PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD) DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG KARYA ILMIAH AKHIR NERS

  Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

  Di Susun Oleh:

ISNAENI RESTIANA S. KEP NIM A31600898 PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA

  N JUDUL PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

  Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Isnaeni Restiana, S.Kep NIM : A31600898 Tanda Tangan : Tanggal : 16 Agustus 2017

HALAMAN PERSETUJUAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir yang berjudul :

  

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

  Dipersiapkan dan disusun Oleh :

  

Isnaeni Restiana, S.Kep

A31600898

  Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan Pembimbing,

  ( Tri Sumarsih, S.Kep, Ns, MNS) Mengetahui,

  Ketua Program Studi S1 Keperawatan (Isma Yuniar, M.Kep)

  

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Isnaeni Restiana S.Kep NIM : A31600898 Program Studi : Program Ners Keperawatan Jenis Karya : Karya Ilmiah Ners Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-

  Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

  

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

  Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes Muhammmadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Gombong, Kebumen Pada tanggal : 16 Agustus 2017

  Yang menyatakan (Isnaeni Restiana, S.Kep) ProgramNers Keperawatan

  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTA. Agustus 2017

  Isnaeni Restiana,Tri Sumarsih

  

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PERSONAL

HYGIENE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PASIEN

SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

  

DI WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJOMAGELANG

Latar Belakang :Jumlah pasien skizofrenia di Indonesia terus bertambah,

  terdapat 14,1% penduduk Indonesia mengalami skizofrenia mulai yang ringan hingga berat yang biasanya ditandai dengan kurangnya memperhatikan perawatan diri. Penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian stimulus atau rangsangan yang memicu timbulnya persepsi yang positif terhadap dirinya sendiri atau istilah lain Terapi Aktivitas Kelompok.

  

Tujuan Penulisan :Menganalisis terapi aktivitas kelompokPersonal hygiene

pada pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diridi wisma Harjuna RSJ Prof.

  Dr. Soerojo Magelang

  

Hasil : Hasil evaluasipasien skizofrenia setelah dilakukan terapi aktivitas

  kelompok, pasien 1 mampu menyebutkan lima manfaat kebersihan diri, mampu menyebutkan lima alat kebersihan diri, mampu mempraktekan langkah-langkah kebersihan dengan dibimbing. Pasien 2 dan 3 mampu menyebutkan tiga manfaat kebersihan diri dan alat kebersihan diri, mampu mempraktekan langkah-langkah kebersihan diri dengan dibimbing. Pasien 4& 5 mampu menyebutkan empat manfaat kebersihan diri, berbeda dalam menyebutkan alat kebersihan diri pasien 4 menyebutkan empat dan pasien 5 menyebutkan lima, mampu mempraktekan langkah-langkah kebersihan diri dengan dibimbing.

  

Rekomendasi :TAK terbukti mampu meningkatkan kemandirian pasien

  skzofrenia dengan defisit perawatan diri, maka kegiatan tersebut perlu dilakukan lebih sering di dalam wisma.

  

Kata Kunci :terapi aktivitas kelompok personal hygiene, defisit perawatan diri,

skizofrenia.

PROFESI OF NURSING PROGRAM MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

  Minithesis, August 2017 Isnaeni Restiana, Tri Sumarsih

  

THE APPLICATION OF GROUP ACTIVITY THERAPY (TAK)

PERSONAL HYGIENE TO ENHANCE THE INDEPENDENCE OF

PATIENTS WITH SELF-CARE DEFICITS OF SCHIZOPHRENIA (DPD)

AT WISMA HARJUNA RSJ PROF. DR. SOEROJO, MAGELANG

  

ABSTRACT

Background: The number of patients with schizophrenia in Indonesia continues

  to grow. Consequently, there was a 14.1% of the population of Indonesia are experiencing schizophrenia began from mild to severe that usually characterized by a lack of regard for self care. Moreover, the treatment of schizophrenia patients with self care deficit is by administering stimulus or stimuli that trigger the onset of a positive perception toward himself or in other terms is Group Activity Therapy .

  

Objective :analyzing the activity group therapy Personal hygiene in patients with

  schizophrenia self-care deficit at wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo, Magelang

  

Results :The results of evaluation of the patient state of schizophrenia after a

  group activity therapy for 3 days, patient 1 able to mention five benefits of self hygiene, be able to mention the five self-hygiene tool, able to practice steps cleand up. Patient 2&3 was able to mention three benefits of self hygiene and self- hygiene tool, able to practice steps cleand up with mentored. Client 4&5 was able to mention the four benefits of self hygiene,different in cleanliness mention self

  ,

  instrumentPatients 4 mentioned four and patients 5 said five able to practice steps cleand up with mentored.

  

Recomendation : group activity therapi was evident to increase in patients with

schizophrenia self-care deficit, so important to aplied in wisma.

  

Keywords: personal hygiene group activity therapy, self-care deficit,

schizophrenia.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhirr ini dengan judul “Penerapan terapi aktivitas kelompok (TAK) personal hygiene untuk meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri (DPD) di wisma harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini

  Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Herniatun, M.Kep, Sp Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

  2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.

  3. Ns. Tri Sumarsih MNS, selaku Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

  4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

  Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdianya dari Allah SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga karya ilmiah akhir ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Kebumen, 16 Agustus 2017 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN ORISINALITAS ............................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan ........................................................................................................ 6 C. Manfaat ...................................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Skizofrenia ................................................................................................. 8 B. Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene) .............................................. 15 C. Terapi Aktivitas Kelompok ...................................................................... 20 BAB III LAPORAN MANAGEMEN KASUS KELOLAAN A. Profil Lahan Praktik ................................................................................. 29 B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan .................................................. 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ......................................................................................................... 41 B. Aalisis Terapi Aktivitas Kelompok Personal Hygiene pada pasien Skizofrenia dengan defisit perawatan diri ................................................ 45 C. Inovasi Tindakan ...................................................................................... 48 D. Keterbatasan Penulis ................................................................................ 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 50

  DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa dimasa yang serba kritis seperti sekarang ini

  bukanlah hal yang mudah dengan tekanan hidup yang semakin berat yang harus dihadapi. Bagi individu yang tidak dapat beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sebagai ancaman bagi dirinya. Perasaan yang terancam terus menerus tanpa adanya proses pemecahan masalah, dapat menimbulkan stress yang berkepanjangan dan dapat mengakibatkan skizofrenia( Rahwanda, 2013 ).

  Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa. Skizofreniamerupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunya semua fungsi kejiwaan. Skizofreniaadalah gangguan dalam cara berfikir

  (cognitive) , kemauan (volition), emosi (affevtive), tindakan (psychomotor)

  (Keliat, 2011).Pasien skizofrenia kronis pada umumnya tidak mampumelaksanakan fungsi dasar secara mandiri, misalnya kebersihan diri, penampilan dan sosialisasi. Pasien skizofrenia mengalami kemuduran dalam fungsi psikososialnya. Mereka mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak dan berkomunikasi dengan orang lain, serta tidak mampu menghadapi realitas.

  Menurut World Health Organisasion (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Gangguan jiwa yang menjadi salah satu masalah utama dinegara-negara berkembang adalah skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari

  2 seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012). Menurut National

  

Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia mencapai 13% dari

  penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi 25% ditahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnya prevalensi skizofrenia dari tahun ke tahun diberbagai negara. Skizofrenia menyerang siapa saja. Data APA (2014) menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda paling beresiko karena tahap ini, kehidupan manusia penuh dengan berbagai tekanan (stresor) (Sawono, 2010).

  Skizofrenia merupakan gangguan jiwa atau gangguan otak kronis yang mempengaruhi individu sepanjang kehidupanya yang salah satunya ditandai dengan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. BerdasarkanRiset Kesehatan Jiwa (2013) jumlah pasien skizofrenia di Indonesia terus bertambah, terdapat 14,1 % penduduk Indonesia mengalami skizofreniamulai dari yang ringan hingga berat. Trihono (2011) mengatakan, dari temuan dilapangan terlihat prevalensi penderita skizofrenia berat sebanyak 1,7/1000 orang.

  Banyaknya jumlah penderita skizofrenia, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menempati urutan kelima terbanyak (Riskesdas, 2013). Prevalensi skizofrenia di Jawa Tengah yaitu 0,23% dari jumlah penduduk melebihi angka nasional 0,17% (Riskesda, 2013). Jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 2012 di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 224.617, mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 yang mencapai 198.387 kunjungan. Kunjungan terbanyak yaitu dirumah sakit sebanyak 138.399 kunjungan (61,62%) (Dinas Kesehatan/ Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).

  Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi

  3 kebersihan kulit, tangan dan kuku dan kebersihan genetalia. Menurut Thomas (2013) defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan skizofrenia, dimana defisit perawatan diri sering diidentikan dengan gangguan jiwa, 70% diantaranya mengalami defisit perawatan diri, (Hardiyah, 2010).

  Salah satu gangguan yang dialami pasien dengan skizofrenia adalah kurangnya perawatan diri atau defisit personal hygiene. Menurut Anggriana T.W (2010), personal hygiene adalah perawatan diri dimana sesorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Kurangnya perawatan diri pada pasien skizofrenia terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting ( Keliat dan Akemat, 2010 ). Bertambahnya masalah personal hygiene pada pasien dengan skizofrenia terjadi karena pasien dengan skizofrenia tidak dapat mempertahankan kebersihan kulit, tangan dan kuku, rambut dan kebersihan genetalia. Fakta yang ada dilapangan menunjukan bahwa pasien dengan skizofrenia seringkali terlihat kumal, bau dan mengalami berbagai macam gangguan pada kesehatan kulitnya.

  Pasien yang mengalami skizofrenia seringkali kurang memperdulikan perawatan diri. Dalam teori Orem mengemukakan mengenai perawatan diri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan kesehatan serta kesejahteraan. Apabila seseorang menngalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, BAB dan BAK (toileting). Oleh karena itu, personal hygiene sangat perlu diterapkan mengingat banyak manfaat yang ada untuk mencegah segala penyakit yang bisa ditimbulkan.

  4 Tindakan yang dapat diberikan pada pasien defisit perawatan diri itu dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok dengan topik defisit perawatan diri (personal hygiene) yang terdiri dari menggosok gigi, memakai sampo dan sabun. Terapi ini merupakan terapi yang bertujuan untuk memberikan perawatan diri dengan tepat sehingga pasien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari defisit perawatan diri (Farida dan Yudi, 2011). Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Apabila tidak dilakukan terapi maka akan terjadi dampak negative diantaranya yaitu dampak fisik, psikosoial dan psikologis.

  Pada penelitian Desy dkk, (2013) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas mandiri : personal hygiene terhadap kemandirian pasien DPD di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang menunjukan hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara aktifitas mmandiri personal

  

hygiene terhadap kemandirian pasien defisit perawatan diri. Terapi

  akitivitas kelompok dengan topik defisit perawatan diri (personal hygiene) ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal perawatan diri, melatih pasien mampu merawat diri serta mengurangi perilaku mal

  

adaptive ( Purwaningsih dan Karina, 2011). Terapi ini dilakukan dalam

  dua sesi diantaranya adalah pasien akan ditanya tentang manfaat kebersihan diri, alat

  • – alat membersihkan diri, mempraktekan cara membersihkan diri. Terapi aktivitas kelompok personal hygiene ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam membantu pasien dalam hal defisit perawatan diri.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal

  01 Mei 2017 di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, diperoleh data jumlah pasien defisit perawatan diri di wisma Harjuna pada bulan Maret 2017 ada 9 pasien, sedangkan dibulan April 2017 mengalami kenaikan jumlah yaitu ada 10 pasien.Salah satu gangguan yang dialami oleh pasien yang berada di wisma Harjuna adalah kurangnya pelaksanaan personal hygiene pada

  5 pasien. Pasien jiwa masih seringkali terlihat dengan tubuh yang bau, rambut yang tidak terawat, kuku yang panjang dan terjadi gangguan pada kulit. Hasil pengamatan yang dilakukan penulis kepada 5 pasien yang berada di wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, pasien jiwa terlihat kumal, rambut tidak terawat, tercium bau yang kurang sedap dari pasien jiwa tersebut. Terapi aktivitas kelompok tentang personal hygiene kepada pasien masih jarang dilakukan di wisma harjuna. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa terapi aktivitas kelompok dengan topik personal hygiene sangatlah penting untuk kemandirian pasien dalam melakukan perawatan diri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa latihan dan terapi aktivitas kelompok seperti mampu menyebutkan manfaat kebersihan diri, menyebutkan alat

  • – alat membersihkan diri, dan mempraktekan membersihkan diri yaitu mandi dengan menyikat gigi, sabun dan sampo.

  Berhubungan dengan masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang defisit perawatan diri dan akan membahas secara detail pada bab selanjutnya dengan mengangkat judul penerapan terapi aktivitas kelompok (TAK) personal hygiene untuk meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri (DPD) di Wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

  6

B. Tujuan

  1. Tujuan Umum Menganalisis terapi aktivitas kelompok (TAK)Personal hygiene pada pasienskizofrenia dengan defisit perawatan diri (DPD)di wisma Harjuna RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

  2. Tujuan Khusus

  a) Memaparkan hasil pengkajian pada pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri : personal hygiene b) Memaparkan hasil diagnosa pada pasiensizofrenia dengan defisit perawatan diri : personal hygiene c) Memaparkan hasilrencana kegiatan TAK pada pasien skizofrenia dengan defisit perawatan diri : personal hygiene d) Memaparkan hasil implementasi menggunakan terapi aktivitas kelompok (TAK) e) Memaparkan evaluasi hasil kemampuan pasien dalam kegiatan

  TAK : personal hygiene C.

   Manfaat Penelitian

  1. Manfaat keilmuan Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam memberikan terapi aktifitas kelompok personal hygiene dalam menanggulangi pasien dengan defisit perawatan diri

  2. Manfaat Aplikatif Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan terapi aktifitas kelompok yang diwujudkan dengan meningkatnya kepuasan pasien terhadap terapi aktifitas kelompok yang diberikan

  3. Manfaat Metodologi Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait penerapan strategi pelaksanaan dan terapi

  7 aktifitas kelompok dalam mengurangi tanda gejala defisit perawatan diri, sehingga dapat dijadikan sumber rujukan ilmiah bagi penulisan karya ilmiah berikutnya.

  

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2009). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis.

  Jakarta: EGC. Coventry, P. A., Hudson, J. L., Kontopantelis, E., Archer, J., Arichards, D.,

  Gilbody, S., et al. (2014). Characteristics of Effective Collaborative Care for Treatment of Depression: A Systematic Review and Meta-Regression of 74 Randomised Controlled Trials. Plos, 9(9). Damaiyanti, M. (2008). Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.

  Bandung: Rafika Aditama. Davison, G. C. (2010). Psikologi Abnormal. Depok: Raja Grafindo Persada. Desy Nurla Laili, D. H. (2013). Pengaruh Aktivitas Mandiri : Personal Hygiene

  Terhadap Kemandirin Pasien Defisit Perawatan Diri pada Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika Halgin, R. P. (2014). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Medika.

  Hidayat, A. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi, Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ifteni, P. L., Burtea, V., Szalontay, A. S., & Moga, M. A. (2015, September).

  Ethics of Treatment in Early Psychosis. Revista Romania de Bioetica, 13. J, B. (2010). Psikiatri Klinis - Kaplan & Sadock (2nd ed.). Jakarta: EGC. Jannah, Intasari. (2012). Aplikai Proses Keperawatan Pada Diagnosa Resiko

  

Kekerasan Diarahkan Pada Orang Lain Dan Gangguan Persepsi Sensori . Moco

  Medika : Yogyakarta Keliat, A. (2011). MOdel Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta: EGC. Keliat, B. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Notoatmojo. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta Novita Pinedendi, J. V. (2016). Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit

  Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Pasien di RSJ. Prof. V.L. Ratumbuysang Manado Tahun 2016. e Journal Keperawatan, 4 .

  Purwaningsih, W. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Rahwanda. (2013). Pelayanan dan PenerapanAsuhan Keperawatan Pasien

  dengan Harga Diri Rendah dan Defisit Perawatan Diri di Ruang Sipiso- Pisao Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi. Fakultas Kedokteran. Medan: Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar : Riskesdas 2013. Badan Pengembangan dan Penelitan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

  Sarwono. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta : Grafindo. Semiun, Y. (2009). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius. Stuart, G. W. (2009). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Elsevier. Susanti, Herni. (2010). Defisit Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia: Aplikasi

  

Teori Keperawatan Orem . Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas

  Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol.13, Tarwoto. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. (4th, Penyunt.) Jakarta: Salemba Medika.

  Thomas. (2013). Asuhan Keperawatan Jiwa. (1st, Penyunt.) Yogyakarta. Townsend, M. C. (2009). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri (3rd ed.). Jakarta: EGC.

  Videbeck, S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. WHO. (2013). Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. Dipetik April 21,

  2017, dari http//perilaku-kekerasan.htm Wiramihardja. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama. Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Adi. Fitria, N. (2010). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis keperawatan jiwa berat bagi program S-1 keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Keliat, B.A. & Akemat. (2010). Model PraktikKeperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:EGC. Maramis. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa.Surabaya : Unair. LAMPIRAN

  ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T DENGAN MASALAH UTAMA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DI WISMA HARJUNA

  RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG Di susun Oleh :

  ISNAENI RESTIANA A31600898 PROGRAM PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Ruang Rawat : Wisma Harjuna Tanggal dirawat : 26 – 04 – 2017

  A. Pengkajian

  1. Identitas Identitas Klien

  Inisial klien : Tn. T Umur : 30 Tahun Alamat : Banjarnegara Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh Status : Duda No. RM : 83453 Diagnosa : F.20.3

  Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. S Alamat : Banjarnegara Hubungan dg Klien : Kaka kandung

  2. Alasan masuk Klien mengatakan mengamuk banting kursi ke kaca sampai pecah. Mengurung diri dikamar selama 1 bulan.

  3. Faktor Predisposisi Klien mengatakan belum pernah mengalami gangguan jiwa. Pertama kali mondok di RSJ Magelang. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik ataupun melakukan aniaya fisik. Tidak pernah melakukan atau menjadi korban seksual. Tidak ada penolakan dari lingkungan tempat tinggal. Tidak pernah mengalami kekerasan dalam keliarga dan tidak pernah terlibat urusan kriminal. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jjiwa. Riwayat perkembangan sekolah sampai SMA, prestasi saat sekolah tidak ada, prestasi cenderung biasa saja, klien

  4. Faktor Presipitasi Klien mengatakan berduka atas kematian ayahnya 3 bulan yang lalu, kemudian ditinggalkan istri dan anaknya entah kemana setelah 1 minggu ayahnya meninggal.

  B. Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/m N : 82 x/m S : 37 º C Ukur : BB : 55 kg TB : 160 cm

  C. Psikososial

  1. Genogram = laki – laki

  = tinggal satu rumah = pasien

  = garis keturunan = laki-laki meninggal = perempuan

  2. Konsep diri

  a) Gambaran diri Klien mengatakan

  b) Identitas diri Klien berjenis kelamin laki-laki, berumur 30 tahun, klien lulusan SD dan pernah bekerja sebagai tukang bakso keliling.

  c) Peran Klien mengatak anak ke 3 dari 5 bersaudara. Klien merupakan seorang ayah, klien merasa rendah diri, tidak berguna dimana anaknya dibawa pergi oleh istrinya dan ditinggal pergi entah kemana karena tidak bisa mencukupi kebutuhan istri.

  d) Ideal diri Klien mengatakan tidak inngin apa apa. Apabila pulang pasien ingin memperbaiki diri dan semangat membangun masa depan yang lebih baik lagi e) Harga diri

  Klien mengatakan rendah diri, tidak berguna karna ditinggal istri dan anaknya pergi entah kemana.

  3. Hubungan sosial

  a) Klien mengatakan tidak ada orang yang berarti. Klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat. Selama diwisma orang yang dikenal klien hanya sdr.

  R dan srd. S.

  b) Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat, lebih sering menyendiri dikamar. Saat menikuti TAK klien terlihat tenang dan pendiam, nada suara lirih, kontak mata kurang.

  c) Klien mengatakan ingin memiliki teman, namun malu apabila berkenalan terlebih dahulu. Klien mengatakan binggung akan memulai pembicaraan.

  4. Spiritual

  a) Nilai dan keyakinan : klien mangatakan dirinya tidak tau kenapa. Klien hanya disuruh berobat kemagelang oleh saudaranya b) Kegiatan ibadah : klien beragama islam, klien rutin melaksanakan sholat 5 waktu D. Status Mental

  1. Penampilan : klien tampak lusuh, berpakain sesuai jadwal RS, kancing baju tidak sesuai. Rambut terlihat gondrong, kuku tangan dan kaki panjang. Gigi tampak kekuningan.

  2. Pembicaraan : klien mampu menjawab pertanyaan dengan nada pelan, kontak mata kurang, sering menunduk.

  3. Aktifitas motorik : klien taampak lesu, jarang melakukan aktiftas, lebiih sering duduk dan melamun sambil merokok

  4. Alam perasaan : sedih

  5. Afek : klien mempunyai afek tumpul

  6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang, serig menunduk, volume suara pelan.

  7. Persepsi : klien mengatakan tidak pernah mendengan duara-suar bisikan

  8. Proses pikir : sirkumtansial

  9. Isi pikir : tidak ada 10. Tingkat kesadaran : tingkat kesadaran pasien baik. Klien masih disorientasi waktu.

  11. Memori : jangka pendek : klien mampu mengingat nama mahasiswa.

  Jangka panjang : klien mampu mengingat keluarga, pekerjaan dan kehidupannya dimasa lalu

  12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : konsentrasi klien tidak mudah dialihkan.

  Klien mampu menjawab hitungan 13. Kemampuan penilaian : klien mampu memilihantara mandi dulu atau makan dulu. Klien memilih tidur dulu karena ingin menyendiri.

  14. Daya tilik diri : klien mengatakan saat ini dirinya sedang dirawat. Namun tidak tau alasanya dirinya dirawat.

  E. Kebutuhan Persiapan Pulang

  1. Makan : klien mampu megambil makan sendiri, porsi makan selalu habis. Makan dengan cara yang benar ( berdoa, memakai sendok, tidak berceceran).

  2. BAB/BAK : klien mampu mengontrol BAB/BAK. Buang hajat sesuai tempatnya.

  3. Mandi : klien mengatakan mandi 2x sehari kadang menggunakan sabun, kramas seminggu sekali. Gosok gigi sehari sekali. Klien melakukanya dengan dibimbing

  4. Berpakaian : klien mampu berpakaian secara mandiri, memakai pakaian sesuai

  5. Istirahat dan tidur : klien mengatakan sering tidur siang, tidur malam jika sudah mengantuk ± jam 20.00 WIB. Sebelum tidur kliien berdoa.

  6. Pengguanaan Obat : klien selalu meminum obat yang telah disiapkan

  7. Pemeliharaan Kesehatan : klien mampu memelihara kesehatan seperti mandi makan dll.

  8. Kegiatan didalam rumah : klien mampu menyiapkan makanan, menjaga kebersihan seperti menyapu.

  9. Kegiatan diluar rumah : klien rutin mengikuti senam, jalan-jalan, olahraga

  F. Mekanisme Koping

  1. Maladaptif : reaksi lambat, banyak menyendiri, merokok

  G. Masalah Psikososial dan Lingkungan

  1. Masalah dengan dukungan kelompok Klien jarang mengikuti kegiatan dilingkungan masyarakat

  2. Masalah dengan Pendidikan Klien mengatakan lulus SD, ingin melanjutkan SMP namun tidak mampu

  3. Masalah dengan Pekerjaan Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pekerjaan. Klien bekerja sebagai buruh. Tidak ada teman yang dibenci dilingkungan tempat kerja.

  4. Masalah dengan Perumahan Klien mengatakan tinggal bersama ibunya karna ditinggal pergi istri dan anaknya.

  5. Masalah Ekonomi Klien mengatakan tidak memiliki uang karena sudah lama tidak bekerja

  H. Pengetahuan Kurang Tentang

  I. Aspek Medik Diagnosa medic : F.20.3 ( Skizoprenia tak terinci) Terapi medik : Trihexyperidole 2mg x 12 j

  Fumania 20 mg x12 j J. Prioritas Diagnosa Keperawatan

  1. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

  2. Isolasi Sosial

  3. Defisit perawatan diri ANALISA DATA

  No. Hari Data Fokus Diagnosis Paraf Tgal/Jam

  1. Rabu Ds : Klien mengatakan rendah diri, Gangguang Konsep 04-05-2017 tidak berguna karna ditinggal istri dan Diri : Harga Diri

  11.30 wib anaknya pergi entah kemana. Rendah Do :

  Kontak mata kurang - Klien terlihat bingung - Volume suara lemah -

  2. Rabu Ds : Klien mengatakan mengurung Isolasi Sosial 04-05-2017 diri dikamar selama 1 bulan.

  10.40 wib Do :

  Klien terlihat sering menyendiri - Klien tidak bisa memulai - pembicaraan

  3. Rabu Ds : - Defisit Perawatan 04-05-2017 Do : klien tampak lusuh, kancing baju Diri tidak sesuai. Rambut terlihat gondrong, kuku tangan dan kaki panjang. Gigi tampak kekuningan.

  Intervensi Keperawatan No. Dx

  Keperawatan Perencanaan

  Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

  1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

  TUM : klien memiliki konsep diri yang positif TUK :

  1. Klien mengidentifi kasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

  1. Klien menyebutkan :

  1. Diskusikan dengan klien tentang :

  • Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
  • Aspek positif keluarga
  • Aspek positif lingkungan klien
  • Aspek positif yang dimilki klien, keluarga, lingkungan
  • Kemampuan yang dimiliki klien
  • Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
  • Kemampuan yang dimiliki klien
merencanaka membuat rencana klien aktifitas yang n kegiatan kegiatan harian dapat dilakukan setiap sesuai hari sesuai kemampuan dengan klien

  2. Bersama klien buat daftar tentang :

  3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif

  2. Kien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

  2. Klien mampu menyebutkan kemampuan yan dapat dilaksanakan

  1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan

  2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaan 3.

  Kegiatan mandiri - kemampuan

  • yang dimiliki Kegiatan dengan bantuan

  2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

  3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan

  4. Klien dapat

  4. Klien dapat

  1. Anjurkan klien untuk melakukan melakukan melaksanakan kegiatan kegiatan kegiatan sesuai yang telah direncanakan sesuai jadwal yang

  2. Pantau kegiatan yang dengan dibuat. dilaksanakan klien kemampuan

  3. Beri pujian atas usaha yang dimiliki yang dilakukan klien

  4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang

  5. Klien dapat

  5. Klien mampu

  1. Beri pendidikan memanfaatka memanfaatkan kesehatan pada keluarga n sistem sistem pendukung tentang cara merawat pendukung yang ada klien dengan harga diri yang ada dikeluarga rendah

  2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

  • Klien mengatakan senang setelah berbincang- bincang

  • Kontak mata kurang
  • Volume suara pelan A : SP 1 Harga diri rendah telah tercapai P : Lanjutkan Intervensi - SP 2 Harga diri rendah
  • Klien mengatkan senang setelah berbincang-bincang

  3. Membimbing klien memasukan dalam S : klien mengatakan sudah melakukan kegiatan yang direncanakan seperti menyapu dan mengepel

  2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan

  1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

  2. Kamis HDR / SP 2

  O : - klien terlihat sring menunduk

  S : klien mengatakan mampu menyapu, mengepel, mencuci piring, melipat baju dan memainkan gitar

  5. Membimbing klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

  4. Melatih klien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

  3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien

  2. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunnakan

  1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

  Jam 11.15 wib HDR / SP I

  1. Rabu 04-05-2017

  No. Hari/Tgal/Jam Dx/SP Implementasi Evaluasi

  menyiapkan lingkungan dirumah Implementasi Keperawatan

  O : klien terlihat sering

  Konntak mata kurang - Volume suara pelan -

  A : SP 2 HDR tercapai P : lanjutkan intevensi SP 2 halusinasi latihan selanjutnya Format Pengkajian Tanda dan Gejala No. Tanda dan Gejala Ya Tidak Data subyektif

  1. Pasien mengatakan mandi sehari 1kali

  2. Pasien mengatakan mandi sehari 2kali

  3. Pasien mengatakan gosok gigi sehari 1kali

  4. Pasien mengatakan gosok gigi sehari 2kali

  5. Pasien mengatakan keramas sehari 1kali

  6. Pasien mengatakan keramas 2hari 1 kali

  7. Pasien mengatakan keramas 3hari 1kali Data obyektif 1. pasien tampak lusuh 2. pasien tampak rambut acak-acakan & panjang 3. pasien tampak rambut berketombe 4. pasien bau badan 5. pasien tampak kulit gatal-gatal 6. pasien tampak kulit berdaki tebal 7. pasien bau mulut 8. pasien tampak gigi kekuningan Tabel tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Tarwoto, (2009).

  Jadwal Harian Nama : Wisma :

  Hari / tanggal Mandi menggunakan sabun M B T Paraf Perawat

  Pagi Sore Hari / tanggal Menggosok gigi M B T Paraf

  Perawat Pagi Sore

  Keramas menggunakan sampo Paraf

  Hari / tanggal 1hari 2hari 3hari M B T Perawat

  1kali 1kali 1kali

  TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang No. Dokumen No. Revisi: Halaman: 1/7 - HK.01.08/III/0787/2015

  STANDAR Ditetapkan,

  PROSEDUR Direktur Utama,

  OPERASIONAL Tanggal Terbit

19 Mei 2015

  dr. Bambang Prabowo, M.Kes NIP.196007071988021001 Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/ kehidupan untuk didiskusikan di dalam kelompok, dimana hasik diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

  PENGERTIAN Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Defisit Perawatan Diri : melatih mandi adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara berkelompok klien dengan dengan defisit perawatan diri (DPD) atau yang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi terhadap pengalaman terkait cara mandi yang pernah dilakukan.

  

Tujuan TAK SP DPD sesi 2: Melatih Mandi

  

5. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan mandi

  6. Klien dapat memperagakan kemampuan mandi seperti yang sudah didemonstrasikan.

  Surat Keputusan Direktur Utama Nomor HK.02.04/S/III/0365/2015 KEBIJAKAN tentang Kebijakan Pelayanan Keperawatan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

  TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang STANDAR PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi: Halaman: OPERASIONAL

  2/7 - HK.01.08/III/0787/2015

1. Persiapan

  a. Alat dan bahan 1) Persiapan tempat yang aman dan tenang 2) Tempat yang cukup luas atau longgar 3) Alat dan bahan : Handuk, sabun, gayung, papan tulis, Whiteboard, jadwal kegiatan Harian, Spidol atau Bullpoint

  4) Form CPT (Catatan Perlembangan Terintegrasi Dan Bollpoint) 5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika klien bisa membaca)

6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien 1) Membuat kontrak pertemuan dengan klien.

  2) Menjamin kebutuhan pemenuhan kebutuhan PROSEDUR privacy klien, hanya ada perawat dan klien saja.

  2. Pelaksanaan Persiapan

  a. Mengumpulkan klien yang pernah dilibatkan dalam TAK SP DPD sesi I dan pernah dilatih mandi secara individual

b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

  Fase Orientasi

  a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan selamat pagi atau selamat siang) 2) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan (lebih bagus paki papan nama) 3) Memberi kesempatan kepada klien untuk memperkenalkan nama masing – masing

  TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang STANDAR

PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi: Halaman:

  • OPERASIONAL HK.01.08/III/0787/2015 3/7

  b. Evaluasi Validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan masalah yang dirasakan

  c. Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi Sesi I: mengidentifikasi manfaat kebersihan diri yang pernah dilakukan

  d. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD sesi 2 : melatih mandi 2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :

  a) Jika ada anggota kelompok yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin b) Mengikuti kegiatan sampai selesai

  PROSEDUR

  c) Mempersilahkan klien untuk minum, atau kencing dulu sebelum acara dimulai d) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit

  Tahap Kerja

  a) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian mandi.

  b) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengertian mandi

c) Perawat meminta klien lain untuk menanggapi jawaban klien tentang pengertian mandi.

  d) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan klien menyebutkan dan menanggapi

pengertian mandi.

  TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI DPD SESI II : MELATIH MANDI RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang STANDAR

PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi: Halaman:

OPERASIONAL

  • HK.01.08/III/0787/2015 4/7
e) Perawat menyimpulkan pengertian mandi

  f) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari mandi g) Perawat meminta klien untuk menuliskan tujuan dari mandi h) Perawat meminta klien lain untuk menanggapi jawaban klien. i) Perawat memberikan penguatan postif atas kemampuan klien menyebut dan menanggapi

tujuan dari mandi

Dokumen yang terkait

KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

0 0 6

PENGARUH TERAPI KOGNITIF DAN PERILAKU TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO Repository - UNAIR REPOSITORY

1 3 116

PENERAPAN LATIHAN MANDI DAN BERHIAS TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI INSTALASI KESEHATAN JIWA TERPADU RSUD BANYUMAS

3 5 17

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ACTIVITY DAILY LIVING MAKAN PADA KLIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL HARJUNA RSJ. PROF DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 3 16

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA BALADEWA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 3 78

ANALISIS KEEFEKTIFAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI WISMA BASUKARNA RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 2 69

PENERAPAN TERAPI RELIGIUS DZIKIR PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI DI WISMA SETYOWATI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

1 3 21

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI DI WISMA AMARTA PUTRA RSJ. PROF DR. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 5 41

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI WISMA SADEWA RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 0 24

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGHARDIK TUTUP TELINGA DI WISMA ARIMBI RSJ PROF DR SOEROJO MAGELANG - Elib Repository

0 4 71