PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY PADA POKOK BAHASAN Peningkatan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Gerlach Dan Ely Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII A di SMP N

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY PADA POKOK BAHASAN
KUBUS DAN BALOK
( PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP N 2 Colomadu Tahun
Ajaran 2012/2013 )

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna memenuhi derajat sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

NILA KURNIYAWATI
A 410 090 140

PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013


PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY PADA POKOK BAHASAN
KUBUS DAN BALOK
( PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP N 2 Colomadu Tahun
Ajaran 2012/2013 )
Diajukan Oleh :
NILA KURNIYAWATI
A 410 090 140

Disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing

Dra. N Setyaningsih, M.Si
Tanggal :


1

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SPASIAL MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY PADA POKOK BAHASAN
KUBUS DAN BALOK
( PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP N 2 Colomadu Tahun
Ajaran 2012/2013 )

Oleh
Nila Kurniyawati1 dan N.Setyaningsih 2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,
nilakurniyawati@yahoo.com
2
Staf Pengajar UMS Surakarta, ningsetya@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan spasial

dengan menerapkan model pembelajaran Gerlach dan Ely bagi siswa kelas VIII A
SMP N 2 Colomadu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan secara kolaborasi antara guru matematika dan peneliti. Siswa kelas
VIII A berperan sebagai subyek penerima tindakan yang berjumlah 32 siswa, guru
berperan sebagai subyek pemberi tindakan, sedangkan obyek penelitian adalah
kemampuan spasial. Metode pengumpulan data yang digunakan saat penelitian
adalah metode tes, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan peneliti adalah proses analisis data, penyajian data, dan
verifikasi data (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian ini menunjukan adanya
peningkatan kemampuan spasial melalui model pembelajaran Gerlach dan Ely
yang dapat dilihat dari indikator yaitu: (1) menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
yang sesuai dengan konsep pembelajaran sebelum tindakan 15,62%, dan diakhir
tindakan menjadi 84,37% (2) menyebutkan contoh benda nyata yang menyerupai
bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran sebelum tindakan 21,87%, dan
diakhir tindakan menjadi 81,25% (3) memvisualisasikan gambar yang dimaksud
kemudian mengoperasikan bilangan-bilangan ke dalam rumus sebelum tindakan
12,5%, dan diakhir tindakan menjadi 87,37%, (4) menggambar atau melukis
bangun ruang yang sesuai dengan konsep pembelajaran sebelum tindakan 25%,
dan diakhir tindakan menjadi 78,12%, dan (5) membuat alat peraga yang
menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran sebelum tindakan

21,87%, dan diakhir tindakan menjadi 78,12%. Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Gerlach dan Ely dapat meningkatkan kemampuan spasial.
Kata kunci: kemampuan spasial, Gelach dan Ely.

1

PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dikatakan berhasil sesuai dengan
tujuan yang diharapkan bergantung pada beberapa hal antara lain guru, siswa,
manajemen, kurikulum, lingkungan, masyarakat, serta tak kalah pentingnya
adalah sarana prasarana. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dikatakan
sukses dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar dari target yang telah ditentukan.
Kemampuan spasial dalam pembelajaran matematika merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kemampuan spasial
itu sendiri merupakan kemampuan individu untuk melihat dan membayangkan
benda-benda ruang dengan hanya membuat gambar-gambar benda ruang tersebut
di atas kertas.
Kemampuan spasial di dalam pembelajaran matematika sangat penting,
mengingat bahwa banyak siswa menemukan kesulitan untuk memahami obyek

atau gambar bangun geometri, sehingga para guru dituntut untuk memberikan
perhatian yang lebih dari cukup agar kemampuan spasial diajarkan dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan amanat kurikulum. Untuk memecahkan soal-soal
dalam dimensi tiga, seseorang harus memiliki kemampuan spasial. Karena dalam
materi dimensi tiga banyak materi-materi soal yang tidak dapat diwujudkan dalam
bentuk atau bangun yang sesungguhnya, sehingga hanya divisualisasikan atau
digambarkan dalam bentuk dimensi dua. Visualisasi dimensi tiga ke dalam bentuk
dimensi dua inilah yang membutuhkan imajinasi dan abstraksi peserta didik,
sehingga sering membingungkan bagi mereka.
Velez, Deborah, dan Marilyn (2006) menyatakan kemampuan spasial
adalah

suatu

keterampilan

yang

meliputi


memanggil,

mengingat,

dan

mentransformasi informasi visual dalam konteks keruangan. Menurut Gutierez
(1997) ada dua kemampuan utama dalam kemampuan spasial yaitu orientasi
spasial dan visualisasi spasial. Strong dan Roger (2002) memdefinisikan orientasi
spasial sebagai pemahaman dari rangkaian unsur dalam suatu stimulus spasial
yang tidak dikacaukan oleh perubahan orientasi pada konfigurasi spasial yang
muncul. Sedangkan visualisasi spasial didefinisikannya sebagai kemampuan

2

secara mental untuk memanipulasi, memutar, atau membalik suatu gambar
sebagai stimulus.
Kemampuan spasial berdampak pada hasil belajar siswa, karena taraf
hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran hanya ditentukan oleh besarnya
usaha atau kerajinan yang ditunjukkan olehnya. Oleh karena itu, keberhasilan dan

kegagalan seseorang disebabkan karena usaha dan kemampuannya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa dalam proses
pembelajaran di SMP N 2 Colomadu ada beberapa masalah yang dihadapi siswa.
Setelah peneliti melakukan observasi ditemukan beberapa permasalahan meliputi,
siswa yang mampu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang sesuai dengan
konsep pembelajaran hanya 15,62%, siswa yang mampu menyebutkan contoh
benda nyata yang menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran
hanya 21,87%, siswa yang mampu memvisualisasikan gambar yang dimaksud
kemudian mengoperasikan bilangan-bilangan ke dalam rumus hanya 12,5%, siswa
yang mampu menggambar atau melukis bangun ruang yang sesuai dengan konsep
pembelajaran hanya 25%, dan siswa yang mampu membuat alat peraga yang
menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran 21,87%.
Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan spasial
dalam pembelajaran matematika di tempat penelitian adalah keinginan siswa
mengikuti pembelajaran masih rendah karena penggunaan model pembelajaran
yang kurang tepat. Selama ini guru masih menggunakan strategi konvensional
yang hanya berpusat pada guru sehingga proses menggunakan pembelajaran
dikelas kurang menyenangkan. Siswa masih kesulitan dalam menyebutkan sifat –
sifat dari kubus dan balok. Siswa masih kesulitan dalam mengaplikasikan rumus
luas permukaan serta volume kubus dan balok ke dalam soal. Hal ini

mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru perlu menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sehingga dapat mengatasi permasalahan dalam
meningkatkan kemampuan spasial siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam permasalahan adalah Gerlach dan Ely.

3

Menurut Rusman (2012) Model pembelajaran Gerlach dan Ely adalah
sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan
termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena didalamnya terdapat langkahlangkah proses pembelajaran yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam
menerima materi yang akan disampaikan. Model ini mempunyai tahapan yang
cukup dipandang penting yaitu diadakannya pretest, yang digunakan untuk
menyiapkan siswa dalam proses belajar, karena dengan pretest maka pikiran
mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan. Selain itu
pemilihan dan penggunaan media (alat peraga) juga diterapkan dalam model
pembelajaran Gerlach and Ely untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi yang terkait.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti melaksanakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa melalui

model pembelajaran Gerlach dan Ely pada siswa kelas VIII SMP N 2 Colomadu.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan secara kolaborasi antara guru matematika dan peneliti.
Karakteristik PTK secara garis besar, yaitu a) mengkaji permasalahan situasional
dan kontekstual, b) adanya tindakan, c) adanya evaluasi terdapat tindakan, d)
pengkajian terhadap tindakan, e) adanya kerjasama, dan f) adanya refleksi
(Sutama, 2010 : 18). Langkah - langkah penelitian ini terdiri dari a) perencanaan
tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan, dan d) refleksi.
Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil data observasi awal yang
telah dirumuskan sebagai permasalahan. Pada tahap perencanaan, peneliti
melibatkan guru matematika dengan memadukan hasil observasi yang dipakai
sebagai data awal kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Gerlach dan Ely.
Pelaksanaan penelitian ini mulai tanggal 16 Januari 2013 sampai dengan 25

4

Januari 2013. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki

– laki dan 13 siswa perempuan.
Dalam pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1)
metode tes digunakan mengetahui tingkat kemampuan spasial siswa melalui
model pembelajaran Gerlach dan Ely berupa soal evaluasi (praktik dan tertulis)
yang diberikan oleh guru berupa soal uraian untuk dikerjakan siswa secara
individu diakhir proses pembelajaran, 2) metode observasi untuk mengamati
secara langsung dengan teliti tentang kemampuan spasial dengan menerapkan
model pembelajaran Gerlach dan Ely, 3) catatan lapangan digunakan untuk
mencatat kejadian – kejadian yang penting dalam suatu proses pembelajaran yang
diperoleh peneliti yang digunakan sebagai sumber data, 4) dokumentasi dalam
penelitian ini berupa RPP, daftar nama siswa,

pedoman observasi, catatan

lapangan, lembar tanggapan guru setelah penelitian serta foto setiap pelaksanaan
tindakan.
Data penelitian tindakan kelas ini dianalisis mulai dari awal melakukan
tindakan pembelajaran kemudian dikembangkan selama proses refleksi terhadap
tindakan. Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa : a) proses analisis data
yang dilakukan dengan mengumpulkan data di tempat penelitian melalui

observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode tes, kemudian peneliti
mereduksi data tersebut, b) penyajian data berupa mengumpulkan informasi
mengenai data yang diperoleh dari SMP N 2 Colomadu kemudian peneliti
menyusun dari data tersebut dengan runtut, dan c) verifikasi data (penarikan
kesimpulan) dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dapat dijadikan
menjadi kesimpulan. Pada analisis hasil yang ditekankan pada siswa berupa :
kemampuan siswa menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang sesuai dengan
konsep pembelajaran, kemampuan siswa menyebutkan contoh benda nyata yang
menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran, kemampuan siswa
memvisualisasikan gambar yang dimaksut kemudian mengoperasikan bilanganbilangan ke dalam rumus, kemampuan siswa menggambar atau melukis bangun
ruang yang sesuai dengan konsep pembelajaran, dan kemampuan siswa membuat
alat peraga yang menyerupai bangun sesuai dengan konsep pembelajaran.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran yang dilakukan secara menyeluruh pada tindakan putaran I
dan putaran II melalui model pembelajaran Gerlach dan Ely, bahwa terjadi
peningkatan kemampuan spasial siswa pada pokok bahasan kubus dan balok.
Peningkatan yang terjadi sesuai dengan indikator yang telah digunakan oleh
peneliti yang meliputi menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang sesuai dengan
konsep pembelajaran, menyebutkan contoh benda nyata yang menyerupai bangun
ruang sesuai dengan konsep pembelajaran, memvisualisasikan gambar yang
dimaksut kemudian mengoperasikan bilangan-bilangan ke dalam rumus,
menggambar atau melukis bangun ruang yang sesuai dengan konsep
pembelajaran, dan membuat alat peraga yang menyerupai bangun ruang sesuai
dengan konsep pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pencapaian
indikator yang diharapkan peneliti bahkan melebihi yang diharapkan peneliti.
Hasil penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar tabel 1 dan grafik 1 berikut
Tabel 1
Data Peningkatan Kemampuan Spasial
No.

Kemampuan spasial siswa

1.

Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang
yang
sesuai
dengan
konsep
pembelajaran
Menyebutkan contoh benda nyata yang
menyerupai bangun ruang yang sesuai
dengan konsep pembelajaran
Memvisualisasikan
gambar
yang
dimaksut kemudian mengoperasikan
bilangan-bilangan ke dalam rumus

2.

3.

4.

5.

Menggambar atau melukis bangun
ruang yang sesuai dengan konsep
pembelajaran
Membuat alat peraga yang menyerupai
bangun ruang sesuai dengan konsep
pembelajaran

6

Sebelum
Tindakan

Putaran
I

Putaran
II

5 siswa
(15,62%)

19 siswa
(50,37%)

27 siswa
(84,37%)

7 siswa
(21,87%)

16 siswa
(50%)

26 siswa
(81,25%)

4 siswa
(12,5%)

15 siswa
(46,87%)

27 siswa
(84,37%)

8 siswa
(25%)

13 siswa
(40,62%)

25 siswa
(78,12%)

7 Siswa
(21,87%)

15 Siswa
(46,87%)

25 Siswa
(78,12%)

Adapun grafik peningkatan kemampuan spasial siswa dari sebelum
tindakan sampai sesudah tindakan putaran II dapat digambarkan sebagai
berikut :

Data Hasil Peningkatan Kemampuan
Spasial Siswa dalam Pembelajaran Matematika

30

kemampuan siswa dalam
menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang yang sesuai
dengan konsep pembelajaran

Jumlah Siswa

25
20
15
10
5
0
Sebelum tindakan

Putaran I

Putaran II

kemampuan siswa dalam
menyebutkan contoh benda
nyata yang menyerupai
bangun ruang sesuai dengan
konsep pembelajaran
kemampuan siswa dalam
memvisualisasikan gambar
yang dimaksut kemudian
mengoperasikan bilanganbilangan ke dalam rumus
kemampuan siswa dalam
menggambar atau melukis
bangun ruang yang sesuai
dengan konsep pembelajaran
kemampuan siswa dalam
membuat alat peraga yang
menyerupai bangun ruang
sesuai dengan konsep
pembelajaran

Tindakan

Gambar 1
Grafik peningkatan kemampuan spasial siswa
Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan mulai dari sebelum
tindakan sampai dengan sedudah tindakan

dengan menerapkan model

pembelajaran Gerlach dan Ely. Kemampuan spasial pada putaran I sampai dengan
putaran II mengalami peningkatan. Indikator kemampuan menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang yang sesuai dengan konsep pembelajaran meningkat menjadi 27
siswa (84,37%). Indikator kemampuan menyebutkan contoh benda nyata yang
menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran meningkat menjadi

7

26 siswa (81,25%). Indikator kemampuan memvisualisasikan gambar yang
dimaksud kemudian mengoperasikan bilangan-bilangan ke dalam rumus
meningkat menjadi 27 siswa (84,37%). Indikator kemampuan menggambar atau
melukis bangun ruang yang sesuai dengan konsep pembelajaran meningkat
menjadi 25 siswa (78,12%). Indikator kemampuan membuat alat peraga yang
menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep pembelajaran meningkat menjadi
25 siswa (78,12%).
Secara keseluruhan setelah diterapkannya pembelajaran matematika dengan
menerapkan model pembelajaran Gerlach dan Ely dapat meningkatkan
kemampuan spasial dari putaran I sampai dengan putaran II. Peningkatan tersebut
dapat dilihat berdasarkan indikator kemampuan spasial yaitu a) Kemampuan
menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang sesuai dengan konsep pembelajaran,
b) kemampuan menyebutkan contoh benda nyata yang menyerupai bangun ruang
sesuai dengan konsep pembelajaran, c) kemampuan memvisualisasikan gambar
yang dimaksut kemudian mengoperasikan bilangan-bilangan ke dalam rumus, d)
kemampuan menggambar atau melukis bangun ruang yang sesuai dengan konsep
pembelajaran, dan e) kemampuan membuat alat peraga yang menyerupai bangun
ruang sesuai dengan konsep pembelajaran.
Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Kukuh
Prasetyo (2004), yang menyimpulkan bahwa apabila dalam diri siswa sudah ada
minat belajar terhadap matematika sangat tinggi dan diimbangi dengan
kemampuan spatial yang tinggi pula maka dapat dimungkinkan prestasi belajar
matematika siswa pada pokok bahasan dimensi tiga cenderung tinggi. Begitu pula
sebaliknya apabila salah satu faktor diantara kedua faktor tersebut tidak dipenuhi
maka dapat dimungkinkan prestasi belajar siswapun cenderung rendah.
Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Kukuh
Prasetyo yaitu salah satu indikatornya berupa kemampuan siswa dalam
memvisualisasikan gambar yang dimaksud kemudian mengoperasikan bilanganbilangan ke dalam rumus telah mengalami peningkatan.

8

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
telah dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
para peneliti.

KESIMPULAN
Penerapan model pembelajaran Gerlach dan Ely dapat meningkatkan
kemampuan spasial siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara
kolaborasi antara guru matematika kelas VIII A SMP N 2 Colomadu dengan
peneliti, peningkatan tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :. a)
kemampuan menyebutkan sifat-sifat bangun ruang yang sesuai dengan konsep
pembelajaran sebelum dilakukan tindakan hanya ada 5 siswa (15,62%) dari 32
siswa. Setelah dilakukan tindakan pada putaran I mencapai 19 siswa (50,37%) dan
pada putaran II bertambah menjadi

27 siswa (84,37%), b) kemampuan

menyebutkan contoh benda nyata yang menyerupai bangun ruang sesuai dengan
konsep pembelajaran sebelum dilakukan tindakan hanya ada 7 siswa (21,87%)
dari 32 siswa. Setelah

dilakukan tindakan pada putaran 1 mencapai 16 siswa

(50%) dan pada putaran II bertambah menjadi 26 siswa (81,25%), c) kemampuan
memvisualisasikan gambar yang dimaksud kemudian mengoperasikan bilanganbilangan ke dalam rumus sebelum dilakukan tindakan hanya ada 4 siswa (12,5%)
dari 32 siswa. Setelah dilakukan tindakan pada putaran I mencapai 15 siswa
(46,87%) dan pada putaran II bertambah menjadi 27 siswa (87,37%), d)
kemampuan dalam menggambar atau melukis bangun ruang yang sesuai dengan
konsep pembelajaran sebelum dilakukan tindakan hanya ada 8 siswa (25%) dari
32 siswa. Setelah dilakukan tindakan pada putaran I mencapai 13 siswa (40,62%)
dan pada putaran II bertambah menjadi 25 siswa (78,12%), dan e) kemampuan
dalam membuat alat peraga yang menyerupai bangun ruang sesuai dengan konsep
pembelajaran sebelum dilakukan tindakan hanya ada 7 siswa (21,87%) dari 32
siswa. Setelah dilakukan tindakan pada putaran I mencapai 15 siswa (46,87%) dan
pada putaran II bertambah menjadi 25 siswa (78,12%).

9

DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama
Kukuh Prasetyo, Soni. 2004. Hubungan antara Minat Belajar Matematika dan
Kemampuan Spatial terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan
Dimensi Tiga. UMS
Masyhur, Moch dan Abdul Halim. 2007. Mathematical Intelligence. Yogyakarta:
Ar. Ruzzmedia
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Surakarta: CV. PUTRA NUGRAHA
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Subini, Nini dkk. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.

10

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

Efek Penerapan Pembelajaran Yang Menekankan Pada Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 10 Jember Pada Sub Pokok Bahasan Phytagoras

0 3 18

Efek Penerapan Pembelajaran Yang Menekankan Pada Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 10 Jember Pada Sub Pokok Bahasan Phytagoras

0 4 18

engembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

0 12 19

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

View of Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Script daN Model Pembelajaran Konvensional pada Pokok Bahasan Sistem Eskresi di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 11 Tello Makassar

0 0 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM ARTIKEL

0 0 16

Peningkatan Kemampuan Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Media Pembelajaran Ular Tangga Aljabar

1 1 6

Kemampuan Spasial Siswa SMP kelas VIII Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa

0 2 6

Penerapan Strategi Pembelajaran Peer Lesson untuk Peningkatan Keaktifan Siswa SMP Pokok Bahasan Lingkaran

0 0 5