ARTIKEL ILMIAH MODAL DAN STRATEGI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA MISKIN (STUDI KASUS DI DESA SESELA DAN BATULAYAR) KABUPATEN LOMBOK BARAT

  

Oleh

Opyan Khaeru Restu Ilhami

  

ARTIKEL ILMIAH

MODAL DAN STRATEGI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA

MISKIN (STUDI KASUS DI DESA SESELA DAN

BATULAYAR) KABUPATEN LOMBOK BARAT

C1G013186 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

MODAL DAN STRATEGI KEHIDUPAN RUMAH TANGGA MISKIN

(STUDI KASUS DI DESA SESELA DAN BATULAYAR) KABUPATEN

LOMBOK BARAT

CAPITAL AND LIFE STRATEGIES OF POOR HOUSEHOLDS (A CASE STUDY

  Opyan Khaeru Restu Ilhami*, Dra. Sri Maryati, MP.**, dan Dr. Ir. I Ketut Budastra, MRP. Ph.D.**

  

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis modal kehidupan rumah tangga miskin di Desa Sesela dan Batulayar, 2) Menganalisis strategi kehidupan yang ditempuh rumah tangga miskin di Desa Sesela dan Batulayar. Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari dan Desa Batulayar Kecamatan Batulayar. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara

  

“Purpossive Sampling”. Penentuan responden menggunakan metode sistematik

  random sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Wawancara dilakukan terhadap 20 rumah tangga miskin. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu primer dan skunder.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas modal atau aset kehidupan rumah tangga miskin yang ada di Dua Desa yaitu Desa Sesela dan batulayar memiliki perbedaan dan persamaan, yang dimana perbedaan antara kedua Desa tersebut yaitu di Desa Sesela kapasitas modal yang dimiliki seperti modal manusia, modal fisik, modal finansial, dan modal alam lebih rendah daripada Desa batulayar, kemudian dilihat dari persamaan rumah rangga miskin di Dua Desa tersebut yaitu memiliki persamaan dalam modal sosial dan politik. Strategi kehidupan yang ditempuh rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela dan Batulayar dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan adalah dengan cara meningkatkan pendapatan yang dilakukakan dengan bekerja keras sesuai pekerjaan yang dimiliki, mengurangi pengeluaran dengan cara menghemat pengeluaran sehari-hari dengan memanfaatkan modal kehidupan yang ada, dan mengurangi kerentanan terhadap berbagai resiko dilakukan dengan cara memanfaatkan asset kehidupan yang ada guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Kata Kunci: Rumah Tangga Miskin

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

ABSTRACT

The purpose of this research was: 1) analyzes the capital life of poor

households in the villages of Sesela and Batulayar, 2) Analyzing the strategy of

life is poorer households in the villages of Sesela and Batulayar. This research

was conducted in two villages namely Sesela Gunung Sari Subdistrict Village and

Batulayar village of Batulayar Sub-district. The determination of the area of

research done on "Purpossive Sampling". Determination of the respondents using

systematic random sampling method. Data gathered with interview techniques

directly to respondents with a guided questionnaire (questionnaire) that had been

prepared. The interview was conducted against the 20 poor households. Types of

data used in this research i.e. qualitative and quantitative. The source of the data

used, namely primary and skunder.

  The results showed that the capacity of the capital or assets of the lives of

poor households are there in two villages namely Sesela and batulayar Villages

have differences and similarities, which is where the difference between the two

villages, in the village of Sesela capacity of capital owned such as human capital,

physical capital, financial capital, natural capital and lower than batulayar, then

the Village seen from the equation in Two poor rangga's home Village, have

similarities in social and political capital. The life strategy is a poor households

in the village Sesela and Batulayar in addressing various issues of life is by way

of increasing revenue by working hard to preserve appropriate jobs, reduce

expenditure by way of saving on expenses by leveraging capital daily life there,

and reduce vulnerability to a variety of risks is carried out by means of utilizing

existing life asset in order to meet the needs of the family everyday.

  Key Words : Poor Households

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

PENDAHULUAN

  Indonesia merupakan salah satu negara agraris tropis terbesar di dunia yang memiliki keragaman hayati yang melimpah. Kondisi alam yang mendukung membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil pertanian. Kondisi tersebut juga memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Menurut data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani atau berkaitan dengan pertanian, yaitu sebanyak 40.83 juta jiwa atau 34.55 persen (BPS 2014). Realita alam seperti ini sewajarnya membuat Indonesia menjadi negara yang makmur dan mampu mengentaskan kemiskinan.

  Penyelenggaraan pembangunan di Indonesia berhasil menurunkan proporsi jumlah penduduk miskin sekitar 6 persen dalam periode 2006- 2013(TNP2K, 2014). Namun demikian, proporsi jumlah penduduk miskin di Indonesia masih relatif besar, yakni: 11,4% dari jumlah populasi pada tahun 2010, lebih tinggi dari di Malaysia (1,7%) dan di Tiongkok (10,2%) pada tahun yang sama(Asian Development Bank, 2014). Proporsi yang jauh lebih tinggi dilaporkan BPS terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu: 21,55% pada tahun 2010.

  Berdasarkan data BPS Kabupaten Lombok Barat, tahun 2010-2016 persentase keluarga miskin mengalami penurunan yang signifikan dari angka 21,59% pada tahun 2010 menjadi 16,73% pada tahun 2016, demikian juga jumlah penduduk miskin justru berhasil dikurangi dari 129,790 jiwa pada tahun 2010 menjadi 110,850 jiwa pada tahun 2016. Hal ini dapat lebih ditingkatkan bilamana segala potensi yang ada dapat di manfaatkan dalam menanggulangi masalah kemiskinan di kabupaten Lombok Barat.

METODOLOGI PENELITIAN

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, dengan unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga miskin di Desa Sesela dan Desa Batulayar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gunungsari Desa Sesela dan Kecamatan Batulayar Desa Batulayar. Daerah ini dipilih secara sengaja (purposive) karena masing masing Desa dari dua Kecamatan mempunyai tingkat (persentase) kemiskinan tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode sampel random sampling untuk pengambilan sampel rumah tangga. Jumlah sampel rumah tangga (responden) adalah sebanyak 10 rumah tangga di masing-masing kecamatan. Pemilihan responden dilakukan dengan cara mengocok nama-nama kepala rumah tangga dari populasi rumah tangga miskin di masing-masing desa sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

  Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan berpatokan pada daftar pertanyaan dan observasi. Pengolahan data meliputi: data

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
entry, coding, dan screening. Data primer dan sekunder yang terkumpul dimasukan (entry) ke dalam Tabel Induk Penelitian dalam format dokumen elektronik Excell, dilanjutkan dengan: kodifikasi (coding) data kualitatif; pengecekan (screening) akurasi dan ketepercayaan data. Analisa data menggunakan statistik deskriptif (seperti: frekuensi, range, mean, median, proporsi, dan rasio). Hasil analisis disajikan dalam format Tabel dan Grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

   Karakteristik Responden 1.1. Umur Responden

Tabel 1.1. Karakteristik Umur Responden RumahTangga Miskin di Dua Desa

  Tahun 2017

  No Kisaran Umur Desa Jumlah Responden Sesela % Batulayar % jumlah % (thn) 1 25-34

  5

  50

  5

  25 2 35-44

  2

  20

  2

  20

  4

  20 3 45-54

  4

  40

  2

  20

  6

  30 4 55-64

  1

  10

  1

  10

  2

  10 5 65-70

  3

  30

  3

  15 JUMLAH 10 100 10 100 20 100 Sumber: Data primer diolah,2017

  Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa kisaran umur rumah tangga miskin yang ada di dua desa paling banyak berada di Desa Batulayar sebanyak 50% yaitu umur 25-34 tahun, kemudian kisaran umur rumah tangga miskin paling kecil berada di Desa Sesela dan Batulayar sebanyak 10% yaitu umur 55-64 tahun. Secara umum dapat dilihat bahwa kisaran umur rumah tangga miskin yang ada di dua desa yaitu Desa Sesela dan batulayar sebanyak 30% yaitu umur 45-54 tahun.

1.2. Tingkat Pendidikan

Tabel 1.2. Karakteristik Pendidikan Responden Kepala Keluarga RumahTangga

  Miskin di Dua Desa Tahun 2017

  

Desa

Tingkat Jumlah No. Pendidikan Sesela % Batulayar % Jumlah %

  1 TS

  6

  60

  5

  50

  11

  55

  2 SD

  1

  10

  3

  30

  4

  20

  3 SMP

  2

  20

  1

  10

  3

  15

  4 SMA

  1

  10

  1

  10

  2

  10 JUMLAH 10 100

  10

  50 20 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

  Berdasarkan Tabel 2. tingkat pendidikan rumah tangga miskin paling banyak berada di Desa Sesela sebanyak 60% (6 orang) yaitu TS (tidak sekolah), kemudian tingkat pendidikan paling kecil berada di Desa Sesela dan batulayar sebanyak 10% (1 orang) yaitu SMA. Secara umum dapat dilihat pada tabel bahwa

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  • 4
  • 40

  • 1
  • 10

  5

Tabel 1.4. Karakteristik Pendapatan Responden Rumah Tangga Miskin di Dua

  1.4. Pendapatan Responden

  Berdasarkan Tabel 3. jenis pekerjaan rumah tangga miskin yang ada di dua desa tersebut paling banyak berada di Desa Sesela sebanyak 40 % (4 orang) yaitu sebangai pedagang, kemudian dilanjutkan dengan jenis pekerjaan rumah tangga miskin yaitu sebanyak 20% (2 orang) sebagai petani. Secara umum dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan rumah tangga miskin yang ada di dua desa tersebut paling banyak yaitu 25% (5 orang ) sebagai pedagang.

  10 JUMLAH 10 100 10 100 20 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  5

  No Kisaran Penghasilan (X) Per Bulan

Resp. Desa

Sesela

  10

  25

  5

  5

  5

  2

  1

  1

  1

  1

  Desa di Kabupaten Lombok Barat 2017

  Resp. Desa Batulayar Total Jumlah % Jumlah % Jumla h %

  1

  3

  6

  20

  2

  40

  4

  35 4. > 2.000.000

  7

  40

  4

  30

  2.000.000

  1. X < 500.000

  10 3. 1.000.000 < X <

  2

  20

  2

  25 2. 500.000 < X < 1.000.000

  5

  40

  4

  10

  1

  1

  1

  2

  8

  1

  1

  1

  14 Buruh kelapa Peternak Guru Pedagang Petani Buruh tani Buruh bangunan Kusir Tukang bangunan Tukang kayu Tukang listrik Tukang cuci Pegawai UPTD Tidak bekerja

  13

  12

  11

  10

  9

  7

  1

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  No Jenis Pekerjaan Desa Jumlah Sesela % Batulayar % Orang %

Tabel 1.3. Karakteristik Pekerjaan Responden Rumah Tangga Miskin di dua Desa di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017

  1.3. Pekerjaan Responden

  tingkat pendidikan rumah tangga miskin yang paling banyak yang ada di dua desa sebanyak 55% (11 0rang) yaitu TS (tidak sekolah) .

  

10

  

10

  

10

  2

  5

  1

  1

  10

  10

  10

  10

  20

  10

  10

  10

  1

  1

  1

  1

  2

  1

  1

  1

  1

  

20

  • 10
  • 1
    • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
    miskin yaitu x < 500,000 dengan persentase 10 % yaitu 1 orang. Kemudian penghasilan rumah tangga miskin yang ada di Desa Batulayar paling banyak yaitu dengan penghasilan x < 500.000 dengan persentase 40% yaitu sebanyak 4 orang, dan 1.000.< x < 2.000.000 dengan persentase 40 % sebanyak 4 orang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penghasilan rumah tangga miskin yang ada di Desa sesela dan Batulayar paling banyak berpenghasilan 1.000.000 < x < 2.000.000 dengan persentase 35% sebanyak 7 orang dan paling sedikit berpenghasilan 500.000 < x < 1.000.000 dengan persentase 10% sebanyak 2 orang.

  30 Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa penghasilan rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela paling banyak yaitu dengan penghasilan > 2.000.000 dengan persentase 40% yaitu 4 orang dan paling kecil penghasilan rumah tangga

1.5. Jumlah Anggota Keluarga Responden

Tabel 1.5. Karakteristik Anggota Keluarga Responden Rumah Tangga Miskin di

  Dua Desa 2017

  Jumlah Desa Jumlah Tanggungan No % % Keluarga Sesela Batulayar Jumlah % (orang)

  1

  1

  • – 2

  2 3 – 4

  3

  

30

  7

  70

  10

  50 3 > 5

  7

  

70

  3

  30

  10

  50 JUMLAH 10 100 10 100 20 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

  Berdasarkan tabel 4. menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga Rumah Tangga Miskin paling banyak memiliki tanggungan keluarga di Desa Sesela pada kisaran >5 orang yaitu sebanyak 7 orang atau 70 %, kemudian paling banyak juga di temukan di Desa Batulayar dengan kisaran 3-4 orang yaitu sebanyak 7 orang atau 70 %. Secara umum dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga di dua desa yaitu Desa Sesela dan Batulayar memiliki tanggungan keluarga pada kisaran 3-4 orang dan >5 orang.

  2. Gambaran Tentang Modal Kehidupan Rumah Tangga Keluarga Miskin 2.1. Modal Manusia.

  Modal manusia dalam penelitian ini merujuk pada keahlian, pengetahuan, kapasitas kerja, dan kondisi kesehatan dari pekerja anggota rumah tangga.

Tabel 2.1. Modal Manusia Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  Desa No Modal Manusia Jumlah Sesela Batulayar (dari dua desa) % %

  1 Tingkat Pendidikan: Orang Orang Orang %

  6

  60

  5

  50

  11

  55

  • TS

  1

  10

  3

  30

  4

  20

  • SD

  2

  20

  1

  10

  3

  15

  • SMP

  1

  10

  1

  10

  2

  10

  • SMA

  Jumlah

  10 100 10 100 20 100

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

    • Buruh kelapa
    • Peternak • Guru • Pedagang • Petani • Buruh tani
    • Buruh bangunan
    • Kusir • Tukang bangunan
    • Tukang kayu
    • Tukang listrik
    • Tukang cuci
    • Pegawai UPTD
    • Tidak bekerja

  • 4
  • 40

  5

  25

  5

  5

  5

  5

  5

  10

  5

  5

  5

  5

  2

  1

  1

  1

  10 Jumlah 10 100 10 100 20 100

  5

  10

  Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan bahwa betapa pentingnya pendidikan, keahlian profesi, dan kondisi kesehatan dalam menjalankan kehidupan. Sebagaimana yang tertera pada tabel 4.3.1: Bahwa sebagian besar kepala rumah tangga miskin di dua desa adalah tingkat pendidikan rumah tangga miskin paling banyak berada di Desa Sesela sebanyak 60% (6 orang) yaitu TS (tidak sekolah), kemudian tingkat pendidikan paling kecil berada di Desa Sesela dan batulayar sebanyak 10% (1 orang) yaitu SMA. Secara umum dapat dilihat pada tabel bahwa tingkat pendidikan rumah tangga miskin yang paling banyak yang ada di dua desa sebanyak 55% (11 0rang) yaitu TS (tidak sekolah). Melihat sebaran tingkat pendidikan kepala rumah tangga miskin di dua desa tersebut terlihat bahwa`salah satu ciri dari keluarga miskin adalah dengan tingkat pendidikan formal yang rendah.

  Data Primer Diolah, 2017

  40 Jumlah 10 100 10 100 20 100

  50

  10

  8

  2

  1

  60

  6

  20

  2

   1  2  3  4  5

  Skala: (1 terendah 5 tertinggi) Orang % Orang - % Orang %

  3 Kondisi Kesehatan:

  1

  1

  Keahlian profesi Rumah Tangga yang ada di Dua Desa, yakni: jenis pekerjaan rumah tangga miskin yang ada di dua desa tersebut paling banyak berada di Desa Sesela sebanyak 40 % (4 orang) yaitu sebangai pedagang, kemudian dilanjutkan dengan jenis pekerjaan rumah tangga miskin yaitu sebanyak 20% (2 orang) sebagai petani. Secara umum dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan rumah

  10

  1

  1

  1

  1

  20

  10

  10

  1

  2

  1

  1

  1

  % Orang % Orang %

  2 Keahlian profesi: Orang

  2

  1

  1

  1

  1

  2

  5

  1

  1

  10

  10

  10

  10

  20

  10

  10

  10

  • 1
  • 10

  1

  • 10
  • 1
  • 1
  • 10
  • 1
  • 10
  • 7
  • 70
  • 3
  • 30
    • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
    tangga miskin yang ada di dua desa tersebut paling banyak yaitu 25% (5 orang ) sebagai pedagang. Kondisi kesehatan dari pekerja anggota rumah tangga di dua desa di ukur sesuai penilaian persepsi responden dalam skala; 1 terendah

  • – 5 tertinggi (1. sakit parah, 2. sakit 3. sedang, 4. baik, 5. Sangat baik), yakni: dalam skala: kondisi sakit sebanyak 10%, dalam skala:kondisi baik sebanyak 50 %, dan skala sangat baik sebanyak 40%. Ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan responden paling banyak pada skala (4) yaitu kondisi baik dan kondisi terkecil pada skala (2) yaitu sakit dalam arti keadaannya sedang sakit.

2.2. Modal Fisik

Tabel 2.2. Modal Fisik Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  Desa Jumlah No Modal Fisik Sesela % Batulayar % Jumlah %

  1 Tanah dan bangunan

  8

  80 10 100

  18

  90

  2 Tanah pertanian

  1

  10

  6

  60

  7

  35

  3 Kendaraan bermotor

  6

  60

  7

  70

  13

  65 Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan table 4.2. diatas, rumah tangga miskin di dua desa pada umumnya memiliki rumah tinggal milik sendiri dengan ukuran bervariasi, layak huni sehingga tidak membutuhkan sewa rumah tinggal, sehingga sebagian besar tidak menjadikan rumah sebagai asset produktif. Untuk kepemilikan tanah dan bangunan pada rumah tangga miskin yang ada di dua desa, rumah tangga miskin yang memiliki rumah tinggal milik sendiri paling banyak yaitu di Desa Batulayar sebesar 100% karena semua rumah tangga miskin yang ada di Desa Batulayar memiliki rumah tinggal sendiri. Sedangkan yang ada di desa Sesela rumah tangga miskin yang memiliki rumah tinggal sendiri sebesar 80% kerena sebagian rumah tangga miskin tinggal dirumah milik keluarganya. Sedangkan lahan pertanian pada rumah tangga miskin sangat rendah yaitu sebesar 10% terdapat di desa Sesela, Hal ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian hanya bekerja sebagai buruh tani. Sedangkan kepemilikan sepeda motor, Di Desa Sesela dan Barulayar relative sama sebesar 65% yaitu di Desa Sesela ada sebanyak 6 rumah tangga yang memiliki sepeda motor dan di Desa Batulayar ada sebanyak 7 rumah tangga yg memiliki sepeda motor. Karena berada di dekat area pertanian dan pariwisata, masyarakat disana lebih banyak digunakan menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi sehari-hari untuk mencari nafkah keluarga. Tetapi sepeda motor yang dimiliki oleh rumah tangga miskin keadaan sepeda motornya sudah sangat tua.

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  2.3. Modal Finansial

Tabel 2.3. Modal Finansial Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  No Modal Finansial Desa Jumlah Sesela % Batulayar % Orang %

  1 Tabungan uang

  2 Ternak

  1

  10

  3

  30

  4

  20

  • 3 Emas

  1

  10

  1 5 -

  4 Alat elektronik seperti: TV

  8

  80 10 100

  18

  90 Kulkas

  2

  20

  1

  10

  3

  15

  • Hp - - - Setrika - - - -

  1

  10 - - Kipas Angin

  1

  5 Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 2.3. terlihat bahwa modal finansial yang dimiliki rumah tangga miskin sangat terbatas. Dari 20 responden yang diwawancarai, tidak ada rumah tangga miskin yang memiliki tabunagn uang yang umumnya digunakan untuk mengatasi persoalan dalam usaha dagang yang dilakukan.Berbeda dengan emas sebagian kecil ada 2 keluarga yang memiliki tabungan emas perhiasan walaupun dalam jumlah yang relative kecil. Untuk modal ternak mereka yang beternak memiliki 2 kategori kepemilikan ternak, yang pertama ternak milik sendiri dan ternak milik orang lain yang dimana ternak milik orang lain ini sistemnya adalah bagi hasil.Dalam kepemilikan barang elektronik keluarga rumah tangga miskin yang ada di dua desa tidak semua jenis dimiliki, tetapi TV sebanyak 90% hampir semua rumah tangga yang memiliki karena dianggap penting dan harganyapun tidak terlalu mahal. Televisi yang biasa digunakan oleh rumah tangga miskin adalah TV tabung. Sedangkan dengan HP semua rumah tangga miskin yang telah di wawancarai tidah ada yang memliki HP atau alat komunikasi tersebut. Kemudian kipas angina hanyasebagian kecil yang memiliki sebesar 5% hanya 1 orang dan kipas angin tersebutpun sudah keliatan sangat lama sekali. Kemudian kulkas hanya 15% yang memiliki kulkas hanya 3 orang pada rumah tangga miskin yang ada di dua desa tersebut. Sementaraseterika dianggap tidak penting karena biasanya rumah tangga miskin setelah mencuci dan menjemur pakaian sampai kering, pakaian tersebut langsung dilipat dan disimpan. Sehinggasemua rumah tangga miskin tidak ada yang memiliki barang tersebut.

  2.4. Modal Alam

Tabel 2.4. Modal Alam Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  Desa Jumlah No Modal Alam Sesela % Batulayar % Jumlah %

  1 Tanah 10 100 10 100 20 100

  2 Air 10 100

  2

  20

  12

  60

  3 Udara 10 100 10 100 20 100

  4 Hutan - - 10 100

  10

  50

  5 Laut

  Data Primer Diolah, 2017

  Bila dilihat pada tabel 2.4. bahwa rumah tangga miskin yang memanfaatkan modal alam berupa tanah sebagai lahan pertanian sebanyak 100% rumah tangga miskin karena di dua desa tersebut merupakan sentra pertanian. Ketersediaan air sebanyak 100% ditemukan di Desa Sesela sehingga sumber air bersih mereka berasal dari air sumur sebagian menggunakan air penampungan yang disediakan pemerintah. Tetapi masyarakat yang ada di desa Sesela tidak terlalu susah dengan ketersediaan air terutama air bersih. Sedangkan di Desa Batulayar, air sangat terbatas lebih banyak mengandalkan bak penampungan air hujanyang dibuat sendiri oleh masing-masing rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sumur yang dimilki sebagai sumber air bersih pada saat musim kemarau semua kering. Disamping itu juga mereka mengandalkan mata air gunungsatu- satunya yang jaraknya relatife jauh dari pemukiman penduduk. Kemudian kondisi udara yang ada di dua desa tersebut masih 100% segar karena kondisi lingkungan belum tercemar. Disamping itu juga keadaan hutan yang ada di Desa Batulayar masih bagus sebaliknya di Desa Sesela tidak terdapat hutan.Selanjutnya modal alam yang terakhir adalah laut, di dua desa tersebut jarak antara tempat tinggal rumah tangga miskin dengan laut jaraknya cukup jauh.

2.5. Modal Sosial

Tabel 2.5. Modal Sosial Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  SSkala Resp. Desa Resp. Desa Total Modal No (1-5) Sesela Batulayar Sosial Jumlah % Jumlah % Jumlah %

  1 Interaksi

  10

  10 20 100 5 100 100 Sosial

  2 Keanggotaan

  1 kelompok

  3 Kerjasama

  5 10 100

  10

  10 20 100

  Data Primer Diolah, 2017

  Berdasarkan tabel 2.5 menyatakan bahwa modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di Dua Desa yaitu Desa Sesela dan Batulayar, yang dimana meliputi : interaksi sosial yang ada di Desa Sesela dan Batulayar memiliki skala 5 (tertinggi) dengan persentase 100% karena di Dua Desa tersebut interaksi

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
sosialnya dengan lingkungan sekitarnya sangat baik, kemudian keanggotaan kelompok yang ada di Desa Sesela dan Batulayar memiliki skala 1 (terendah) dengan persentase 0% karena diantara dua desa tersebut tidak ada rumah tangga yang ikut seta dalam keanggotaan kelompok. Kemudian yang terakhir kerjasama yang ada di Desa Sesela dan batulayar memiliki skala 5 (tertinggi) dengan persentase 100%, dimana setiap ada kegiatan seperti gotong royong rumah tangga miskin yang ada di Dua Desa tersebut selalu ikut serta dalam kegitan.

2.6. Modal Politik

Tabel 2.6. Modal Politik Rumah Tangga Miskin di Dua Desa di Kabupaten

  Lombok Barat 2017

  

Nilai Skor Rata-rata tiap

Desa(Skala 1-5) % Rata-rata Nilai No Modal Politik Skor(Skala 1-5) % % Sesela Batulayar

  1 Kemampuan

  2

  20

  2

  20

  2

  10 mempengaruhi keputusan publik akan hak-hak pelayanan (Skor 1-5)

  2 Kemampuan

  2

  20

  4

  40

  3

  15 mempengaruhi keputusan publik akan hak-hak akses sumberdaya alam (Skor 1-5)

  Data Primer Diolah, 2017

  Dalam hal modal politik, rumah tangga miskin memiliki modal yang sangat rendah, sebab dalam kehidupannya mereka berada dalam kelompok marginal, rendah diri, kurang berani mengemukakan pendapat, sehingga tidak memiliki kemampuan dalam mempengaruhi keputusan publik.

  Berdasarkan tabel 2.6. menyatakan bahwa kondisi modal politik rumah tangga yang ada di Dua Desa yaitu Desa Sesela dan Batulayar masih kurang aktif dalam mengemukakan pendapat di muka umum atau mempengaruhi keputusan publik, sehingga rata-rata skala yang dimiliki oleh rumah tangga yaitu skala 2 (kurang aktif) dengan persentase 20 %.

3. Strategi Kehidupan Yang Ditempuh Rumah Tangga Miskin Di Dua Desa Kabupaten Lombok Barat .

3.1. Strategi Peningkatan Pendapatan

  Strategi meningkatkan pendapatan merupakan upaya yang dilakukan oleh rumah tangga miskin itu sendiri dalam hal kombinasi pilihan kegiatan dan alokasi sumberdaya (modal) kehidupan yang ditempuh dengan cara bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun strategi kehidupan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin dapat dilihat pada tabel 3.1:

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Tabel 3.1. Strategi Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Dua Desa

  Kabupaten Lombok Barat 2017

  

Strategi Peningkatan Pendapatan

Desa Sesela Desa Batulayar No Klasifikasi No Klasifikasi Jumlah % Jumlah %

  1. Pedagang

  4

  40

  1. Pekerja

  4

  40

  2. Pekerja

  3

  30

  2. Petani

  2

  20

  3. Pegawai UPTD

  1

  10

  3. Peternak

  1

  10

  4. Tidak Menjawab

  2

  20

  4. Pedagang

  1

  10

  5. Kusir

  1

  10

  6. Guru

  1

  10 Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 3.1. dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin berupaya untuk bekerja sesuai dengan tingkat keterampilan yang dimiliki baik suami, istri dan anak (semua anggota keluarga) dengan sumberdaya (modal) kehidupan yang ada.Adapunstrategi yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin di Desa Sesela dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok seperti sebagai : Pedagang (pedagang kerupuk, pedagang kangkung, pedagang nasi) yaitu berkaitan erat dengan adanya modal fisik yang merujuk pada kepemilikan tanah dan bangunan yang dimiliki oleh rumah tangga miskin untuk bisa dimanfaatkan sebagai ladang usaha dengan persentase 40% atau sebanyak 4 orang. Sebgai pekerja (tukang listrik, tukang cuci, tukang kayu) yaitu berkaitan erat dengan adanya modal manusia yang merujuk pada keahlian dan kapasitas kerja yang dimiliki oleh rumah tangga miskin dengan persentase 30% atau sebanyak 3 orang. Sebagai pegawai UPTD yaitu berkaitan dengan modal manusia yang merujuk pada keahlian profesi dengan persentase 10% atau sebanyak 1 orang dan yang terakhir tidak menjawab atau tidak ada keterkaitan dengan pengadaan modal kehidupan yang dimiliki karena masih bergantung hidup kepada orang lain (anak dan saudara) dengan persentase 20% atau sebanyak 2 orang. Sedangkan di Desa Batulayar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok seperti sebagai : Pekerja (buruh tani/bangunan,tukang bangunan) yaitu berkaitan erat dengan adanya modal manusia yang merujuk pada keahlian dan kapasitas kerja yang dimiliki oleh rumah tangga miskin dengan persentase 40% atau sebanyak 4 orang lebih tinggi dari desa Sesela. Sebagai petani yaitu berkaitan erat dengan adanya modal fisik yang merujuk pada kepemilikan lahan pertanian yang dimiliki oleh rumah tangga miskin dengan persentase 20% sebanyak 2 orang..Sebagai peternak yaitu berkaitan dengan adanya modal finansial yang merujuk pada kepemilikan

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ternak sebagai investasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan pesentase 10 yaitu sebanyak 1 orang. Sebagai pedagang yaitu berkaitan erat dengan adanya modal fisik yang dimiliki oleh rumah tangga miskin yang merujuk pada kepemilikan tanah dan bangunan yang bisa dimanfaatkan sebagai usaha dengan persentase 10% sebanyak 1 orang. Sebagai kusir yaitu berkaitan dengan modal manusia yang merujuk pada keahlian profesi yang dimiliki oleh rumah tangga miskin untuk bisa mencari nafkah keluarga dengan persentase 10% sebanyak 1 orang. Dansebagai guru honorer yaitu berkaitan dengan modal manusia yang merujuk pada keahlian profesi dalam bentuk mengajar (berbagi ilmu pengetahuan) dengan persentase 10% sebanyak 1 orang.

3.2. Strategi Mengurangi Pengeluaran

  

Tabel 3.2.Strategi Mengurangi Pengeluaran Rumah Tangga Miskin di Dua Desa

  Kabupaten Lombok Barat 2017

  

Strategi Mengurangi Pengeluaran

No Klasifikasi Desa Sesela No Klasifikasi Desa Batulayar Jumlah % Jumlah %

  1. Menghemat

  7

  70

  1. Menghemat 9 90 pengeluaran sehari- pengeluaran hari sehari-hari

  2. Tidakada strategi

  3

  30

  2. Tidak ada 1 10 yang ditempuh strategi yang ditempuh

  Data Primer Diolah, 2017

  Berdasarkan tabel 3.2.dapat dilihat bahwa rumah tangga miskin di Desa Sesela sebagian besar mampu mengatasi straregi mengurangi pengeluaran dengan cara selalu menghemat biaya hidup sehari-hari dengan keluarganya dengan persentase 70 % dan sisanya 30 % tidak ada strategi yang ditempuh oleh rumah tangga miskin. Sedangkan rumah tangga miskin yang ada di desa Batulayar, starategi yang dilakukan untuk mengurangi pengeluaran lebih besar dari pada rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela yaitu sebesar 90% dan sisanya hanya 10% rumah tangga miskin tidak ada strategi yang dilakukan untuk mengurangi pengeluaran biaya hidup sehari-hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiaprumah tangga miskin yang ada di Dua desa yaitu Desa sesela dan Batulayar sebagian besar dapat mengatasi sedikitnya pengeluaran untuk biaya hidup sehari-hari yaitu dengan cara memanfaatkan modal fisik yang merujuk pada kepemilikan lahan pertanian dengan memanfaatan pekarangan atau lahan pertanian untuk menanam sayuran, dan memelihara ternak, dan lahan pertanian dikelola sendiri dengan baik dengan cara bercocok tanam bagi rumah tangga miskin yang memiliki lahan pertanian sehingga untuk biaya kebutuhan sehari-hari rumah tangga dapat di kurangi.

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

3.3. Mengurangi Kerentanan Atau Meningkatkan Ketahanan Terhadap Berbagai Tekanan Resiko Kehidupan.

Tabel 3.3. Mengurangi Kerentanan Atau Meningkatkan Ketahanan Terhadap

  Berbagai Tekanan Resiko Kehidupan Rumah Tangga Miskin di Dua Desa Kabupaten Lombok Barat 2017

  

Strategi Mengurangi Kerentanan Atau Meningkatkan Ketahanan Terhadap Berbagai

Resiko

No Klasifikasi Desa Sesela No Klasifikasi Desa Batulayar

Jumlah % Jumlah %

  1. Tidak ada strategi yg

  7

  70

  1. Tidak ada strategi

  8

  80 dilakukan yg dilakukan

  2. Dapat mengurangi

  3

  30

  2. Dapat mengurangi

  2

  20 kerentanan kerentanan

  Data Primer Diolah, 2017

  Berdasarkan tabel 4.4.3; dapat dilihat bahwa rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela yang bisa mengurangi kerentanan atau meningkatkan ketahanan terhadap berbagai resiko hanya sebagian kecil rumah tangga miskin yang mampu bertahan dalam menghadapai kerentanan dalam kehidupan yaitu sebanyak 30% dengan cara selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan sisanya 70% hanya bisa pasrah dengan kondisi kehidupan yang ada, begitu pula dengan rumah tangga miskin yang ada di Desa Batulayar hanya sebagian kecil rumah tangga miskin yang mampu bertahan dalam menghadapai kerentanan dalam kehidupan yaitu sebanyak 20% dengan cara mencari pekerjaan sampingan untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari dan sisanya 80% hanya bisa pasrah dengan kondisi kehidupan yang dihadapinya.Sehingga dapat di simpulkan bahwa di Dua Desa tersebut sebagian besar rumah tangga miskin tidak dapat mengatasi tekanan kehidupan yang di hadapi.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari pembahsan data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.

  Kapasitas modal atau aset kehidupan rumah tangga miskin yang ada di Dua Desa yaitu Desa Sesela dan batulayar memiliki perbedaan dan persamaan, yang dimana perbedaan antara kedua Desa tersebut yaitu di Desa Sesela kapasitas modal yang dimiliki seperti modal manusia, modal fisik, modal finansial, dan modal alam lebih rendah daripada Desa batulayar, kemudian dilihat dari persamaan rumah rangga miskin di Dua Desa tersebut yaitu memiliki persamaan dalam modal sosial dan politik.

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  Strategi kehidupan yang ditempuh rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela dan Batulayar dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan adalah dengan cara meningkatkan pendapatan yang dilakukakan dengan bekerja keras sesuai pekerjaan yang dimiliki, mengurangi pengeluaran dengan cara menghemat pengeluaran sehari-hari dengan memanfaatkan modal kehidupan yang ada, dan mengurangi kerentanan terhadap berbagai resiko dilakukan dengan cara memanfaatkan asset kehidupan yang ada guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

  Saran

  Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat sebaiknya lebih intensif dalam memperhatikan pembinaan dan penyuluhan bantuan sosial yang ada seperti bantuan JAMKESMAS, KIS, KIP, RASKIN dll. kepada rumah tangga miskin yang ada di Kabupaten Lombok Barat agar rumah tangga miskin bisa hidup sejahtera.

  2. Dengan adanya keterkaitan antara kapasitas modal kehidupan dengan strategi kehidupan yang dimiliki oleh rumah tangga miskin yang ada di Desa Sesela dan Batulayar maka dapat disarankan khususnya kepada pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk lebih intensif dalam memperhatikan sumber daya alam yang ada untuk bisa menciptakan peluang kerja bagi rumah tangga miskin yang ada di Dua Desa tersebut.

  

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Tingkat Kemiskinan di Indonesia. [internet].

  Berita Resmi Statistik No. 52/07/Th. XVII, 1 Juni 2017. 15.34 WITA [20 Juni 2017]. Dapat diakses pada:

  

  Carner G. 1984. Survival, Interdependence and Competition among the Philippine

  Rural Poor in People Centered Development

  . Connecticut: Kumarian Press. Dharmawan AH. 2007. Sistem Penghidupan dan Nafkah Pedesaan: Pandangan

  Sosiologi Nafkah (Livelihood Sociology) Mazhab Bogor dan Mazhab Barat. Sodality. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 01 (02); 169-192.

  Mangkuprawira S. 1993. Pendekatan Pengentasan Kemiskinan oleh Perguruan Tinggi. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

  Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

  Rangkuti, F., 2013. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan ketigabelas.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Tunggal, A.W., 1994. Manajemen Strategik. Suatu Pengantar. Harvarindo.

  Jakarta.

  • * Mahasiswa Program Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mataram 2.