Persepsi guru tentang kompetensi manejerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh : AGUS PURWANTO NIM: 100018218286

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

ii

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

AGUS PURWANTO

NIM. 100018218286

Di bawah bimbingan :

Drs. Mu’arif Sam, M.Pd NIP. 19650717 1999403 1 005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

(5)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 20 Agustus 2010 di hadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar S.Pd dalam bidang Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 20 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil ……… ………

NIP. 19560530 198503 1 002 Ketua Program Studi

Drs. Mu’arif Sam, M.Pd ……… ………

NIP. 19650717 1999403 1 005 Penguji I

Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd ……… ………

NIP. 19661009 199303 1 004 Penguji II

Drs. Salman Tumanggor, M.Pd ……… ………

NIP. 19570710 197903 1 002

Mengetahui : Dekan,

Prof. DR. Dede Rosyada, MA NIP. 19571005 198703 1 003


(6)

i

“Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta”

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi manajerial.

Secara umum bahwa yang dimaksud dengan kompetensi manajerial kepala sekolah adalah sesuai dengan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah adalah kemampuan atau keahlian kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola, memimpin, mengembangkan sumber daya sekolah dan melakukan monitoring, mengevaluasi serta melakukan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah.

Metodologi penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil penelitian di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta. Sedangkan untuk mendapatkan data dalam skripsi ini penulis menggunakan dua macam penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

Pada penelitian lapangan peneliti melakukan penelitian langsung yaitu dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dengan kepala sekolah beserta staf dan angket.

Dari hasil penelitian, ternyata persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam kategori baik yaitu sebesar 75 %.

Harapan atau saran penulis dari hasil penelitian mengenai persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah adalah dapat memberikan masukan yang baik bagi kepala sekolah, staf dan guru dalam memahami kompetensi manajerial kepala sekolah serta terus meningkatkan kompetensinya.


(7)

iii

Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan dan pemimpin kita Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-1) Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya adalah :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Mu’arif Sam, M.pd Selaku Pembimbing, yang telah membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Drs. Mu’arif Sam, M.pd Ketua Program Studi, Staf Jurusan Kependidikan Islam serta segenap dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis.

4. Kepala Sekolah SMK Teknik 10 Nopember, para staf juga para guru yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan. 5. Kedua Orang Tua dan Saudaraku yang telah memberikan kasih sayang

serta do’anya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik, membesarkan penulis, semoga Allah SWT tetap memberikan rahmat dan kasih sayang kepada keduanya.


(8)

6. Teman-teman angkatan 2000 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabatku Hilman, Roni, Tohirin, Adzie dan yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

8. Kakakku Mas Amir yang telah banyak membantu meluangkan waktunya kepada penulis.

9. Istriku tercinta Tri Wijayanti yang selalu membantu setiap saat dan mendo’akannya dengan berlinang air mata serta memberikan semangat pada saat suka maupun duka.

Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

ّبر ﷲ ﺪﻤﺤﻟاو ﻦﯿﻤَﻟﺎﻌﻟا

Jakarta, 07 Agustus 2009

Penulis


(9)

v

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN……… iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah... 5

1. Kompetensi Kepala Sekolah ... 5

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah... 7

a. Kompetensi Manajerial ... 7

b. Dimensi Kompetensi Manajerial ... 9

B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah .. 18

1. Persepsi ... 18

2. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 23

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 23


(10)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 24

F. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta ... 28

1. Sejarah Berdirinya ... 28

2. Visi dan Misi ... 29

3. Struktur Organisasi ... 30

4. Kurikulum... 31

5. Keadaan Guru ... 32

6. Keadaan Siswa... 34

7. Sarana dan Prasarana... 34

B. Deskripsi Data ... 35

C. Interpretasi dan Analisis Data ... 35

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA... 53 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan struktur organisasi SMK Teknik 10 Nopember

Jakarta………... 30 Gambar 2 Diagram Histogram persepsi guru tentang kompetensi


(12)

vi

Tahun ajaran 2009/2010………....31 Tabel 3 Keadaan guru dan pegawai SMK Teknik 10 Nopember Jakarta...32 Tabel 4 Keadaan siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

Tahun ajaran 2009/2010……… 34

Tabel 5 Distribusi frekuensi nilai nyata dari tiap interval mengenai

Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah….. 36 Tabel 6 Kategori penilaian persepsi guru tentang kompetensi manajerial

kepala sekolah………... 37

Tabel 7-26 Kategori pernyataan dan jawaban mengenai persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah……….. 37


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, di samping kebutuhan yang lainnya seperti sandang, pangan dan papan serta kesehatan. Pendidikan yang diselenggarakan dengan baik sejak dini akan menentukan corak pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Namun demikian, kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kepala sekolah, guru, jumlah murid, kurikulum, sarana dan prasarana yang digunakan dan perangkat lainnya baik hardware maupun software, termasuk operasional manajemen pendidikan yang berkualitas yang didasarkan pada asumsi bahwa manajemen pendidikan yang berlangsung dalam suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi pendidikan di lembaga yang bersangkutan.

Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha atau kegiatan pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Kualitas manajemen ditandai dengan adanya kejelasan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya dalam hal perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). Apabila fungsi-fungsi itu berjalan dengan baik dan optimal, maka penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan lancar.


(14)

Dale mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen sebagai mengelola orang-orang.1 Dikatakan demikian karena makna pokok manajemen adalah “mencapai tujuan yang dikehendaki dengan jalan menggunakan orang atau orang-orang lain atau seluruh orang atau orang-orang lain bekerja, guna mendapatkan hasil yang dicita-citakan atau yang dikehendaki“. Maksud mencapai tujuan dengan orang lain berarti pada intinya manajemen itu bagaimana kita terutama mengelola sumber daya manajemen (SDM), bukan material atau finansial, agar bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga manajemen sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam sebuah organisasi.

Agar fungsi-fungsi manajemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka yang memiliki peran strategis adalah Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, sekaligus merupakan salah satu kompetensi manajerial yang harus dimilikinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 tahun 2007 tentang standar Kepala sekolah / madrasah.

Menurut PERMENDIKNAS RI No. 13 tahun 2007 di atas, bahwa kepala sekolah harus memiliki lima standar kompetensi, yaitu : kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan social. Karena, maju atau tidaknya sebuah sekolah salah satunya sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam meningkatkan atau mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan sekolah sesuai prosedur yang tepat.

Terkait dengan lima kompetensi diatas, penulis menemukan permasalahan yang terjadi di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

Hasil pengamatan sementara menunjukkan, bahwa dari kelima kompetensi manajerial kepala sekolah, kompetensi yang dianggap sudah baik hanya kompetensi kepribadian dan sosial. Sedangkan tiga kompetensi lainnya (manajerial, kewirausahaan dan supervisi) belum menunjukkan indikasi yang signifikan. Dengan demikian kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember Jakarta, secara umum masih menghadapi masalah ketiga kompetensi tersebut. Namun, dari

1

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004), Anggota IKAPI, Cet. II, h. 3


(15)

ketiga kompetensi yang belum baik tersebut, penulis hanya akan membatasi pada kompetensi manajerialnya saja.

Berdasarkan penjabaran hal diatas, penulis ingin meneliti lebih jauh bagaimana kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta. SMK Teknik 10 Nopember Jakarta merupakan sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Puspa yang berdiri sejak tahun 1987. Setiap kepala sekolah tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan tugasnya, tak terkecuali kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember Jakarta. Tingkat kompetensi manajerial kepala sekolah pun berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan terus kualitas sekolah tentunya kompetensi manajerial kepala sekolah perlu ditingkatkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menentukan judul skripsi “PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMK TEKNIK 10 NOPEMBER JAKARTA”. Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah.

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi manajerial.

B. Identifikasi Masalah

Dalam rangka mengkaji persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah, muncul berbagai pertanyaan :

1. Apakah kualifikasi kepala sekolah ?

2. Apakah kepala sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kompetensi manajerial ?

3. Upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi manajerial ?


(16)

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, ternyata masalah kompetensi kepala sekolah menyangkut beberapa aspek.

Namun, mengingat keterbatasan penelitian dalam waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :

1. Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah.

2. Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi manajerial.

3. Kompetensi manajerial kepala sekolah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah menyangkut dimensi bagaimana mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam menjalankan peran dan tugasnya ?

2. Upaya-upaya apa sajakah yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi manajerial ?

3. Bagaimanakah kepala sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi kepala sekolah. Sebagai bahan masukan serta menambah wawasan dalam meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.

2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai kompetensi manajerial kepala sekolah.


(17)

5 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah 1. Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah jabatan dalam lembaga pendidikan yang menduduki pucuk pimpinan di lembaga yang di pimpinnya. Oleh karena itu, sama halnya dengan jabatan-jabatan yang lainnya, kepala sekolah harus memiliki beberapa standar yang berkaitan dengan jabatannya.

Dibawah ini adalah beberapa hal penting yang berkaitan dengan standar kepala sekolah baik kualifikasi umum maupun khusus, yaitu :

a. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut : 1). Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)

kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi ;

2). Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun ;

3). Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA ; dan

4). Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.


(18)

b. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi :

1). Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut :

2). Berstatus sebagai guru SMK/MAK ;

3). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK ; dan

4). Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.1

Summer yang dikutip oleh Massie mengemukakan bahwa manajer yang diinginkan ialah manajer yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a). Memiliki dan mengembangkan sikap positif terhadap lembaga pendidikan dan pekerjaan manajer.

b). Memiliki dan mengembangkan pengetahuan termasuk beberapa ilmu pendukung pekerjaan manajer.

c). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan konsep. d). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan manusiawi. e). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan teknik. f). Memiliki dan mengembangkan seni (art).2

Sedangkan menurut Wahjosumidjo bahwa efektivitas sekolah tercapai, apabila kepala sekolah selalu memperhatikan dan melaksanakan :

1.1). Sekolah harus secara terus-menerus menyesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal yang mutakhir ;

1.2). Mampu mengkoordinasikan dan mempersatukan usaha seluruh sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan ;

1.3). Perilaku sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan dapat dipengaruhi secara positif apabila kepala sekolah mampu melakukan pendekatan secara manusiawi ;

1.4). Sumber daya manusia merupakan satu komponen penting dari keseluruhan perencanaan organisasi ;

1

Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah

2

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004), Anggota IKAPI, Cet. II, h. 239


(19)

1.5). Dalam rangka pengelolaan kepala sekolah harus mampu menegakkan hubungan yang serasi antara tujuan sekolah dengan perilaku sumber daya manusia yang ada ;

1.6). Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah, fungsi sumber daya manusia harus ditumbuhkan sebagai satu kekuatan utama.3

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah a. Kompetensi Manajerial

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, kepala sekolah harus mampu memanaje sekolahnya dengan baik. Kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi.

Dalam PERMENDIKNAS RI No.13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah / madrasah dijelaskan ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, diantaranya adalah : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial.

Berkaitan dengan kepala sekolah sebagai manajer, kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi manajerial.

Kompetensi manajerial adalah kemampuan atau keahlian kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola, memimpin, mengembangkan sumber daya sekolah dan melakukan monitoring, mengevaluasi serta melakukan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat.4

3

Wahjosumidjo, KepemimpinanKepala Sekolah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. III, h. 272

4


(20)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali.5

Sedangkan menurut Wahjosumidjo, agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam ketiga kompetensi atau ketrampilan sebagai berikut :

1). Technical Skills

a. Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.

b. Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.

2). Human Skills

a. Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerjasama.

b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa mereka berkata dan berperilaku.

c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.

d. Kemampuan menciptakan kerjasama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.

e. Mampu berprilaku yang dapat diterima. 3). Conceptual Skills

a. Kemampuan analisis.

b. Kemampuan berfikir rasional.

c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.

d. Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan.

e. Mampu mengantisipasi perintah.


(21)

f. Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem- problem sosial.6

b. Dimensi Kompetensi Manajerial

Dibawah ini adalah salah satu dimensi kompetensi manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, sebagai berikut :

1). Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Dalam arti yang tradisional, konsep pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan terbatas pada urusan-urusan manajemen operatif, seperti mengelola data tenaga pendidik dan kependidikan (record keeping), penilaian kinerja yang bersifat mekanistik (mechanichal job evaluation), kenaikan pangkat dan gaji secara otomatis (automatic merit increase). Perhatian terhadap SDM pada masa kini mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan tenaga pendidik dan kependidikan (fisik, emosional dan social), yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap cara-cara mereka bertugas, dan dengan sendirinya berpengaruh terhadap produktivitas mereka.

MSDM pada masa kini memfasilitasi aktualisasi dan pengembangan kompetensi para tenaga pendidik dan kependidikan melalui program-program pengembangan dan pemberdayaan yang dilakukan secara sistematik. Pengembangan dan pemberdayaan SDM merupakan bagian dari MSDM yang memiliki fungsi untuk memperbaiki kompetensi, adaptabilitas dan komitmen para tenaga pendidik dan kependidikan. Dengan cara demikian sekolah memiliki kekuatan bukan saja sekedar bertahan (survival), melainkan tumbuh (growth), produktif (productive) dan kompetitif (competitive). Dan dalam proses demikian, dukungan SDM yang kuat melahirkan sekolah yang memiliki adaptibilitas dan kapasitas memperbaharui dirinya (adaptability and self-renewal capacity).

6


(22)

Manajemen tenaga kependidikan atau pengelolaan sumber daya guru bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisian untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilakukan pimpinan, adalah melakukan perencanaan, pengadaan, pengorganisasian, pengarahan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian.

Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

a). Perencanaan

Menurut Sondang P. Siagian, bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan. Berarti bahwa apabila berbicara tentang perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan di tetapkan.7 Untuk itu perencanaan pegawai juga harus dikelola dengan benar, dalam dunia pendidikan guru juga harus dikelola dan dimanaj dengan benar agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau

7

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000), Cet.VIII, h. 41


(23)

tugas yang harus dilakukan dalam organisasi ini. Karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan (job analisys) dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan). Informasi ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan (job spesification). Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.

Dalam perencanaan sumber daya manusia memerlukan sebuah sistem, sistem manajemen sumber daya manusia ini secara terperinci terdiri dari 4 kegiatan yang saling berhubungan dan terpadu, yaitu : (1). Kegiatan inventarisasi persediaan sumber daya manusia.

Kegiatan ini berguna untuk menilai sumber daya manusia yang ada sekarang baik ketrampilan, kemampuan/kecakapan dan potensi.

(2). Kegiatan forecast sumber daya manusia.

Kegiatan ini berguna untuk memprediksi permintaan dan penawaran karyawan pada waktu yang akan datang (baik kuantitas maupun kualitas).

(3). Penyusunan rencana-rencana sumber daya manusia.

Kegiatan ini memadukan permintaan dan penawaran personalia tenaga kerja yang berkualitas melalui penarikan, seleksi, latihan, penempatan, transfer, promosi dan pengembangan.

(4). Pengawasan dan evaluasi.

Kegiatan pemberian umpan balik kepada sistem dan memonitor pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan sumber daya manusia.


(24)

b). Pengadaan

Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik kuantitas maupun kualitasnya. Adapun menurut Heidjarachman Ranupandojo “fungsi pengadaan tenaga kerja/pegawai ini meliputi penentuan kebutuhan tenaga kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan seleksi para pelamar, menempatkan tenaga kerja pada posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas bagi tenaga kerja baru”.8

Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan recruitment/penarikan. Tujuan utama rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat pada penempatan yang tepat pula yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi.9 Proses penarikan (rekrutmen) ini penting, karena kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada kualitas penarikannya.

Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi melalui ujian lisan, tulisan dan praktek. Berkaitan dengan lembaga pendidikan seleksi guru dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara profesional yang memiliki nilai dan unsur-unsur sikap dan kecakapan yang disyaratkan untuk mengembangkan dan tercapainya tujuan organisasi.

Mengidentuifikasikan calon guru harus dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah informasi tentang kemampuan calon guru. Mengidentifikasikan calon guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dengan melihat transkrip nilai, surat rekomendasi,

8

Heidjarachman Ranupandojo, Manajemen Sumber Daya Manusia 1, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), h. 1.10

9

Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 47


(25)

hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya, analisis hasil wawancara rekrutmen, penilaian selama praktek mengajar, umpan balik hasil pertemuannya terhadap guru atau pimpinan bagian-bagian yang berkaitan dengan pendidikan, dan data-data lain yang bermanfaat.10

Adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan secara intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut dilakukan apabila formasi yang kosong sedikit, sementara pada bagian lain ada kelebihan pegawai atau memang sudah dipersiapkan.

c). Pengorganisasian

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas-tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.11 Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.

10

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah….., h. 278 11

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : PT. REMAJA ROSDA KARYA, 2009), Cet. X, h. 71


(26)

d). Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Pengarahan merupakan kegiatan penggerak pengendalian semua sumber dalam usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha dan penciptaan kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan lancar dan lebih efisien.12 Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Fungsi pengarahan secara sederhana, adalah untuk membuat atau

mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Berkaitan dengan lembaga pendidikan yakni mengenai guru, tahap

pengarahan berupa pemberitahuan apa yang harus dilakukan, bidang studi apa yang akan dipegang, selain itu juga pengenalan terhadap kurikulum, pengenalan dengan para anggota dewan guru, pengenalan terhadap para siswa dan pengenalan terhadap masyarakat.

Tujuan dari pengarahan tersebut agar karayaawan atau guru baru dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan individu, sekolah dan masyarakat.

e). Pelatihan dan Pengembangan

Pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda, latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.

12


(27)

Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Di lain pihak, bila manajemen ingin menyiapkan para karyawan untuk memegang tanggung jawab di waktu yang akan datang, kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.

Pengembangan sumber daya manusia ini perlu dilakukan sampai pada tahap tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi tersebut, pengembangan sumber daya ini penting searah pengembangan organisasi.

Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan pegawai. Pertama, latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karayawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.

Meskipun usaha-usaha pelatihan-pelatihan dan pengembangan memakan waktu dan mahal, tetapi akan mengurangi perputaran tenaga kerja dan membuat karyawan menjadi lebih produktif. Lebih lanjut, latihan dan pengembangan membantu mereka dalam menghindari diri dari keusangan dan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

f). Kompensasi

Menurut E. Mulyasa, kompensasi adalah “balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang


(28)

dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap”.13 Pemberian kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilaitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.

Fungsi kompensasi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.14

Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh pekerja tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran.

Kompensasi tidak akan menjadi beban yang berat apabila organisasi dapat mengadministrasikan pembayaran kompensasi karyawan dengan tepat.

Kompensasi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.15

g). Penilaian

Dalam melakukan tugas-tugas para pegawai, diperlukan sistem penilaian secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.

Penilaian itu berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya

13

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung : PT. Rosda Karya, 2004), h. 45

14

Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28 15


(29)

bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses efektif sumber daya manusia.

Berkaitan dengan penilaian guru dalam lembaga pendidikan guru harus dinilai, sejak awal guru bersangakutan melaksanakan tugas mengajar sampaai guru tersebut berhenti tidak mengajar.

Adapun pokok-pokok sasaran penilaian guru, menurut Wahjosumidjo adalah sebagai berikut :

(1). Metodologi mengajar (Teaching Metodology) (2). Pengelolaan kelas (Classroom Management)

(3). Pengetahuan isi dan kadar isi (Knowledge of Content)

(4). Hubungan pertumbuhan profesional (Extent of Profesional Growth).16

h). Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.

Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini menurut E. Mulyasa dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. (1) pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya pindah lapangan

16


(30)

pekerjaan dengan tujuan memperbaiki nasib (2) pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, misalnya pegawai tidak cakap atau tidak melaksanakan tugas dengan baik, dan (3) pemberhentian sebab lain-lain.17

B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah 1. Persepsi

Kata persepsi berasal dari kata “perception“ yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian ditransfer ke otak.18

Menurut Alisuf Sabri persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia atau individu mengenali millieu hidupnya.19

Adapun menurut Nina Mufmainah persepsi adalah cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem inderawi kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.20

Sedangkan menurut pendapat Lutfi dkk persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.21

17

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, h. 44 18

Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia PUSTAKA UTAMA, 1995), hal. 424

19

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. III, hal. 45

20

Nina Mufmainah, Psikologi Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), Cet. III, h. 71 21

Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2009), Cet. I, h. 25


(31)

Dalam kamus Psikologi kata persepsi juga berasal dari kata “perception” yang berarti proses mengetahui atau mengenali objek dalam kejadian objektif dengan bantuan indera.22

Dalam interaksi dengan manusia khususnya dengan lingkungan sosialnya, setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi, memahami dan menafsirkan suatu objek yang dirasakan dan dilihatnya. Persepsi pada setiap individu berasal dari stimulus atau rangsangan yang diterimanya. Maka persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dalam diri setiap orang terhadap stimulus yang diterimanya.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.23

Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi.

Veithzal Riva’i menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya.24 Hal ini berarti persepsi itu didahului oleh proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderaannya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, kemudian individu tersebut mengalami persepsi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemahaman seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain dalam lingkungan yang berupa pendapat dan penelitian dirinya terhadap apa yang diterima dan di tangkapnya selama melakukan kegiatan atau pekerjaan di

22

J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. I, hal. 358

23

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi. I, hal. 138

24

Veithzal Riva’I, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. II, h. 359


(32)

lingkungan tersebut. Dengan adanya persepsi maka baik buruknya seseorang atau suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Sedangkan menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan pada satu objek.25

Didalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi ialah penerimaan stimulus melalui alat indera. Sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.26

Sedangkan berkaitan dengan guru, sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, dijelaskan pada pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.27 Dalam hal ini guru sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial tidak terlepas dari persepsi sosial, yaitu proses pemberian nilai atau pemahaman diantara sesama makhluk yang saling berinteraksi secara sosial. Sedangkan menurut Uzer Usman bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan persepsi guru adalah mengenai pandangan atau proses berfikir guru dalam menilai jalannya suatu kegiatan di sekolah yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan tempatnya bekerja, dan memberikan persepsi terhadap kompetensi manajerial kepala sekolah. Melalui persepsi yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja serta sekaligus meningkatkan produktivitas kerja.

25

Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar UmumPsikologi, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1986), Cet. IV, h. 39

26

Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, h. 37 27

Tim Penyusun, Peraturan Pemerintah RI, No. 74 Tahun 2008 Pasal 1, Tentang Guru, (Jakarta : BP. Cipta Jaya), h. 2


(33)

Persepsi guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari stimulus yang diterima oleh guru melalui alat-alat inderanya. Dalam hal ini bagaimana guru memberikan tanggapan, penafsiran dan memberikan perhatian dan penilaian tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

2. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Persepsi guru adalah suatu tanggapan yang dimiliki oleh guru melalui alat-alat inderanya untuk memperhatikan dan memberikan penilaian tentang kompetensi manajerial kepala sekolah. Maka, kompetensi manajerial kepala sekolah akan mempengaruhi etos kerja dan kualitas sekolah yang di pimpinnya. Sebagai kepala sekolah berhadapan dengan para guru, kompetensi yang dimiliki sangatlah berpengaruh terhadap penilaian guru. Kompetensi manajerial yang dimiliki dan ditunjukkan kepala sekolah dapat pula diterapkan pada kinerja guru.

Kepala sekolah adalah figur seorang pemimpin. Kepala sekolah juga adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa, watak dan etos kerja para guru, karena mampu menjadi ragi atau mewarnai lingkungan sekolah yang dipimpinnya.

Jabatan kepala sekolah memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas kepala sekolah tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga suatui tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Kepala sekolah memang menempati kedudukan yang terhormat di sekolah dan masyarakat, sebagaimana guru yang mempunyai kewibawaan sehingga masyarakat tidak meragukan figur seorang guru.

Kepala sekolah yang kompeten adalah kepala sekolah yang mampu menciptakan suasana yang kondusif dan bekerja secara profesional di sekolah, sehingga etos kerja guru dan staf pun sangat tinggi.


(34)

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi manajerial. Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolahnya akan berpengaruh terhadap persepsi guru terhadap dirinya, sehingga apabila kompetensi manajerial kepala sekolah itu baik, maka persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah pun baik.

Jadi, yang dimaksud dengan persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah adalah pandangan, tanggapan atau penilaian guru tentang kemampuan kepala sekolah mengelola sumber daya sekolahnya, khususnya mengelola guru dan staf dalam mendukung jalannya kegiatan sekolah, sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan profesionalisme guru dalam bekerja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan nasional akan tercapai secara optimal.


(35)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah. 2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi manajerial.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009, sehingga data yang diperoleh dari responden lebih akurat. Adapun tempat penelitian ini dilakukan di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

C. Populasi dan Sampel

Berdasarkan pada judul penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta yang berjumlah 20 orang.

Untuk mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dalam penelitian ini, sampel yang diambil penulis adalah semua guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.


(36)

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil penelitian di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta berupa data dan informasi sebenarnya mengenai kondisi yang ada.

Untuk mendapatkan data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua macam penelitian yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (applied research).

a. Penelitian kepustakaan yang dimaksud disini adalah mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur buku yang ada kaitannya dengan penulisan ini.

b. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan meninjau langsung ke objek penelitian. Adapun penelitian tersebut menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu observasi, angket dan wawancara yaitu pengumpulan data secara tertulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada kepala sekolah dan guru-guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data tentang kompetensi manajerial kepala sekolah, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.1 Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi manajerial. Dan juga memperoleh data sejauhmana tugas dan fungsinya sehari-hari sebagai kepala sekolah.


(37)

2. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.2 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mendapat data sejauhmana kompetensi manajerial kepala sekolah dalam menjalankan peran dan tugasnya.

3. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.3 Angket ini diberikan kepada guru di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta sebagai respondennya, guna mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di sekolah tersebut.

a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bertujuan untuk memperoleh data persepsi Guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah, angket ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memiliki empat pilihan alternatif jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP), Responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban tersebut, sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket ini disusun atas dasar indikator-indikator yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…, h. 165 3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…., h.167


(38)

Tabel. 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Nomor Butir Dimensi Indikator

(+) (-) Jml a.Perencanaan program

kerja sekolah

1, 2 3, 4 4

b.Pengorganisasian kegiatan sekolah

5, 6, 7, 8, 9,10

11 7

c.Melakukan pengarahan 12,13, 14 15, 16 5 Mengelola guru dan

staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

d.Melakukan pengawasan dan evaluasi

17, 18 19, 20 4

JUMLAH 20

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memperoleh jawaban dan kesimpulan sehubungan dengan mencari presentase setiap jawaban yang dipilih responden. Setelah itu data yang telah terkumpul, penulis akan mengolahnya dengan langkah sebagai berikut :

1. Klasifikasi data. 2. Tabulasi data. 3. Intrepetasi Data. 4. Penarikan kesimpulan.

Adapun teknik analisisnya menggunakan statistic prosentase dengan rumus : P = f x 100%


(39)

Keterangan :

P = angka prosentase

f = frekuensi jawaban yang diberikan responden N = jumlah responden

100% = nilai tetap

Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus prosentase, kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :

a. 100% = seluruhnya

b. 90-99% = hampir seluruhnya c. 60-89% = sebagian besar

d. 51-59% = lebih dari setengahnya e. 50% = setengahnya

f. 40-49% = hampir

g. 10-39% = sebagian kecil setengahnya h. 0% = tidak sama sekali


(40)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta 1. Sejarah Berdirinya

SMK Teknik 10 Nopember Jakarta merupakan sekolah yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Puspa. Yayasan sendiri berdiri sejak tahun 1987, di bawah asuhan Ir. Muchlis Mursalin, MM.

Di Bawah ini adalah Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta : Nama Sekolah : SMK Teknik 10 Nopember Jakarta No. Induk Sekolah : 192

Propinsi : DKI Jakarta

Otonomi Daerah : Jakarta Timur Desa / Kelurahan : Cililitan

Kecamatan : Kramat Jati

Jalan dan Nomor : Raya Bogor No. 1

Kode Pos : 13510

Telepon : 021-8096077

Faksimili : 021-8096077

Daerah : Perkotaan

Status : Swasta

Tahun Berdiri : 2007

KBM : Pagi


(41)

Lokasi Sekolah Jarak ke Pusat Kecamatan : 3 km Jarak ke Pusat Otoda : 15 km Terletak pada lintasan : Kecamatan Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta

2. Visi dan Misi Visi :

Mengembangkan generasi cerdas, mandiri, beriptek dan berimtaq

Misi :

a. Melaksanakan efektivitas proses pembelajaran dan bimbingan melalui konsep belajar tuntas dan berkompeten di bidangnya.

b. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Nasional (SKM) dalam menghadapi era globalisasi.

c. Menumbuhkan sikap mandiri, disiplin, kreatif, inovatif dan produktif dengan penguasaan life skill.

d. Mengupayakan sekolah sebagai wahana dan wadah pengembangan kreativitas, bakat dan minat dengan orientasi prestasi melalui program ekstrakurikuler dan pengembangan diri.

e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh komunitas warga sekolah dan masyarakat serta instansi terkait.


(42)

(43)

4. Kurikulum SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

Kurikulum yang digunakan oleh SMK Teknik 10 Nopember Jakarta telah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan mata pelajaran :

Tabel. 2

Kurikulum SMK Teknik 10 Nopember Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010

Normatif Adaptif Produktif

1. Bahasa dan Sastra Indonesia

2. Matematika 3. Bahasa Inggris

1. Agama 2. Pendidikan

Jasmani

3. Sejarah Nasional dan Umum 4. Ekonomi 5. PPKN

1. Akuntansi keuangan 2. Akuntansi biaya 3. Siklus keuangan 4. Perpajakan 5. Pengantar bisnis 6. Pengelola usaha 7. Dasar-dasar

perbankan 8. Kewirausahaan 9. Komputer 10.Otomotif

Selain itu ada juga beberapa kegiatan ekstrakurikuler, seperti : PMR, ROHIS, Bela diri. Masing-masing kegiatan ini berada di bawah naungan pembina dari OSIS.


(44)

5. Keadaan Guru

Tabel. 3

Keadaan Guru dan Pegawai SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

No Nama Tmp dan Tgl Lahir Pendidikan Jabatan Ket 1 Drs. Sulendro,

MM

Pring Sewu, 22-05-1959

S 2 Kepala

Sekolah 2 Taryoto, S.Pd Tegal, 05-08-1985 S 1 Waka.

Kurikulum 3 Ahmad

Fatchudin, S.Pd

Brebes, 04-06-1982 S 1 Waka Kesiswaan 4 Septi Wulandari,

Amd

Jakarta, 26-09-1988 D III TU

5 Aprizal, Amd Jakarta, 21-04-1982 D III TU 6 Endra Wahyudi

ST

Jakarta, 27-05-1980 S 1 GTT

7 Sri Handayani, S.Pd

Madiun, 23-01-1972

S 1 GTT

8 Ely Solikhawati, S. Pd

Brebes, 10-09-1977 S 1 GTT

9 Uun Kurniasih, SE

Jakarta, 06-07-1972 S 1 GTT

10 Mardiko Bagus Sumitro, S. Pd

Jakarta, 17-08-1979 S 1 GTT

11 Imas Inayah, S. Si

Jakarta, 118-09-1984

S 1 GTT

12 Galis Remina Babay

Bandung, 04-06-1988

S 1 GTT

13 Desi Wulandary Jakarta, 28-12-1987 S 1 GTT


(45)

15 Marten B.P, S.Pd Jakarta, 20-2-1980 S 1 GTT 16 Pandapotan

Manurung, S.Pd

Medan, 15-10-1979 S 1 GTT

17 Syamsudin, S.Pd Tegal, 10-5-1980 S 1 GTT

18 Dewa Dwi

Laksana, S.Pd

Jakarta, 12-11-1982 S 1 GTT

19 Drs.Tatang Subandi, S.Pd

Jakarta, 17-12-1978 S 1 GTT

20 Agus Purwanto Brebes, 21-06-1980 S 1 GTT

21 Hasanudin Indramayu, 11-02-1986

SMP Kebersihan

22 Asnan Riau, 02-02-1966 - Rumah


(46)

6. Keadaan Siswa

Tabel. 4

Keadaan Siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010

No Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 I 2 Kelas 54 orang

2 II 2 Kelas 54 orang

3 III 1 Kelas 40 orang

JUMLAH 148 orang

Sumber Data : Tata Usaha SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

Berdasarkan hasil observasi dan data yang peneliti dapatkan bahwa keadaan siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta tahun ajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel di atas.

7. Sarana dan Prasarana

SMK Teknik 10 Nopember Jakarta mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga dapat menunjang kegiatan proses pembelajaran, yaitu :

a. Gedung berlantai yang nyaman dan representatif 1). Ruang belajar : 5 kelas

2). Ruang kantor : 3 ruang, terdiri dari ruang ketua yayasan, ruang kepala sekolah dan ruang guru

b. Di lengkapi dengan :

1). Laboratorium komputer 20 unit (full AC) 2). Laboratorium Mengetik

3). Laboratorium Teknik 4). Perpustakaan

5). Lapangan Olah Raga 6). Tempat Parkir 7). Kantin


(47)

B. Deskripsi Data

Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara, penyebaran angket dan observasi. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana kompetensi manajerial kepala sekolah pada aspek mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal (hasil wawancara terlampir), penulis pun melakukan observasi langsung untuk mengetahui kondisi sekolah baik guru, siswa sarana prasarana serta data-data yang diperlukan lainnya.

Adapun angket yang penulis buat sebanyak 20 buah yang disebarkan kepada 20 sampel yaitu semua guru SMK Teknik 10 Nopember. Angket tersebut berbentuk pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh responden dengan memberikan salah satu alternatif jawaban. Kemudian jawaban-jawaban yang telah terkumpul ditabulasikan berbentuk presentasi dan diolah sehingga nantinya dapat diambil suatu kesimpulan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dalam analisis data secara keseluruhan.

C. Interpretasi dan Analisis Data

Dari data yang diperoleh mengenai persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah, dengan jumlah sampel 20 guru diperoleh nilai dengan rentang antara 36-75, nilai rata-rata sebesar 62,8, nilai median sebesar 65,4, nilai modus sebesar 66,3 dan standar deviasi sebesar 7,13 (lampiran 3).


(48)

Tabel. 5

Distribusi Frekuensi Nilai nyata dari tiap Interval mengenai persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah

Interval Frekuensi Nilai Nyata

71 – 77 64 – 70 57 – 63 50 – 56 43 – 49 36 – 42

2 11 13 2 1 1

70,5 – 77,5 63,5 – 70,5 56,5 – 63,5 49,5 – 56,5 42,5 – 49,5 35,5 - 42,5

Dari tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat diagram batang/histogram seperti gambar berikut :

Diagram Histogram


(49)

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah, digunakan nilai rata-rata skor. Adapun kecenderungan tersebut terbagi dalam tiga kategori, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 6 Kategori penilaian

Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah

Interval Skor Kategori Jumlah Presentasi

61 – 80 41 – 60 21 – 40

Baik Cukup Baik Kurang Baik 15 4 1 75 % 20 % 5 %

Dengan melihat tabel dan histogram, dan dengan menggunakan kategori penilaian di atas, maka kecenderungan persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah adalah sebagai berikut : kategori baik 15 guru (75%), cukup baik 4 guru (20%) dan kurang baik 1 guru (5%). Ini berarti sebagian besar persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah kecenderungan persepsi dalam kategori baik.

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari beberapa aspek pernyataan yang di teliti dalam tabel di bawah ini :

Tabel. 7

Kepala sekolah melakukan perencanaan sekolah (jangka pendek, menengah dan jangka panjang)

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

1 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6 1 10 3 30 % 5 % 50 % 15 %


(50)

Pada pernyataan nomor 1, menunjukkan bahwa 30 % guru menyatakan kepala sekolah selalu melakukan perencanaan, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, 5 % sering, 50 % kadang-kadang dan 15 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melakukan perencanaan sekolah.

Tabel. 8

Kepala sekolah melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

2 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

1 3 4 5

5 % 15 % 55 % 25 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 2, menunjukkan bahwa 5 % guru menyatakan kepala sekolah selalu melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai, 15 % sering, 55 % kadang-kadang dan 25 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai.


(51)

Tabel. 9

Musyawarah tidak dilakukan dalam menentukan jadwal mengajar di sekolah

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

3 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

13 5 1 1 65 % 25 % 5 % 5 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 3, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak bermusyawarah dalam menentukan jadwal mengajar di sekolah, 25 % sering, 5 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal terbukti kepala sekolah selalu bermusyawarah dalam menentukan jadwal mengajar di sekolah.

Tabel. 10

Rencana yang telah dibuat, pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana yang dibuat

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

4 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

0 2 12 6 0 % 10 % 60 % 30 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 4, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak melaksanakan rencana yang telah dibuat, 10 % sering,


(52)

60 % kadang-kadang dan 30 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

Tabel. 11

Kepala sekolah mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga kerja pada posisi yang tepat

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

5 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6 1 12

1

30 % 5 % 60 %

5 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 5, menunjukkan bahwa 30 % guru menyatakan kepala sekolah selalu mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga kerja pada posisi yang tepat, 5 % sering, 60 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga kerja pada posisi yang tepat.


(53)

Tabel. 12

Kepala sekolah memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan pegawai baru

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

6 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3 11 15 1 15 % 55 % 25 % 5 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 6, menunjukkan bahwa 15 % guru menyatakan kepala sekolah selalu memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan pegawai baru, 55 % sering, 25 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan pegawai baru.

Tabel. 13

Kepala sekolah mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

7 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

14 4 2 0 70 % 20 % 10 % 0 %


(54)

Pada pernyataan nomor 7, menunjukkan bahwa 70 % guru menyatakan kepala sekolah selalu mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari, 20 % sering, 10 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari.

Tabel. 14

Kepala sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

8 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

7 2 11

0

35 % 10 % 55 %

0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 8, menunjukkan bahwa 35 % guru menyatakan kepala sekolah selalu mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya guru dan pegawai, 10 % sering, 55 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya guru dan pegawai.


(55)

Tabel. 15

Kepala sekolah memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

9 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3 12 4 1 15 % 60 % 20 % 5 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 9, menunjukkan bahwa 15 % guru menyatakan kepala sekolah selalu memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada guru dan pegawai, 60 % sering, 20 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada guru dan pegawai.

Tabel. 16

Kepala sekolah mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran guru dalam proses pembelajaran

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

10 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

10 5 5 0 50 % 25 % 25 % 0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 10, menunjukkan bahwa 50 % guru menyatakan kepala sekolah selalu mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran guru dalam


(56)

proses pembelajaran, 25 % sering, 25 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti kepala sekolah selalu mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran gur dalam proses pembelajaran.

Tabel. 17

Guru dan pegawai tidak diberikan kebebasan dalam menentukan cara kerja

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

11 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

13 5 1 1 65 % 25 % 5 % 5 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 11, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak memberikan kebebasan kepada guru dan pegawai dalam menentukan cara kerja, 25 % sering, 5 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu memberikan kebebasan kepada guru dan pegawai dalam menentukan cara kerja.

Tabel. 18

Kepala sekolah melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan dengan program sekolah

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

12 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5 3 2 10 25 % 15 % 10 % 50 %


(57)

Pada pernyataan nomor 12, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan kepala sekolah selalu melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan dengan program sekolah, 15 % sering, 10 % kadang-kadang dan 50 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan dengan program sekolah.

Tabel. 19

Kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses kegiatan pembelajaran

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

13 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

0 1 1 18

0 % 5 % 5 % 90 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 13, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan kepala sekolah selalu membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses kegiatan pembelajaran , 5 % sering, 5 % kadang-kadang dan 90 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah tidak pernah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses kegiatan pembelajaran.


(58)

Tabel. 20

Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

14 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

17 1 2 0 85 % 5 % 10 % 0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 14, menunjukkan bahwa 85 % guru menyatakan kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai, 5 % sering, 10 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai.

Tabel. 21

Kebijakan atau keputusan dibuat tanpa melalui rapat sekolah

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

15 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

0 1 6 13 0 % 5 % 30 % 65 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 15, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak melalui rapat sekolah dalam mengambil kebijakan atau keputusan, 5 % sering, 30 % kadang-kadang dan 65 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu melalui rapat sekolah dalam pengambilan kebijakan atau keputusan.


(59)

Tabel. 22

Kepala sekolah bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan penyimpangan

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

16 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

15 2 1 2 75 % 10 % 5 % 10 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 16, menunjukkan bahwa 75 % guru menyatakan kepala sekolah selalu bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan penyimpangan, 10 % sering, 5 % kadang-kadang dan 10 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah kurang tegas terhadap orang yang melakukan penyimpangan.

Tabel. 23

Kepala sekolah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

17 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

0 0 6 14 0 % 0 % 30 % 70 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 17, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan kepala sekolah selalu melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai, 0 % sering,


(60)

30 % kadang-kadang dan 70 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah tidak pernah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai.

Tabel. 24

Kepala sekolah menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam proses pemberhentian guru dan pegawai

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

18 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5 11 4 0 25 % 55 % 20 % 0 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 18, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan kepala sekolah selalu menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam proses pemberhentian guru dan pegawai, 55 % sering, 20 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam proses pemberhentian guru dan pegawai.

Tabel. 25

Daftar harian guru tidak diawasi setiap harinya

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

19 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5 5 8 2 25 % 25 % 40 % 10 %


(61)

Pada pernyataan nomor 19, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak mengawasi daftar harian guru setiap harinya, 25 % sering, 40 % kadang-kadang dan 10 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif mengawasi daftar harian guru setiap harinya.

Tabel. 26

Pada akhir semester tidak dilakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan

No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi

20 a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

13 3 2 2

65 % 15 % 10 % 10 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 20, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan kepala sekolah selalu tidak melakukan evaluasi pada akhir semester terhadap program kerja yang telah dilaksanakan, 15 % sering, 10 % kadang-kadang dan 10 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu melakukan evaluasi terhadap rogram program kerja yang telah dilaksanakan pada akhir semester.


(62)

(63)

50 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta, sudah baik.

Kompetensi manajerial yang dimiliki kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember Jakarta secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik dengan prosentase 75%. Kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau manajer, usaha yang dilakukan mendapatkan tanggapan yang positif dari para guru yang merupakan faktor pendukung utama dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Dalam meningkatkan kinerja guru dan staf di SMK Teknik 10 Nopember ini kepala sekolah selalu mengadakan usaha-usaha perbaikan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat memberikan implikasi yang sangat baik terhadap peningkatan kinerja guru serta selalu memberikan bimbingan dan motivasi kepada bawahannya dengan hal tersebut, maka diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember tergantung kepada kepala sekolah sebagai seorang pemimpin atau manejer pengelola lembaga pendidikan, mampu tidaknya seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya yang dapat mempengaruhi secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.


(64)

B. Saran

Tinggi rendahnya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor diantaranya yaitu : kurikulum, sarana dan prasarana, metode pengajaran dan kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal itu peneliti menyarankan:

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah hendaknya mengembangkan terus-menerus kemampuan manajerial yang didalamnya tercakup pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan.

b. Kepala sekolah hendaknya dapat terus-menerus meningkatkan kemampuan manajerial, sehingga guru dan staf dapat selalu meningkatkan kualitas kinerjanya.

c. Kepala sekolah sebagai manajer banyak terlibat langsung dalam pengelolaan pendidikan, diharapkan dapat memotivasi dan membimbing guru-guru dan pegawainya secara terus-menerus agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

d. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu meningkatkan disiplin kinerjanya khususnya kompetensi manajerial agar kinerjanya lebih baik lagi.

2. Bagi Guru

Guru sebagai peran utama dalam proses pembelajaran, hendaknya guru selalu menggali ilmu dan menambahkan wawasan agar dapat membimbing siswa dan siswi dengan baik, serta dapat meningkatkan program pembelajaran supaya tidak menimbulkan sifat kejenuhan bagi siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Bagi Orang tua dan Masyarakat.

Partisipasi orang tua dan masyarakat sangat diharapkan oleh pihak sekolah, karena untuk mencapai keberhasilan anak didik dibutuhkan


(65)

dorongan dari luar yaitu dorongan dari orang tua maupun dari masyarakat. Maka orang tua dan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam mengembangkan anak didik dalam proses belajar mengajar.

4. Bagi Pemerintah

Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bagi guru, terutama sumbangan dana. Karena dengan imbalan yang tidak memadai akan berakibat tidak konsentrasi dalam melaksanakan tugas sebagai guru, sehingga hal tersebut akan menjadi hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan.


(1)

ANGKET PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

1. Berikut ini ada sejumlah pertanyaan untuk Bapak/Ibu jawab.

2. Saya berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab semua pertanyaan tersebut dengan sebenarnya, karena kejujuran dapat membantu saya dalam mengumpulkan data yang valid dalam penelitian.

3. Angket ini adalah untuk kepentingan ilmiah dan semua jawaban Bapak/Ibu akan saya jamin kerahasiaannya.

1.Apakah kepala sekolah melakukan perencanaan sekolah, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apakah kepala sekolah melakukan perencanaan sumber daya guru dan

pegawai ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Musyawarah tidak dilakukan dalam menentukan jadwal mengajar di

sekolah

a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Rencana yang telah dibuat dengan lengkap, pada pelaksanaanya tidak sesuai

dengan rencana yang dibuat tersebut

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5.Apakah kepala sekolah mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan

tenaga kerja pada posisi yang tepat ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah kepala sekolah memberikan pendidikan dan latihan yang

diperlukan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan pegawai baru ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah kepala sekolah mengorganisasi personil-personilnya agar

melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan sekolah, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari ?


(2)

8. Apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (guru dan pegawai) ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Apakah kepala sekolah memperhatikan atau menilai pengembangan karir

kepada guru dan pegawai ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Apakah kepala sekolah mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran

guru dalam proses pembelajaran ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Saya tidak diberikan kebebasan dalam menentukan cara kerja

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12 Apakah kepala sekolah melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai

berkaitan dengan program sekolah ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apakah kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam

proses kegiatan pembelajaran ?

a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan

pegawai ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Kebijakan atau keputusan dibuat tanpa melalui rapat sekolah

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan penyimpangan

atau kesalahan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Apakah kepala sekolah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai

demi lancarnya proses pembelajaran dan administrasi ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Apakah kepala sekolah menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana

dalam proses pemberhentian guru dan pegawai ?


(3)

19. Daftar absen harian guru tidak diawasi setiap harinya

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Pada akhir semester tidak dilakukan evaluasi terhadap program kerja yang

telah dilaksanakan


(4)

PEDOMAN WAWANCARA

Informasi : Kepala Sekolah Waktu Wawancara : 09.00 s/d Selesai Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2009

Tempat : SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

1. Menurut pendapat Bapak, apa yang dimaksud dengan kompetensi manajerial kepala sekolah ?

Jawaban :

Kompetensi manajerial adalah kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah terkait dengan bagaimana membuat perencanaan, mengorganisasi, melakukan pengarahan, melakukan pengawasan dan evaluasi program sekolah secara keseluruhan.

2. Dalam proses perekrutan sumber daya manusia (guru dan pegawai), faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak ?

Jawaban :

Tentunya yang pertama adalah pendidikan akhir (pendidikan formal) maupun nonformal, yang kedua adalah pengalaman dan pelatihan yang pernah dimiliki atau diikuti. Dan yang ketiga, kompetensi yang dimiliki dalam bidang tertentu, serta yang paling penting juga adalah siap bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Bagaimana cara Bapak mengelola sumber daya manusia (guru dan pegawai) agar berkualitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan ?

Jawaban :

Dengan mengikutsertakan pelatihan-pelatihan atau diklat baik guru maupun pegawai. Sedangkan khusus para guru dengan memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam proses kegiatan pembelajaran.


(5)

4. Strategi apa saja yang Bapak gunakan untuk mengatasi problematika dalam proses kegiatan pembelajaran ?

Jawaban :

Dalam dunia pendidikan, tentunya problematika bersifat dinamis. Oleh karena itu, kami selalu siap mengantisipasi akan hal itu. Dan strategi yang kami jalankan adalah mengupayakan seminimal mungkin problem sekolah baik yang telah terjadi maupun mengantisipasi yang akan terjadi dengan melihat pokok persoalan yang tengah dihadapi.

5. Apakah Bapak selalu memperhatikan pengembangan karir guru dan pegawai ? Jawaban :

Insyaallah, namun sementara ini karena sekolah kami masih tergolong baru, maka belum terlalu saya janjikan. Artinya berjalan saja dulu semaksimal mungkin sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

6. Seberapa sering Bapak mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (guru dan pegawai), dan pelatihan seperti apa yang dilakukan ? Jawaban :

Satu tahun kami adakan minimal dua kali, dengan mendatangkan instruktur dari instansi terkait. Dan juga kita berikan informasi seminar ataupun diklat yang diselenggarakan dari pihak luar (DIKNAS maupaun DIKMENTI).

7. Bagaimana Bapak mengelola keuangan sekolah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru dan pegawai ?

Jawaban :

Untuk pengelolaan keuangan, kami sudah berikan wewenangnya kepada pegawai urusan keuangan. Jadi, kami hanya mengaudit keluar masuknya keuangan sekolah.


(6)

8. Hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak dalam pemberhentian guru dan pegawai ?

Jawaban :

Kedisiplinan, ini faktor yang paling penting dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya, karena selain kedisiplinan bisa kita upayakan dengan perbaikan-perbaikan.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, penulis berpendapat bahwa secara umum kepala sekolah selalu memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia guru maupun staff. Termasuk pengelolaan yang lainnya seperti keuangan sekolah dan lain-lain.

Namun, dalam hal pengembangan karir guru dan pegawai belum terlihat secara signifikan. Ini dimaklumi oleh penulis, karena sekolah SMK Teknik 10 Nopember Jakarta masih tergolong baru.

Jadi, penulis berharap kepala sekolah harus terus meningkatkan kompetensinya, sehingga guru dan pegawai akan meningkat etos kerjanya.

Interviewer Intervieweer

Agus Purwanto Drs. M. Sulendro,MM NIM. 100018218286 NRP. 0703 001


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 15

Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi, dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMK Seni dan Kerajinan Kota Surakarta.

0 1 24

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK SMIP YPPT BANDUNG.

0 3 53

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR GURU SMK NEGERI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 147

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS SE-KECAMATAN WONOSARI.

0 1 119

PENGARUH KETERAMPILAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN SETATUS SOSIAL EKONOMI GURU

0 0 9

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 16

KEMAMPUAN MANEJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAYAH ALIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI JAKARTA BARAT - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 11