PENGARUH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN KAPASITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

  PENGARUH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN KAPASITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH (Studi pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah periode 2008 – 2011) SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1

  Oleh: MAYA DIAN INDAH SARI 1002030136 PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2016 ii HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN KAPASITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH (Studi pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 2008 – 2011) Oleh: MAYA DIAN INDAH SARI 1002030136

  Diperiksa dan disetujui Oleh :

  Pembimbing I Hadi Pramono, SE., M.Si.,SK.,CA NIP. 197511232005011001 iii HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN KAPASITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH (Studi pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah periode 2008-2011) Oleh : MAYA DIAN INDAH SARI 1002030136

  Telah dipertahankan didepan panitia ujian skripsi Pada Hari Rabu, Tanggal 24 Februari 2016

SUSUNAN PANITIA

  Ketua, Dekan, Akhmad Darmawan, SE, M.Si NIK. 2160148

  Sekretaris Kaprodi Akuntansi S1, Hadi Pramono, SE.,M.Si.,AK..,CA NIP. 197511232005011001

  Penguji I Hadi Pramono, SE.,M.Si., AK., CA NIP. 197511232005011001 Penguji II

  Iwan Fakhruddin, SE, M.Si NIK. 2160186 Penguji III Edi Joko Setyadi, SE., M.Si., AK., CA

  NIP. 197405052005011002 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto

  Akhmad Darmawan, SE, M.Si NIK. 2160148

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : MAYA DIAN INDAH SARI NIM : 1002030136 Program Studi : Akuntansi S1 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas : Universitas Muhammadiyah Purwokerto Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain.

  Demikian Pernyataan ini saya nyatakan secara jujur, dan apabila kelak di kemudian hari terbukti ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesai dengan ketentuan yang berlaku.

  Purwokerto, 24 Februari 2016 Yang Menyatakan MAYA DIAN INDAH SARI NIM. 1002030136

  

iv

  MOTTO

  Barang siapa memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah SWT akan memudahkan kepadanya di dunia dan di akherat.

  (HR. Ibnu. Majjah dari Ali Hurairah)

  v

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  

1. Ayah dan ibu kandungku tercinta yang telah merawatku, membesarkanku dengan

cinta dan kasih sayang, pengorbanan, dukungan, motifasi dan do’anya untuk keberhasilanku.

  2. Bapak dan ibu mertua yang memberikan semangat dan do’anya.

  

3. Suamiku yang telah menjadi imam yang baik, setia, memberikan kebersama an, do’a

dan kasih sayangnya untuk keluarga kecil kami.

  

4. Anak-anakku tersayang yang menjadi semangatku, penerangku, penyejuk jiwaku,

harapanku serta kebahagiaanku. Karena kau selalu ada disetiap do’a dan langkah kakiku.

  

5. Adik kandungku atas kebersamaannya. Karena kau, aku bisa menjadi seorang kakak

yang lebih dewasa dan tahu bagaimana rasana mengalah.

  6. Adik Iparku yang selalu kompak.

  7. Keponakanku semoga kelak menjadi anak Soleh.

  8. Teman-teman seperjuangan Akuntansi S-1 Paralel 2010 yang selalu kompak.

  9. Almamaterku.

  Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dan tidak mungkin penulis sebutkan seluruhnya.

  Purwokerto, 24 Februari 2016 Penulis

vi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  “PENGARUH EFISIENSI, EFEKTIVITAS, KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN KAPASITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH (Studi pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah periode 2008- 2011)”.

  Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada program Studi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

  Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  

1. Bapak Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

  

2. Bapak Akhmad Darmawan, SE, M.Si ; selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.

  

3. Bapak Hadi Pramono, SE.,M.Si.,AK..,CA ; selaku Ketua Program Studi Akuntansi

S1 dan selaku Dosen Pembimbing skipsi yang telah memberikan bimbingan dan arahannya.

  4. Bapak Iwan Fakhruddin, SE, M.Si ; selaku Dosen Penguji ujian skripsi.

  5. Bapak Edi Joko Setyadi, SE., M.Si.,AK.,CA ; selaku Dosen Penguji ujian skripsi.

  

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

vii

  

viii

  

7. Segenap Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Purwokerto yang telah banyak membantu selama studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

  

8. Ayah, Ibu, Mertua, Suami, Anaku, Adik, Keponakan dan beserta seluruh keluarga

besar yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, dorongan dan motivasi.

  9. Teman-teman seperjuangan Akuntansi S-1 Paralel 2010 yang selalu kompak.

  10. Almamaterku

  11. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memberikan ilmu pengetahuan yang berguna dalam penyusunan skripsi.

  Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimililki , maka apa yang disampaikan dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis dan berarti untuk

kesempurnaan di masa yang akan datang.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

  Purwokerto, 24 Februari 2016 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv RINGKASAN ............................................................................................ xv SUMMARY ................................................................................................ xvi

  I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  1 B. Perumusan Masalah .....................................................................

  10 C. Pembatasan Masalah ....................................................................

  11 D. Tujuan Penelitian .........................................................................

  11 E. Manfaat Penelitian .......................................................................

  11 II. TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN A. Telaah Pustaka .............................................................................

  13 1. Otonomi Daerah .....................................................................

  13 2. Keuangan Daerah ...................................................................

  16 3. Efisiensi Keuangan Daerah ....................................................

  24 4. Efektivitas Keuangan Daerah ................................................

  24 5. Kemandirian Keuangan Daerah ............................................

  25 6. Kapasitas Pelayanan Pemerintah Daerah ..............................

  28 7. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ...........................................................

  30

  

ix

  B. Kerangka Pemikiran ........................................................................

  32 1. Perumusan Model Penelitian ................................................

  32 III. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA A. Metode Penelitian ........................................................................

  38 1. Jenis Penelitian .....................................................................

  38 2. Objek Penelitian ....................................................................

  38 3. Populasi dan Sampel .............................................................

  38 4. Jenis dan Sumber Data ..........................................................

  38 5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................

  39 B. Teknis Analisis Data .....................................................................

  42 1. Metode Analisis Deskriptif ...................................................

  42 2. Uji Asumsi Klasik .................................................................

  42 3. Analisis Regresi Linier Berganda ..........................................

  45 4. Pengujian Hipotesis ...............................................................

  45 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...............................................................................

  51 1. Populasi dan Sample ..............................................................

  51 2. Deskripsi Variabel Penelitian ...............................................

  52 B. Analisis Data .................................................................................

  56 1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................

  56 2. Uji Kelayakan Model Regresi ................................................

  58 C. Pembahasan...................................................................................

  62 1. Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah ..............

  62 2. Efektivitas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah ..........

  64 3. Kemandirian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah .......

  66 4. Kapasitas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............

  68

  

x

  

xi

  V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ..................................................................................

  71 B. Saran .............................................................................................

  72 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................

  72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  74 LAMPIRAN ................................................................................................

  77

  

xii

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Sensus Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah .....................

  52 Tabel 2. Deskripsi Variabel Penelitian .....................................................

  53 Tabel 3. Uji normalitas data. ....................................................................

  56 Tabel 4. Nilai kolom VIF untuk pengujian multikolinearitas ..................

  57 Tabel 5. Uji heteroskedastisitas ................................................................

  57 Tabel 6. Hasil penghitungan regresi linier berganda pengaruh Efisiensi, Efektivitas, Kemandirian dan Kapasitas terhadap Pertumbuhan ekonomi daerah...........................................................................

  58

  

xiii

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiarn .............................................................

  36

  xiv DAFTAR LAMPIRAN

  5. Kapasitas Pelayanan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ..................................................................

  97 11. Nilai F tabel .......................................................................................

  10. Analisis Regresi Pengaruh Efisiensi, Efektifitas, Kemandirian dan Kapasitas terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah ..........................

  96

  95 9. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................

  94 8. Uji Multikolinearitas .........................................................................

  92 7. Uji Normalitas Data ..........................................................................

  89 6. Input Data Analisis ............................................................................

  86

  Lampiran Halaman

  4. Kemandirian Keuangan Daerah Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ...............................................................................

  83

  3. Efektifitas Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ...........................................................................................................

  80

  2. Efisiensi Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ...........................................................................................................

  77

  1. Pertumbuhan Ekonomi Kota/Kabupaten se-Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ..........................................................................................

  98 12. Nilai t tabel ........................................................................................ 99 .

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efisiensi, efektivitas, kemandirian keuangan daerah dan kapasitas pelayanan pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah periode 2008-2011.

  Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah se-propinsi Jawa Tengah yang berjumlah 35 kabupaten dan kota. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus dimana keseluruhan jumlah populasi diambil sebagai data penelitian yaitu laporan realisasi APBD pemerintah daerah se- Provinsi Jawa Tengah selama 4 tahun berturut-turut yaitu tahun 2008-2011.

  Analisis menggunakan regresi linier berganda.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efisiensi, efektivitas, kemandirian keuangan daerah dan kapasitas pelayanan pemerintah daerah berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung sebesar 11,4346 dan F tabel sebesar 2,4387. Sehingga F hitung > F tabel. Secara parsial, diketahui bahwa variabel efisiensi tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dengan nilai t hitung < t tabel atau 0,3352 < 1,9777, untuk variabel efektivitas berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan t hitung > t tabel atau 2,4884 > 1,9777, untuk variabel kemandirian keuangan daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dengan t hitung > t tabel atau 4,5884 > 1,9777, dan kapasitas pelayanan pemerintah daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dengan t hitung > t tabel atau 2,0683 > 1,9777.

  

Kata kunci : efisiensi, efektivitas, kemandirian keuangan daerah, kapasitas

pelayanan pemerintah daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah

xv

  

ABSTRACT

  This research was aimed at knowing the effect of efficiency, effectiveness, local financial independence and service capacity of local government towards local economic development at Regencies and Cities in Central Java province in 2008-2011.

  The population of this research was local government in central java consisting of 35 regencies and cities. The sampling technique used was survey in which all the samples were taken as the research data that was in a form of APBD realization report (local fund of income and expense) of local government in Central Java in the consecutive 4 years from 2008-2011. The technique of data analysis was multiple linier regression.

  The result of the research showed that efficiency, effectiveness, local financial independence and service capacity of local government simultaneously affected local economic development. It was known by F obtained 11.4346 and F table 2.4387. Therefore F obtained > F table. Partially, it was known that efficiency did not have effect towards local financial development by t obtained < t table or 0.3352 < 1.9777, the effectiveness affected the local financial government by t obtained > t table or 2.4884 > 1.9777, the local finance independence had effect towards local financial development by t obtained > t table or 4.5884 > 1.9777, and service capacity of local government affected the local financial development by t obtained > t table or 2.0683 > 1.9777. Keywords : efficiency, effectiveness, local financial independence, service capacity of local government and local economic development.

  xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi daerah adalah salah satu indikator untuk

  mengevaluasi perkembangan/kemajuan pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu (Nuni Wulandari, 2009). Era otonomi daerah yang dimulai pada tahun 2001 memberikan wewenang pemerintah daerah yang semakin luas dalam mengatur pemerintahannya termasuk dalam hal keuangan daerah. Diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 yang diperbarui dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Dan UU No. 25 tahun 1999 yang diperbarui UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengoptimalkan kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan pembangunan yang ada di daerah.

  Keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari kemampuan dalam bidang keuangan yang merupakan salah satu indikator penting dalam menghadapi otonomi daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan, serta meningkatkan kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan diberlakukaanya UU No.22 tahun 1999 yang diperbarui UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, maka diharapkan pemerintah daerah dapat

  

1 meningkatkan pendapatan asli daerahnya (PAD), sehingga secara otomatis akan meningkatkan kemandirian daerah tersebut dari bantuan atau sumbangan dari pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah dapat mengoptimalkan pendapatan dan potensi yang ada untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dengan di berlakunya UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah (otonomi daerah), maka daerah di tuntut untuk mampu mengembangkan perekonomian daerahnya masing- masing dimana hal tersebut sesuai dengan tujuan utama penyelenggaraan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah (Mardiasmo, 2002).

  Saat ini kemampuan beberapa pemerintah daerah masih sangat tergantung pada penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, bersamaan dengan semakin sulitnya keuangan negara dan pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri, maka setiap daerah dituntut harus dapat membiayai sendiri melalui sumber-sumber keuangan yang dikuasainya. Peranan pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah.

  Untuk meningkatkan kemandirian keuangan daerah, pemerintah daerah harus berupaya terus menerus menggali dan meningkatkan sumber sumber keuangan sendiri. Untuk mendukung upaya peningkatan PAD perlu diadakan pengukuran atau penilaian sumber-sumber PAD agar dapat dipungut secara berkesinambungan tanpa memperburuk alokasi faktor-faktor produksi. Meningkatnya PAD memberi indikasi yang baik bagi kemampuan keuangan daerah dalam mengatur rumah tangganya terutama dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat, serta peningkatan pembangunan. Peningkatan cakupan PAD dapat pula dilakukan dengan meningkatkan jumlah obyek dan subyek pajak dan atau retribusi daerah.

  Menurut Halim (2004) ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerahnya.

  Artinya daerah otonomi harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, sedangkan ketergantungan pada bantuan pemerintah pusat harus seminimal mungkin, sehingga PAD harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan pembagian keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar sistem pemerintahan negara.

  Keuangan daerah berperan penting dalam otonomi daerah karena keuangan daerah menggambarkan cerminan kemampuan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dalam bidang keuangan daerah, pemerintah daerah memiliki kebijakan sendiri dalam mengelola keuangannya dalam rangka memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelayanan kepada publik.

  Anggaran daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas, efisiensi dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran sebagai instrumen kebijakan dan menduduki posisi sentral harus memuat kinerja, baik untuk penilaian secara internal maupun keterkaitan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

  Menurut Halim (2007) menyatakan bahwa perencanaan pembangunan daerah diawali dengan menyusun Rencana Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Perencanaan anggaran daerah tersebut merupakan salah satu instrumen kebijakan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

  Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 tercatat sejumlah Rp 5.700.000.000.000 atau sebesar 106,74% dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut telah melampaui target yang ditetapkan dalam APBN-P 2009 sebesar Rp 5.200.000.000.000. Berdasarkan komponennya, realisasi PAD tercatat sebesar Rp 4.000.000.000.000 atau 109,48% dari target yang terdiri dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 3.230.000.000.000 (Realisasi 110,10%), retribusi daerah Rp 130.000.000.000 (101,32%). Realisasi dana perimbangan tahun 2009 sebesar Rp 1.690.000.000.000 atau 100,58%.

  Realisasi pendapatan tahun 2009 jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun persentasenya. Realisasi pendapatan tahun 2008 tercatat sebesar Rp 5.260.000.000.000 atau 102,65% dari target APBD-P 2008. Peningkatan angka realisasi pendapatan terbesar pada komponen pajak daerah yang meningkat sebesar Rp 200.000.000.000 dibandingkan tahun 2008. Hal ini menyiratkan bahwa usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak relatif baik, karena sampai saat ini pajak daerah masih menjadi faktor dominan dalam menunjang penerimaan daerah. Pangsa penerimaan pendapatan dari pajak daerah mencapai 56% dari keseluruhan total pendapatan.

  Sementara itu, retribusi tahun 2009 jumlahnya tercatat lebih kecil dibanding tahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti persiapan penerapan kebijakan kelebihan muatan nol persen bagi kendaraan angkutan barang serta penyerahan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kepada pemerintah Kabupaten dan Kota yang sangat mempengaruhi penerimaan retribusi daerah. Komponen pendapatan daerah lainnya seperti hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan PAD lain- lain sampai saat ini masih tergolong relatif kecil kontribusinya. Sumber pendapatan lain yang signifikan nilainya adalah dana perimbangan. Realisasi penyaluran dana bagi hasil pajak, DAU dan DAK dari pemerintah pusat pada tahun 2009 sebesar 100%.

  Belanja daerah merupakan salah satu instrumen fiskal daerah yang paling signifikan di samping pajak dan retribusi daerah. Besarnya belanja daerah ini mencerminkan peranan pemerintah daerah terhadap perekonomian daerah. Sebagai instrumen fiskal, besarnya belanja daerah ini juga dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah. Realisasi belanja daerah yang besar merupakan indikasi peran fiskal daerah yang ekspansif, yang diharapkan dapat berpengaruh positif dalam peningkatan output daerah, selain investasi daerah dan ekspor daerah.

  Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 tercatat sebesar 91,37% atau Rp 5.200.000.000.000. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, realisasi penyerapan belanja pemerintah provinsi kali ini juga belum dapat maksimal hingga mendekati 100%. Tingkat persentase realisasi belanja tahun 2009 relatif hampir sama dengan tahun 2008 yaitu sebesar 91%. Bila dibandingkan dengan realisasi belanja pada triwulan-triwulan sebelumnya, maka realisasi pada triwulan IV ini merupakan realisasi yang terbesar selama tahun 2009. Besarnya realisasi belanja khusus pada triwulan ini sebesar 41,9%. Fenomena penumpukan realisasi belanja anggaran pemerintah pada triwulan terakhir telah menjadi fenomena yang selalu berulang tiap tahunnya dan terjadi pada hampir seluruh pemerintah daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu komitmen dari pemerintah untuk senantiasa membuat perencanaan kegiatan yang matang serta terjadwal dengan baik sehingga tidak terjadi keterlambatan realisasi anggaran.

  Efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah pada APBD merupakan salah satu indikator yang menunjukan keberhasilan otonomi daerah. Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara output dan input atau realisasi pengeluaran dengan realisasi penerimaan daerah. Selain itu, otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik (Hesel Nogi, 2005).

  Efektifitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin besar realisasi penerimaan PAD dibanding target penerimaan PAD, maka dapat dikatakan semakin efektif, begitu pula sebaliknya.

  Salah satu indikator kualitas pelayanan publik adalah dengan menggunakan tingkat kapasitas pelayanan pemerintah daerah yang dipro aksikan oleh total belanja daerah (Nur Indah Susanti, 2010). Semakin tinggi belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang digunakan dalam memberikan pelayanan kepada publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dengan adanya kapasitas pelayanan pemerintah daerah yang baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

  Pengembangan kapasitas pemerintah daerah mengisyaratkan suatu prakarsa pada pengembangan kemampuan yang sudah ada. Selain itu dapat diartikan sebagai proses kreatif membangun kapasitas yang belum nampak. Pengembangan kapasitas merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengembangkan suatu ragam strategi meningkatkan efisiensi (dalam hal waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai suatu outcome), efektivitas (kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang diinginkan), dan responsivitas kinerja pemerintah (bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tersebut). Menurut Morrison (2001:42) dalam Soeprapto (2003) melihat capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada.

  Dengan adanya pengelolaan daerah yang dilakukan secara ekonomis, efisien dan efektif atau memenuhi value for money serta partisipasi, transparasi, akuntabilitas dan keadilan akan mendorong pertumbuhan ekonomi (Hamzah, 2007). Untuk pengelolaan daerah tidak hanya dibutuhkan sumber daya manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran pemerintah daerah. Selain itu, kapasitas pelayanan pemerintah daerah yang dipro aksikan oleh total belanja daerah di provinsi Jawa Tengah diharapkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

  Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Jika sarana dan prasarana memadai maka masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari

  • –harinya secara aman dan nyaman yang akan berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk membuka usaha di daerah tersebut. Dengan bertambahnya
belanja modal maka akan berdampak pada periode yang akan datang yaitu produktivitas masyarakat meningkat dan bertambahnya investor akan meningkatkan pendapatan asli daerah (Abimanyu, 2005).

  Pertumbuhan PAD seharusnya sensitif terhadap kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Analisis elastisitas PAD terhadap PDRB yang dilakukan oleh Bappenas (2003) pada pemerintah Provinsi menunjukkan ada 12 provinsi (41,37 %) yang mempunyai nilai elastisitas > 1, yang berarti bahwa setiap terjadi perubahan PAD akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap perubahan PDRB (Hasnaria, 2008 : 2). Semakin tinggi PAD, maka semakin mandiri suatu daerah dalam mengelola keuangannya.

  Pertumbuhan ekonomi penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Data dari BPS (2012), rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2006-2010 adalah 5,80%, Jawa Tengah 5,50%, Jawa Timur 5,95%, Banten 8,95%. Dalam kurun waktu tahun 2006 sampai 2010, pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah meningkat, tetapi dibandingkan dengan provinsi-provinsi di pulau Jawa lainnya, pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah tergolong rendah. Kondisi laju pertumbuhan ini merupakan masalah yang menarik untuk dikaji mengingat sumber daya alam, prasarana penunjang relatif sama dibanding provinsi lain, bahkan letak provinsi Jawa Tengah yang berada di tengah Pulau Jawa dinilai memiliki arti strategis dengan segala konsekuensinya. Efisiensi, efektivitas, kemandirian keuangan daerah dan kapasitas pelayanan pemerintah daerah di provinsi Jawa tengah sebagai indikator keberhasilan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain efisiensi, efektivitas dan kemandirian keuangan daerah, dengan adanya peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah daerah juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul :

  “Pengaruh Efisiensi, Efektivitas, Kemandirian Keuangan Daerah, Dan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi pada Kabupaten dan kota di Provinsi Jawa tengah periode 2008 – 2011)”.

B. Perumusan masalah

  Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

  1. Apakah efisiensi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ?

  2. Apakah efektivitas keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ?

  3. Apakah kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ?

  4. Apakah kapasitas pelayanan pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ?

  C. Pembatasan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi pada Laporan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2008-2011 pada Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

  2. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

  3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

  4. Untuk mengetahui pengaruh kapasitas pelayanan pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi Peneliti Sebagai usaha untuk menerapkan secara langsung atas teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah, dan merupakan media untuk menambah pengetahuan tentang pertumbuhan ekonomi daerah khususnya di provinsi Jawa Tengah.

  2. Bagi Pemerintah Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rekomendasi tentang pembuatan kebijakan keuangan daerah bagi pemerintah daerah. Bagi pemerintah daerah provinsi Jawa tengah khususnya sebagai kontribusi terhadap pembuatan kebijakan dan strategi dalam meningkatkan PAD dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, kemandirian keuangan daerah dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah daerah agar terwujud pertumbuhan ekonomi daerah yang baik.

  3. Bagi Kalangan Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur akuntansi sektor publik (ASP). Dapat juga digunakan sebagai referensi dan acuan yang dipakai untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN A. Telaah Pustaka

1. Otonomi Daerah

  Menurut UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Daerah otonom yang dimaksud adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan desetralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan megurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Pengertian otonomi secara riil dan seluas-luasnya adalah swasembada yang sebesar-besarnya dan keuangan daerah yang sebanyak- banyaknya. Dalam otonomi daerah perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan persoalan yang perlu diperhatikan (Aida, 2005).

  Otonomi atau desetralisasi dilakukan karena tidak adanya suatu pemerintahan dari suatu negara yang luas mampu secara efektif membuat

  13 kebijakan publik di segala bidang ataupun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara efisien di seluruh wilayah tersebut.

  Penyelenggaraan otonomi daerah memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah (Mardiasmo, 2002). Dan dengan adanya desetraliasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kemakmuran seluruh masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang.

  Ciri utama suatu daerah dapat melaksanakan otonomi (Abdul Halim, 2004) adalah sebagai berikut :

  a. Kemampuan keuangan daerah, berarti daerah harus memliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya.

  b. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin agar pendapatan asli daerah (PAD) dapat menjadi bagian sumber keuangan daerah terbesar. Dengan demikian, peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar.

  Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia. Dengan otonomi daerah dituntun untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan

  (sharing) dan bagian dari Pemerintah Pusat dengan menggunakan dan publik sesuai prioritas dan aspirasi masyarakat.

  Peningkatan penerimaan daerah akan memberikan keleluasaan untuk mendesain kebijakan yang dapat memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi. Alokasi anggaran daerah untuk investasi akan meningkatkan kapital stok daerah dan memperluas kesempatan kerja, sehingga akan meningkatkan kapasitas ekonomi daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi berdampak terhadap konsumsi dan tabungan (investasi) masyarakat sehingga akan memperbesar basis pajak daerah.

  Dampak selanjutnya yaitu terjadi peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah, sehingga penerimaan daerah akan meningkat Dengan kondisi seperti itu, peranan investasi swasta dan perusahaan milik daerah sangan diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan ekonomi daerah (enginee if growth). Dengan juga diharapkan mampu menarik investor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menimbulkan efek multiplier yang besar (Mardiasmo, 2002).

  Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha- usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat. Sidik (2002) mengemukakan desentralisasi fiskal merupakan salah satu komponen utama dari desentralisasi. Pemerintah daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan diberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan penyediaan pelayanan di sektor publik, maka daerah harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) termasuk sucharge of

  taxes , bagi hasil pajak dan bukan pajak, pinjaman maupun subsidi/bantuan dari pemerintah pusat.

2. Keuangan Daerah

  a. Pengertian Keuangan Daerah Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah, Pemerintah telah melakukan reformasi manajemen keuangan negara/daerah. Salah satu bentuk reformasi tersebut adalah diterbikannya dua UU yang mengatur tentang keuangan daerah yakni UU No. 317 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

  Selain itu diterbitkan pula PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang mencoba lebih jauh mendahului proses penganggaran dengan proses perencanaan, mulai dari penyusunan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Yang terpenting dalam PP ini adalah adanya prinsip pengelolaan keuangan daerah yang meliputi prinsip: tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, ekonomis efektif, transparan dan akuntabel dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Sebagai turunan dari PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah telah diterbitkan pula Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang mengatur mulai dari penjelasan prinsip, fungsi keuangan daerah, kekuasaan keuangan daerah, penyusunan anggaran, perubahan anggaran, penatausahaan keuangan daerah, dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Belum genap satu tahun berlakunya Permendagri No. 13 Tahun 2006, Depdagri kembali mengeluarkan revisinya menjadi Permendagri No. 59 Tahun 2007. Tidak heran revisi ini diberlakukan karena sejak Permendagri No. 13 Tahun 2006 diimplementasikan, ia mendapat kritik dari berbagai daerah, meskipun Permendagri revisi ini juga tidak bebas dari kritikan

  Keuangan daerah penting dalam otonomi daerah karena dari keuangan daerah mencerminkan kemampuan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Berdasarkan penjelasan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu baik berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut dalam kerangka APBD.

  Menurut Mamesah (Halim, 2007), keuangan daerah dapat diartikan sebagai hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula dengan segala sesuatu baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Keuangan Daerah memiliki ruang lingkup yang terdiri dari keuangan yang dikelola langsung kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang termasuk keuangan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran dan Pendapatan Daerah (APBD) dan barang- barang inventaris milik daerah. Di lain pihak, keuangan daerah yang dipisahkan meliputi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

  Salah satu konsekuensi pelaksana otonomi daerah adalah adanya sumber-sumber keuangan daerah yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan otonomi. Kapasitas keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) menentukan kemampuan Pemda dalam menjalankan fungsi-fungsi seperti fungsi pelayanan masyarakat (public service funcion), melaksanakan fungsi pembangunan (development funcion) dan melaksanakan fungsi perlindungan masyarakat (protective fungcion). Rendahnya kemampuan keuangan daerah menimbulkan siklus efek negatif yaitu rendahnya tingkat pelayanan masyarakat yang selanjutnya mengundang campur tangan Pusat dan bahkan akan dialihkannya beberapa fungsi Pemda ke tingkat pemerintah yang lebih atas ataupun kepada instansi-instansi vertikal.

  b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Menurut UU No. 32 dan 33 Tahun 2004, APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan rakyat daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan peraturan daerah.