IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 20162017

  

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

Oleh:

MIKA HUSYADA

NIM.12010150041

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  ABSTRAK Judul : Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana (1) implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (2) Faktor yang menghambat dan mendukung (3) usaha yang dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap masih belum maksimal karena masih menggunakan perangkat pembelajaran KTSP. Proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam cakupan materi yang terlalu luas sehingga kurangnya waktu tatap muka, masih kurang tersedianya sarana prasana, dan tenaga pendidik yang kurang masih belum maksimal dalam mengajar. Pada kurikulum 2013 lebih menitik beratkan keaktifan siswa serta menuntut siswa untuk mencari pengetahuan lain dari berbagai sumber. Dari hasil wawancara yang dilakukan, disimpulkan guru merasa belum mampu membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan siswa sedikit kesulitan untuk mencari materi yang lebih luas karena keterbatasan sarana. Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kata kunci : kurikulum 2013, manajemen sarana prasarana ABSTRACT Title :Implementation of Curriculum 2013 Subject of Islamic Religious

  Education in Junior High School 6 Ambarawa Satu Atap Year Lesson 2016/2017

  This study aims to find out how (1) implementation of curriculum 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap subject of Islamic Religious Education (2) Factors that hamper and support (3) effort done by school in overcoming obstacle of 2013 at SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

  The results showed that the curriculum of 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap still not maximal because it still use KTSP learning device. The learning process is mainly on the subjects of Islamic religious education coverage of the material that is too broad so that the lack of face-to-face time, the lack of availability of facilities prasana, and educators who are still less than the maximum in teaching. The curriculum in 2013 focuses more on student activeness and requires students to seek other knowledge from various sources. From the results of interviews conducted, it was concluded that the teachers felt that they have not been able to make the learning tools of the 2013 curriculum and the students have little difficulty in finding the wider material because of the limited facilities. Education infrastructure is one of the important resources in the utilization and management, so that the expected goals can be achieved.

  Keywords: 2013 curriculum, management of infrastructure facilities

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

  Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat- sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

  Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa tesis ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Magister (S2) Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.

  Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling dalam kepada Yth:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana

  IAIN Salatiga dengan segala kebaikannya memudahkan dalam terselenggaranya tesis ini.

  3. Bapak Hammam, Ph.D. Selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. H Miftahuddin, M.Ag selaku pembimbing tesis, yang telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan memberikan tambahan wawasan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

  5. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada saya.

  6. Keluarga besar SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap serta SD Pasekan 02 atas bantuan sepenuhnya untuk mendapatkan data yang diperlukan.

7. Ayahanda Syafi’i (alm), Ibunda tercinta Siti Komariyati, kakak tercinta Zaqie

  Nur Ubaya dan Ryna Laely Fauzie yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

  8. Yang tercinta Wika Anggraeni serta teman-teman semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

  Salatiga, September 2017 Peneliti

  Mika Husyada, S.Pd.I

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

  BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3 C. Signifikansi Penelitian ........................................................................ 4 D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 5 E. Metode Penelitian................................................................................ 21 F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 26 BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 .................................................. 27 A. Profil SP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ........................................... 27 B. Sejarah Singkat.................................................................................... 28 C. Implementasi Kurikulum di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap .... 29 BAB III FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG ............................... 20 A. Faktor – faktor Penghambat ............................................................... 33 B. Faktor – faktor Pendukung .................................................................. 34 BAB IV UPAYA SEKOLAH MENGATASI HAMBATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ............................................................................ 38 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 41 A. Kesimpulan ........................................................................................ 41 B. Saran .................................................................................................. 42 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan

  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selau mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional. Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal atau disekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam

  1 aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

  Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, mencari dan berpihak kepada kebenaran. Di samping itu manusia juga 1 memilki sifat hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, 1. menggapai yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntutan fitrah dan hanif manusia tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh

  2 pengetahuan baru yang sistematis.

  Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

  Hadirnya kurikulum 2013 membawa implikasi terjadinya perubahan penilaian pada pembelajaran PAI. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila didukung oleh kegiatan penilaian yang efektif pula. Artinya penilaian mempunyai kedudukan tinggi di dalam pembelajaran. Lebih lanjut kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagai besar 80% terlihat secara aktif, baik fisik, mental mauppun sosial. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

  3 terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik.

  2 Tobroni dan Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, cet Ke-2.

  Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 3. 3 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014, cet. Ke-5, 136.

  SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap merupakan sekolah yang berada di desa Pasekan tepatnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Disekolah ini pendidikan khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama menggunakan Kurikulum Kurikulum 2013, akan tetapi untuk sistem penilaian dan perangkat masih menggunakan KTSP. Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ini dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 yang memakai tiga jam pelajaran setiap minggunya, guru harus di tuntun untuk pintar-pintar didalam menyampaikan materi yang hanya dikemas didalam Kurikulum KTSP yang hanya dua jam pelajaran per minggunya.

  Dalam hal ini peneliti lebih menekankan peran dari kepala sekolah didalam memimpin di dalam lembaga pendidikan khususnya di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap tersebut. Karena peran kelapa sekolah yang lebih utama didalam menentukan bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah

  Dari penjelasan dan penjabaran tersebut, maka dapat diungkapkan pokok masalah dengan penelitian ini yaitu:

  1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?

  2. Faktor apa saja yang menghambat Pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun

  Pelajaran 2016/2017?

  3. Apa usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017? C.

   Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

  a. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017.

  b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik.

  c. Untuk mengetahi usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?

  Tujuan penelitian itu yang nanti hasilnya semoga bermanfaat bagi khalayak umum dan khususnya bagi penulis, sehingga dapat membuka wawasan serta pemikiran baru yang dapat menambah pengetehuan tentang implementasi kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

2. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini memiliki kegunaan atau manfaat secara teoritis dan secara praktis yaitu sebagai berikut : a. Secara Teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman mengenai implementasi Kurikulum

  2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

  b. Manfaat secara Praktis 1) Bagi lembaga dapat meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

  2) Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain dan semua pihak yang berkepentingan.

  3) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

  Penelitian yang dianggap mendekati dari tema penelitian ini adalah: Penelitian Jaka Rebawa melakukan penelitian tesis dengan judul

  “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum

  2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar

  4 . Hasil penelitian ini adalah Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014”

  mengetahui perbedaan ataupun kesamaan antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 serta untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan dan hambatannya dalam pelaksaan kedua kurikulum tersebut.

  Penelitian yang berjudul Efektifitas Implementasi Kurikulum

   2013 Pada Enam Sekolah Sasaran SMA Di Kabupaten Bantul Daerah

  5 . Mengemukakan Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”

  bahwa efektifitas implementasi kurikulum 2013 di SMA kabupaten Bantul dengan mengamati kepemimpinan kepala sekolah, persiapan mengajar guru, proses pembelajaran, sistem penilaian, buku pegangan yang digunakan oleh guru dan siswa hingga hasil belajar peserta didik.

  Penelitian berjudul

  “Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahas Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta 1 dan MAN Yogyakarta III).” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

  kendala implementasi kurikulum 2013 yaitu: Evaluasi penilaian autentik, buku ajar, peserta didik dan strategi mengatasi kendala implementasi kurikulum 2013 di MAN Yogyajkarta yaitu program berjangka (panjang, menengahm dan pendek), Arabic Club, BTQ (Baca Tulis Al- 4 Qur’an), dan Forum MGMP, di MAN Yogyakarta III

  Jaka Rebawa, “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum

2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran

2013/2014” Tesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015. 5 Estika Kapiyani, “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Enam Sekolah

Sasaran Sma Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”,

  Tesis, Universitas PGRI Yogyakarta, 2016. yaitu: pendampingan khusus guru, pengawas senior, mendirikan

  6 asrama, forum MGMP, BTQ (Baca Tulis Al- Qur’an).

  Penelitian berjudul “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada

  Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti

  7 Kelas VII Kurikulum 2013 di SMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur

  ” Hasil penelitian ini adalah Implementasi supervisi untuk mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1 Plaosan Magetan.

  Penelitian tesis berjudul

  “Implementasi Pendidikan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.” Hasil

  penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 di SDN

  1 Yukum Jaya dapat berjalan dengan baik. Baik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan

  8 mengkomunikasikan.

  Penelitian tesis berjudul

  “Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung.” 6 Hasil penelitian berupa pelaksanaan proses pembelajaran PAI secara Rouf Tamim, Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta I dan MAN Yogyakarta III), Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2015. 7 Mutaqin, “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan

  

Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 diSMPN 1 Plaosan Magetan

Jawa Timur 8 ”, Tesis, IAIN Surakarta, 2016.

  Khusnul Wulandari, Implementasi Pendidikan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah, Tesis, IAIN Raden Intan Lampung, 2016. umum sudah terlaksana akan tetapi ada beberapa indikator dalam tuntutan kurikulum 2013 yang belum dilaksanakan, seperti kegiatan pendahuluan yang belum lengkap, tidak memberikan motivasi dalam belajar, belum memadukan materi dengan pengetahuan yang relevan dan perkembangan IPTEK, tidak memadukan materi dengan mata pelajaran lain dalam PBM, pendekatan saintifik yang belum sempurna diterapkan, penggunaan media yang belum maksimal dan tidak

  9 melakukan refleksi dan rangkuman diakhir pembelajaran.

  Penelitian tesis yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013

  dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)

  

10

Berdasarkan hasil penelitian dapat Tahun Ajaran 2013/2014”.

  disimpulkan bahwa; 1) di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 sudah melaksanakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI mulai tahun pelajaran 2013/2014, 2) dalam kegiatan pembelajaran PAI guru membaginya menjadi tiga tahapan yaitu: Pertama, tahap persiapan dengan membuat prota dan promes, silabus, dan RPP. Kedua, tahap pelaksanaan sebagai tahap inti dalam proses pembelajaran. Dalam penyampaian materi inti pelajaran guru selalu menggunakan metode ceramah. Ketiga, tahap evaluasi/penilaian. Penilaian yang dilakukan 9 guru adalah penilaian berbasis kelas, mulai dari proses paling awal

  Andriantoni, Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015. 10 Sukamdi, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen) Tahun Ajaran 2013/2014”, Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. sampai pada proses paling akhir. Penilaian hasil belajar siswa belum dilaksanakan secara optimal, 3) Hambatan-hambatan yang ditemui guru pendidikan agama Islam adalah kurangnya fasilitas pendukung berupa buku-buku PAI kurikulum 2013, sumber belajar, sarana dan prasarana.

  Dari tinjauan pustaka diatas, peneliti akan melakukan penelitian yang mengupas mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

  2. Kerangka Teori

  Implementasi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang direncanakan sedemikian rupa yang didasarkan pada pedoman baku yang telah ditentukan. Menurut Oemar Hamalik, implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan

  11

  pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky , implementasi diantikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan

  12

  dengan cara untuk mencapainya . Pengertian implementasi yang dikemukakan, dapat dipahami bahwa implementasi adalah tidak hanya 11 sekedar aktivitas dan rutinitas, tetapi suatu kegiatan yang 12 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 237.

  Hessel Nogi S Tangkilisan, Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta: Lukman Offset, 2003, 9. direncanakan dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan pedoman untuk mencapai tujuan kegiatan.

  

            

            

     

  20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (Q.S. Luqman/ 31: 20)

  Dari ayat di atas dijelaskan manusia tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab bagaikan seseorang tanpa arah, begitujuga dengan suatu sekolah, sekolah tanpa adanya kurikulum maka arah yang akan dituju menjadi tidak jelas. Sehingga kurikulum menjadi pedoman suatu sekolah untuk mengarahkan peserta didik.

  Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (dalam Subarsono) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan, dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup:

  1. Sejauhmana kepentingan kelompok sasaran atau termuat dalam isi kebijakan,

  2. Jenis manfaat yang diterima oleh target group

  3. Sejauhman perubahan yang diinginkan dalam sebuah kebijakan

  4. Apakah letak sebuah program sudah tepat,

  5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implematornya dengan rinci, dan

  6. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang

  13 memadai.

  Sedangakn variabel lingkungan kebijakan mencakup :

  1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, da strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan,

  2. Karateristik institusi dan rejim yang berkuasa,

  14 3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

  Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta serangkaian peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada

  15 satuan pendidikan tertentu.

  Menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam 13 perkembangan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang 14 Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 9. 15 Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik ..., 9.

  Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar ..., 17. kuat dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Adapun yang menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum :

  1. Landasan Filosofis Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik-praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis.hal ini yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam perkembangan kurikulum.

  2. Landasan Psikologis Dalam proses pendidikan yang terjadi adalah proses interaksi antar individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan psikologi yang mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

  3. Landasan Sosiologi Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh sebab itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karateristik, kekayaan dan perkembangan masyarakat.

  Macam-macam Pendekatan dalam pembelajaran 1) Pendekatan Kontekstual

  Pendekatan Kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

  2) Pendekatan Kontruktivisme Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. 3) Pendekatan Deduktif

  Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. 4) Pendekatan Induktif

  Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus

  5) Pendekatan Konsep Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep

  6) Pendekatan Proses Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.

  7) Pendekatan Open-Ended Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. 8) Pendekatan Saintific

  Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan dan keterampilan.

  9) Pendekatan Realistik Pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan ketrampilan proses of doing mathematics berdiskusi dan berkolaborasi, berargumen dengan teman.

  10) Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat Tujuan dari pendekatan ini adalah peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga ampu mengambil keputusan penting. Menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander (dalam

  Nasution) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut

  “The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, om the play ground, or out of school.

  ” Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kerikulum. Kurikulum

  16 meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.

  Dalam dunia atletik, kurikulum diartikan a race course, a place for

  17 running a chariot . Sedangkan menurut Harsono, kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dala praktik.

  Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh praogram pembelajaran yang terencana dari suatu institusi

  18 pendidikan.

  Kurikulum meliputi empat aspek, yaitu (1) Kompetensi: Beban 16 yang harus dikuasai oleh peserta didik selama mengkuti program 17 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008, 5.

  Webster, Webster’s New Dictionary of American Language t.tp.: The World Publisshing Company, 1964, 361-62. 18 Harsono, Pengantar Problem-Based Learning, Yogyakarta: Medika Fakulas Kedokteran UGM edisi kedua, 2005: 25. pembelajaran (2) Peserta Didik, Subjek yang melakukan pembelajaran (3) Pelaksana, Sekolah yang menaungi peserta didik (4) Evaluasi,

  19 proses penilaian, implementasi kurikulum secara keseluruhan.

  Di dalam kurikulum 2013, menggunakan jenis kurikulum Integrated Curiculum, dimana kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu, misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi (perpaduan) dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, eonomi, sosiologi, pendidikan agama, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik.

  Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai

  20 bidang studi.

  Konsep pertama , kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum

  dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan 19 sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung:

  Remaja Rosdakarya, 2000, 27. penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

  Konsep kedua , adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu

  sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap danamis.

  Konsep ketiga , kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang

  studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi

  21 kurikulum.

  21 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek ..., 27.

  Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional yang berasal dari biologi, sosiologi, dan antropologi untuk menjelaskan konsep kurikulum. Fungsi kurikulum dilukiskan sebagai proses bagaimana memelihara dan mengembangkan strukturnya.

  Alizabeth S. Maccia sebagaimana dikutip Sukamadanata dari hasil analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu: (1) teori kurikulum, (2) teori kurikulum formal, (3) teori kurikulum

  22 evaluasional, dan (4) teori kurikulum praksiologi.

  Pilar-pilar pendidikan karakter yaitu: (1) Tristworthiness (Kepercayaan), yang meliputi jujur, tidak menjiplak atau mencuri, handal melakukan apa yang dilakukan, keberanian, melakukan hal yang menar. (2) Recpect (Respek), bersikap toleran terhadap perbedaan, sopan santun. (3) Responsibility (Tanggung jawab), Selalu melakukan yang terbaik, disiplin, berpikir sebelum bertindak. (4) Fairness (Keadilan), Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikir terbuka, mendengarkan orang lain, tidak menyalahkan orang lain. (5) Caring (Peduli), Bersikap penuh kasih sayang dan menunjukkan kepedulian, ungkapan rasa sukur, pemaaf, membantu orang lain. (6) Citizenship (kewarganegaraan) menjadikan sekolah dan masyarakat lebih baik, bekerja sama, melibatkan diri dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, menaati 22 hukum, menghormati otoritas, melindungi lingkungan hidup..

  Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ..., 31.

  Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee, Alabama, Florida dan Virginia), ia mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan

  23 kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.

  Pengertian SMP Satu Atap atau Pendidikan Dasar Terpadu pada dasarnya adalah penyenggaraan pendidikan yang mencakup SD dan SMP yang sekolah dan atau pengelolaannya terpadu. Keterpaduan yang dimaksud dapat secara fisik dan atau secara pengelolaan.

  Keterpaduan secara fisik berarti bahwa lokasi SMP menyatu atau didekatkan dengan SD. Keterpaduan secara pengelolaan berarti memiliki keterpaduan dalam visi dan misi, program kerja, penerimaan siswa, analisis, tenaga kependidikan, proses belajar mengajar serta

  

24

peningkatan mutu pendidikan.

  Sistem persekolahan terbentuk dari empat sub sistem yaitu 23 mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar

  Ronald Doll Caswel, Curriculum Improvement: Decision Making and Process, Boston: Allyn Bacon Inc., 1974, 46 24 . ,2017 berhubungan dengan guru, belajar berhubungan dengan siswa, pembelajaran berhubungan dengan proses belajar, sedangkan

  25 kurikulum berhubungan dengan rencana mengajar sebagai pedoman.

  Menurut Stoner dalam Fattah, pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya melaui kekuasaan. Kekuasaan adalah

  26 kemampuan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahan.

  Kepala sekolah adalah orang kunci yang menentukan berhasil tidaknya sebuah sekolah. Kepala sekolah dapat dikatakan seorang dirigen lagu yang mampu memandu dan mengoordinasi semua anggotanya, mengkoordinasi potensi sekolah, menciptakan iklim sekolah yang harmonis, dan mengkoordinasikan kultur sekolah yang dinamis, keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan segala perannya sebagai pemimpin pendidikan. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang implementasi kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki komitmen teerhadap visi sekolah dan

  25 26 Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ..., 5.

  Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011, 88. senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan

  27 kinerja guru di kelas.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berupa informasi berbentuk kalimat yang dimana desain penelitian ini mengkaji setiap peristiwa yang terjadi dan konsep -konsep pemikiran tentang implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap secara mendalam serta berupaya menganalisis setiap kasus sesuai dengan fokus yang diteliti.

  Penggunaan desain ini dikarenakan; (1) untuk memberikan batasan latar penelitian, (2) penelitian ini menyajikan secara mendalam dan komprehensif tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, (3) data penelitian yang diperoleh dianalisa secara induktif, dan (4) makna yang esensial dalam penelitian ini merupakan hal yang paling pokok.

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti dalam penelitian ini mempunyai peran yang sangat besar dengan multi fungsi, yakni sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis dan pelapor data. Dengan demikian 27 peneliti sebagai instrumen yang mutlak diperlukan kehadirannya di

  Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Prosiding Seminar Nasional

Implementasi Kebijakan Ujian Nasional Dualisme Kurikulum dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi , Malang: Universitas Negeri Malang, 2015, 28. lokasi penelitian. Sesuai dengan peran peneliti sebagai instrumen, maka data dalam penelitian ini adalah ucapan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang dalam aktivitas madrasah. Bogdan

  28

  dan Biklen menyatakan bahwa sebagai instrumen kunci, peneliti harus dapat mengungkap makna dan dapat berinteaksi terhadap nilai-nilai lokal, karena tidak mungkin dapat dilakukan jika hanya menggunakan kuessioner.

  a. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017.

  b. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, Dusun Pluwang, RT 20 RW 07, Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa, Kode Pos 50651.

  c. Tehnik Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh dari sumber data dengan menggunakan metode pengumpulan data; (1) wawancara, (2) observasi atau pengamatan, dan (3) dokumentasi.

  1) Wawancara Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan spesifik 28 tentang wawancara , yaitu “wawancara adalah proses

  Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education an Intruction to Theory and Methods, Boston : Allyn and Bacon, inc, 1982. komunikasi interaksi anatara dua pihak yang setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah ditetapkan dan melibatkan proses tanya jawab tentang

  29 sesuatu”.

  Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru, murid serta komite sekolah dan pihak-pihak yang terkait guna mendapatkan data dalam kaitanya dengan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

  2) Observasi Tahap observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama

  30 pelaksanaan tindakan berlangsung .

  Observasi atau pengamat terhadap kegiatan belajar mengajar serta penggunaan dan penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap untuk memperoleh.

  3) Dokumentasi Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,

  29 Stewart dan Cash, (wawancara) 16. 30 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Pembelajaran, Jogjakarta: Gava Media, 2013, 16. menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari

  31 fokus permasalahan penelitian.

  Pengumpulan data yang mendukung kegiatan penelitian, seperti data, letak sekolah, kondisi geografi, kependudukan, sosial budaya, fasilitas sosial, struktur organisasi sekolah, dan singkatnya potret lingkungan SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

  d. Analisa Data Analisa data dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan antara pengumpulan dengan analisa data, baik selama pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data

  32

  terkumpul. Dalam hal ini Owen menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif analisa data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data agar hasilnya nanti lebih bermakna. Dalam penelitian ini analisa data menggunakan tiga prosedur yakni; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  e. Pengecekan Keabsahan Data Ada tiga kriteria yang akan dipergunakan dalam penelitian ini untuk pengecekan keabsahan data yaitu; kredibilitas data, dependabilitas, dan konfirmanilitas.

  31 32 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat: GP Press Group, 2012, 17.

  Owens, R.G. Organizational Behavior In Edocation . 4th Ed. Boston: Allyn & Bacon, 1984.

  1) Kredibilitas Untuk memenuhi tingkat kepercayaan, maka ditempuh tujuh cara sebagaimana yang disarankan oleh Lincoln dan Guba yaitu; (1) memperpanjang waktu tinggal di lokasi penelitian, (2) mengadakan pengamatan lebih tekun, (3) menguji secara triagulasi, (4) mengadakan diskusi dengan teman sejawat, (5) mengadakan analisa kasus negatif, (6) mengadakan kecukupan referensi, dan (7) mengadakan pengecekan anggota.