PROSES BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSD
PROSES BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD
KANISIUS WIROBRAJAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSDDisusun oleh : Nama : Christina Tri Lestari NIM : 091134240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
PROSES BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSD
Disusun oleh : Nama : Christina Tri Lestari NIM : 091134240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini untuk : Allah Bapa,Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai hari-hariku baik dalam suka maupun duka. Keluargaku yang tercinta; Ibuku Theresia Punijah, Ayahku Yohanes Sarono dan teman dekatku Agustinus Filianto Kartika, serta kakek,nenek sahabat-sahabat yang selalu aku miliki Rike,Wulan, Mbak Aghata, Bu tiwi.Terima kasih atas cinta, doa, dukungan dan semangatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Tri Lestari, Christina, 2011. Proses Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika yang
Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
Skripsi. Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendiskripsikan proses belajar siswa dalam
pembelajaran pada topik”menjumlahkan berbagi jenis pecahan” menggunakan model
pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif, (2) Mendiskripsikan sejauh mana
proses tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran Paradigma Pedagogi
Reflektif.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan data tersebut diungkap proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika
di SD yang mengupayakan penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif. Subyek penelitian
adalah siswa kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan pada saat melakukan kegiatan belajar-
mengajar pada topik penjumlahan pecahan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV B
SD Kanisius Wirobrajan selama empat kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 04
April 2011 sampai dengan 19 April 2011. Pengumpulan data diperoleh dengan cara
merekam kegiatan pembelajaran menggunakan ‘handy-cam’. Data-data yang dihasilkan
dianalisis melalui proses analisis data yaitu (1) transkripsi, 2) penentuan topik-topik data,
(3) penentuan kategori data, dan (4) penarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) rangkaian proses belajar siswa
dalam pembelajaran matematika adalah: (a) pertemuan pertama: Dalam pertemuan
pertama ini siswa belajar penjumlahan pecahan dua suku dengan penyebut yang sama.
Pada saat mengerjakan LKS siswa dibentuk dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari
empat orang. Hal yang diinginkan peneliti di pertemuan pertama ini belum tercapai
secara maksimal karena refleksi yang sesuai dengan PPR belum terlaksana semua.
Kerjasama yang dilakukan siswa dalam kelompok sudah dapat terwujud. (b) pertemuan
kedua: Dalam pertemuan kedua ini siswa mempelajari penjumlahan pecahan dua suku
dengan berpenyebut berbeda. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari empat
orang. Dalam kelompok ini siswa sudah dapat bekerjasama dengan temannya. Pada saat
evaluasi banyak siswa yang nilainya masih di bawah KKM maka dilakukan remidi pada
pertemuan ketiga. Refleksi sudah dapat dilakukan sesuai dengan keinginan peneliti, siswa
sudah dapat merefleksikan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. (c) pertemuan
ketiga: Dalam pertemuan ke tiga siswa melakukan remidi penjumlahan pecahan yang
berpenyebut beda. Dalam mengerjakan LKS siswa dibentuk dalam kelompok yang terdiri
dari dua orang. Dengan dibentuknya kelompok yang terdiri dari dua orang siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh sangat memuaskan. (d)
pertemuan keempat: Dalam pertemuan keempat ini siswa melakukan ulangan harian
tentang penjumlahan pecahan yang telah dipelajari. Soal yang dikerjakan siswa sebanyak
20 soal rata-rata siswa menyelesaikan dalam waktu 45 menit. Hasil dari ulangan harian
cukup baik siswa mengalami peningkatan. (2) Prinsip-prinsip PPR yang sudah nampak
dalam proses pembelajaran adalah konteks dan pengalaman. Guru menyesuaikan nilai
kemanusiaan yang akan diperjuangkan dengan konteks siswa yaitu kerjasama dengan temannya dalam kerja kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Tri Lestari, Christina, 2011. Student Learning in Subject-Based Mathematics
Pedagogy Reflective Paradigm. Thesis. PGSD Studies Program, Faculty of Teacher Training and Science Education, Sanata Dharma University, YogyakartaThis study aims to: (1) describe the learning process of students in learning on the
topic of "aggregating different types of fractions" using a learning model using Reflective
Pedagogical Paradigm, (2) describe the extent to which the process according to the
characteristics of the learning model Reflective Pedagogical Paradigm.This research is a type of qualitative descriptive study. The data collected is
qualitative, relating to learning in the classroom. Based on these data revealed students'
learning process in learning mathematics in elementary school who sought the use of
Reflective Pedagogy Paradigm. Subjects were elementary school students in grade IV B
Kanisius Wirobrajan at the time of teaching and learning activities on the topic of the sum
of fractions. The research was conducted on a class IV B SD Kanisius Wirobrajan for
four sessions which began on April 4, 2011 until 19 April 2011. The collection of data
obtained by recording the activity of learning to use the 'handy-cam'. The resulting data
were analyzed through the process of data analysis: (1) transcription, 2) determining the
topics of data, (3) determining the categories of data, and (4) drawing conclusions.The results of this study show that: (1) a series of student learning in mathematics
learning are: (a) The first meeting: In this first meeting the students learn the sum of
fractions of two tribes with the same denominator. By the time students work on
worksheets formed in groups, each group consisted of four people. It is desirable
researchers in this first meeting has not achieved its full potential due to reflections that
correspond to PPR has not done all. Cooperation of the student in the group can already
be realized. (B) the second meeting: In this second meeting the students learn the sum of
fractions of two tribes with different berpenyebut. Students are divided into groups of
four people. In this group of students was able to cooperate with his friend. At the time of
evaluation of many students whose value is still below remidi KKM then performed at
the third meeting. Reflection can be performed in accordance with the wishes of
researchers, students are able to reflect the learning that is well done. (C) The third
meeting: the meeting to three students doing remidi summation berpenyebut different
denominations. In doing LKS students formed into groups of two people. With the
establishment of groups of two students more actively in the learning process and the
values obtained are very satisfactory. (D) The fourth meeting: In this fourth meeting of
the student conduct daily tests on the sum of fractions that have been studied. Problem is
undertaken by 20 students about the average student completed within 45 minutes. The
results of daily tests quite well students have increased. (2) The principles of PPR is
already visible in the learning process is the context and experience. Teachers adjust the
values of humanity will be fought with the context of cooperation with his students in group work. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis skripsi dengan judul “ Proses Belajar dalam Mata Pelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Tahun Ajaran 2010/2011” ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.
3. Bapak Dr. Susento, MS. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
4. Bapak Drs.Y. B. Adimassana, M. A. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis
5. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Prodi PGSD Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak Hr. Klidiatmoko selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan.
7. Bapak Thomas Heri Supriyono selaku guru kelas IVB SD Kanisius Wirobrajan yang sudah memberikan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dalam penelitian.
8. Siswa kelas IVB SD Kanisius Wirobrajan tahun ajaran 20010/2011 yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian.
9. Keluarga tercinta yang selalu mengasihiku dan memberikan dukungan dalam setiap langkahku.
10. Rekan satu tim penelitian yang selalu memberikan bantuan, kritik dan saran selama proses penelitian dan selama penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman PGSD SI sore angkatan 2009 yang sudah memberikan dukungan, persahabatan, dan kebahagiaan.
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis mengakui bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga penulisan Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca,
Yogyakarta, 20 Juli 2011 Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Hal.
HALAMAN JUDUL................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi ABSTRAK................................................................................................ vii ABSTRACT.............................................................................................. viii KATA PENGANTAR.............................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................. xi DAFTAR TABEL..................................................................................... xiv DAFTAR CUPLIKAN TRANSKIP........................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................................
1 B. Pembatasan Masalah.......................................................................
4 C. Perumusan Masalah ...........................................................................
4 D. Batasan Pengertian ...........................................................................
4 E. Tujuan Penelitian .................................................................................
5 F. Manfaat Penelitian...............................................................................
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Belajar ..................................................................
7 B. Tahap Belajar ……….............................................................
8 C. Paradigma Pedagogi Reflektif......................................................
13 D. Keterkaitan Model Pembelajaran PPR dalam Soal yang Berkaitan
15 dengan Pecahan....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian..................................................................................
17 B. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................
17 C. Subyek Penelitian ............................................................................
18 D. Obyek Penelitian...............................................................................
18 E. Prosedur Penelitian.........................................................................
18 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian........................................................................
20 B. Analisis Data 26 1. Transkripsi Data.............................................................................
26 2. Topik Data.....................................................................................
27 3. Kategori Data.................................................................................
29 BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I ..………………………….
31 B. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II...…………………………
38 C. Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III....……………………….
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kesesuaian Rangkaian Kegiatan Subjek dengan Prinsip-prinsip PPR
49 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Tahapan Proses belajar......................................................................
50 B. Kegiatan Pendahuluan........................................................................
51 C. Kegiatan Guru Memfasilitasi Peserta Didik Untuk Memperoleh Pengalaman yang Bermakna ..........................................................
51 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................
53 B. Saran ................................................................................................
57 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
58 LAMPIRAN .............................................................................................
DAFTAR TABEL Hal.
Tabel 4.1 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I27 Tabel 4.2 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II
28 Tabel 4.3 Topik Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III
28 Tabel 4.4 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan I
29 Tabel 4.6 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan II
30 Tabel 4.7 Kategori Data Rangkaian Kegiatan Subjek Pertemuan III
30 Tabel 5.1 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan I
31 Tabel 5.2 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan II
38 Tabel 5.3 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan III
44 Tabel 5.4 Garis Besar Rangkaian Kegiatan Subjek pada Pertemuan IV
48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR CUPLIKAN TRANSKIPSI
Hal.40 Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
46 Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan III ..................................................
45 Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan III ..................................................
45 Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan III ..................................................
45 Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan III ..................................................
43 Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan III ..................................................
42 Cuplikan 7 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
42 Cuplikan 6 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
41 Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
40 Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
39 Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
37 Cuplikan 1 dari Transkip Pertemuan II ..................................................
37 Cuplikan 8 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
36 Cuplikan 7 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
35 Cuplikan 6 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
35 Cuplikan 5 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
34 Cuplikan 4 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
33 Cuplikan 3 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
32 Cuplikan 2 dari Transkip Pertemuan I ..................................................
46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Hal.
Lampiran 1 Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..............................
59 Lembar Evaluasi Belajar ..............................
63 Lembar Kerja Siswa ..............................
75 Soal Ulangan ..............................
84 Lembar refleksi siswa
88 Lampiran 2 Transkripsi Data Transkripsi Data Pertemuan I
89 .............................. Transkripsi Data Pertemuan II
91 .............................. Transkripsi Data Pertemuan III .............................. 95 Lampiran 3 Surat bukti telah melakukan penelitian dari sekolah
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan manusia. Ilmu matematika
sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik. Mengingat peranan matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun mendatang, tentunya banyak sarjana matematika yang sangat dibutuhkan yang sangat terampil, andal, kompeten, dan berwawasan luas, baik di dalam disiplin ilmunya sendiri maupun dalam disiplin ilmu lainnya yang saling menunjang.
Maka peneliti akan menerapkan pembelajaran Matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) khususnya kelas IVdi SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.
Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, dalam pengukuran dan sebagainya. Dalam perdagangan sangat berkaitan erat dengan matematika karena dalam perdagangan pasti akan ada perhitungan, perhitungan tersebut bagian dari matematika. Secara tidak sadar ternyata semua orang menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan pembelajaran matematika di SD hanya diukur dari pencapaian nilai di atas rata-rata dan penguasaan materi. Tanpa disadari ternyata ada hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih dasariah dari sekedar penguasaan materi, yaitu pembentukan karakter siswa yang dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran matematika.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Hal ini dapat menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu membentuk karakter siswa melalui kegiatan pembelajaran matematika. Untuk membentuk karakter siswa dibutuhkan suatu ketrampilan untuk memahami dan menemukan suatu penyelesaian yang sedang siswa hadapi. Siswa perlu dilatih untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menemukan proses belajar yang baik guna meningkatkan pemahaman siswa. Dalam proses inilah siswa akan diajak untuk memperbaiki proses belajar dengan cara pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran matematika. Proses belajar ini memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi sehingga terjadi pembentukan karakter siswa melalui proses pembelajaran matematika.
Pembentukan karakter siswa melalui proses belajar dalam mata pelajaran matematika belum dapat terealisasikan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya kerjasama antar siswa pada waktu melakukan kerja kelompok, tidak jujur dalam mengerjakan ulangan, dan saling mengejek teman yang belum bias mengerjakan soal. Hal tersebut disebabkan karena guru hanya terpaku dengan pemerolehan nilai yang di atas KKM tanpa memperhatikan pembentukan karakter siswa yang perlu dicapai dalam proses pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memikirkan tentang solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran matematika harus dekat dengan anak dan kehidupan nyata sehari-hari. Perlu kiranya seorang guru yang mengajar matematika melakukan upaya yang dapat membuat proses belajar mengajar bermakna dan menyenangkan. Salah satunya dengan cara pembelajaran matematika berbasis PPR. Pembelajaran ini mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat melakukan refleksi dan aksi serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan penerapan berbasis PPR tersebut, siswa tidak harus dibawa ke dunia nyata, tetapi berhubungan dengan masalah situasi nyata yang ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya sehingga dapat merefleksikannya.
Hasil refleksi tersebut akan dipraktekkan dalam bentuk aksi yang kemudian akan mengubah perilaku siswa secara bertahap dalam proses belajar.
Sehingga proses belajar siswa akan membentuk karakater siswa yang berkompeten. Dari uraian tersebut peneliti perlu meneliti proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran terkait dengan “KD” menjumlahkan dan mengurangkan berbagai jenis pecahan dan menggunakan model pembelajaran berbasis PPR. Pembelajaran ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi peneliti membatasi materi dan proses pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Pada materi kelas
IV dari beberapa macam kompetensi dasar. Di sini peneliti mengambil satu kompetensi dasar yaitu 6.1 menjumlahkan dan mengurangkan berbagai jenis pecahan. Selain itu peneliti mengambil model pembelajaran berbasis (Paradigma Pedagogi Reflektif) PPR dengan dibatasi pada lima langkah pembelajaran dalam PPR yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.
C. Perumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah dan beberapa pembatasan, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana proses belajar dalam model pembelajaran PPR pada 1. topik”menjumlahkan berbagai jenis pecahan” pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan kelas IV Tahun Pelajaran 2010/2011? Sejauh mana proses belajar tersebut sesuai dengan karakteristik model 2. pembelajaran PPR?
Batasan Pengertian D.
Agar tidak mengalami penafsiran yang berbeda maka peneliti menulis batasan pengertian sebagai berikut:
1. Proses Belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Model pembelajaran PPR adalah suatu model pembelajaran dengan tujuan mengintegrasikan model pembelajaran denagan adanya kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran yang meliputi lima langkah yaitu: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi.
3. Konteks adalah kesiapan murid untuk belajar, Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu proses pembelajaran dan perkembangannya.
4. Pengalaman berarti kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang.
5. Refleksi adalah suatu kegiatan meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi , spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh.
6. Aksi adalah perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan.
7. Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru.
a
, a dan b
8. Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
b adalah bilangan bulat dan b tidak samadengan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan Penalitian E.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: Sesuai dengan rumusannya, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendiskripsikan proses belajar siswa dalam pembelajaran pada topik”menjumlahkan berbagi jenis pecahan” menggunakan model pembelajaran PPR di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV semester genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Mendiskripsikan sejauh mana proses tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran PPR.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan proses belajar siswa dalam menjumlahkan berbagai jenis pecahan.
2. Bagi guru
Bagi rekan-rekan guru merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan kelas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bagi sekolah
Laporan penelitian dapat menambah satu bacaan yang ada dalam perpustakaan program studi, yang dapat dimanfaatkan untuk teman-teman mahasiswa.
4. Bagi siswa
Siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi ini, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa dalam menentukan kalimat utama meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Proses Belajar Sebelum peneliti menguraikan tentang pengertian proses belajar terlebih
dahulu diuraikan tentang arti proses. Proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu (Balai Pustaka, 2002). Proses adalah jalannya suatu peristiwa atau langkah dari awal sampai akhir (Badudu dan Muhammad Zain,1996). Dari batasan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses adalah suatu perubahan yang langsung dari awal hingga akhir secara terus menerus yang saling berkaitan atau berhubungan dalam suatu ikatan untuk mencapai suatu tujuan.
Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Memang kalau kita bertanya kepada seseorang tentang apakah belajar itu, akan memperoleh jawaban yang bermacam-macam.
Dengan kenyataan tersebut terdapatlah banyak definisi belajar. Menurut ( Hilgard 1948,Kingsley and Gerry,1957:12) belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Jadi definisi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa (Muhibin.2002:109).
Maka yang dimaksud dengan proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa (Syah, Muhibin. Psikologi Belajar.2002:109). Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakan dalam kurikulum, sehingga sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
Adapun tujuan proses belajar khususnya pelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berpikir dan menalar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan matematika.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, penemuan dengan mengembangkan pemikiran, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika menurut Suyitno (2004:2) merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.
Dalam bahasa latin, kata matematika berasal dari kata manthanein atau
mathema yang artinya belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan dalam bahasa
Belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2003). Matematika merupakan suatu kegiatan yang menekankan pada eksplorasi matematika, model berfikir yang matematik, dan pemberian tantangan atau masalah yang berkaitan dengan matematika siswa harus berfikir secara rasional dan sistematik.
a
Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk , a dan b adalah
b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
1. Proses Belajar Dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu: persiapan / perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian / evaluasi.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid (Syaiful Djamarah,1994:79). Perencanaan pengajaran dalam proses pembelajaran merupakan suatu hal yang dapat membantu para pengelola pendidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tahap persiapan atau prencanaan ini seorang guru harus mempunyai persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajarn yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien dan dapat diberikan sesuai dengan waktu yang tersedia.
Perencanaan proses belajar berwujud dalam bentuk satuan pelajaran yang berisi rumusan tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar siswa, metode, dan alat bantu mengajar serta penilaian (Sriyono, 1992:13).
Agar proses belajar yang dilakukan antara guru dan murid dapat berjalan secara efektif dan efisien maka guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Tujuan pengajaran 2) Ruang lingkup dan urutan bahan yang diberikan.
3) Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki. 4) Jumlah peserta didik yang akan mengikuti pelajaran. 5) Waktu jam pelajaran yang tersedia. 6) Sumber bahan pengajaran yang biasa digunakan. (Djamarah,1994:80).
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan yang kedua dilaksanakan oleh guru dalam proses belajar. Dalam melaksanakan pengajaran hendaknya guru berpedoman pada persiapan yang dibuat dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Pelaksanan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa serta bahan pelajaran sebagai perantara. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran ini peranan guru merupakan pengendali. Di samping itu guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Tahap Penilaian
Penilaian hasil belajar harus dilakukan oleh setiap guru sebagai bagian dari tugasnya. Secara umum penilaian hasil belajar merupakan evaluasi hasil belajar dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam program pendidikan yang telah dilaksanakan. Dengan demikian keberhasilan siswa dapat diketahui dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil yang telah dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Nana Sudjana,1997: 3).
Menurut Arno
F. Wittig dalam bukunya Psikolgi Belajar (Muhibin.2002:109-110) dalam proses belajar siswa terdiri tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Perolehan/penerima informasi (acquisition) Seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru.
2. Tahap mendapatkan informasi ( storage) Pada tahap ini siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang diperoleh ketika menjalani proses penerimaan informasi.
3. Tahap mendapatkan kembali informasi (retrieval) Dalam tahap ini, seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya pada saat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Tahap retrieval merupakan upaya dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali hal yang tersimpan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang sedang dihadapi (Muhibin,2002:109- 110).
B. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR adalah singkatan dari Paradigma Pedagogi Reflektif. PPR merupakan nama lain dari PPI (Paradigma Pedagogi Ignatian). PPI mula-mula digunakan untuk memantapkan dan memperbaharui sistem pendidikan yang dikelola oleh Serikat Jesus tetap kemudian diubah menjadi PPR tanpa mengurangi ciri khas, inti, dan tujuan pendidikan yang menjadi asas dari PPI (TIM PPR 2010).
PPR adalah sebuah pola pikir yang berusaha menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Dalam hal ini, pengalaman pribadi siswa menjadi dasar dalam pembelajaran. Berangkat dari pengalaman siswa, guru memberi rangsangan berupa pertanyaan kepada siswa agar siswa mampu merefleksikan pengalaman yang dimilikinya.
Setelah merefleksikan, siswa difasilitasi dengan aksi siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai kemanusiaan yang ditemukan secara pribadi maupun kelompok/bersama (TIM PPR 2010).
Ciri-ciri PPR adalah menggunakan dinamika lima langkah untuk mencapai tujuan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, evaluasi, disamping itu PPR memuat pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang dirinci dalam Competence (akademik dan keterampilan), Conscience (hati nurani), Compassion (kepedulian sosial).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Dinamika Lima Langkah Pembelajaran Berbasis PPR:
1. Konteks
Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai kesiapan murid untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu proses pembelajaran dan perkembangannya. Dalam hal ini cura personalis menjadi sangat penting guna lebih mengenal siswa lebih dekat. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu :
a) Kehidupan siswa, meliputi keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.
b) Keadaan sosio-ekonomis dan politik yang menjadi lingkup kehidupan siswa.
c) Suasana sekolah, yang meliputi norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menhghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.
d) Pengertian, keyakinan,sikap, dan nilai yang dibawa seorang sisiwa. Guru berusaha membantusiswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.
2. Pengalaman
Menurut Ignatius, pengalaman berarti kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PPR berharap agar peserta didik sungguh-sungguh mengalami proses belajar, yang melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh(indera), dan kehendak.
Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman tidak langsung misalnya kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya.
3. Refleksi
Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi , spontan maupun yang direncanakan dari berbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.
Tujuan refleksi dalam PPR adalah membentuk hati yang peka dan peduli, internalisasi nilai-nilai, membangun hasrat, dan sikap. Dengan itu semua kita berharap peserta didik terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.
4. Aksi
Aksi dalam PPR berarti perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini anak mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan meengenbangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan siswa secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial.
Untuk itu guru dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap siswa.
b. Pengembangan Nilai-nilai Kemanusiaan dalam PPR