKARTA

0 0 6

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KKPI MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 73

PENERAPAN MODEL KONSELING GESTALT TEKNIK KURSI KOSONG UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DI DEPAN KELAS XI SMA 1 MEJOBO TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

1 2 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 15

PENERAPAN MODEL KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI RENDAHNYA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP LAWAN JENIS SISWA KELAS XI SMA N 1 KAYEN PATI

0 0 20