BAB VIII - DOCRPIJM 1500267085BAB 8 Aspek Teknis Per Sektor

BAB VIII Aspek Teknis Per Sektor Pada bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan

  permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta penyehatan lingkungan permukiman. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

8.1. PENGEMB ANG AN PERMUKIM AN

8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan

  Pengembangan pemukiman di Kabupaten Tana Toraja terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu pengembangan permukiman perkotaan dan pengembangan permukiman perdesaan

  a. Pengembangan Permukiman Perkotaan Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan mempertimbangkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana sistem pusat-pusat permukiman dan rencana sistem prasarana wilayah Kabupaten Tana Toraja setiap kecamatan akan dikembangkan minimal satu pusat kawasan permukiman (dijadikan sebagai kawasan perkotaan walaupun belum memenuhi kriteria sebagai kawasan perkotaan).

  Pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten Tana Toraja lebih cepat dibanding permukiman perdesaan karena perkotaan merupakan konsentrasi penduduk suatu wilayah yang berperan sebagai pusat pelayanaan yang diemban dan diharapkan sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan wilayah hinterlandnya.

  Pengembangan permukiman di Kabupaten Tana Toraja diusahakan baik oleh masyarakat sendiri maupun dari pihak pemerintah Pusat/Daerah maupun dari pihak swasta (developer). Permukiman yang diusahakan oleh masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan kecenderungan bermukim secara berkelompok dipesisir sungai/danau seringkali menimbulkan masalah permukiman kumuh dengan kondisi prasarana dan sarana yang minim, dan telah mendapat perhatian khusus untuk penanganannya melalui Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman/Strategi Pembangunan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (RP2KP/SPPIP) Tahun 2014.

  Di samping itu, usaha pemerintah yang bersifat fisik dalam pengembangan permukiman saat ini yang diusahakan oleh Pemerintah Pusat berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dilaksanakan sejak tahun 2011 melalui Program Peningkatan Kualitas (bedah rumah) masyarakat berpenghasilan rendah dan penyediaan prasarana dan sarana Umum yang dilaksanakan sejak tahun 2011 sampai sekarang dan kegiatan yang sama pula dilaksanakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan yang dilaksanakan sejak tahun 2009 sampai sekarang. Namun demikian program pemerintah ini masih merupakan langkah awal dalam pengembangan permukiman.

  Keterlibatan pihak swasta (developer) dalam pembangunan perumahan di perkotaan sangat besar bagi pengembangan permukiman perkotaan dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat yang cenderung berkembang ke arah utara, timur dan selatan Kota Pattalassang dan pusat- pusat ibukota kecamatan, dan sepanjang ruas jalan yang menghubungkan antar kawasan permukiman dan ruas jalan yang menghubungkan antar daerah.

  b. Pengembangan Pemukiman Pedesaan Pengembangan pemukiman penduduk pedesaan cenderung mengikuti jaringan jalan primer, kolektor yang terdiri dari satuan-satuan permukiman dengan bentuk linear, hal tersebut sangat terpengaruh dengan tingkat ketersediaan aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

  Dengan adanya bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dilaksanakan sejak tahun 2012 khususnya pada desa tertinggal/ desa terpencil di seluruh kecamatan di Kabupaten Tana Toraja.

8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Tana Toraja Kedudukan Kawasan Perkotaan Tana Toraja baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Kedudukan Kawasan Perkotaan Tana Toraja baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Lingkungan; PKL) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini.

Tabel 8.1 Isu – isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala

  

Kabupaten Tana Toraja

No. Isu Strategis Keterangan (1) (2) (3)

  1. Kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan Aspek Kependudukan ari minum mutlak untuk dipenuhi, karena menyangkut tuntutan kebutuhan dan ketergantungan terhadap sumber air yang sehat, bersih dan aman bagi konsumsi dan kebutuhan masyarakat, terutama bagi pada kawasan perkotaan sebagai tempat konsentrasi penduduk

  Skenario pengembangan sektor air minum

  2 Aspek Kebutuhan yang dilakukan dalam meningkatkan mutu dan pelayanan PDAM dengan pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan air minum (SPAM), baik peningkatan terhadap prasarana dan sarana air minum, maupun terhadap pengembangan pipa distribusi air minum.

  3 Sumber air minum yang dimanfaatkan Aspek Lingkungan masyarakat Kabupaten Tana Toraja untuk memenuhi kebutuhan air minum sebagian bersumber dari PDAM dan secara umum masih memanfaatkan sumber air tanah/ sumur dangkal. Sistem jaringan pelayanan PDAM secara umum masih dominan terkonsentrasi pada kawasan perkotaan.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas Pembangunan pemukiman perkotaan lebih cepat dibanding di pedesaan yang merupakan kosentrasi penduduk suatu wilayah yang berperan sebagai pusat pelayanaan dan pusat pemasaran bagi wilayah yang dipengaruhinya, secara fisik cenderung berkembang ke daerah pinggiran kota yang sangat dipengaruhi adanya kegiatan ekonomi, kondisi wilayah dan fungsi kawasan yang demikian seperti aktivitas perdagangan industri dan transportasi. Dalam perkembangannya diperhadapkan berbagai masalah sosial seperti timbulnya kawasan kumuh, air bersih, dan kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan lainnya.

  Masalah kawasan kumuh perkotaan (kota Makale) belum tertangani dengan baik, baru sebagian kecil melalui Program P2KP. Sedangkan pembangunan pemukiman pedesaan ditangani secara stimulan melalui program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP) program pengembangan kecamatan (PPK) / PNPM Mandiri pedesaan serta Program PAMSIMAS.

Tabel 8.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman No. Perda/Pergub/Perbup/Peraturan lainnya Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No. Tahun

  

Perihal

  1 Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja

  No....Tah un 2011 RTRW Kabupate n Tana Toraja Tahun 2011- 2030

  Guna pengembangan wilayah Kabupaten Tana Toraja, diharapkan akan terbentuk sistem distribusi dan pelayanan yang terhirarki, dimana pusat kegiatan utama (PKU) yang diemban oleh Kota Makale mampu menjadi pusat distribusi dan pelayanan terhadap kawasan di sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan sistem aktivitas perkotaan yang saling bersinergi baik secara internal maupun eksternal.

  • 600

  5 Kawasan Pengadilan 3,32 - - 180

  355

  9 Kawasan Dokang 0,42 - -

  365

  8 Kawasan Lallangan II 0,31 - -

  7 Kawasan Lallangan I 0,92 - - 940

  6 Kawasab Bulo 2,27 - - 490

  4 Kawasan Bebo’ 1,13 - - 237

  194

  3 Kawasan Pantan 1,06 - -

  183

  2 Kawasan Sassa’ 1,11 - -

  3,25 -

  1 Kawasan Kampung Pisang

Tabel 8.3 Data Kawasan Kumuh Kabupaten Tana Toraja Tahun No. Lokasi Kumuh Luas Kawasan Jumlah Rumah Permanen Jumlah Rumah Semi Permanen Jumlah Pendud ukTabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten Tana Toraja No. Lokasi RSH Tahu n Pembangu nan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CK yang Ada

  • ** Untuk data Kondisi RSH di Kabupaten Tana Toraja masih dalam Proses

    Penyusunan

Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tana Toraja Lok Tah Jumla Prasarana asi un h CK yang Pengelo No.

  Kondisi Rusun Pembang Pengh la Ada awa unan uni

  • ** Untuk data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Tana Toraja masih dalam Proses

    Penyusunan

Tabel 8.6 Data Program Perdesaan di Kabupaten Tana Toraja Tahun Volume/ Kondisi Program/Kegiatan Lokasi Status No.

  Satuan infrastruktur

  • ** Untuk data Program Perdesaan di Kabupaten Tana Toraja masih dalam Proses

    Penyusunan

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

  

Kabupaten Tana Toraja

Permasalahan Tantangan Alternatif Solusi No. Pengembangan Pengembangan Permukiman

  1. Aspek Pendanaan Karena harga Adanya

  Terbatasnya dana dari lahan yang tinggi pengorganisasian berbagai sumber dana yang sehingga secara terpadu dapat digunakan untuk ketersediaan pendanaan dari pembangunan prasarana dan lahan juga berbagai sumber (APBD sarana permukiman dari terbatas sehingga Kabupaten, APBD APBD Kabupaten, APBD akan Provinsi, APBN dan Provinsi, APBN, swasta dan menghambat Swadaya). Swadaya Masyarakat proses pengembangan permukiman

  

2. Aspek Kelembagaan Kelembagaan Perlu dilakukan

  Masih terbatasnya SDM daerah yang reorganisasi sebagai unsur pelaksana menangani kelembagaan yang kegiatan, baik dalam instansi bidang kecipta- menangani Bidang pemerintah maupun dalam karyaan masih Kecipta Karyaan Organisasi Masyarakat lemah dalam khususnya

  No. Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  Setempat (OMS) sebagai pelaku kunci utama pada penyelenggaraan pengembangan permukiman, maupun institusi dan penyediaan prasarana dan sarana pendukung lainnya. Kendala-kendala inilah yang dapat menghambat proses pembangunan permukiman, khusunya pada kawasan perkotaan. penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas, serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.

5. Aspek Peran Serta Masyarakat

  Masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.

  Melakukan sosialisasi secara menyeluruh terlebih dahulu akan pentingnya pengembangan permukiman untuk kesejahteraan masyrakat.

  Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.

8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman di Kabupaten Tana Toraja :

a. Sistem Infrastruktur Permukiman yang Dibutuhkan

  Pengembangan infrastruktur permukiman Kabupaten Tana Toraja yang diusulkan adalah adanya keserasian dan keseimbangan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan diharapkan mengacu kepada konsep pembangunan prasarana kota terpadu antar sektor sesuai dengan rencana induk sistem prasarana dan sarana yang ada seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pengembangan pemukiman baru yang ditunjang dengan pembangunan sektor lainnya seperti pembangunan drainase, persampahan, pengelolaan air limbah dan pembangunan jalan kota.

  Sistem infrastruktur permukiman tersebut merupakan infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan permukiman, baik pada kawasan perkotaan maupun perdesaan. Penyediaan infrastruktur permukiman Kabupaten Tana Toraja didasarkan pada kebutuhan prioritas yang diperlukan penanganan secara terpadu dan berkelanjutan. Infrastruktur permukiman yang diusulkan didasarkan pada kebutuhan prioritas yang perlu penanganan, antara lain:  Pembangunan prasarana jalan.

   Pembangunan prasarana drainase.  Pembangunan prasarana air minum.

Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan

  

Untuk 5 Tahun

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket No. Uraian Unit

  I II

  III

  IV V

  Jumlah

  1 Jiwa Penduduk Kepadatan Jiwa/

  2 Penduduk km

  Proyeksi Jiwa/

  Persebaran

  2

  km Penduduk Proyeksi Persebaran

  Jiwa/ Penduduk

  2

  km Miskin Sasaran Penurunan

  2 Ha Kawasan Kumuh Kebutuhan

  3 TB Rusunawa Kebutuhan

  4 Unit RSH Kebutuhan Pengembangan

  5 Kws Permukiman Baru

  • **Data Tidak Tersedia

Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan

  

yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket No. Uraian Unit

  I II

  III

  IV V

  Jumlah

  1 Jiwa Penduduk Kepadatan Jiwa/

  2 Penduduk km

  Proyeksi Jiwa/

  Persebaran

  2

  km Penduduk Proyeksi Persebaran

  Jiwa/ Penduduk

  2

  km Miskin Desa Potensial untuk

  2 Desa Agropolitan Desa Potensial untuk

  3 Desa Minapolitan Kawasan Rawan

  4 Kws Bencana Kawasan

  5 Kws Perbatasan Kawasan Permukiman

  6 Kws Pulau – pulau kecil Desa Kategori

  7 Desa Miskin Kawasan dengan

  8 Kws Komoditas Unggulan

  • **Data Tidak Tersedia

8.1.4 Program – program Sektor Pengembangan Permukiman

  1. Program Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

  a. Perbaikan Lingkungan Permukiman, dengan Kegiatan :

  b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang terpencil dan terisolir.

  c. Program Prioritas Dukungan terhadap Kawasan RSH, skala kawasan dan skala lingkungan berupa penyediaan Infrastruktur Primer :

  • Pembangunan jalan akses, jalan poros, drainase primer
  • Penyediaan SPAM
  • Pembangunan prasarana dan sarana air limbah terpusat/komunal 2. Program Perioritas Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.

  Skala Kawasan : a. Pengembangan prasarana dan sarana desa Agropolitan.

  b. Pengembangan wilayah perbatasan

  • Pembinaan pengembangan wilayah perbatasan pada 6 kawasan perbatasan dengan kabupaten lainnya.

  Penyediaan prasarana dan sarana kawasan

  • perbatasan.

  Adapun alaur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar 8.1.

  Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 8.1 Alur Program Pengembangan Permukiman

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

  Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.

Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman

  

Kabupaten Tana Toraja

Kriteria Volume/s No. Program/Kegiatan Biaya (Rp) Lokasi Kesiapan 1 2 Sarana dasar Permukiman Fasilitasi Pemb. Prasarana & Rehabilitasi Kawasan Dukungan PSD Penataan dan atuan 1 3.500.000.000 Kab. Tana Toraja 1 550.000.000 Kab. Tana Toraja 4 3 Revitalisasi Kawasan Rembon Revitalisasi Kawasan Ge’tengan berbasis Masyarakat 1 750.000.000 1 750.000 .000 Kecamatan Kecamatan Ge’tengan Rembon 7 6

  5 Penyelenggaraan Penataan Buraka Bangunan Kawasan Pusaka Revitalisasi Kawasan Buntu Fasilitasi Penyusunan PTMP dan 1 2.000.000.000 Pasar Seni 1 5.765.000.000 Pasar Seni 8 9 Drainase Kawasan Saluputti 5.000 3.500.000.000 Kec. Saleputti DED Drainase Kawasan Buakayu 4.000 2.625.000.000 1 500.000.000 Kota Makale Kec. 11 10 Pembuatan jln ling. Karuaya- Gereja Kibaid Jalan Lingkungan Gapura ke Sepang-Ledan sandabilik 750 5.250.000.000 Kab. Tana Toraja 750 3.150.000.000 Kab. Tana Toraja Bonggakaradeng

  12 13 14 Miallo Permukiman Pembuatan Jalan lingkar Rabat Jln pendidikan/Lingkar Pembangunan/Peningkatan 1.500 2.800.000.000 Kab. Tana Toraja 800 2.800.000.000 Kab. Tana Toraja 15 16 Hujan Hujan Jalan Lingkungan dan aluran Air 0,27 Bulo Pembangunan/Peningkatan Jalan Lingkungan dan aluran Air 0,009 Lallangan Jalan Lingkungan dan aluran Air 0,01 Pantan Pembangunan/Peningkatan 17 Kebakaran Penanggulangan Bahaya · Sarana Prasarana Hujan 1 · Kampung Pisang

  Kriteria Volume/s No. Program/Kegiatan Biaya (Rp) Lokasi Kesiapan 19 18 · Pembangunan/Peningkatan Kebakaran Penanggulangan Bahaya · Sarana Prasarana Jalan Lingkungan dan aluran Air 0,003 Lalllangan II atuan 1 · Pengadilan 20 Jalan Lingkungan dan aluran Air 0,004 Doakang Hujan Hujan · Pembangunan/Peningkatan

b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

  Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

Tabel 8.11 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek

  APB APBD N Program/kegiat APB Masyara Swa CS Total D Kab/ko o an N kat sta R 2 1 Permukiman berbasis 000 & Sarana dasar 550.000. Fasilitasi Pemb. Prasarana dan Rehabilitasi Kawasan 0.000 000 Dukungan PSD Penataan 3.500.00 700.000. Prov ta 350.000.000 4.550.000.000 550.000.000 3 4 5 Revitalisasi Kawasan Buntu 2.000.00 400.000. Rembon .000 Revitalisasi Kawasan 750.000 Ge’tengan 000 Masyarakat Revitalisasi Kawasan 750.000. 75.000 000 75.000 000 2.600.000.000 750.000.000 750.000.000 6 7 Penyelenggaraan Penataan Buraka 0.000 000 Pusaka PTMP dan DED 000 Fasilitasi Penyusunan 500.000. Bangunan Kawasan 5.765.00 0.000 200.000.000 5.765.000.000 500.000.000 10

  8 9 Jalan Lingkungan Gapura 3.150.00 Buakayu 0.000 000 ke Gereja Kibaid 0.000 Drainase Kawasan 2.625.00 560.000. Drainase Kawasan 3.500.00 700.000. Saluputti 0.000 000 350.000.000 280.000.000 262.500.000 4.550.000.000 2.887.500.000 3.640.000.000 12 13 11 Rabat Jln 2.800.00 630.000. sandabilik Pembuatan Jalan lingkar 2.800.00 1.050.00 Karuaya-Sepang-Ledan 315.000.000 4.095.000.000 Pembuatan jln ling. pendidikan/Lingkar Miallo 0.000 000 5.250.00 525.00.0 0.000 00 280.000.000 3.640.000.000 525.000.000 6.825.000.000 15 14 aluran Air Hujan an Jalan Lingkungan dan Permukiman 0.000 0.000 an Jalan Lingkungan dan Pembangunan/Peningkat Pembangunan/Peningkat 560.000. 000 560.000.000 16 Jalan Lingkungan dan Pembangunan/Peningkatan aluran Air Hujan

  APB APBD N Program/kegiat APB Masyara Swa CS Total D Kab/ko o an N kat sta R 17 18 Kebakaran Penanggulangan Bahaya · Sarana Prasarana aluran Air Hujan · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Prov ta 20 19 aluran Air Hujan an Jalan Lingkungan dan · Pembangunan/Peningkat aluran Air Hujan an Jalan Lingkungan dan · Pembangunan/Peningkat Kebakaran

  VIII- Laporan Final

Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tana Toraja

  N o Sektor Program Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahu n Sumber Pembiayaan APBN DA K APBD Prov. APBD Kab/kota BUM D KPS/ Swast a Masyarak at CS R Rupiah Murni PL N

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15

3 Pengembang an Permukiman Dukungan PSD Penataan dan Rehabilitasi Kawasan Kab. Tana Toraja 1 Kawasa n Tahu n 2015 3.500.000.0 00 700.000.000 350.000.00

  Fasilitasi Pemb. Prasarana & Sarana dasar Permukiman berbasis Masyarakat Kab. Tana Toraja 1 Kawasa n Tahu n 2015 550.000.000 Revitalisasi Kawasan Ge’tengan Kecamatan Ge’tengan 1 Kawasa n Tahu n 2015 750.000.000 75.000 000 Revitalisasi Kawasan Rembon Kecamatan Rembon 1 Kawasa n Tahu n 2015 750.000 .000 75.000 000 Revitalisasi Kawasan Buntu Buraka Pasar Seni 1 Kawasa n Tahu n 2015 2.000.000.0 00 400.000.000 200.000.00 Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Pusaka Pasar Seni 1 Kawasa n Tahu n 2015 5.765.000.0 Fasilitasi Penyusunan 00 - - - - - - - PTMP dan DED Kota Makale 1 Kawasa n Tahu n 2015 500.000.000 Drainase Kawasan Saluputti Kec. Saleputti 5.00 meter Tahu n 2016 3.500.000.0 00 700.000.000 350.000.00 Drainase Kawasan Buakayu Kec. Bonggakarade ng 4.00 meter Tahu n 2016 2.800.000.0 00 560.000.000 280.000.00 Jalan Lingkungan Gapura ke Gereja Kibaid Kab. Tana Toraja 750 meter Tahu n 2016 2.625.000.0 00 525.00.000 262.500.00

  VIII- Laporan Final Pembuatan jln ling. Karuaya-Sepang-Ledan sandabilik Kab. Tana Toraja 750 meter Tahu n 2016 3.150.000.0 00 630.000.000 315.000.00 Rabat Jln pendidikan/Lingkar Miallo Kab. Tana Toraja 1.50 meter Tahu n 2016 5.250.000.0 00 1.050.000.0 00 525.000.00 Pembuatan Jalan lingkar Permukiman Kab. Tana Toraja 800 meter Tahu n 2016 2.800.000.0 00 560.000.000 280.000.00 Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan Bulo 0,27 Hektare Tahu n 2017 Pembangunan/Peningka tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan Lallangan 0,00 Pembangunan/Peningkata 9 Hektare Tahu n 2017 n Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan Pantan 0,01 Hektare Tahu n 2018 Tahu n 2018 · Sarana Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran · Kampung Pisang · Sarana Prasarana 1 Kawasa n Tahu n 2018 Penanggulangan Bahaya Kebakaran · Pengadilan · Pembangunan/Peningka 1 Kawasa n Tahu n 2018 tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan Lalllangan II 0,00 · Pembangunan/Peningka 3 Hektare Tahu n 2019 tan Jalan Lingkungan dan aluran Air Hujan Doakang 0,00 4 Hektare Tahu n 2019

8.2 PEN AT AAN B ANGUN AN & LINGKUNG AN

8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Rencana penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten meliputi 4 (empat) kawasan yaitu, kawasan Pusat perdagangan, kawasan Pusat pemerintahan (kantor Bupati), kawasan objek wisata dan kawasan pusat pengembangan budaya

  Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Gambar 8.1 Lingkup Tugas PBL

8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

  Wujud bangunan dirancang dengan dasar pertimbangan fungsi bangunan, khususnya bangunan perdagangan komersial harus bersifat rekreatif dan dinamis serta memberikan dampak psikologis yang mendukung sebagai bangunan bisnis. Disamping itu faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengolah wujud bangunan yaitu : kondisi topografi, iklim lingkungan, ciri arsitektur tropis, mencerminkan budaya setempat, keserasian dengan lingkungan sekitar serta mempertimbangkan pemakaian bahan bangunan lokal yang berkualitas baik.

  Untuk wujud bangunan yang menyangkut fungsi bangunan yang monumental atau meyangkut lingkungan kota atau memerlukan penampilan bangunan yang bercirikan tradisional atau khas daerah maka perlu dikonsultasikan dengan tenaga ahli yang berpengalaman.

Tabel 8.13 Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Tana Toraja

  Isu Strategis Sektor

No. Kegiatan Sektor PBL PBL di Kabupaten Tana

Toraja

  1. Penataan Lingkungan Permukiman mengatasi  PBL tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan  Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan dan  Revitalisasi pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal kualitas  Peningkatan lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal pemerintah  Pelibatan daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan

  2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan pembangunan  Tertib Rumah Negara dan keandalan bangunan gedung  (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);  Pengendalian

  No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Tana Toraja

  penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di Kab. Takalar

   Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan;  Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;  Peningkatan kualitas pelayanan

  3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

   Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;

   Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in- cash sesuai MoU PAKET;

   c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam

  Isu Strategis Sektor

No. Kegiatan Sektor PBL PBL di Kabupaten Tana

Toraja

  penanggulangan kemiskinan.

B. Kondisi Eksisting

  Secara umum penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tana Toraja khususnya di daerah perkotaan dan perdesaan sudah dilakukan berdasarkan rencana tata ruang dan perda yang ada, namun beberapa pembangunan gedung yang dilakukan oleh masyarakat hanya mengikuti selera dan kemauan mereka sendiri sehingga struktur dan model serta luas lahan yang digunakan tidak mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan dalam konsep tata ruang dan aspek teknis sering diabaikan sehingga hasilnya kurang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan oleh pihak berkompoten secara tegas dan konsisten, namun tetap dilakukan secara persuasive sehingga pembangunan yang berjalan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

  Tingkat kualitas struktur bangunan adalah presentase banyaknya bangunan rumah tidak memenuhi syarat pondasi, dinding (kerangka Bangunan), atap serta lantai suatu bangunan rumah tinggal yang sehat. Semakin banyak rumah dalam suatu lingkungan pemukiman yang tidak memenuhi criteria kebutuhan minimal keselamatan dan keamanan mengindikasikan kondisi lingkungan permukiman semakin kumuh. Tingkat kepadatan bangunan adalah jumlah unit bangunan per satuan luas (ha) dalam suatu lingkungan permukiman dimana suatu lingkungan permukiman kumuh salah satu disebabkan oleh tingkat kepadatan tinggi akibat keterbatasan lahan yang tersedia. Semakin padat bangunan prasarana dan sarana terbatas sehingga pemenuhan kebutuhan lingkungan pemukiman menjadi rendah. Presentase jumlah rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh

  3 (tiga) aspek yaitu : Pencahayaan, Penghawaan, serta suhu Udara dan kelembaban dalam ruangan dalam suatu lingkungan permukiman. Tingkat penggunaan luas lantai bangunan adalah luas yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas social, ekonomi dan budaya dalam rumah setiap orang atau kebutuhan ruang perorang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia dalam rumah. Ketmen PU No. 403/KPTS/M/2002 tentang pedoman teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, kebutuhan ruang per orang adalah 9 meter persegi dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit adalah 2.80 m. rendahnya luas lantai bangunan mengakibatkan ruang gerak seseorang untuk melakukan aktivitassehari-hari semakin terbatas, sehingga menyebabkan penghuni hidup tidak sehat, dan tidak mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara layak.

  Tabel 8.14 Peraturan Daerah / Peraturan Bupati terkai Penataan Bangunan dan Lingkungan

  N Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan lainnya Ket o No Tahun Tentang

  Rencana Tata Ruang Wilayah

  1 Perda Prov Sulsel No 9 2009 Provinsi Sulsel

  Perda Kab Tana Toraja Rencana Tata Ruang Wilayah 2 2011 No 10 Kabupaten Tana Toraja Perda Kab Tana Toraja 3 2009 Bangunan Gedung No 2

  4 Draft 2013 RTBL Kawasan Makale

Tabel 8.15 Penataan Lingkungan Permukiman

  Penanganan Kawasan RTH Pemenuhan SPM Kebakaran Tradisional Dukungan Lokasi/ % Keter HS Nama Luas Prasarana Infrastruk Nama Luas sediaan % IMB Instan- si

  

Kawasan RTH BGN Kebakaran

tur CK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

RTH RTH

  IMB Kec: B: Kec. A: Kec. D: Kec. C:

  • **Data Tidak Tersedia

Tabel 8.16 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  Jumlah BG Status Kondisi Ketersediaa No Kawasan/Keca Negara Kepemilika Banguna n Utilitas . matan berdasarkan n n BG (1) (2) (3) (4) (5) (6) fungsi Fungsi Hunian : 1. .................... .unit Fungsi Keagamaan : ............. unit Fungsi Usaha : ...................... unit Fungsi Sosial Budaya : .......... unit Fungsi Khusus : ..................... unit

  • **Data Tidak Tersedia

Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  Kegiatan Kegiatan PNPM

No. Kecamatan Pemberdayaan

Perkotaan (P2KP) (1) (2) (3) (4) Lainnya

  • **Data Tidak Tersedia

C. Permasalahan dan Tantangan

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain :  Lingkungan perkantoran / instansi pemerintah tersebar pada beberapa lokasi, sehingga baik dari segi penataan bangunan maupun lingkungan mengalami kendala tersendiri, yang pada akhirnya berpengaruh pada aspek pelayanan kepada masyarakat. Di pihak lain sebagian kondisi fisk bangunan sudah tua sehingga perlu di revitalisasi dan di relokasi .

   Kondisi bangunan khususnya bangunan rumah penduduk di daerah bantaran sungai umumnya tidak memenuhi kriteria teknis suatu bangunan dari hal jarak antara rumah, penataan dan pelestarian lingkungan daerah aliran sungai, sehingga sangat rentan terhadap berbagai resiko seperti menimbulkan lingkungan kumuh karena tidak teratur, banjir serta lingkungan yang tidak sehat.

Tabel 8.18 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan

  

Lingkungan

Alternatif Permasalahan Tantangan No. Aspek PBL

  Solusi yang dihadapi Pengembangan

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  1. Aspek Teknis Umumnya Belum bangunan optimalnya memenuhi syarat kinerja instansi teknis maupun yang berwenang keserasian yang melakukan bangunan dan perencanaan, lingkungannya pengaturan dan seperti yang pembinaan terjadi di teknis maupun kawasan dalam perumahan, pelaksanaan fisik perkantoran, di lapangan perdagangan dan pada kawasan khusus

  Alternatif Permasalahan Tantangan No. Aspek PBL Solusi yang dihadapi Pengembangan

  seperti kawasan wisata dan kawasan bersejarah. Dilain pihak masih banyak bangunan yang melanggar garis sempadan jalan, sungai, pantai dan kawasan non budidaya lainnya.

  2. Aspek Kelembagaan Kegiatan Belum adanya penataan peraturan daerah lingkungan untuk yang mengatur mendukung tentang fungsi kawasan penyelenggaraan tertentu belum bangunan dilakukan karena gedung belum optimalnya kinerja instansi yang berwenang yang melakukan perencanaan, pengaturan dan pembinaan teknis maupun dalam pelaksanaan fisik di lapangan

  3. Aspek Pembiayaan Masih Masih terbatasnya terbatasnya kemampuan kemampuan APBD untuk sumber daya mendanai manusia kegiatan- aparatur daerah kegiatan yang menangani bangunan dan masih gedung terbatasnya kemampuan APBD untuk

  No. Aspek PBL

Permasalahan

yang dihadapi

  Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  mendanai kegiatan- kegiatan tersebut serta masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya penataan lingkungan dalam rangka mendorong peningkatan fungsi kawasan seiring dengan meningkatnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan

  4. Aspek Peran Serta Masyarakat/swasat

  Kurangnya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat serta swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan

  Kurangnya pemahaman tentang pentingnya penataan lingkungan dalam rangka mendorong peningkatan fungsi kawasan

  5. Aspek Lingkungan Permukiman

  Buruknya kualitas lingkungan terbangun dan Orientasi pembangunan yang belum memfokuskan pada keseimbangan dan kelestarian lingkungan

  Kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat akan pentingnya lingkungan permukiman

  No. Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  1. Aspek Teknis

  2. Aspek Kelembagaan

  3. Aspek Pembiayaan 4.

  Aspek Peran Serta Masyarakat/swasat 5. Aspek Lingkungan Permukiman

  

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  1. Aspek Teknis

  2. Aspek Kelembagaan

  3. Aspek Pembiayaan 4.

  Aspek Peran Serta Masyarakat/swasat 5. Aspek Lingkungan Permukiman

8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri. Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu :Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman.

  Penataan Bangunan Lingkungan.

  Wujud bangunan dirancang dengan dasar pertimbangan fungsi bangunan, khususnya bangunan perdagangan komersial harus bersifat rekreatif dan dinamis serta memberikan dampak psikologis yang mendukung sebagai bangunan bisnis. Disamping itu faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengolah wujud bangunan yaitu : kondisi topografi, iklim lingkungan, cirri arsitektur tropis, mencerminkan budaya setempat, keserasian dengan lingkungan sekitar serta mempertimbangkan pemakaian bahan bangunan lokal yang berkualitas baik.

  Untuk wujud bangunan yang menyangkut fungsi bangunan yang monumental atau meyangkut lingkungan kota atau memerlukan penampilan bangunan yang bercirikan tradisional atau khas daerah maka perlu dikonsultasikan dengan tenaga ahli yang berpengalaman.

  Kabupaten belum menyelesaikan perda bangunan gedung sebagai acuan dalam menata bangunan dan lingkungan, belum terakomodasi.

  Masih tidak dilibatkannya Tim ahli bangunan gedung yang berfungsi dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan. Pemda belum menerbitkan sertifikasi layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan Pasilitas

  Umum dan Perkantoran.

Tabel 8.20 Kebutuhan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Kebutuhan

No. Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  I II

  III

  IV V

A. Kegiatan Penataan Lingkunan Permukiman

  Ruang Terbuka

  1. M2 Hijau (RTH)

  2. Ruang Terbuka M2

  3. PSD unit

  4. PS Lingkungan unit

  5. HSBGN laporan Pelatihan Teknis 6. laporan Tenaga Pendata

  Kebutuhan

No. Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket

  I II

  III

  IV V HSBGN 7. lainnya

  II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan

  1. Fungsi unit Hunian Bangunan Fungsi unit 2. Keagamaan Bangunan Fungsi 3. unit Usaha Bangunan

  4. Fungsi unit Sosial Budaya Bangunan Fungsi

  5. unit Khusus Bintek

  6. Pembangunan laporan Gedung Negara 7. lainnya

  III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  1. P2KP 2. lainnya

  • **Data Tidak Tersedia

8.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

  Untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai dalam penataan bangunan dan lingkungan, beberapa program penataan bangunan dan lingkungan yang diusulkan, antara lain :

  1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

  a) Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan

  b) Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran

  c) Sarana dan Prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )

  d) Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/ Bersejarah

  e) Pembangunan Fisik PSD Revitalisasi

  2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  a) Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung

  b) Penyusunan RTBL

  c) Kelengkapan Aksesibilitas Bangunan Gedung

  3. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

  a) P2KP

  b) PNPM Perkotaan

  8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan Tabel 8.21 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan No Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun Program Sektor Kabupaten Tana Toraja Rupiah Murni PLN APBN DAK BUMD Masyarakat CSR APBD APBD KPS/ Prov. Kab/kota Swasta Sumber Pembiayaan

  • -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15