PENGAWASAN PENYELENGGARAAN WARALABA OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (BPMPPTSP) KABUPATEN PANDEGLANG (Studi Pada Jenis Waralaba Minimarket Indomart dan Alfamart) - FISIP Untirta Repository

  

PENGAWASAN PENYELENGGARAAN WARALABA

OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU

(BPMPPTSP) KABUPATEN PANDEGLANG

  

(Studi Pada Jenis Waralaba Minimarket Indomart dan Alfamart)

  SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Kebijakan Publik

  Oleh: Yogi Muhamad Akbar

  NIM. 6661093241

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

maka apabila kamu sudah selesai dari suatu urusan,

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

dan hanya kepada Tuhan-mulah kamu berharap ”

  

(Terjemahan Q.S. Al-Insyirah)

Kebahagiaan besar adalah kumpulan perjuangan yang panjang

  

"The big happiness is a collection of the long time

struggle." ^_^

……..

  “Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang tua ku motivator terbaik yang senantiasa mendo’akan ku selama ini …. “Serta kepada Sahabat-Sahabat seperjuangan yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini ….

  

ABSTRAK

Yogi Muhamad Akbar. NIM. 6661093241. Pengawasan Penyelenggaraan

Waralaba Oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang. Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Gandung Ismanto, S.Sos.,MM. II

Juliannes Chadith, S.Sos.,M.Si.

  Proses penyelenggaraan waralaba minimarket Indomart/Alfamart di Kabupaten Pandeglang ditangani oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengawasan penyelenggaraan waralaba yang dilaksanakan oleh BPMPPTSP di Kabupaten Pandeglang. Dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori pengawasan George R.Terry. Hasil penelitian bahwa pengawasan dalam penyelenggaraan waralaba minimarket Indomart/Alfamart di Kabupaten Pandeglang belum berjalan optimal. Karena masih terdapat waralaba minimarket di Kabupaten Pandeglang yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba ini disebabkan karena kurangya komunikasi dan koordinasi yang baik antara BPMPPTSP dan Tim pelaksana teknis dan kurangnya pengawasan dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang khususnya pada saat proses perizinan ditempuh. Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini maka peneliti memberikan saran atau rekomendasi yang dapat dijadikan masukan agar pengawasan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dapat berjalan optimal.

  Kata kunci : Pengawasan Penyelenggaraan Waralaba.

  \

  

ABSTRACT

Yogi Muhamad Akbar. NIM.093241. NIM.2015. Script. Control of Franchising

By the Board of Investment and Licensing Services One Door Implementation

of Program Social Rehabilitation of Houses Uninhabitable (BPMPPTSP) in

PandeglangDistrict. Program Study of Public Administration. Faculty of Social

and Political Sciences. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Advisor:

Ismanto, MM., and 2nd Advisor: Juliannnes Chadith, M.Si.

  

The process of implementation the franchise minimarket Indomart / Alfamart in

Pandeglang handled by Control of Franchising By the Board of Investment and

Licensing Services One Door Implementation of Program Social Rehabilitation of

Houses Uninhabitable (BPMPPTSP). The purpose of this study is to get an idea of

how the supervision of the implementation of the franchise by BPMPPTSP in

Pandeglang District. The research is this with method used is a qualitative

method with using of the theory Controlling from George R.Terry. The research

concludes that oversight in the operation of the franchise minimarket Indomart /

Alfamart in Pandeglang District not run optimally. Because there are franchises

minimarket in Pandeglang District which is not in accordance with Regional

Regulation No. 12 Year 2010 on Guidelines for the Implementation of the

Franchise is caused lack of communication and coordination between

BPMPPTSP and team technical implementation and lack of oversight in the

management of the franchise in Pandeglang in particular during the licensing

process adopted. Therefore, based on the conclusions derived from the results of

this study, the researchers provide advice or recommendations that can be used

as input for monitoring the implementation of the franchise in Pandeglang

District can run optimally.

  Keywords : Controlling, Franchise, Services, Licensing.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terus tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa penerang hingga akhirnya mampu mengubah zaman yang jahiliyah menjadi zaman yang terang benderang dewasa ini.

  Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini merupakan tantangan tersendiri bagi peneliti. Karenanya peneliti mengalami beberapa kekeliruan dan perlu banyak tenaga, pikiran, waktu dan tentunya kerja keras untuk menuntaskan penelitian skripsi ini. Akan tetapi dengan tekad dan kesungguhan hati peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini meski di dalamnya masih diperlukan beberapa perbaikan yang mendalam.

  Skripsi yang berjudul “Pengawasan Penyelenggraan Waralaba Oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) di Kabupaten Pandeglang.” ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1 yang nantinya akan di ujikan pada sidan skripsi. Tentu peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan do’a dari berbagai pihak.

  Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Abi & Umi yang senantiasa mendoakan dan memberikan supportnya yang tiada akhir. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Seluruh Civitas Akademika

  1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta jajarannya, semoga saya menjadi Mahasiswa yang akan mempraktekan tridharma perguruan tinggi.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik nasihat bapak akan saya ingat selalu.

  3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan selama ini. FISIP Broother Hood.

  4. Ibu Mia Dwianna, S.Sos.,M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

  5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos.,MM., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sekaligus Dosen Pembimbing 1 skripsi dan juga sebagai teman diskusi yang tidak henti hentinya memberikan pencerahan, nasehat, dan sopportnya. Terimakasih Bapak atas semuanya Bapak telah menjadi inspirasi bagi saya.

  6. Ibu Rahma, S.Sos.,M.Si., Sebagai Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara, beserta jajaran, staf dan dosen Administrasi Negara trimakasih semuanya atas ilmu dan nasehatnya selama ini.

  7. Ibu Ipah Ema, S.Sos.,M.Si., selaku Sekretari Prodi Ilmu Administrasi Negara, terimakasih atas bimbingannya.

  8. Bapak Juliasnnes Chadith, S.Sos.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing II skripsi, terimakasih Bapak atas bimbingannya selama ini semoga skripsi ini bermanfaat dan tentunya akan menjadi kenang-kenangan yang berharga dari Bapak untuk saya.

  9. Kepada Sahabatku Mirojul Husain, Deni Setiadi, Aditia Andriana, Rizki MC, Dalikal Rizal, Fahrudin Penggerak Perubahan, Ismatullah, Adi Fajar Nugraha, Anwar Musyadad Trimakasih atas supportnya selama ini.

  10. Kepada Kawan-kawan Seperjuangan Akademisi Bundo Syandi Negara, Aat Syafaat, Noel Ricky R, Iwan Setiawan, Agus, Syaipul Bahri, Karyadi, Indri Sutopo, Ikhwan Effendi, Asep Hidayat, Arif, Wahyu Firmansayah, Ajil dan Ade Adhar, yang telah memberikan semngat.

  11. Kepada Teman-teman Kelas G angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terimaksih semuanya semoga kita tetap menjadi keluarga.

  Peneliti menyadari bahwa baik subtansi dan tulisan dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti. Oleh karenanya peneliti memohon maaf atas kekurangan didalam skripsi ini dan peneliti berharap ada kritik dan saran agar kedepan penulis bisa memperbaikinya.

  Semoga skripsi ini bermanfaat Amin.

  Pandeglang, Juni 2015 Yogi Muhamad Akbar

  

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORSINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK………………………………………………………………………...i

ABSTRACT………………………………………………………………………ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………......iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………1 1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah…………………………………………..14 1.3. Rumusan Masalah……………………...…………………………………...14

  1.4. T ujuan Penelitian……………………………………………………………14

1.5. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..15 1.6.

  Sistematika Penulisan………………………………………………………..16

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

  2.1. Deskrip si Teori…………………………………………………………21

  2.1.1. Pengertian Pengawasan ………………………………………………...21 2.1.2.

  Sistem Pengawasan…………………………………………………….23

  2.1.3. Tujuan P engawasan…………………………………………………….25

  2.1.4. Jenis P engawasan………………………………………………………28

  2.1.5. Proses Pe ngawasan……………………………………………………..29

2.1.6. Sifat dan Waktu Pengawasan…………………………………………..33

  2.1.7. Fungsi Pe ngawasan……………………………………………………..34

  2.1.8. Teknik Pe ngawasan……………………………………………………..35

  2.1.9. Faktor yang Mempen garuhi Pengawasan……………………………….35

  2.1.10. Pengertian Waralaba…………………………………………………….36 2.1.11.

  Penelitian Terdahulu…………………………………………………….37

  2.1.12. Kerangka Berfikir……………………………………………………….39

  2.1.13. Asums i Dasar……………………………………………………………41

BAB III HASIL METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Metode P enelitian………………………………………………………42

  3.2. Instrumen Penelitian.

  …………………………………………………..43

  3.3. Teknik Pengum pulan Data……………………………………………...44

  3.4. Informan Peneli tian……………………………………………………..48

  3.5. Teknik Pengelolaan d an Analisis Data………………………………….49

  3.6. Informan Pen

  3.7. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………...54

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1. Deskripsi Objek Penelitian……………………………………………….55

  4.2. Profil Kabupat en Pandeglang……………………………………………55

  4.3 Gambaran Umum Daerah Kabupaten Pandeglang ………………….…..56

  4.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang …………..….59

  4.5 Rekapitulasi Waralaba Di Kabupaten Pandeglang 2015 ……….……….62

  4.6. Gambaran Umum BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang

  …………..…….64

  4.7. Visi dan Misi ……………………………………………………………65

  4.8. Tujuan dan Sasaran

  ………………………………………………………66

  4.9. Izin-Izin Yang Di Kelola Oleh BPMPPTSP ……………………………66

  4.9.1. Struktur Organisasi ……………………………………………………...68

  4.9.2. Struktur Organisasi ………………………………………..…………...69

  4.9.3. Gambaran Umum Tentang Waralaba

  …….……………..………….…..72

  4.9.4. Deskripsi Data ………………………………………………..……..….74

  4.9.5 Informan Penelitian ……………………………………………………76

  4.9.6 Pembahasan ……………………………………………………………77

  4.9.7 Mengukur Hasil Pekerjaan …………………………………………….81

  BAB V HASIL PENELITIAN

  5.1. Kesimpul an……………………………………………………………..124

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Waralaba………………………………………………………7Tabel 1.2. Pertumbuhan Waralaba……………………………………………….8Tabel 1.3 Data Informan

  …………………………………………………………43

Tabel 4.1 Pedoman Wawancara …………………………………………………48Tabel 4.2 Transkip Triangulasi Data……………………………………………..77

  

DAFTAR GAMBAR

2.1.

  Kerangka Berfikir………………………………………………………...38 3.3. Teknik Pengumpulsn Data…………………………………………….…54 3.4. Informan Penelitian………………………………………………………58 4.5. Peta Kabupaten Pandeglang……………………………………………...60

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Surat Keterangan dan Rekomendasi Penyusunan Skripsi Lampiram 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3 : Catatan Lapangan Lampiran 4 : Catatan Bimbingan Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Lampiran 6 : Data Matriks Wawancara Lampiran 7 : Data Hasil Wawancara Lampiran 8 : Fhoto Lapangan Lampiran 9 : Arsip Lampiran 10:Profil BPMPPTSP Lampiran 11: Perpres No 12 Tahun 2009 Lampiran 12: Permen Perdagangan No.31 Tahun 2008 Lampiran 13: Perda No 12 Tahun 2010 Lampiran 14: Perbub No 32 Tahun 2014 Lampiran 15: Data Waralaba Lampiran 16: Data Profil Lampiran 17: Biodata Peneliti

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945. Maka untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah telah menetapkan tujuan nasional yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamayan yang abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, itu semua tentu bisa diwujudkan melalui penyelenggara negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dan diperkuat dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Republik Indonesia.

  Atas dasar tersebut oleh karenanya pemerintah sebagai pelaksana dalam mewujudkan cita-cita bangsa ini harus memperhatikan kepentingan-kepentingan umum agar terciptanya masyarakat yang sejahtera, dibentuknya sebuah sistem hukum yang menjadi dasar dan sarana utama dalam merealisasikan tujuan bangsa dan negara karena keberadaan negara diharapkan dapat menjadi wadah terciptanya suatu iklim perekonomian yang adil dan merata. Hal ini dapat tercipta jika didukung dengan sistem perekonomian nasional yang efektif dan efisien, memperhatikan keserasian dan keseimbangan dalam berbagai bidang termasuk pada bidang ekonomi.

  Di era globalisasi dewasa ini pertumbuhan perekonomian di Indonesia semakin meningkat pesat, itu ditandai dengan diberlakukannya pasar bebas masuknya usaha-usaha asing di Indonesia dengan berbagai sistem bisnis yang beragam seperti sistem bisnis waralaba yang saat ini berkembang di Indonesia.

  Istilah waralaba mulai disebut dalam perundang-undangan di Indonesia sejak di undangkannya UU Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha kecil, kemudian pemerintah mengeluarkan PP Nomor 16 Tahun 1997 tentang waralaba, yang diikuti dengan dikeluarkannya Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No.259/MPP/KEP/7/1997, tentang ketentuan dan pelaksanaan pendaftaran usaha waralaba. Menurut PP Nomor 16 Tahun 2010 waralaba merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang atau jasa dan digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba dalam peraturan perundang- undangan tersebut ditegaskan bahwa waralaba merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau memanfaatkan hak kekayaan intelektual dan atau penemuan ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa.

  Dalam rangka untuk membangun usaha waralaba di Indonesia maka dikeluarkanlah Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 12/M- DAG/PER/3/2006 yang mengatur mekanisme waralaba di Indonesia kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang waralaba dan kemudian Pemerindag Nomor 31/MEN-DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan waralaba sebagai peraturan yang di dalamnya mengatur terkait pelaksanaan dan penyelenggaraannya dengan munculnya peraturan tersebut mulai terlihat adanya indikasi penggunaan usaha waralaba sebagai sistem bisnis yang digunakan sebagai alternatif usaha yang sangat menjanjikan untuk dijadikan kemudian dijadikan diantaranya seperti bisnis waralaba makanan siap saji seperti KFC, Hokabento, dan McDonals. Kemudian selain itu di Indonesia juga berkembang bisnis waralaba seperti supermarket dan minimarket seperti supermarket Matahari, Carefour dan Lottemart kemudian minimarket seperti Alfamart/Indomart.

  Di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang usaha bisnis waralaba yang saat ini berkembang cukup pesat yakni waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart dan Alfamart, terlihat hampir disetiap Kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang dapat dijumpai waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart dan Alfamart bahkan disetiap perempatan jalan di Kabupaten Pandeglang dapat dijumpai waralaba minimarket seperti Indomart dan Alfamart.

  Berikut data jumlah waralaba berbentuk minimarket di Kabupaten Pandeglang :

Tabel 1.1 Jumlah Waralaba Berbentuk Minimarket Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010-2015

  JUMLAH No KECAMATAN PT.INDOM ARCO

  (Indomart) PT.MIDI UTAMA

(Alfamart)

  5

  2

  2

  17 Munjul

  3

  

1

  2

  16 Sobang

  6

  

1

  15 Pagelaran

  2

  8

  1

  

3

  4

  14 Panimbang

  1

  1

  13 Sukaresmi

  2

  1

  18 Cibaliung

  

3

  12 Carita

  22 Cikeusal

Tabel 1.2 Pertumbuhan Waralaba Berbentuk Minimarket di Kabupaten Pandeglang

  5 2 103 Sumber : BPMPPTSP Kab.Pandeglang 2015.

  

41

  55

  2

  

1

  1

  23 Bojong

  2

  2

  2

  5

  

1

  1

  21 Cikeusik

  1

  

1

  20 Cimanggu

  2

  

1

  1

  19 Sumur

  1

  10

  PT.MIDI UTAMA (Alfamidi) PT.GLOBA

  3 Pandeglang

  5 Kadu Hejo

  9

  1

  

4

  4

  4 Majasari

  14

  

7

  7

  5

  

3

  1

  

2

  2

  2 Karang Tanjung

  3

  

1

  2

  1 Cadasari

  Total

  L NIAGA (Ceriamart)

  3

  1

  1

  5

  

5

  4

  11 Labuan

  3

  

3

  3

  10 Menes

  1

  1

  9 Jiput

  

2

  1

  3

  8 Mandalawangi

  5

  

2

  3

  7 Saketi

  1

  1

  6 Cipeucang

  8

  

Dari Tahun 2010-2015

No. Tahun

  2010 2011 2012 2013 2014 215

  1. Indomart

  12

  27

  4

  3

  2

  2

  50

  2. Alfamart

  16

  30

  4

  1

  2

  3

  46

  3. Alfamidi

  1

  1

  1

  1

  1

  5

  4. Sejenisnya

  1

  1

  2 Total 103

  Sumber: BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang Tahun 2010-2015

  Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan usaha bisnis waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart dan Alfamart dari tahun 2010- 2015 mengalami pertumbuhan yang signifikan terlihat adanya peningkatan jumlah di tahun 2010 jumlah waralaba berbentuk minimarket tercatat berjumlah 30 gerai dan di tahun 2015 meningkat menjadi 103 gerai waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart dan Alfamart di Kabupaten Pandeglang, ini membuktikan bahwa usaha waralaba di Kabupaten Pandeglang saat ini berkembang cukup pesat yang persebarannya hampir merata diseluruh daerah di Kabupaten Pandeglang.

  Berkembangnya usaha waralaba minimarket seperti Indomart dan Alfamart di Kabupaten Pandeglang tentu di satu sisi akan membawakan dampak positif bagi perkembangan ekonomi di daerah menciptakan investiasi dan membuka lapangan pekerjaan, namun di sisi lain keberadaan waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart dan Alfamart juga dapat membawakan dampak negative bagi iklim perekonomian di daerah timbulnya persaingan yang tidak sehat antar pelaku usaha di Kabupaten Pandeglang yang pada kenyataannya saat pedangan kecil khususnya kios-kios kecil, pedagang kecil dipaksa bersaing dengan waralaba yang memiliki modal besar dan didukung dengan tempat, fasilitas dan layanan yang prima tentu ini akan berpengaruh kepada minat konsumen yang akan memilih berbelanja ke waralaba Indomart/Alfamart karena dirasa lebih nyaman dan harga yang lebih murah, tentu ini akan merugikan pedagang kios kecil yang dari segi tempat maupun fasilitas dibawah waralaba seperti Indomart maupun Alfamart ditambah lagi saat ini waralaba seperti Indomart dan Alfamart sudah sangat menjamur dan persebarannya saat ini sangat luas dan hampir disetiap perempatan didaerah Kabupaten Pandeglang dapat mudah dijumpai waralaba seperti Indomart dan Alfamart, jika kondisi seperti ini terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan pedagang kios kecil akan semakin melesu dan boleh jadi mereka terpaksa gulung tikar karena tidak sanggup bersaing dengan waralaba minimarket seperti Indomart dan Alfamart jika keberadaan waralaba tidak diatur dan di awasi dengan baik oleh pemerintah, mengingat bahwa di Kabupaten Pandeglang juga banyak terdapat usaha-usaha kecil seperti pedagang warung kecil dan pasar tradisional yang keberadaanya juga harus di perhatikan oleh pemerintah daerah.

  Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang membuat suatu kebijakan yang mengatur tentang penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang yakni Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dalam Perda tersebut diatur mengenai penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dimulai dari diatur secara rinci dalam perda tersebut. Seperti pada pasal 1 ayat 4 dijelaskan jarak antara bangunan waralaba dengan pasar tradisional diatur minimal 200 meter dan pada pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa waralaba wajib memasarkan produk lokal. Tentu harapan dibuatnya perda tersebut dapat mengatur dan mengendalikan usaha bisnis waralaba yang saat ini berkembang pesat agar terciptanya iklim perekonomian yang adil dan sehat di Kabupaten Pandeglang.

  Berdasarkan observasi awal di lapangan peneliti melihat bahwa dalam penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang belum berjalan dengan baik meski penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang sudah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern tidak serta merta dapat mengendalikan dan mengatur keberadaan waralaba di Kabupaten Pandeglang itu semua terlihat pada saat peneliti melakukan observasi awal di lapangan dan melakukan pengamatan peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dimulai dari waralaba yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam perda seperti jarak antara bangunan waralaba dengan pasar tradisional yang kurang dari 200 meter dan tidak ditemukannya produk lokal yang dipasarkan oleh waralaba Indomart dan Alfamart, sampai pada waralaba yang diisinyalir tidak mengantongi izin namun tetap dibiarkan beroprasi, padahal dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 12 Tahun 2010 sebagaimana yang di maksud pada pasal 1 ayat 4 bahwa waralaba berbentuk minimarket seperti Indomart/Alfamart harus berjarak minimal 200 meter dari wajib menjual atau memasarkan produk lokal yang ada di Kabupaten Pandeglang. Namun pada saat peneliti melakukan observasi dilapangan peneliti menemukan beberapa waralaba di Kabupaten Pandeglang yang jaraknya kurang dari 200 meter dari pasar tradisional kemudian secara acak peneliti mengunjungi beberapa waralaba yang ada di Kabupaten Pandeglang tidak ditemukan produk lokal yang di pasarkan oleh waralaba Indomart/Alfamart di Kabupaten Pandeglang, sesuai dengan yang di lansir oleh salah satu media online memberitakan bahwa ada tiga waralaba di Kabupaten Pandeglang yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dalam Perda tersebut diatur jarak bangunan waralaba dengan pasar tradisional minimal berjarak 200 meter namun bangunan waralaba yang ada di Kecamatan Majasari, Kecamatan Menes dan Kecamatan Cadasari jarak dari pasar tradisional kurang dari 200 meter dari pasar tradisional.

  (Sumber: Wartaharian 10/7/2014).

  Menurut Kepala Seksi Pembinaan Penyuluhan dan Pengawasan Satpol PP Kabupaten Pandeglang. “Agus Mulyana, ketika diwawancarai menerangkan bahwa memang ada laporan dari masyarakat terkait adanya waralaba minimarket yang melanggar ketentuan dalam perda seperti jarak antara bangunan dengan pasar tradisional yang kurang dari 200 meter, pihak Satpol PP Sudah berkoordinasi dengan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang sebagai instansi yang mempunyai kewenangan terkait pengeluaran izin dan pencabutan izin usaha memberikan tindakan setelah ada rekomendasi dari BPMPPTSP untuk menertibkan waralaba yang melanggar ketentuan dalam perda. (wawancara kamis

  

19/07/2014/pkl 10.00/Kantor Satpol PP Kabupaten Pandeglang). Sementara

  ketika peneliti mengkonfirmasi kepada BPMPPTSP Selaku instansi yang mempunyai kewenangan dalam pemberian izin usaha maupun pencabutan izin usaha, Kepala Bidang Pengendalian.”Suryana ketika diwawancarai memberikan keterangan bahwa dalam proses penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang itu bukan hanya ditangani oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Peizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) namun ada tim teknis yang juga menangani proses perizinan di lapangan dintaranya Dinas PU, Dinas Tata Ruang, Dinas Koperasi dan Perdangan dan Satpol PP Kabupaten Pandeglang, tim teknis tersebut bertugas di bawah koordinasi Bidang Pengendalian BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang oleh karenanya pada saat proses perizinan ditempuh kami membutuhkan informasi yang akurat dari tim plaksana teknis apakah izin yang di tempuh sudah sesuai dengan prosedur atau belum, tim teknis tersebut di bawah koordinasi bidang pengendalian BPMPPTSP dan bertugas sesuai dengan tugasnya masing- masing. Menurut.”Suryana saat diwawancarai pada (jumat 20/07/2014/pkl

10.00/Kantor BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang).

  Kemudian peneliti melanjutkan observasi dan wawancara kembali untuk menggali informasi terkait pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dan menanyakan tentang permasalahan yang telah di ungkapkan pada wawancara sebelumnya kali ini peneliti mewawancarai langsung peneliti kali ini wawancara dila kukan peneliti kepada “Revan, salah satu LSM di pandeglang memberikan tanggapannya terkait pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, menurutnya adanya pelanggaran dalam penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang semua tidak terlepas dari kurangnya pengawasan yang di lakukan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam hal ini Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang selaku instansi atau lembaga yang mengurusi setiap proses perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang. Termasuk di dalamnya perizinan usaha waralaba minimarket seperti Indomart dan Alfamart sesuai dengan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Tugas Fungsi dan Tata kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 3 bahwa Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan Pengendalian Pengawasan serta Evaluasi Terkait Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan Usaha di Kabupaten Pandeglang yang sudah seharusnya bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan amanat dalam perbub tersebut. BPMPPTSP lah yang mempunyai tugas mengawasi proses perizinan usaha waralaba di Kabupaten Pandeglang.

  Menurutnya Revan’ juga pemerintah dalam hal ini eksekutif kurang tegas terhadap waralaba yang terbukti melanggar ketentuan dalam Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Menurutnya Pemerintah kurang tegas dalam menerapkan peraturan yang ada dan tidak adanya sangksi tegas yang diberikan pemerintah kepada para pengusaha waralaba yang melanggar perda ini yang menyebabkan para pengusaha waralaba tidak mengindahkan peraturan yang ada.

  “(Wawancara Pada Kamis 21/07/2014/pukul 14.00 WIB di Rumah Revan LSM).

  Dari uraian diatas maka hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat dilihat dan di simpulkan oleh peneliti atas permasalahan yang terjadi terkait Pengawasan Penyelenggaraan Waralaba (Indomart/Alfamart) oleh BPMPPTSP di Kabupaten Pandeglang, yaitu :

  Pertama, Terdapat waralaba yang melanggar ketentuan dalam Peraturan

  Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yaitu terdapat bangunan waralaba minimarket yang jaraknya kurang dari 200 meter antara bangunan waralaba dengan pasar tradisional padahal diatur dalam Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba dalam pasal 4 ayat 1 yang menerangkan bahwa jarak antara waralaba dengan pasar tradisional minimal harus berjarak 200 meter akan tetapi bangunan waralaba yang ada di majasari, pasar cadasari dan pasar menes jaraknya dengan pasar tradisional kurang dari 200 meter ini tentu tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perda, dan pada saat observasi peneliti tidak menemukan produk lokal yang dipasarkan oleh para waralaba seperti Indomart/Alfamart padahal ketentuan untuk menjual produk lokal juga ada dalam perda nomor 12 tahun 2010.

  

Kedua, Kurangnya koordinasi dan kerjasama yang baik antara

  BPMPPTSP dan Tim Teknis juga bisa menjadi faktor tidak optimalnya pengawasan yang dilakukan BPMPPTSP dalam mengawasi proses pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang. menyampaikan bahwa dalam peroses pemberian izin usaha waralaba BPMPPTSP sangat membutuhkan informasi yang akurat dari tim teknis dalam memberikan informasi dari hasil survey lapangan apakah waralaba tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang ada dalam pendirian waralaba.

  

Ketiga, Kurang adanya pengawasan dari pihak Badan Penanaman Modal

  dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPTSP) dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba minimarket Indomart/Alfamart di Kabupaten Pandeglang, pengawasan/monitoring dilakukan hanya pada saat proses perizinannya saja dan tidak Continue sehingga pada saat observasi peneliti menemukan menemukan beberapa bangunan waralaba yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam perda. seperti jarak antara waralaba dengan pasar tradisional diatur dalam perda nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba dalam pasal 4 ayat 1 yang menerangkan bahwa jarak antara waralaba dengan pasar tradisional minimal berjarak 200 meter akan tetapi bangunan waralaba yang ada di majasari, pasar cadasari dan pasar menes jaraknya dengan pasar tradisional kurang dari 200 meter, dan dipasarkan oleh waralaba Indomart/Alfamart di Kabupaten Pandeglang padahal itu ada dalam perda. seharusnya BPMPPTSP beserta seluruh unsur pelaksana dalam penyelenggaraan waralaba dapat melakukan pengawasan secara optimal.

  Keempat, belum adanya sanksi tegas yang diberikan terhadap pengusaha

  waralaba yang terbukti telah melakukan pelanggaran, ini yang kemudian pada akhirnya banyak pengusaha waralaba yang tidak mempedulikan peraturan yang ada atau tidak mengindahkan peraturan yang ada. Seharusnya Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Penenaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang sebagai instansi yang menjadi pelaksana dalam penyelenggaraan waralaba bisa bersikap tegas terhadap waralaba yang terbukti melakukan pelanggaran agar penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dapat terkelola dengan baik, tanpa merugikan pihak manapun.

  Dari permasalahan yang yang telah diuraikan di atas maka muncul pertanyaan bagaimana Pengawasan Penyelenggaraan waralaba oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu ( BPMPPTSP ) Kabupaten Pandeglang, selaku instansi yang membidangi proses perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang termasuk yang menangani peroses penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, kemudian sesuai dengan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Tugas Fungsi dan Tatakerja Badan pasal 17 ayat 3 (BPMPPTSP) mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan Pengendalian Pengawasan dan Evaluasi terkait kegiatan penanaman modal dan perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang. Maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul.

  “Pengawasan Penyelenggaraan Waralaba Oleh Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu

(BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang

”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya sebagai berikut:

  1) Terdapat waralaba Indomart dan Alfamart yang melanggar perda nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba di