HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA SMK NEGERI I KARANGANYAR KEBUMEN
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI
DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA
SMK NEGERI I KARANGANYAR KEBUMEN
S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Patricia Wenny Megarani
NIM : 059114060
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
.....“Motto ”…..
Kehilangan-kehilangan yang kita alami mengubah kita Dan mengubah jalan hidup kita
Bukan karena setelah seseorang telah
Mengalami kehilangan ia tidak lagi pernahMerasa berbahagia Kenyataannya adalah seseorang tidak akan Sama lagi seperti dulu
Dalam Segala Hal …… Mengucap Syukurlah!!! ( 1 Tesalonika 5: 8) Tuhan akan membuat segala sesuatu
“ PERSEMBAHAN “
Seandainya layak kupersembahkan untuk mereka yang senantiasa ada di
hati yang telah memberikan doa dan restu, semangat serta bantuan
dalam berbagai bentuk sehingga dengan ketulusan hatiku ku semua ini
kupersembahkan kepada: Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan dan kasihnya selama ini kepadaku.
Bunda Maria yang telah memberikan terang bagi jalanku dan menyertaiku, aku tahu Engkau mengenal aku lebih dari aku mengenal diriku sendiri.
Bapak terkasih Aloysius Baroto (in memoriam) Restuilah kami selalu.
Ibu Tercinta Elisabeth Karyanti yang selalu mendoakaanku. Saudara kandungku Constantina Herlina Widiastuti dan Kakak
Iparku Aloysius Putra Jaya terima kasih atas segala dukungan dan semangat.
Adek Keponakaanku Gregorius Rico Putra Herlino (in Memoriam) yang telah menjadi malaikat kecil dalam keluargaku
Benedictus Hardhiyanto Wibowo makasih atas segala perhatian, dukungan, semangat dan kasih sayangnya.
Semua orang yang telah dan akan kujumpai dalam kehidupanku,
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI
DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA
SMK NEGERI 1 KARANGANYAR KEBUMEN
Patricia Wenny Megarani
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa SMK. Keyakinan diri akan kemampuannya ini sering disebut dengan efikasi diri dan efikasi diri akan mempengaruhi siswa dalam kematangan karir.
Penelitian ini melibatkan 100 siswa kelas 2 SMK Negeri I Karanganyar Kebumen. Subyek terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang berusia 15-18 tahun. Metode yang digunakan korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan metode skala, kedua skala di ukur dengan menggunakan metode
Likert.
Data dari penelitian diambil melalui penyebaran skala terhadap subyek penelitian dan dianalisis menggunakan teknik SPSS for Windows 12,00. Skala efikasi diri memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,892 dan skala kematangan karir memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,848. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas kedua alat ukur ini memiliki konsistensi yang tinggi karena nilai koefisien reliabilitas kedua skala mendekati 1 (satu).
Teknik analisis Product Moment Pearson digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir siswa SMK. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Hasil dari uji korelasional adalah 0,440 pada taraf signifikasi 0,01.
Koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,193 (19,3%). Hasil tersebut menunjukkan sumbangan variable efikasi diri terhadap kematangan karir adalah sebesar 19,3%.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF EFFICACY
AND CAREER MATURITY FOR STUDENT
OF 1 KARANGANYAR KEBUMEN VOCATIONAL SCHOOL
Patricia Wenny Megarani Faculty of Psychology
Sanata Dharma Univercity 2009
The study aimed to know the correlation between self efficacy and the career maturity for student of vocational school.Believe in this self confidence is often caleed self efficacy and it will influence the student on their career.
nd
This study includes 100 the 2 grade student of 1 karanganyar,Kebumen vocational school. The student consisting men and woman who are 15-18 year old. The method of the research was correlation research method by using scale method. The scored system was measured using Likert model.
The data were taken from distribution of scale to the subjects has came from scale, and the study are analyzed by using teqniue of SPSS for Window
12,00. The scale of the self efficacy has the value of reliability 0,892 and the
scalenof carrer maturity has value of reliability 0,848. This indicates that the reliability of the two measurement tool has of hight consistency because the value of coefficient reliability in the both scale was near by 1 (one).
The technique of Product Moment Pearson is used to examine whether there is coreelation between the self efficacy and career maturity for student of vocational school. The result of the study indicates that there is a positive correlation between the self efficacy and career maturity for student of vocational school, and also to auther side. The result of correlation test is 0,440 at 0,001 level signification.
Coefficient determination is 0,193 (19,3%). It’s indicated that the self efficacy variable contribution career maturity is 19,3%.
Keyword: self efficacy, career maturity, student of vocational school
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Atas berkat dan karunia Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan
Efikasi Diri Dengan Kematangan Karir Siswa SMK Negeri 1 Karangayar
Kebumen”.Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi sesuai program studi yang saya tempuh di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, serta dosen pembimbing skripsi saya yang telah memberikan ijin, bimbingan, dan dukungan melakukan penelitian.
2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S. Psi., M. Si., selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang berkenan membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M,Si., selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama saya kuliah di
4. Dosen penguji skripsi P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si; Drs. H Wahyudi, M.Si; MM Nimas Eki S., S. Psi., M.Si yang memberikan kritik, saran, serta masukan dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini menjadi lebih berkualitas.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama saya kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
6. Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji, dan Pak Gie yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada saya dan rekan-rekan mahasiswa selama ini.
7. Bapak Y. Supriyadi, Bc. Hk. S,Pd. Selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian ujicoba kepada para murid-murid kelas 2 untuk dijadikan subyek ujicoba penelitian.
8. Bapak Kepala Sekolah SMK Negeri I Karanganyar Kebumen yang telah memberikan ijin penelititian kepada murid-murid kelas 2 untuk dijadikan subyek penelitian.
9. Bu Dina Selaku Guru SMK Negeri I Karanganyar yang telah memfasilitasi dan memberikan bantuan selama dikelas dalam penelitian.
10. Buat Bapak Aloysius Baroto (In Memoriam) Trima kasih ya pak atas restu, bimbingan, doanya dan kasih sayangnya selama ini.
11. Buat Ibu Elisabeth Karyanti Terkasihku terima kasih untuk doa, kasih sayang,
12. Buat mbak Contantina Herlina Widiastuti dan Mas Aloysius Putra Jaya trima kasih ya atas dukungan, semangat dan bantuan selam ini serta untuk Dik Gregorius Rico Putra Herlino ( In Memoriam) Thanks ya dik udah jadi penghibur keluarga meskipun Cuma bentar tapi udah memberi keceriaaan dan berkah buat keluarga....”Semoga menjadi Malaikat Kecil buat keluarga”
13. To Benedictus Hardhiyanto Wibowo. Ma’aciiiiih buat smuanya yg kamu kasih buat aku mas selama ini (semangat, perhatian, kasih sayang dan keceriaannya) Terus berjuang buat kita yach mas dan sabar ngadepin aku meskipun baru bentar tapi udah berarti banget loh... Gak nyangka dari SMS itu berujung sampai di sini ....luv u chien ^_^
14. Buat Keluarga Besarku Di Bantul trima kasih atas doa, perhatian, dukungan semangat yang sudah Simbah, Pakdhe, Budhe, Om, Bulik, Mas, Mbak dan Adik-adik sudah kasih buat wenny. Kapan nic smuanya ngumpul rame-rame kaya dulu lagi hiks...hiks.....
15. Temen-temenku yang udah mbantuin proses penelitian mulai dari cari bahan, ijin, sampe mbagiin kuesioner: Mena, Alit, Nora (hikz...hikz..hizk...masih inget kan kita mondar-mandir perpus mrican,UGM sampe ICBC) buat Bundo Rizka makasih banget yah....udah relaian waktu buat nemeni aku mondar- mandir juga buat ijin ke sekolah sampe bantuin aku bagiin kuesioner ke murid-murid.
16. Buat my prend “ Nora, Iin, Rizka, Depi ” makasih ya buat persahabatan selama ini, kalian dah nemeni aku di waktu sedih dan senang, selalu ada buatku Makasih banget buat smuanya yang temen-temen kasih buat aku. Kalopun udah pisah & sukses, keep in touch yaw.
17. Anak-anak Kost Wisma Rosari dan alumni Kost Wisma Rosari: Erni (thanks ya say buat persahabatan selama 2 tahun terakhir ini udah bantuin n nemeni aku kemana-mana..keep ur spirit to build ur world), Mela (ma’acih uda mau bantuin buat mbawa-mbawa komputer n laptopku), Utik, Windi, Erlin, Vera, Agnes, Dewi, Vivi, Sifa, Ela, Elan, Tata, Dela, Desi, Anna, Esti, Jeans, Siska, Angel, Mbak Winda, Mbak Heni, Mbak Okky, Mbak Devi, Mbak Dinta, Mbak Nine, Mbak Wiwik, Mbak Agnes, Mbak Sri, Mbak Via, Mbak Nice, Teteh nice to know all of you girls, kalo nikah kirim undangan ke tempatku yak...dan maaf udah ngrepotin kalian ^^v he
18. Buat anak-anak TI: Mas Henry, Mas Bergas, Mas Nug, Mas Ari, Abe, Pakde, Mbak Dian, Mbak Anis n anak- anak TI angkt ’03 makacih yah buat persahabatan selama ini. Buatku kalian Supermen n Tong Sampah. ^ v ^
19. Buat temaan-teman KKN sekelompokku Mbak Tami, Naris, Ine, Trimbil, Adi.
Makcihhh yach prend buat kebersamaan dan kerjasama selama 2 bulan gak sia-sia kok.
20. Buat Teman-teman di Gombong Reni, Yellie, Maria, Ria, Wati, Desi, jangan lupa ya terus kontak n kalo pada pulang jangan lupa pada kumpul
21. Temen-temen Psikologi angkatan 2005. Gile angkatanku ni udah kebelet nikah kali yak pada ngebut lulus smua, nggusur kakak2 angkatan niy, he gpp daripada kelamaan kuliah mbuang duit yak. Yg belum lulus semangat lah.
22. Mas Santhos dan Mas Jun, makasih ya udah sabar mau mbikinin PDF nya
23. Mba dani thanks yang udah ngajari cara nganalisis pake SPSS. Thanks banget, tanpa bantuan temen-temen penelitian ini nggak akan sukses.
Dan semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga selalu mendapat berkah yang melimpah dari Tuhan Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga masih perlu dikaji, dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstrktif. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis Patricia Wenny Megarani
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING.........................................ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...............................................................iii MOTTO...................................................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................vi ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...........................ix KATA PENGANTAR.............................................................................................x DAFTAR ISI........................................................................................................xvii DAFTAR TABEL................................................................................................xxii DAFTAR SKEMA.............................................................................................xxiii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xxiv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................8 C. Tujuan Penelitian....................................................................................8 D. Manfaat Penelitian.................................................................................8BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
A. Efikasi Diri...........................................................................................101. Pengertian Efikasi Diri...................................................................10
2. Dimensi Efikasi Diri .....................................................................12
3. Sumber Efikasi Diri .. ....................................................................14
4. Efikasi Diri Terhadap Karir ...........................................................17
3. Kematangan Karir..........................................................................21
4. Aspek Kematangan Karir ..............................................................24
5. Faktor Kematangan Karir………………………………………...27
6. Kematangan Karir Siswa SMK .....................................................32
C. Siswa SMK ..........................................................................................34
D. Hubungan efikasi diri dengan kematangan karir……………………..36
E. Hipotesis……………………………………………………………...39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................40
A. Jenis Penelitian.....................................................................................40 B. Variabel Penelitian ..............................................................................40 C. Definisi Operasional.............................................................................40 D. Subyek Penelitian.................................................................................43 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................44 F. Validitas dan Reabilitas .......................................................................48 G. Seleksi Aitem ......................................................................................50 H. Metode dan Analisis Data ..................................................................53 I. Prosedur Penelitian .............................................................................54BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................55
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................55 B. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................56 C. Analisis Data Penelitian ......................................................................581. Uji Asumsi ....................................................................................58
2. Uji Linearitas………………………………………………….....59
3. Uji Hipotesis .................................................................................60
D. Pembahasan ........................................................................................61
BAB V. PENUTUP ............................................................................................68
A. Kesimpulan ........................................................................................68 B. Saran ..................................................................................................68DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Blue Print Efikasi Diri.............................................................................44 Tabel 2. Blue Print Kematangan Karir..................................................................45 Tabel 3. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban.......................................................47 Tabel 4. Blue Print Efikasi Diri Sebelum Tryout..................................................52 Tabel 5. Blue Print Efikasi Diri Sesudah Tryout...................................................52 Tabel 6. Blue Print Kematangan Karir Sebelum Tryout.......................................53 Tabel 7. Blue Print Kematangan Karir Sesudah Tryout........................................53 Tabel 8. Deskripsi Statistik Data Penelitian..........................................................56 Tabel 9. Norma Kategorisasi Skor........................................................................57 Tabel 10. Kategorisasi Skor Efikasi Diri...............................................................57 Tabel 11. Kategorisasi Skor Kematangan Karir....................................................58 Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov......................59 Tabel 13. Hasil Pengujian Uji Linearitas...............................................................60
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 1.Efikasi Diri Dengan Kematangan Karir..................................................38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Tryout Efikasi Diri Lampiran 2. Skala Tryout Kematangan Karir Lampiran 3. Skala Penelitian Efikasi Diri Lampiran 4. Skala Penelitian Kematangan Karir Lampiran 3. Data Hasil Tryout Skala Efikasi Diri Lampiran 4. Data Hasil Tryout Skala Kematangan Karir Lampiran 6. Data Hasil Penelitian Skala Efikasi Diri Lampiran 7. Data Hasil Penelitian Skala Kematangan Karir Lampiran 5. Analisis Tryout Uji Reliabilitas Lampiran 6. Analisis Uji Reliabilitas Lampiran 11. Analisis Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Korelasi Lampiran 12. Analisis Deskripsi Data Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman memasuki perdangangan bebas memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pengaruh tersebut tentu saja tidak dapat dihindari dan harus dihadapi
dengan persiapan yang cukup matang agar tidak kalah bersaing, khususnya dalam pecaturan dunia ekonomi yang memberikan banyak lapangan pekerjaan.
Lapangan kerja yang tersedia di Indonesia tidak mampu menampung seluruh tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan sehingga menyebabkan angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat dari tahun-ketahun. Lulusan perguruan tinggi belum tentu mendapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya( Hatmadji, 2004).
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2003 diperoleh hasil bahwa jumlah pengangguran terbuka di Indonesia jumlahnya cukup besar. (Hatmadji, 2004). Penduduk yang tergolong sebagai pengangguran terbuka adalah penduduk yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan serta sudah mempunyai pekerjaan Pengangguran terbuka yang merupakan lulusan perguruan tinggi jumlahnya cukup besar, yaitu 217.307 orang yang terdiri dari 92.909 penduduk laki-laki dan 124.398 penduduk perempuan (Biro Pusat Statistik, 2003). Hal tersebut membuktikan bahwa pada zaman sekarang ternyata ijasah sarjana belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk mencari pekerjaan. Kesulitan yang dihadapi sarjana saat mencari lowongan pekerjaan kemungkinan disebabkan karena kurangnya kematangan karir yang baik, sehingga sarjana yang bersangkutan tidak menentukan pilihan karir yang tepat bagi dirinya.
Dalam dunia pendidikan Perguruan tinggi (PT) merupakan pendidikan yang paling tinggi jenjangnya, banyak orang memilih untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan alasan setelah lulus dari Perguruan Tinggi maka akan mudah mendapatkan pekerjaan. Namun, pada kenyataannya tidaklah demikian banyak para sarjana yang menganggur. Dengan demikian banyak orang tua yang merekomendasikan anaknya untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari pada ke Sekolah Menengah Atas (www. berita daerah.com).
Sekolah menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan yang mengarah pada ilmiah dan harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti Perguruan Tinggi dan tentunya membutuhkan biaya yang tinggi. Sementara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengarah pada ilmunya di dunia kerja, tanpa membatasi kelebihannya yang juga bisa melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi (www.surat pembaharuan.com).
Indonesia membutuhkan pendidikan yang mengacu pada peningkatan kecakapan hidup maupun kewirausahan, bukan pada pengetahuan yang berbasis umum semata. Artinya sejak usia sekolah, siswa sudah harus diajari berbagai ketrampilan seperti otomotif, jahit menjahit, elektronik maupun berbasis pada teknologi dunia maya seperti internet. Semua itu tentu dengan harapan setelah lulus dari dunia pendidikan mereka tidak lagi hanya berorientasi untuk mencari kerja tetapi sudah pada tahap membuka lapangan pekerjaan. Hal ini didapat melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan dapat diperoleh dengan sekolah, misalnya dengan menempuh pendidikan dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Melalui Sekolah Menengah Kejuruan para generasi muda dididik dan diarahkan untuk menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya, mempunyai nilai dan sikap yang sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia serta berwibawa dan berperilaku wirausaha (Departemen pendidikan dan kebudayaan dalam Rahmawati, 2000). Pendidikan kejuruan dapat berbuat lebih banyak bila dibandingkan dengan sekolah- sekolah umum dalam rangka menciptakan individu yang siap cukup kuat. Pada usia SMK seseorang harusnya telah mengambil suatu keputusan untuk karir.
Karir adalah suatu rangkaian perubahan posisi yang memiliki pola tertentu yang dapat diprediksi dan dikendalikan, direncanakan atau rangkaian pekerjaan yang teratur yang dilakukan untuk mempersiapkan masa depan. (Greenhaus dalam Ruth, 2006), mendefinisikan karir sebagai suatu bentuk pengalaman kerja yang berhubungan satu dengan yang lain, yang menjangkau semua aspek kehidupan manusia. Maka dengan kata lain karir dapat digunakan sebagai sarana pengaktualisasian diri yang tepat dan efisien.
Banyak tahapan yang harus dilalui seseorang sebelum ia dapat memiliki karir yang tepat. Tahapan tersebut dimulai dengan mengumpulkan informasi yang relevan tentang dirinya sendiri dan juga tentang dunia kerja. Kemudian, membuat sebuah gambaran yang tepat tentang bakat, kegemaran, nilai-nilai serta gaya hidup yang mereka pilih yang sesuai dengan alternatif pekerjaan yang ada. Dari hal tersebut mulai membuat tujuan yang realitistik berdasarkan informasi yang ada untuk mencapai suatu tujuan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memasuki jenjang karir bukanlah suatu hal yang mudah, seseorang diharapkan memiliki persiapan yang cukup kuat. Dengan adanya pendidikan dan hal ini jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dianggap sebagai suatu persiapan yang cukup kuat. Pada usia SMK, seseorang harusnya telah mengambil keputusan untuk karir. Untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat dan efisien maka diperlukan kematangan karir.
Kematangan karir diartikan sebagai keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan tertentu. Dalam hal ini kematangan karir meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan akan pekerjaan, kemampuan memilih suatu pekerjaan dan kemampuan untuk merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan menurut (Crite dalam Zulkaida,dkk, 2007).
Pilihan karir dan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang tepat akan membawa seseorang menjadi seorang individu yang mempunyai daya saing dan kemampuan dalam bursa kerja, dalam hal ini individu mampu bersaing dengan adanya kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri dalam menghadapi berbagai pekerjaan yang ada. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kematangan karir yang rendah maka dapat menyebabkan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam mengambil keputusan karir dan juga dalam menentukan pendidikan lanjutan. Menurut (Anastasi dalam Wahyono,1997) menyebutkan istilah kematangan karir menunjukkan pada penguasaan individu terhadap tugas perkembangan
Berdasarkan definisi kematangan karir di atas menunjukkan bahwa kematangan karir berhubungan dengan tugas perkembangan karir pada tingkat perkembangan manusia, seperti halnya siswa SMK yang tergolong pada masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak- anak ke masa dewasa yang berusia 15-17 tahun (Monks, dkk, 1980). Pada masa remaja konflik yang dihadapi oleh remaja disebabkan karena adanya tuntutan-tuntutan dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya (Retnowati dalam Widanarti, 2002). Tuntutan terbesar yang dialami oleh remaja adalah berkaitan dengan kesuksesannya di bidang akademik. Kemampuan remaja dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dihadapi tidak hanya dipengaruhi oleh potensi kognitif yang dimiliki oleh remaja seperti intelegensi tetapi juga dipengaruhi oleh keyakinan remaja mengenai kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Menurut (Bandura, 1986) penilaian seseorang mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi. Hal ini yang dimaksud dengan efikasi diri.
Pada masa remaja efikasi diri sudah muncul pada usia 11 tahun. Menurut Piaget mulai usia 11 tahun anak memasuki tahap operasional formal. Pada tahap ini remaja secara kognitif mampu melakukan analisis terhadap pemecahan masalah dan mampu menemukan pemecahan masalah dalam berbagai situasi (Monks, dkk, 1998). Menurut (Hurlock, kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah. Dalam hal ini remaja memasuki usia 11 tahun telah berada pada tahap operasional formal maka terbentuklah efikasi diri.
Keyakinan remaja tentang kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dapat meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan namun, dapat juga menghambat usaha remaja untuk mencapai sasaran. Adanya perasaan “saya tidak bisa, saya tidak mampu”, merupakan alasan- alasan yang sungguh menghambat seseorang dalam pencapaian sasaran.
Dengan adanya banyak pengaggur di Indonesia merupakan efek individu yang tidak memiliki efikasi diri karena individu itu sendiri tidak memiliki keyakinan akan kemampuannya. Akan tetapi, apabila individu memiliki efikasi diri maka ada keyakinan dalam menghadapi tantangan yang ada diharapkan remaja dapat menjalani tugas-tugas perkembangan karir dengan baik. Individu tidak akan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena individu itu sendiri telah memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk melakukan suatu tugas. Dengan demikian mampu mencapai suatu tujuan dan dapat menurunkan tingkat penganguran. Individu tidak mengandalkan atau bergantung pada orang lain secara ekonomi dan dalam jangka panjang untuk menciptakan lapangan kerja baru guna mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi bagi bangsa ini.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti ada SMK dan seberapa besar efikasi diri mempengaruhi kematangan karir pada siswa SMK.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu Apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir
pada siswa SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Menambah kajian bagi ilmu psikologi terutama dalam Psikologi Perkembangan dan Psikologi Pendidikan yang dapat memberikan wacana pengetahuan bagi pelayanan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan perkembangan karir, khususnya kematangan karir siswa SMK serta dapat membantu mengembangkan Efikasi Diri yang positif.
2. Manfaat praktis Bagi siswa SMK yang akan memilih jurusan dan memasuki jenjang karir, diharapkan dapat menggali bakat dan minatnya supaya dapat memilih jenjang karir yang tepat di masa yang akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dideskripsikan hasil tinjuan pustaka yang
berhubungan dengan topik penelitian. Tinjauan pustaka ini didasarkan pada berbagai buku literatur dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian ini.
Secara garis besar tinjauan pustaka ini meliputi: Pertama tentang efikasi diri yang terdiri dari pengertian efikasi diri, aspek-aspek efikasi diri, sumber efikasi diri, efikasi diri terhadap karir. Kedua karir yang meliputi pengertian karir, tahap dan tugas perkembangan karir, kematangan karir, aspek kematangan karir, faktor kematangan karir, kematangan karir siswa SMK. Ketiga mengenai siswa SMK dibagian ini akan dibahas secara singkat pengertian siswa SMK dan tahap-tahap perkembangannya.
A. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri Istilah Efikasi diri pertama kali dikemukakan oleh Bandura.
(Bandura, 1986) mendefinisikan efikasi diri sebagai perkiraan seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan melasanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang yang dimiliki, seberapapun besarnya kecakapan tersebut. Menurut (Bandura, 1977) menyatakan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam mencapai tingkat kinerja tertentu.
Menurut (Myers, 1996) efikasi diri berkaitan dengan bagaimana seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu hal. (Bandura dalam Abdullah, 2003) efikasi diri sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya akan mampu melaksanakan perilaku yang dibutuhkan dalam suatu tugas. Perkiraan individu terhadap efikasi diri menentukan seberapa besar usaha yang dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Apabila individu meragukan kemampuannya pada saat menghadapi kesulitan, maka usaha-usaha untuk mengatasinya akan mengendur dan dihentikan. Sebaliknya, individu yang memiliki perkiraan efikasi diri kuat akan mengarahkan usaha yang lebih besar lagi.
Menurut (Baron dan Byrne, 1997) efikasi diri sebagai evaluasi seseorang tentang kecakapan atau kemampuannya untuk menyelesaikan tugas, mencapai tujuan tertentu atau mengatasi suatu rintangan. Menurut (Bandura, 1997) efikasi diri itu akan berkembang berangsur-angsur secara terus menerus sejalan dengan meningkatnya komponen kepercayaan diri seseorang menghadapi situasi-situasi yang akan datang, yang tidak jelas dan tidak dapat diperkirakan. Seringkali situasi-situasi tersebut penuh dengan tekanan. Keyakinan dan kepercayaan ini menopang kemampuan dan memberikan landasan bagi seseorang untuk berusaha dengan tekun, ulet, menumbuhkan motivasi yang kuat dan keberanian menghadapi hambatan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan individu tentang perkiraan kemampuannya untuk melakukan suatu tugas tertentu secara efektif dan melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu atau dengan kata lain efikasi diri adalah keyakinan individu bahwa ia mampu melakukan tugas tertentu dengan baik.
2. Dimensi Efikasi Diri (Bandura, 1977) mengungkapkan bahwa efikasi diri terdiri dari tiga dimensi yaitu: Magnitude, Generality, dan Strength.
a. Magnitude
Dimensi magnitude berhubungan erat dengan tingkat kesulitan tugas. Dimensi ini mengacu pada pada taraf kesulitan yang diyakini oleh individu bakal mampu diatasinya. Penilaian kecakapan dari setiap orang mungkin terbatas pada tugas mudah, tertentu. Penilaian berdasarkan taraf kesulitan ini menyebabkan individu memilih untuk mencoba perilaku yang dirasa cukup mampu untuk dilakukannya atau menghindari situasi atau perilaku yang berada di luar batas kemampuannya.
b. Generality
Dimensi Generality adalah suatu konsep bahwa efikasi diri seseorang itu tidak terbatas pada situasi yang spesifik saja.
Generality berhubungan dengan luas pada bidang tingkah laku.
Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang efikasi diri dapat diterapkan. Orang dapat menilai dirinya mempunyai efikasi diri hanya pada bidang-bidang tertentu atau pada beberapa aktivitas atau situasi sekaligus. efikasi diri dipandang mampu mencakup situasi-situasi lain sehingga mampu menciptakan suatu penilaian efikasi secara umum.
c. Strength
Dimensi Strength berkaitan dengan kekuatan penilaian tentang kecakapan individu. Dimensi ini mengacu pada derajat kemampuan individu terhadap keyakinan atau harapan yang dibuatnya. Efikasi diri yang lemah akan mudah digoyahkan oleh dalam mengatasi kesulitan meskipun kesulitan itu semakin meningkat. Kemantapan ini akan akan menentukan ketahanan dan keuletan individu dalam usahanya.
3. Sumber Efikasi Diri Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam peristiwa- peristiwa kehidupan. Sejarah hidup individu dari masa lalu dapat membuat dirinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataannya sebenarnya (Centi,1993). Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep diri. Menurut Centi (1993) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang berisikan mengenai bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana individu merasa tentang dirinya sendiri, dan bagaimana individu menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan. Menurut Hurlock (1980) berpendapat bahwa konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Dengan adanya adanya gambaran ini maka seseorang akan memiliki keyakinan yang dimiliki tentang dirinya atau efikasi diri. Hal ini berarti bahwa efikasi diri dapat berubah, dapat bertambah dan berkurang. (Bandura, a. Pengalaman Langsung Pengalaman langsung merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh untuk mengembangkan efikasi diri karena pengalaman langsung ini berdasarkan pengalaman penguasaan skill secara otentik. Apabila individu telah mengalami pengalaman berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas secara baik atau memuaskan maka pengalaman ini akan mampu meningkatkan efikasi dirinya. Akan tetapi, apabila individu telah mengalami pengalaman gagal maka dia akan cenderung memiliki efikasi diri yang rendah atau menurunkan efikasi dirinya. Semakin individu mengalami pengalaman berhasil yang sering, maka keyakinan diri semakin mantab dan kegagalan tidak begitu berpengaruh pada perkiraan kecakapan individu. Apabila keyakinan diri semakin mantab, maka dia akan cenderung mengatakan bahwa kegagalan itu karena faktor situasional, kurang usaha atau strategi yang buruk sebagai penyebabnya. Efikasi diri yang telah tumbuh tersebut digeneralisir pada aktivitas yang paling mirip.
b. Pengalaman Tidak Langsung Pengalaman tidak langsung berarti individu tidak mengalami pengalaman itu sendiri. Individu melihat atau tersebut akan meningkat apabila individu itu merasa memiliki kemampuan yang sebanding dengan orang lain tersebut. “orang lain bisa, maka saya juga pasti saya bisa”. Dalam psikologi sosial hal ini disebut dengan social modeling dan social comparison.
Dalam melakukan hal ini sangat tergantung dengan karakteristik model, tingkat kesulitan tugas, keadaan situasional, dan keanekaragaman hasil yang dicapai oleh model.
c. Pesuasi Verbal Individu diarahkan dengan saran, nasehat, dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinannya bahwa kemampuan yang dimilikinya dapat membantu mencapai prestasi yang diinginkan.
d. Keadaan Emosional Sumber informasi yang diperoleh dari kondisi ini dalam kaitannya dengan situasi yang penuh tekanan. Individu akan lebih mungkin mencapai keberhasilan jika tidak mengalami pengalaman- pengalaman yang tidak menekan karena pengalaman-pengalaman tersebut dapat menurunkan prestasinya. Gejolak emosi dan keadaan fisiologis memberi suatu isyarat akan terjadi situasi-situasi
4. Efikasi Diri Terhadap Karir Efikasi diri jika diterapkan pada karir dinamakan efikasi diri terhadap karir, yang menunjukkan keyakinan seseorang dalam perilaku yang berhubungan dengan karir, pilihan pendidikan dan pekerjaan, performansi dan ketekunan dalam mengimplementasikan pilihan- pilihan mereka Betz dan Hakett (dalam Wahyono, 2001). Menurut Lent,dkk (dalam Wahyono, 2001), mengembangkan teori sosial kognitif tentang karir yang merupakan pengembangan teori sosial kognitif tentang karir yang merupakan pengembangan teori efikasi diri dari Bandura. Teori tersebut memberi kerangka dalam perkembangan karir, menjelaskan hubungan antara minat terhadap jurusan pendidikan dan karir, pilihan karir dan performansinya.
Dalam penelitian (Chen dalam Wahyono, 2001) membuktikan bahwa integrasi antara diri dan lingkungan sosial memberikan kesempatan individu untuk meningkatkan kekuatan kontrol perilaku karir serta harapan efikasi diri terhadap karirnya. Jika individu yakin terhadap kemampuan-kemampuannya, maka mereka akan mencoba untuk melakukan sesuatu dan mempunyai harapan terhadap hasil perilaku tersebut dan berperilaku dengan cara-cara yang diarahkan untuk membantu pencapaian tujuan-tujuannya. Individu yang mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kemampuannya akan
B. Kematangan Karir
1. Karir Berikut ini adalah pengertian karir yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini. Menurut (Preffer, 2002) mengemukakan karir adalah bagian dari perjalanan dan tujuan hidup seseorang. Setiap orang berhak dan berkewajiban untuk sukses mencapai karir yang baik.
Menurut (Gunarsa, 2001) karir erat hubungannya dengan perjalanan atau tujuan hidup seseorang yang ingin dicapai. Karir berhubungan erat dengan peningkatan status, pangkat, jabatan, kekayaan secara berjenjang dan berbeda-beda antara seseorang dengan lainnya.
Menurut (Winkel, 1991) mengemukakan bahwa karir (career) merupakan salah satu kata yang dipakai dalam bahasa Inggris untuk mengacu pada pekerjaan, selain employment, job, occupational dan
vocation. Keempatnya seringkali digunakan saling menggantikan, tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda satu sama lain.
Employment dan job lebih menekankan bahwa seseorang mencurahkan
waktu dan pikiran untuk mengerjakan sesuatu dan mendapat imbalan ekonomis, dengan tanpa memperhatikan adanya keterlibatan perasaan yang sungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Occupation lebih menekankan bahwa seseorang merasa terlibat dalam pekerjaannya karena telah mempersiapkan diri melakukan pekerjaan tersebut dan mencakup employment, job dan occupation, dengan lebih menekankan bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Karir merupakan kontinum lanjut dari aktifitas pekerjaan tertentu.
Menurut (Baruch, 2004) karir adalah urutan posisi dalam suatu pekerjaan, peran, aktifitas dan pengalaman yang dihadapi oleh setiap individu. Selain itu karir juga dapat dilihat dari serangkaian kehidupan individu, peran dalam pekerjaan dan pengalaman. Pengertian karir dalam (Anoraga, 2006) didefinisikan secara sempit dan luas. Secara sempit adalah upaya mencari nafkah, mengembangkan profesi, dan meningkatkan kedudukan, sedangkan secara luas karir merupakan langkah maju sepanjang hidup atau mengukir kehidupan seseorang.
Karir diartikan sebagai serangkaian kegiatan kerja yang terpisah tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang. Karir disadari secara individual, dan dibatasi secara sosial, manusia tidak hanya meniti atau mencentak karir dari pengalaman-pengalaman khusus mereka tetapi kesempatan yang diberikan juga akan mempengaruhi (Flippo dalam Setyowati,dkk, 2002).
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Karir Sumbangan penting dari (Super dalam Osipow,1973) adalah pandangannya tentang tahap-tahap perkembangan karir (career
devopment stage) yang berlangsung secara kesinambungan selama
rentang kehidupan individu. Pada setiap tahap perkembangan karir terdapat tugas-tugas perkembangan karir (career development task) atau perilaku karir yang seharusnya dilakukan atau diharapkan dari individu.
a. The Exploration Stage atau Tahap Exploration (15-24 tahun) Pada tahap ini individu melakukan eksplorasi atas berbagai kemungkinan karir yang sesuai bagi diri individu. Pada fase ini terjadi penyempitan, tetapi belum merupakan pilihan karir final. Tahap pekerjaan memiliki tugas-tugas perkembangan karir, yaitu: 1) The Tentative Substage atau Subtahap Kristalisasi
(Crystallization) (14-18 Tahun) Pada subtahap ini orang muda mengembangkan berbagai ide atau gagasan yang berkaitan dengan peluang/kesempatan karir yang ada, minat, nilai-nilai hidup, dan perencanaan karir yang ingin direalisasikannya. Tugas perkembangan karir pada subtahap ini adalah memiliki kesadaran yang akan direalisasikan, memanfaatkan berbagai sumber dalam pilihan depan, mengembangkan minat yang relatif tetap, dan semakin realistis dalam mensikapi pilihan karir.