Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Unjust Enrich Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi di Indonesia : studi kasus Putusan No.26/KPPU-L/2007 T1 312009018 BAB IV

BAB IV
PENUTUP

Setelah memerhatikan hasil penelitian dan juga analisis sebagaimana telah
Penulis kemukakan di atas, maka berikut ini dalam Bab ini, sebagaimana judul Bab
adalah Bab Penutup, maka Penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran untuk
menutup karya tulis kesarjanaan ini.

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang pertama , yaitu bahwa menurut Penulis, memang ada unjust
enrichment interkoneksi telekomunikasi di Indonesia. Unjust enrichment itu terlihat

melalui pendapat-pendapat Majelis Komisi Persaingan Usaha (Majelis Komisi KPPU)
Republik Indonesia sebagaimana telah dikemukakan sebagai bagian dari Hasil
Penelitian pada Bab III. Hanya saja, barangkali karena terkungkung dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus mengenai larangan anti
monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat (asas legalitas), maka para Komisioner
itu tidak bisa dikatakan nampak terhalang untuk secara kreatif mengatakan bahwa
sebetulnya pelanggaran seperti yang mereka temukan itu dalam perspektif kontrak
sebagai nama ilmu hukum, dan bukan hukum ekonomi seperti yang dilakukan oleh

Majelis Komisi, adalah suatu perbuatan unjust enrichment.

4.2. Saran

Sedangkan saran Penulis adalah, usaha Majelis Komisi untuk melakukan
restorasi, yang nampaknya tidak dapat dipersalahkan karena hanya terkungkung pada
asas legalitas untuk mengadili bahwa ada kartel, kurang begitu memuskan. Restorasi itu
102

kurang dari keuntungan eksesif yang diambil oleh para pengelola jasa dan jaringan
telekomunikasi di Indonesia sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas. Oleh sebab
itu, Penulis menyarangkan agar apabila terjadi hal yang sama, maka adalah lebih baik
ditempuh suatu upaya melalui perbuatan melawan hukum (unjust enrichment),
sehingga restorasi yang diberikan akan benar-benar sesuai dengan keadilan yang
dituntut oleh Hukum.

103

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A.M. Tri, Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Perse Illegal dan Rule of Reason, 2003, Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Jakarta.
Campbell, Black Henry, Black Law Dictionary, (St. Paul Minn West Publishing Co.,
1999).
Harahap, M. Yahya, Beberapa Tinjauan Tentang Permasalahan Hukum, Citra
Aditya Bakti, Bandung,1997.
Kamal, Rokan Mustafa, Hukum Persaingan Usaha , 2010, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Kameo, Jeferson, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
Nasution, Farid dan Retno Wiranti, Kartel dan Problematikanya , Majalah Kompetisi
(Jakarta, 2008).
Nurhayati, Irna, 2011, Kajian Hukum Persaingan Usaha; Kartel Antara Teori dan
Praktik, Jurnal Hukum Bisnis Vol.30-No.2-Tahun 2011.
Nugroho, Susanti Adi, Pengaturan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia.
Siswanto, Arie, Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002.
Usman, Rachmadi, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia , 2004, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Putusan
Putusan Perkara No. 26/KPPU-L/2007.

104