Aspek Teknis Per Sektor

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Bab 6
Aspek Teknis Per Sektor
6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri
dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh,
sedangkan untuk pengembangan kawasan Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan,kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
6.1.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan,
antara lain:
1.


Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 1

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman
kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2.

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan

kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

3.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun
khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

4.

Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan
yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan
perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai
tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan
teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a.

Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan
perdesaan;

b.

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan
permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

c.


Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman
kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 2

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

d.

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di
kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk
penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e.

Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan
peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;


f.
6.1.2

Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
ISU

STRATEGIS,

KONDISI

EKSISTING,

PERMASALAHAN,

DAN

TANTANGAN
a.


Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat
ini adalah:


Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim.



Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga
kumuh perkotaan.



Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.




Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua,
dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.



Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.



Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang
bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan
kumuh.



Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.




Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.



Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 3

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum
secara nasional. Namun, di masingmasing kabupaten/kota terdapat isu-isu yang bersifat lokal
dan spesifik yang belum tentu dijumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran isu-isu strategis

pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal
dalam perencanaan.

Tabel 6.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala
Kabupaten Lampung Selatan
No
1

Isu Strategis
Menurunnya kualitas permukiman pada kawasan
kumuh di perkotaan

2

Tertinggalnya pembangunan di kawasan
perbatasan, pulau terluar, dan daerah tertinggal
Minimnya cakupan dan kualitas infrastruktur
permukiman dalam mendukung pengembangan
ekonomi di perdesaan
Kurangnya kapasitas masyarakat dalam

pemanfaatan infrastruktur permukiman

3

b.

Keterangan
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
di perkotaan dalam mendukung upaya
penanganan kawasan kumuh perkotaan serta
peningkatan kesejahteraan MBR (kawasan
kumuh tertuang didalam SK Bupati Tahun 2014
tentang kawasan kumuh)
Pengembangan desa-desa potensial
(agropolitan, minapolitan) dalam rangka
peningkatan ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat desa melaui penyediaan
infrastruktur permukiman
Pelaksanaan melalui pendampingan dan
pelayanan informasi


Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Tingkat nasional mencakup 180 dokumen RP2KP, 108 dokumen RTBL KSK, untuk di
perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani, 385 unit RSH yang
terbangun, 158 TB unit Rusunawa terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan
perdesaan potensial yang terbangun infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana di perdesaan
yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan dan pulau kecil di perdesaan yang
terbangun infrastrukturnya, 237 desa dengan komoditas unggulan yang tertangani
infrastrukturnya, dan 15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya.
Kondisi eksisting pengembangan permukiman Kabupaten Lampung Selatan yaitu dengan
menerapkan beberapa peraturan perundangan di tingkat kabupaten (meliputi peraturan daerah,
peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung
seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan
permukiman. Untuk Kondisi yang diharapkan saat ini Pengembangan Permukiman baik di
perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 4

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan
berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Demikian juga Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan selama ini telah melakukan
pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan, seperti:
1)

Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar dan perbaikan rumah bagi Kawasan Kumuh di
kawasan Kalianda dan kawasan kota lainnya;

2)

Peningkatan Kualitas Permukiman, bagi masyarakat miskin yang tersebar di beberapa
lokasi di Kabupaten Lampung Selatan;

3) Pengembangan kawasan perbatasan antar kabupaten sekitarnya juga telah dilakukan dll.
Untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan permukiman, Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan telah merencanakan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di beberapa lokasi.
Penetapan DPP dengan memperhatikan banyak faktor, antara lain potensi ekonomi kawasan,
jumlah penduduk, prasarana dan sarana dasar serta potensi-potensi lain yang belum tergali
yang diperkirakan akan mampu meningkatkan kawasan menjadi lebih mandiri dan
berkembang.
Di sisi lain terdapat lingkungan permukiman yang telah berkembang sangat cepat dengan
jumlah penduduk yang cukup tinggi dan mengakibatkan lingkungan permukiman menjadi
kumuh (slum area) serta terbatasnya prasarana dan sarana dasar. Penetapan lokasi/kawasan
permukiman kumuh yang akan disurvai dalam wilayah kabupaten/kota berdasarkan keputusan
Kepala Daerah (SK Bupati/Walikota) atau telah ditetapkan melalui hasil identifikasi/kajian
tetapi belum ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, atau berdasarkan dokumen perencanaan
lainnya (SPPIP, RPKPP, RP3KP, RP4D, RTRW).
Tabel 6.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/Peraturan Lainnya terkait Pengembangan Permukiman
Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan
NO

Jenis Produk Pengaturan

No/Tahun

1

Keputusan Bupati Lampung
Selatan

Tahun 2014

2

Keputusan Bupati Lampung
Selatan

No.
3/225/III/HK/2010

Aspek Teknis Per Sektor

Perihal
Penetapan lokasi
perumahan kumuh
dan permukiman di
Kabupaten Lampung
Selatan
Penetapan kawasan
minapolitan di

Amanat
Kebijakan
Daerah
Kawasan Kumuh
Kabupaten
Lampung Selatan

Kawasan
minapolitan
Bab VI - 5

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan
NO

3

Jenis Produk Pengaturan

Peraturan Daerah

No/Tahun

Perda No. 15
Tahun 2012

Perihal
Kabupaten Lampung
Selatan
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
Lampung Selatan

Amanat
Kebijakan
Daerah
Kabupaten
Lampung Selatan
KSK Kabupaten
Lampung Selatan,
dan pemanfaatan
ruang berdasarkan
RTRW

Perkotaan
Pengembangan

kawasan

permukiman

perkotaan

di

Kabupaten Lampung Selatan diarahkan pada penyediaan
prasarana dan sarana dasar (PSD) bagi kawasan rumah sehat
sederhana (RSH), penataan dan peremajaan kawasan, serta
peningkatan kualitas permukiman.
Perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman serta penyediaan PSD untuk
meningkatkan kualitas permukiman selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan. Tetapi belum semua kawasan perumahan dan permukiman dapat
terjangkau dan terlayani sehingga diharapkan ada peran serta masyarakat dan swasta dalam
mewujudkan kebutuhan perumahan dan permukiman yang sehat dan layak huni.
Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa
dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh demikian juga di wilayah
Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan
ruang untuk tempat tinggal semakin meningkat seiring dengan lahan dan ruang di perkotaan
semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusatpusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu lagi menampung aktivitas warganya
yang berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial
yang semakin kompleks.
Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten Lampung
Selatan akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan kemandirian
masyarakat dalam memeliharan lingkungan permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak
huni.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 6

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Permukiman kumuh di Kabupaten Lampung Selatan terbagi atas permukiman kumuh nelayan
dan permukiman kumuh umum. Permukiman nelayan tentunya berada di daerah pantai,
kekumuhan tersebut lebih diakibatkan kawasan permukiman yang padat, pendapatan
masyarakat yang rendah sebagai nelayan, sehingga masih banyak ditemukan rumah dengan
bangunan yang non permanen, dan kurang masih dilengkapi dengan sarana prasarana
lingkungan yang sehat. Berdasarkan dari SK Kabupaten Bupati permukiman kumuh nelayan
terdapat di Kecamatan Kalianda, Rajabasa, Katibung, Bakauheni dan Ketapang, sedangkan
yang termasuk dalam permukiman kumuh umum terdapat di Kecamatan Kalianda dan
Katibung.
Untuk lebih jelasnya sebaran kawasan kumuh Kabupaten Lampung Selatan hasil dari survey
yang dilakukan oleh direktorat bangkim dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Sebaran Perumahan Dan Permukiman
Berdasarkan data yang diperoleh rumah tinggal yang dibangun oleh warga pada Wilayah
Kecamatan

di Kabupaten Lampung Selatan ini bervariasi bergantung pada kemampuan

finansial dari masing-masing warga. Sehingga ada rumah yang telah permanen, ada yang semi
permanen bahkan ada juga yang tidak permanen atau terbuat dari kayu dan berdinding
geribik. Adapun rincian jenis rumah berdasarkan pada jenis rumah seperti yang disebutkan
dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014
Luasan
Kawasan

Jumlah
Rumah
Permanen

4,44

-

Jumlah
Rumah
Semi
Permanen
-

1,76

-

-

-

0,91
4,11

-

-

-

No

Lokasi
Kawasan
Kumuh

1

Kec.Kalianda

Kel Kalianda

2

Kec.Kalianda

Kel Kalianda

3
4

Kec.Kalianda
Kec.Kalianda

Kel Kalianda
Kel Kalianda

Bumi Agung
Kelapa
Doyong
Sukajaya
Way Kiyai

5

Kec.Kalianda

Kel Kalianda

Way panas

4,47

-

-

-

6

Kec.Kalianda

Pengayoman

10,05

-

-

-

7

Kec.Ketibung

Pesisir/Koridor

21,46
47,20

-

-

-

Detail Lokasi Kumuh

Kel.Way
Urang
Kel.Ranggai
Jumlah

Jumlah
Pendu
duk
-

Sumber : Hasil Identifikasi Kawasan Kumuh oleh Direktorat Bangkim

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 7

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Saat ini untuk kondisi perumahan, komposisi rumah permanen yang lebih banyak dari
bangunan rumah semi permanen dan sederhana (data belum teridentifikasi). Kondisi
bangunan permukiman diwilayah Kota Kalianda umumnya cukup baik dengan komposisi
jumlah bangunan yang semi permanen maupun sederhana.
Tabel 6.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten Lampung Selatan 2014
Tahun
Pembangunan

Pengelola

Jumlah
Penghuni

Kec.Sidomulyo (Perum
Mustika Raya)

-

Swasta

-

Kec. Natar (Perum
Bataranila)

-

Swasta

-

No

Lokasi RSH

1

2

Kondisi
Prasarana CK
yang ada
Pembangunan /
Peningkatan
Jalan Akses
Kws. RSH
Pembangunan /
Peningkatan
Jalan Akses
Kws. RSH

Perdesaan
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Lampung Selatan diarahkan
pada Pengembangan Kawasan Agropolitan dan minapolitan. Kawasan agropolitan yang akan
dikembangkan sebagai kawasan agropolitan sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten
Lampung Selatan adalah Kawasan Agropolitan Sidomulyo Kecamatan Sidomulyo dan
Kec.Penengahan. Untuk kawasan minapolitan yang akan dikembangkan sesuai dengan arahan
RTRW yaitu kawasan minapolitan Ketapang dan sesuai dengan SK Bupati Kabupaten
Lampung Selatan diarahkan di Kecamatan Sragi dan Kecamatan Bakauheni.
Strategi

pengembangan

wilayah

dan

usaha

agribisnis

perlu

disinergikan

untuk

mengoptimalkan kawasan dalam pembangunan. Pengembangan pertanian perlu disiapkan
secara matang dengan memperhatikan keterkaitan aktivitas yang akan dikembangkan, baik
dampak ke belakang (backward linkage) maupun dampak ke depan (forward linkage).
Agribisnis sebagai suatu sistem perlu disediakan infrastruktur dasar dan pendukungnya,
seperti: jaringan jalan, air bersih, sarana pengolahan, pemasaran serta adanya kemandirian
sumber daya manusia dan kelembagaan yang memadai (suprastruktur) dan berakar kuat.
Artinya bahwa membangun kawasan perdesaan dengan kegiatan utama agribisnis, tak pelak
lagi merupakan pembangunan sub sistem infrastruktur dan suprastruktur dalam suatu sistem
kawasan agropolitan.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 8

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Agropolitan/minapolitan (kota dengan basis ekonomi pertanian) merupakan salah satu upaya
memepercepat pembangunan perdesaan sehingga tidak lagi bertumpu pada pusat-pusat
pertumbuhan yang biasanya terletak di pusat-pusat kota. Melalui agropolitan, desa dengan
fasilitas kota akan tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem agribisnis yang mampu
melayani, mendorong, menarik kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) wilayah
sekitarnya sehingga menjadi suatu sistem kawasan yang komplementer dan terpadu.
Diharapkan

melalui

pengembangan

kawasan

agropolitan/minapolitan

ini,

dapat

meningkatkan:
-

Keterkaitan desa dan kota sehingga dapat diwujudkan sinergi pertumbuhan antar wilayah
perdesaan dan perkotaan;

-

Mendorong tumbuhnya wilayah-wilayah perdesaan melalui pengembangan potensi
wilayah terutama di bidang usaha pertanian dengan sistem agribisnis yang berdaya saing
tinggi, berbasis kerakyatan dan berkelanjutan melalui penguatan sentra-sentra produksi
pertanian/perikanan yang berbasis potensi lokal.

-

Hubungan spasial antara hierarki wilayah pembangunan;

-

Mewujudkan platform daya saing agribisnis Kabupaten Lampung Selatan agar mampu
menarik investor untuk terlibat secara intensif dalam pendayagunaan potensi daerah;

-

Pendapatan dan kesejahteraan warga masyarakat.

Pencapaian dukungan infrastruktur pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan
Kabupaten Lampung Selatan tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6.5 Data Program Perdesaan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010-2014
No

Program/Kegiatan

Lokasi

(1)

(2)

(3)
Kec. Sidomulyo
Kab. Lampung
Selatan
Kec. Way Panji,
Kab. Lampung
Selatan
Kec. Candi puri
Kab. Lampung
Selatan
Ruas Jalan Dusun
VII X Sidoharjo
Kec. Way Panji
Ruas Jalan
Balinuraga Kec.

1

Penyusunan DED Kawasan
Angropolitan

2

Penyusunan DED Kawasan
Angropolitan

3

Penyusunan DED Kawasan
Angropolitan

4
5

Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan
Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.

Aspek Teknis Per Sektor

Volume/
Satuan
(4)

(5)

Kondisi
Infrastruktur
(6)

1
Kawasan

2010

-

1
Kawasan

2010

-

1
Kawasan

2010

-

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2011

Berfungsi

Status

Bab VI - 9

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

No

6

7

Program/Kegiatan
Agropolitan
Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan
Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan

8

Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan

9

Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan

10

Pembangunan / Peningkatan
Jalan Usaha Tani Kws.
Agropolitan

11

Pembangunan/Peningkatan
Jalan Usaha Tani

12

Pembangunan / Peningkatan
Sarana dan Prasarana Dasar
Pulau Kecil Terpencil

13
14

Lokasi

Pembangunan/Peningkatan
Jalan Usaha Tani
Pembangunan/Peningkatan
Jalan Usaha Tani

15

Pembangunan/Peningkatan
Jalan Paving Blok dan Goronggorong

16

Peningkatan Jalan Usaha Tani

Way Panji
Ruas Jalan
Kalimati-Cikarang
Kec. Sidomulyo
Ruas Jalan
Balinuraga Kec.
Way Panji
Ruas jalan Dusun
Buatan-bukit
Barisan-CiliwaGaplok Kec.
Sidomulyo
Ruas Jalan
Kalimati-Cikarang
Kec. Sidomulyo
Ruas Jalan
Sidowaluyo- Way
Gelam Kec.
Sidomulyo
Ruas Jalan Siring
Jaha Ds. Suka
Banjar, Kws.
Sidomulyo,
Kabupaten
Lampung Selatan
Kws. Pulau Sebesi
Kec. Rajabasa
Kab. Lampung
Selatan
KWS. Agropolitan
Kec. Sidomulyo
KWS. Agropolitan
Kec. Way Panji
Kws. Pulau Kecil
Terpencil Pulau
Sebesi Kec.
Rajabasa
Kec. Candipuro
Kab. Lampung
Selatan

Volume/
Satuan

Status

Kondisi
Infrastruktur

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2011

Berfungsi

1
Kawasan

2012

Berfungsi

1
Kawasan

2012

Berfungsi

2013

Berfungsi

2013

Berfungsi

1
Kawasan

2013

Berfungsi

1
Kawasan

2014

Berfungsi

1
Kawasan
1
Kawasan

Sumber : Hasil Database Infrastruktur Cipta Karya Sektor Bangkim Tahun 2010-2014

Kawasan Agropolitan/Minapolitan yang dikembangkan merupakan bagian dari potensi
wilayah kabupaten. Pengembangan kawasan melalui penguatan sentra-sentra produksi
pertanian/perikanan

yang

berbasis

potensi

lokal.

Dengan

demikian

Kawasan

Agropolitan/Minapolitan mampu memainkan peran sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi
yang berdaya kompetensi interregional maupun intraregional. Selain itu pengembangan juga
berorientasi pada kekuatan pasar yang dilaksanaka melalui pemberdayaan usaha budidaya dan
kegiatan agribisnis/minabisnis. Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat memberikan
Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 10

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

kemudahan sistem agribisnis/ minabisnis yang utuh dan terintegrasi dengan penyediaan
infrastruktur (sarana dan prasarana) seperti peningkatan jalan lingkungan poros desa,
peningkatan jalan usaha tani, Stasiun Terminal Agribisnis (STA), peningkatan pasar ikan dan
pembangunan lainnya yang memadai dan mendukung pengembangan agribisnis/ minabisnis.
c.

Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1.

Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih
terbatas.

2.

Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah
terpencil, dan kawasan perbatasan.

3.

Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:
1.

Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

2.

Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Cipta Karya sektor
Pengembangan Permukiman.

3.

Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program Pro
Rakyat (Direktif Presiden)

4.

Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya
kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

5.

Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan
Kabupaten/Kota.

6.

Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya
pada Kabupaten/Kota.

Sebagaimana isu strategis, di masing-masing kabupaten/kota terdapat permasalahan dan
tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di
kabupaten/kota lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman
yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di
Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 11

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Kabupaten/Kota yang bersangkutan serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi
dari permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di wilayah
Kabupaten/Kota bersangkutan.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 12

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Tabel 6.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kabupaten Lampung Selatan
No
(1)
1

2

Permasalahan Pengembangan
Permukiman
(2)
Aspek Teknis
1. Permukiman kumuh di sempadan rel
kereta api, sempadan pantai dan
sempadan sungai.
2. Terdapat permukiman dilereng bukit
3. Permukiman yang melanggar garis
sempadan bangunan (GSB), garis
sempadan sungai (GSS), garis sempadan
pantai (GSP).

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

(3)

(4)
• Pembangunan dan pengembangan kawasan pusat kota,
kawasan agropolitan di perdesaan, kawasan pulau-pulau
Kecil perlu dilakukan secara bertahap sehingga
nantinya antar kawasan memiliki potensi dan
karakteristik khas yang saling mendukung dan
melengkapi. Keterpaduan antar kawasan akan lebih
efisien dan efektif dalam penyediaan prasarana dan
sarana dasar perdesaannya

Aspek Kelembagaan
• Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Daerah Kabupaten Lampung
Selatan yang mengelola pembangunan
prasarana dan sarana dasar permukiman
untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan
3

Aspek Pembiayaan
• Adanya keterbatasan pembiayaan
pembangunan mengakibatkan tidak
seluruh wilayah Kabupaten Lampung
Selatan dapat menikmati prasarana dan
sarana dasar permukiman yang memadai
dikarenakan pembangunan prasarana dan
sarana dasar permukiman masyarakat
sebagian besar masih menggantungkan
pendanaannya dari Pemerintah karena

• Perlu dibentuk lembaga-lembaga pemerintah dalam
pengendalian pembangunan perumahan belum berjalan
sesuai yang diharapkan

• Adanya keterbatasan pendanaan ini maka
pembangunan prasarana dan sarana dasar yang
dilakukan memperhatikan skala prioritas atau
mendahulukan daerah-daerah yang benar-benar
belum memiliki serta membutuhkan prasarana dan
sarana dasar permukiman.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 13

• Bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan
prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman
juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan, yang diberikan kepada warga/
masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk
meningkatkan kualitas perumahan maupun
lingkungannya.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

No
(1)

4

5

Permasalahan Pengembangan
Permukiman
(2)
pendanaannya yang cukup besar
Aspek Peran Serta Masyarakat /
Swasta
• Sebagian masyarakat belum memahami
dengan baik permasalahan
pengembanagn permukiman
• Pembangunan kawasan perdesaan dan
perkotaan di Kabupaten Lampung
Selatan dilakukan dengan melibatkan
masyarakat dalam perencanaannya

Tantangan Pengembangan

Alternatif Solusi

(3)

(4)

• Tantangan yang sering dihadapi dalam pembangunan
dan pengembangan permukiman antara lain sebagian
masyarakat belum memahami dengan baik sehingga
sosialisasi sangat diperlukan untuk menyamakan
persepsi pentingnya pembangunan permukiman
untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan
kawasan menjadi lebih maju dan mandiri.
• Tantangan lain yang sering muncul yaitu masyarakat
masih mengharapkan setiap pembangunan di
lingkungannya dilakukan oleh Pemerintah. Selain itu
lahan dan ruang di perkotaan yang terbatas telah
menjadikan kawasan perkotaan menjadi daya tarik
bagi masyarakat dan masyarakat migran untuk datang
dan tinggal karena kemudahan aksesibiltas ke pusat
kota.
• peran serta pihak swasta dan masyarakat juga perlu
ditumbuh kembangkan sehingga warga
masyarakatnya mampu mandiri

• Pemberian bantuan stimulan dari Pemerintah
Kabupaten Lampung Selatan selama ini hanya sebagai
pendorong bagi masyarakat untuk ikut membangun dan
selanjutnya dapat mandiri dalam memperbaiki
perumahan dan permukimannya menjadi lebih sehat
dan layak hu

Aspek Lingkungan Permukiman

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 14

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

6.1.3

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta
Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015
(pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM)
untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan
MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk
program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD.
Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan
pengembangan permukiman.
Tabel 6.7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
di Perkotaan Kabupaten Lampung Selatan untuk 5 Tahun
No
1

2
3
4
5

URAIAN
Jumlah Penduduk
Kepadatan
Penduduk
Proyeksi
Persebaran
Penduduk
Proyeksi
Persebaran
Penduduk miskin
Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Kebutuhan
Rusunawa
Kebutuhan RSH
Kebutuhan
Pengembangan
Permukiman Baru

UNIT
Jiwa
Jiwa/km2

2015
972.579
461

2016

2017

2018

2019

983.861
466

995.274
472

1.006.819
477

1.018.498
483

Jiwa/km2

1,38 %

1,38 %

1,38 %

1,38 %

1,38 %

Jiwa/km2

-

-

-

-

-

Ha

1

2

2

2

1

TB

-

-

-

-

-

Unit
Kawasan

-

1
-

1
-

1
-

1
-

Ket

Tabel 6.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
di Perdesaan Kabupaten Lampung Selatan yang membutuhkan Penanganan untuk 5 Tahun
No
1

URAIAN
Jumlah Penduduk
Kepadatan
Penduduk
Proyeksi
Persebaran

UNIT
Jiwa
Jiwa/km2

2015
972.579
461

2016

2017

2018

2019

983.861
466

995.274
472

1.006.819
477

1.018.498
483

Jiwa/km2

1,38 %

1,38 %

1,38 %

1,38 %

1,38 %

Aspek Teknis Per Sektor

Ket

Bab VI - 15

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

No

2
3
4
5
6

7
8

URAIAN
Penduduk
Proyeksi
Persebaran
Penduduk miskin
Desa Potensial
untuk Agropolitan
Desa Potensial
untuk Minapolitan
Kawasan Rawan
Bencana
Kawasan
Perbatasan
Kawasan
Permukiman PulauPulau Kecil
Desa Kategori
Miskin
Kawasan dengan
Komoditas
Unggulan

6.1.4

UNIT

2015

2016

2017

2018

2019

Jiwa/km2

-

-

-

-

-

Desa

1

3

1

2

2

Desa

1

3

3

1

1

Kawasan

-

-

-

-

-

Kawasan

-

-

-

-

-

Kawasan

-

-

1

1

1

Desa

-

-

-

-

-

Kawasan

4

1

-

-

1

Ket

PROGRAM-PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri
dari:
1)

pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta

2)

peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1)

pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan
dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,

2)

pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),

3)

desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa
kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana
diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan


Infrastruktur kawasan permukiman kumuh



Infrastruktur permukiman RSH



Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 16

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan


Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)



Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana



Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil



Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)



Infrastruktur perdesaan PPIP



Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar 6.1.

Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 6.1 Alur Program Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)
Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari
kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1. Umum


Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.



Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.



Kesiapan lahan (sudah tersedia).



Sudah tersedia DED.

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 17

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)



Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)



Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.



Ada unit pelaksana kegiatan.



Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

2. Khusus
Rusunawa


Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA



Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh



Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya



Ada calon penghuni

RIS PNPM


Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.



Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.



Tingkat kemiskinan desa >25%.



Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan



BOP minimal 5% dari BLM.

PPIP


Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI



Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta
Karya lainnya



Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik Tingkat kemiskinan desa >25%

PISEW


Berbasis pengembangan wilayah



Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii)
produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan



Mendukung komoditas unggulan kawasan

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 18

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan
kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan
yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan
kualitas rumah, perumahan,dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta
(4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini
diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan kawasan permukimankumuh dalam hal kelayakan suatu hunian
berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai
indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan
dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor
ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan
kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi
lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih,
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 19

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan
indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand
scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.
6.1.5
a.

USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan
program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah
kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM
dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 6.9 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman
Kabupaten Lampung Selatan
Volume/

No

Program/Kegiatan

1

Pembangunan /
Peningkatan PSD Jalan
Lingkungan dan
drainase
Pembangunan /
Peningkatan PSD Jalan
Lingkungan dan
drainase
Pembangunan /
Peningkatan PSD Jalan
Lingkungan dan
drainase
Pembangunan /
Peningkatan PSD Jalan
Lingkungan dan
drainase
PSD Kws Perdesaan
Potensial Minapolitan

Ha

2,000,000

Ha

2,000,000

Ha

PSD Kws Perdesaan
Potensial Agropolitan
Pengembangan PSD
Kawasan Agropolitan
dan Minapolitan
Pembangunan PSD
Pulau-pulau Terpencil

2

3

4

5

6
7

8

Satuan

Biaya (Rp)

Lokasi

Kriteria
Kesiapan

Kel.Way Urang,Way
Kiyai,Way Panas,Kelapa
Doyong,Sukajaya Kec.
Kalianda
Kel.Rangai Tri Tunggal
Kec.Ketibung

SK Kumuh,
Lahan dan
DED

2,000,000

Natar

SK Kumuh,
Lahan dan
DED

Ha

2,000,000

Bakauheni

SK Kumuh,
Lahan dan
DED

Ha

1,600,000

Kec. Ketapang

Ha

1,600,000

Kec. Penengahan

Ha

1,600,000

Kws. Sidomulyo

SK
Minapolitan,
Lahan dan
DED
Lahan dan
DED
Lahan dan
DED

Ha

1,750,000

Desa Sebuku Besar

Aspek Teknis Per Sektor

SK Kumuh,
Lahan dan
DED

Lahan dan
DED
Bab VI - 20

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

No
9
10

b.

Program/Kegiatan

Volume/

Biaya (Rp)

Satuan

Pembangunan PSD
Pulau-pulau Terpencil
Pembangunan Jalan
Paving Block dan
Gorong-gorong Pulau
Kecil Terpencil

Kriteria

Lokasi

Kesiapan

Ha

1,750,000

Desa Sebuku Kecil

Ha

1,750,000

Pulau Sebesi

Lahan dan
DED
Lahan dan
DED

Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan
alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat
dan swasta (KPS, CSR).
Tabel 6.10 Usulan Pembiayaan Proyek
No

Program/Kegiatan

APBN

APBD
Prov

APBD
Kab/Kota

Masy

Swasta

CSR

Total

(1)
1

(2)
Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Poros
Desa
Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Poros
Desa
Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Poros
Desa
Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Poros
Desa
Pembangunan/Peningkat
an Jalan s/d Perkerasan
Aspal
Pembangunan jalan
dengan paving block
Rehabilitasi jalan s/d
latasir

(3)
-

(4)
800,000

(5)
-

(6)
-

(7)
-

(8)
-

(9)

-

550,000

-

-

-

-

-

600,000

-

-

-

-

-

600,000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

500,000

-

-

-

-

-

500,000

-

-

-

-

-

500,000

2

3

4

5

6
7

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 21

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)

Tabel 6.11 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Lampung Selatan
OUTPUT
NO.

SUMBER DANA

INDIKATOR OUTPUT

LOKASI

VOLUME

SATUAN

APBN
APBD PROVINSI

RINCIAN

MURNI

PHLN

TAHUN
APBD
KAB/KOTA

KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PERATURAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Pendampingan Kab/Kota Menyusun RP2KP (Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman)Laporan
Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman
Penyusunan DED Lingkungan Perumahan Nelayan
Penyusunan DED Kawasan Pusat Kota Kalianda dan
Bakauheni

Laporan
Kel.Rangai Tri
Tunggal
Kec.Ketibung
Desa Kenyayan
Kec. Bakauheni

1

Laporan

200,000.00

1

Laporan

200,000.00

Penyusunan DED Kawasan Pusat Kota

Muara Pilu Kec.
Rajabasa

1

Laporan

200,000.00

Penyusunan DED PSD Pulau-pulau Terpencil

Desa Sebuku
Kecil

1

Laporan

200,000.00

Penyusunan DED PSD Pulau-pulau Terpencil

Pulau Sebesi

1

Laporan

200,000.00

Penyusunan DED PSD Agroplitan

Kec.Sidomulyo

1

Laporan

200,000.00

Penyusunan DED PSD Agroplitan

Penengahan

1

Laporan

Penyusunan Masterplan Agropolitan

Lampung Selatan

1

Laporan

Pembinaan dan Fasilitasi Kegiatan Pengembangan Permukiman

Laporan

Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

Laporan

200,000.00
500,000.00

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

Ha

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan Kws.
Kumuh Bakauheni Kec. Bakauheni Kab. Lampung Selatan

Kws. Bakauheni
Kec. Bakauheni

Ha

1,720,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan Kec.
Bakauheni Kab. Lampung Selatan

Bakauheni

Ha

1,500,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan Kec.
Bakauheni Kab. Lampung Selatan

Bakauheni

Ha

1,500,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan Kec.
Natar Kab. Lampung Selatan

Natar

Ha

2,000,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan dan
Drainase

Kel.Way
Urang,Way
Kiyai,Way
Panas,Kelapa

Ha

2,000,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan dan
Drainase

Kel.Rangai Tri
Tunggal
Kec.Ketibung

Ha

2,000,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan dan
Drainase

Desa Kenyayan
Kec. Bakauheni

Ha

1,500,000

Pembangunan / Peningkatan PSD Jalan Lingkungan dan
Drainase

Muara Pilu Kec.
Rajabasa

Ha

1,750,000

Infrastruktur Kawasan Miskin Perkotaan
Neighborhood Upgrading Shelter and Sector Project Phase-2 (NUSP-2)

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 22

2015

2016

2017

2018

2019

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya (RPI2-JM)
OUTPUT
NO.

SUMBER DANA

INDIKATOR OUTPUT

LOKASI

VOLUME

SATUAN

TAHUN

APBN
APBD PROVINSI

RINCIAN

MURNI

PHLN

APBD
KAB/KOTA

KEGIATAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PENYEDIAAN RUMAH SUSUN SEWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya

Ha

Pembangunan / Peningkatan PSD Kawasan Perdesaan
Kec. Ketapang
Potensial Minapolitan Kec. Ketapang Kab. Lampung Selatan

Ha

1,620,000

175,000

PSD Kws Perdesaan Potensial Minapolitan

Kec. Ketapang

Ha

1,600,000

175,000

PSD Kws Perdesaan Potensial Minapolitan

Kec. Ketapang

Ha

1,100,000

175,000

PSD Kws Perdesaan Potensial Agropolitan

Kec. Penengahan

Ha

700,000

PSD Kws Perdesaan Potensial Agropolitan

Kec. Way Panji

Ha

1,100,000

PSD Kws Perdesaan Potensial Agropolitan

Kec. Way Panji

Ha

1,100,000

Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa

Kws. Desa
Tanjung Rejo 1
Kec. Natar
Kws. Desa
Tanjung Rejo 1
Kec. Natar
Kws. Desa
Tanjung Rejo 1
Kec. Natar

Ha

800000

Ha

550000

Ha

600000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Way Panji

Ha

600000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Way Panji

Ha

750000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Way Panji

Ha

660000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Way Panji

Ha

900000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Way Panji

Ha

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Sidomulyo

Ha

1,600,000

600000

Pengembangan PSD Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kws. Sidomulyo

Ha

1,600,000

500000

Pembangunan/Peningkatan infrastruktur Kawasan strategis
Pembangunan/Peningkatan infrastruktur Kawasan strategis
Pembangunan/Peningkatan infrastruktur Kawasan strategis

Kws. Strategis
Natar Kab.
Lampung Selatan
Kws. Strategis
Natar Kab.
Lampung Selatan
Kws. Strategis
Natar Kab.
Lampung Selatan

Infrastruktur Kawasan Permukiman Khusus

780000

Ha

700000

Ha

700000

Ha

700000

Ha

Pembangunan PSD Pulau-pulau Terpencil

Desa Sebuku
Besar

Ha

1,750,000

Pembangunan PSD Pulau-pulau Terpencil

Desa Sebuku
Kecil

Ha

1,750,000

Pembangunan Jalan Paving Block dan Gorong-gorong Pulau
Pulau Sebesi
Kecil Terpencil

Ha

1,750,000

Rural Sttlement Infrastructure and Kabupaten Strategic Area Development (RSIKD/RISE II)
Infrastruktur Kawasan Permukiman Berbasis Komunitas

Aspek Teknis Per Sektor

Bab VI - 23

2015

2016

2017

2018

2019