ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID DARI DAUN BAUHINIA PURPUREA LINN

SKRI PSI

  SRI HENDAH MRIH LESTARI

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID DARI DAUN BAUHINIA PURPUREA LINN

  F A K U LTA S FAR M ASI UN I V ER SI TAS AI R LAN GGA S U R A B A Y A

  

1989

  ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID DARI DAUN BAUHI.NIA PURPUREA LINN SKRIPSI DIBUAT UNTUK MEMENUHI SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA FARMASI PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1989 oleh SRI HENDAH MRIH LESTARI 058410681 Disetujui oleh Pembimbing DR.NOOR IFANSYAH Dra. MANGESTUTI A. MS

  KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Su- bhanahu w a t a ’ala atae segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya, sehingga berhasil menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Pada skripsi ini, saya mengambil judul: Isolasi dan identifikasi senyawa golongan flavonoid dari daun Bauhinia purpurea Linn. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada Bapak DR. Noor Xfansyah dan Dra. Mangestuti A, MB selaku pembimbing saya, yang telah banyak meluangkan v/aktu untuk memberikan bimbingan, nasehat serta dorongan semangat da­ lam menyelesaikan skripsi saya ini. Para penguji yang telah berkenan memeriksav dan. menerima skripsi saya ini. Serta semua pihak yang'telah membantu dalam penyelesaian skripsi saya. Khusus terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku tercinta atas segala bantuan dan dorongan semangat sehingga tugas akhir ini dapat saya selesaikan. Ucapan terima kasih yang dalam juga saya sampaikan kepada

  penyusunan skripsi. Semoga budi baik dari semua pihak yang telah saya terima, mendapat balasan dari Allah Subhanahu wata*ala. i

  Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, te- tap! harapan saya, semoga penelitian ini dapat berraanfaat untuk penelitian selanjutnya dan berguna pula bagi kita semua.

  Juli,1989 Penyusun

  DAFTAR ISI

  7 2.4*1* Isolasi flavonoid dengan pela- rut alkohol ..................

  M I L I K PERPUSTAKAAN

  10 iii .

  9 2.5*1*2. Reaksi Bate Smith-Metcalfe..

  9 2.5*1*1* Reaksi W i l s t a t e r ...... .

  9 2.5*1* Reaksi warna ....... ..........

  2.5* Identifikasi flavonoid

  8

  2.4*3* Isolasi flavonoid dengan raeto- de CHARAUX-PARIS..............

  8

  2.4.2. Isolasi flavonoid dengan pela- rut a i r .......................

  7

  7 2i.J*. Isolasi f l a v o n o i d ..............

  Halaman KATA P E N G A N T A R .................................... i DAFTAR ISI ........................................ iii DAFTAR TABEL ...................................... vii DAFTAR GAMJBAR ..................................... ix

  6 2.3. Kegunaan flavonoid .............

  5 2.2. Sifat fisika kimia .............

  2.1. Pembagian senyawa golongan fla - - v o n o i d ............... •.........

  2. Tinjauan umum tentang flavonoid .... k

  3

  2 . Uraian tentang tanaman .........

  3 1 .

  3 1 . 1 . Klasifikasi .....................

  1. Tinjauan tentang tanaman Bauhinia pur purea Linn. ................... .......

  3

  BAB I . PENDAHULUAN ............................. '1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................

  • UNIYERSlTA£ A*JUAN$0A*

  iv Halaman 2.5 :2. Krornatografi lapisan tipis ...

  10 2.5.3* Identifikasi dengan spektrofo- to meter ultra lembayung berd& sarkan metode pergeseran pan - Jang gelombang................ H 2.5*3*1* Identifikasi senyawa golongan flavon dan flavonol .»*•••..

  12 2.5*3*2* Identifikasi senyawa golongan isoflavon .................. ^ 2.5-3*3* Identifikasi senyawa golongan flavanon dan dihidro flavonol.. •. 15 2.5*3*4* Identifikasi senyawa golongan Kalkon dan A u r o n ...........

  13 2.6. Hidrolisa flavonoid ............

  21 BAB III. METODE PENELITIAN ......................

  27

  1. Bahan penelitian, bahan kimia dan - a l a t - a l a t ........................... 2? 1.1. Bahan p e n e l i t i a n .......... ....

  27 1.2. Bahan k i m i a .......... .

  22 JO 1.3. A l a t - a l a t ......................

  2. Cara k e r j a ............. ............

  30

  2.1. Penyiapan bahan penelitian ••••

  30

  2.2* Isolasi-senyawa golongan flavo« n o i d ......................... .

  30 2.2.1.,Pembuatan ekstrak ...........

  30

  2.2.2. Identifikasi senyawa hasil i- solasi ..................... .

  33

  59 Halanan

  40 BAB IV. HASIL PENELITIAN........................

  2.3*3. Spektrofotometer ultra lemba- ji yung.......................... ^9

  ^9

  2.3.2. Kromatografi lapisan tipis ..

  2.3. Identifikasi senyawa hasil iso- Iasi................ ......... *. ^ 2.3*1* Reaksi warna ................

  45

  2.1. Pembuatan ekstrak.............. ^3 2.2. Pemisahan dan p e m u r n i a n .......

  2. Isolasi senyawa golongan flavonoid.. 4-2

  43

  1. Bahan penelitian ....................

  39 2.5* Identifikasi dengan spektrofoto meter lembayung u l t r a .........

  V 2.3. Pemisahan dan pemurnian .......

  2.4.2. Identifikasi senyawa gula da­ ri hasil hidrolisa..........

  38

  2.4.1. Identifikasi senyawa golongan flavonoid hasil hidrolisa....

  38

  37 2.4* Hidrolisa a s a m ................

  2.3.4. Identifikasi senyawa golongan flavonoid hasil kromatografi kertas preparatif ...........

  36

  33 2.3-3» Kromatografi kertas preparatif.

  2.3.2. Identifikasi senyawa golongan flavonoid hasil kromatografi cepat cara v a k u m ............

  33 2.3.1. Kromatografi cepat cara vakuns.

  • - 2 . 4 . Hidrolisa dengan a s a m .........

  2.5* Identifikasi senyawa hasil hidrc lisa.............................

  59 2 . 5* 1 *iri»£ii warna.»#*•*•••*•••*•*••«

  59 2*5*2 Ki-omatografi lapican tipis....

  59

  2.5*3 Spektrofotometer ultra lemba

  yung.......................... ^0

  2.5*-4 Identifikasi senyav/a gula..... 7®

  BAB V . PEMBAHASAN................................. 7/* BAB. VI. KSSIMPULAN- DAN SARAN......................

  82 BAB VII .DAFTAR PUSTAKA............................

  8

  if RINGKASAN..........................................

  83 vi Halaman

  BAFTAR TABEL halaman Tabel

  I. Ringkasan identifikasi senyawa golong­ an flavon dan flavonol dengan spektro** fotometer ultra lembayung dengan meto- de pergeseran panjang gelombang maksi­ mum....................... ........ .....

  23 Tabel

  II.’ Ringkasan identifikasi senyawa golong­ an isoflavon dengan spektrofotometer ultra lembayung dengan metode pergesex an panjang gelombang maksimum.........

  24 III. Ringkasan identifikasi senyawa golong-^.

  Tabel an flavanon dan dihidroflavonol dengan spektrofotometer ultra lembayung dengan metode pergeseran panjang gelombang : maksimum..... ..........................

  25 IV. Ringkasan identivikaci senyawa golong­ Tabel an kalkon dan auron dengan spektrofoto meter ultra lembayung dengan metode pergeseran panjang gelombang maximum..*

  26 V. Hasil kromatografi lapisan tipis dari- Tabel fase petroleum eter,fase eter,fase etil asetat,face n—butanol........... .

  VI. Hasil kromatografi lapisan tipis dari Tabel fase etil asetat setelah dilakukan pe­ misahan dengan kromatografi cepat earn vaku............. ......................

  46 vii

  viii Halaman Tabel Hasil krornatografi lapisan tipis dari VII. fase n-butanol setelah dilakukan pemi­ sahan dengan krornatografi cepat cara - vacum ...................... ...........

  k ?

  Tabel

  VIII. Hasil krornatografi lapisan tipis se -

  k9

  Data hasil spektrofotometer ultra lem- Tabel IX.

  50 Tabel Data hasil spektrofotometer ultra lern- X.

  55 Data hasil spektrofotometer ultra lem~ Tabel XI.

  56 Hasil krornatografi lapisan tipis senya, Tabel XII.

  60 Tabel

  XIII. Data hasil spektrofotometer ultra lem-

  61 Tabel

  XIV. Data hasil spektrofotometer ultra lem­ *t

  6 bayung dari senyawa A ...............

  1 Tabel

  XV. Data hasil spektrofotometer siltra lem-

  67 Tabel

  XVI. Hasil identivikasi senyav/a gula hasil

  70

  

DAFTAR GAMBAR

  Ha]aman Gambar 1. Tanaman Bauhinia purpurea Linn.... .

  2 T

  Gambar 2* Spektra ultra lembayung dari senyawa E .....................................

  51 Gambar

  3 . Spektra ultra lembayung dari senyawa E .....................................

  52 Gambar 4 . Spektra ultra lembayung dari senyawa A ..................................... 5t. Gambar 5* Spektra ultra lembayung dari senyawa A .....................................

  55 Gambar 6 * Spektra ultra lembayung dari senyawa B ................................... .

  57 Gambar 7. Spektra ultra lembayung dari senyaea B ......................................

  58 Gambar . Spektra ultra lembayung dari senyawa

  8 Ej ............................ *......

  62 Spektra ultra lembayung dari senyawa

  Gambar 9» E, .................................

  63 Spektra ultra lembayung dari senyawa Gambar 10.

  Aj ....................................

  65 Spektra ultra lembayung dari senyawa Gambar 11. A

  1 .................................... S

  6 Spektra ultra lembayung dari senyawa Gambar 12.

  B, ....................................

  68 Spektra ultra lembayung dari senyawa Gambar 13 . B ............................................................................................................................................................................................................................................... 1 6 9 M I L I tC PERPUSTA.KAAN *UNIV£itS]TAS AiftLANGGV

  Halaman Gambar lif. Kromatogram .senyawa liasil isolasi (E) dan senyawa hasil hidrolisa(E1)......

  71 Gambar 15« Kromatogram senyawa hasil isolasi (A) dan senyawa hasil hidrolisaCA^).......

  72 Gambar 16. Kromatogram senyawa hasil isolasi (B) dan senyav/a hasil hidrolisa(B^).......

  73

  BAB I PBNDAHULUAN Indonesia sangat kaya akan sumber alara yang dapat di. gunakan sebagai obat terraasuk bahan~bahan obat tradisio - nal yang telah 4igun&kan oleh sebagian besar rakyat Indo­ nesia secara turun temurun berdasarkan pengalaman, Oleh i karena itu dengan langkah yang tepat perlu dilakukan upa- ya perabinaan dan pengembangannya agar bahan-bahan terse - but semaksimal mungkin dapat dimanfaatkan untuk penyeleng garaan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Disamping itu upaya-upaya penelitiannya harus terus digalakkan agar setapak demi setapak poteasi obat alam i- ni dapat diungkapkan semuanya. Dengan meningkatnya hasil- hasil penelitian tersebut, akan meningkat pula pengungka£ an khasiat obat alam. Dengan demikian makin mantap pula peranan obat alam tersebut dalam upaya-upaya kesehatan ma syarakat. Pemanfaatan obat tradisional yang sebagian besar ber asal dari .tanaman obat perlu ditingkatkan dan dikernbang - kan karena bahannya raudah didapat, tanamannya dapat dita- nain sendiri ol«h masyarakat di pekarangan-pekarangan, mu- rah dan dapat diramu sendiri di rumah. Bauhinia purpurea Linn adalah salah satu turabuhan o- bat yang digunakan untuk obat tradisional di Indonesia, dalam masyarakat dikenal dengan naraa daun kupu-kupu.(2,5) t Biji dari tanaman ini dapat digunakan untuk mengobeti di- are dan ulcus, sedangkan getah daunnya dapat digunakan un tuk mengobati batuk, batuk rejan.(

  5 )

  1

  a purpurea'Linn dengan menggunakan kromatografi kertas di temukan adanya noda flavonoid. Melihat kegunaan tanaman tersebut dan melihat adanya kan-' dungan flavonoid serta banyaknya tanamnn obat tersebut di daerah Madiun maka dilakukan isolasi dan identifikasi se­ nyawa golongan flavonoid dari tanaman Bauhinia purpurea Linn. Flavonoid mempunyai banyak kegunaan antara lain se - bagai anti peradangan, diuretik, anti spasmodik.17,10) Dengan demikian maka penelitian ini bertujuan untuk mencoba mengisolasi dengan metode Charaux-Paris dan meng- identifikasi dengan reaksi warna, kromatografi lapisan ti

  ✓

  pis dan s£>ektrofotometer ultra lembayung senyawa golongan flavonoid dari daun Bauhinia purpurea Linn. Semoga hasil penelitian yang telah kami lakukan ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan tentang tanaman Bauhinia rurpurea Linn.

  • Karga Bauhinia.

  ;

  Bauhinia purpurea Linn Jenis 1.2 Uraian tentang tanaman. Tanaman ini turabuh liar di hutan dan di la dang-ladang sampai setinggi kira-kira 800 m dari permukaan laut. Ada juga yang ditanam orang di ha- laman-halaman sebagai tanaman hiasan.( )

  5 Kama daerahnya: Daun lilin, areuy kupu-kupu, ati -

  lil, ping-keping.(2,5) Morfologi tanaman.(

  1 ,

9 )

  Habitus : perdu tegak atau pohon dengan tinggi meter.

  2 - 6

  Ranting : pucuk ranting dengan bulu-bulu berwar­ na gelap. Daun : daunnya berbentuk ginjal terbalik, ber bulu kasar pada permukaan atas, brgian bav.ah berbulu halus.

  3

  un bunga obovatus sampai lanset, ungu dengan dasar pucat, tabung kelopak 7-10 mm. Panjang mayang 2-12 cm dengan 5-25 kuntura, tangkai 7-15 mm, Benang sari 3* Buah : buahnya buah polong panjangnya sampai

25 era berisi 6-16 biji.

Untuk keperluan pengobatan dipakai: - Bijinya untuk raengobati diare, ulcus de - ngan ramuan sebagai berikut: Arabil 11 bi­ ji tanaman yang sudah tua, disangrai, ka- lau sudah renyah ditumbuk sampai halus di beri air dan garam sedikit. Untuk yang terserang diare ha

  6 il ramuan tadi diminum

  dan untuk yang terserang ulcus hasil ramu an tadi ditempelkan diterapat luka. - Getah daunnya untuk batuk, batuk r e j a n i ^ Menurut penelitian yang dilakukan: Alex Pinsky dan Veronica II. Schwimmer (1973); H.P.Bhartiya, P Du- bey, S.B.Katiyar dan P.C.Gupta (1978 dan 1980) , tanaman ini mengandung enzim tripsin dan kherao tripsin, butein V - O - b e t a arabino-O-beta-dextro - galactoside,

  3 , 4 -dihydroxychalcone 4 -beta- -

  leavus-srabinopyranosyl-O-beta-dextro-galactopyra noside dalam bijinya,

  2. Tinjauan umum tentang flavonoid,(10,11,12,13) Flavonoid adalah suatu pigmen yang terdapat dalam tumbuhan dengan 15 atom karbon dalam inti dasarnya , yang tersusun dalam konfigurasi G6”^3~C6 r ya^tu ^Ua

  5

  cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga kar- bon yang dapat atau tak dapat raembentuk cincin ketiga. Istilah flavonoid sendiri sebenarnya borasal dari kelorapok senyawa yang paling umum dari golongan terse-- but yaitu flavon atau

  2 -phenylbenzopyron atau ^-phenyl

  benzopyron dengan rumus bangun

  6 ebagai berikut:

  Flavonoid banyak terdapat dalam tumbuhan sebagai bentuk glikosida baik dalam bentuk O-glikosida atau C-glikosida umuranya didalara bunga, buah, daun, dalam bentuk bebas banyak diketemukan pada jaringan kayu.

  2.1 Pembagian senyawa golongan flavonoid.(10,12.15) Flavonoid dapat digolongkan menjadi beberapa golongan:

  a. Flavon

  b. Flavonol

  c. Flavanon

  6

  d... Isoflavon

  e. Dihidroflavonol

  f. Kalkon

  g. Auron

  f. Antoeianin i. Leukoantosianin 2.2 Sifat fisika kimia. Kelarutan. (15) Pada umumnya semua flavonoid baik dalam ben- tuk glikosida maupun flavonoid bentuk bebas dapat larut d.alam pelarut metanol dan etanol.

  M I L I K PERPUSTAKAAN

  7 •Untuk memisahkan senyawa golongan flavonoid ada - lah berdasarkan si fat kelarutannya dalam berbagai raacam pelarut dengan polaritas yang meningkat ya­ itu: - untuk flavonoid bentuk bebas atau bentuk aglikon umuranya larut dalam pelarut eter. - untuk flavonoid bentuk O-glikosida banyak larut dalara pelarut etil asetat. - untuk flavonoid bentuk C-glikosida larut dalam pelarut n-butanol, amil alkohol.

  2.3 Kegunaan flavonoid. Kegunaan flavonoid didalam klinik antara la­ in ditemukan sebagai turunan dari flavonoid yaitu vitamin P. Vitamin P mempunyai fungsi terhadap permeabilita6 dan kerapuhan pembuluh darah kapi - ler. Antosianin, kalkon dan auron bersifat bakte- riostatik sedangkan polihidroksiflavon dalam ben­ tuk eternya bersifat sebagai insektisida. Akhir - akhir ini dilaporkan bahwa flavonoid mempunyai ak tivitas sebagai anti virus, anti peradangan dan anti spasmodik.(7,10,11,1

  4 ) 2*4 Isolasi flavonoid.

  2.4.1 Isolasi flavonoid dengan pelarut alkohol.(13,14) Untuk bahan yang masih segar diekstraksi dengan etanol 95% dididihkan selama 5“ 10 menit, sedangkan serbuk tanaman yang t-elah dikeringkan dapat diekstraksi dengan etanol 80# pada tempe- ratur karaar selama 8-24 jam. Ekstrak yang dida­ pat diuapkan, kemudian ditambah air panas de-

  8

  ngan tujuan memisahkan klorofil, lemak dan li - lin dari senyawa golongan flavonoid, Setelah di pisahkan, filtrat yang diperoleh dapat langsung dipakai untuk isolasi.

  2.4.2 Isolasi flavonoid dengan pelarut air.(14tl6) Isolasi dengan menggunakan pelarut air me­ rupakan prosedur umum untuk mengisolasi glikosi . da flavonoid dari daun, bunga dan buah, Selain itu ekstraksi dengan air panas dari ekstrak ken tal alkohol dapat menghilangkan klorofil, leraak dan lilin. Kemudian ekstrak air yang encer di- ekstraksi dengan pelarut etil asetat atau n-bu- tanol. Fase etil asetat atau n-butanol dipekat- kan, raaka kadang-kadang akan timbul kristal gli kosida flavonoid secara langsung.

  2.4.3 Isolasi flavonoid dengan metode CHARAUX-PARISp ^ Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol, kemudian ekstrak metanol diuapkan sehingga di - dapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang di peroleh ditambahkan air panas dalam jumlah yang sama sehingga akan didapatkan ekstrak air yang encer. Kemudian ekstrak air ditambah eter dan dilakukan ekstraksi kocok. Selanjutnya fase et­ er dipisahkan dari fase airnya. Faso eter diuapkan maka akan diperoleh eks trak eter yang kering. Dari ekstrak kering ini kemungkinan didapatkan flavonoid dalam bentuk bebas. Sedang fase air dari hasil pemisahan ter sebut ditambah pelarut etil asetat dan dilaku -

  9 kan ekstraksi kocok, kemudian kedua fase dipi - sahkan. Fase etil asetat diuapkan sampai kering dan ke- - mungkinan didapatkan flavonoid dalam bentuk glikosida. Sedangkan fase air ditambah pelarut • n-butanol dan dilakukan ekstraksi kocok, kemudi an kedua fase dipisahkan. Fase n-butanol diuapkan maka akan didapat­ kan ekstrak n-butanol yang kering dan kemungkin an di dalam ekstrak tersebut terdapat flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase yang didapatkan tersebut dapat langsung dilakukan pemisahan dari komponen-kom- ponen yang ada dalam tiap' fasenya dengan memper gunakan kromatografi kolom. Metode ini sangat ' baik dipakai untuk mengicolasi flavonoid dalam tanaman, karena dapat dilakukan pemisahan flavo noid berdasarkan sifat kepolarannya.(

  15 ) 2*5 Identifikasi flavonoid.

  2.5*1 Reaksi warna.(10,1

  

1 )

2.5 . K 1 Reaksi Y.'ilstater.

  Reaksi warna ini digunakan untuk berba - gai golongan flavonoid. Reaksi Wilstater ini biasa disebut reaksi cyanidin, dimana untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti benzo- piron. Reaksi Wilstater adalah penambahan KC1 pekat dan serbuk Mg, dimana dengan flavonoid akan memberikan warna sebagai berikut:

  10

  • - warna merah tua, kemungkinan adalah golong­ an flavon* - warna merah krimson, kemungkinan adalah go­ longan flavonol, - warna jingga merah, kemungkinan adalah go - longan flavanon. 2.5*1.2 Reaksi Bate Smith-Metcalfe. Reaksi warna ini digunakan untuk menun - jukkan adanya senyawa leukoantosianin. Reaksi positif jika terjadi warna merah yang inten - sif atau warna ungu. 2.5*2 Krornatografi lapisan tipis.(6,16,18) Krornatografi adalah suatu metode analisa untuk pemisahan komponon 'zat dari campurannya dengan cara melewatkan campuran tersebut melalu i sistem dua fase yaitu fase diam dan fase ge - rak. Mekanisme terjadinya pemisahan pada kroma- ;tografi dapat berdasarkan atas prinsip adsorpsi, partisi, pertukaran ion dan filtrasi. Pada umumnya pemisahan komponen dari cara - puran zat dilakukan berdasarkan proses adsorpsi atau proses partisi. Proses adsorpsi. Proses ini terjadi bila suatu campuran zat dite teskan pada lempeng fase diam, maka mula-mula semua zat akan diadsorpsi. Karena kekuatan ad - sorpsi antara molekul zat dengan fase diam ber-

  11

  beda-beda, maka apabila kemudian dilewatkan la­ rutan fase gerak arah keatas maka untuk molekul zat yang paling lemah diadsorpsi oleh fase diam akan terlarut lebih dahulu, sehingga akan mem -■ bentuk noda yang paling atas. Noda ini kemudian - diikuti noda-noda dari molekul zat lainnya yang teradsorpsi lebih kuat oleh fase diam dan akan membentuk noda yang lebih rendah. Proses partisi. Proses ini terjadi bila suatu campuran zat yang akan dipisahkan didistribusikan antara fase

  2

  yang saling tidak campur. Hal ini berdasarkan - perbedaan kelarutan relatif dari masing-masing komponen di dalam fase di&m dan fase gerak. Kromatografi lapisan tipis adalah salah sa tu tekhnik kromatografi, dimana dapat digunakan untuk identifikasi

  6 erta test kemurnian suatu

  komponen dari campuran zat. Untuk menunjukkan a danya komponen dari campuran zat, dapat diguna­ kan sinar ultra lembayung atau penampak noda yang sesuai, sehingga didapat kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat diketahui war­ na dari masing-masing komponen dari campuran zat dan harga Rf nya. Rf adalah perbandingan jarak yang ditempuh oleh zat dengan jarak yang ditempuh oleh fase gerak. ^ 2«5»3 Identifikasi dengan spektrofotometer ultra lem bayung berdasarkan metade pergeseran panjang gelombang.(

  13 , 17 )

  2.5*3*1 Identifikasi senyav/a golongan flavon dan fla vonol. 2.5*3*1*1 Dalam pelarut metanol p.a. Secara umum spektra yang dihasilkan dari flavon dan flavonol memberikan

  2 pun-

  cak absorbs! pada Band I dengan panjang ge lorabang maksimum 300-380 nm dan Band II de ngan panjang gelombang maksimum 240-280 nm. Band I berfungsi untuk membedakan flavon dari flavonol, dimana untuk flavon terle - tak pada panjang gelombang maksimum antara

  304-350 nm dan untuk flavonol antara 352 - 385 nm.

  2.5*3*1*2 Zat dalam metanol p.ar ditambah NaOH padat. 2.5*3*1.2.1 Adany gugus OH pada atom C nomor 4' di - tunjukkan oleh pergeseran bathokromik da ri Band I sebesar 40-65 nm, bila diban - dingkan dengan hasil spektra ultra lemba yung dalam metanol p.a. 2.5*3*1*2.2 Adanya gugus OH pada atom C nomor 3 dan 4 * ditunjukkan oleh pergeseran b a thokro-. mik dari Band I sebesar 50-60 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3*1*3 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal. Adanya gugus OH pada atom C nomor 7 ditun* jukkan oleh pergeseran bathokromik dari Band II sebesar 5-20 nm, bila dibandingkan

  13 dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3.1*4 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal dan H-^BO^ kristal, Adanya gugus orto-dihidroksi pada atom C nomor 3 1 dan V ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik dari Band I sebesar 12-30 nm bi la dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3*1*5 Zat dalam metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal. Spektra hasil penambahan AlCl^ kristal di­ catat panjang gelombang maksimumnya untuk digunakan pada langkah berikutnya. 2.5*3*1 *6 Zat dalain metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal dan HC1 pekat. 2.5*3*1*6*1 Adanya gugus orto-dihidroksi pada atom C nomor

  3 ' dan V dapat ditunjukkan oleh

  pergeseran hipsokromik pada Band I sebe - sar

  30-40

   nm, bila dibandingkan dengan h& sil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a ditambah AlCl^* 2.5.3*1.6*2 Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 dapat ditunjukkan dengan pergeseran bathokromik pada Band I sebesar 35“ 55 nm, bila diban- ..dingkan dengan hasil spektra ultra leinbs- yung dalam metanol p.a. 2.5-*3.1.6.2 Adanya gugus OH pada atom C nomor 3 dan 5

  14

  dapat ditunjukkan dengan pergeseran batho kromik pada Band I sebesar 50-60 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. Hasil identifikasi senyawa golongan flavon dan flavonol dengan spektrofotometer ultra lembayung dapat dilihat pada tabel I. 2.5*3*2 Identifikasi senyawa golongan isoflavon. 2.5*3.2.1 Zat dalam metanol p.a. Spektranya mempunyai bentuk yang spesifik t dimana.Band II mempunyai intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan Band I, bentuk Band I agak mendatar.. Band II mempunyai paivjang gelombang maksi - mum antara 245-270 nm. 2.5*3.2.2 Zat dalam metanol p.a ditanbahkan NaOH pa- dat. Adanya gugus OH pada atom C nomor 3* dan 4 f dapat ditunjukkan dengan terjadinya penurun an intensitas yang besar pada spektra dari Band II dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3*2.3 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal. Adanya gugus OH pada atom C nomor 7 ditun - jukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II sebesar 6-20 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a.

  2.5.3

  .2

  2.5.3.2

  2.5.3.3

  2 .5^3.3

  4 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal dan H,BO, kristal. 3 3 Adanya gugus OH pada atom C nomor

  6

   dan 7 ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik pa­ da Band I sebesar 10-15 nm, bila dibanding- kan dengan hasil spektra ultra lembayung da lam metanol p.a.

  5 Zat dalam metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal. Dengan pereaksi ini tidak spesifik untuk i- soflavon.

  Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 ditun - jukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II sebesar 10-14 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. Hasil identifikasinya dapat dilihat pada ta - bel II. Ideptifikasi senyawa golongan flavanon dan di hidroflavonol. .1 Zat dalam metanol p.a. Flavanon dan dihidroflavonol mempunyai ben­ tuk spektra ultra lembayung yang spesifik , seperti dari isoflavon dalam pelarut meta - nol p.a, dimana pada Band II mempunyai in - tensitas lebih tinggi dibandingkan dengan

  Band I. Perbedaan terletak pada besar pan­ jang gelombang maksimum yaitu pada flava - non dan dihidroflavonol ditunjukkan oleh panjang gelombang maksimum Band II sebesar 270-295 nm. 2.5*3-3*2 Zat dalam metanol p.a ditambahkan MaOH pa— dat. Adanya gugus OH pada cincin A akan terjadi pergeseran panjang gelombang maksimum pada Band II, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5.3*3-2.1 Untuk senyawa golongan flavanon. - Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 dan

  7 ditunjukkan olefi pergeseran bathokro­

  mik pada Band II sebesar 35 nm, bila di 4 l. bandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p-a. - Adanya gugus OH pada atom C nomor 7 di­ tunjukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II aebesar 60 nm, bila diban­ dingkan dengan hasil spektra ultra lem­ bayung dalam metanol p.a. 2.5*3*3-2.2 Untuk senyawa golongan dihidroflavonol. - Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 dan

  7 akan ditunjukkan oleh pergeseran ba­

  thokromik pada Band II sebesar 34-40 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a.

  X? - Adanya gugus OH pada atom C nomor 7 di­ tunjukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II sebesar 5°"60 nm, bila di- bandingkan dengan hasil spektra ultra ■ lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3*3*3 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal 2.5*3*3*3»1 Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 dan 7 ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II sebesar 34-37 nm, bila diban dingkan dengan hasil spektra ultra lemba­ yung dalam metanol p.a. 2.5*3*3*3-2 Adanya gugus OH pada atom C nomor 7 ditun jukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band II sebesar 51-58 nm, bila dibanding­ kan dengan spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3*3*4 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal dan H^BO^ kristal. Adanya gugus OH pada cincin A yaitu pada a- tom C nomor

  6

   dan 7 ditunjukkan oleh perge­ seran bathokromik pada Band I sebesar 10-15 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a.

  2.5.3.3.5 Zat dalam metanol p.a ditambahkan A1C13 kristal. Dengan pereaksi ini tidak spesifik untuk flavanon dan dihidroflavonol.

  18 2.5*3*3*6 Zat dalam metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal dan HC1 pekat, Adanya gugus OH pada atom C nomor 5 ditun - jukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band I sebesar 20-26 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a, Hasil identifikasi senyawa golongan flavonon dan dihidroflavonol dengan spektrofotometer ultra lembayung dapat dilihat pada tabel III* 2.5*3*4 Identifikasi senyawa golongan, Kalkon dan Au « ron. 2.5*3*4*1 Zat dalam metanol p.a. Keduanya mempunyai bentuk spektra yang spe­ sifik, dimana Band I intensitasnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Band II, y^ itu Band I terletak pada panjang gelombang maksimum antara 340-390 nm dan Band II anta ra 220-270 nm. Sedangkan untuk Auron Band I terletak pada panjang gelombang maksimum antara 370-430 nm. 2.5*3*4*2 Zat dalam metanol p.a ditambahkan dengan kristal NaOH. 2.5*3*4*2.1 Untuk golongan Kalkon. Adanya gugus OH pada atom C nomor 4 ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik pada Band 1 sebesar 60-100 nm, dengan me- ningkatnya intensitas puncak, bila diban~

  19 dingkan dengan hasil spektra ultra lemba­ yung dari metanol p.a. Adanya gugus OH pada aton C nomor 2 atau nomor 4 * ditunjukkan dengan pergeser. an bathokromik pada Band I sebesar 60-100 nra, tanpa peningkatan intensitas puncak , bila dibandingkan dengan hasil spektra ul tra lembayung dalam metanol p.a. 2.5*3-4*2.2 Untuk golongan Auron. Adanya gugus OH pada atom C nomor 4' ditunjukkan dengan pergeseran bathokromik pada Band I sebesar 80-95 nm, bila diban­ dingkan dengan hasil spektra ultra lemba­ yung dalam metanol p.a. Adanya gugus OH pada atom C nomor

  6 i

  dan

  4 ' ditunjukkan dengan pergeseran ba -

  thokromik pada Band I yang lebih kecil, bila dibandingkan dengan hasil spektra ul tra lembayung dalam metanol p.a. 2-5*3*4*3 Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal. 2.5*3*4*3*1 Untuk golongan Kalkon, Adanya gugus OH pada atom C nomor 4 atau gugus OH pada atom C nomor 4 dan 4

  1

  ditunjukkan dengan pergeseran bathokromik Band I, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalarn metanol p.a. 2-5-3*4*3*2 Untuk golongan Auron. Adanya gugus OH pada atom C nomor 4

  20

  atau gugus OH pada atom C nomor 4 dan

  6 '

  # ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik Band I, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a.. 2 . 5 * Zat dalam metanol p.a ditambahkan NaOAc kristal dan H^BO^ kristal. Adanya gugus orto-dihidroksi pada cin­ cin B ditunjukkan oleh pergeseran bathokro­ mik Band I sebesar 28-36 nm, bila dibanding kan dengan hasil spektra ultra lembayung da lam metanol p.a. Adanya gugus orto-dihidroksi pada cin­ cin A ditunjukkan oleh pergeseran bathokro­ mik yang lebih kecil bila dibandingkan de - ngan hasil spektra ultra lembayung dalam rne tanol p.a. 2.5*3*4.5 Zat dalam metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal. Adanya gugus orto-dihidroksi pada cin­ cin B untuk Kalkon dan Auron ditunjukkan o- leh pergeseran bathokromik pada Band I sebe ear 40-70 nm, bila dibandingkan dengan ha­ sil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a. Adanya gugus orto-dihidroksi pada cin­ cin A ditunjukkan oleh pergeseran bathokro*- mik pada Band I yang lebih kecil, bila di - bandingkan dengan hasil spektra ultra lembci yung dalam metanol p.a.

  21

  2.5-3-4-6 Zat dalam metanol p.a ditambahkan AlCl^ kristal dan HC1 pekat. 2.5-3-4.6.1 Untuk golongan Kalkon. Adanya gugus OH pada atom C nomor 2 1 ditunjukkan oleh pergeseran bathokromik Band I sebesar nra, bila dibanding. -

  48* 64

  kan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p,a. Adanya gugus tri-hidroksi pada-atom C nomor 2', 3* dan 4' ditunjukkan dengan pergaeeranvbathokromik pada Band I seki - tar

  40 nm, bila dibandingkan dengan hasil spektra ultra lembayung dalam metanol p.a.

  Hasil identifikasi senyawa golongan Kalkon dan Auron dengan spektrofotometer ultra lem - bayung dapat dilihat pada tabel IV.

  2.6 Hidrolisa flavonoid.(13.17*20) Hidrolisa flavonoid dapat digunakan asam atau enzim, dimana kedua cara hidrolisa ini digu­ nakan untuk mengetahui flavonoid bentuk aglikon dan senyawa gula yang terdapat dalam glikosida flavonoid. Hidrolisa dengan asara umumnya digunakan asam sulfat 2 N atau asam klorida 2 N. Caranya sejum - lah sampel ditambah air dan larutan asam, kemudi­ an dipanaskan selama 30 tnenit# Setelah dingin di- ekstraksi dengan eter, kemudian dilakukan pemisah an, Fase eter dilakukan identifikasi senyawa fla­ vonoid dan fase air dilakukan identifikasi senya-

  22

  wa gula. Sedangkan hidrolisa dengan enzim umumnya diguna - kan enzim j$, glukoeidase, y

  3 -glukoronidase dan an- thosianase. Gugus gula yang dijumpai dalam bentuk.

  glikosida flavonoid kemungkinan dapat berupa mono sakarida, disakarida dan trisakarida.

  TABEL I

  IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAW FLAVON DAN FLAVONOL DENGAN SPLCKTROFOTOMETER ULTRA LEKBAYUNG DENGAN.

MET ODE PERGESERAN PANJANG GELOMBAUG MAKSIMUM.

  ,'Panjang gclombang 'maksimum(nm) Pergoseran panjang golombanr; rnaks.(nm)

  Pereaksi Intcrprctaoi

  • Band I Band II Band I Band II MeOH 30^-350

  352-385

  250-275 - - iflavon flavonol MeOH+NaOH

  • * *fO-65 ■

  50-60 OH pada atom C nomor V OH pada atom C nomor 3 & V

  MeOH+NaOAc 5 - 2 0

  • OH pada atom C nomor 7 MeOH+NaOAc
    • HzBOz 3 3

  • 4^ 35-55 OH pada atom C nomor 5 .

  12-30 OH pada atom C nomor 3 f& V MeOH+AlCl,

  MeOH+AlCl^ +HC1 p.

  30 -/f0 OH pada atom C nomor 3'&V

  MeOH+AlCl^ +HC1 p.

  50-60- I OH pada atom C nomor 3&5

  23

  TABEL II

  IDENTIFIKASI S2NYAWA GOLONGAN ISOFLAVON DENGAN

  • SPEKTROFUTOMETER ULTRA LEMBAYUNG DENGAN METCDJ1 PERGESERAN PANJAHG GELCMRANG MAKSIMUM.

  Pergeseran panjang Panjang gelombang gelombr.ng muks.(nm) maksimum (nm)

  Interpretasi Pereaksi Band I Band II Band I Band II intensi-

  MeOH isoflavon

  • tas ren- 2if5-370 dah

  OH p:-da atom XeOH+NaOH reduksi C nomor 3 1 & V intensi­

  ' - ty as 6 - 20 CH pada atom

  MeOH+NaCAc nomor? V .

  10 -15 - OH p;;da atom ' KeOH+NaOAc C nomor 6&7

  • +HzBO-z

  D D MeOH+AlCl^ _

  • OH pada atom io-i^ MeOH+AlCl,

  C nomor 5 " +HC1 p. ^ Zk

  TABEL III

  IDENTIFIKASI SEKYAWA GOLONGAN FLAVANON DAN DIHIDROFLA-

  VONOL DENGAN ' S PE KTRO FOT MET

  3 R ULTRA L3MBAYUNG . DENG A ft METODE PERGESERAN PANJANG G*SLQtfBAHG MAKSIMUM Panjang gelombang Pergeseran panjang maksimum (nm) gelombang maks.(nm)

  Interpretasi Pereaksi Band I Band I Band II Band II

  • flavanon/di-
  • MeOH 270-295 hidroflavonol

  m OH pada atom MeOH+NaOH

  35 C nomor 5-7 (flavanon)

  60 OH pada atoi:1 .

  C nomor 7 (flavanon) y OH pada atom * ty C nomor 5&7 (dihidrofla- vonol) 50-60 OH pada atom

  • i

  C nomor 7(di hidroflavonol) OH pada atom MeOH+NaOAc

  3^-37 C nomor 5&7 , 51-58 OH pada atom C nomor 7 OH pada atom MeOH+NaOAc 10-15 C nomor 6&7

  • h b o

  3 i - - - MeOH+AlCl^