EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali).

(1)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL

(Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

Naskah Publikasi

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

HENDRI SETYO KRISTANTO NIM : D 100 060 006 NIRM : 06 6 106 03010 6 0006

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

ABSTRAKSI

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

Simpang Bangak merupakan salah satu simpang bersinyal di Kabupaten Boyolali. Arus lalu lintas yang melalui simpang ini adalah arus menuju ke Solo, Boyolali dan ke Simo, yang merupakan daerah komersial. Simpang Bangak mempunyai potensi yang dapat menimbulkan kemacetan, karena banyaknya bus dan angkutan umum yang berhenti di dekat simpang untuk mencari penumpang serta kendaraan berat yang melewati simpang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik arus lalu lintas dan kinerja simpang.

Jenis data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data geometrik jalan, data kondisi lingkungan, data arus lalu lintas, dan data waktu sinyal. Pencatatan arus lalu lintas dibagi dalam kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor, pengambilan dilakukan pada hari senin 1 Juli 2013. Sedangkan untuk data sekunder yang berupa data jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut dianalisis untuk mencari kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.

Pengaturan sinyal di Simpang Bangak Boyolali diatur dalam 3 fase dengan fase 1 yaitu pendekat Timur dengan siklus 80 detik, fase 2 yaitu pendekat Barat dengan siklus 80 detik, dan fase 3 yaitu pendekat Utara dengan siklus 100 detik.Kinerja simpang Bangak Boyolali dapat dilihat dari nilai kapasitas (pendekat Timur 900,144 smp/jam, pendekat Barat 959,364 smp/jam, pendekat Utara 140,154 smp/jam), derajat kejenuhan simpang (pendekat Timur 0,55, pendekat Barat 0,52, pendekat Utara 0,73), panjang antrian (pendekat Timur 46,667 m, pendekat Barat 59,999 m, pendekat Utara 57,14 m), jumlah kendaraan terhenti (pendekat Timur 368 smp/jam, pendekat Barat 460 smp/jam, pendekat Utara 165 smp/jam) dan tundaan (pendekat Timur 24,662 detik/smp, pendekat Barat 34,478 detik/smp, pendekat Utara 98,938 detik/smp).


(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan transportasi seperti kemacetan, pulusi udara, kecelakaan, antrian maupun tundaan biasa dijumpai dengan tingkat kualitas yang rendah maupun besar. Permasalahan tersebut sering dijumpai di beberapa kota di Indonesia termasuk di Boyolali.

Kabupaten Boyolali adalah salah satu kabupaten di jawa Tengah yang merupakan lintas jalur penghubung antara Semarang dan Surakarta. Boyolali juga dikenal sebagai kota industri dan pariwisata yang banyak menarik minat penduduk kota lain untuk berkunjung ke kota Boyolali, sehingga secara tidak langsung menambah padatnya arus lalu lintas di Boyolali dan dipelukan adanya manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas, khusunya di daerah persimpangan.

Simpang Bangak merupakan salah satu dari simpang bersinyal di Boyolali. Arus lalu lintas yang melalui simpang tersebut adalah arus dari dan menuju semarang, Boyolali dan Surakarta. Tipe lingkungan jalan sekitar simpang Bangak merupakan daerah komersial, hal ini bisa dilihat dengan adanya pertokoan, pasar, bengkel, dan rumah makan, yang mengakibatkan kemacetan pada jalan tersebut. Tedapat aktifitas pada pendekat simpang seperti angkutan umum yang berhenti untuk menaikan atau menurunkan penumpang serta kendaraan yang keluar masuk di samping jalan dari lingkungan sekitar simpang.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik dan kinerja dari simpang Bangak Kabupaten Boyolali.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah karakteristik lalu lintas di simpang bangak?

2) Bagaimana kinerja simpang Bangak dalam memberikan layanan terhadap lalu lintas yang ada?


(5)

C. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan arah penelitian maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:

1) Lokasi penelitian berada di simpang tiga Bangak, Kab Boyolali.

2) Perhitungan, analisa dan pembahasan menggunakan metode yang digunakan oleh Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

3) Data studi di ambil dari survey lapangan yang mencakup survey lalu lintas dan survey geometrik jalan.

4) Penurunan nilai derajat kejenuhan dengan cara merubah waktu siklus.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Mengetahui karakteristik simpang Bangak yakni volume lalu lintas pada simpang tersebut.

2) Mengetahui kinerja simpang Bangak, meliputi : kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Menambah pengetahuan dalam mengevaluasi tingkat kinerja pada simpang bersinyal.

2) Menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan kondisi langsung di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Simpang

Berdasarkan pengaturan arus lalu lintas pada simpang, simpang dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Simpang Tidak Bersinyal

Jenis simpang jalan yang paling banyak dijumpai di perkotaan adalah simpang jalan tak bersinyal. Jenis ini cocok diterapkan apabila arus lalu lintas di


(6)

jalan minor dan pergerakan membelok sedikit. Namun apabila arus lalu lintas di jalan utama sangat tinggi sehingga resiko kecelakaan bagi pengendara di jalan minor meningkat (akibat berani mengambil gap yang kecil), maka dipertimbangkan adanya sinyal lalu lintas. (Ahmad Munawar, 2006)

2. Simpang Bersinyal

Simpang bersinyal adalah simpang yang dikendalikan oleh sinyal lalu lintas. Sinyal lalu lintas adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik, rambu dan marka jalan untuk mengarahkan atau memperingatkan pengemudi kendaraan bermotor, pengendara sepeda, atau pejalan kaki. (Oglesby dan Hick, 1982)

LANDASAN TEORI

A. Perencanaan Simpang Tak Bersinyal

1. Kondisi Geometrik, Lalulintas dan Lingkungan 2. Arus Lalu lintas (Q)

3. Lebar Pendekat dan Tipe Simpang 4. Menentukan Kapasitas

5. Kinerja Lalu lintas

B. Perencanaan Simpang Bersinyal

1. Prinsip Dasar Pengendalian Persimpangan Dengan Alat Pemberi Isyarat 2. Kriteria

3. Data Arus Lalu lintas 4. Kapasitas

5. Waktu Hijau Efektif

6. Data Geometrik dan Pengendalian Lalu lintas 7. Arus Lalu lintas

8. Penggunaan Sinyal 9. Penentuan Tipe Pendekat 10.Arus Jenuh Dasar

11.Lebar Pendekat Efektif 12.Derajat Kejenuhan 13.Perilaku Lalu lintas


(7)

METODOLOGI

A. Metodologi penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analitis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang ada di lapangan pada saat sekarang. Sedangkan analitis berarti data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian di analisis.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data primer dengan cara observasi langsung dilokasi penelitian yaitu di simpang tiga Bangak dan data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait.

C. Analisa Data

1. Data Geometrik 2. Data Arus Lalu lintas 3. Perhitungan Waktu Siklus 4. Analisa Waktu Siklus

5. Penurunan Derajat Kejenuhan dengan Perubahan Waktu Siklus

D. Validasi Data

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, data yang dibutuhkan untuk menganalisa suatu persimpangan bersinyal adalah data geometrik persimpangan, pengendalian lalu lintas, kondisi lingkungan dan data lalu lintas. Untuk keperluan analisa pengaturan lampu lalu lintas data arus lalu lintas yang diutamakan adalah yang diperoleh dari survey lapangan pada saat jam-jam sibuk pagi, siang dan sore. Namun bila data arus lalu lintas pada jam-jam-jam-jam sibuk tidak diperoleh, maka data arus lalu lintas harian rata-rata (LHR) dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya arus lalu lintas jam-jam dengan beberapa ketentuan.


(8)

E. Diagram Alur Penelitian

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat dalam diagram alur sebagai berikut:

Tidak

Ya

BAB V

Mulai

Survey Pendahuluan

1. Penentuan Lokasi Survey 2. Penentuan titik Pengamatan 3. Penentuan Jam Puncak

DS < 0.85

Selesai Pelaksanaan Survey Data Primer :

1. Data Geometrik 2. Data Arus Lalu Lintas 3. Siklus Sinyal

Data Sekunder :

1. Data Jumlah Penduduk 2. Peta Lokasi Simpang 3. Luas Wilayah

Analisis Data dan Pembahasan

Kapasitas C = S x g/c

S = So x Fcs x FSF x FG x FP x FRT x FLT

DS = Q/C Q = n/T Perbaikan Derajat

Kejenuhan Simpang

Penentuan waktu pelaksanaan ( 3 Hari dalam Seminggu)


(9)

PENDATAAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Lalu Lintas

1. Kondisi geometrik

Tipe lengan timur 4/2 devided (terpisah oleh median) Tipe lengan barat 4/2 devided (terpisah oleh median) Tipe lengan utara 2/2 devided (terpisah oleh median) 2. Kondisi Median

Kondisi medan pada daerah simpang Bangak termasuk datar. 3. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali menurut BPS tahun 2013 yaitu sebanyak 940,932 jiwa.

4. Kondisi Lingkungan

Terdapat pabrik Kiky, rumah penduduk, dan pertokoan. Tipe lingkungan komersial

5. Kondisi Persinyalan

Arus lalu lintas dikendalikan oleh lampu lalu lintas. 6. Kondisi Lalu lintas

Arus lalu lintas yang melewati simpang ini, yaitu kendaraan bermotor (kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor(MC) dan kendaraan tak bermotor (MV) yang digunakan untuk analisis didasarkan pada perhitungan arus lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp).

B. Kinerja Simpang Bersinyal

1. Perhitungan kapasitas (C)

Pendekat Timur = C x (g/c) = 2571,84 x (28/80) = 900,144 smp/jam Pendekat Barat = C x (g/c) = 2741,04 x (28/80) = 959,364 smp/jam Pendekat Utara = C x (g/c) = 1401,54 x (10/100) = 140,154 smp/jam 2. Perhitungan derajat Kejenuhan (DS)

Pendekat Timur : DS = Q / C = 500 / 900,144 = 0,55 Pendekat Barat : DS = Q / C = 503,6 / 959,364 = 0,52 Pendekat Utara : DS = Q / C = 102,4 / 140,154 = 0,73


(10)

3. Perhitungan Panjang Antrian (QL)

QL Timur = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 14 x (20/6) = 46,667 m

QL Barat = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 18 x (20/6) = 59,999 m

QL Utara = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 10 x (20/3,5) = 57,14 m

4. Perhitungan Kendaraan Terhenti (NSV)

NSV Timur = Q x NS = 500 x 0,736 = 368 smp/jam NSV Barat = Q x NS = 503,6 x 0,914 = 460 smp/jam NSV Utara = Q x NS = 102,4 x 1,611 = 165 smp/jam

5. Perhitungan Tundaan (D)

D Timur = DT + DG = 21,432 + 3,23 = 24,662 detik/smp

D Barat = DT + DG = 30,738 + 3,74 = 34,478 detik/smp D Utara = DT + DG = 91,208 + 7,73 = 98,938 detik/smp

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pendataan dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan sinyal di Simpang Bangak Boyolali diatur dalam 3 fase dengan, fase 1 yaitu pendekat Timur dengan siklus 80 detik, fase 2 yaitu pendekat Barat dengan siklus 80 detik, dan fase 3 yaitu pendekar Utara dengan siklus 100 detik.

2. Kinerja simpang Bangak Boyolali dapat dilihat dari nilai kapasitas (pendekat Timur 900,144 smp/jam, pendekat Barat 639,576 smp/jam, pendekat Utara 124,03 smp/jam), derajat kejenuhan simpang (pendekat Timur 0,55, pendekat


(11)

Barat 0,52, pendekat Utara 0,73), panjang antrian (pendekat Timur 46,667 m, pendekat Barat 59,999 m, pendekat Utara 57,14 m), jumlah kendaraan terhenti (pendekat Timur 368 smp/jam, pendekat Barat 460 smp/jam, pendekat Utara 165 smp/jam) dan tundaan (pendekat Timur 12331 detik/smp, pendekat Barat 1736,12 detik/smp, pendekat Utara 10131,25 detik/smp).

B. Saran

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada simpang Bangak Boyolali, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perlu diadakan penelitian selanjutnya tentang kinerja simpang pada lokasi yang lebih banyak lagi agar jaringan jalan maupun hubungan dengan simpang yang lain dapat terkoordinasi dengan baik.

2.

Kepada instansi terkait lampu tanda waktu siklus agar diperbaiki dan dirawat dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

________, 2001, Buku Pedoman penyusunan Laporan Kerja Praktek dan Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

________ , 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Morlok, Edward K, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Warpani, S,. 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Barata Karya Aksara, Jakarta. Tamin, O.Z, 1997, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung. Oglesby, C. H. dan Gary Hick. 1993, Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga,

Jakarta.


(12)

Aji, K., 2013, Analisis Karakteristik dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Juliansyah., 2001, Perencanaan Simpang Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Sutrisno., 2003, Evaluasi Simpang Empat Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik


(1)

METODOLOGI

A. Metodologi penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analitis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang ada di lapangan pada saat sekarang. Sedangkan analitis berarti data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian di analisis.

B. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data primer dengan cara observasi langsung dilokasi penelitian yaitu di simpang tiga Bangak dan data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait.

C. Analisa Data 1. Data Geometrik

2. Data Arus Lalu lintas 3. Perhitungan Waktu Siklus 4. Analisa Waktu Siklus

5. Penurunan Derajat Kejenuhan dengan Perubahan Waktu Siklus D. Validasi Data

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, data yang dibutuhkan untuk menganalisa suatu persimpangan bersinyal adalah data geometrik persimpangan, pengendalian lalu lintas, kondisi lingkungan dan data lalu lintas. Untuk keperluan analisa pengaturan lampu lalu lintas data arus lalu lintas yang diutamakan adalah yang diperoleh dari survey lapangan pada saat jam-jam sibuk pagi, siang dan sore. Namun bila data arus lalu lintas pada jam-jam-jam-jam sibuk tidak diperoleh, maka data arus lalu lintas harian rata-rata (LHR) dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya arus lalu lintas jam-jam dengan beberapa ketentuan.


(2)

E. Diagram Alur Penelitian

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat dalam diagram alur sebagai berikut:

Tidak

Ya

BAB V

Mulai

Survey Pendahuluan

1. Penentuan Lokasi Survey 2. Penentuan titik Pengamatan 3. Penentuan Jam Puncak

DS < 0.85

Selesai Pelaksanaan Survey Data Primer :

1. Data Geometrik 2. Data Arus Lalu Lintas 3. Siklus Sinyal

Data Sekunder :

1. Data Jumlah Penduduk 2. Peta Lokasi Simpang 3. Luas Wilayah

Analisis Data dan Pembahasan

Kapasitas C = S x g/c

S = So x Fcs x FSF x FG x FP x FRT x FLT

DS = Q/C Q = n/T Perbaikan Derajat

Kejenuhan Simpang

Penentuan waktu pelaksanaan ( 3 Hari dalam Seminggu)


(3)

PENDATAAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Lalu Lintas 1. Kondisi geometrik

Tipe lengan timur 4/2 devided (terpisah oleh median) Tipe lengan barat 4/2 devided (terpisah oleh median) Tipe lengan utara 2/2 devided (terpisah oleh median) 2. Kondisi Median

Kondisi medan pada daerah simpang Bangak termasuk datar. 3. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali menurut BPS tahun 2013 yaitu sebanyak 940,932 jiwa.

4. Kondisi Lingkungan

Terdapat pabrik Kiky, rumah penduduk, dan pertokoan. Tipe lingkungan komersial

5. Kondisi Persinyalan

Arus lalu lintas dikendalikan oleh lampu lalu lintas. 6. Kondisi Lalu lintas

Arus lalu lintas yang melewati simpang ini, yaitu kendaraan bermotor (kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor(MC) dan kendaraan tak bermotor (MV) yang digunakan untuk analisis didasarkan pada perhitungan arus lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp).

B. Kinerja Simpang Bersinyal 1. Perhitungan kapasitas (C)

Pendekat Timur = C x (g/c) = 2571,84 x (28/80) = 900,144 smp/jam Pendekat Barat = C x (g/c) = 2741,04 x (28/80) = 959,364 smp/jam Pendekat Utara = C x (g/c) = 1401,54 x (10/100) = 140,154 smp/jam 2. Perhitungan derajat Kejenuhan (DS)

Pendekat Timur : DS = Q / C = 500 / 900,144 = 0,55 Pendekat Barat : DS = Q / C = 503,6 / 959,364 = 0,52 Pendekat Utara : DS = Q / C = 102,4 / 140,154 = 0,73


(4)

3. Perhitungan Panjang Antrian (QL)

QL Timur = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 14 x (20/6) = 46,667 m

QL Barat = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 18 x (20/6) = 59,999 m

QL Utara = NQMAKS x (20/Wmasuk) = 10 x (20/3,5) = 57,14 m

4. Perhitungan Kendaraan Terhenti (NSV)

NSV Timur = Q x NS = 500 x 0,736 = 368 smp/jam NSV Barat = Q x NS = 503,6 x 0,914 = 460 smp/jam NSV Utara = Q x NS = 102,4 x 1,611 = 165 smp/jam

5. Perhitungan Tundaan (D)

D Timur = DT + DG = 21,432 + 3,23 = 24,662 detik/smp

D Barat = DT + DG = 30,738 + 3,74 = 34,478 detik/smp D Utara = DT + DG = 91,208 + 7,73 = 98,938 detik/smp

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pendataan dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan sinyal di Simpang Bangak Boyolali diatur dalam 3 fase dengan, fase 1 yaitu pendekat Timur dengan siklus 80 detik, fase 2 yaitu pendekat Barat dengan siklus 80 detik, dan fase 3 yaitu pendekar Utara dengan siklus 100 detik.

2. Kinerja simpang Bangak Boyolali dapat dilihat dari nilai kapasitas (pendekat Timur 900,144 smp/jam, pendekat Barat 639,576 smp/jam, pendekat Utara 124,03 smp/jam), derajat kejenuhan simpang (pendekat Timur 0,55, pendekat


(5)

Barat 0,52, pendekat Utara 0,73), panjang antrian (pendekat Timur 46,667 m, pendekat Barat 59,999 m, pendekat Utara 57,14 m), jumlah kendaraan terhenti (pendekat Timur 368 smp/jam, pendekat Barat 460 smp/jam, pendekat Utara 165 smp/jam) dan tundaan (pendekat Timur 12331 detik/smp, pendekat Barat 1736,12 detik/smp, pendekat Utara 10131,25 detik/smp).

B. Saran

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada simpang Bangak Boyolali, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Perlu diadakan penelitian selanjutnya tentang kinerja simpang pada lokasi yang lebih banyak lagi agar jaringan jalan maupun hubungan dengan simpang yang lain dapat terkoordinasi dengan baik.

2.

Kepada instansi terkait lampu tanda waktu siklus agar diperbaiki dan dirawat dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

________, 2001, Buku Pedoman penyusunan Laporan Kerja Praktek dan

Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

________ , 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Morlok, Edward K, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Warpani, S,. 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Barata Karya Aksara, Jakarta.

Tamin, O.Z, 1997, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.

Oglesby, C. H. dan Gary Hick. 1993, Teknik Jalan Raya, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(6)

Aji, K., 2013, Analisis Karakteristik dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Juliansyah., 2001, Perencanaan Simpang Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Sutrisno., 2003, Evaluasi Simpang Empat Bersinyal, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.