KOMUNIKASI KELOMPOK SUPORTER BOLA DALAM MEMBENTUK KOHESIVITAS (Studi Kasus Pada The Jakmania UNJ) - FISIP Untirta Repository

  

KOMUNIKASI KELOMPOK SUPORTER BOLA

DALAM MEMBENTUK KOHESIVITAS

(Studi Kasus Pada The Jakmania UNJ)

SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

Tulus Muliawan

  

6662091725

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

2013

PERNYATAAN ORISINALITAS

  Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : TULUS MULIAWAN NIM : 6662091725 Tempat Tangga Lahir : Bekasi, 24 Juli 1991 Program Studi : Ilmu Komunikasi Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul KOMUNIKASI KELOMPOK SUPORTER BOLA DALAM MEMBENTUK KOHESIVITAS (Studi Kasus Pada The Jakmania UNJ) adalah hasil karya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila kemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

  Serang, Oktober 2013 TULUS MULIAWAN

  

ABSTRAK

Tulus Muliawan. NIM. 6662091725. Skripsi. Pola Komunikasi Kelompok

Dalam Membangun Kohesivitas Kelompok (Analisis Deskriptif The

Jakmania UNJ)

  Penelitian ini dilatarbelakangi ketertarikan peneliti terhadap dunia sepak bola. Salah satu area ketertarikan peneliti ada pada dinamika kelompok suporter di Indonesia, khususnya The Jakmania. Fanatisme yang dimiliki para anggota The Jakmania memberikan dampak positif pada perkembangan klub. Namun, tak jarang pula memberikan dampak negatif. Meski memiliki latar belakang karakter, sosial, atau budaya yang berbeda, The Jakmania mampu menjaga kohesivitas. Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian guna melihat pembentukan kohesivitas tersebut dari sudut pandang komunikasi. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada The Jakmania UNJ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pola komunikasi yang dilakukan The Jakmania UNJ untuk membangun kohesivitas kelompok. Penelitian ini dilandasi oleh Teori Berpikir Kelompok karya Irvin L. Janis. Teori ini menjelaskan bahwa kohesivitas terbentuk lewat komunikasi yang intensif, antusiasme yang tinggi dari para anggota kelompok, serta mengutamakan konsensus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Peneliti menunjuk empat informan kunci dan satu informan pendukung sebagai sumber informasi. Untuk mengumpulakn data, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemaparan dilakukan secara deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa The Jakmania UNJ selalu menerapkan komunikasi yang baik dan intensif untuk meningkatkan kohesivitas kelompok. Kohesivitas kelompok tersebut terlihat dari kekompakkan dan soliditas yang terjalin di antara para anggota kelompok. Penelitian ini juga mengungkap bahwa komunikasi punya peran besar dalam meningkatkan kohesivitas kelompok.

  Kata Kunci : Komunikasi Kelompok, Kohesivitas, The Jakmania UNJ

  

ABSTRACT

Tulus Muliawan. NIM. 6662091725. Thesis. In Group Communication

Pattern to Build a Group Cohesiveness (Descriptive Anaysis The Jakmania

UNJ).

  This research come from my interest about football. One of some my interest is about the dynamic of Indonesian club supporters, especially The Jakmania. The fabaticism that had by The Jakmania give lots of good influences for the team (Persija). But, sometimes they also give a bad impact. Although they have different character, social life, or culture, The Jakmania always keep their Cohesiveness perfectly. From that fact, I try to make a research to see how cohesiveness were build from communication perspective. In this research, I have my focused to The Jakmania UNJ. The intention of this research are to reveal communication pattern thai done by The Jakmania UNJ to build a cohesiveness. I using Grup Think theory from Irvin L. Janis as a basic of this research. This theory said that ini cohesiveness were build by a high intensity communication, high enthusiasm of the group members , and they always try to find a consensus as a priority. The method used in this research is descriptive qualitative. Researchers pointed to four key informants and the informants support as resources. To compile the data, researchers using interviews, observation, and documentation study. Be descriptive presentation to answer questions that have been identified previously. Results of this study indicate that the Jakmania UNJ always apply good communication and intensively to build group cohesiveness. Group cohesiveness is evident from the compactness and solidity that exists among the members of the group. The study also revealed that communication had a big role in improving group cohesiveness.

  

Keywords: Group Communication, Group Cohesiveness, The Jakmania UNJ

  Jakob Oetama bersama PK. Ojong membangun Kompas

Gramedia dengan modal keyakinan. Keyakinan tersebut mampu

mengembangkan empat pegawai di tahun 65 menjadi 21 ribu lebih pegawai di tahun 2013.

Namun, jangan lupa. Ada mimpi, usaha, dan doa yang menyertai

keyakinan itu… “Bermimpi, berusaha, dan berdoa ; Kunci sukses kehidupan

  

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkah, rahmat, dan hidayah dari-Nya, skripsi yang berjudul ―Pola Komunikasi Kelompok

  Dalam Membangun Kohesivitas Kelompok (Analisis Deskriptif The Jakmania UNJ)‖ ini Alhamdulillah dapat diselesaikan tepat waktu.

  Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Pada

  • – kesempatan ini, penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah : 1.

  Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa.

  3. Kandung Sapto N, S.Sos,. M.Si, selaku Pembatu Dekan I Bidang Akademik, Mia Dwianna, S.Sos., M.Ikom, selaku Pembatu Dekan II Bidang Keuangan, dan Ismanto, S.Sos., MM, selaku Pembatu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa.

  4. Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultas Ageng Tirtayasa serta Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.Ikom, selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Naniek Afrilla Framanik, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing satu dan Burhanudin M, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing dua, yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing penulis dengan sabar selama hampir satu tahun terakhir. Serta seluruh dosen pengajar di program studi Ilmu Komunikasi.

  6. Agung Nugroho, Ahmad Ian Fachrizal, Naufal Fadhlan, Eko Ramdani, dan Larico Ranggamone, selaku informan peneltian yang telah memberikan bantuan sangat besar untuk penelitian ini.

  7. Kedua orang tua, Bapak Pursito dan Ibu Winarti dan keluarga besar di Bekasi. Keluarga kecil di Serang, Mas Iman Suwaja, Mbak Titik Setyowati, Kezia dan Rachel, serta Mas Paimo, Mbak Rini, dan Tole, yang menjadi teman hidup penulis selam menuntut ilmu di Serang. Terima kasih atas segala dukungan dan do’a yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah sampai meraih gelar sarjana.

  8. Teman setia, Henry, Dochi, Susa, Widya, dan semua teman-teman Ilmu Komunikasi 2009 baik jurnalistik maupun humas. Keluarga besar Orange Pers dan Untirta TV, tempat penulis mengembangkan minat dan bakat.

  Terima kasih atas waktu dan pengalaman yang pernah dibagikan.

  9. Yulisesa Eka Fazriani, teman spesial yang selalu mengisi keseharian penulis dengan cerita yang beragam. Sahabat-sahabat GOES, tempat penulis berbagi kisah indah sejak masa SMA.

  10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis sadar, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis bersedia menerima saran serta kritik sebagai bahan instropeksi diri dan pembelajaran.

  Wa ssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Serang, Oktober 2013 Penulis

  Tulus Muliawan

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7

  1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

  1.4 Tujuan Penelitian................................................................................ 7

  1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Komunikasi ........................................................................................ 9

  2.1.1 Definisi Komunikasi ........................................................................ 9

  2.1.2 Unsur Komunikasi ......................................................................... 11

  2.1.3 Fungsi Komunikasi ........................................................................ 12

  2.1.4 Jenis Komunikasi .......................................................................... 15

  2.2 Komunikasi Kelompok ..................................................................... 15

  2.2.1 Definisi Komunikasi Kelompok..................................................... 15

  2.2.2 Fungsi Komunikasi Kelompok ...................................................... 17

  2.3 Kohesivitas ....................................................................................... 18

  2.3.1 Definisi Kohesuvutas ..................................................................... 18

  2.3.2 Kohesivitas Kelompok................................................................... 18

  2.4 Suporter............................................................................................ 20

  2.5 The Jakmania ................................................................................... 20

  2.6 Teori berpikir Kelompok .................................................................. 22

  2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................ 28

  2.8 Penelitian Sebelumnya ..................................................................... 29

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Paradigma Post Positivistik .............................................................. 32

  3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 34

  3.5 Informan Penelitian .......................................................................... 37

  3.6 Teknik analisis Data ......................................................................... 38

  3.7 Uji Validitas Data ............................................................................. 40

  3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................ 41

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek penelitian ............................................................... 43

  4.1.1 The Jakmania UNJ ........................................................................ 44

  4.2 Deskripsi Data Informan................................................................... 48

  4.2.1 Eko Ramdhani ............................................................................... 48

  4.2.2 Ahmad Ian Fachrizal ..................................................................... 49

  4.2.3 Agung Nugroho ............................................................................. 49

  4.2.4 Naufal Fadhlan .............................................................................. 50

  4.2.5 Larico Ranggamone ....................................................................... 46

  4.3 Pembahasan...................................................................................... 51

  4.3.1 Komunikasi kelompok dalam The Jakmania UNJ .......................... 52

  4.3.2 Kohesivitas kelompok The Jakmania UNJ ..................................... 67

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 80

  5.2 Saran ................................................................................................ 82

  

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84

LAMPIRAN ................................................................................................... 103

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .................................................................... 29Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 42

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 28Gambar 4.1 Lima Macam Jaringan Komunikasi ........................................ 57

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

1. Biodata Eko Ramdhani........................................................................... 103

  

2. Transkrip Wawancara Eko Ramdhani .................................................. 103

  

3. Biodata Agung Nugroho ......................................................................... 109

  

4. Transkrip Wawancara Agung Nugroho ................................................ 109

  

5. Biodata Naufal Fadhlan .......................................................................... 115

  

6. Transkrip Naufal Fadhlan ...................................................................... 115

  

7. Biodata Ahmad Ian Fachrizal ................................................................ 120

  

8. Transkrip Wawancara Ahmad Ian Fachrizal ....................................... 121

  

9. Screen shoot Twitter resmi @Orange_UNJ ........................................... 126

  

10. Screen shoot Twitter resmi @Orange_UNJ ......................................... 126

  

11. Gambar halaman ................................................ 127

  

  

12. Gambar halaman ............................................. 127

................................. 128

  13. FOTO Kopdar mingguan di Teater Terbuka UNJ

  

14. FOTO Kopdar mingguan di Teater Terbuka UNJ ................................... 128

  

15. Curriculum Vitae Peneliti ............................................................................ 129

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap dunia sepak bola.

  Salah satu hal yang mengundang ketertarikan peneliti adalah dinamika dan fanatisme suporter di Indonesia, khususnya The Jakmania, kelompok pendukung klub Persija Jakarta. Peneliti tertarik meneliti tentang bagaimana para anggota The Jakmania bisa menjalin kekompakkan

  • –dalam penelitian ini lebih sering disebut sebagai kohesivitas

  —meski masing-masing dari mereka memiliki latar belakang sosial, budaya, dan karakter pribadi yang berbeda. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, tentunya penulis akan membahas masalah ini dari perspektif komunikasi, yaitu komunikasi kelompok. Pada peneltitian ini, peneliti menaruk fokus penelitian pada salah satu bagian kecil dari keluarga besar The Jakmania, yakni The Jakmania UNJ.

  Tidak bisa dimungkiri, dewasa ini sepak bola menjadi hal yang sulit dipisahkan dari keseharian masyarakat. Penyebabnya, olah raga yang dimainkan 11 orang dalam satu tim tersebut sudah menjadi salah satu sarana hiburan masyarakat, yang tak tergantikan oleh hiburan yang lainnya. Peran sepak bola sebagai sarana hiburan masyarakat tersebut, berlangsung hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

  Besarnya pengaruh sepak bola bagi kebutuhan hiburan masyarakat Jawa Tengah, sepak bola telah menjadi sarana hiburan massal masyarakat yang tidak tertandingi sejak zaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Saat itu, Sri Susuhan X (1893-1939) kerap mengadakan pasar malam di sepuluh malam terakhir di bulan puasa. Panitia pasar malam menambah semarak malam menjelang lebaran tersebut dengan pertandingan sepak bola malam hari.

  Stadion Sriwedari Solo kala itu dibanjiri penonton, terlebih lagi jika yang bertanding adalah PSIM Yogyakarta melawan tuan rumah Persis Solo. Penonton yang datang bukan hanya dari Solo dan Yogyakarta, tetapi juga dari kota-kota lain

  1

  di Jawa Tengah dan Jawa Timur . Kenyataan tersebut telah menggambarkan betapa hebatnya daya tarik sepak bola terhadap kebutuhan hiburan masyarakat.

  Jarak dan waktu bukan menjadi halangan bagi masyarakat untuk tetap menikmati sebuah pertandingan sepak bola pada waktu itu.

  Seiring perkembangan zaman, sepak bola Indonesia semakin universal. Tidak ada lagi batasan-batasan tertentu bagi penggemar sepak bola, seperti usia dan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan menyukai sepak bola. Hal itu dapat dibuktikan dengan perbauran mereka di tribun penonton pada banyak pertandingan sepak bola hampir di seluruh Indonesia. Fakta tersebut sekaligus menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya olah raga bagi laki-laki, tetapi juga bagi kaum perempuan. Perbedaan gender bukan menjadi halangan bagi penggemar sepak bola.

  Sejarah sepak bola Indonesia membuktikan, para penonton atau lebih dikenal dengan suporter, sudah menjadi hal penting yang mempengaruhi kinerja sebuah tim sepak bola. Melalui dukungan langsung baik dari stadion maupun melalui layar televisi, tidak bisa dimungkiri bahwa penampilan sebuah tim sepak bola cenderung menjadi lebih baik. Dorongan psikologis dari para suporter menumbuhkan semangat dalam diri setiap pemain yang bermain dalam sebuah pertandingan sepak bola. Kita bisa melihat buktinya pada turnamen Piala AFC 2007 di Jakarta. Dukungan penuh suporter membuat Indonesia berhasil mengalahkan Bahrain di laga awal dengan permainan yang memukau. Meski akhirnya harus takluk dari Arab Saudi dan Korea Selatan, penampilan Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tetap dipuji para suporter.

  Kembali ke The Jakmania. Sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia, The Jakmania tidak hanya terdiri dari penduduk Jakarta yang notabene adalah daerah asal klub Persija. Anggota Jakmania juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Para suporter daerah tersebut juga mendirikan koordinator wilayah atau korwil masing-masing di daerahnya, seperti The Jakmania Bogor, Banten, Bandung, Malang, Kalimantan, dan bahkan Makassar.

  Kelompok-kelompok tersebut merupakan bagian dari keluarga besar The Jakmania. The Jakmania juga membagi kelompok suporternya ke dalam kelompok yang lebih kecil, yang sering disebut subkorwil. Subkorwil biasanya terdiri dari kelompok yang anggotanya lebih sedikit atau spesifik, seperti The Jakmania Pondok Kopi yang berada di bawah korwil Kalimalang, The Jakmania penelitian ini, peneliti akan memfokuskan diri pada kelompok The Jakmania Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang berada di bawah korwil Rawamangun.

  Menurut perspektif komunikasi, perwakilan-perwakilan daerah Jakmania itu merupakan kelompok kecil. Kelompok kecil diartikan sebagai sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.

  Kelompok kecil tersebut memiliki karakteristik tertentu. Pertama, kelompok kecil merupakan sekumpulan orang yang jumlahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim dan penerima dengan mudah. Kedua, di dalam kelompok kecil perilaku seorang anggota menjadi nyata bagi semua anggota lainnya. Ketiga, diantara anggota kelompok harus ada tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. Akan tetapi, pada umumnya harus ada alasan serupa bagi perorangan itu untuk

  2 berinteraksi.

  Setiap manusia perlu berinteraksi, demikian pula manusia-manusia yang berada dalam sebuah kelompok. Dalam sebuah literatur dijelaskan bahwa anggota kelompok perlu melakukan komunikasi kelompok karena berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapai produktivitas tersebut.

  Caranya adalah melalui masukan dari anggota (member input), variabel perantara (mediating variabels), dan keluaran dari kelompok (group output).

  Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi, dan harapan yang bersifat individual.

  Sementara itu, variabel perantara merujuk pada struktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan kelompok. Kemudian, yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok, yang mengarah pada produktivitas, semangat, dan keterpaduan

  3 kelompok.

  Keterpaduan atau soliditas kelompok dalam kajian psikologi komunikasi biasa dikenal dengan istilah kohesivitas kelompok atau group cohesiveness.

  Collins dan Raven mengartikan kohesivitas kelompok sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegah meninggalkan kelompok. Menurut McDavid dan Harari, kohesivitas suatu kelompok dapat diukur melalui beberapa cara diantaranya dari keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, serta sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Kelompok yang sangat kohesif mempunyai suasana yang mempertinggi respon atau umpan balik, dan arena itu mendorong komunikasi yang lebih efektif.

  Kohesivitas yang dibangun dengan komunikasi kelompok sangat dipengaruhi oleh tingkah laku anggota kelompok. Dalam buku Psikologi Kelompok karya Jalaluddin Rakhmat dikatakan bahwa s emakin tinggi intensitas komunikasi dalam kelompok, semakin tinggi pula kohesivitas kelompok. Tingginya tingkat soliditas atau kohesivitas kelompok juga akan membuat

  4

  semakin tinggi pula rasa saling memiliki antara anggota kelompok. Dengan demikian, komunikasi jelas memiliki pengar yang besar terhadap kohesivitas kelompok.

  Dalam kehidupan berkelompok, tidak mudah tentunya untuk membangun sebuah suasana di mana para anggotanya berada dalam kondisi yang padu atau kohesif. Apalagi jika para anggota kelompok berasal dari latar belakang berbeda, seperti yang terjadi dalam kelompok The Jakmania UNJ. Sebuah universitas umumnya tidak hanya terdiri dari mahasiswa lokal, tetapi juga mahasiswa dari berbagai daerah. Apalagi universitas sebesar UNJ, yang notabene universitas terkemuka berskala nasional. Para anggota The Jakmania UNJ berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Beberapa dari mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia, namun perbedaan latar belakang itu bisa bersatu di bawah bendera The Jakmania. Hal itu lah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana komunikasi kelompok yang dilakukan untuk membentuk kohesivitas dengan mengadakan penelitian berjudul ‖Komunikasi Kelompok Suporter Bola dalam Membentuk Kohesivitas (Studi Kasus pada The Jakmania UNJ)‖.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana komunikasi kelompok yang dilakukan dalam membentuk kohesivitas suporter The Jakmania UNJ?

  1.3 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1)

  Bagaimana komunikasi kelompok dalam The Jakmania UNJ? 2)

  Bagaimana kohesivitas kelompok suporter The Jakmania UNJ? 3)

  Bagaimana komunikasi kelompok dalam membentuk kohesivitas kelompok The Jakmania UNJ?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)

  Untuk mengetahui komunikasi kelompok dalam The Jakmania UNJ 2)

  Untuk mengetahui kohesivitas kelompok suporter The Jakmania UNJ 3)

  Untuk mengevaluasi komunikasi kelompok dalam membentuk kohesivitas kelompok The Jakmania UNJ

1.5 Manfaat Penelitian

  Peneliti berharap penelitian ini bisa berguna bagi banyak pihak di kemudian hari. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)

  Bagi akademis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan, terutama terkait dengan masalah dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan bahan bacaan atau literatur tambahan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap bidang kajian ini.

  2) Bagi praktisi, dapat dijadikan bahan masukan mengenai penerapan komunikasi kelompok dalam membangun kohesivitas kelompok, sehingga diharapkan dapat membuat kelompok dengan kohesivitas yang tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

  Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu

  

communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya

communis , yang bermakna umum atau bersama-sama. Sama disini adalah sama

  makna. Jadi kalau dua orang terlibat komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Percakapan kedua orang tadi dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan,

  5 juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

  Para pakar memiliki pandangannya masing-masing dalam mendefinisikan ilmu komunikasi. Menurut Harold Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Lasswell, cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To

  

Whom With What Effect? Artinya siapa bicara apa melalui media apa kepada siapa

  dan apa efek yang ditimbulkan? Menurutnya, komunikasi meliputi lima unsur penting sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Singkatnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang bisa menimbulkan efek tertentu.

  Pakar yang lain juga memberikan definisi tentang komunikasi. Menurut Berger dan Chaffe (1983:17), ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan, dan efeknya.

  Menurut Shannon dan Weaver komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi

  6 muka, lukisan, seni, dan teknologi.

  Pakar komunikasi Joseph Devito juga memberikan pandangannya soal definisi komunikasi. Menurutnya, komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian atau penerimaan pesan yang dilakukan seseorang atau lebih, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu konteks yang

  7 menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.

  Oleh sebab itu, Devito menilai komunikasi meliputi beberapa komponen yang terdiri dari konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau encoding, proses penerimaan atau decoding, serta efek. Menurut Devito, komponen-kompenen tersebut merupakan inti dari komunikasi, yang menilai bahwa komponen itu sangat berpengaruh dalam menentukan berlangsungnya sebuah proses yang bernama komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dalam kurun waktu tertentu dan mengharapkan respon.

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

  Berdasarkan definisi yang dibuat pakar komunikasi Harold Lasswell, komunikasi memiliki lima unsur yang saling berketergantungan satu sama lain, diantaranya adalah sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator dan pembicara. Selanjutnya, Lasswell menyebutkan lima unsur utama komunikasi, yaitu : 1)

  Sumber (komunikator), yaitu pihak yang berinisiatif atau mempunyai atau kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa menjadi seorang individu, kelompok, atau bahkan sebuah organisasi. Proses ini dikenal dengan penyandian (encoding).

  2) Pesan, yaitu seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai dan gagasan dari komunikator.

  3) Saluran, yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran merujuk kepada penyampaian pesan, bisa melalui tatap muka, atau lewat media (cetak /elektronik)

  4) Penerima, yaitu orang yang menerima pesan dari sumber, yang biasa disebut dengan sasaran/tujuan, komunikate, penyandi-balik, khalayak, pendengar, atau penafsir.

  5) Efek, yaitu kejadian pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, meliputi penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, atau perubahan perilaku.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

  Sejumlah pakar komunikasi memiliki pendapat yang berbeda-beda soal fungsi komunikasi. Akan tetapi, semua merujuk pada titik yang sama, yakni menyebarkan informasi untuk memberikan efek tertentu terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

  Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup sehari-hari, meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita pada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan

  8 keberadaan suatu masyarakat.

  Menurut William I. Gorden, komunikasi memiliki empat fungsi, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Berikut penjabarannya :

  1) Fungsi komunikasi sosial, komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain dengan memupuk hubungan dengan orang lain.

  2) Fungsi komunikasi ekspresif, komunikasi menjadi instrument dalam menyampaikan perasaan (emosi).

  3) Fungsi komunikasi ritual, biasanya dilakukan secara kolektif. Mereka berpartisipasi dalam bentuk komuniaksi ritual untuk menegaskan komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, atau negara mereka.

  4) Fungsi komunikasi instrumental, fungsi ini menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakan tindakan, dan juga menghibur.

  9 Sean MacBride juga memberikan pandangannya tentang fungsi

  komunikasi. Menurutnya, komunikasi punya fungsi yang jauh lebih banyak dari yang sebelumnya diungkapkan William. Menurut MacBride, setidaknya komunikasi memiliki delapan fungsi, yang terdiri dari : 1)

  Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan, serta mengambil keputusan dengan tepat. 2)

  Sosialisasi, yakni penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif dan membuat dia sadar akan fungsi sosialnya, sehingga ia dapat aktif di masyarakat.

  3) Motivasi, yakni menjelaskan tujuan masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, serta mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan yang dikejar bersama.

  4) Perdebatan dan diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyedakan bukti-bukti yang relevan sesuai kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

  5) Pendidikan, yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mengembangkan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

  6) Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi, serta mendorong kreativitas seseorang sesuai kebutuhan estetikanya.

  7) Hiburan, yakni penyebarluasan simbol, sinyal, suara, dan citra dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, komedi, olah raga, dan lain sebagainya untuk kesenangan.

  8) Intergrasi, yakni menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling mengenal dan menghargai kondisi, pandangan, serta keinginan

2.1.4 Jenis Komunikasi

  Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Sama halnya dengan definisi komunikasi, konteks atau jenis komunikasi juga banyak didefinisikan secara berbeda-beda. Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari konteks fisik, konteks sosial, konteks historis, konteks psikologis, dan konteks kultural.

  Sementara itu, G.R. Miller membagi komunikasi menjadi enam kategori. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatanya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Enam kategori tersebut terdiri dari, komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Keenam kategori ini yang sering dipahami sebagai jenis-

  10 jenis komunikasi yang absolut.

2.2 Komunikasi Kelompok

2.2.1 Definisi Komunikasi Kelompok

  Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara para anggotanya. Intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok tersebut. Kelompok juga memiliki tujuan dan aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi di antara para anggota sehingga mampu menciptakan atribut kelompok

  11 sebagai identitas yang khas yang melekat pada kelompok tersebut.

  Menurut Deddy Mulyana, dalam buku berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, kelompok didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya hubungan saling berketergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

  Bentuk kelompok sangat bermacam-macam. Mulai dari keluarga, tetangga, kawan-kawan, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengan melakukan rapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya.

  Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan

  12

  komunikasi antarpribadi. Kelompok merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dengan kehidupan kita, karena kelompok memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pegalaman, dan pengetahuan dengan anggota kelompok yang lain.

11 Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

2.2.2 Fungsi Komunikasi Kelompok

  Keberadaan suatu kelompok ditandai dengan adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri. Berikut adalah fungsi-fungsi tersebut.

  13

  1) Fungsi hubungan sosial, yakni bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya.

  2) Fungsi pendidikan, yakni bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi ini akan sangat efektif jika setiap anggota membawa pengetahuan yang bermanfaat bagi kelompoknya.

  3) Fungsi persuasi, yakni bagaimana seorang anggota kelompok mempersuasi anggota kelompok lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

  4) Fungsi pemecahan masalah, yakni pemecahan masalah berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuat keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.

  5) Fungsi terapi, yakni objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus.

2.3 Kohesivitas

  2.3.1 Definisi Kohesivitas

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III tahun 2008, kohesi diartikan sebagai kekuatan tarik-menarik di antara molekul-molekul dalam suatu benda. Sedangkan dalam perspektif sosial, kohesi berarti hubungan yang erat; perpaduan yang kukuh; melekat satu sama lain, dan padu. Secara singkat kohesivitas bias diartikan sebagai kekompakkan, soliditas, yang terangkum dalam sebuah kesatuan.

  2.3.2 Kohesivitas Kelompok

  Menurut Collins dan Raven, kohesivitas kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegah meninggalkan kelompok. Kohesivitas kelompok merupakan suatu keadaan di mana kelompok memiliki solidaritas tinggi, saling bekerja sama dengan baik, dan memiliki komitmen bersama yang kuat untuk mencapai tujuan

  14

  kelompok sehingga anggota kelompoknya merasa puas. Dalam kelompok yang kohesif anggotanya mempersepsi anggota kelompok yang lain secara positif sehingga konflik dan pertentangan selalu diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

  Menurut McDavid dan Harari, kohesivitas suatu kelompok dapat diukur dari (1) keterikatan anggota secara interpersonal pada satu sama lain, (2) ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan (3) sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Kelompok yang sangat kohesif mempunyai suasana yang mempertinggi umpan balik, dan arena itu mendorong komunikasi yang lebih efektif.

  ―Kohesivitas yang dibangun dengan komunikasi sangat berpengaruh pada tingkah laku anggota kelompok. Semakin tinggi intensitas komunikasi dalam kelompok akan membuat semakin tinggi soliditas dan keterpaduan. Tingginya tingkat soliditas dan keterpaduan kelompok juga akan membuat

  15 semakin tinggi pula rasa saling memiliki antara anggota kelompok.

  Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik di antara anggota-anggota kelompok. Ibaratnya, sepiring nasi di antara butir-

  16

  butirnya saling melekat.‖ Berikut adalah faktor-faktor yang menentukan kohesivitas kelompok menurut McDavid dan Harari : 1)

  Perilaku normatif yang kuat ketika individu diidentifikasikan ke dalam kelompok yang diikuti.

  2) Lamanya menjadi anggota kelompok.semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi.

  Pakar lainnya menyatakan bahwa kohesi kelompok merupakan keadaan dimana para anggota kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu sama

  17