MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR - MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012 - Test Repository

  

MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM

PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

SALATIGA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh

Sulistyanti 20109006

  

JURUSAN SYARIAH DIII

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM

PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

SALATIGA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

  Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya

  Pada Program Studi Perbankan Syariah

  

Disusun Oleh

Sulistyanti 20109006

JURUSAN SYARIAH DIII

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  MOTTO “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

  (Al-Baqarah: 153) Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

  Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.

  Cintailah kekasihmu secara wajar, boleh jadi akan menjadi musuhmu

dihari lain. Bencilah orang yang kau benci secara wajar boleh jadi dihari lain

akan menjadi cintamu.

  Sekali kau kehilangan harapan, Kau kehilangan seluruh kekuatan untuk

menghadapi dunia. Janga pernah berhenti untuk bermimpi dan Jangan pernah

berhenti untuk mewujudkannya.

  PERSEMBAHAN Dengan segenap rasa cinta dan kasih sayang karya ini penulis

persembahkan untuk

  

Ayah Suparjo dan Ibu tercinta Siti Maryam, yang tiada henti akan do’a

dalam helaan nafas yang tak terbatas oleh ruang dan waktu yang selalu

mengiringi langkahku. Semoga Allah Swt, melindungi dan menyayangi

keduanya.

  

Kakakku, Dewi Musfiyah. Yang telah memberikan motivasi dan inspirasi

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

   Seluruh anggota keluarga , yang selalu memberi dorongan semangat, inspirasi, motivasi serta do’a dan tawa.

   Seseorang yang selalu memberikan kasih sayang dan semangatnya nya padaku, terimakasih semangatmu masih tetap ada sampai sekarang.

  

Dosen – dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis

sebagai bekal dan wawasan yang takkan terlupakan.

   Ke pada Bapak Agus Waluyo yang telah membimbing saya dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan penuh kesabaran.

  

Teman – teman seperjuangan yang telah memberikan persahabatan yang

begitu indah dalam menjalani hari – hari di bangku perkuliahan.

   Sahabat - sahabat lamaku, yang selalu memberikan suport dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  

Para Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Para staf Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang telah rela

mengorbankan waktunya untuk membimbing saya sampai akhirnya

penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

   Para pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha mendengar lagi maha melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, Sebagai utusan dan penuntun umat bagi manusia, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di dunia dan akhirat kelak beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.

  Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga” dengan berusaha sebaik mungkin.

  Penulisan Tugas Akhir ini di tujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingganya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Abdul Aziz NP.,MM selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

  3. Bapak Agus Waluyo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini selesai.

  4. Seluruh Dosen dan staf STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  5. Pimpinan dan seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

  6. Bapak, Ibu dan kakak-kakak yang memberikan dukungan baik secara spiritual maupun material.

  7. seluruh teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis.

  Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan ini.

  Penulis Sulistyanti NIM.20109006

  

ABSTRAK

  Hadirnya pembiayaan KPR (kredit pemilikan rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi seiring berjalanya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dalam pengajuan pembiyaan Griya yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. Selain itu juga untuk mengetahui mitigasi-mitigasi risiko yang menjadi strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dalam menghadapi persoalan berkaitan dengan pembiayaan griya.

  Dalam penyusunan Tugas Akir ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur permohonan pembiayaan Griya di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan ketentuan dan ditangani dengan penuh ketelitian, selain itu juga dalam permbiayaan griya yang dimiliki oleh bank syariah juga tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi. Tapi meskipun demikian Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga juga sudah mempersiapkan beberapa mitigasi-mitigasi guna menyelesaikan hambatan tersebut Kata Kunci: Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM

DAFTAR ISI

  Halaman Judul Tugas Akhir ……………………………………………. i Persetujuan Pembimbing ……………………………………………….. ii Halaman Pengesahan …………………………………………………... iii Halaman Pernyataan ………………....………………………………… iv Halaman Motto ……………………………………………………….... v Halaman Persembahan …………………………………………..…….. vi Kata Pengantar ………………………………………………….……… viii Abstrak ……………………………………………………………..….. x Daftar Isi ……………………………………………………………….. xi Daftar Gambar ………………………………………………………….. xv Daftar Tabel ……………………………………………….……..…….. xvi

  BAB I PENDAHULUAN

  a. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

  b. Rumusan Masalah ………………………………………………. 5

  c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………….. 5

  d. Penelitian Terdahulu …………………………………………… 7

  e. Metode Penelitian ………………………………………………. 9 g. Sistematika Penulisan …………………………………………… 12

  BAB II LANDASAN TEORI

  a. Karakteristik Bank Syariah

  1. Pengertian Bank Syariah ……………………………………. 14

  2. Tujuan Pendirian Bank Syariah ………………………….…. 14

  3. Fungsi Bank Syariah ………………………………………... 16

  4. Landasan Hukum Bank Syariah ……………………………. 17

  b. Pembiayaan

  1. Pengertian Pembiayaan …………………………………….. 19

  2. Landasan Pembiayaan Syariah …………………………..… 20

  3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ……………………………. 21

  4. Jenis-jenis Pembiayaan Syariah ………………………….… 22

  5. Analisis Pembiayaan ……………………………………….. 25

  6. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ………………….… 25

  7. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan …………….….. 27

  c. Mitigasi / Manajemen Risiko

  1. Pengertian Mitigasi / Manajemen Risiko ……………..…… 28

  2. Tujuan Manajemen Risiko …………………………………. 28

  3. Proses Manajemen Risiko …… ………………………….. 29

  4. Jenis-jenis Risiko …………………………………….…….. 30

  5. Pengelolaan risiko Dalam Manajemen Risiko …….….…… 31

  BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN

  1. Sejarah dan perkembangan Bank syariah mandiri ......……. 32

  2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ………………….…… 34

  3. Budaya perusahaan ……………………………………..….. 35

  4. Profil Perusahaan ……………………………………….….. 36

  5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri …………….…….. 36

  6. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri ……….…….….. 37

  7. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri …...……. 39

  8. Produk-produk Bank Syariah Mandiri ……………….…….. 40

  b. Data Deskriptif

  1. Karakteristik pembiayaan Griya BSM ………….………….. 45

  2. Perkembangan pembiayaan Griya BSM per Juni 2011 dan Juni 2012 …………………….…………. 47

  3. Dasar hukum Pembiayaan Griya BSM …………….………. 49

  4. Prosedur pembiayaan gria BSM …………………………… 50

  5. Risiko-risiko yang dihadapi dalam pembiayaan griya BSM beserta mitigasinya …………………………….……. 55

  BAB IV ANALISIS

  a. Prosedur Pembiayaan Griya BSM Yang Diterapkan Oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga ………………………… 69

  b. Risiko-risiko yang dihadapi oleh BSM Kantor Cabang Salatiga dalam pembiayaan Griya BSM beserta Mitigasi yang diterapkan ……………………………….. 72 BAB V PENUTUP

  a. Kesimpulan …………………………………………….……….. 81

  b. Saran ……………………………………………………………. 82 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga ………….. 38

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2011 …………… 47Tabel 3.2. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2012 …………… 48

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas

  menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Dan pada saat ini lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga ( interest fee ), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai syariah ( UU tentang perbankan, No10 tahun 1998).

  Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, dikembangkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syariah.

  Oleh karena itu kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah semakin mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena perbankan syariah memiliki kekhususan dibandingkan dengan perbankan konvensional ( UU No. 21 Thn 2008 tentang perbankan ).

  Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991. Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, hal ini terlihat pada Undang – Undang No. 7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional perbankan syariah. Namun setelah adanya Undang – Undang baru yaitu Undang – Undang No. 10 tahun 1998 maka bank Syariah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah ataupun meng-konversi secara total menjadi bank syariah. Dengan diakuinya dua sistem perbankan yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional, maka bank syariah semakin berkembang dan mulai dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

  Indonesia, sebagai negara mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, tidak sebatas finansial namun juga tuntunan moralitasnya. Sistem bank yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik bunga. Sistem bank bebas bunga atau disebut pula Bank Islam atau Bank Syari’ah, memang tidak khusus diperuntukkan sekelompok orang namun sesuai landasan Islam ”Rahmatan lil ’alamin”, didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa

  Sama seperti dengan bank konvensinal, bank syariah juga menawarkan kepada nasabah dengan berbagai produk perbankan. Salah satu produknya yaitu pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhammad, 2005: 17).

  Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (lihat Pasal 1 angka 3 UU No. 10 tahun 1998).

  Produk pembiayaan adalah produk yang paling diminati oleh masyarakat, karena produk pembiayaan ini memiliki banyak macam salah satunya yaitu produk pembiayaan konsumtif. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi. Seperti kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

  Salah satu produk pembiayaan konsumtif yang diberikan oleh perbankan konvensional yaitu pembiayaan kredit pemilikan rumah, karena setiap orang sangat membutuhkan rumah dan untuk memilikinya mereka dapat membeli, merenovasi atau membangun sendiri rumah yang mereka inginkan. Namun harga kebanyakan orang lebih memilih untuk memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR).

  Hadirnya KPR (kredit pemilikan rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan.

  Produk ini dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi seiring berjalanya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ).

  Meskipun demikian masyarakat Indonesia masih banyak juga yang beranggapan bahwa pada praktiknya bank syariah tidak jauh beda dengan perbankan konvensional, termasuk dalam hal pembiayaan rumah ini.

  Dilatarbelakangi dari permasalahan tersebut Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai lembaga keuangan ikut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara memberi pembiayaan pemilikan rumah atau dalam produk Bank Syariah Mandiri disebut dengan Griya BSM untuk pembelian rumah baru, bekas, maupun renovasi. Hal ini sebagai komitmen BSM untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.

  Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul ” Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah

  Mandiri Cabang Salatiga Tahun 2012”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan membahas mengenai Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dengan pokok masalah yang akan dibahas yaitu:

  1. Bagaimana prosedur pembiayaan griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Salatiga?.

  2. Risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi Risikonya?.

  C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

  Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam pembuatan laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang (munaqasyah) Diploma III Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

  Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Salatiga.

  2. Untuk mengetahui risiko-risiko yang dihadapi dalam pembiayaan Griya BSM, beserta Mitigasi Risiko yang diterapkan dalam menangani risiko pembiayaan Griya BSM.

  Kegunaan penelitian Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, penulis juga memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi penulis,

  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut:

  1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah wawasan pengetahuan yang didapat dibangku perkuliahan khususnya dibidang perbankan syariah mengenai pelaksanaan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga.

  2. Bagi STAIN Salatiga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam bidang Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, khususnya mengenai Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah.

  3. Bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Diharapkan Penelitian ini bisa sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin pesat juga sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

  4. Bagi pembaca Dapat menjadi sumber informasi tentang Prosedur Pembiayaan

  Pemilikan Rumah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

D. Penelitian Terdahulu

  Penyusun telah mengadakan penelusuran karya ilmiah yang ada kaitanya dengan tema yang telah diambil. Diantara penelitian-penelitian yang telah ditelusuri yaitu:

  Farika (2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi Pembiayaan Kongsi

  

Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani”

  menyimpulkan bahwa analisis pembiayaan yang diterapkan pada BMT Ahmad Yani menggunakan sistem scoring setiap kriteria ada nilainya. Pembiayaan pemilikan rumah syariah pada BMT Ahmad Yani menggunakan dua pola yaitu pola chaneling dan pola executing. Pada pola chaneling ini pihak BMT hanya sebagai penyalur saja dan tanggung jawab ditanggung penuh oleh pihak BMI.

  Sedangkan pada pola executing pihak Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak hanya sebagai penyalur saja, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas pembiayaan pemilikan rumah.

  Nurul (2009) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi 6C Dalam Analisis

  

Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Di Bank Syariah Mandiri Cabang

Malang” menyimpulkan bahwa aplikasi 6C yang ada di bank syariah cabang

  malang adalah benar-benar diterapkan, dan di lapangan 6C itu dikembangkan lagi menjadi 7A ( aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik produksi, aspek manajemen, aspek jaminan, aspek keuangan, aspek sosial ekonomis/ (AMDAL). Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi di Bank Mandiri Syariah Cabang Malang telah diselesaikan dengan adanya model-model penyelamatan pembiayaan bermasalah.

  Munurut Innayah (2008) dalam tugas akhirnya yang berjudul ”Mekanisme

  

Pembiayaan KPR Perorangan Non Subsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang

Syariah Solo” . Pembiayaan KPR digolongkan menjadi dua yaitu pembiyaan KPR

  perorangan dan pembiayaan KPR kolektif. yang dimaksud dengan pembiayaan KPR perorangan adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara perorangan /individu baik nasabah yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, pembayaran dalam pembiayaan ini dapat dilakukan secara

  

lumpsum (pembayaran lengkap yang terdiri dari sejumlah uang tunggal) atau

  angsuran, sedangkan pembiayaan kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara kolektif dari suatu perusahaan/instansi, pembiayaan ini terdiri dari beberapa orang pemohon yang memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan.

  Ryan Aditiya (2011) dalam tugas akhirnya dengan judul ”Tinjauan

  

Pelaksanan Analisis Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Pada Bank Syariah

Mandiri Cabang Salatiga” , menyimpulkan bahwa ada perbedaan sedikit dalam

  analisis pembiayaan (kredit) dengan teori yang telah dipaparkan dalam Bab sebelumnya yakni tidak menggunakan analisis personality, party, purpose,

  

prospect, payment, profitability, dan protection (7P), namun menggantinya

dengan metode 5C (character, capacity, collateral, capital, condition).

  Dikarenakan analisis tersebut cukup rumit dan panjang selain itu analisis tersebut juga tidak didukung dengan staf karyawan yang memadai jumlahnya.

  Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari variabel yang diteliti, peneliti menggunakan judul ”Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah

  

Mandiri Cabang Salatiga Tahun 2012” dengan variabel yang diteliti adalah

  prosedur pembiayaan griya BSM serta untuk mengetahui pelaksanaan mitigasi risiko pada pembiayaan yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

E. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.

  2. Jenis data yang dibutuhkan Adapun data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan tugas akhir ini dalah data primer dan data sekunder. a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati.

  b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip- arsip yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti.

  3. Teknik pengumpulan data

  a. Wawancara Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu.

  Wawancara ini penulis gunakan dengan tujuan mendapatkan informasi langsung tentang Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

  b. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari sumber-sumber tertulis.

F. Penegasan Istilah

  1. Perbankan Syariah

  Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

  memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13).

  2. Kantor Cabang

  Kantor Cabang adalah merupakan cabang dari kantor pusat yang

  tugasnya memberikan pelayanan kepada kantor cabang pembantu maupun kepada nasabah secara langsung.

  3. Mitigasi/Manajemen

  Mitigasi sama maknanya dengan manajemen yaitu pengurangan,

  pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu kegiatan (Gandapraja, 2009: 177).

  4. Risiko

  Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa, baik itu peristiwa yang menguntungkan ataupun merugikan.

  5. ManajemenRisiko

  Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi

  yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank (Arifin, 2009: 272).

  6. Pembiayaan

  Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang

  atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 12).

  7. PembiayaanGriya BSM

  Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek,

  menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun , dengan system murabahah.

  non developer

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan ini digunakan untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian yang disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab berisi uraian sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan. Dalam pendahuluan ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, Penelitian terdahulu, metode penelitian tugas akhir, penegasan istilah, serta sistematika penulisannya.

  Bab II LandasanTeori. Dalam bab ini berisi tentang landasan teori pengertian bank syariah, fungsi bank syariah, landasan hukum bank syariah, teori tentang pembiayaan dan manajemen risiko atau mitigasi risiko dalam perbankan syariah.

  Bab III Laporan Obyek. Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri, visi dan misi, budaya perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi, prinsip dasar operasional Bank Syariah Mandiri, produk-produk yang dimiliki Bank Syariah Mandiri, serta data deskriptif.

  Bab IV Analisis. Bab ini berisi tentang studi analisis mengenai prosedur mitigasi-mitigasi risiko dari pembiayaan griya yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri.

  Bab V Kesimpulan dan Implikasi. Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan implikasi praktik perbankan syariah.

  14 BAB II LANDASAN TEORI A. Karakteristik Bank Syariah.

  1. Pengertian Bank Syariah.

  Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13).

  Menurut Bank Syariah Mandiri, bank syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Selain itu dalam operasionalnya, bank syariah juga diatur oleh fatwa DSN-MUI dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang perbankan syariah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah berupa bagi hasil ditentukan dengan persentase porsi (nisbah) yang disepakati antara bank dan nasabah. Namun besarnya bagi hasil tidak dapat

ditentukan di muka karena sangat tergantung dari pendapatan bank.

  2. Tujuan pendirian bank syariah Menurut Zainul Arifin, (2009: 3) mengemukakan bahwa bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan

  15

penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi

keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utamanya

yaitu: a. Larangan riba dalam transaksi apapun.

  b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan hasil keuntungan yang sah.

  c. Memberikan zakat.

  Sedangkan Menurut Sumitro, (2004: 17) bank Islam didirikan dengan tujuan : a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung unsur gharar (tipuan).

  b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.

  c. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non- Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran

  16 agamanya secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan perekonomiannya.

  d. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berwirausaha.

  e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintah. Dengan aktivitas-aktivitas bank Islam yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan, khususnya bank dari

pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri.

3. Fungsi bank syariah.

  Apabila selama ini dikenal fungsi bank konvensional adalah sebagai intermediary antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka bank syariah selain menjalankan fungsi seperti diatas juga mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank konvensional. Berikut fungsi bank syarian menurut Harahap (2006: 5) adalah:

  a. Manajer Investasi Bahwa bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil)

  17 yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah.

  b. Investor Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut, dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad murabahah, sewa menyewa, musyarakah, dan akad Mudharabah.

  c. Sosial Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Syariah memberikan pelayanan sosial, baik melalui qordul hasan (pinjaman kebaikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip yang ada dalam agama Islam.

4. Landasan Hukum Bank Syariah.

  a. Undang Undang mengenai Bank Syariah, meliputi: 1) UU No. 10 Tahun 1998, tentang perbankan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan 2) UU RI No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia b. Peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan Bank Syariah Indonesia, meliputi:

  18 1) PBI No. 2/7/PBI/2000 tentang GWM dalam rupiah dan valas bagi Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 2) PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang antar Bank berdasarkan prinsip syariah.

  3) PBI No. 2/9/PBI/2000 tentang SWBI 4) PBI No. 4/1/PBI/2002 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Berdasarkan Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. 5) PBI No. 5/3/PBI/2003 tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah 6) PBI No. 5/7/PBI/2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah 7) PBI No. 5/9/PBI/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva bagi Bank Syariah.

  c. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, meliputi: 1) SK Dir BI tentang Bank Perkreditan Syariah berdasarkan prinsip syariah.

  19 B. Pembiayaan.

1. Pengertian pembiayaan.

  Kegiatan utama dari sebuah bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito dan kemudian menyalurkanya kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman, yang lebih dikenal dengan pembiayaan.

  Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah financing kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain (Muhammad, 2005: 304).

  Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  20 2. landasan pembiayaan syariah.

  a. al-Quran Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhan-Nya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

b. Al-Hadist

  Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati temannya,” (H.R. Abu Dawud No. 2936, dalam kitab Al Buyu dan Hakim).

  21 Penjelasanya adalah bahwasanya Allah akan menjadi pihak ketiga atau saksi dari dua orang yang bersyarikat dan dalam hal ini adalah pihak bank dan nasabah selama salah satu pihak tidak berpaling dari kesepakatan.

3. Tujuan dan fungsi pembiayaan.

a. Tujuan pembiayaan

  Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

b. Fungsi pembiayaan

  Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :

1) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

  22 2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh Bank Konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional. 3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Muhammad, 2005: 11).

4. Jenis-jenis pembiayaan syariah.

  Menurut Ridwan, (2007: 66) pembiayaan di bank syariah terdiri dari berbagi macam, yaitu:

a. Musyarakah

  Yang dimaksud musyarakah adalah akad kerjasama antara pihak bank dengan pihak lain dalam suatu usaha tertentu. Di mana masing- masing pihak menyertakan modal atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan keduanya.

b. Mudharabah

  Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha dimana pihak pertama sebagai shahibul maal menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lain sebagai pengelola atau mudharib. Keuntungan dari investasi ini dibagi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan bila

  23 terjadi kerugian, maka akan ditanggung shahibul maal selama kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian dari pihak mudharib

  . Namun jika kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian mudharib , maka mudharib yang berkewajiban menanggung kerugian.

  c. Muzaraah Merupakan kerjasama antar pemilik tanah pertanian dengan petani penggarap, dimana pemilik lahan memberikan kepercayaan kepada petani untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagi hasil dari hasil panen.

  d. Murabahah Yang dimaksud dengan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati.

  Dalam transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli.

  e. Ba’i bitsaman ajil Merupakan pembiayaan berakat jual beli, pembiayaan ini hampir sama dengan murabahah, namun waktu pengembaliannya dilakukan dengan cicilan jangka waktu yang lebih panjang. Pembagian keuntungan diperoleh dengan menaikan harga beli.

  24 f.

  Ba’i as-salam Yang dimaksud dengan ba’i as-salam adalah pemberian barang yang diserahkan kemudian hari tetapi pembayarannya dilakukan dikemudian hari.

  g. Ba’i Al-istisna Merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Produsen kemudian mensub kotrakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemesan. Setelah barang jadi, barang dijual kepada pembeli terakhir dengan harga dan cara pembayaran yang telah disepakati.

  h. Al ijarah Pembiayaan Al ijarah merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk menyewa barang yang diperlukan nasabah, kemudian pengembaliannya dengan cara mengangsur ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati.

i. Pembiayaan Qordul Hasan.

  Merupakan pembiayan berakad ibadah. Pembiayaan khusus yang diberikan kepada kaum dhuafa atau untuk kepentingan yang sifatnya