Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi ‘Srikandi Merapi’ dalam Upaya Mengatasi Terjadinya Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Selo T1 362012001 BAB VI

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, berdasarkan analisa dan pembahasan penelitian
pada bab 5 penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh komunitas ‘Srikandi
Merapi’ dalam mengatasi terjadinya pernikahan usia dini di
Kecamatan Selo ialah Strategi komunikasi interpersonal dan strategi
komunikasi massa. Komunitas ‘Srikandi Merapi’ memilih Strategi
komunikasi interpersonal karena tatanan masyarakat desa yang
harmonis dan kekeluargaan, oleh karena itu komunitas ‘Srikandi
Merapi’ juga menggunakan cara kekeluargaan juga dalam merangkul
masyarakatnya. Strategi komunikasi massa juga dipilih karena
sosialisasi adalah cara efektif dalam melakukan pendekatan dan
perkenalan dengan masyarakat, juga media massa online digunakan
karena sasarannya juga anak muda yang banyak menggunakan
media online dalam memperoleh informasi.
2. Strategi komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh komunitas
‘Srikandi Merapi’ ialah lebih pada konsultasi, wawancara dan
interogasi. Konsultasi dan wawancara adalah cara yang dirasa tepat

dalam membantu menggali informasi untuk menangani kasus.
3. Strategi komunikasi massa yang dilakukan oleh komunitas ‘ Srikandi
Merapi’ ialah dengan melalui media massa, sosialisasi dan advokasi.
4. Komunitas ‘Srikandi Merapi’ juga menggunakan upaya preventif
dan kuratif dalam mengatasi terjadinya pernikahan usia dini di
kecamatan Selo. Upaya preventif yang dilakukan ialah dengan
sosialisasi ke sekolah- sekolah dan Ibu-Ibu PKK di Kecamatan Selo.
Upaya kuratif yang dilakukan ialah dengan jalan interogasi dan

advokasi. Dalam menyelesaikan masalah mengenai pernikahan usia
dini, biasanya komunitas ‘Srikandi Merapi’ bekerjasama dengan
BKKBN, BP3AKB dan Pihak kepolisian setempat.

6.2. Saran
Melalui pembahasan

pada hasil penelitian mengenai strategi

komunikasi komunitas ‘Srikandi Merapi’ dalam mengatasi terjadinya
pernikahan usia dini di Kecamatan Selo, penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:
1. Sebagai komunitas yang berada di tengah- tengan masyarakat
pedesaan, komunitas ‘Srikandi Merapi’ diharapkan tetap memiliki
sifat yang tidak mengedepankan profit dan tidak komersil, agar
komunitas ini selalu bersifat kekeluargaan, karena tatanan sosial
perdesaan yang bersifat kekeluargaan.
2. Komunitas ‘Srikandi Merapi’ diharapkan tetap menggunakan
strategi komunikasi interspersonal dalam membantu permasalahan
warganya. Karena dengan menggunakan strategi komunikasi
interpersonal, dapat memperkuat hubungan kekeluargaan.
3. Komunitas ‘Srikandi Merapi’ juga diharapkan tetap menggunakan
media sosialisasi sebagai strategi dalam meningkatkan partisipasi
warga masyarakat tentang kesetaraan dan keadilan gender, agar
berkurangnya kasus-kasus kekerasan seksual.
4. Membangun kerjasama yang lebih dalam dengan pihak berwajib
seperti kepolisian dan BP3AKB setempat juga dapat membantu
terlaksananya visi- misi komunitas ‘Srikandi Merapi’ dalam
penanganan kasus-kasus kekerasan seksual.