Persepsi guru terhadap undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan, status guru, golongan jabatan dan kultur sekolah - USD Repository

  

PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI N0. 14

TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI

TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN

JABATAN DAN KULTUR SEKOLAH

  

Studi Kasus Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun Oleh :

DINA KURNIASTUTI

021334 084

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  MOTTO Kit a adalah pelukis dar i pot r et dir i kit a masing-masing. Kit a akan menj adi apa nant inya dit ent ukan oleh sikap kit a, per buat an kit a dan segala sesuat u yang kit a pelaj ar i.

  (Mar y-Ellen Dr ummond) Ku Per sembahkan Kar ya ini Unt uk :

  0. Bapak Ibuku yang tercinta

  1. Suami dan ke-2 anakku yang tersayang

  2. Keluargaku yang terkasih

  3. Nusa dan Bangsa

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 03 April 2007 Penulis Dina Kurniastuti

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UNDANG-UNDANG RI NO. 14

TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DITINJAU DARI

  

TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, GOLONGAN JABATAN,

DAN KULTUR SEKOLAH

Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA di Kabupaten Sleman

Dina Kurniastuti

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi

guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari

tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun

2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru

terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan

jabatan; (4) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.

  Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di

Kabupaten Sleman pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini

sebanyak 1516 guru. Sampel penelitian berjumlah 336 guru. Tehnik pengambilan

sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji F.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru

terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat

pendidikan (F hitung = 2,768 > F tabel = 2,6318); (2) ada perbedaan persepsi guru

terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status

guru (F = 2,864 > F = 2,6318); (3) ada perbedaan persepsi guru terhadap

hitung tabel

  

UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan (F

hitung = 2,771 > F tabel = 2,0455); (4) ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI

No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah (F hitung =

18,273 > F tabel = 2,3989).

  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD RI CONSTITUTION NO.14, 2005

ABOUT LECTURER AND TEACHER VIEWED FROM THE

EDUCATIONAL LEVEL, TEACHERS’ STATUS, OFFICIAL CATEGORY

AND SCHOOL CULTURE

  

A Case Study : Senior High School Teachers in Sleman Regency

Dina Kurniastuti

Sanata Dharma University

2007

  The purposes of this research were to know whether or not there were any

differences of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about

lecturer and teacher viewed from : 1) the educational level; 2) teachers’ status; 3)

official categori; 4) school culture.

  This research was conducted at private and public senior high schools in

Sleman Regency during December 2006. The method of data collection was

documentation and questionnaire. The population of this research was 1516

teachers. The samples of this research were 336 teachers. The technique of

sampling taken was purposive sampling. The technique of data analysis was F

test.

  The results of this research showed that: (1) there was a difference of

teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14, 2005 about lecturer and

teacher viewed from the educational level (F count = 2,768 > F table = 2,6318); (2)

there was a difference of teachers’ perception toward RI. Constitution No. 14,

2005 about lecturer and teacher viewed from teachers’ status (F = 2,864 >

count

F table = 2,6318); (3) there was a difference of teachers’ perception toward RI.

  

Constitution No. 14, 2005 about lecturer and teacher viewed from official

category (F count = 2,771 > F table = 2,0455); (4) there was a difference of teachers’

perception toward RI. Constitut ion No. 14, 2005 about lecturer and teacher

viewed from school culture (F = 18,273 > F = 2,3989). count table

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah

selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk mem,enuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

1. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  

2. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skipsi ini.

  

4. Bapak Ibu guru di SMA negeri dan swasta se Kabupaten Sleman yang telah

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

  

5. Bapak Ngadiyo, S.Pd. dan ibu ku Siti Sudarmiyati, S.Pd. yang dengan sabar

memberikan dorongan, nasehat dan selalu berdoa untuk penulis.

  

6. Suamiku tercinta Priyo Siswanto yang dengan sabar menemani, memberikan

dorongan dan tidak lupa memberi semangat penulis.

  

7. Temanku Yunatan Arie angkatan 2001, yang telah menjadi teman seperjuangan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

8. Teman-temanku angkatan 2002 Pendidikan Akuntansi B, Fransiska Eka

Cahyaningrum (She’ska), Epifania Prabaningrum (Fanya), Hening Tyas Subekti (Tea- us), Kris Suminar (Kris-sum), Elisabeth Yuli P. (Elly), Theresia Yuanditha (Dhita), de’ Herlina N.K (Ci-Plux) dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

  

Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

  Yogyakarta, April 2007 Penulis Dina Kurniastuti

DAFTAR ISI

  

JUDUL……………………………………………………………………….…….… I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iii

MOTTO……………………………………………………………………………....iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………v

ABSTRAK……………………………………………………………………………vi

  …………………………………………………………………………vii ABSTRACT

KATA PENGANTAR………………………………………………………………viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………...xv

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1 A. Batasan Masalah…………………………………………………………. 6 A. Rumusan Masalah………………………………………………………...7 A. Tujuan Penelitian……………………………………………………….…7 A. Manfaat Penelitian………………………………………………………. .8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi……………………………………………………. ..10 A. Guru……………………………………………………………………. 13

  A. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan dosen………….……………………………………………………. 20 A. Tingkat Pendidikan………………………………………………………24

  A. Status Guru………………………………………………………………26

  A. Golongan Jabatan………………………………………………….……..27 .

  A. Kultur Sekolah…………………………………………………………...28

  A. Kerangka Berpikir……………………………………………………….32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………………..40 A. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………..40 A. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………40 A. Variabel Penelitian dan Pengukurannya…………………………………41 A. Populasi dan Sampel……………………………………………………..48 A. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………49 A. Tehnik Pengujian Instrumen…………………………………………….50

  1. Pengujian Validitas…………………………..…………………….. 50

  1. Pengujian Reliabilitas……………………………………………….54

A. Teknik Analisis Data………………………………………………….…52

  1. Pengujian Prasyarat Analisis………………………………………...55

  a. Uji Normalitas…………………………………………………...55

b. Uji Homogenitas…………………………………………………56

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………………………………………………………… ..60

1. Deskripsi Responden Penelitian……………………………..………61

  a. Tingkat Pendidikan Guru………………………………………...61

  b. Status Guru………………………………………………………61

  c. Golongan Jabatan……………………………………………..…63

  d. Kultur Sekolah…………………………………………………...64

  

2. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen……………………………………………………..67

B. Analisis Data…………………………………………………………….73

  1. Pengujian Prasyarat Analisis………………………………………...73

  a. Uji Normalitas…………………………………………………...73

b. Uji Homogenitas…………………………………………………75

2. Pengujian Hipotesis………………………………………………….77

  a. Hipotesis Pertama (Perbedaaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingakat Pendidikan)…………………………………………….77

  b. Hipotesis Kedua (Perbedaaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru)…………………………………………………………….78 c. Hipotesiss Ketiga (Perbedaaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan)……………………………………………….79

  d. Hipotesis Keempat (Perbedaaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah)………………………………………………………….80

  C. Pembahasan……………………………………………………………...81

  1. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan……………………………81

  2. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru……………………………………85

  3. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan……………………………...90

  4. Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah…………………………………94

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan……………………………………………………………..101 B. Saran……………………………………………………………………102 C. Keterbatasan……………………………………………………………105 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………106 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Daftar Tempat penelitian……………...…………………………………49Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Validitas……………………………………………...53Tabel 4.1. Sebaran Responden Penelitian…………………………………………...60Tabel 4.2. Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan……………………..61Tabel 4.3. Deskripsi Responden Menurut Status Guru……………………………..62Tabel 4.4. Deskripsi Responden Menurut Golongan Jabatan...……………………..63Tabel 4.5. Deskripsi Responden Menurut Kultur Sekolah………………………….67Tabel 4.6. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen…………………………………………………………68Tabel 4.7. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan……………………..69Tabel 4.8. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru……………………………..70Tabel 4.9. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan………………………71Tabel 4.10. Persepsi Guru Terhadap Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah………………………….72Tabel 4.11. Hasil Pengujian Normalitas……………………………………………...74Tabel 4.12. Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan……….75Tabel 4.13 Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Status Guru……………….75Tabel 4.14 Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Golongan Jabatan...……….76Tabel 4.15 Hasil Pengujian Homogenitas Ditinjau Dari Kultur Sekolah…...……….76Tabel 4.16. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan……...78Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Status Guru……………...79Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Golongan Jabatan..……...80Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Terhadap UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Kultur Sekolah…...……...81

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran

  1. Kuesioner Penelitian……………………………………………109 Lampiran

  2. Data Pra Penelitian……………………………………………...120 Lampiran

  3. Pengujian Instrumen Penelitian………………………………...125 Lampiran

  4. Data Induk Penelitian…………………………………………...130 Lampiran

  5. Deskripsi Data………………………………………………….166 Lampiran

  6. Pengujian Pra Syarat Analisis…………………………………..171 Lampiran

  7. Pengujian Hipotesis Penelitian…………………………………175 Lampiran

  8. Daftar Tabel Statistik…………………………………………...177 Lampiran

9. Surat Izin Penelitian…………………………………………….184

  1 BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang Masalah

  Buramnya wajah pendidikan Indonesia dicerminkan dari rendahnya mutu pendidikan, rendahnya angka indeks mutu sumber daya manusia, dan rendahnya daya saing bangsa. Rendahnya mutu pendidikan tentu bukan semata- mata disebabkan mutu kependidikan. Ada banyak faktor lain yang cukup dominan menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan suatu bangsa, antara lain: kesejahteraan tenaga kependidikan, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, perlindungan tenaga kependidikan, dan lain- lain.

  Kehadiran Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dimaksudkan sebagai landasan hukum kebijakan pemerintah pusat dan daerah di masa yang akan datang termasuk penyelenggara pendidikan. Undang- undang tersebut menjadi payung hukum untuk menata dan membangun hari depan guru dan dosen menjadi tenaga profesional dan bermartabat. Tenaga guru dan dosen diharapkan sejalan dengan tuntutan mutu akademik pada satuan-satuan pendidikan.

  Di Indonesia, usulan perbaikan kesejahteraan guru memang bergulir tanpa kejelasan. Undang-undang guru dan dosen, yang dinanti oleh jutaan guru di seluruh pelosok negeri akhirnya disahkan pada tanggal 06 Desember 2005 lalu.

  2

dan jaminan peningkatan kesejahteraan guru. Undang- undang tersebut secara

eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan gaji guru paling sedikit dua kali lipat

dari PNS non guru untuk golongan, pangkat, dan masa kerja yang sama.

  

Tunjangan profesi guru sebesar 50% dari gaji pokok, serta tunjangan khusus

untuk guru di daerah terpencil (gurcil) atau di daerah khusus besarnya seratus

persen dari gaji pokok.

  Berdasarkan undang- undang tersebut posisi guru sebagai sebuah profesi

akan mendapatkan perlindungan hukum dan kesejahteraan guru semakin terjamin.

  

Karenanya, sudah saatnya guru-guru di Indonesia harus bersiap-siap memasuki

era dan semangat baru, yakni berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kinerja

secara profesional, tanpa harus berpikir mencari penghasilan lain dengan cara

mencari pekerjaan sampingan. Hal demikian tentu sumbangan guru akan lebih

besar bagi bangsa untuk bangkit dari keterpurukan, menjadi bangsa yang cerdas,

maju, mandiri, sejahtera dan berbudaya serta memiliki daya saing dalam tataran

pergaulan internasional.

  Akankah kesejahteraan guru seperti yang tercantum dalam undang- undang

itu terealisasi? Hal itu tentu tergantung kepada kemampuan pemerintah.

  

Meskipun demikian pemerintah diharapkan dapat merealisasikannya meski secara

bertahap, misalnya dimulai dengan meningkatkan tunjangan profesi. Kemudian,

jika anggaran sudah memungkinkan barulah pada peningkatan gaji pokok.

Pemerintah dapat secara bertahap meningkatkan anggaran pendidikan hingga

  3

2003 tentang Sisdiknas agar undang-undang guru dan dosen tidak mengalami

hambatan dalam pelaksanaannya.

  Pasal-pasal dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sangat

ideal untuk membentuk guru dan dosen yang profesional sekaligus terpenuhi hak-

haknya. Salah satu unsur yang mendukung adalah dengan adanya sertifikasi. Uji

sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap

orang yang memiliki sertifikasi pendidik telah dinilai dan diyakini mampu

melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini

akan menimbulkan dampak positif terhadap profesi guru di tanah air. Selain

meningkatkan kualitas guru juga ada pengakuan dari pemerintah terhadap profesi

guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik.

Berdasarkan hasil sertifikasi, guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas

terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh. Upaya yang

harus ditempuh guru untuk mendapatkan sertifikasi ini cukup sulit karena harus

memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain: setiap pengajar

baik guru maupun dosen harus mempunyai kualifikasi akademis yaitu minimal

mempunyai ijasah D4 atau S1, guru pernah mengikuti mata kuliah dasar keguruan

minimal 36 SKS dan guru harus berhasil dalam uji kompetensi sebagai seorang

pengajar.

  Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang

dimiliki oleh guru. Latar belakang guru di sekolah dengan demikian dapat

  4

belakang pendidikan yang memadai (D4/S1). Banyak guru dengan tingkat

pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Sejalan dengan tuntutan

undang-undang, diduga kuat perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan

menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang- undang

akan berbeda.

  Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam mengajar,

prestasi, masa kerja dan sebagainya. Kenaikan golongan jabatan guru non PNS

dan guru PNS berbeda, guru PNS berdasarkan pada masa kerja sedangkan guru

non PNS berdasarkan jam mengajar. Semakin tinggi golongan jabatan seorang

guru maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya sehingga kesejahteraannya

dapat terjamin. Sejalan dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan

golongan jabatan guru ini akan menyebabkan cara pandang guru atau persepsi

guru terhadap undang-undang akan berbeda.

  Status guru merupakan kedudukan guru dilihat dari prototipenya dalam

suatu sistem sosial. Guru dengan status non PNS akan termotivasi untuk

mendapatkan sertifikasi dibandingkan guru PNS sebab guru yang memiliki

sertifikasi akan memperoleh tunjangan fungsional sehingga guru non PNS yang

gajinya terbilang relatif rendah akan mempunyai tambahan pendapatan. Sejalan

dengan tuntutan undang-undang, diduga kuat perbedaan status guru ini akan

menyebabkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap undang- undang

akan berbeda.

  5 Persepsi guru juga bisa dibentuk dari kebudayaan tempat tinggalnya, karena

kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor

yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang

dan memahami keadaan di dunia ini. Salah satunya adalah dipengaruhi oleh

kultur sekolah yaitu suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi

tumbuh dan berkembangnya guru. Pada kultur sekolah yang bercirikan power

distance kecil, persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen

diduga lebih positif dibandingkan dengan power distance besar. Sebab perbedaan

kekuasaan antara atasan dan bawahan sama serta sistem hirarki bukan merupakan

dasar dan hanya sebatas aturan yang berbeda. Sedangkan pada kultur sekolah

yang bercirikan power distance besar memiliki karakteristik yang sebaliknya.

  Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan individualism,

persepsi guru terhadap undang- undang tentang guru dan dosen diduga lebih

positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan

collectivism, sebab guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan individualism

sistem kerja yang dianut adalah sistem kerja individual sehingga baik buruknya

kerja tergantung pada guru sendiri. Sedangkan pada kultur sekolah yang

bercirikan collectivism memiliki karakteristik yang sebaliknya.

  Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan masculinity

persepsi guru terhadap undang- undang tentang guru dan dosen diduga lebih

posit if dibandingkan dengan guru pada sekolah yang bercirikan femininity, sebab

  6 masalah akan lebih tegas. Sedangkan pada kultur sekolah yang bercirikan femininity memiliki karakteristik yang sebaliknya.

  Pada guru yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance kuat, persepsi guru terhadap undang-undang tentang guru dan dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan guru yang berasal dari sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah, sebab guru dengan uncertainty avoidance kuat suka bekerja keras. Sedangkan pada kultur sekolah yang

bercirikan uncertainty avoidance lemah memiliki karakteristik yang sebaliknya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut terutama karena telah disahkannya UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang akan mewujudkan harapan para pendidik khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Undang -Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, Golongan Jabatan dan Kultur Sekolah”, studi kasus pada guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman.

A. Batasan Masalah

  Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Penelitian ini memfokuskan pada tingkat pendidikan guru, status guru, golongan jabatan guru dan kultur sekolah.

  7 juga ada banyak aspek, tetapi dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada bab empat bagian pertama dari UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru yaitu

kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi, bagian kedua tentang hak dan kewajiban.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru?

  4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah? C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.

  

14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari pendidikan guru.

  8 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.

  14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari status guru.

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.

  14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari golongan jabatan guru.

  4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.

  14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari kultur sekolah.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi:

  1. Bagi Pemerintah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, khususnya yang berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi serta hak dan kewajiban guru yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005.

  2. Bagi Guru Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

  3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan

  9

  4. Bagi peneliti selanjutnya Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk penelitian- penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

  5. Bagi Universitas Dapat memberi tambahan informasi khususnya tentang profesi guru, sebagai penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai tenaga pengajar dan dapat memberikan tambahan referensi penelitian yang ada di perpustakaan.

  10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . Pengertian Persepsi

  Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Masidjo (1995:96), tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Menurut Mahfudh Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

  Menurut Bimo Walgito (1994:53), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :

0. Adanya objek yang dipersepsi

  

10

  11 Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

  0. Alat indera atau reseptor Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

  

0. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya

perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.

Persepsi seseorang sering dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Miftah Tohha

dalam Yulianti, 2005:7) :

  0. Psikologi Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.

  12

  1. Keluarga Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah keluarga. Orang tua telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka diturunkan kepada anak- anak mereka.

  2. Kebudayaan Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

  Menurut Irwanto (1988:76) persepsi lebih bersifat psikologis daripada

merupakan proses penginderaan, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi

persepsi, yaitu :

  a. Perhatian yang selektif Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu sehingga obyek-obyek atau gejala-gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat.

b. Ciri-ciri rangsang

  13 Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.

  c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai besar dibanding dengan anak orang kaya.

  d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

  Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginter pretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepi, menyangkut sifat- sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.

A. Guru

1. Pengertian Guru

  14 Guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan

tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di

sekolah, khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar atau kegiatan

instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Untuk melaksanakan tugas

tersebut secara bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai

kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi

kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional (Masidjo,