BAB IV PROFIL KOTA BATAM - DOCRPIJM cc026af8e5 BAB IVBAB IV PROFIL KOTA BATAM

BAB IV
PROFIL KOTA BATAM
4.1 Geografi dan Administrasi Wilayah
Kota Batam sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang baru
merupakan Daerah Otonom yang dibentuk bersama 7 Kabupaten lainnya
di Provinsi Riau berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999. Berdasarkan UU
tersebut wilayah Kota Batam telah dimekarkan dengan memasukkan
sebagian wilayah dari Kec. Galang dan Kec. Bintan Utara, Kabupaten
Kepulauan

Riau

dan

telah

ditata

kembali

wilayah


administrasi

kecamatannya. Kota Batam memiliki 8 (delapan) wilayah kecamatan yang
meliputi

beberapa pulau besar yang ada di Kota Batam, meliputi P.

Batam, P. Rempang, P. Galang, P. Galang Baru, dan P. Bulan, serta
sejumlah gugus pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Namun dibalik pesatnya perkembangan di Kota Batam, disadari bahwa
perkembangan

tersebut

sesungguhnya masih terkonsentrasi pada

wilayah Pulau Batam (wilayah perkotaan) dan belum banyak menyentuh
kelompok masyarakat yang bermukim di wilayah kepulauan (wilayah
perdesaan) di luar Pulau Batam. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari

pertumbuhan sektor-sektor perkotaan (industri, perdagangan dan jasa,
pariwisata kota) yang selama ini berlangsung di Pulau Batam, sekaligus
mengindikasikan belum optimalnya upaya mengembangkan ruang dan
potensi SDA yang berada di wilayah kepulauan di luar Pulau Batam.
Dalam rangka mewujudkan komitmen pemihakan kepada kepentigan
masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil, maka penyesuaian
rencana tata ruang juga mengalokasikan ruang permukiman yang cukup
bagi masyarakat tempatan yang bermukim di kampung-kampung tua yang
tersebar di Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau Galang
Baru, dan pulau-pulau lain di wilayah Hinterland. Untuk mengantisipasi
pembangunan fisik yang akan berlangsung sangat cepat, maka rencana
tata ruang disempurnakan dengan memasukkan muatan pengaturan yang

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 1

lebih jelas dan ketat dalam hal ROW jalan kota, ruang hijau kota,
pembangunan fisik di areal perbukitan, penggunaan material timbun untuk
pengembangan pantai, Rencana Detai Tata Ruag Kota (RDTRK) pada

lokasi prioritas dan strategis, dan sebagainya. Ini semua dimaksudkan
agar pembangunan fisik berlangsung lebih tertib dan terkendali, serta
tidak merusak keindahan dan kelestarian lingkungan kota.

4.1.1 Letak Geografis Wilayah
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu
di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Peraturan
daerah nomor 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Batam Tahun 2004 – 2014, terletak antara :
- 00º25' 29″ - 1º15'00″ Lintang Utara
- 103º.34' 35″ - 104º26'04″ Bujur Timur
sedangkan Wilayah Kota Batam terdiri dari darat dan wilayah laut seluas
3.990,00 Km2.

4.1.2 Batas Wilayah
Kota memiliki luas wilayah sebesar 3.990,00 km2 (399.000 ha) meliputi
wilayah daratan dan lautan berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 2
Tahun 2004 tentang RTRW Kota

tahun 2004-2014, yang secara


administrasi berbatasan dengan wilayah lain yaitu:
- Sebelah Utara : Selat Singapura
- Sebelah Selatan : Kecamatan Senayang
- Sebelah Barat : Kecamatan Karimun dan Moro Kabupaten Karimun
- Sebelah Timur : Kecamatan Bintan Utara

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 2

Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Propinsi Kepulauan Riau
juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang
tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan
protersier yang membentang dari Semenanjung Malayasia Singapura di
bagian utara sampai dengan pulau Moro dan kundur serta Karimun
dibagian selatan.
Singapura dan Malayasia yang berada di sebelah utara kota Batam,
secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan
dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya

tarik bagi Singapura merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam
karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang
diberikan.
Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut
internasioanal. Karakteristik wilayah ini secara geografis tidak jauh
berbeda begitu juga dari sisi sosio-kulturnya. Kabupaten Karimun
merupakan wilayah pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang
Kabupaten Bintan) yang pembentukannya bersamaan dengan Kota
Batam. Daerah ini terkenal dengan industri pertambangan batu granit dan
produksi perikanan yang juga merupakan kebutuhan bagi proses
pembangunan Kota Batam.
Sebelah timur Kota Batam berbatasan dengan Kota Tanjung Pinang dan
Kabupaten Bintan. Kedua daerah ini memiliki ketertarikan emosional dan
kultural dengan Kota Batam, selain itu juga memiliki potensi wisata bahari.
Kecamatan dan Kelurahan yang ada selama ini adalah kecamatan dan
Kelurahan sejak terbentuknya Pemerintahan Kota Batam dan secara
nyata

perlu


dilakukan

penataan,

baik

dalam

kaitan

dengan

pemekaran,perubahan nama maupun pembentukan Kecamatan dan
kelurahan Baru berdasarkan kebutuhan masyarakat dan pemerintahan
Kota Batam.

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 3


Perkembangan pembangunan yang semakin pesat di Kota Batam telah
menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang untuk mengembangkan
usaha dan menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di beberapa
wilayah Kecamatan dan Kelurahan yang menimbulkan kesulitan dalam
memberikan pelayanan masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah
Kecamatan dan Kelurahan menjadi semakin tidak berimbang mengingat
jarak pusat Kecamatan dan Kelurahan sangat variatif.
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 terjadi
pemekaran wilayah kecamatan menjadi 12 Kecamatan dan 64 kelurahan.
Secara jelasnya mengenai kecamatan-kecamatan dan luas masingmasing di Kota dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1
Nama dan Luas Kecamatan di Kota Batam

NO

1

NAMA


LUAS

KECAMATAN

(HA)

Belakang
Padang

NO

NAMA

LUAS

KECAMATAN

(HA)


58.154,80

7

Nongsa

29.036,30

2

Batu Ampar

3.999,80

8

Sekupang

10.677,90


3

Bengkong

1.927,20

9

Segulung

6.386,00

4

Lubuk Baja

3.612,30

10


Batu Aji

6.193,60

5

Kota

4.680,80

11

Bulang

46.314,00

6

Sei Beduk

12.067,40

12

Galang

201.849,40

Sumber : Batam dalam angka tahun 2013

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 4

4.2 Demografi
Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah
penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi
pembangunan Nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut
berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit
untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan
merata.
Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia menjadi daerah Industri, Perdagangan,
Alih kapal dan Pariwisata serta dengan terbentuknya Kotamadya Batam
tanggal 24 Desember 1983, laju pertumbuhan penduduk terus mengalami
peningkatan dimana dari hasil sensus penduduk rata-rata per tahunnya
selama periode 2000-2013 laju pertumbuhan penduduk Batam rata-rata
sebesar 8 persen.
Untuk data jumlah penduduk dan kepadatannya serta jumlah penduduk
saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun kedapan disajikan pada Tabel 4.2
dan 4.3.

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 5

Gambar 4.1
Peta Adminstrasi Kota Batam

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 6

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 7

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
(Jiwa)

Nama
Kecamatan

Tahun
2009

Belakang
Padang
Batu Ampar
Bengkong
Lubuk Baja
Batam Kota
Sei Beduk
Nongsa
Sekupang
Sagulung
Batu Aji
Bulang
Galang
Total

2010

2011

2012

2010

Jumlah KK

Tingkat Pertumbuhan

Kepadatan Penduduk (Orang/
Ha)

Tahun

Tahun

Tahun

2011

2012

24,527

23,953

24,469

25,184

6,132

5,988

6,117

91,619

93,914

97,465

101,035

22,905

23,479

24,366

98,214

110,740

120,639

127,744

24,554

27,685

30,160

97,565

102,823

109,438

114,093

24,391

25,706

27,360

121,309

136,082

152,976

175,515

30,327

34,021

38,244

109,046

115,468

123,189

126,697

27,262

28,867

30,797

50,145

56,182

61,737

66,150

12,536

14,046

15,434

119,926

126,008

136,579

148,927

29,982

31,502

34,145

142,526

156,459

170,238

188,317

35,632

39,115

42,560

101,942

107,975

113,099

131,834

25,486

26,994

28,275

11,921

11,905

12,223

12,687

2,980

2,976

3,056

19,880

15,192

15,842

17,468

4,970

3,798

3,961

264,175

284,474

988,620

1,056,701

1,137,894

1,235,651

247,155

2010

2011

2012

2010

2011

2012

-0.0234

0.0215

0.0292

5.441

5.559

5.721

0.0250

0.0378

0.0366

148.598

154.217

159.866

0.1275

0.0894

0.0589

118.060

128.613

136.188

0.0539

0.0643

0.0425

228.496

243.196

253.540

0.1218

0.1241

0.1473

57.858

65.041

74.624

0.0589

0.0669

0.0285

66.399

70.839

72.856

0.1204

0.0989

0.0715

10.116

11.116

11.910

0.0507

0.0839

0.0904

59.635

64.637

70.481

0.0978

0.0881

0.1062

43.716

47.566

52.617

0.0592

0.0475

0.1657

50.956

53.374

62.215

-0.0013

0.0267

0.0380

1.328

1.363

1.415

-0.2358

0.0428

0.1026

0.935

0.975

1.075

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Batam tahun 2013

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 8

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Nama
Kecamata
n

Jumlah Penduduk

Tingkat
Pertumbu
han

Jumlah KK
2013

2014

25,919

26,677

104,736

Bengkong

(Jiwa)
2015

2016

2017

2013

2014

2015

2016

2017

27,456

28,259

29,084

6,480

6,669

6,864

7,065

7,271

0.0292

108,572

112,549

116,671

120,945

26,184

27,143

28,137

29,168

30,236

0.0366

135,267

143,234

151,670

160,602

170,061

33,817

35,809

37,918

40,151

42,515

0.0589

Lubuk Baja
Batam
Kota

118,946

124,005

129,280

134,779

140,512

29,737

31,001

32,320

33,695

35,128

0.0425

201,375

231,045

265,086

304,143

348,955

50,344

57,761

66,272

76,036

87,239

0.1473

Sei Beduk

130,305

134,016

137,832

141,757

145,794

32,576

33,504

34,458

35,439

36,449

0.0285

Nongsa

70,878

75,944

81,373

87,190

93,422

17,720

18,986

20,343

21,798

23,356

0.0715

Sekupang

162,391

177,073

193,082

210,538

229,573

40,598

44,268

48,271

52,635

57,393

0.0904

Sagulung

208,316

230,439

254,911

281,982

311,928

52,079

57,610

63,728

70,496

77,982

0.1062

Batu Aji

153,672

179,129

208,801

243,390

283,707

38,418

44,782

52,200

60,848

70,927

Bulang

13,168

13,668

14,187

14,726

15,285

3,292

3,417

3,547

3,682

Galang

19,261

21,237

23,417

25,821

28,471

4,815

5,309

5,854

1,344,23
4

1,465,03
9

1,599,644

1,749,858

1,917,737

336,059

366,260

399,911

Belakang
Padang
Batu
Ampar

Total

Kepadatan Penduduk (Orang/ Ha)
2013

2014

2015

2016

6.0602
171.79
11
152.70
15
275.56
67
98.233
4
77.065
0
13.673
7
83.801
7
64.386
4
84.534
7

6.2372
178.08
39
161.69
51
287.28
89
112.70
66
79.259
3
14.651
2
91.378
1
71.224
1
98.537
5

6.4196
184.606
0
171.217
5
299.508
9
129.312
5

0.1656

5.8880
165.72
15
144.20
79
264.32
44
85.618
6
74.931
0
12.761
6
76.853
3
58.205
1
72.521
0

3,821

0.0380

1.4685

1.5243

1.5821

1.6422

6,455

7,118

0.1026

1.1854

1.3070

1.4411

1.5891

437,465

479,434

81.5164
15.6986
99.6394
78.7879
114.860
8

Sumber : proyeksi berdasrkan data presentase kenaikan jumlah penduduk pertahun

RPIJM KOTA BATAM 2015 - 2019

Bab III - 9

2017
6.607
0
191.3
687
181.3
017
312.2
489
148.3
652
83.83
78
16.82
07
108.6
479
87.15
51
133.8
872
1.704
6
1.752
2

4.3 Topografi
Kawasan Batam memiliki ketinggian antara 7-160 mdpl, relatif datar
dengan variasi berbukit-bukit dengan ketinggian maksimal mencapai 160
mdpl. Wilayah kota yang memiliki kemiringan antara 0-3% tersebar
dipesisir pantai Teluk Sanimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk
Duriangkang, yang sesuai dengan segala jenis aktivitas perkotaan.
Wilayah dengan kemiringan 3-10% hampir tersebar di seluruh Pulau Batam
mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke
sebelah Timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus sampai ke
pesisir timur sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan.
Lereng dengan kemiringan antara 10-20% tersebar dibagian tengah Pulau
Batam, Rempang, Galang dan Galang Baru. Lereng dengan kemiringan
20-40% hingga di atas 40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di
punggung bukit yang terpencar sepanjang Bukit Dangas Pancur, Bukit
Senyum dan kawasan perbukitan di Pulau Rempang dan Galang Baru
difungsikan untuk daerah konservasi dan resapan air. Topografi kawasan
perencanaan dapat dilihat pada Gambar 4.2

4.4 Geohidrologi
Kawasan

Batam

didominasi oleh

perairan

laut dangkal dengan

kedalaman 17-40 m. Luas perairan laut mencapai 1.035,30 Km2. Jenis
perairan lainnya berupa daerah pasang surut yang berupa rawa-rawa
yang ditumbuhi mangrove dengan karakter air payau bercampur lumpur.
Pulau Batam terdapat 6 buah waduk yang luasnya berjumlah kurang lebih
944,95 Ha. Waduk yang paling luas adalah waduk di Duriangkang sekitar
525,66 Ha atau 55,63% dari jumlah luas waduk yang ada di Pulau Batam.
Waduk Sei Ladi seluas 120,07 Ha, waduk Baloi seluas 9 Ha, waduk di
Nongsa seluas 49,66 Ha, waduk di Muka Kuning seluas 152,37 Ha dan
waduk di Sei Harapan seluas 87,19 Ha.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

10

Keberadaan danau alam dan danau buatan (waduk) yang ada di Kota
Batam dapat dimanfaatkan sebagai daerah tangkapan air guna
menampung air hujan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air bersih. Gambaran tentang kondisi hidrologi dapat dilihat pada
Gambar4.3

4.5 Geologi
Wilayah

kawasan

Batam

seperti

halnya

kecamatan-kecamatan

di

Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari Paparan Kontinental. Pulaupulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau
penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung
Malaysia/Pulau Singapura di bagian utara sampai dengan pulau-pulau
Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan. Gambaran tentang
kondisi geologi dapat dilihat pada Gambar 4.4
Bila melihat peta geologi Pulau Batam yang diterbitkan oleh PPLH – ITB
tahun 1986, geologi Pulau Batam terdiri dari:
1. Alluvium (Qa): Aluvium adalah susunan pasir yang berwarna merah
kekuningan yang terdapat di perairan Batam dan pulau-pulau kecil di
sebelah barat, utara timur laut Pulau Batam, di bagian selatan pesisir
pantai Teluk Teing (Batam Center), di Duri Angkang (Selatan Pulau
Batam) dan di Pantai pesisir Barat Pulau Batam dari Sagulung sampai
Sekupang. Jenis batuan ini sesuai untuk kegiatan pertanian,
perkebunan atau hutan mangrove. Jenis ini juga sesuai untuk
dikembangkan sebagai daerah terbangun, karena memiliki tingkat
kestabilan tinggi.
2. Formasi Goungon berupa lempung hitam, lempung pink cokelat,
berpasir, pasir mika, pasir putih dan pasir kecokelatan. Tersebar
hampir di seluruh Pulau Batam, Setokok, pulau-pulau kecil, Rempang
bagian tengah dan tenggara, serta Pulau Galang. Jenis batuan ini baik
untuk dikembangkan menjadi daerah terbangun, sedangkan untuk
kegiatan pertanian hanya untuk pertanian lahan kering.
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

11

3. Granit (batuan intrusive) terdapat di kawasan perairan Pulau Batam
dengan karakteristik keras, kedap dan permeabilitas kecil. Mineral ini
berstektur primer membentuk pluton batolit yang tersingkap luas di
bagian utara Pulau Batam (dari Nongsa hingga Kabil dan dari Batu
Ampar sampai Tiban Utara. Struktur batuan stabil sehingga sesuai
untuk kegiatan terbangun, terutama industri, permukiman dan
pariwisata.
4. Formasi

Tanjung

Kerotang,

Merupakan

konglomerasi

bahan

berkomponen granit, pasir kuarsa, felspar dan malihan. Jenis batuan
cukup stabil sebagian besar tersebar di Pulau Rempang dan Galang
Baru. Jenis formasi ini sesuai untuk kegiatan terbangun.
5. Formasi

Duriangkang,

Merupakan

serpih

kelabu

kehitaman,

perbandingan serpih dan batu pasir adalah 3 : 1, berada di lokasi Muka
Kuning dan sebagian kecil Pulau Batam. Tingkat kestabilan cukup baik
dan

memiliki

dikembangkan

kesuburan
menjadi

yang

daerah

relatif
terbangun

baik

sehingga

ataupun

juga

dapat
untuk

pertanian dan perkebunan.
6. Formasi Semarung, Merupakan batu pasir arkosa kemerahan berbutir
kasar menengah, berlapis baik dan tersusun. Berada di bagian tengah
Pulau Batam dan memiliki kestabilan cukup baik.
7. Formasi

Pancur, Merupakan serpih kemerahan mengandung urat

kuarsa tipis. Jenis batuan ini tersebar di pesisir timur dan barat Pulau
Bulan dan di sekitar pulau-pulau kecil lainnya.
Berdasarkan peta satuan lahan dan tanah Provinsi Riau (Puslitanak,
1990) jenis tanah terbagi atas:
1. Histosol
Sering diidentikan dengan gambut, berasal dari endapan bahan
organik atau campuran mineral dengan kedalaman 40 cm atau lebih,
jenuh air kecuali di daerah dengan drainase yang baik. Daerah
dengan ketebalan gambut > 2 m bersifat masam, mudah kekeringan,
terbakar dan tererosi. Daerah dengan ketebalan < 2 m (umumnya
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

12

berada di daerah endapan sungai) dengan pengendalian air yang baik
dapat ditanami padi, kelapa, karet, buah-buahan dan palawija.
2. Entisols
Tanah seperti ini berada pada landform aluvial dan marin, memiliki ciri
berlapis-lapis. Tekstur tanah bervariasi dari halus sampai kasar,
kesuburan tanah sedang hingga tinggi dengan reaksi tanah masam
sampai netral.
3. Inceptisol
Di daerah pasang surut (marin) jenis tanah ini bertekstur halus sampai
sedang dengan reaksi tanah bersifat masam, drainase baik dengan
tingkat kesuburan tanah relatif rendah.
4. Spodosol
Berasal dari bahan induk endapan pasir kuarsa atau batuan sedimen
pasir (kuarsa). Kondisi penampang tanah sedang - dalam, bertekstur
tanah pasir kasar, eaksi tanah masam dengan kandungan unsur hara
yang rendah.
5. Utisols
Merupakan ordo tanah yang mengalami pelapukan lanjut sehingga
miskin dengan basa-basa, dengan tingkat kesuburan rendah hingga
sangat rendah.
6. Oxisols
Terdapat pada landform perbukitan dengan penyebaran relatif sempit.
Terdiri dari mineral primer yang mudah lapuk dan tak tersisa.
Tersusun dari oksida besi dan aluminium.
7. Alfisols
Dicirikan dengan adanya horizon argikilik, netrik dengan kejenuhan
basa lebih dari 35 %. Penampang tanah dalam, tekstur halus,
drainase baik, tingkat kesuburan tanah sedang dengan reaksi tanah
agak masam - netral.
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

13

4.6 Klimatologi
a. Iklim
Iklim di sekitar Pulau Batam dalam periode sepanjang tahun mempunyai
iklim tropis basah, dengan curah hujan tertinggi pada bulan November
sampai Desember. Kawasan Batam mempunyai iklim tropis. Iklim di
sekitar Pulau Batam dalam periode sepanjang tahun mempunyai iklim
tropis basah, dengan curah hujan tertinggi pada bulan November
sampai Desember.
 Temperatur udara di wilayah Batam pada tahun 2011 dengan suhu
udara rata-rata antara 27°C - 28°C, Sedangkan suhu udara
maksimum berkisar antara 31°C - 33ºC yang terjadi pada bulan Maret
sampai bulan Juni dan suhu udara minimum antara 22°C - 23°C yang
terjadi pada bulan Januari, April sampai bulan Desember.
 Tekanan Udara di Pulau Batam berkisar antara 1.003,8–1.013,5 MBS.
 Arah dan Kecepatan angin pada bulan Januari sampai Febuari dan
bulan Juli sampai November kecepatan angin maksimum antara 18 26 knot dan rata-rata kecepatan angin 3 - 9 knot, yaitu terjadi pada
bulan Febuari sampai bulan Novenber. Keadaan angin berdasarkan
pengamatan di Stasiun Meteorologi Bandara Hang Nadim pada bulan
Desember sampai April cenderung bertiup dari arah Utara dan Timur
Laut, sedangkan pada bulan Mei bervariasi dari arah Selatan,
Tenggara dan Barat. Keadaan angin pada bulan Oktober sampai
November menuju arah Tenggara dan Barat.
 Kelembaban Udara pada Tahun 2011 rata-rata antara 77–86%.

b. Curah Hujan
Banyaknya hari hujan dan volume hujan di Kawasan Batam selama
tahun 2011 sebanyak 186 hari dan rata-rata 188 mm. Pada tahun 2011
sebanyak 220 hari dan rata-rata 157,3 mm.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

14

Gambar 4.2
Peta Topografi Kawasan Perencanaan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

15

Gambar 4.3
Peta Hidrologi Kawasan Perencanaan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

16

Gambar 4.4
Peta Geologi Kawasan Perencanaan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

17

4.7 Sosial dan Ekonomi
4.7.1 Penduduk
Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah
penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi
pembangunan Nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut
berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit
untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan
merata.
Program kependudukan di Kota Batam seperti halnya di daerah Indonesia
lainnya meliputi, pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi
dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang
seimbang

serta

pengembangan

potensi

penduduk

sebagai

modal

pembangunan yang terus ditingkatkan. Sejak Pulau Batam dan beberapa
pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
menjadi daerah Industri, Perdagangan, Alih kapal dan Pariwisata serta
dengan terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983, laju
pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan dimana dari hasil
sensus penduduk rata-rata per tahunnya selama periode 2000-2012 laju
pertumbuhan penduduk Batam rata-rata sebesar 7,68 persen.
Berdasarkan data statistik penduduk Kota Batam tahun 1984-2012, terlihat
bahwa pola perkembangan penduduk Kota sangat dinamis. Sama halnya
dengan pola perkembangan kegiatan ekonomi Kota Batam yang juga
sangat dinamis. Pola perkembangan sosial ekonomi yang seperti ini tidak
terlepas dari fungsi dan peruntukkan Kota Batam , sebagai salah satu
Kawasan Strategis Nasional , yang menjadi kutup pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Penetapan Kawasan

sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas

Perdagangan Bebas menjadikan kota ini dengan tingkat urbanisasi paling
tinggi di Indonesia. Pola perkembangan penduduk kota migrant ini
dipengaruhi oleh perkembangan penduduk keluar dan masuk kota,
sedangkan untuk kota-kota lainnya, perkembangan penduduk dikontribusi
oleh tingkat kelahiran dan kematian. gambaran pola perkembangan
penduduk Kota Batam Tahun 1984-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.4
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

18

Ciri kota dinamis terlihat jelas pada pola pertumbuhan penduduk Kota
Batam. Pertumbuhan penduduk lebih dominan disebabkan terjadinya
keluar-masuk (migrasi) penduduk dari dan ke Kota . Pertumbuhan
penduduk periode 1984-2012 berkisar antara 0.5% per tahun sampai
dengan 30% per tahun. Dinamika yang sangat tinggi. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada tahun 1999 dengan pertumbuhan 30% per tahun dan
tahun 1995 dengan pertumbuhan 26% per tahun diikuti pada tahun 2007
dengan pertumbuhan 24% per tahun. Pertumbuhan terendah terjadi pada
tahun 2002 dengan pertumbuhan hanya 0.5% per tahun. Rata-rata
pertumbuhan penduduk periode 1984-2012 tersebut mencapai 12% per
tahun.

Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Kota Batam Tahun 1984-2012
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

TAHUN
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998

JUMLAH
PENDUDUK
55.617
58.439
61.231
66.411
79.377
90.524
105.820
109.415
123.037
146.705
163.902
196.080
247.958
255.179
290.638

NO
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

TAHUN
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

JUMLAH
PENDUDUK
336.957
437.358
527.151
549.951
552.661
591.253
685.787
713.960
727.878
899.944
922.371
1.056.701
1.137.894
1.235.651

Sumber : BPS Kota

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

19

Gambar 4.5
Pola pertumbuhan penduduk Kota tahun 1984-2012
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012

Sumber : BPS Kota

4.7.2 Tenaga Kerja
Perkembangan ketenaga kerjaan Kota Batam lima tahun terakhir dominasi
oleh tenaga kerja sector industri. . Rata-rata penyerapan tenaga kerja
industry 76% dari total tenaga kerja di Kota Batam. Kontribusi kedua ada
pada sector perdagangan dan konstruksi dengan rata-rata 8%. Hal ini
menunjukkan bahwa sector industry,benar-benar menjadi leading sekotr
perekonomian Kota Batam, ditunjang oleh sektor perdagangan dan
konsruksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dan gambar berikut
ini.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

20

Tabel 4.5
Perkembangan Tenaga Kerja Per Lapangan Usaha Kota Batam Tahun
2004-2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas, Air
Konstruksi
Perdagangan
Angkutan
Keuangan
Jasa
Total

2004
2.017
688
175.825
1.232
18.714
15.998
1.478
2.518
5.727
224.26

2005
1.760
737
173.772
1.225
19.023
16.314
3.003
2.536
6.009
224.379

2006
2.010
746
193.113
1.269
20.723
19.631
3093
3.476
9.004
256.286

2007
834
259
166.778
598
16.269
18.762
2.639
10.345
27.372
243.856

2008
2.075
257
173.256
600
19.01
21.452
3.025
16.236
29.864
265.775

2009
2.720
377
158.327
662
26.485
24.512
3.033
19.173
30.142
265.431

2010
2.623
438
170.118
735
29.987
23.201
3.246
19.92
39.158
293.426

2011
2.511
488
174.084
476
33.13
34.487
3.47
24.896
45.512
319.054

Sumber : Batam Dalam Angka

4.7.3 Perumahan dan Permukiman
Tingginya

mobilitas

pendatang

dan

pertumbuhan

penduduk

telah

berdampak kepada permasalahan sosial dan kerusakan lingkungan di Kota
Batam, Hal tersebut terlihat dari menjamurnya rumah bermasalah dan kioskios

yang

tidak

sesuai

dengan

peruntukan

lahan

sebagaimana

diamanatkan pada Perda No 2 tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014.
Penyediaan perumahan murah yang layak dalam bentuk rumah susun
merupakan salah satu upaya mengatasi kebutuhan rumah bagi masyarakat
yang berpenghasilan rendah terutama tenaga kerja. Prakiraan kebutuhan
rumah susun tersebut untuk mengatasi permasalahan perumahan bagi
tenaga kerja adalah 589 blok untuk menampung lebih kurang 150.784
tenaga kerja.
Rumah susun yang tersedia di Kota Batam sampai saat sebanyak 73 (tujuh
puluh tiga) twin blok terdiri dari 6.820. Pembangunan rumah susun tersebut
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Otorita Batam, Perumnas, Jamsostek
serta pemerintah Kota Batam.Pemerintah Kota Batam.Pada Tahun 2006
dibangun 1 unit rumah susun yang berasal dari dana APBN dan pada
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

21

2012
2.552
557
182.212
927
33.915
37.703
3.919
26.27
48.507
336.562

tahun 2007 dibangun 1 unit lagi rumah susun dari dana APBD Kota Batam.
Hal ini mencapai 15% dari target RPJMD Kota Batam tahun 2006 – 2011
sebanyak 20 unit twin blok.

Tabel 4.6
Pengelolaan Rumah Susun di Kota Batam, 2007 - 2012
No

Pengelola

1
2
3
4
5
6
7
8

Perumnas
Jamsostek
OB
Pemko
REI
Kimpraswil
Menpera
Dept. PU
Total

Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Blok
Unit
Blok
Unit
Blok
Unit
Blok
Unit
4
480
4 TB
480
4 TB
5
480
4
576
6 TB
564
10 TB
10
960
8
512
17 TB
1288
18 TB
20
1888
11
388
3 TB
240
2 TB
20
1872
2 TB
2
192
2 TB
2
160
8 TB
6 TB
27 TB
1956
30 TB
2572
52 TB
59 TB
5552

Tahun 2011
Jumlah Jumlah
Blok
Unit
5 TB
480
17 TB
1632
23 TB
2144
32 TB
2656
2 TB
192

Tahun 2012
Jumlah Jumlah
Blok
Unit
5 TB
480
17 TB
1972
22 TB
2042
28 TB
2434
2 TB
192

79 TB

73 TB

7200

Sumber : Batam Dalam Angka

4.7.4 Tingkat Kelahiran dan Kematian
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tahun 2012 didapatkan dengan
melihat peningkatan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jumlah
penduduk Kota Batam tahun 2011 sebanyak 1.056.701 jiwa sedangkan
pada tahun 2012 jumlah penduduk meningkat menjadi 1.235.651 jiwa
dengan demikian laju pertumbuhan penduduk sebesar 7.68%. Laju
pertumbuhan penduduk di Kota Batam cukup tinggi hal ini sangat
dipengaruhi karena dominannya kelompok usia subur (reproductive).
Berdasarkan data kelahiran tahun 2012 di Kota Batam, rata-rata bayi lahir
hidup berkisar 91 orang perhari, kondisi ini juga di pengaruhi oleh tingginya
migrasi penduduk sebagai salah satu dampak Kota Batam sebagai daerah
industri yang tentunya banyak menyerap tenaga kerja dengan usia
reproduktif.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

22

6.820

Tabel 4.7
Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas, Kota Batam Tahun 2012
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI
NO

1
1

KECAMATAN

2
BELAKANG
PADANG

2

BATU AMPAR

3

SEKUPANG

4

NONGSA

PEREMPUAN

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

PUSKESMAS

3

%
LAHIR
MATI

HIDUP

MATI

HIDUP
+ MATI

HIDUP

MATI

HIDUP +
MATI

HIDUP

MATI

HIDUP
+ MATI

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

BELAKANG
PADANG
TANJUNG
SENGKUANG

201

1

202

195

0

195

396

1

397

0.25

1808

0

1808

1585

0

1585

3393

2

3395

0.06

SEKUPANG

1681

2

1683

1544

2

1546

3225

4

3229

0.12

SAMBAU

397

1

398

347

1

348

744

2

746

0.27

KABIL

344

4

348

295

0

295

639

7

646

1.08

5

BULANG

BULANG

135

3

138

125

2

127

260

10

270

3.70

6

LUBUK BAJA

LUBUK BAJA

2121

0

2121

2042

0

2042

4163

0

4163

0.00

7

SEI BEDUK

SEI PANCUR

1501

5

1506

1650

0

1650

3151

16

3167

0.51

8

GALANG

GALANG

199

3

202

179

2

181

378

12

390

3.08

9

BENGKONG

SEI PANAS

2023

6

2029

1906

2

1908

3929

12

3941

0.30

BALOI PERMAI

1719

4

1723

1640

2

1642

3359

6

3365

0.18

10

BATAM KOTA
BOTANIA

939

6

945

875

2

877

1814

12

1826

0.66

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

23

11

SAGULUNG

SEI LEKOP

1816

4

1820

1527

4

1531

3343

24

3367

0.71

12

BATU AJI

BATU AJI

2232

3

2235

2079

1

2080

4311

10

4321

0.23

17116

42

17158

15989

18

16007

33105

60

33223

0.18

KOTA BATAM
ANGK
A LAHIR MATI
(DILAPORKAN)

2.45

1.12

1.81

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Bidang Kesga & Promkes Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2012

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

24

4.7.5 PDRB
Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada
bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis
ekonomi pada awal tahun 1997 pertumbuhan ekonomi mulai menunjukan
perlambatan dibanding tahun sebelumnya dan masih berpengaruh
terhadap pertumbuhan tahun berikutnya. Pada tahun 1998 pertumbuhan
ekonomi Kota Batam telah mengalami perlambatan yang sangat drastis,
walaupun masih mampu bertahan tumbuh dengan sangat positif.
Seiring dengan mulai membaiknya perekonomian nasional secara
langsung juga berdampak positif terhadap perekonomian regional
khususnya Kota Batam dimana pertumbuhannya mulai menunjukan
peningkatan meskipun belum mampu pulih seperti sebelum terjadinya
krisis ekonomi.Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan kinerja
perekonomian

Batam

dapat

dilihat

dan

dianalisis

berdasarkan

perkembangan indikator ekonomi antara lain seperti Prouk Domestik
Regional Bruto (PDRB), PDRB per Kapita, pendapatan Regional per
Kapita, kontribusi sektoral, laju pertumbuhan ekonomidan inflasi.
Komposisi sektor ekonomi pada dasarnya adalah pangsa (share) atau
bagian nilai yang disumbangkan suatu sektor terhadap total PDRB,yaitu
nilai suatu sektor (PDRB suatu sektor) dibandingkan dengan nilai
keseluruhan sektor (total PDRB). Komposisi sektormerupakan gambaran
awal

untuk memahami sektor-sektor manakah

yang

memberikan

kontribusi besar, sedang atau kecil kepada PDRB total.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batam rata-rata 6.4% per tahun periode
2006-2012, lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi nasional berkisar
antara

(3-4)%

memberikan

per tahun.

indikasi

bahwa

Tingginya

pertumbuhan

berinventasi

di

Kota

ekonomi

juga

Batam

akan

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih baik. Berdasarkan
kontribusi masing-masing sektor/lapangan usaha, maka sektor industri
adalah lapangan usaha yang memberikan kontribusi utama terhadap
perekonomian Batam.Rata-rata 63% dari penerimaan PDRB Kota Batam

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

25

adalah dari sektor industri.Secara rinci distribusi PDRB Kota Batam dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8
Perkembangan Penerimaan PDRB Kota Batam Berdasarkan Harga
Konstan
Tahun 2006-2012
No

Lapangan Usaha

1

Pertanian

2

Pertambangan

3

Industri

4

Listrik, Gas, Air

5

Konstruksi

6

Perdagangan

7

Angkutan

8

Keuangan

9

Jasa
Total

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

298,808,50

303,123,23

313,075,18

321,403,77

332,745,68

356,079,36

372,308,68

67,633,89

70,811,58

37,779,62

38,238,10

38,739,78

39,137,46

39,532,75

13,664,871,47

14,713,683,16

15,659,239,13

16,129,662,84

17,324,054,57

18,285,883,65

19,278,915,85

54,593,01

57,890,82

61,986,36

173,683,79

182,140,89

200,787,68

211,395,52

404,783,62

411,975,79

556,936,73

634,099,20

790,775,61

872,755,32

950,107,62

5,088,870,82

5,579,478,57

5,973,251,36

6,364,181,34

6,970,221,61

7,750,339,04

8,535,014,43

611,072,56

614,575,54

693,027,21

804,695,79

856,664,77

922,972,50

985,516,91

1,117,884,22

1,139,897,32

1,163,160,86

1,96,300,23

1,259,686,01

1,337,460,94

1,419,891,82

274,596,66

286,602,63

317,377,06

335,232,20

352,268,30

365,532,68

382,122,66

21,583,114,75

23,205,038,64

24,775,833,51

25,997,497,26

28,107,277,22

30,130,948,64

32,174,806,25

Sumber : Batam Dalam Angka

Gambar 4.6
Kontribusi Masing-Masing Lapangan Usaha Terhadap Penerimaan
PDRB Kota Batam Berdasarkan Harga konstan Tahun 2012

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

26

Tabel 4.9
Distribusi PDRB Kota Batam Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2000 (%)

No

Lapangan Usaha
Pertanian, perternakan, kehutanan
1
dan perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air bersih
5
Bangunan
6
Perdagangan, hotel dan restaurant
7
pengankutan dan komunikasi
keuangan, persewaan dan jasa
8
perusahaan
9
jasa - jasa
Sumber data : BPS Kota Batam (diolah)

2010

2011

2012

1,13

1,14

1,13

0,12
58,80
0,77
2,72
26,54
2,17

0,11
57,85
0,79
2,84
27,54
2,70

0,11
56,62
0,79
3,00
28,29
2,75

5,74

5,58

5,88

1,47

1,45

1,43

4.7.6 Perkembangan Investasi
Nilai investasi di Kota Batam selalu mengalami kenaikan dari tahun
kenaikan dari tahun ke tahun baik itu investasi pemerintah, swasta
domestik dan swasta asing. Untuk investasi pemerintah, rata-rata 2,79%
pertahun dari tahun 2008 – 2012. Sedangkan untuk investasi swasta
domestik, rata-rata 0,45% pertahun selama tahun 2008 – 2012. Nilai
investasi swasta asing nilai rata-rata pertahun selama 2008 – 2012
sebesar 6,96%. Dan untuk keseluruhan nilai investasi, rata-rata adalah
3,51% pertahun selama tahun 2008 – 2012. Dari ketiga jenis investasi
yang masuk ke kota Batam, swasta asing memberikan nilai investasi
terbesar dan selalu mengalami kenaikan terus menerus dari tahun 2008 –
2012. Pada tahun 2012 misalnya, investasi swasta asing adalah 43,2%
dari keseluruhan invesatasi yang masuk ke Kota Batam. Nilai investasi
masing-masing jenis dapat dilihat dari tabel berikut.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

27

Tabel 4.10
Nilai Investasi Kota Batam Tahun 2008 – 2012 (dalam Jutaan US$)
Investasi

2008

2009

2010

2011

2012

RATE

Pemerintah

2,772

2,773

2,918

3,000

3,093

2,79%

Domestik

5,714

5,731

5,732

5,755

5,818

0,45%

Swasta Asing

5,188

5,547

5,938

6,161

6,784

6,96%

13,674

14,051

14,588

14,916

15,695

3,51%

Swasta

Total

Sumber : Development Progress of Batam 2012, BP Batam

Peranan swasta dalam kegiatan investasi di Kota Batam menunjukkan
kecenderungan yang semakin meningkat, sebagaimana ditunjukkan oleh
rasio investasi swasta terhadap pemerintah. Tahun 2009, rasio tersebut
adalah 4,07, lebih besar dari rata-rata rasio periode 1995-2000 (3,35) dan
2001-2005 (3,69). Ini menunjukkan bahwa kontribusi swasta empat kali
lebih

banyak

dari

kontribusi

pemerintah

dalam

menggerakkan

perekonomian Batam. Total kumulatif investasi hingga tahun 2009 adalah
US $ 13.737 Milyar, dimana share pemerintah 20,18%, PMDN 41.65%
dan PMA 38,17%.
Periode tahun 2000-2009 baik investasi PMA maupun investasi PMDN
menunjukkan peningkatan dangan rata-rata pertumbuhan per tahun
7,89% untuk investasi PMA dan 5.99% per tahun untuk investasi PMDN.
Sedangkan petumbuhan rata-rata investasi total adalah sebesar 6,11%.
Investasi swasta di Kawasan Batam jika dilihat persektor, maka sektor
yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor industri sebesar
58,5% dengan nilai US$ 6.415.622.000; kemudian sektor perdagangan
dan jasa serta sektor pariwisata dengan masing-masing 14,91 %,
selanjutnya sektor perumahan (7.38%) dan sektor pertanian (4,17 %),

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

28

Investasi sektor industri memberikan kontribusi yang paling besar (58,5%).
Dari proporsi ini dapat dilihat bahwa sektor ini berkembang paling pesat di
Batam. Industri yang paling dominan adalah industri pengolahan barang
dari logam (data Batam dalam angka tahun 2009 menyebutkan jumlah
industri ini sebanyak 342 industri dan menyerap 149.012 tenaga kerja).

Gambar 4.7
Investasi Swasta Berdasarkan Lapangan Usaha

Sumber: BP Batam

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

29