MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE BERNYANYI PADA Meningkatkan Pemahaman Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode Bernyanyi Pada Kelompok B Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari – Pemalang.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN
MORAL MELALUI METODE BERNYANYI PADA
KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL
KENDALSARI – PEMALANG

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat S-1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

RIZKA MAZIDA
A 520090117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013

PENGESAHAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL
MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B DI TK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KENDALSARI _ PEMALANG
Diajukan Oleh

:

RIZKA MAZTDA
A 520090117
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada

Tanggal

6 Desember 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji

1.


Drs. Hasto Daryanto, M.Pd

2.

Drs. Djaelani, M.Pd

3.

Aryati Prasetyarini. M.Pd

Surakarta
Muhammadiyah
Surakarta
[[as
dan Ilmu Pendidikan
ill,-."-@:r

'/ t:{ ,,, ,'-+.t\


i'g;jffii:

wffi

ll1

SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama

:

Rizka Mazida

NIM

:


A 520 090 117

Fakultas/Jurusan

:

FKIP / Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jenis

:

Skripsi

Judul

:

MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL
MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B DI TK

AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KENDALSARI – PEMALANG
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan,
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta,
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta,

Nopember 2013

Yang Menyatakan


( Rizka Mazida )

ABSTRAK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL
MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B DI TK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KENDALSARI – PEMALANG
Rizka Mazida, A 520090117, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Nopember 2013, 97 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman nilai agama moral anak
kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari–Pemalang melalui metode
bernyanyi. Penelitian diawali dengan kegiatan prasiklus dan selanjutnya penelitian
tindakan kelas (PTK) dalam tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri dari perencanaan
(planning), pelaksanaan (action), pengumpulan data (observing) dan refleksi
(reflecting). Jumlah siswa kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari –
Pemalang sebanyak 25 anak, terdiri dari 14 siswa dan 11 siswi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan diskusi.
Teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi
dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan data yang berupa angka atau data

kuantitatif dianalisis dengan cara menghitung persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar nilai agama
moral siswa pada masing-masing siklus, yakni siklus I sebesar 70,66%; siklus II
sebesar 89,34%; dan siklus III sebesar 100%. Berdasarkan data di atas dapat
disimpulkan bahwa melalui metode bernyanyi dapat meningkatkan pemahaman
nilai agama moral anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari–
Pemalang.
Kata kunci : nilai agama moral, metode bernyanyi
Pendahuluan
Pendidikan begitu penting di usia dini karena merupakan gerbang awal
memasuki pendidikan serta investasi masa depan untuk mengejar cita-cita yang
diinginkan (Hariwijaya dan Sukaca, 2009:15-16). Anak-anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang
berkarakter pula. Usaha agar anak-anak memiliki pribadi yang berkarakter baik,
merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat dan harus
dilakukan secara terencana, terfokus dan komprehensif (Aisyah, 2007:8 dalam
Kuntjojo, 2011). Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki seorang anak untuk
menjadi seorang manusia yang baik dan benar adalah memiliki sikap dan nilai
moral yang baik dalam berperilaku sebagai umat Tuhan, anak, anggota keluarga
dan anggota masyarakat (Zaman, 2013).

Usia Taman Kanak-kanak adalah saat yang paling baik bagi guru Taman
Kanak-kanak, untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan nilai, moral, dan agama
kepada anak Taman Kanak-kanak. Walaupun peran orang tua sangatlah besar
dalam membangun dasar moral dan agama bagi anak-anaknya, peran guru TK
1

juga tidaklah kecil dalam meletakkan dasar moral dan agama bagi seorang anak,
karena biasanya anak Taman Kanak-kanak senang menuruti perintah gurunya.
Dengan diberikannya landasan pendidikan moral dan agama kepada anak TK,
seorang anak TK dapat belajar membedakan perilaku yang benar dan salah. Oleh
karena itu seorang guru TK harus selalu berupaya dengan berbagai cara agar dapat
membimbing anak seusia TK agar mempunyai kepribadian yang baik, yang
dilandasai dengan nilai moral dan agama (Zaman, 2013).
Guru harus pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan
digunakan untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar pesan moral yang
ingin disampaikan dapat benar-benar sampai dan dipahami anak untuk bekal
kehidupan di masa depan (Murdiono, 2008). Metode yang memungkinkan anak
dapat melakukan hubungan atau sosialisasi dengan yang lain, akan sesuai dengan
kebutuhan dan minat anak (Moeslichatoen, 1999 dalam Murdiono, 2008). Salah
satu metode yang sesuai dengan karakteristik dunia anak adalah bernyanyi.

Metode bernyanyi adalah suatu pendekatan pembelajaran secara nyata yang
mampu membuat anak senang dan bergembira. Anak diarahkan pada situasi dan
kondisi psikis untuk membangun jiwa yang bahagia, senang menikmati
keindahan, mengembangkan rasa melalui ungkapan kata dan nada (Murdiono,
2008).
Berdasarkan hasil observasi pada peserta didik kelompok B di TK ABA
Kendalsari, menunjukkan bahwa hasil belajar nilai agama dan moral peserta didik
masih rendah. Jumlah anak didik kelas B1 di TK ABA Kendalsari tahun
2003/2004 adalah 25 anak, terdiri dari 14 siswa dan 11 siswi. Hasil observasi
menunjukan bahwa 48% anak sama sekali belum mampu (kurang baik), 36% anak
mampu dengan bantuan (cukup baik) dan hanya 16% anak mampu tanpa bantuan
guru (baik). Hal itu merupakan suatu permasalahan yang harus diatasi. Menyadari
akan permasalahan yang muncul sebagaimana diuraikan diatas, maka penulis
ingin melakukan penelitian dengan judul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN
NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE BERNYANYI PADA
KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KENDALSARI –
PEMALANG”
Landasan Teori
Nilai agama moral adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung
petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama.

Contohnya petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara (www.belajar.kemdiknas.go.id). Nilai menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia karangan Poerwadarminta (2007:801) adalah harga, hal-hal yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai adalah harga, makna, isi, dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga
bermakna secara fungsional (Djahiri, 1999). Nilai difungsikan untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan seseorang, karena nilai dijadikan
stkitar perilaku (Kusumaningrum, 2012). Pengertian moral/ moralitas secara
umum adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai
moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku
(Suseno, 1998 dalam artikel Pamungkas, 2012). Menurut Ouska dan Whellan

(1997) dalam artikel Pamungkas (2012), moral adalah prinsip baik-buruk yang
ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam
diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral
dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk
sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan
demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki
moral

dalam
mematuhi
maupun
menjalankan
aturan.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Nilai agama moral perlu ditanamkan sejak dini karena anak usia dini
dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia, belum mengetahui tata
krama, sopan santun, aturan, norma, etika dan berbagai hal lain yang terkait
dengan duniawi. Berbagai pengaruh baik atau buruk akan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan nilai agama moral. Pengaruh agama berasal dari
dalam dan luar diri anak. Pengaruh yang paling baik adalah melalui pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Penelitian dari Setiawati (2006) menyebutkan bahwa secara umum
pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu mengembangkan seluruh
potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara
optimal pada anak dalam lingkungan pendidikan kondusif, demokratis, dan
kompetitif (Puskur, 2002). Terkait dengan tujuan tersebut kompetensi dan hasil
belajar yang ingin dicapai pada anak usia dini adalah kemampuan melakukan
ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama (Acuan
menu pembelajaran PAUD, 2002). Lebih spesifik lagi PUSKUR (2002) dalam
membuat peta kompetensi pada pendidikan anak usia dini untuk anak usia 1
hingga 3 tahun diupayakan untuk menanamkan kebiasaaan baik dan sopan santun
agar kehidupan sehari-hari anak menjadi baik dan untuk anak usia 4 hingga 6
tahun ditanamkan agar anak percaya akan ciptaan Allah, mencintai sesama dan
dapat mematuhi aturan yang menyangkut etika perbuatan. Salah suatu usaha
untuk mengembangkan anak-anak usia dini agar menjadi pribadi-pribadi yang
bermoral atau berkarakter baik menurut moral agama adalah menggunakan
metode pembelajaran dengan metode yang menarik dan menyenangkan.
Metode bernyanyi adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan
cara berdendang, dengan menggunakan suara yang merdu, nada yang enak
didengar dan kata-kata yang mudah dihapal (Depdikbud, 1994). Nyanyian
merupakan alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi.
Nyanyian memiliki fungsi sosial selama nyanyian itu dikomunikasikan. Kekuatan
nyanyian pada fungsi ini dapat kita lihat pada pendidikan. Melalui nyanyian,
kita berupaya membantu diri anak menuju kedewasaan dalam hal
menumbuhkembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan rasa sosial anak.
Metode menyanyi dipergunakan guru untuk memberikan pengalaman
belajar yang unik dan menarik, membangkitkan semangat, menimbulkan rasa
senang dan gembira dalam diri anak didik. Melalui kegiatan menyanyi guru
dapat meningkatkan jiwa seni dan sastra dalam diri anak didik, guru juga

dapat mencerdaskan akal, membina jiwa dan meningkatkan daya imajinasinya
serta dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak didik.
Hal yang sangat perlu diwaspadai adalah bahwa nyanyian (musik)
anak-anak yang beredar disertai dengan syair merupakan induksi yang amat
kuat dan dapat mempengaruhi perilaku anak. Jika syair lagu anak-anak
mengandung hal-hal umpatan seperti kata “rasain”, anak-anak akan dengan
mudah terpengaruh perilakunya, dan hal ini cenderung membentuk sikap dan
perilaku negatif terhadap diri orang lain. Sebaliknya jika syair-syair musik
lebih menonjolkan aspek kasih sayang contoh lagu “kasih ibu” dan
penghargaan atas alam semesta contoh lagu “pelangi”, sikap dan perilaku anak
terhadap lingkungan sosial dan amalnya akan menjadi lebih positif (Satiadarma,
2002).
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka
dalam penelitian ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
1. Metode bernyanyi adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara
berdendang, dengan menggunakan suara yang merdu, nada yang enak
didengar dan kata-kata yang mudah dihapal.
2. Nilai adalah harga, hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
3. Moral berarti tata cara, kebiasaan dan adat dan biasanya selalu terkait dengan
kebiasaan, aturan atau tatacara suatu masyarakat tertentu.
4. Agama adalah suatu keimanan yang diyakini oleh pikiran, diresapi oleh
perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perkataan dan sikap.
Penanaman nilai agama moral yang diberikan sejak usia dini bertujuan
untuk membekali anak-anak di masa depan agar dapat memiliki kebiasaan dan
tingkah laku yang baik. Metode bernyanyi dengan nyanyian bernilai agama moral
sangat berperan penting terhadap perkembangan nilai agama moral anak. Melalui
metode ini diharapkan anak-anak mudah memahami pesan nilai agama moral
yang disampaikan.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan sebagai
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang ada. Berdasarkan kerangka
pemikiran di atas maka hipotesis yang dapat disusun adalah metode bernyanyi
dapat meningkatkan nilai agama moral anak kelompok B di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Kendalsari, Pemalang.
Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Desa Kendalsari Kecamatan Petarukan, Pemalang dengan subjek penelitian adalah
siswa kelompok B dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak, terdiri dari 14 siswa
dan 11 siswi. Waktu penelitian dilaksanakan terhitung dari saat pengumpulan data
hingga penulisan hasil penelitian. Waktu penelitian diperkirakan 3 (tiga) bulan,
dimulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2013, dilaksanakan pada

semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian terlebih dahulu dimulai dengan
prasiklus. Prasiklus merupakan kegiatan observasi awal yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang sesungguhnya sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan penelitian. Siklus penelitian dilakukan setelah kegiatan prasiklus telah
selesai. Siklus penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 3 (tiga) siklus, masingmasing meliputi Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action),
Pengamatan (Observing), Refleksi (Reflecting).
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang
meliputi dokumen atau arsip, anak didik dan guru. Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data adalah triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan
diskusi. Instrumen digunakan untuk mendeteksi data yang diperoleh sehingga
diharapkan akan berkaitan dengan masalah penelitian. Instrumen penelitian (alat
pengumpul data) dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi observasi dan
diskusi. Teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan
dokumentasi dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan data yang berupa
angka atau data kuantitatif dianalisis dengan cara menghitung persentase.
Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitan yang digunakan yaitu (1) Observasi atau pengamatan
merupakan penilaian yang dillakukan dengan mengamati perilaku dan aktivitas
anak dalam suatu waktu atau kegiatan. Dalam penelitian ini, ada dua (2)
instrumen observasi yang digunakan yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengukur
tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran peningkatan nilai agama
moral, 2) Lembar observasi penerapan penelitian tentang peningkatan nilai agama
moral melalui metode bernyanyi. Prosedur penyusunan dan pengisian lembar
observasi jenis 1 (tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
peningkatan nilai agama moral) antara lain sebagai berikut (a) Mempersiapkan
lembar observasi yang berisi indikator dan telah dijabarkan menjadi butir-butir
amatan (b) Menentukan skor penilaian dengan angka 1 (anak sama sekali belum
mampu (kurang baik)), angka 2 (anak mampu dengan bantuan (cukup baik)) dan
angka 3 (anak mampu tanpa bantuan guru (baik)). (c) Melaksanakan observasi
selama proses pembelajaran, mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar
sampai dengan mengerjakan tugas, (d) Mencatat hasil observasi dengan mengisi
lembar observasi yang telah dipersiapkan (2) Dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, agenda, foto.
Indikator Penelitian
Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila tingkat ketuntasan belajar siswa telah
mencapai persentase sebesar 90%. Indikator pencapaian dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, hasil belajar siswa
secara individual, serta persentase ketuntasan belajar anak didik secara klasikal.

Hasil Penelitian
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan
observasi pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui
pemahaman nilai agama moral anak sebelum dilaksanakan tindakan dengan
menerapkan metode bernyanyi. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di TK ABA
Kendalsari banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru
selanjutnya meminta anak didik untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa)
atau kegiatan lainnya, hal ini menyebabkan pembelajaran tidak menarik dan
monoton. Hampir sebagian anak didik merasa bosan, sehingga mereka memilih
untuk bermain sendiri dan sedikit yang bisa memahami. Hal ini juga
menyebabkan kegiatan pembelajaran nilai, moral dan agama belum mencapai
hasil maksimal. Hasil pengamatan prasiklus menunjukkan bahwa 16% masuk ke
dalam kategori baik (anak mampu tanpa bantuan guru), 36% anak mampu dengan
bantuan (cukup baik), 48% anak sama sekali belum mampu (kurang baik).
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan
pemahaman nilai agama moral anak didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Kendalsari, Pemalang melalui metode bernyanyi.
Hasil tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa 29,33 masuk ke dalam
kategori baik (anak mampu tanpa bantuan guru), 41,33% anak mampu dengan
bantuan (cukup baik), 29,33% anak sama sekali belum mampu (kurang baik).
Hasil kegiatan pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan nilai,
moral dan agama yang guru sampaikan melalui metode bernyanyi. Hasil evalusi
pada siklus I menunjukkan data yang positif, di mana terjadi kenaikan persentase
kategori cukup baik dan baik, sebaliknya kategori kurang baik menurun.
Meskipun demikian, hasil tersebut belum maksimal sehingga perlu diadakan
perbaikan pada siklus II. Hasil diskusi dan refleksi dengan guru kelas
menyimpulkan bahwa ada dua faktor yang perlu diperbaiki, yakni peneliti perlu
mematangkan perencanaan penelitian yang akan dilakukan pada siklus berikutnya
serta meningkatkan kepercayaan diri dalam mengajar.
Hasil tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa 50,67% masuk ke dalam
kategori baik (anak mampu tanpa bantuan guru), 38,67% anak mampu dengan
bantuan (cukup baik), 10,67% anak sama sekali belum mampu (kurang baik).
Hasil kegiatan pembelajaran siklus II lebih baik daripada siklus I. Hal ini terlihat
dari peningkatan persentase kategori cukup baik dan baik yang cukup signifikan.
Namun, hasil tersebut masih perlu dilanjutkan pada siklus III karena anak didik
belum mencapai tuntas 90%.
Hasil tindakan pada siklus III menunjukkan bahwa 85,33% masuk ke dalam
kategori baik (anak mampu tanpa bantuan guru), 14,67% anak mampu dengan
bantuan (cukup baik), 0% anak sama sekali belum mampu (kurang baik).
Berdasarkan pengamatan dari guru kelas, kegiatan pembelajaran siklus III sudah
baik. Anak didik telah banyak memahami materi pembelajaran dengan baik. Hal
ini terlihat dari kemampuan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan
hasil belajarnya.

Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, siklus II, dan siklus III
dapat diketahui bahwa pemahaman nilai agama moral (NAM) anak telah
mengalami peningkatan. Kenaikan yang dialami oleh siswa pada tiap siklus yakni
sebagai berikut:
a. Pada pra siklus (52%) ke siklus I (70,66%) kenaikan skor NAM sebesar
18,66%
b. Pada pra siklus (52%) ke siklus II (89,34%) kenaikan skor NAM sebesar
37,34%
c. Pada pra siklus (52%) ke siklus III (100%) kenaikan skor NAM sebesar 48%
Melihat peningkatan-peningkatan persentase di setiap siklusnya peneliti
berpendapat bahwa guru dan metode pembelajaran mempunyai pengaruh besar
terhadap proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
harus tepat, agar proses pembelajaran berlangsung menyenangkan namun serius
sehingga indikator dapat dicapai oleh anak didik dengan baik.
Penelitian Setiawati (2006) menyebutkan bahwa, pertumbuhan dan
perkembangan fisik, kognitif, emosi dan sosial anak dipengaruhi oleh penanaman
moral dan nilai-nilai agama. Penanaman moral dan nilai-nilai agama pada anak
tidak sekedar kegiatan rutinitas dalam ibadah tetapi lebih tepat ditanamkan secara
langsung, konkrit dan sesuai dengan bahasa anak dalam perilaku kesehariannya.
Menurut Murdiono (2008), beberapa metode penanaman nilai agama moral yang
biasa digunakan adalah sebagai berikut: bercerita, bermain, karya wisata,
bernyanyi, outbond, pembiasaan, teladan, syair dan diskusi. Sedangkan menurut
Tiurma (2003), metode bernyanyi merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi
anak, yang bisa dimanfaatkan oleh para pendidik untuk menyampaikan materi.
Hal ini terbukti dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti, bahwa metode
bernyanyi dapat meningkatkan pemahaman nilai agama moral anak didik
kelompok B di TK ABA Kendalsari, Pemalang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dari siklus I,
siklus II, dan siklus III serta berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bernyanyi dapat
meningkatkan pemahaman nilai agama moral anak kelompok B TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Kendalsari–Pemalang. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase
perkembangan kemandirian pada anak.
Saran
Setelah menganalisis hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran sebagai bahan
perbandingan dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dan juga sebagai
pembangun dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran. Saran tersebut
antara lain:
1. Guru harus lebih kreatif dalam memberikan materi pembelajaran pada anak
agar anak lebih tertarik sehingga materi yang mengandung pesan dan nilai
agama moral dapat tersampaikan.

2. Metode bernyanyi dapat lebih dimaksimalkan dengan media pembelajaran atau
memadukan dengan permainan atau gambar sehingga anak merasa lebih
senang.
3. Guru dapat memberikan pujian pada anak yang dapat melakukan kegiatan yang
diberikan oleh guru dan memberikan semangat pada anak didik yang belum
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga anak akan
merasa senang jika ditunjuk oleh guru meskipun belum mampu melaksanakan
perintah guru dengan baik.
4. Orang tua hendaknya membimbing anak belajar di rumah dan dapat
memberikan stimulus terhadap pemahaman nilai agama moral anak. Orang tua
hendaknya selalu memberikan kebebasan dan motivasi pada anak, sehingga
terpenuhinya rasa ingin tahu anak.
Daftar Pustaka
Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka, dalam Kuntjojo. 2011.
Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama Anak Usia Dini. Diakses pada
tanggal 8 Februari 2013 melalui
http://pg-paud.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
Hariwijaya, M. dan Sukaca, B. E. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak
dengan Pendidikan Sejak Dini. Yogyakarta: Mahadhika Publishing.
Kusumaningrum, Utami. 2012. Pancasila sebagai Sistem Etika. Diakses
pada tanggal 8 Februari 2013 melalui http://prezi.com/6ureviz0l0mu/pancasilasebagai-sistem-etika/.
Moeslichatoen, R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Rineka Cipta dalam Murdiono, Mukhamad. 2008. Jurnal Kependidikan:
Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Volume 38, Nomor 2.
Diakses
pada
tanggal
8
Februari
2013
melalui
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/38208167186_0125-992X.pdf.
Murdiono, Mukhamad. 2008. Jurnal Kependidikan: Metode Penanaman
Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Volume 38, Nomor 2. Diakses pada tanggal 8
Februari 2013 melalui http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/38208167186_0125992X.pdf.
Pamungkas, Tetuko J. 2012. Pengertian Moral dalam PKn. Diakses pada
tanggal 8 Februari 2013 melalui
http://www.tetukoinposting.com/2012_07_01_archive.html.
Poerwadarminta, WJS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka dalam Murdiono, Mukhamad. 2008. Jurnal
Kependidikan: Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Volume

38, Nomor 2. Diakses pada tanggal 8 Februari 2013
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/38208167186_0125-992X.pdf..

melalui

PUSKUR. 2002. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Balitbang Depdiknas, dalam Setiawati, F.A. 2006. Paradigma:
Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama pada Anak Usia Dini: Bukan Sekedar
Rutinitas. No. 02 Th I. Diakses pada 8 Februari 2013, melalui
http://eprints.uny.ac.id/4836/1/PENDIDIKAN_MORAL_DAN_NILAI_AGAMA.
pdf.
PUSKUR. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Balitbang Depdiknas, dalam Setiawati, F.A. 2006. Paradigma:
Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama pada Anak Usia Dini: Bukan Sekedar
Rutinitas. No. 02 Th I. Diakses pada 8 Februari 2013, melalui
http://eprints.uny.ac.id/4836/1/PENDIDIKAN_MORAL_DAN_NILAI_AGAMA.
pdf.
Setiawati, F.A. 2006. Paradigma: Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai
Agama pada Anak Usia Dini: Bukan Sekedar Rutinitas. No. 02 Th I. Diakses pada
8 Februari 2013, melalui
http://eprints.uny.ac.id/4836/1/PENDIDIKAN_MORAL_DAN_NILAI_AGAMA.
pdf.
Tiurma, N. 2013. Pendidikan Seni Melalui Kegiatan Bernyanyi pada Anak
Usia Dini. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal
8 Februari 2013 melalui http://ejournal.unesa.ac.id/article/3025/62/article.pdf.
Zaman, Badru. 2010. Strategi Pengembangan Moral dan Agama di Taman
Kanak-Kanak.
http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/desain-ptk-model-kurt-lewin.html
http: www.belajar.kemdiknas.go.id

Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN NILAI AGAMA MORAL ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK Mengembangkan nilai agama moral anak melalui permainan tradisional congklak pada anak kelompok B di tk aisyiyah 16 ngringo jaten karanganyar Tahun ajaran 2013/

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK B BUSTANUL ATHFAL Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains Melalui Metode Eksperimen Di Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Palur I Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2013 /20

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK B BUSTANUL ATHFAL Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains Melalui Metode Eksperimen Di Kelompok B Bustanul Athfal Aisyiyah Palur I Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2013 /20

0 1 13

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA GADEN III Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Ajaran

0 2 17

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA Pengembangan Nilai-Nilai Moral Dan Agama Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aba Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Aj

1 2 14

MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE BERNYANYI PADA Meningkatkan Pemahaman Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode Bernyanyi Pada Kelompok B Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari – Pemalang.

0 1 16

PENDAHULUAN Meningkatkan Pemahaman Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode Bernyanyi Pada Kelompok B Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari – Pemalang.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Pemahaman Nilai Agama Dan Moral Melalui Metode Bernyanyi Pada Kelompok B Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kendalsari – Pemalang.

0 1 4

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERNYANYI.

0 31 41

Meningkatkan Penerapan Nilai Agama dan Moral Melalui Metode Demonstrasi di Kelompok B TK Karya Thayyibah Nupabomba | Nurlaela | Bungamputi 7246 24131 1 PB

0 0 11