PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X DI SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama K

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

  

TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X

DI SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Christina Desy Priandari

  

NIM: 051124021

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

   2009 ii

iii

iv

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ku persembahkan kepada: Kedua orang tua dan adikku tersayang yang selalu memotivasi aku dalam segala hal.

  SMA Yos Sudarso Metro-Lampung yang memberikan kesempatan kepada ku untuk mengadakan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.

  Daniel Dodi yang tanpa disadari telah memberikan inspirasi kepada aku melalui setiap kata dan tindakannya selama studi di IPPAK.

  Sahabat-sahabatku. v

  

MOTTO

“Orang yang membawa kabar baik merupakan tentara yang besar”.

  (Mzm 68:12) vi

vii

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA

  

KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X DI SMA YOS

SUDARSO, METRO LAMPUNG. Judul ini diangkat berdasarkan keprihatinan guru

  PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung yang berpandangan bahwa pembinaan iman di luar PAK merupakan tugas para imam, biarawan maupun biarawati. Selain itu pula jumlah Guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung tidak banyak. Hal ini menjadi tantangan dan kesulitan bagi para guru PAK di SMA tersebut dalam membina iman para siswa, khususnya bagi siswa kelas X yang masih kurang memperoleh pembinaan iman lebih matang.

  Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis menguraikan tiga hal pokok. Pada bagian pertama penulis menggali dengan studi pustaka untuk mengkaji secara mendalam mengenai peranan guru PAK terhadap pembinaan iman siswa. Bagian kedua penulis melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran umum peranan guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Pada bagian ketiga penulis memaparkan mengenai usulan program katekese bagi para guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung dengan katekese model Shared Christian Praxis.

  Untuk mencapai penulisan skripsi tentang peranan guru PAK di SMA Yos Sudarso terhadap pembinaan iman siswa seperti yang diharapkan, dalam skripsi ini penulis memanfaatkan studi pustaka yang menunjang dan relevan. Selain itu penulis mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran peranan guru PAK dan mengenal situasi konkret di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Dengan melakukan penelitian penulis menemukan bahwa peranan guru PAK terhadap pembinaan iman siswa masih kurang.

  Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengusulkan katekese model Shared

  

Christian Praxis, karena model ini bersifat dialogis partisipatif sehingga dapat membantu

para guru PAK untuk menghayati peranannya terhadap pembinaan iman para siswa.

Shared Christian Praxis mempunyai lima langkah yang semakin membawa peserta

  berdialog dengan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengusulkan suatu program katekese model Shared Christian Praxis, untuk menghayati peranan guru PAK terhadap pembinaan iman para siswa sekaligus dengan penjabaran program. viii

  

ABSTRACT

  The title of this thesis is THE ROLE OF THE CATHOLIC’S TEACHER

  

ABOUT FAITH EDUCATION OF STUDENT’S GRADE X IN YOS SUDARSO

SENIOR HIGH SCHOOL AT METRO LAMPUNG. This title is raised up base on

  the concerned for the catholic’s teacher in Yos Sudarso, Metro Lampung who is view that faith education in out of the catholic’s religion education is the task of the Priests, Monk and Nuns. Beside it also the numbers of the catholic’s teacher in Yos Sudarso, Metro Lampung is lacking. This problem become the challenge and hindrance for the catholic’s teacher in that high school in guiding the faith of the students, especially for the student grade X who is lacking to get faith education to be more mature.

  Therefore, in this thesis the writer wants to explain three important points. In the first part the writer research with study on bibliography to examine deeply about the role of the catholic’s teacher in guiding and improving the faith of the students. The second part, the writer makes the observation to get general description about the role of the catholic’s teacher in Yos Sudarso senior high school at Metro Lampung. In the third part the writer explains the proposal of the catechism program for the catholic’s teachers in Yos Sudarso senior high school, Metro Lampung with the model of catechism is Shared Christian praxis model.

  To accomplish this thesis about the role of the catholic’s teacher in guiding the faith of the student such as it wished, in this thesis the writer used the study on bibliography that is relevant. Beside it the writer makes the observation to get the portrait about the role of catholic teacher and knowing the real situation in Yos Sudarso senior high school, Metro Lampung. By having the observation the writer discovered that the role of catholic’s teacher in guiding the faith of students is still lacking

  According to the observation, the writer proposes the catechism of the Shared Christian Praxis’s model. Because this type is participative-dialogist so it can help the catholic’s teacher to deepen their role in guiding the faith of student. Shared Christian Praxis model has five steps to bring more the members dialogue with the experiences. Therefore the writer proposes a program, which is Shared Christian Praxis catechism, to deepen the role catholic’s teacher in guiding the faith of the student and also describing the program. ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang penuh Kasih, karena melalui kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PERANAN GURU PENDIDIKAN

  

AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X DI

SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG.

  Penulis memilih judul skripsi tersebut ingin menggugah hati para guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) di SMA Yos Sudarso Metro, untuk menyadari bahwa peranannya sebagai pembina iman dan berusaha untuk mengetahui berbagai bentuk kegiatan pembinaan iman baik dalam PAK maupun di luar PAK. Penulis melihat bahwa peranan guru PAK di SMA Yos Sudarso Metro-Lampung terhadap pembinaan iman siswa belum sepenuhnya diperhatikan oleh para guru PAK. Padahal Guru PAK sangat berperan dalam perkembangan dan pembinaan iman siswa di sekolah sebagai orang yang beriman, karena Pendidikan Agama Katolik temasuk pendidikan formal di sekolah. Oleh karena itu penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para guru PAK agar sungguh- sungguh menjalankan peranannya sebagai pembina iman di sekolah. Selain itu skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapakan banyak terimakasih kepada: 1.

  Dra. Y. Supriyati, M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang penuh kerelaan memberikan perhatian, kesabaran, dan meluangkan waktu bagi penulis walaupun sedang sakit tetap membimbing penulis selama masa penulisan skripsi. x

  2. kedua yang telah membimbing dan mendampingi penulis, memberi masukan- masukan dan kritikan sehingga penulis dapat lebih semangat dalam menyelesaikan skripsi.

  3. Y. H. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum, sebagai dosen penguji ketiga yang memberikan saran dan kritikan demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi.

  4. Segenap staf dosen prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberi dukungan kepada penulis selama belajar hingga selesai skripsi ini.

  5. Segenap staf sekretariat, perpustakaan dan seluruh karyawan IPPAK yang telah memberikan dukungan, tegur sapa dan perhatiannya.

  6. Kepala Sekolah dan para guru di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut demi memperlancar penulisan skripsi.

  7. Bpk. Andreas dan ibu Theresia selaku orang tua penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan baik secara moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

  8. Fransiskus Nanang dan Galuh Linggawati yang selalu memberikan semangat dan berbagi kegembiraan disaat penulis merasa jenuh dan bingung.

  9. Daniel Dodi yang selalu memberikan perhatian, nasihat, dukungan, kritik dan saran kepada penulis. Terimakasih atas keceriaan yang telah kita nikmati bersama terlebih saat-saat terakhir studi di IPPAK. xi

  10. Pinem, Henrika Jamlea, Almatia Nuri, Hendrika Fifin, Magdalena Mada Hede, dan Lusi yang selalu memotivasi penulis. Terimakasih atas kebersamaan dalam susah dan senang, dukungan, perhatian, perjuangan bersama selama masa perkuliahan dan masa penulisan skripsi ini.

  11. Keluarga besar kost Bapak Yoseph Djumali selaku orang tua penulis di kost, dan teman-teman kost yang selalu memotivasi penulis untuk tetap berjuang khususnya kepada Okky Setyo Nugroho, Maria Veronika dan Cyriaka Putik Nandra.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebaikan yang telah Anda berikan kepada penulis.

  Penulis menyadari ketidaksempuranan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini, penulis terima dengan senang hati.

  Yogyakarta,

  9 September 2009 Penulis

  Christina Desy Priandari xii

  DAFTAR ISI

  JUDUL ...................................................................................................................... i ................................................................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii ................................................................................................................................... PENGESAHAN ........................................................................................................ iii PERSEMBAHAN..................................................................................................... iv MOTTO .................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT.............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .............................................................................................. x DAFTAR ISI............................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Penulisan ..........................................................................

  B.

  5 Rumusan Masalah .....................................................................................

  C.

  5 Tujuan Penulisan .......................................................................................

  D.

  5 Manfaat Penulisan .....................................................................................

  E.

  6 Metode Penulisan ......................................................................................

  F.

  6 Sistematika Penulisan ...............................................................................

  BAB II. PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA...................................................................

  8 A.

  8 Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah ..........................................

  1.

  9 Pengertian PAK di Sekolah .................................................................

  2.

  9 Tujuan PAK di Sekolah .......................................................................

  a.

  10 Tujuan PAK secara Umum ............................................................

  b.

  11 Tujuan PAK secara Khusus ...........................................................

  3.

  12 Proses Pelaksanaan PAK di Sekolah ................................................... xiii

  4.

  13 a.

  14 Segi Tujuan ....................................................................................

  b.

  14 Segi Proses.....................................................................................

  B.

  15 Pembinaan Iman Siswa..............................................................................

  1.

  15 Arti Pembinaan ....................................................................................

  2.

  18 Arti Iman..............................................................................................

  3.

  18 Arti Pembinaan Iman Siswa.................................................................

  C.

  19 Pengertian Guru .........................................................................................

  1.

  20 Peranan Guru Secara Umum................................................................

  a.

  22 Guru sebagai Pengelola Kelas .......................................................

  b.

  23 Guru sebagai Contoh (Suri Teladan) .............................................

  c.

  23 Guru sebagai Pembimbing.............................................................

  2.

  24 Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah .............

  a.

  26 Guru PAK sebagai Pendidik Iman di Sekolah...............................

  b.

  27 Guru PAK sebagai Saksi Iman di Sekolah ....................................

  c.

  Guru PAK sebagai Penanggung Jawab Pembinaan Iman Siswa di Sekolah........................................................................................... 28

  BAB III.GAMBARAN UMUM PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG .................

  30 ...................................................................................................................................

  A.

  30 Gambaran Umum SMA Yos Sudarso, Metro Lampung............................

  1.

  30 Sejarah Singkat Berdirinya SMA Yos Sudarso, Metro lampung ........

  2.

  31 Visi SMA Yos Sudarso, Metro Lampung............................................

  3.

  31 Misi SMA Yos Sudarso, Metro Lampung ...........................................

  4.

  32 Peraturan Tata Tertib SMA Yos Sudarso, Metro Lampung ................

  B.

  33 Metodologi Penelitian................................................................................

  1.

  34 Tujuan Penelitian .................................................................................

  2.

  34 Manfaat Penelitian ...............................................................................

  3.

  34 Jenis Penelitian.....................................................................................

  4.

  35 Tempat dan waktu Penelitian...............................................................

  5.

  35 Responden Penelitian...........................................................................

  6.

  36 Variabel Penelitian............................................................................... xiv

  7.

  37 8.

  37 Teknik Pengumpulan Data...................................................................

  C.

  37 Hasil Penelitian ..........................................................................................

  D.

  37 Hasil Penelitian ..........................................................................................

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENGHAYATI PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X DI SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG.................................................................................

  51 ...................................................................................................................................

  A.

  52 Gambaran Umum mengenai katekese .......................................................

  1.

  52 Pengertian Katekese.............................................................................

  2.

  54 Tujuan Katekese...................................................................................

  3.

  56 Kekhasan Katekese ..............................................................................

  B.

  56 Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese.....................................

  1. Tiga Komponen Shared Christian Praxis............................................ 57 a.

  Shared ............................................................................................ 57 b.

  Christian ........................................................................................ 58 c. Praxis ............................................................................................. 59 2. Langkah-langkah dalam Shared Christian Praxis............................... 60 a.

  60 Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta ..............

  b.

  61 Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta .....................

  c.

  62 Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani ......................

  d.

  Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret ..........................................................................................

  64 e.

  65 Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret...........................

  C.

  66 Usulan Program katekese Model SCP .......................................................

  1.

  66 Latar Belakang Program Katekese.......................................................

  2.

  67 Usulan Tema dan Tujuan.....................................................................

  3.

  69 Rumusan Tema dan Tujuan .................................................................

  4.

  70 Penjabaran Program Katekese .............................................................

  5.

  72 Petunjuk Pelaksanaan Program katekese.............................................

  6.

  72 Contoh Persiapan SCP ......................................................................... xv

  BAB V. PENUTUP .................................................................................................

  84 A. Kesimpulan ................................................................................................ 84 B.

  Saran .......................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

  87 LAMPIRAN.............................................................................................................. 89 Lampiran 1: Surat Keterangan Penelitian ........................................................ (1) Lampiran 2: Kuesioner Penelitian ................................................................... (2) Lampiran 3: Lagu “Panggilan Tuhan” ............................................................. (6) Lampiran 4: Lagu “Kau dipanggil Tuhan” ...................................................... (7) Lampiran 5: Lagu “Keheningan Hati” ............................................................. (8) Lampiran 6: Cerita “Teriakan Gembala” ......................................................... (9) xvi

DAFTAR SINGKATAN A.

  xvii

   Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

  

Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat . (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

  Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA III). Ende: Arnoldus, 1981, hal. 8.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. GE: Gravissimum Educationis pernyataan tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.

  GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

  LG: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang gereja tanggal 21 November 1964.

  C. Singkatan Lain

  Art: Artikel Bdk: Bandingkan Depdikbud: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

  Dkk: dan kawan-kawan Dsb: dan sebagainya KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia KE: Kidung Ekaristi Komkat: Komisi Kateketik Komlit: Komisi Liturgi KWI: Konfrensi Wali Gereja Indonesia No: Nomor PBM: Proses Belajar Mengajar PAK: Pendidikan Agama Katolik PKKI: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PS: Puji Syukur RI: Republik Indonesia RT: Rukun Tetangga RW: Rukun Warga SCP: Shared Christian Praxis S.d: Sampai dengan SMA: Sekolah Menengah Atas UU: Undang-Undang X: Sepuluh X-2: Sepuluh Dua X-4: Sepuluh Empat xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Guru dalam bahasa Jawa merupakan seseorang yang bisa digugu dan bisa ditiru

  oleh semua muridnya. Harus digugu berarti segala sesuatu yang disampaikan oleh guru senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Kemudian harus

  

ditiru berarti bahwa seorang guru menjadi suri teladan bagi semua muridnya mulai dari

  cara berpikir guru, cara berbicara, hingga cara berperilaku guru sehari-hari. Sebagai seorang yang bisa digugu dan ditiru, tentunya seorang guru memiliki peran yang sangat penting bagi para peserta didiknya (Muhamad, 2008: 17).

  Guru merupakan suatu jabatan profesional yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Menjadi guru yang profesional adalah guru yang mampu menyusun rencana belajar-mengajar, mengorganisir, membimbing dan membina terlaksananya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu menjadi guru harus memiliki keahlian khusus untuk mendidik para peserta didik (Supriyati, 2001: 20).

  Dalam dunia pendidikan guru memiliki peranan yang sangat penting, tanpa adanya guru pengetahuan manusia tidak akan bertambah dan tidak berkembang. Guru di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yang penulis ketahui bahwa guru memiliki berbagai julukan, guru adalah “pelita atau penerang dalam gulita”, guru adalah “pengganti orang tua di sekolah”, guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Tanpa guru orang tidak pandai membaca, menulis, dan berhitung. Tanpa guru orang tidak bisa tahu beraneka ragam ilmu dan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

  Peranan guru di sekolah sudah tentu sebagai pendidik bagi para peserta didik. Seorang guru tidak hanya mendidik dengan kata-kata saja, melainkan mendidik melalui tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Guru berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum pendidikan, karena guru secara langsung berinteraksi dengan murid sehingga guru tahu tentang perkembangan para peserta didik di sekolah. Guru dalam proses belajar-mengajar berperan penting dalam pengelolaan kelas. Seorang guru hendaknya bisa menjadi suri teladan atau memberi contoh teladan yang baik bagi para siswa. Selain itu guru juga berperan penting sebagai pembimbing bagi peserta didik (Winkel, 2005: 221).

  “Guru Pendidikan Agama Katolik di Sekolah”, ini merupakan fokus utama yang dibahas dalam karya tulis ini. Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) merupakan seorang pendidik yang beriman dewasa untuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh, demi pertumbuhan dan perkembangan hidup para siswa sebagai orang yang beriman. Guru Pendidikan Agama Katolik sering disebut sebagai pendidik iman, saksi iman, maupun sebagai penanggung jawab pembinaan iman. Sebagai guru PAK tidak hanya mengajar dengan kata yang muluk-muluk, melainkan dengan sungguh-sungguh memberikan kesaksian pengalaman hidupnya secara konkret kepada para siswa, sehingga para siswa pun juga bisa meneladani sikap yang baik dari guru PAK (Setyakarjana, 1997: 69).

  Peranan guru PAK di sekolah adalah mengajar PAK, tetapi tugas ini tidak dilaksanakan begitu saja seperti halnya para guru yang mengajar bidang studi lain seperti fisika, kimia, matematika, biologi dan sebagainya. Melainkan lebih menekankan pada segi proses tentang pemahaman dan bukan hafalan. Selain itu guru PAK sangat berperan dalam pembinaan dan perkembangan iman siswa. Proses PAK direncanakan dan diorganisir serta dipertanggungjawabkan demi perubahan anak didik, sehingga dapat memperkembangkan hidup beriman para siswa (Winkel, 1989: 20).

  Kenyataan sekarang ini profesi guru masih banyak dibicarakan orang atau masih menjadi bahan pertanyaan baik dikalangan para pakar pendidikan maupun dari luar pakar pendidikan. Ironisnya berita-berita maupun pertanyaan yang muncul cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai pada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi. Profesi sebagai guru terkadang dianggap oleh masyarakat luas tidak berkualitas, tidak berkompeten dan sebagainya. Di mata para siswa pun khususnya di sekolah-sekolah menengah yang berada di kota besar, cenderung menghormati gurunya karena ingin mendapat nilai yang baik atau ingin naik kelas.

  Dengan berbagai macam tuduhan tersebut, tentu saja akan merendahkan wibawa guru bahkan menurunkan martabat guru (Uzer Usman, 2008: 1-2).

  Menjadi guru Pendidikan Agama Katolik lebih banyak mendapat pelecehan dari masyarakat luas. Dalam kenyataan sekarang ini dapat kita lihat bahwa, kebanyakan guru PAK masih ambil peranan dalam berbagai hal kehidupan bersama baik dalam masyarakat luas maupun masyarakat gerejani. Guru PAK tidak hanya terlibat di sekolah saja, melainkan juga di lingkungan masyarakat tempat tinggal mereka yakni sebagai ketua RT/ RW, pengurus koperasi desa, dan sebagainya. Melihat kenyataan yang demikian menimbulkan suatu pendangan kepada masyarakat luas bahwa secara ekonomis penghasilan guru PAK tidaklah menggembirakan (Sunarka, 1988: 131).

  Mengingat pentingnya peranan guru PAK terhadap pembinaan iman bagi para siswa, maka penulis membatasi secara khusus peranan guru PAK pada sekolah tertentu yakni di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung tidak banyak yakni hanya tiga orang, hal ini menjadi tantangan dan kesulitan bagi para guru PAK dalam membina iman para siswa di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Pada saat ini para siswa di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung, khususnya bagi para siswa kelas X masih kurang memperoleh pembinaan iman yang lebih matang.

  Sebagai contoh kecil siswa SMA Yos Sudarso Metro belum bisa memahami jenis kegiatan yang dapat membina iman.

  Maka dari itu sebagai guru PAK khususnya di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung, haruslah seseorang yang sungguh-sungguh menghayati iman dan panggilannya sebagai pembina iman para siswa. Tugas semacam ini memang tidak mudah, karena tidak cukup hanya dilaksanakan pada saat pelajaran PAK melainkan dilaksanakan juga di luar pelajaran PAK demi perkembangan iman siswa. Kegiatan-kegiatan yang dapat membina dan memperkembangkan iman siswa antara lain melalui kegiatan pendalaman iman (katekese), rekoleksi, retret, ziarah dan sebagainya. Kegiatan ini sangat penting dilaksanakan bagi para siswa, namun terkadang kegiatan tersebut kurang mendapat perhatian dari para guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Atas dasar keprihatinan itulah, maka penulis memilih judul skripsi “PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA KELAS X DI SMA YOS SUDARSO, METRO LAMPUNG”.

  Semoga dengan semakin dihayatinya peranan sebagai guru PAK, dapat semakin baik pula guru PAK dalam membina iman para siswa di sekolah. Khususnya bagi para siswa kelas X (sepuluh) yang masih mengalami masa transisi dari SMP ke jenjang SMA, siswa masih mengalami adaptasi serta masih sangat membutuhkan pembinaan iman agar iman mereka semakin berkembang dan semakin dewasa. Melalui judul skripsi tersebut penulis juga berharap agar para guru PAK hendaknya memahami dan menghayati bahwa pembinaan iman bagi siswa tidak hanya diusahakan melalui berbagai kegiatan PAK saja, tetapi juga perlu diupayakan melalui berbagai kegiatan di luar PAK seperti yang telah disebutkan di atas.

B. Rumusan Masalah

  Setelah mengamati latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung? 2.

  Bagaimana cara guru PAK dalam menjalankan peranannya terhadap pembinaan iman siswa di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung?

  3. Seberapa besar guru PAK memahami dan menghayati peranannya sebagai pembina iman siswa di SMA Yos Sudaraso Metro-Lampung?

C. Tujuan Penulisan

  Skripsi ini ditulis dengan tujuan: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat terlaksananya PAK bagi siswa kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

  2. Mengetahui peranan guru PAK dalam menjalankan tugasnya sebagai pembina iman di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

  3. Mengetahui usaha- usaha guru PAK terhadap kegiatan pembinaan iman siswa kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

D. Manfaat Penulisan

  Penulisan ini diharapkan dapat: 1. Memperoleh keterangan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat terlaksananya PAK bagi siswa kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

2. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai peranan guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

3. Memperoleh keterangan mengenai usaha-usaha yang dilakukan guru PAK terhadap pembinaan iman siswa kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif analitis dengan sumber-sumber bahan yang relevan dan mendukung, serta penelitian untuk memperoleh gambaran tentang “Peranan Guru PAK terhadap Pembinaan Iman Siswa Kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung”.

  F. Sistematika Penulisan

  Penulis memilih judul skripsi “Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik Terhadap Pembinaan Iman Siswa di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung”. Judul ini diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:

  Bab I dipaparkan mengenai latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II penulis menguraikan peranan guru PAK terhadap pembinaan iman siswa di sekolah. Pada bagian pertama mengenai Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sekolah, bagian kedua mengenai pembinaan iman siswa dan pada bagian ketiga mengenai pengertian guru.

  Bab III penulis akan memaparkan gambaran umum situasi di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Pada bagian pertama memaparkan gambaran umum sekolah SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Bagian kedua membahas penelitian dan hasil penelitian. Bab IV penulis menyampaikan usulan program katekese untuk menghayati peranan guru PAK terhadap pembinaan iman siswa di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. Bab ini terdiri dari gambaran umum katekese, Shared Christian Praxis sebagai model katekese. Kemudian latar belakang penyusunan program, usulan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan dan contoh persiapan.

  Bab V dari skripsi ini menarik kesimpulan berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Selain itu penulis memberikan beberapa catatan penting berupa saran-saran yang ditujukan kepada para guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

BAB II PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA Sebelum menguraikan peranan guru Pendidikan Agama Katolik (PAK), pada bab

  ini penulis terlebih dahulu akan menguraikan pengertian Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Kemudian penulis akan menguraikan tentang pembinaan iman siswa, dan pada bagian terakhir penulis akan meguraikan pengertian dan peranan guru secara umum maupun peranan guru PAK di sekolah.

A. Pendidikan Agama Katolik (PAK) di sekolah

  Supriyati (2001: 4) menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal pokok yang melekat dalam proses kehidupan manusia sehari-hari sebagai usaha untuk memanusiakan manusia muda. Pendidikan berfungsi bagi manusia untuk membentuk pribadi yang utuh agar mencapai tujuan pendidikan nasional yakni meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan sehingga tumbuhlah manusia-manusia yang bertanggung jawab dalam segala tindakannya.

  Pendidikan dapat dikatakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan di sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang di sekolah, melalui kegiatan belajar- mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan (Setyakarjana, 1997: 8).

  1. Pengertian PAK di Sekolah

  Hutabarat dalam Lokakarya Malino (18: 1981) menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan Katolik, dan dengan demikian mudah-mudahan peserta didik berkembang terus menerus menjadi manusia paripurna (manusia beriman).

  PAK di sekolah tidak dapat disamakan begitu saja dengan mata pelajaran lain, karena PAK memiliki pemahaman iman dan penghayatan iman sehingga PAK sebagai upaya pembentukkan pribadi manusia beriman. Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga sebagai salah satu usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, oleh karena itu PAK juga terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia (Setyakarjana, 1997: 9).

  PAK di sekolah dapat memperkuat iman dan ketakwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa PAK tidak hanya berhenti pada agama, melainkan PAK harus berusaha menghantar orang sampai pada iman dan takwa terhadap Tuhan, serta penuh persaudaraan dengan siapa saja. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa PAK di sekolah bukan merupakan kepentingan Gereja saja melainkan juga kepentingan Negara (Dapiyanta, 2008: 1).

  2. Tujuan PAK di Sekolah

  Setiap kegiatan tentunya mempunyai arah atau sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan. Begitu juga PAK di sekolah sebagai suatu kegiatan tentu saja mempunyai tujuan tertentu. Tujuan PAK di sekolah dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas pada usaha guru PAK agar dapat mengupayakan perkembangan iman siswa.

  Untuk memahami secara lebih jelas tujuan PAK di sekolah, penulis akan menguraikan tujuan PAK dalam dua bagian yaitu tujuan PAK secara umum dan tujuan PAK secara khusus.

  a.

  Tujuan PAK Secara Umum Malino (21: 1981) menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik bertujuan agar peserta didik mampu menggumuli hidupnya dari segi pandangan Katolik agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan Kristiani dan dengan demikian mudah-mudahan dapat berkembang menjadi manusia paripurna (manusia beriman).

  Kemampuan menggumuli meliputi unsur-unsur mengetahui, memahami kemudian mengintegrasikan dalam hidup secara konkret.

  Secara umum arah PAK ialah memperluas pengetahuan, memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan iman dalam berbagai bentuk serta memperkembangkan dialog antar iman (jika terdapat yang beragama lain). Orang yang memiliki pengetahuan tentang iman belum tentu beriman, maka dirumuskan tujuan PAK memperluas pengetahuan. Tujuan PAK di sekolah adalah agar siswa memahami dan mencintai Yesus Kristus, memahami dan mampu mempertanggung jawabkan kejadian- kejadian mengenai Allah yang berkarya di dunia, serta bersedia mewujudkan kepedulian Yesus Kristus, demi perkembangan diri maupun dalam bermasyarakat (Komkat KWI, 1999: 6-7).

  UU-RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan

pasal 30 menyebutkan: 1. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama.

3. Pendidikan keagamaan dapat diselengarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

  Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dimengerti bahwa PAK bertujuan untuk memperkuat iman dan ketakwaan pada murid yang menganutnya serta membangun kerukunan hidup beragama demi persatuan Nasional. Dengan memperhatikan ketetapan hukum tersebut tujuan atau fungsi PAK ditekankan pada hal yang mendasar, yakni memperkuat iman dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka membentuk manusia dan bangsa Indonesia seutuhnya sebagai tujuan pendidikan Nasional. Ketetapan di atas menyatakan bahwa PAK tidak hanya berhenti pada agama yang bersifat lahiriah saja, melainkan PAK berusaha mengolah semuanya itu hingga menghantar orang sampai pada iman dan bertakwa kepada Tuhan serta penuh persaudaraan dengan siapa saja.

  b. Tujuan PAK Secara Khusus Secara khusus arah PAK dirumuskan membantu anak menggeluti hidupnya dari sudut pandang Katolik, dengan itu PAK memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman. Sehubungan dengan itu PAK di sekolah bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan membantu pergulatan atau internalisasi pengetahuannya, sehingga peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan Katolik dan menjadi manusia paripurna (Setyakarjana, 1997: 9).

  Dengan demikian tujuan khusus adanya PAK di sekolah agar tidak mencampur- adukkan pengajaran dan pendidikan, karena pendidikan agama yang diutamakan bukan hanya teori melainkan mampu bertindak baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Selain itu PAK di sekolah bertujuan untuk membina iman siswa agar dapat berperan dan mau terlibat dalam hidup bermasyarakat, mampu bergaul dengan semua jemaat walaupun berbeda agama, serta memiliki pemikiran yang maju demi perkembangan iman mereka.

3. Proses Pelaksanaan PAK di Sekolah

  Proses belajar-mengajar PAK merupakan upaya untuk membentuk manusia berperilaku yang baik, bukan hanya membuat manusia menjadi pintar. Dalam proses pembelajaran PAK pengetahuan yang disampaikan bukan hanya untuk diketahui dan ditelaah begitu saja tetapi dipahami dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu dalam PAK para peserta didik mengalami proses pembentukan atau pembinaan diri (Drost, 1998: 227).

  Dari gagasan yang telah diungkapan di atas, nampak bahwa proses dan cara yang ditempuh PAK sangat terbuka yakni proses PAK dapat menggunakan pendekatan berbagai bentuk kegiatan, berbagai metode asalkan tidak menyimpang dari asas dasar komunikatif dan berorientasi pada proses. Dalam proses PAK komunikatif berarti melibatkan murid sebagai subyek bukan sebagai objek. Adapun dalam PAK berorientasi pada proses maksudnya bahwa dalam pencapaian tujuan PAK itu mengandaikan tahap- tahap yang berkesinambungan sehingga tidak begitu saja melampaui tahap-tahap yang ada (Jacobs, 1992: 9-11).

  Proses pelaksanaan PAK di sekolah menggunakan dialog partisipatif, yakni yang lebih diutamakan dalam PAK ialah proses pelaksanaan komunikasi, interaksi, atau dialog iman yang terjadi selama proses belajar-mengajar. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengolah segi-segi yang berkaitan dengan hidup imannya, dengan demikian siswa mampu membangun dan membentuk imannya. Dalam proses pelaksanaan PAK suasana kegiatan belajar dan mengajar perlu dibangun bersama-sama, sehingga terciptalah suasana yang ramah, terbuka, bebas, dialogis, dan menyenangkan (Komkat KWI, 1999: 9-10).

  Proses pelaksanan PAK di sekolah lebih dikenal sebagai proses belajar dalam tiga tahap. Tahap pertama menampilkan pengalaman hidup manusia terutama pengalaman hidup peserta didik dan fakta yang dapat membuka pemikiran (pengetahuan). Tahap kedua pengolahan fakta atau pengalaman hidup manusia, terutama fakta dan pengalaman hidup peserta didik yang dapat mendorong proses mengetahui dan memahami secara lebih mendalam (penerapan). Tahap ketiga adalah pengolahan sehingga para peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam hidup konkretnya sehari-hari. Pada tahap ini lebih dikenal dengan tahap menggumuli sehingga siswa dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan konkret sehari-hari (penghayatan atau pengintegrasian). Proses pergumulan inilah yang menjadi salah satu unsur khas PAK dari segi pelaksanaan, karena dalam proses pergumulan ini siswa diharapkan dapat menemukan dan menyadari berbagai pengalaman hidupnya agar dapat memperkembangkan hidupnya sebagai orang beriman (Dapiyanta, 2008: 24-25).

  Dengan demikian melalui proses tersebut dapat memampukan manusia muda untuk berpikir, merasakan, bertindak dan sebagainya. Kemampuan ini dapat diperkembangkan melalui proses pelaksanaan PAK di sekolah. Pada dasarnya sekolah ingin mencerdaskan manusia muda, ingin mendidik melalui pengajaran sehingga mampu memperkembangkan pemikirannya untuk pembentukan diri, serta mampu bergumul dengan permasalahan hidup yang dialami.

4. Kekhasan PAK di Sekolah

  PAK di sekolah mempunyai kekhasan tersendiri jika dibandingan dengan bidang studi yang lain. Kekhasan PAK dapat dilihat dari berbagai segi namun dalam pembahasan ini penulis memilih dua segi pokok, yakni segi tujuan dan segi proses pelaksanaan. Kedua segi pokok ini akan diuraikan sebagai berikut: a.

  Segi Tujuan Pada bagian di atas telah dikatakan bahwa tujuan PAK di sekolah untuk memperkuat iman dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional. Selain itu dikemukakan juga tujuan PAK agar peserta didik memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam, karena PAK di sekolah ingin mengupayakan pembentukan pribadi manusia yang utuh dan menyeluruh sebagai pribadi manusia yang beriman (Setyakarjana, 1997: 9-11).

  Salah satu yang menunjukkan kekhasan PAK dari segi tujuan adalah mengenai tahap-tahap perkembangan kegiatan belajar yang ditinjau dari perkembangan segi perilaku. Tahap-tahap perkembangan kegiatan belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk memperkembangkan iman peserta didik. Tahap-tahap perkembangan tersebut mencakup segi untuk mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengintegrasikan antara pengetahuan dengan perilaku peserta didik (Setyakarjana, 1997: 105).

  b.

  Segi Proses Proses pelaksanaan PAK di sekolah memuat segi-segi tertentu yang perlu diupayakan demi pencapaian tujuan PAK. Proses pelaksanaan PAK di sekolah lebih dikenal sebagai proses belajar-mengajar untuk membentuk diri. Hal ini dikarenakan proses pelaksanaan PAK di sekolah ditujukan kepada siswa demi pembentukan diri siswa.

  Melalui proses pelaksanaa PAK tersebut diharapkan dapat membantu manusia muda untuk berpikir, merasakan, bertindak dan sebagainya.

  Melalui proses pelaksanaan PAK yang dikenal sebagai proses belajar membentuk diri, peserta didik diajak untuk menggumuli hidupnya dan dilatih untuk hidup secara bertanggung jawab sebagai orang beriman. Dalam proses pelaksanaan PAK dapat dilihat perubahan perilaku siswa yang ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar yang teratur, terarah dan terencana. Kegiatan belajar siswa perlu diorientasikan pada sikap dan perilaku hidupnya secara konkret, karena belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks (Winkel, 1987: 35).

B. Pembinaan Iman Siswa

  Dalam penulisan skripsi ini pembinaan iman siswa juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Setelah menguraikan secara ringkas pengertian tentang Pendidikan Agama Katolik, tujuan PAK, proses pelaksanaan PAK dan kekhasan PAK, maka penulis akan membahas tentang pembinaan iman, khususnya tentang pembinaan iman bagi siswa secara ringkas.