TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI

  TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

   Oleh :

Natalia Devian Indra Susanti

Nim: 041114015

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

   Oleh :

Natalia Devian Indra Susanti

Nim: 041114015

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Natalia Devian Indra Susanti Nomor Mahasiswa : 041114015

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA MAGELANG TAHUN AJARAN 2007/2008

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 23 Desember 2008 Yang menyatakan

  (Natalia Devian Indra Susanti)

  

ABSTRAK

TINGKAT KEBIASAAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN

PARA SISWA KELAS I DAN KELAS II SMP TARAKANITA

MAGELANGTAHUN AJARAN 2007/2008

Natalia Devian Indra Susanti

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan menggunakan metode survey seksional menyilang ( cross- sectional surveys). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan siswa kelas II. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 288 orang siswa dan sampel penelitian berjumlah 267 orang siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

  Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Masalah kedua adalah bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Masalah ketiga adalah apakah terdapat perbedaan tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Penyusunan tabulasi skor dari item- item yang ada dalam kuesioner dan menghitung total skor untuk masing- masing item (2) Menghitung nilai Chi- Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

  Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa kelas I yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran rendah (60%) lebih banyak dari pada jumlah siswa yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran tinggi (40%); (2) jumlah siswa kelas II yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran tinggi (58%) lebih banyak dari pada jumlah siswa kelas II yang memiliki tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran rendah (41%); (3) ada perbedaan yang berarti antara para siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

  

ABSTRACT

THE STUDENTS HABIT LEVEL ON STUDYING LESSON MATERIAL OF

SEVENTH AND EIGHTH GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL

  

IN SMP TARAKANITA MAGELANG YEAR 200/2008

Natalia Devian Indra Susanti

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  This research was a descriptive research on the field of study guidance which used cross-sectional surveys method. The purpose of this study was to find out the ilusstration of students in grade I and II of the habit in learning of a subject. The number of the research subject of this study was 288 students and 267 research sample of the students of Tarakanita Magelang Junior High Scholl in grade I and II year 2007/2008. The research instrument of this study was questionarre of the students level in learning the material of the subject.

  The first problem that would be discussed is what is the habbit level in learning the subject material of Tarakanita Junior High Scholl of year 2007/2008? The second problem is what is the habit level in learning the subject material of Tarakanita Magelang Junior High Scholl is year 2007/2008? The third problem is are there any differences of the habit level in learning the subject material of Tarakanita High Scholl students year 2007/2008 grade I and II? The data gathering procedures used in this research were (1) The Arrangement of tabulation score of the item that is used in questionnairre and to account the total score for each item. (2) To account the point of Chi – Squares to check the hypotesis with significant point 5%.

  The results of this research were (1). the number of students in grade I who have the low habit level in learning the material is (60%) much more than the number of students who have the high habit level in learning material (40%); (2). the number of students in grade II who have the high habit level of learning the material (58%) much more than the number of sudents in grade II who have the low habit level in learning the material (41%); (3). there is a significant difference between the students in grade I and II of Tarakanita Junior High Scholl year 2007/2008 in the habbit level in learning lesson material.

  

M OTTO D AN PE RSE M BAH AN

M ot t o:

“ Women wish to be loved not because they are pretty, or good, or well breed, or

gracefull, or intelligent, but because they are themselves”

(“Wanita ingin dicintai bukan karena wanita i tu cantik, atau baik, memukau atau

memikat atau dari intelegensinya tetapi karena mereka adalah diri mereka

sendiri”)

“ Setiap tapak kehidupan yang telah dilalui akan memberikan makna yang luar

biasa bagi seseorang untuk memasuki tapak kehidupan berikutnya”

  Skr i psi i n i ku per sem ba h ka n u n t u k: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda M aria penolung dan penuntun hidupku s

  

Kedua orang tuaku yang tercinta, bapak M etodius Sumarjdono dan I bu Theresia

s Kusharyati serta ketiga adik-adikku yang tersayang Beni, Bety dan Novi.

  Sahabat-sahabatku yang terkasih s

  Almamaterku yang tercinta U niversitas Sanata Dharma Yogyakarta s

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucapkan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah membimbing dan menerangi pikiran serta hati penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis menyampaikan banyak terimakasih khususnya kepada:

  1. Bapak Drs. Wens Tanlain M.Pd, pembimbing yang penuh kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan, waktu, tenaga, pikiran, pengetahuan dan pengarahan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat dimulai dan diselesaikan.

  2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, Ketua Program studi Bimbingan dan Konseling.

  3. Para dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis selama menempuh studi.

  4. Ibu Caecilia Ayu Larasati, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Tarakanita Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

  5. Bapak Yustinus Sudaryanto, S.Pd, guru pembimbing SMP Tarakanita Magelang yang telah memberikan bantuan dalam proses pengumpulan data dan penelitian di SMP Tarakanita Magelang.

  6. Ibu Rahayu, S.Pd, wakasek kesiswaan yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data dan penelitian di SMP Tarakanita Magelang.

  7. Seluruh guru- guru SMP Tarakanita Magelang yang telah membantu penulis dalam proses penelitian dan pengumpulan data.

  8. Seluruh siswa kelas I dan siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga penulis memperoleh data penelitian.

  9. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis selama menempuh studi dan proses penyelesaian skripsi.

  10. Nenekku yang selalu memberikan doa kepada penulis selama proses studi dan menyelesaikan skripsi.

  11. Adik-adikku Anastasia Beni, Christina Beti, dan Bernadeta Novi yang selalu memberikan semangat selama proses menyelesaikan skripsi.

  12. Kakakku Mas Aji dan Mbak Tari yang selalu mendukung penulis dalam doa.

  13. Sahabat - sahabatku di kos beo 45 Natalia, Mbak Dian, Irmina, Ima Putri, Bernadeta, Agata, Indri, Mega dan Ita yang selalu membantu, memberi semangat dan mendukung penulis dalam doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  14. Sahabat-sahabatku seangkatan Priska Nawang, Asa Rehulina, Anting Pramusekar, Suster Yustisia CB, Romo Agus Tanggu Daga, Aldes Dwi Pikal, Seprianus, Andreas Kristiadi, Sigit Sudarisman, Fransiska Dwi Yuniati, Irna

  Paulina, dan semua teman-teman angkatan 2004 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  15. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung, terutama dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi siapa saja yang berminat terhadap Bimbingan dan Konseling.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………iv ABSTRAK……………………………………………………………………….. v ABSTRACT……………………………………………………………………… vi HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………. vii KATA PENGANTAR……………………………………………………………. viii DAFTAR ISI……………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 4 D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 4 E. Batasan Istilah dan Batasan Variabel……………………………………… 5 F. Hipotesis…………………………………………………………………… 6

  BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kegiatan dan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……. 7

  1. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran…………….. 7

  2. Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran………….... 8

  B. Proses Pembentukan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran 9

  1. Sikap Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran………………… 9

  2. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran…………………. 14

  3. Bimbingan dan Konseling Belajar………………………………... 20

  C. Tingkat Kelas dan Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran……… 25

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………………... 26 B. Alat Pengumpul Data……………………………………………………. 26

  1. Kuesioner………………………………………………………... 26

  2. Validitas Kuesioner……………………………………………… 27

  3. Reliabilitas Kuesioner…………………………………………… 27 4. Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……...

  27

  5. Susunan Kuesioner………………………………………………. 28

  D. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………………. 30

  1. Populasi Penelitian………………………………………………. 30

  2. Sampel Penelitian………………………………………………... 30

  C. Prosedur Pengumpulan Data……………………………………………... 31

  1. Tahap Persiapan………………………………………………….. 31

  2. Tahap Pelaksanaan……………………………………………….. 31

  D. Teknik Analisis Data……………………………………………………... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………………………………………………………….. 34 B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………………. 39 BAB V RINGKASAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan………………………………………………………………. 41 B. Kesimpulan………………………………………………………………

  42 C. Saran Terhadap Kegiatan Bimbingan…………………………………...

  43 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

  45 LAMPIRAN…………………………………………………………………… xv

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel 1: Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Tes………

  29 Tabel 2: Koefisien Reliabilitas dan Validitas Penelitian Kuesioner Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ……………………………..

  29 Tabel 3: Kisi-Kisi Kuesioner………………………………………………

  30 Tabel 4: Tabel Pemberian Skor Kuesioner………………………………...

  31 Tabel 5: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa Kelas I SMP Tarakanita Magelang Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………………

  35 Tabel 6: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang Tahun Ajaran 2007/2008…………………………………………………

  36 Tabel 7: Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Para Siswa Kelas I dan II SMP Tarakanita Magelang Tahun Ajaran 2007/2008………………………………………….. 37

  Tabel 8: Kuesioner Tingkat Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran…. 47 Tabel 9: Tabel Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Dengan

  Teknik Belah Dua Gasal Genap………………………………… 52 Tabel 10: Tabel Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kelas I dan Kelas II……………………………………………………… 61

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1: Kuesioner Tingkat Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran………………………………………………………. 47

  Lampiran 2: Tabel Perhitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner Dengan Tek nik Belah Dua…………………………………………………. 52 Lampiran 3: Tabel Skor Kebiasaan Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kelas

  I dan II ………………………………………………………… 61 Lampiran 4: Surat Ijin Mengadakan Penelitian…………………………….. 70

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh orang

  yang sudah dewasa kepada orang yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Proses pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

  Pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan. Kegiatan pengajaran bertujuan agar siswa mengetahui cara mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah sehingga proses (mempelajari) mata pelajaran dapat berjalan dengan lancar.

  Kegiatan pendidikan di sekolah dimulai dari kelas I, demikian juga dengan Sekolah Menengah Pertama mulai pengajaran sejak kelas I. Kegiatan pengajaran di SMP berlangsung sesuai dengan kurikulum dan program yang telah dibuat oleh sekolah.

  Kegiatan pendidikan di sekolah berlangsung di kelas dan di luar kelas. Kegiatan di kelas ada yang berbentuk pengajaran, pembimbingan dan pelatihan. Pengajaran di kelas dimulai dengan dialog antara guru dan siswa untuk mengenal bahan mata pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan guru pengajar atau guru pembimbing memberikan tugas atau latihan kepada siswa baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Siswa baik perorangan atau

  2 berkelompok mulai untuk berlatih mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru. Hasil pekerjaan siswa dilihat oleh guru bersama siswa untuk melihat kemajuan siswa. Proses pengajaran di kelas membutuhkan partisipasi atau keterlibatan siswa. Namun demikian, pada saat proses pengajaran kelas berlangsung ada siswa yang berbicara dengan temannya, bermain handphone, dan ada yang keluar masuk kelas. Jika guru mata pelajaran memberikan tugas sebagai latihan kepada siswa, tidak semua siswa mengerjakannya dengan serius. Ada yang me nyontek hasil dari temannya, dan ada juga siswa yang sama sekali tidak mengerjakan tugas tersebut.

  Latihan di kelas biasanya dilanjutkan dengan guru memberikan tugas kepada siswa. Tugas ini lazimnya disebut dengan pekerjaan rumah. Siswa berlatih menyelesaikan tugas itu baik perorangan maupun bersama kelompok. Tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dikumpulkan dan diperiksa oleh guru. Hasil latihan siswa yang telah diperiksa, ditulis oleh guru.

  Selain latihan di sekolah dan latihan di rumah, siswa mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan buku catatan, buku pelajaran, buku ilmu, kamus, rekaman, televisi dan radio. Siswa mempelajari bahan mata pelajaran dengan rencana dan jadwal yang diatur oleh siswa.

  Pengaturan waktu dan tempat belajar ya ng teratur dapat membantu siswa membentuk kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

  Jadi, kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dibentuk oleh siswa melalui suatu proses yang diulang- ulang, yaitu mulai dengan latihan di

  3 kelas, mengerjakan tugas rumah, dan berlatih mempelajari sendiri. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimanakah keadaan perkembangan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran dari para siswa.

  Perkembangan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama, dengan cara mengikuti perkembangan siswa di tahun I SMP, tahun ke II SMP sampai dengan tahun ke III SMP yang disebut dengan perkembangan longitudinal. Kedua, dengan cara meneliti kelompok-kelompok siswa pada saat yang sama seperti para siswa tahun I SMP, para siswa tahun ke II SMP dan para siswa tahun ke-III SMP yang disebut dengan silang kelompok (cross-sectional). Penelitian terhadap pertanyaan di atas menggunakan cara yang kedua, yaitu cross-sectional yaitu pada kelompok siswa tahun I dan kelompok siswa tahun ke II.

  Informasi objektif mengenai kebiasan mempelajari bahan mata pelajaran dapat diperoleh melalui penelitian dan untuk itu dilaksanakan penelitian ini yang terpusat pada para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

  Masalah pokok di atas dijabarkan menjadi:

  1. Bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

  4

  2. Bagaimanakah tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

  3. Apakah ada perbedaan tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan :

  1. Mendeskripsikan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

  2. Mendeskripsikan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008?

  3. Mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran para siswa kelas I dan kelas II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk mengembangkan program bimbingan belajar kepada siswa kelas I dan II SMP Tarakanita Magelang tahun ajaran 2007/2008 dalam rangka meningkatkan kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang rutin dan teratur.

  5

E. Batasan Istilah dan Variabel:

  1. Batasan Istilah

  a. Belajar siswa adalah kegiatan siswa dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran di sekolah untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap dalam bidang akademik.

  b. Kebiasaan adalah salah satu pola yang tidak disadari oleh individu, namun apa yang menjadi kebiasaan tersebut dilakukan secara konsisten dan terus-menerus oleh individu tersebut.

  c. Kebiasaan mempelajari (study habits) adalah perilaku yang digunakan oleh siswa secara berulang-ulang, terus- menerus, teratur, terjadwal dan menetap untuk menguasai bahan-bahan pelajaran di sekolah oleh sis- wa.

  2. Variabel

  a. Kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan- kegiatan siswa dalam mengolah bahan-bahan pelajaran di sekolah secara rutin dan teratur mencakup sikap belajar, cara belajar, waktu belajar, jadwal belajar, tempat belajar, peralatan belajar, bahan belajar, dan sumber belajar. Ada dua kategori tingkat kebiasaan belajar siswa, yaitu tingkat kebiasaan belajar kategori rendah dan tinggi.

  b. Tingkat kelas yaitu lama studi di SMP. Ada dua tingkat yaitu tahun pertama (kelas I) dan tahun kedua (kelas II ) pada tahun ajaran 2007/2008.

  6

F. Hipotesis

  Terdapat perbedaan antara para siswa kelas I dan para siswa kelas II dalam tingkat kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam bab ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai kegiatan siswa

  mempelajari bahan mata pelajaran, kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dan proses pembentukan kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran.

A. Kegiatan dan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

1. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

  Howard L. Kingsley mendefinisikan belajar sebagai: “Learning is the

  process by which behavior (in the boarder sence) is originated or changed

  Cronbach mendefinisikan belajar sebagai:” through practice or training”.

  Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Sementara itu, Geoch, mengatakan “Learning is a change in performance as a result of practice” (Sardiman, 2005:20). Belajar adalah

  proses yang di dalamnya terjadi tingkah laku atau perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Latihan dan praktek dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

  Jadi, belajar adalah kegiatan latihan dan praktek yang dilakukan oleh seseorang dan membawa perubahan pada tingkah lakunya. Jika siswa belajar, maka siswa berlatih dan berpraktek dalam mata pelajaran dan ia mengalami perubahan dalam diri dalam mata pelajaran tersebut. Jadi, siswa

  8 belajar bermakna lebih terpusat pada mata pelajaran sehingga lebih tepat disebut siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

2. Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Kebiasaan merupakan salah satu aspek kegiatan hidup seseorang.

  Kebiasaan adalah kecenderungan individu melakukan sesuatu secara konsisten dan terus-menerus.

  Dalam kehidupan sehari- hari individu biasanya melakukan sesuatu menurut keterampilan yang ia latih. Ia menggunakannya secara berulang- ulang, terus- menerus. Kebiasaan ikut membentuk kualitas hidup seseorang. Contohnya, kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dengan cara membaca membentuk siswa berminat pada bahan bacaan. Kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dibentuk melalui suatu proses.

  Menurut Good (1959:565), kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran adalah:

  Study habit is (i) The tendency of a pupil or student to study when the opportunity is given; (ii) The pupil’s or student’s way of studying, whether systematic or unsystematic or, efficient or inefficient

  Jadi kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran dapat diatur, direncanakan sehingga menjadi kecenderungan siswa secara rutin melakukan kegiatan mengolah bahan mata pelajaran di sekolah dan di rumah dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

  9 dan sikap yang berkaitan dengan isi pelajaran. Siswa yang biasa melakukan kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran secara rutin dan teratur akan semakin memiliki tingkat kebiasaan yang tinggi dalam mempelajari bahan mata pelajaran.

B. Proses Pembentukan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

  Kegiatan siswa secara rutin dan teratur mempelajari bahan mata pelajaran mengalami perkembangan menjadi kebiasaan siswa mempelajari bahan mata pelajaran. Proses ini berlangsung secara lancar atau tidak ditentukan oleh sikap dan cara siswa mempelajari bahan mata pelajaran (penggunaan waktu dan jadwal serta tempat mempelajari bahan mata pelajaran, dan bahan serta sumber belajar).

1. Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran

  a. Arti Sikap Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian individu menghasilkan reaksi menolak atau menerima sesuatu itu. Dengan kata lain, sikap merupakan kecenderungan seseorang memberikan reaksi terhadap sesuatu. Menurut Hawes dan Lynne sikap adalah:

  “A general predisposition or mental set with regard to any persons, belief, or other entities; educational system typically seek to encourage the development or certain attitudes in their students, in addition to inculcating knowledge.” (The

  Liang Gie, 1994:25)

  10 Pengertian ini menekankan bahwa sikap adalah kecenderungan umum atau kesiagaan mental dalam hubungannya dengan keyakinan atau entitas lainnya; sistem- sistem pendidikan secara khas berusaha mendorong perkembangan sikap-sikap tertentu dalam murid mereka.

  Menurut Droba (Allport,1954:45) sikap adalah “a mental

  

dispotition of the human individual to act for or against a definite

object”. Pengertian ini menekankan bahwa sikap adalah suatu

  kecenderungan individu untuk bertingkahlaku terhadap suatu objek. Allport (1954:45) mendefinisikan sikap sebagai:

  “a mental state of readyness, organized through

  

experience, exerting a directive or dynamic influence

upon the individual’s respons to all objects and

situations with which it is related”.

  Jadi, dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan siswa untuk memberikan reaksi menolak atau menerima sesuatu.

  b. Sikap Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran berarti kecenderungan siswa untuk memberikan reaksi menerima atau menolak kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa yang menerima kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran cenderung suka mempelajari suatu mata pelajaran sekolah. Siswa akan menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran atau untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau latihan

  11 tanpa tugas dari guru (belajar mandiri). Sebaliknya, siswa yang menolak kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran cenderung tidak suka mempelajari bahan mata pelajaran. Siswa tersebut tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak berusaha belajar secara mandiri. Jadi, kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran mencerminkan sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

  Sikap siswa terhadap kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan hasil belajar siswa. Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran dapat berubah. Menurut Ahmadi (1991:171), ada dua faktor yang menyebabkan adanya perubahan sikap. Faktor tersebut adalah faktor intern dan faktor ekstern.

  Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat di dalam diri siswa itu sendiri. Faktor ini berupa kemampuan siswa untuk memilih apakah ia akan bersikap menerima kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran atau sebaliknya, bersikap menolak mempelajari bahan mata pelajaran. Faktor yang kedua adalah faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat di luar diri siswa yang mempengaruhi siswa apakah ia akan menerima atau menolak mempelajari bahan mata pelajaran. Misalnya, orang tua, teman-teman, radio, televisi, surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Pengaruh dari luar diri siswa terhadap pembentukan sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran biasanya disesuaikan dengan pilihan yang ada di dalam diri siswa.

  12 c. Alasan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

  Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran didasarkan oleh alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut mungkin disadari oleh siswa, tetapi mungkin juga siswa kurang disadari oleh siswa.

  Menurut pandangan beberapa ahli ada alasan-alasan tertentu yang mendorong siswa belajar.

  1). Teori Aktualisasi Menurut Maslow (Duane Schultz, 1991:104), individu memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi ialah preferensi dan kemampuan pengaktualisasi diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik. Carl Rogers (1959), menyebutkan “Kecenderungan tiap orang untuk mengaktualisasikan diri mendorong dia melakukan kegiatan secara otonom, lepas dari kendali kekuatan luar; ia mencari situasi bagi pengalaman baru dan mengembangkan gambaran diri yang positif.” Alasan untuk mengaktualisasikan diri inilah yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan, termasuk kegiatan mempelajari bahan mata pelajaran. 2). Teori Kompetensi

  Menurut White (Entwistle, 1981:193), “Manusia memiliki dorongan untuk bergaul efektif dengan lingkungannya dan mengendalikan lingkungannya”. Untuk dapat bergaul efektif dengan

  13 lingkungannya dan dapat mengendalikan lingkungan individu membutuhkan kompetensi tertentu.

  Menurut Und ang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 fungsi Pendidikan Nasional adalah:

  Pendidikan nasional…….., bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:8 ). Setiap mata pelajaran jika dipelajari oleh siswa, maka siswa akan memperoleh kompetensi. Kompetensi digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Alasan-alasan di atas menjadi dasar bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

  3). Teori Ingin Tahu Lebih Menurut Maw and Maw, (Entwistle,1981), “Ingin tahu lebih merupakan karakteristik personal”. Pada umumnya siswa yang memiliki rasa ingin tahu lebih akan semakin banyak bertanya. Semakin banyak siswa bertanya, maka semakin banyak informasi pengetahuan yang diketahuinya. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi alasan siswa mengapa siswa mempelajari bahan mata pelajaran.

  14 4). Teori Penyebab

  Menurut De Charms (Entwistle, 1981:196), “Siswa yang melihat dirinya sebagai penyebab belajarnya menunjukkan tanda- tanda: ia mengetahui tujuan belajar yang akan dicapainya; giat menentukan sendiri kegiatan belajarnya; memahami kenyataan yang dialaminya dan mengatur sendiri kegiatan belajarnya”. Wainer (Entwistle, 1981:196), menambahkan “Kegiatan belajar yang sungguh- sungguh dilakukan oleh siswa menandakan bahwa siswa menerima dirinya sebagai penyebab hasil apapun dari kegiatannya itu”. Siswa yang menyadari bahwa dirinya yang menjadi penyebab kegiatan belajarnya sehingga mereka merencanakan sendiri kegiatan belajarnya. Inilah yang menjadi alasan bagi siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran.

  Jadi, siswa yang sadar akan alasan-alasannya akan bersikap menerima dan mempelajari secara tekun bahan mata pelajaran.

2. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

  Peranan guru dan siswa di dalam kelas penting dalam mencapai tujuan dari setiap mata pelajaran. Guru dan siswa bersama-sama mengolah bahan mata pelajaran, guru menunjuk cara mengolah dan siswa mendengarkan, menerima dan meniru. Guru mata pelajaran melatihkan kepada siswa cara mempelajari bahan mata pelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi tahu cara mempelajari bahan mata pelajaran tersebut.

  15 Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang telah dilatihkan oleh guru. Kegiatan latihan dan praktek dapat dilakukan dengan mengerjakan tugas-tugas dari guru di kelas atau di rumah dan latihan mandiri oleh siswa.

a. Latihan Siswa di Kelas (Dependent Study)

  Pada saat guru dan siswa mengolah bahan pelajaran, siswa menjadi tahu cara mempelajari mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa berlatih memahami cara mempelajari bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara berkelompok ataupun secara individual dengan menggunakan petunjuk yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran.

  Secara berkelompok siswa mencoba berlatih mengenai bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Siswa dalam latihan kelompok tersebut berdiskusi untuk memahami bahan mata pelajaran yang sedang mereka pelajari. Siswa yang belum memahami mata pelajaran yang dilatihkan menanyakan kepada teman sekelompoknya untuk mendapatkan penjelasan mengenai bahan mata pelajaran yang sedang dilatihkan kepadanya. Siswa yang sudah memahami bahan mata pelajaran memberikan penjelasan kepada teman kelompok latihannya.

  Secara individual siswa berlatih sendiri menyelesaikan tugas bahan mata pelajaran yang telah diberikan oleh guru dengan menggunakan cara yang telah dilatihkan oleh guru.

  16 Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa untuk memahami cara mempelajari bahan mata pelajaran. Latihan dan praktek siswa di kelas masih bergantung kepada guru, yaitu dengan arahan dan pemberian tugas dari guru mata pelajaran.

b. Latihan Siswa di rumah (Dependent Study)

  Latihan siswa di rumah adalah siswa berlatih sendiri mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di rumah, misalnya latihan mengerjakan soal, membuat ringkasan, dan sebagainya. Latihan ini bertujuan agar siswa semakin memahami cara mempelajari materi bahan mata pelajaran dan sekaligus memahami bahan mata pelajaran yang telah dibahas di sekolah. Latihan di rumah yang merupakan tugas yang diberikan oleh guru disebut dengan pekerjaan rumah. Siswa berlatih mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru dengan menggunakan petunjuk pengerjaan tugas yang telah dijelaskan oleh guru mata pelajaran, menggunakan catatan mata pelajaran, buku mata pelajaran, buku ilmu dan kamus.

  Latihan di rumah dilakukan oleh siswa baik bersama kelompok maupun secara individu. Latihan bersama kelompok dapat dilakukan di rumah dalam rangka mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru. Siswa bersama kelompok berdiskusi mengenai bahan mata pelajaran yang telah dibahas oleh guru dan siswa di sekolah, atau siswa bersama kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.

  17

c. Siswa Latihan Mandiri (Independent Study)

  Siswa latihan secara mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran di luar kelas tanpa pendampingan dan penugasan dari guru. Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa berdasarkan keinginannya sendiri mengenai program pendidikannya. Latihan ini berupa latihan mempelajari bahan mata pelajaran dari sumber bahan pelajaran secara mandiri. Kegiatan ini diatur sendiri oleh siswa. Skager berpendapat “studying independently is obviously indicative of self direction” (Skager,1984:104). Hal itu berarti bahwa belajar mandiri dilaksanakan atas keinginan atau inisiatif siswa sendiri. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu, tempat, dan sumber belajar yang akan ia gunakan.

  Latihan mandiri siswa dapat berupa mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku dengan menggunakan buku catatan pelajaran, buku pelajaran, kamus dan buku ilmu. 1) Cara menggunakan catatan tiap mata pelajaran

  Siswa menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran siswa dengan membaca catatan tersebut, menghafal informasi, merumuskan pemahaman, memecahkan masalah, terampil menggunakan alat, dan menanamkan sikap.

  18 2) Cara menggunakan buku pelajaran

  Siswa mempelajari bahan-bahan tertulis dengan menggunakan metode SQ3R.

  3) Cara menggunakan buku kamus Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti kata-kata yang baru yang belum ia pahami. Setelah siswa menemukan arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan menggunakannya untuk membantu dia dalam mempelajari sumber bahan yang lain.

  4) Cara menggunakan buku ilmu Siswa menggunakan buku ilmu untuk menambah penguasaan ilmu yang diperlukan oleh siswa untuk mengerjakan soal-soal. Siswa menggunakan metode SQ3R untuk mempelajari buku ilmu. 5) Cara menggunakan bahan rekaman

  Cara belajar siswa menggunakan sumber bahan rekaman untuk mencari informasi, berlatih ulang, dan memahami suatu masalah.

  6) Cara menggunakan radio dan televisi Siswa menggunakan bahan radio dan televisi untuk mencari informasi dari program-program yang sesuai dengan kebutuhannya dan kemudian siswa merumuskan kembali dan memahaminya.

d. Cara menggunakan masyarakat

  Sumber bahan masyarakat diperoleh siswa melalui kegiatan observasi yang dilakukan siswa terhadap sejumlah peristiwa dan

  19 pengalaman yang terjadi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Siswa menarik kesimpulan dari hasil observasinya dan kemudian memahaminya sehingga diharapkan dapat membantunya dalam memahami materi mata pelajaran. Kegiatan belajar dengan menggunakan model ini disebut dengan belajar arahan sendiri.

  Skager merumuskan belajar arahan sendiri (self directed learning) sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

KEBIASAAN MENULIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RUMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 13 17

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWASTA PARULIAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 7 19

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 17

PENDAHULUAN PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT INTELLIGENCE QUOTIENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 8

(ABSTRAK) HAMBATAN SISWA KELAS VII DALAM MEMPELAJARI MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI SOSIOLOGI DI SMP TERBUKA WANADADI BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 4

HAMBATAN SISWA KELAS VII DALAM MEMPELAJARI MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI SOSIOLOGI DI SMP TERBUKA WANADADI BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 78

PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO AND FOUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAQ SEMESTER I MATERI TAUHID PADA SISWA KELAS X DI MAN I MAGELANG KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

0 9 138

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

1 3 26

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20032004 SKRIPSI

0 0 54

TINGKAT KETEKUNAN SISWA MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA KELAS II SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL TAHUN AJARAN 2006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendi

0 0 87