BAB 4 PROFIL KOTA TARAKAN - DOCRPIJM 58b835d8db BAB IVBAB IV

  

BAB 4

PROFIL KOTA TARAKAN Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah 4.1. Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak”

  (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Berdasarkan historis Kota, maka wajar jika sampai tahun 2014 di Kota Tarakan masih terdapat beberapa kawasan permukiman tepi pantai sebagai akibat terbentuknya struktur sosial ekonomi masyarakat tepi air. Kota Tarakan memiliki beberapa kelompok permukiman yang memiliki aktivitas penduduk spesifik atau mempunyai ciri tersendiri antara satu kawasan dengan kawasan lainnya. Permukiman tersebut membentuk suatu struktur aktivitas ekonomi sebagai berikut (Sumber: RDTRK Kecamatan Tarakan Barat 2005-2015, Bappeda Kota Tarakan):

   Aktivitas Nelayan dan orientasi ke air, sebagian besar berada di daerah pesisir pada Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kelurahan Karang Rejo dan Kelurahan Selumit Pantai serta Kelurahan Lingkas Ujung.

   Aktivitas agraris, menyebar mengelompok di Kelurahan Karang Harapan, Karang Anyar Pantai bagian utara dan Karang Anyar bagian utara.

   Aktivitas Buruh Pabrik, cenderung mengelompok di kawasan industri seperti di Kelurahan Karang Harapan dan Kelurahan Karang Rejo.  Aktivitas Perdagangan dan Jasa, Cenderung berada di pusat kota yang mempunyai tipologi permukiman mengikuti jalan utama, yaitu Jalan Yos Sudarso, Jl. Jend Sudirman, Jl. Mulawarman dan Jl. Gajah Mada. Kota Tarakan terletak pada 117°34' Bujur Barat dan 117°38' Bujur Timur dan berada pada 3°19' Lintang Utara dan 3°20' Lintang Selatan. Kecamatan di Kota Tarakan antara lain Kecamatan Tarakan Timur, Kecamatan Tarakan Tengah, Kecamatan Tarakan Barat dan Kecamatan Tarakan Utara. Selain itu, berdasarkan UU No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, status desa yang ada di Kota Tarakan seluruhnya berubah menjadi kelurahan. Undang-undang tersebut juga mengubah penyebutan “Kotamadya Tarakan” menjadi “Kota Tarakan”.

  Kota Tarakan berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu (Kabupaten Bulungan) di bagian utara, Laut Sulawesi dan pesisir pantai

  IV-1 kecamatan Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan) di sebelah selatan. Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu (Kabupaten Bulungan) dan Laut Sulawesi, serta di sebelah barat berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Sesayap (Kabupaten Bulungan). Letak Pulau Tarakan di bagian utara Propinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah utara Kalimantan Timur. Kota Tarakan memiliki luas sebesar 657,33 km² yang terdiri dari daratan seluas 250,8 km² (38,2%) dan lautan seluas 406,53 km² (61,8%). Kecamatan Tarakan Utara merupakan

  2

  kecamatan terluas di Kota Tarakan dengan luas wilayah daratan 109,36 km atau sekitar 43,6% dari luas Kota Tarakan. Adapun Kecamatan Tarakan Barat

  2 memiliki luas yang paling kecil dengan luas 27,89 km (11,12%).

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan

  2 Luas Wilayah (m ) No Kecamatan Total Daratan Lautan

  

1 Tarakan Timur 58,01 299,69 357,70

  

2 Tarakan Tengah 55,54 28,46 84,00

  

3 Tarakan Barat 27,89 18,46 46,35

  

4 Tarakan Utara 109,36 59,92 169,28

Jumlah 250,80 406,53 657,33

  Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Gambar 4.1 Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan

  IV-2

  IV-3

Gambar 4.2 Peta Orientasi Kota Tarakan Terhadap Kalimantan Timur

  IV-4

Gambar 4.3 Peta Administrasi Kota Tarakan

  4.2. Gambaran Demografi

  Jumlah penduduk Kota Tarakan tahun 2012 menurut hasil Proyeksi Penduduk 2012 BPS Kota Tarakan adalah 212.100 jiwa. Apabila dilihat dari perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan rasio 110%.

  Penyebaran penduduk antar kecamatan dapat dikatakan masih belum merata. Dari hasil Proyeksi Penduduk 2012 terlihat bahwa penduduk yang tinggal di Kecamatan Tarakan Barat mencapai 35,04%. Lain halnya dengan Kecamatan Tarakan Utara yang hanya dihuni 11,40% dari jumlah penduduk Kota Tarakan. Dilihat dari pengolahan Proyeksi Penduduk 2012 untuk kepadatan penduduk, Kecamatan Tarakan Barat mempunyai kepadatan paling tinggi yaitu 2.665 jiwa per km2. Disusul Kecamatan Tarakan Tengah dengan kepadatan penduduk

  2

  sebesar 1.197 jiwa per km dan Kecamatan Tarakan Timur dengan kepadatan 813 jiwa per km2. Sedangkan Kecamatan Tarakan Utara mempunyai kepadatan

  2 paling rendah yaitu 221 jiwa per km .

4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

  Struktur penduduk Kota Tarakan menujukkan trend jumlah penduduk laki- laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk laki-laki Kota Tarakan adalah 83.261 jiwa, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 111.100 jiwa. Sebaliknya, jumlah penduduk perempuan pada tahun 2008 adalah 76.772 jiwa, dan meningkat menjadi 101.100 jiwa pada tahun 2012. Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Tarakan juga menunjukkan trend peningkatan yang tinggi.

  

Tabel 4. 2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Pertumbuhan Tahun

2010

Penduduk/Population Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

  

2008 85.416 76.773 162.189

2009 102.094 90.336 192.430

2010 101.518 91.852 193.370

2011 106 900 97 100 204 000

2012 111 100 101 000 212 100

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tarakan (Hasil Registrasi Penduduk)

  IV-5

  IV-6

Gambar 4.4 Perkembangan Rasio Jenis Kelamin

  108.45 113.02

110.52

110.09 110 100 105 110 115 120 125 130

  

2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 4.5 Perkembangan Jumlah Penduduk

  162189 192430

193370

204000 212100 250000 200000 150000 50000 100000

2008 2009 2010 2011 2012

4.2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk

  Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan mengalami trend perkembangan yang fluktuatif. hal tersebut dikarenakan Kota Tarakan adalah daerah tujuan para pendatang sehingga faktor migrasi penduduk sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan lima tahun terakhir adalah 6,15% dilihat dari pertambahan penduduk yang terjadi antara tahun 2008 dan tahun 2012 yakni sebesar 49.911 jiwa.

  

Tabel 4. 3 Pertumbuhan Penduduk Kota Tarakan

Tahun Jumlah Pertumbuhan

  • 8,36 2008 162.189 18,65 2009 192.430 0,49 2010 193.370 5,50 2011 204 000 3,97 2012 212 100

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tarakan

4.2.4 Persebaran Penduduk

  Penyebaran penduduk antar kecamatan dapat dikatakan masih belum merata. Penduduk yang tinggal di Kecamatan Tarakan Barat mencapai 35,04%, sedangkan Kecamatan Tarakan Utara hanya dihuni 11,40% dari jumlah penduduk Kota Tarakan. Dilihat dari kepadatan penduduk, Kecamatan Tarakan

  2 Barat mempunyai kepadatan paling tinggi yaitu 2.429 jiwa per Km . Disusul

  Kecamatan Tarakan Tengah dengan kepadatan penduduk sebesar 1.091 jiwa

  2 2 per Km dan Kecamatan Tarakan Timur dengan kepadatan 741 jiwa per Km .

  Sedangkan Kecamatan Tarakan Utara mempunyai kepadatan paling rendah

  2 yaitu 202 jiwa per Km .

Gambar 4.6 Perkembangan Jumlah Penduduk

  Tarakan Barat 35.0% Tarakan Utara 11.4%

  Tarakan Timur Tarakan Tengah 22.2% 31.3%

  Gambaran Topografi 4.3.

  Ketinggian Kota Tarakan didominasi kelas ketinggian >25-100 m dengan luas 13.092 Ha (52,20%) yang terdapat di bagian tengah pulau. Luas ketinggian dengan luasan terkecil adalah adalah kelas ketinggian >100-110 m yang tersebar di bagian dorsal pulau berupa perbukitan di bagian tengah dan dan utara dengan

  IV-7 luas 111 Ha (0,44%). Selain itu terdapat pula kelas ketinggian 0-7 m seluas 2.937 Ha (11,71%) yang berada pada daerah pengaruh rawa pasang surut, dan kelas ketinggian >7-25 m seluas 8.980 Ha (35,65%) di daerah dataran pantai.

  Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai dari garis pantai hingga ke bagian tengah pulau.

  

Tabel 4. 4 Luas dan Penyebaran Masing-masing Ketinggian Wilayah Daratan

  2 Luas Wilayah (m ) Kelas Ketinggian Jumlah No Tarakan Tarakan Tarakan Tarakan (M)

  (Ha) Timur Tengah Barat Utara 2.937 1 722

  26 791 1.398

  • – 7

  (11,71%) 8.940 2 7,1 2.734 924 1.753 3.529

  • – 25

  (35,65%) 13.092 3 25,1 - 100 2.245 4.577 245 5.925 (52,20%)

  111 4 100,1 - 110

  

27

  84 (0,44%) 25.080 Jumlah 5.801 5.554 2.789 10.936 (100%)

  Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan

Gambar 2. 7

Luas Masing-masing Ketinggian Wilayah Daratan

  IV-8

  IV-9

Gambar 2. 8

Peta Kemiringan Lereng Kota Tarakan

  4.4. Gambaran Geohidrologi

  Banyaknya kawasan perbukitan di Kota Tarakan dengan intensitas curah hujan cukup tinggi menyebabkan seringnya dijumpai aliran sungai dan anaknya yang bermuara di pantai Timur dan Barat. Aliran sungai tersebut yang melewati daerah perkotaan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan utama (primer) bagi aliran limpasan dan limbah domestik penduduk.

  Kota Tarakan memiliki 24 Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk melihat luasan dan pajang sungai dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam perencanaan Dinas PU Pengairan digunakan sungai sebagai saluran pembuangan utama (primer), dapat diidentifikasikan bahwa daerah layanan dari sistem drainase ini dibagi berdasarkan aliran sungai. Lihat tabel berikut.

  

Tabel 4. 5 Luasan Dan Debit Daerah Aliran Sungai di Kota Tarakan

Luas DAS Debit

  3 No Nama Sungai (Ha) (M /Detik)

  1 Maya 15.066 1.316

  

2 Mangantal 10.422 910

  

3 Selayung 8.336 731

  

4 Siaboi 20.492 1.789

  

5 Simaya 17.245 1.506

  

6 Hanjulung 6.634 579

  

7 Binalung 22.591 1.973

  8 Kuli 4.268 373

  9 Slipi 3.821 334

  

10 Amal Baru 3.468 303

  

11 Batu Mapan 3.138 274

  

12 Mentogog Kecil 1.441 126

  

13 Tanjungbatu 2.025 177

  

14 Mentogog 4.944 432

  

15 Karungan 7.054 616

  

16 Nangitan 2.336 204

  

17 Pamusian dan Buaya 23.820 2.080

  

18 Kampung Bugis 5.641 493

  

19 Sesanip 6.676 583

  

20 Persemaian 14.779 1.290

  

21 Bengawan 12.363 1.080

  

22 Belalung 9.737 850

  23 Bunyu 7.575 662

  

24 Semunti Besar dan Semunti Kecil 8.976 784

Sumber : Dinas PU Pengairan Kota Tarakan.

  IV-10

  IV-11

Gambar 2. 9

Peta Daerah Aliran Sungai Kota Tarakan

  4.5. Gambaran Geologi

  Kota Tarakan secara geologis memiliki orientasi fisiografi yang berhubungan dengan proses struktur yang terjadi serta jenis batuan yang menyusun kawasan Kota Tarakan. Sebagian besar Kota Tarakan terdiri dari unsur geologi berupa satuan (TPQS), yaitu batu pasir kuarsa, batu lempung, batu lanau, lignit dan konglomerat. Komposisi struktur geologi tersebut tersebar di Kota Tarakan seluas 16.058 Ha (64,03% dari luas daratan Kota Tarakan). Sedangkan sisanya berupa satuan (Qa), yaitu lumpur, lanau, pasir, kerikil, dan kerakal seluas 9.022 Ha (35,97% dari luas daratan Kota Tarakan).

  Pulau Tarakan secara geologis terdiri dari 2 (dua) satuan besar, yaitu satuan wilayah perbukitan antiklin dan satuan wilayah daratan (terdiri atas dataran pantai, dataran banjir dan dataran sungai). Masing-masing satuan mempunyai karakteristik geolgoi yang berbeda, seperti bentang alam, jenis batuan, hidrogeologi, serta karakteristik dinamika bumi yang sering berkonotasi bencana alam. Kondisi perbukitan di Pulau Tarakan merupakan sebuah antiklin yang sumbunya memanjang arah Barat Laut

  • – Tenggara dimana terdiri dari batu lempung dan lapisan tipis batubara berumur terserier yang berselang-seling satu dan lainnya. Di bagian dalam antiklin ditemukan cadangan minyak dan gas bumi. Sebagian batuan lempung bersifat kedap air dan mengembang. Bantuan tersebut menjadi mudah longsor pada kemiringan lereng yang agak besar dan mudah terkikis. Batu pasir terdiri dari mineral kuarsa sebagian bersifat lunak dan mudah terkikis, dan sebagian bersifat agak keras dan merekat, lihat Gambar

2.10. Peta Geologi

  Pada dasarnya peristiwa bencana di Kota Tarakan terdiri dari bencana banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan angin kencang. Peristiwa bencana di Kota Tarakan didominasi oteh kejadian bencana banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu pengelolaan serta perencanaan Wilayah Kota Tarakan perlu memperhitungkan bencana sebagai salah satu aspek yang mempengaruhinya. Untuk keperluan perencanaan dan pengelolaan kawasan bencana diperlukan data dan informasi sehingga menghasilkan prediksi dan analisa secara signifikan. Data dan Informasi tersebut dapat diganti dari informasi geologi dan hidrologi atau dari kejadian bencana yang selama ini terjadi.

  IV-12

  IV-13

Gambar 2. 10

Peta Geologi Kota Tarakan

  IV-14

Gambar 2. 11

Peta Jenis Tanah Kota Tarakan

  4.6. Gambaran Klimatologi

  Kota Tarakan yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan April sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur termasuk Kota Tarakan kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.

  Iklim di Kota Tarakan di pengaruhi oleh letak geografisnya yakni iklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata 26,50 C dengan suhu tertinggi 27,40C yaitu terjadi pada bulan Oktober dan terendah adalah 25,20C terjadi pada bulan Februari. Jumlah curah hujan tertinggi wilayah ini terjadi pada Bulan Januari sebesar 443,6 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 24 hari/tahun.

  Kota Tarakan termasuk suatu wilayah yang sulit untuk diprediksikan tingkat curah hujannya. Hal ini disebabkan Kota Tarakan merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian Utara Pulau Kalimantan dan berbatasan dengan Selat Sulawesi sehingga meskipun terjadi kondensasi di daerah tersebut, jatuhnya hujan terkadang bergeser ke arah yang lain tergantung hembusan angin yang berhembus, demikian sebaliknya. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan April dan Juni. Kondisi Iklim dan Curah Hujan Kota Tarakan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

  

Tabel 4. 6 Data Temperatur Kota Tarakan

Temperatur / Temperature ( C)

  Bulan Minimum Maksimum Rata-rata Month Minimum Maximum Average

  

(1) (2) (3) (4)

Januari 24,1 29,8 26,4 Pebruari 24,3 30,6 26,8 Maret 24,1 29,7 26,4 April 24,6 31,0 27,2 Mei 24,2 31,4 27,4 Juni 24,6 31,3 27,4 Juli 24,3 31,1 27,1 Agustus 24,3 31,5 27,4 September 24,3 31,3 27,4 Oktober 24,3 31,2 27,3

  IV-15

  IV-16 Bulan Month

  98

  60

  63

  61

  98

  98

  98

  98

  99 100

  98

  60

  99

  98

  98

  98 89,7 87,4 88,6 87,2 86,0 85,7 85,0 84,0 84,7 86,4 88,3 87,0 Rata-Rata 2012

  2011 2010 2009 2008

  61,8 66,4 62,8 83,2 84,2 98,3

  98,0 96,7 97,6 97,1

  86,7 86,7 85,5 62,4 64,3

  78

  58

  Temperatur / Temperature (

  27,0 27,0 27,0 26,5

  C) Minimum

  Minimum Maksimum

  Maximum Rata-rata

  Average

(1) (2) (3) (4)

Nopember Desember

  24,1 24,6 30,3 30,8

  27,1 27,1 Rata-Rata 2012 2011 2010 2009 2008 24,3

  23,9 24,6 24,6 24,2

  30,8 30,6 30,9 30,9 30,6 27,1

  Sumber: BPS Kota Tarakan

Tabel 4. 7 Data Kelembaban Kota Tarakan

Bulan

  59

  Month Kelembaban / Humidity Minimum

  Minimum Maksimum

  Maximum Rata-rata

  Average

(1) (2) (3) (4)

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

  63

  63

  54

  61

  62

  Sumber: BPS Kota Tarakan

  

Tabel 4. 8 Data Curah Hujan Kota Tarakan

Hujan / Rain Bulan

  Penyinaran Tekanan Udara Curah Hujan Hari Hujan Month

  Matahari (%) (mb) Monthly Rainfall (mm) Daily rainfall (1) (8) (9) (10) (11)

  Januari 673,1 27 33,2 1 010,8 Pebruari 301,2 19 47,8 1 010,4 Maret 503,2 24 31,4 1 010,4 April 352,8 22 48,7 1 011,8 Mei 566,7 26 52,4 1 010,5 Juni 244,2 20 50,9 1 010,5 Juli 321,6 22 50,7 1 010,3 Agustus 387,2 18 63,4 1 011,3 September 480,1 22 50,4 1 011,4 Oktober 388,0 28 46,9 1 011,4 Nopember 300,3 24 33,9 1 011,1 Desember 294,5 23 35,0 1 010,5 Rata-Rata 2012

  401,1 23 45,4 1 010,9 2011 345,2 23 42,9 1 010,8 2010 353,9 25 48,1 1 010,5 2009 288,5 22 45,8 1 010,9 2008 330,8 24 43,9 1 010,5

  Sumber: BPS Kota Tarakan

  4.7. Gambaran Sosial dan Ekonomi

4.7.1 Sosial

  Sejarah kependudukan Kota Tarakan diawali dengan komunitas masyarakat Tidung yang mungkin pada awalnya melakukan nelayan tradisional di sekitar perairan Tarakan. Kemudian daerah ini dijadikan permukiman baru semi permanen dalam melakukan aktivitas nelayan. Perkembangan selanjutnya ditandai dengan kedatangan komunitas lainnya dari berbagai etnis dengan tujuan nelayan dan berdagang dan Tarakan dijadikan sebagai rute pelayaran dan perdagangan dalam menjangkau daerah-daetah lain hingga ke negeri jiran Malaysia.

  Kemajemukan penduduk Kota Tarakan saat ini tidak jauh berbeda dengan awal pertumbuhan dan perkembangannya. Sebagai komunitas kota yang telah dihuni oleh komunitas Tidung juga terdapat komunitas lain, seperti Dayak,

  IV-17 Bajau, Bugis, Jawa, Banjar, Manado, Timor dan lain-lain yang berkembang hingga sekarang.

  Kota Tarakan dalam era ekonomi daerah menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini berpengaruh pada tingginya arus migrasi dari daerah lain menetap di Kota Tarakan. Data statistik menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk pada 2005

  • – 2006, yaitu sebesar 5,22% atau dari jumlah penduduk yang tercatat sebesar 157.574 jiwa meningkat menjadi 165.801 jiwa. berdasarkan hasil survey penduduk antar suku (SUPAS) Tahun 2005 yang mencatat jumlah penduduk berdasarkan suku yang ada menunjukkan suku Bugis menempati jumlah tertinggi yaitu 31,19%, kemudian suku jawa 26,79% dan diikuti oleh Suku Tidung sebesar 8,73% dari jumlah penduduk Kota Tarakan.

  Berdasarkan kondisi sosial budaya yang ada, Kota Tarakan dewasa ini didiami oleh masyarakat yang berlatar belakang suku dan agama yang berbeda. Heterogenitas tersebut telah berjalan dalam waktu yang cukup lama, bahkan dapat disejajarkan persamaannya dengan awal terbentuknya kehidupan masyarakat kota (urban society) yang telah mengedepankan nilai toleransi tinggi. Masyarakat Tidung merupakan kelompok masyarakat awal yang mendiami Pulau Tarakan. Matapencaharian utamanya adalah sebagai nelayan. Hubungannya dengan komunitas luar secara terbuka memungkinkan masyarakay suku-suku lainnya, seperti Bugis, Jawa, banjar, Makassar, Toraja, Mandar, Manado, Buton dan Timor dan lain-lain datang dan bertempat inggal di daerah ini tampa diwarani gejolak pertentangan karena memang dilatari oleh kesamaan konsep tradisional sosio-cultural.

  Kota Tarakan memiliki motto “Kota Bais (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera)”. Perkembangan Kota Tarakan ditengah lingkungan kehidupan masyarakat yang heterogen. Perbedaaan tidak harus diartikan sebagai pengahalang kemajuan dalam mewujudkan Tarakan sebagai Little Singapore.

  Perbedaan adalah potensi keberagaman yang harus dijaga dan diarahkan menjadi kekuatan sosial yang melahirkan identitas harmoni sosial – budaya. Harmoni budaya telah menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan daerah ini. Menyadari bahwa kemajuan daerah tidak akan tercapai tanpa dibarengi dengan kehidupan sosial yang kondusif. Kondisi ini disadari atau tidak telah membawa pengaruh positif yang patut dipertahankan untuk menuju Tarakan dalam Kehidupan yang lebih layak, serasi dan seimbang. Menghindarkan kesenjangan sosial yang mengarah pada sosialisasi tidak sempurna.

  IV-18 Penduduk Kota Tarakan dengan mayoritas beragama Islam (86,4% dari jumlah penduduk Kota Tarakan). Hidup berdampingan dengan penduduk yang memiliki keyakinan yang berbeda, seperti agama Kristen Protestan (9,3%), Katolik (2,7%), Hindu (0,1%) dan Budha (1,5%). Keadaan ini tidak menimbulkan munculnya kelompok mayoritas dan minoritas yang mengakibatkan kerukunan beragama tidak terpelihara dengan baik.

4.7.1 Ekonomi

  PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul akibat adanya berbagai kegiatan ekonomi atau proses produksi yang tercipta di suatu daerah atau region dalam suatu periode tertentu, tanpa memperhatikan apakah faktor produksi dimiliki oleh penduduk daerah yang bersangkutan atau bukan. Pada tingkat nasional, PDRB disebut dengan PDB atau GDP (Gross Domestic Product). Istilah PDRB digunakan untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Metode penghitungan PDRB dilakukan berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.

  Selama tahun 2010 sampai 2012 struktur perekonomian di Kota Tarakan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Seperti yang terlihat pada tabel 10.4, rata-rata kontribusi yang diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2012 mencapai 43 persen. Tingginya kontribusi yang diberikan oleh sektor ini disebabkan oleh posisi Tarakan sebagai salah satu Kota Transit di Kalimantan Timur. Sedangkan pada tahun 2011 peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 42,47 persen. Jika peranan dari sektor minyak dan gas bumi dihilangkan, ternyata struktur perekonomian Kota Tarakan tahun 2012 tidak terlalu banyak berubah. Posisi peringkat sektor-sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB dengan maupun tanpa migas hampir sama, kecuali sektor pertambangan dan penggalian tanpa migas yang menduduki peringkat terakhir (peringkat ke-9) dalam pembentukan PDRB tanpa migas. Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi secara riil yang terjadi setiap tahun dapat diperoleh melalui PDRB atas dasar harga konstan. Nilai yang didapatkan akan memiliki arti adanya peningkatan atau penurunan dari kinerja pembangunan ekonomi suatu daerah.

  Pertumbuhan ekonomi di Kota Tarakan tahun 2012 sebesar 6,82 persen. Dari tabel 10.3 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan tahun 2012 mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2011 yang mencapai 7,63 persen. Jika dilihat secara series selama kurun waktu 3 tahun (2010-2012) terlihat bahwa tahun 2010 merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kota Tarakan.

  IV-19 PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari produksi seluruh kegiatan ekonomi atau dengan kata lain PDRB per kapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kota Tarakan mendekati 43 juta rupiah, atau meningkat sebesar 9,89 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika dilihat lagi secara series selama tahun 2010 sampai 2012, PDRB per Kapita di Kota Tarakan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat Kota Tarakan secara umum terus mengalami peningkatan.

  Pendapatan per kapita juga mengalami peningkatan dari 29 juta rupiah per kapita per tahun pada tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 32 juta rupiah per kapita per tahun pada tahun 2012.

  

Tabel 4. 9 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha, 2010

  • – 2012

  Dalam juta rupiah (Rp 000.000,-) Lapangan Usaha/ 2010 2011 2012 Industrial Origin

  (1) (2) (3) (4)

  1. Pertanian/Agriculture 790 006,55 938 142,42 1 061 639,70

  2. Pertambangan dan Penggalian/ 412 696,46 469 374,42 533 684,02 Mining and Quarrying

  3. Industri Pengolahan/ 1 084 591,00 1 177 518,39 1 285 634,36 Manufacturing Industries

  4. Listrik, Gas & Air Bersih/ 113 970,15 122 177,16 161 316,35 Electricity, Gas & Water Supply

  5. Bangunan/Construction 239 710,22 266 152,76 295 216,84

  6. Perdagangan, Hotel & Restoran/ 2 856 268,15 3 382 502,05 3 940 163,34 Trade, Hotel and Restaurant

  7. Pengangkutan & Komunikasi/ 623 014,50 712 339,08 802 905,21 Transportation and Communication

  8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 413 016,45 491 865,59 570 691,79 Perusahaan/Financial Leasing and Business Service

  9.Jasa-jasa/Services 352 705,26 404 874,00 448 985,44 PDRB / GDRP 6 885 978,74 7 964 945,87 9 100 237,05 PDRB@ / GDRP @ 6 507 304,44 7 533 702,75 8 608 844,84 Keterangan : @ Tanpa minyak, Gas dan Hasil-hasilnya (Migas) Notes : @ Without Oil, Gas and its Products Sumber / Source : BPS Kota Tarakan / BPS-Statistics of Tarakan City

  IV-20

  

Gambar 2. 12 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2012

  10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 2010 2011 2012

  Dengan Migas Tanpa Migas

  

Tabel 4. 10 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha, 2010

  • – 2012

  Dalam juta rupiah (Rp 000.000,-) Lapangan Usaha/ 2010 2011 2012 Industrial Origin

  (1) (2) (3) (4)

  1. Pertanian/Agriculture 251 460,15 269 152,98 283 324,12

  2. Pertambangan dan Penggalian/ 105 320,63 114 818,65 125 072,23 Mining and Quarrying

  3. Industri Pengolahan/ 285 608,98 294 652,17 304 615,26 Manufacturing Industries

  4. Listrik, Gas & Air Bersih/ 60 556,83 64 140,34 65 622,30 Electricity, Gas & Water Supply

  5. Bangunan/Construction 102 782,62 108 403,40 114 132,82

  6. Perdagangan, Hotel & Restoran/ 1 089 482,61 1 184 087,12 1 275 484,60 Trade, Hotel and Restaurant

  7. Pengangkutan & Komunikasi/ 326 594,56 352 916,71 381 150,47 Transportation and Communication

  8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 261 553,89 288 203,53 312 476,35 Perusahaan/Financial Leasing and Business Service

  9.Jasa-jasa/Services 163 207,21 172 023,03 180 770,48 PDRB / GDRP 2 646 567,49 2 848 397,93 3 042 648,63 PDRB@ / GDRP @ 2 557 155,68 2 750 025,68 2 934 458,93 Keterangan : @ Tanpa minyak, Gas dan Hasil-hasilnya (Migas) Notes : @ Without Oil, Gas and its Products Sumber / Source : BPS Kota Tarakan / BPS-Statistics of Tarakan City

  IV-21

  • 0,21
  • 0,51
  • 0,23 0,80 1,48 1,39
  • 0,26 0,16
  • 0,26 1,14 1,44 2,38 2,17 1,65

  IV-22

Gambar 2. 13 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 - 2012

  

Tabel 4. 11 Laju Inflasi Kota Tarakan

  IHK

  2.4.3. Laju Inflasi

  2.4.4. Laju Inflasi Kalender (1) (2) (3) (4)

  Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

  153,10 154,51 154,19 153,41 153,05 154,28 156,57 158,74 158,32 158,57 158,15 159,96

  1,44 0,92

  1,41 2,23 3,74 5,18 4,90 5,07 4,79 5,99

  Tahun 2012 2011 2010 2009 2008 159,96 150,92 141,80 131,39 122,55 5,99 6,43 7,92 7,21 19,85 5,99 6,43 7,92 7,21 19,85 Sumber : BPS Kota Tarakan

  2300000 2400000 2500000 2600000 2700000 2800000 2900000 3000000 3100000 2010 2011 2012

  Dengan Migas Tanpa Migas

2.4.1. Bulan 2.4.2.

  IV-23

Gambar 2. 14 Laju Inflasi Kota Tarakan