TUGAS METODOLOGI PENELITIAN BAB I II III
METODOLOGI PENELITIAN
Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata di Ex
Pelabuhan, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali
Oleh :
I KADEK MAS ADI GUNAWAN
1412014016
FAKULTAS PARIWISATA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia juga menjadi
salah satu destinasi tujuan wisata dunia. Dengan beraneka ragam keindahan
sumber daya alam, seni dan budaya serta
kekhasan dan keunikan tradisi
masyarakat Bali, mampu memberikan daya tarik tersendiri kepada wisatawan baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Setiap tahun nya
kunjungan wisatawan yang datang ke Bali semakin meningkat, sehingga banyak
wisatawan yang menghabiskan waktu untuk berlibur di Bali.Bali terletak di antara
Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibu Kota dari Bali adalah Denpasar yang terletak
di bagian selatan pulau ini. Bali terdiri dari 9 Kabupaten yakni, Kabupaten
Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten
Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten
Tabanan.
Salah satu Kabupaten yang ada di bagian Bali Utara adalah Kabupaten
Buleleng. Kabupaten Buleleng merupakan Kabupaten yang terletak di sebelah
utara Pulau Bali yang memiliki luas wilayah 1.365,88 km atau 24,25% dari luas
provinsi Bali. Kabupaten Buleleng memiliki 9 Kecamatan, antara lain Kecamatan
Gerokgak,
Seririt,
Busung
Biu,
Banjar,
Buleleng,
Sukasada,
Sawan,
Kubutambahan, dan Tejakula. Walaupun perkembangan pariwisata yang ada di
bagian Bali Utara khususnya di Kabupaten Buleleng ini belum berkembang
dengan baik, namun sudah ada beberapa destinasi wisata yang dapat menarik
minat kunjungan wisatawan seperti Air Terjun Gitgit, Pelabuhan Buleleng, Air
Terjun Aling-aling, Air Terjun Sekumpul, Pantai Lovina, Pemandian Air Panas.
Ibu kota yang terdapat di Kabupaten Buleleng ialah Kota Singaraja, dengan luas
27,98 km² dan penduduknya berjumlah 80.500 jiwa, dengan Kepadatan penduduk adalah
2877 jiwa/km². Letak Kota Singaraja berada pada 08° 03’40” - 08° 23’00” LS 114° dan
25’ 55” - 115° 27’ 28” BT.
Melihat perkembangan pariwisata di Bali Utara yang belum terlalu
berkembang seperti di Bali Selatan. Jika dilihat dari kondisi geografis dan letak
wilayah mungkin dikarenakan Bali Utara khususnya di Kota Singaraja Kabupaten
Buleleng, yang jauh dengan pusat Ibu Kota Denpasar. Sehingga kunjungan
wisatawan yang datang ke kota Singaraja masih tergolong cukup sedikit, padahal
jika dilihat di kota singaraja terdapat beberapa destinasi wisata baik alam, budaya,
buatan yang cukup menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan seperti, Air terjun
Aling-Aling, Pelabuhan Singaraja, Desa Julah, Pantai Penimbangan dan lain
sebagainya. Salah satu obyek wisata yang diminati pengunjung domestik di kota
singaraja ini adalah Ex Pelabuhan Buleleng dimana merupakan Dermaga Terbesar
di Bali dan juga merupakan jantung kota singaraja.Pelabuhan Buleleng berlokasi
sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota Singaraja. Jika berangkat dari pusat kota
Singaraja, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 15 untuk mencapai pelabuhan ini.
Sedangakan jarak dari Bandara Ngurah Rai, maka perjalanan dapat ditempuh dengan
waktu sekitar 150 menit .
Ex Pelabuhan Buleleng sebagai obyek wisata yang masih dalam tahap
berkembang ini cukup banyak diminati wisatawan khususnya wisatawan lokal,
pada hari libur maupun weekend, banyak wisatawan anak-anak, remaja, orang tua
dan keluarga berkunjung ke obyek wisata ini untuk melakukan aktivitas seperti
refreshing, memancing, jogging, dan kegiatan leisure lainnya, di Ex Pelabuhan
Buleleng ini terdapat Restauran Apung yang menjual Food & Beverage, Gedung
Imako (Seminar, Pernikahan, Meeting), dan Pedagang kaki lima dan Pedagang
Mainan keliling, sehingga objek wisata di Ex Pelabuhan Buleleng ini sangat
menarik dan diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun terdapat
salah satu kekurangan atau masalah yang dihadapi dalam mengembangkan Obyek
Wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, yakni masalah kebersihan.
Di Indonesia masalah mengenai kebersihan dan sampah bukan hal yang
asing lagi. Persoalan lingkungan khususnya penanganan terhadap sampah di
Indonesia belum tertangani secara baik, hal ini dapat dilihat dari lingkungan
sekitar yang masih kotor akan sampah yang berserakan baik dipinggir jalan,
pemukiman penduduk, selokan, sungai dan lingkungan sekitar lainnya, serta
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat,
hal tersebut dapat dilihat dari beberapa masyarakat yang membuang sampah di
sembarang tempat dan sikap masyarakat yang acuh tak acuh dengan lingkungan
sekitarnya. Padahal jika kebiasaan buruk seperti ini tidak segera dirubah akan
menjadi wabah penyakit bagi masyarakat Indonesia sendiri serta lingkungan
sekitar menjadi kotor dan tercemar.
Melihat fenomena mengenai masalah sampah yang ada di Indonesia dapat
dilihat permasalahan yang sama dialami obyek wisata Ex Pelabuhan Buleleng
yakni, permasalahan mengenasi kebersihan. Dilansir dari ANTARA News 23 Juni
2015 mengatakan bahwa sampah rumah tangga yang sering menumpuk di bibir
pantai Pelabuhan Buleleng sangat mengganggu kenyamanan wisatawan saat
berkunjung, hampir setiap hari di bibir pantai di daerah tersebut dipenuhi berbagai
jenis sampah mulai dari sampah plastik hingga sampah daun-daun kering dari
berbagai lokasi, sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di
daerah pesisir pantai utara singaraja, sampah tersebut kebanyakan sampah rumah
tangga yang dibuang begitu saja dibibir pantai. Hal ini menandakan bahwa
kepedulian masyarakat pesisir pantai Buleleng terhadap kebersihan masing sangat
rendah sehingga berimplikasi negatif terhadap perkembangan kepariwisataan di
Kabupaten Buleleng.Melihat fakta dan opini yang ada di lapangan, permasalahan
yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu, Bagaimana persepsi para wisatawan
mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng? Secara spesifik tujuan
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini
wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, baik tentang
alamnya, lingkungan sekitar, fasilitas sarana dan pra sarana, masyarakat, ataupun
daya tarik nya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selain
daya tarik wisata Ex Pelabuhan, masalah sampah khususnya kebersihan
lingkungan menjadi bagian dari persepsi dari wisatawan saat mengunjungi
destinasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis
menetapkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?
2. Apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal penting
yang mendasari persepsi wisatawan saat mengunjungi daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?
1.3. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan mengenai daya tarik
wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng
2. Untuk mengetahui apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan hal
penting yang mendasari persepsi wisatawan di daya tarik wisata di Ex
Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini besar harapan penulis dapat memberikan
manfaat diantaranya manfaat akademik dan manfaat praktis:
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini
dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini
juga bermanfaat untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap Daya tarik
wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, sehingga diharapkan dari adanya
persepsi tersebut stakeholders kepariwisataan mampu meningkatkan
pembangunan pariwisata berkelanjutan di Ex Pelabuhan Buleleng.
2.
Manfaat Praktis
Selaku penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya
memberikan informasi yang bersifat bermanfaat bagi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Buleleng sebagai tolak ukur pengembangan
daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng berlandaskan persepsi dari
berbagai wisatawan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan disusun dalam lima (2)
bab, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan
berbagai tinjauan konsep yang mendukung penelitian ini, yang terdiri tinjauan
tentang : Wisatawan, Persepsi, Daya Tarik Wisata, dan Kebersihan Lingkungan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Penelitian Sebelumnya
Dalam Bab ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan
dengan karya tulis ini. Adapun penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai
acuan pada penelitian ini yang dilakukan oleh Ira Resmayasari (2012) dengan
judul “Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap The Island Of Paradise” .
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
wisatawan tentang Bali, secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini wisatawan Eropa (Perancis)
terhadap Bali, baik tentang alamnya, lingkungan, masyarakat, atau tentang
pariwisata yang ada di Bali. Hasil penelitian diperoleh melalui prosedur
pengumpulan data berupa hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen dari dunia
empiris. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 99% wisatawan Perancis
menyatakan bahwa mereka secara umum menyukai Bali. Pengetahuan yang
dimiliki wisatawan mengenai Bali dapat membentuk suatu pendapat dan persepsi
tentang Bali. Terbentuknya persepsi itu sendiri menyebabkan Bali memiliki citra
khusus di mata wisatawan.
Berdasarkan survei mengenai pendapat wisatawan tentang Bali, 40%
wisatawan Perancis berpendapat bahwa Bali adalah suatu tempat yang banyak
memiliki keindahan alam; 32% wisatawan berpendapat bahwa Bali adalah pulau
spiritual yang kaya akan budaya dan seni; 24% wisatawan berpendapat bahwa
Bali memiliki atmosfir yang menyenangkan, nyaman dan memorable; dan 4%
wisatawan berpendapat bahwa Bali adalah mass tourism. Sejumlah pendapat
yang dilontarkan wisatawan Perancis, masing-masing wisatawan memiliki sesuatu
hal yang paling disukai dari Bali, yaitu sebagai berikut: hal yang paling disukai
dari Bali oleh 76% wisatawan Perancis adalah keramahan penduduknya; bagi
68% wisawatan adalah kekayaan seninya; bagi 60% wisatawan adalah keindahan
pantainya; bagi wisatawan adalah alamnya yang terjaga; bagi 44% wisatawan
adalah keunikan budaya dan agamanya; dan bagi 8% wisatawan adalah ragam
belanjaannya yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah.
Sebagian besar wisatawan Perancis berpendapat bahwa lansekap alam di
Bali sangat indah, namun dari sekian banyak keindahan alam yang ada di Bali,
ada beberapa pemandangan yang paling representatif dari Bali bagi 25 wisatawan
Perancis , yaitu sawah, hutan, gunung dan pantai. 44% wisatawan berpendapat
bahwa pemandangan yang paling representatif di Bali adalah sawah; bagi 40%
wisatawan adalah pantai; bagi 12% wisatawan adalah hutan; sedangkan bagi 4%
wisatawan adalah pegunungan.
Para wisatawan pun menyatakan hal-hal yang tidak mereka sukai dari
Bali. 56% wisatawan Perancis menyatakan bahwa memang ada hal-hal yang tidak
mereka sukai dari Bali; dan 44% wisatawan menyatakan bahwa tidak ada hal yang
tidak mereka sukai dari bali.
Ketidaksukaan wisatawan Perancis terhadap Bali terbagi menjadi beberapa
kelompok. Alasan tertinggi adalah karena kurangnya kebersihan dan sanitasi di
Bali, seperti banyaknya sampah dan anjing liar di jalanan. Terdapat 16%
wisatawan yang menyatakan alasan demikian. 8% wisatawan menyatakan bahwa
agresivitas pedagang dan sopir taksi membuat mereka merasa tidak nyaman.
Kelebihan penduduk yang terjadi di Bali juga dikeluhkan oleh 8% wisatawan. 4%
wisatawan tidak menyukai masakan Bali; 4% wisatawan tidak menyukai sifat
kebarat-baratan yang terjadi di Bali; 4% wisatawan tidak menyukai cuaca di Bali;
4% wisatawan tidak menyukai mahalnya harga jual dan tingginya biaya hidup di
Bali; 4% wisatawan menyatakan ketidaksukaannya kepada Bali karena
pemandangan yang tak sedap dipandang di sekitar Seminyak. Bahaya dari sepeda
motor di Bali juga telah dikeluhkan oleh 4% wisatawan.
Pariwisata merupakan industri yang sangat sensitif terhadap isu-isu
eksternal maupun internal. Bali pun tidak terlepas dari adanya isu-isu tesebut. Bali
pernah mengalami anggapan sebagai sarang teroris serta dianggap tidak aman
untuk dijadikan tujuan wisata akibat adanya serangkaian tindakan terorisme
(peledakan bom terjadi beberapa kali di Bali). Tidak dapat dihindari, bahwa saat
itu citra Indonesia buruk di mata dunia.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama
menggunakan metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan
studi kepustakaan dimana penelitian ini sama-sama memiliki tujuan untuk
mengetahui persepsi wisatawan akan suatu hal atau fenomena yang terjadi
dilingkungan pariwisata. Selain itu, sama-sama menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Sedangkan Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ira
Resmayanti adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan perancis
terhadap pariwisata yang ada di bali secara global , sementara pada penelitian
yang akan dilakukan penulis adalah untuk mengetahui persepsi wisatawan
domestic/mancanegara mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Singaraja
dimana penulis lebih menekankan pada kondisi lingkungan sekitar khususnya
masalah kebersihan berupa sampah di sekitar kawasan bibir pantai yang menjadi
tolak ukur utama terhadap persepsi wisatawan yang mengunjungi daya tarik
wisata Ex Pelabuhan Buleleng.
2.2. Tinjauan Konsep
Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa konsep yang perlu dijelaskan
untuk mendapatkan gambaran ruang lingkup penelitian, yaitu: tinjauan tentang
wisatawan, tinjauan tentang persepsi, dan tinjauan tentang daya tarik wisata.
2.2.1. Tinjauan Tentang Wisatawan
Definisi wisatawan menurut International Union of Travel Organization
(IUTO) dalam Yoety (1996b:135) adalah pengunjung yang tinggal sementara
disuatu tempat paling sedikit selama 24 jam di Negara yang dikunjunginya
dengan motivasi perjalanan untuk bersenang-senang, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan, olah raga, berdagang, kunjungan keluarga, konferensi dan misi
tertentu.
Menurut Oglivie dalam Yoeti (1996:141), wisatawan merupakan semua
orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah
kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, dan kedua bahwa
sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka
kunjungi dengan tidak mencari nafkah di tempat tersebut.
Adanya gambaran tentang wisatawan menurut (Satan & Bennet:1996)
dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya atau trip descriptor dan
karakteristik wisatawannya atau tourist descriptor.
1) Trip Descriptor
Wisatawan dalam trip descriptor bisa dibagi ke dalam berbagai kelompok
berdasarkan jenis pejalanan yang dilakukan. Pada umumnya, jenis perjalanan
dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, VFR
atau Visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan
yang lain. Selain itu, bisa juga dengan menambah jenis perjalanan yang digunakan
untuk kesehatan dan keagamaan tetapi diluar kelompok lain. Selanjutnya, jenisjenis perjalanan ini juga bisa dibedakan berdasarkan lama perjalanan tau jarak
yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi, alat
transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, dan
besar pengeluaran yang dikeluarkan untuk berwisata.
2) Tourist Descriptor
Tourist
descriptor merupakan
karakter
yang
memfokuskan
pada
wisatawannya, biasanya digambarkan dengan "who, wants, what, why, when,
where, and how much?" Agar bisa menjelaskan hal-hal tersebut, bisa
menggunakan beberapa karakteristik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik sosio-demografis
Merupakan karakter yang digunakan untuk mencoba menjawab pertanyaan
who, wants, dan what. Pembagian pertanyaan itu berdasar pada karakteristik yang
paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan, dan
pemasaran, karena hal itu sudah sangat jelas definisinya dan relatif mudah
pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya
adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kelas sosial, ukuran keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang dielaborasi dari
karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga mempunyai kaitan satu
dengan yang lain secara tidak langsung. Contohnya seperti tingkat pendidikan
seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dalam status
perkawinan dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan yang berdasar pada karakteristik sosio-demografis
ini memang paling nyata dan berkaitan dengan pola wisata yang mereka lakukan.
Jenis kelamin dan kelompok umur, yang mempunyai kaitan dengan berbagai
pilihan dan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan pada seseorang dan tipe
keluarga, jelas akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut,
lebih lanjut, pada kemampuan wisatanya. Selain karakteristik sosio-demografis,
karakteristik lain yang bisa digunakan dalam mengelompokan wisatawan, yaitu
karakteristik geografis, psikografis, dan tingkah laku atau behavior.
2. Karakteristik geografis
Karakteristik geografis bisa membagi wisatawan berdasar pada lokasi
tempat tinggalnya, biasanya hal itu dibedakan menjadi desa, kota, dan provinsi,
atau dari negara asalnya. Pembagian yang seperti ini, bisa saja berlanjut juga dan
dapat dikelompokan berdasar ukuran atau size kota tempat tinggal atau kota kecil,
menengah, besar atau metropolitan, kepadatan dan penduduk di kota.
3. Karakteristik psikografis
Karakteristik psikografis bisa membagi wisatawan ke dalam kelompokkelompok yang berdasar pada kelas sosial, life style, dan karakteristik personal.
Wisatawan pada kelompok demografis yang sama, bisa saja mempunyai profil
psikografis yang cukup berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang dari
wisatawan itu yang menyebabkan macam-macam keinginan, dan kebutuhan
mereka pada suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan pada
wisatawan, bisa memberi informasi mengenai alasan pada tiap kelompok yang
mengunjungi objek wisata yang berbeda, seberapa besar ukuran kelompok
tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, dan kesetiaannya terhadap produk
wisata tertentu, adanya sensitivitas pada mereka, adanya perubahan harga produk
wisata, hingga respons kelompok kepada berbagai bentuk iklan produk wisata.
Selanjutnya, pengetahuan mengenai wisatawan diperlukan dalam merencanakan
suatu produk wisata yang digunakan dan sesuai dengan keinginan kelompok pasar
tertentu, termasuk melakukan dan merencanakan strategi pemasaran yang pas
untuk kelompok pada pasar tersebut.
2.2.2 Tinjauan Tentang Persepsi
Kata persepsi berasal dari bahasa inggris yaitu ‘perception’ yang berarti
penglihatan atau daya memahami. Menurut Koencaraningrat dalam bukunya
‘Pengantar Ilmu Psikologi’ menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses fisik,
fisiologi dan psikologis yang menyebabkan berbagai macam getaran atau tekanan
yang diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh
individu menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan. Selanjutnya,
penggambaran tentang lingkungan dengan fokus yang paling menarik perhatian
seorang individu seringkali juga diolah dalam suatu proses dengan akal yang
menghubungkan penggambaran tadi dengan penggambaran lain yang sejenis yang
pernah diterimanya dan diproyeksikan oleh akal dimasa lalu dan ditimbulkan
kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadaran sehingga
menghasilkan suatu penggambaran baru yang disebut dengan “apresiasi”
(Koentjaraningrat, 1990:103).
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu suatu
proses berwujud diterimanya individu melalui alat reseptor (alat indra). Namun
proses ini tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan rangsangan diteruskan ke
pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadinya proses psikologi sehingga individu
menyadari apa yang dilihat dan didengarnya.
Agar individu dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi antara lain :
1. Perhatian merupakan syarat psikologi dalam individu mengadakan
persepsi yang merupakan langkah persiapan. Perhatian merupakan
pemutusan atau konsentrasi dari seluruh individu yang ditujukan pada
suatu kelompok obyek.
2. Adanya obyek yang menimbulkan rangsangan mengenai alat indranya
(reseptor)
3. Alat indra (reseptor) yaitu alat untuk menerima rangsangan, kenyataan
membuktikkan bahwa suatu obyek tertentu dapat diperoleh beragam
persepsi dari sekelompok individu. Perbedaan itu merupakan suatu yang
hakiki sifatnya pada manusia, karena disadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam penalaran, keinginan serta pengetahuan tentang obyek
yang dipersepsikan (Walgito, 1990:53).
Persepsi merupakan suatu aktifitas individu untuk mengenal suatu obyek
melalui alat indranya yang kemudian diteruskan ke otak sehingga individu dapat
memberikan tanggapan terhadap obyek tersebut dengan sadar.
Menurut Walgito B (2002:45) menyatakan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan
suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat
indera.
Rangkuti
diidentifikasikan
(2002)
sebagai
mengemukakan
suatu
proses
bahwa
dimana
persepsi
individu
pelanggan
memilih,
mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui inderanya
menjadi suatu makna. Meskipun demikian makna dari proses persepsi tersebut
juga dipengaruhi pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a) Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap
istirahat.
b) Interest, hal hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik .
c) Needs, kebutuhan akan hal-hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
d) Assumptions juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,
merasakan dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
a)
Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang
sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.
b)
Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk
dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c)
Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk
menstimulasi munculnya persepsi lebih effektif dibandingkan dengan gerakan
yang lambat.
d)
Conditional Stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel
pintu, deringan telpon dan lain lain.
2.2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik Wisata
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5)
adalah segala
sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada
suatu daerah tujuan
wisata, seperti :
a. Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and
other geographical features of the destinations.
b. Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special
events, festivals.
c. Social attractions: the way of life, the resident populations,
languages, opportunities for social encounters.
d. Built attraction: building, historic, and modern architecture,
monument, parks, gardens,marina,etc.
Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa
terdapat 4 (empat)
komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu :
1. Atraksi (Attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah
yang menawan dan seni pertunjukan.
2. Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya
terminal.
3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi,
rumah makan, dan agen perjalanan.
4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan
untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management
organization, conventional and visitor bureau.
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek
dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud
adalah:
1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi
Pariwisata adalah kawasan geografs yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum,20 fasilitas pariwisata, asesibilitas,
serta
masyarakat
yang
saling
terkait
dan
melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
2.2.4 Tinjauan Tentang Kebersihan Lingkungan
Menurut
Feni
Heriyatni
(2013)
Kebersihan
lingkungan
adalah
menciptakan sebuah lingkungan yang sehat sehingga tidak gampang terserang
berbagai macam penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lain-lain. Ini
dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan
nyaman. Kebersihan lingkungan meliputi kebersihan tempat tinggal, tempat
bekerja, dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan adalah salah satu tanda
dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan
dan kebersihan diri agar sehat tidak menyebabkan kotoran atau menularkan
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain karena itu kita harus pandai pandai
menjaga kebersihan. Tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan ada banyak
macam cara untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan membuang
sampah pada tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan sampah
kering dan sampah basah, rajin menyapu halaman rumah, mendaur ulang barang
yang tidak terpakai dan masih banyak lagi. Jika kita tidak menjaga kebersihan
lingkungan maka lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan
sehari hari juga dapat menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakat.
Lingkungan yang bersih menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, tempat
tinggal menjadi bersih dan terhindar dari segala penyakit. Maka dari itu kita harus
selalu menjaga kebersihan lingkungan karena banyak sekali manfaatnya untuk
kehidupan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhan Buleleng,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhn
dipilih sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi
wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng dilihat dari
fasilitas sarana dan pra sarana, daya tarik objek dan keadaan kebersihan
lingkungan sekitar.
3.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Jadi, variabel adalah
konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun
kualitatif yang nilai nya dapat berubah.
Beberapa varibel yang digunakan untuk mengukur persepsi wisatawan
domestik/mancanegara terhadap fasilitas, kebersihan lingkungan dan objek
atau daya tarik wisata yang berada di Ex Pelabuhan Buleleng adalah :
a.
Akomodasi,
yaitu
persepsi
wisatawan
domestik
ataupun
mancanegara terhadap hotel khususnya hotel dimana mereka menginap.
Akomodasi diukur berdasarkan atmosfir hotel, keamanan di sekitar hotel,
kenyamanan hotel, jarak antar fasilitas dalam dalam hotel.
b. Kebersihan Lingkungan, yaitu persepsi wisatawan terhadap keadaan
lingkungan sekitar, apakah lingkungan disekitar kawasan daya tarik tersebut
tergolong bersih atau kotor, sehingga terlihat bagaimana persepsi dan
kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke objek atau daya tarik di Ex
Pelabuhan Buleleng,
c. Informasi Wisata, ketersediaan informasi wisata yang dapat diakses
oleh wisatawan di daya tarik wisata Ex Pelabuhan. Variable penilaiannya
adalah: kejelasan dan terpercayanya informasi yang diberikan, pelayanan
karyawan, kemampuan berbahasa asing yang dimiliki oleh karyawan
bersangkutan.
d. Restoran, yaitu tempat wisatawan dapat menikmati makanan dan
minuman di Ex Pelabuhan Buleleng. Penilaiannya berdasarkan atmosfir
restoran, kebersihan restoran, kualitas makanan dan minuman, variasi
makanan dan minuman.
e. Pedagang Kaki Lima, yaitu penjaja dagangan yang melakukan
kegiatan menjual makanan disekitar kawasan objek atau daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, untuk melihat persepsi wisatawan apakah dari adanya
pedagang kaki lima ini membuat wisatawan merasa nyaman dan puas.
f. Wahana Permainan Outdoor, yaitu wahana permainan yang berada
di alam terbuka di sekitar kawasan daya tarik obyek wisata Ex Pelabuhan
seperti
wahana
permainan
tas
gantung,
kereta
api,
dan
wahana
lainnya.Variabel penilaiannya adalah kualitas wahana permainan, tarif wahan
permainan, kemanan dan kenyamanan wahana permainan,
g. Fasilitas Umum adalah fasilitas yang tersedia menyangkut
kegunaannya bagi kebutuhan umum seperti jalan raya, listrik, air bersih.
Variabel penilaiannya adalah jalan disekitar kawasan daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, jalan setapak, trotoar, parkiran, toilet, penerangan jalan.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang peneliti teliti adalah sebagai berikut :
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah jenis data yang tidak berbentuk angkaangka,
melainkan
suatu
penjelasan
atau
uraian
yang
menggambarkan keadaan, proses atau peristiwa tertentu. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan penelitian metode kualitatif
dan
akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Metode
penelitian
ini
berusaha
mendeskripsikan
objek
penelitian
berdasarkan data dan fakta sebenarnya.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau objek penelitian. Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah tanggapan responden berupa persepsi wisatawan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan wisatawan dan kuesioner
mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya persepsi
terhadap kebersihan lingkungan sekitar yang ada di kawasan daya tarik
tersebut.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapat peneliti dari jurnal, buku
penunjang materi, internet, dan literature dari perpustakaan yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh langsung dari sumber aslinya yaitu daya tarik wisata Ex
Pelabuhan yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini yang dimaksud
data yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi ke daya tarik wisata Ex
Pelabuhan, untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap objek atau daya
tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1. Metode Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan observasi terbuka
dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya
kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi, mereka yang
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Objek
yang diobservasi adalah terkait persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata
di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya mengenai kebersihan lingkungan
sekitar.
3.4.2. Metode Wawancara
Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam ini dilakukan
untuk mendapatkan data tambahan yang tidak diperoleh pada saat observasi
di lokasi penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan kepada informan kunci yaitu Wisatawan Lokal ataupun
Mancanegara. Dengan wawancara ini nantinya akan diperoleh data-data yang
akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.
3.4.4. Metodi Studi Pustaka
Studi
pustaka
adalah
teknik
pengumpulan
data
dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, jurnal, literature literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan.
3.4.5. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu dengan cara menggambil
gambar atau video di Ex Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Kabupaten
Buleleng, Bali.
3.5. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian untuk memperoleh kesimpulan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, karena
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi wisatawan terhadap
objek atau daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng. Metode analisis ini
juga digunakan mendapatkan suatu gambaran yang jelas berkaitan dengan
pokok permasalahan yang diteliti yaitu persepsi wisatawan terhadap daya
tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto. “Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan”. 23 Juni 2015.
http://www.antaranews.com/berita/503116/sampah-di-pelabuhan-bulelengganggu-wisatawan
https://id.wikipedia.org/wiki/Singaraja_%28kota%29
Resmayasari, Ira. September 2012. Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap “The
Island Of Paradise”.Volume 2 No.1 Hal 109222.http://ojs.unud.ac.id
/index.php/jip/article/view/3672.
Marwan, Sandi. Februari 2011.“Pembelajaran 3 Berbagai Karakter dan Jenis
Wisatawan Domestik dan Mancanegara - Modul Pengantar Pariwisata kelas XI”.
http://www.sandywarman.com/2015/01/pembelajaran-3-berbagai-karakterdan.html.
Nadra, Mastiani Nyoman.2011. “Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia
Terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di
Kuta”.www.pps.unud.ac.
id/thesis/...thesis/unud-204-182638
Heriyatni, Feny. 11 November 2013. “Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
Hidup”. http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/kebersihan-dan-kesehatanlingkungan.html
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kanca, I Nyoman. 2009. I Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap
Pelayanan
Informasi oleh TIC Diparda Kota Denpasar, Tesis KajianPariwisata, Pasca
Sarjana Unud
Nurjaya, I Wayan. 2011. “Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Potensi
Pariwisata DI Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar”.
www.pps.unud.ac.id/.../unud-126-654725608
Astuti Kusuma, Leilany, Ernestina., dkk.2015. “Identifikasi Potensi Wisata
Beserta 4A (ATTRACTION, AMENITY, ACCESSIBILITY, ANCILLIARY)Di
Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng, Bali”
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN
Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan
Singaraja (ANTARA News) Sampah rumah tangga yang
sering menumpuk di bibir
pantai Pelabuhan Buleleng,
Singaraja, Bali, sudah sangat
mengganggu kenyamanan
wisatawan.
"Wisatawan yang datang merasa tidak nyaman melihat tumpukan sampah
rumah tangga begitu banyak dan menyebarkan bau busuk," kata Made Darmawan,
pemilik salah satu biro perjalanan wisata di Singaraja, Selasa.
Ia mengatakan, hampir setiap hari, bibir pantai di daerah itu dipenuhi dengan
berbagai jenis sampah, mulai dari sampah plastik hingga sampah daun daun
kering dari berbagai lokasi.
Sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di daerah pesisir
pantai utara Singaraja, dimana kebanyakan warga setempat bekerja sebagai
nelayan. "Saya amati sampah di sana itu kebanyakan sampah rumah tangga, yang
dibuang begitu saja di bibir pantai," imbuhnya.
Hal tersebut membuktikan bahwa kepedulian masyarakat pesisir pantai Buleleng
terhadap kebersihan masih sangat rendah sehingga berimplikasi negatif terhadap
perkembangan kepariwisataan di kabupaten yang dikenal dengan sebutan "Bumi
Panji Sakti" itu.
"Pola berfikir masyarakat harus diubah segera, pariwisata di Buleleng akan
semakin berkembang kedepannya, perlu keterlibatan masyarakat dalam kaitannya
dengan kebersihan dan penjagaan lingkungan," ungkap dia.
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, semua pihak harus memiliki peran penting
dalam membangun keparisiwataan di Buleleng, bukan hanya mengandalkan
pemerintah daerah setempat saja.
"Saya lihat pemerintah setempat sangat aktif melakukan pembersihan pantai
hampir setiap minggu, namun, jika masyarakat di daerah itu masih saja
membuang sampah sembarangan, akan percuma saja upaya-upaya yang sudah
dilakukan," ungkap dia.
Di sisi lain, ia mengatakan, pelabuhan Buleleng sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata unggulan, apalagi, objek wisata yang dikenal dengan restoran di atas
laut itu sangat dekat dengan pusat kota sebagai denyut ekonomi masyarakat.
"Jika dikelola dengan baik dan masyarakat sekitar menjaga kebersihan lingkungan
daerah itu, saya memiliki keyakinan bahwa Pelabuhan Buleleng dapat bersaing
dengan objek wisata Pantai Lovina yang sudah memiliki nama besar," kata dia.
Editor: Suryanto
Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata di Ex
Pelabuhan, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali
Oleh :
I KADEK MAS ADI GUNAWAN
1412014016
FAKULTAS PARIWISATA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia juga menjadi
salah satu destinasi tujuan wisata dunia. Dengan beraneka ragam keindahan
sumber daya alam, seni dan budaya serta
kekhasan dan keunikan tradisi
masyarakat Bali, mampu memberikan daya tarik tersendiri kepada wisatawan baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Setiap tahun nya
kunjungan wisatawan yang datang ke Bali semakin meningkat, sehingga banyak
wisatawan yang menghabiskan waktu untuk berlibur di Bali.Bali terletak di antara
Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibu Kota dari Bali adalah Denpasar yang terletak
di bagian selatan pulau ini. Bali terdiri dari 9 Kabupaten yakni, Kabupaten
Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten
Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten
Tabanan.
Salah satu Kabupaten yang ada di bagian Bali Utara adalah Kabupaten
Buleleng. Kabupaten Buleleng merupakan Kabupaten yang terletak di sebelah
utara Pulau Bali yang memiliki luas wilayah 1.365,88 km atau 24,25% dari luas
provinsi Bali. Kabupaten Buleleng memiliki 9 Kecamatan, antara lain Kecamatan
Gerokgak,
Seririt,
Busung
Biu,
Banjar,
Buleleng,
Sukasada,
Sawan,
Kubutambahan, dan Tejakula. Walaupun perkembangan pariwisata yang ada di
bagian Bali Utara khususnya di Kabupaten Buleleng ini belum berkembang
dengan baik, namun sudah ada beberapa destinasi wisata yang dapat menarik
minat kunjungan wisatawan seperti Air Terjun Gitgit, Pelabuhan Buleleng, Air
Terjun Aling-aling, Air Terjun Sekumpul, Pantai Lovina, Pemandian Air Panas.
Ibu kota yang terdapat di Kabupaten Buleleng ialah Kota Singaraja, dengan luas
27,98 km² dan penduduknya berjumlah 80.500 jiwa, dengan Kepadatan penduduk adalah
2877 jiwa/km². Letak Kota Singaraja berada pada 08° 03’40” - 08° 23’00” LS 114° dan
25’ 55” - 115° 27’ 28” BT.
Melihat perkembangan pariwisata di Bali Utara yang belum terlalu
berkembang seperti di Bali Selatan. Jika dilihat dari kondisi geografis dan letak
wilayah mungkin dikarenakan Bali Utara khususnya di Kota Singaraja Kabupaten
Buleleng, yang jauh dengan pusat Ibu Kota Denpasar. Sehingga kunjungan
wisatawan yang datang ke kota Singaraja masih tergolong cukup sedikit, padahal
jika dilihat di kota singaraja terdapat beberapa destinasi wisata baik alam, budaya,
buatan yang cukup menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan seperti, Air terjun
Aling-Aling, Pelabuhan Singaraja, Desa Julah, Pantai Penimbangan dan lain
sebagainya. Salah satu obyek wisata yang diminati pengunjung domestik di kota
singaraja ini adalah Ex Pelabuhan Buleleng dimana merupakan Dermaga Terbesar
di Bali dan juga merupakan jantung kota singaraja.Pelabuhan Buleleng berlokasi
sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota Singaraja. Jika berangkat dari pusat kota
Singaraja, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 15 untuk mencapai pelabuhan ini.
Sedangakan jarak dari Bandara Ngurah Rai, maka perjalanan dapat ditempuh dengan
waktu sekitar 150 menit .
Ex Pelabuhan Buleleng sebagai obyek wisata yang masih dalam tahap
berkembang ini cukup banyak diminati wisatawan khususnya wisatawan lokal,
pada hari libur maupun weekend, banyak wisatawan anak-anak, remaja, orang tua
dan keluarga berkunjung ke obyek wisata ini untuk melakukan aktivitas seperti
refreshing, memancing, jogging, dan kegiatan leisure lainnya, di Ex Pelabuhan
Buleleng ini terdapat Restauran Apung yang menjual Food & Beverage, Gedung
Imako (Seminar, Pernikahan, Meeting), dan Pedagang kaki lima dan Pedagang
Mainan keliling, sehingga objek wisata di Ex Pelabuhan Buleleng ini sangat
menarik dan diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun terdapat
salah satu kekurangan atau masalah yang dihadapi dalam mengembangkan Obyek
Wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, yakni masalah kebersihan.
Di Indonesia masalah mengenai kebersihan dan sampah bukan hal yang
asing lagi. Persoalan lingkungan khususnya penanganan terhadap sampah di
Indonesia belum tertangani secara baik, hal ini dapat dilihat dari lingkungan
sekitar yang masih kotor akan sampah yang berserakan baik dipinggir jalan,
pemukiman penduduk, selokan, sungai dan lingkungan sekitar lainnya, serta
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat,
hal tersebut dapat dilihat dari beberapa masyarakat yang membuang sampah di
sembarang tempat dan sikap masyarakat yang acuh tak acuh dengan lingkungan
sekitarnya. Padahal jika kebiasaan buruk seperti ini tidak segera dirubah akan
menjadi wabah penyakit bagi masyarakat Indonesia sendiri serta lingkungan
sekitar menjadi kotor dan tercemar.
Melihat fenomena mengenai masalah sampah yang ada di Indonesia dapat
dilihat permasalahan yang sama dialami obyek wisata Ex Pelabuhan Buleleng
yakni, permasalahan mengenasi kebersihan. Dilansir dari ANTARA News 23 Juni
2015 mengatakan bahwa sampah rumah tangga yang sering menumpuk di bibir
pantai Pelabuhan Buleleng sangat mengganggu kenyamanan wisatawan saat
berkunjung, hampir setiap hari di bibir pantai di daerah tersebut dipenuhi berbagai
jenis sampah mulai dari sampah plastik hingga sampah daun-daun kering dari
berbagai lokasi, sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di
daerah pesisir pantai utara singaraja, sampah tersebut kebanyakan sampah rumah
tangga yang dibuang begitu saja dibibir pantai. Hal ini menandakan bahwa
kepedulian masyarakat pesisir pantai Buleleng terhadap kebersihan masing sangat
rendah sehingga berimplikasi negatif terhadap perkembangan kepariwisataan di
Kabupaten Buleleng.Melihat fakta dan opini yang ada di lapangan, permasalahan
yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu, Bagaimana persepsi para wisatawan
mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng? Secara spesifik tujuan
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini
wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng, baik tentang
alamnya, lingkungan sekitar, fasilitas sarana dan pra sarana, masyarakat, ataupun
daya tarik nya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selain
daya tarik wisata Ex Pelabuhan, masalah sampah khususnya kebersihan
lingkungan menjadi bagian dari persepsi dari wisatawan saat mengunjungi
destinasi tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis
menetapkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?
2. Apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal penting
yang mendasari persepsi wisatawan saat mengunjungi daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali ?
1.3. Tujuan Penilitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan mengenai daya tarik
wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng
2. Untuk mengetahui apakah masalah kebersihan lingkungan merupakan hal
penting yang mendasari persepsi wisatawan di daya tarik wisata di Ex
Pelabuhan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini besar harapan penulis dapat memberikan
manfaat diantaranya manfaat akademik dan manfaat praktis:
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini
dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini
juga bermanfaat untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap Daya tarik
wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, sehingga diharapkan dari adanya
persepsi tersebut stakeholders kepariwisataan mampu meningkatkan
pembangunan pariwisata berkelanjutan di Ex Pelabuhan Buleleng.
2.
Manfaat Praktis
Selaku penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya
memberikan informasi yang bersifat bermanfaat bagi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Buleleng sebagai tolak ukur pengembangan
daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng berlandaskan persepsi dari
berbagai wisatawan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan disusun dalam lima (2)
bab, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan penelitian sebelumnya dan
berbagai tinjauan konsep yang mendukung penelitian ini, yang terdiri tinjauan
tentang : Wisatawan, Persepsi, Daya Tarik Wisata, dan Kebersihan Lingkungan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Penelitian Sebelumnya
Dalam Bab ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan
dengan karya tulis ini. Adapun penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai
acuan pada penelitian ini yang dilakukan oleh Ira Resmayasari (2012) dengan
judul “Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap The Island Of Paradise” .
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
wisatawan tentang Bali, secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah mengetahui persepsi atau opini wisatawan Eropa (Perancis)
terhadap Bali, baik tentang alamnya, lingkungan, masyarakat, atau tentang
pariwisata yang ada di Bali. Hasil penelitian diperoleh melalui prosedur
pengumpulan data berupa hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen dari dunia
empiris. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 99% wisatawan Perancis
menyatakan bahwa mereka secara umum menyukai Bali. Pengetahuan yang
dimiliki wisatawan mengenai Bali dapat membentuk suatu pendapat dan persepsi
tentang Bali. Terbentuknya persepsi itu sendiri menyebabkan Bali memiliki citra
khusus di mata wisatawan.
Berdasarkan survei mengenai pendapat wisatawan tentang Bali, 40%
wisatawan Perancis berpendapat bahwa Bali adalah suatu tempat yang banyak
memiliki keindahan alam; 32% wisatawan berpendapat bahwa Bali adalah pulau
spiritual yang kaya akan budaya dan seni; 24% wisatawan berpendapat bahwa
Bali memiliki atmosfir yang menyenangkan, nyaman dan memorable; dan 4%
wisatawan berpendapat bahwa Bali adalah mass tourism. Sejumlah pendapat
yang dilontarkan wisatawan Perancis, masing-masing wisatawan memiliki sesuatu
hal yang paling disukai dari Bali, yaitu sebagai berikut: hal yang paling disukai
dari Bali oleh 76% wisatawan Perancis adalah keramahan penduduknya; bagi
68% wisawatan adalah kekayaan seninya; bagi 60% wisatawan adalah keindahan
pantainya; bagi wisatawan adalah alamnya yang terjaga; bagi 44% wisatawan
adalah keunikan budaya dan agamanya; dan bagi 8% wisatawan adalah ragam
belanjaannya yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah.
Sebagian besar wisatawan Perancis berpendapat bahwa lansekap alam di
Bali sangat indah, namun dari sekian banyak keindahan alam yang ada di Bali,
ada beberapa pemandangan yang paling representatif dari Bali bagi 25 wisatawan
Perancis , yaitu sawah, hutan, gunung dan pantai. 44% wisatawan berpendapat
bahwa pemandangan yang paling representatif di Bali adalah sawah; bagi 40%
wisatawan adalah pantai; bagi 12% wisatawan adalah hutan; sedangkan bagi 4%
wisatawan adalah pegunungan.
Para wisatawan pun menyatakan hal-hal yang tidak mereka sukai dari
Bali. 56% wisatawan Perancis menyatakan bahwa memang ada hal-hal yang tidak
mereka sukai dari Bali; dan 44% wisatawan menyatakan bahwa tidak ada hal yang
tidak mereka sukai dari bali.
Ketidaksukaan wisatawan Perancis terhadap Bali terbagi menjadi beberapa
kelompok. Alasan tertinggi adalah karena kurangnya kebersihan dan sanitasi di
Bali, seperti banyaknya sampah dan anjing liar di jalanan. Terdapat 16%
wisatawan yang menyatakan alasan demikian. 8% wisatawan menyatakan bahwa
agresivitas pedagang dan sopir taksi membuat mereka merasa tidak nyaman.
Kelebihan penduduk yang terjadi di Bali juga dikeluhkan oleh 8% wisatawan. 4%
wisatawan tidak menyukai masakan Bali; 4% wisatawan tidak menyukai sifat
kebarat-baratan yang terjadi di Bali; 4% wisatawan tidak menyukai cuaca di Bali;
4% wisatawan tidak menyukai mahalnya harga jual dan tingginya biaya hidup di
Bali; 4% wisatawan menyatakan ketidaksukaannya kepada Bali karena
pemandangan yang tak sedap dipandang di sekitar Seminyak. Bahaya dari sepeda
motor di Bali juga telah dikeluhkan oleh 4% wisatawan.
Pariwisata merupakan industri yang sangat sensitif terhadap isu-isu
eksternal maupun internal. Bali pun tidak terlepas dari adanya isu-isu tesebut. Bali
pernah mengalami anggapan sebagai sarang teroris serta dianggap tidak aman
untuk dijadikan tujuan wisata akibat adanya serangkaian tindakan terorisme
(peledakan bom terjadi beberapa kali di Bali). Tidak dapat dihindari, bahwa saat
itu citra Indonesia buruk di mata dunia.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama
menggunakan metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan
studi kepustakaan dimana penelitian ini sama-sama memiliki tujuan untuk
mengetahui persepsi wisatawan akan suatu hal atau fenomena yang terjadi
dilingkungan pariwisata. Selain itu, sama-sama menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Sedangkan Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ira
Resmayanti adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan perancis
terhadap pariwisata yang ada di bali secara global , sementara pada penelitian
yang akan dilakukan penulis adalah untuk mengetahui persepsi wisatawan
domestic/mancanegara mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Singaraja
dimana penulis lebih menekankan pada kondisi lingkungan sekitar khususnya
masalah kebersihan berupa sampah di sekitar kawasan bibir pantai yang menjadi
tolak ukur utama terhadap persepsi wisatawan yang mengunjungi daya tarik
wisata Ex Pelabuhan Buleleng.
2.2. Tinjauan Konsep
Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa konsep yang perlu dijelaskan
untuk mendapatkan gambaran ruang lingkup penelitian, yaitu: tinjauan tentang
wisatawan, tinjauan tentang persepsi, dan tinjauan tentang daya tarik wisata.
2.2.1. Tinjauan Tentang Wisatawan
Definisi wisatawan menurut International Union of Travel Organization
(IUTO) dalam Yoety (1996b:135) adalah pengunjung yang tinggal sementara
disuatu tempat paling sedikit selama 24 jam di Negara yang dikunjunginya
dengan motivasi perjalanan untuk bersenang-senang, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan, olah raga, berdagang, kunjungan keluarga, konferensi dan misi
tertentu.
Menurut Oglivie dalam Yoeti (1996:141), wisatawan merupakan semua
orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah
kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, dan kedua bahwa
sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka
kunjungi dengan tidak mencari nafkah di tempat tersebut.
Adanya gambaran tentang wisatawan menurut (Satan & Bennet:1996)
dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya atau trip descriptor dan
karakteristik wisatawannya atau tourist descriptor.
1) Trip Descriptor
Wisatawan dalam trip descriptor bisa dibagi ke dalam berbagai kelompok
berdasarkan jenis pejalanan yang dilakukan. Pada umumnya, jenis perjalanan
dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, VFR
atau Visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan
yang lain. Selain itu, bisa juga dengan menambah jenis perjalanan yang digunakan
untuk kesehatan dan keagamaan tetapi diluar kelompok lain. Selanjutnya, jenisjenis perjalanan ini juga bisa dibedakan berdasarkan lama perjalanan tau jarak
yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi, alat
transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, dan
besar pengeluaran yang dikeluarkan untuk berwisata.
2) Tourist Descriptor
Tourist
descriptor merupakan
karakter
yang
memfokuskan
pada
wisatawannya, biasanya digambarkan dengan "who, wants, what, why, when,
where, and how much?" Agar bisa menjelaskan hal-hal tersebut, bisa
menggunakan beberapa karakteristik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik sosio-demografis
Merupakan karakter yang digunakan untuk mencoba menjawab pertanyaan
who, wants, dan what. Pembagian pertanyaan itu berdasar pada karakteristik yang
paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan, dan
pemasaran, karena hal itu sudah sangat jelas definisinya dan relatif mudah
pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya
adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kelas sosial, ukuran keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang dielaborasi dari
karakteristik tersebut. Karakteristik sosio-demografis juga mempunyai kaitan satu
dengan yang lain secara tidak langsung. Contohnya seperti tingkat pendidikan
seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dalam status
perkawinan dan ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan yang berdasar pada karakteristik sosio-demografis
ini memang paling nyata dan berkaitan dengan pola wisata yang mereka lakukan.
Jenis kelamin dan kelompok umur, yang mempunyai kaitan dengan berbagai
pilihan dan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan pada seseorang dan tipe
keluarga, jelas akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut,
lebih lanjut, pada kemampuan wisatanya. Selain karakteristik sosio-demografis,
karakteristik lain yang bisa digunakan dalam mengelompokan wisatawan, yaitu
karakteristik geografis, psikografis, dan tingkah laku atau behavior.
2. Karakteristik geografis
Karakteristik geografis bisa membagi wisatawan berdasar pada lokasi
tempat tinggalnya, biasanya hal itu dibedakan menjadi desa, kota, dan provinsi,
atau dari negara asalnya. Pembagian yang seperti ini, bisa saja berlanjut juga dan
dapat dikelompokan berdasar ukuran atau size kota tempat tinggal atau kota kecil,
menengah, besar atau metropolitan, kepadatan dan penduduk di kota.
3. Karakteristik psikografis
Karakteristik psikografis bisa membagi wisatawan ke dalam kelompokkelompok yang berdasar pada kelas sosial, life style, dan karakteristik personal.
Wisatawan pada kelompok demografis yang sama, bisa saja mempunyai profil
psikografis yang cukup berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang dari
wisatawan itu yang menyebabkan macam-macam keinginan, dan kebutuhan
mereka pada suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan pada
wisatawan, bisa memberi informasi mengenai alasan pada tiap kelompok yang
mengunjungi objek wisata yang berbeda, seberapa besar ukuran kelompok
tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, dan kesetiaannya terhadap produk
wisata tertentu, adanya sensitivitas pada mereka, adanya perubahan harga produk
wisata, hingga respons kelompok kepada berbagai bentuk iklan produk wisata.
Selanjutnya, pengetahuan mengenai wisatawan diperlukan dalam merencanakan
suatu produk wisata yang digunakan dan sesuai dengan keinginan kelompok pasar
tertentu, termasuk melakukan dan merencanakan strategi pemasaran yang pas
untuk kelompok pada pasar tersebut.
2.2.2 Tinjauan Tentang Persepsi
Kata persepsi berasal dari bahasa inggris yaitu ‘perception’ yang berarti
penglihatan atau daya memahami. Menurut Koencaraningrat dalam bukunya
‘Pengantar Ilmu Psikologi’ menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses fisik,
fisiologi dan psikologis yang menyebabkan berbagai macam getaran atau tekanan
yang diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh
individu menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan. Selanjutnya,
penggambaran tentang lingkungan dengan fokus yang paling menarik perhatian
seorang individu seringkali juga diolah dalam suatu proses dengan akal yang
menghubungkan penggambaran tadi dengan penggambaran lain yang sejenis yang
pernah diterimanya dan diproyeksikan oleh akal dimasa lalu dan ditimbulkan
kembali sebagai kenangan atau penggambaran lama dalam kesadaran sehingga
menghasilkan suatu penggambaran baru yang disebut dengan “apresiasi”
(Koentjaraningrat, 1990:103).
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu suatu
proses berwujud diterimanya individu melalui alat reseptor (alat indra). Namun
proses ini tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan rangsangan diteruskan ke
pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadinya proses psikologi sehingga individu
menyadari apa yang dilihat dan didengarnya.
Agar individu dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi antara lain :
1. Perhatian merupakan syarat psikologi dalam individu mengadakan
persepsi yang merupakan langkah persiapan. Perhatian merupakan
pemutusan atau konsentrasi dari seluruh individu yang ditujukan pada
suatu kelompok obyek.
2. Adanya obyek yang menimbulkan rangsangan mengenai alat indranya
(reseptor)
3. Alat indra (reseptor) yaitu alat untuk menerima rangsangan, kenyataan
membuktikkan bahwa suatu obyek tertentu dapat diperoleh beragam
persepsi dari sekelompok individu. Perbedaan itu merupakan suatu yang
hakiki sifatnya pada manusia, karena disadari bahwa setiap orang memiliki
perbedaan dalam penalaran, keinginan serta pengetahuan tentang obyek
yang dipersepsikan (Walgito, 1990:53).
Persepsi merupakan suatu aktifitas individu untuk mengenal suatu obyek
melalui alat indranya yang kemudian diteruskan ke otak sehingga individu dapat
memberikan tanggapan terhadap obyek tersebut dengan sadar.
Menurut Walgito B (2002:45) menyatakan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan
suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat
indera.
Rangkuti
diidentifikasikan
(2002)
sebagai
mengemukakan
suatu
proses
bahwa
dimana
persepsi
individu
pelanggan
memilih,
mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui inderanya
menjadi suatu makna. Meskipun demikian makna dari proses persepsi tersebut
juga dipengaruhi pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor Internal
a) Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap
istirahat.
b) Interest, hal hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik .
c) Needs, kebutuhan akan hal-hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
d) Assumptions juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,
merasakan dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
a)
Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang
sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.
b)
Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk
dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c)
Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk
menstimulasi munculnya persepsi lebih effektif dibandingkan dengan gerakan
yang lambat.
d)
Conditional Stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel
pintu, deringan telpon dan lain lain.
2.2.3 Tinjauan Tentang Daya Tarik Wisata
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (2002:5)
adalah segala
sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada
suatu daerah tujuan
wisata, seperti :
a. Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and
other geographical features of the destinations.
b. Cultural attraction: history and folklore, religion, art and special
events, festivals.
c. Social attractions: the way of life, the resident populations,
languages, opportunities for social encounters.
d. Built attraction: building, historic, and modern architecture,
monument, parks, gardens,marina,etc.
Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa
terdapat 4 (empat)
komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu :
1. Atraksi (Attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah
yang menawan dan seni pertunjukan.
2. Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya
terminal.
3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi,
rumah makan, dan agen perjalanan.
4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan
untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management
organization, conventional and visitor bureau.
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek
dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi
sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud
adalah:
1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi
Pariwisata adalah kawasan geografs yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum,20 fasilitas pariwisata, asesibilitas,
serta
masyarakat
yang
saling
terkait
dan
melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
2.2.4 Tinjauan Tentang Kebersihan Lingkungan
Menurut
Feni
Heriyatni
(2013)
Kebersihan
lingkungan
adalah
menciptakan sebuah lingkungan yang sehat sehingga tidak gampang terserang
berbagai macam penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lain-lain. Ini
dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan
nyaman. Kebersihan lingkungan meliputi kebersihan tempat tinggal, tempat
bekerja, dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan adalah salah satu tanda
dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan
dan kebersihan diri agar sehat tidak menyebabkan kotoran atau menularkan
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain karena itu kita harus pandai pandai
menjaga kebersihan. Tidak sulit menjaga kebersihan lingkungan ada banyak
macam cara untuk menjaga kebersihan lingkungan misalnya dengan membuang
sampah pada tempatnya, selalu membersihkan selokan air, memisahkan sampah
kering dan sampah basah, rajin menyapu halaman rumah, mendaur ulang barang
yang tidak terpakai dan masih banyak lagi. Jika kita tidak menjaga kebersihan
lingkungan maka lingkungan menjadi tidak sehat dan dapat mengganggu kegiatan
sehari hari juga dapat menyebabkan penyakit yang menganggu masyarakat.
Lingkungan yang bersih menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, tempat
tinggal menjadi bersih dan terhindar dari segala penyakit. Maka dari itu kita harus
selalu menjaga kebersihan lingkungan karena banyak sekali manfaatnya untuk
kehidupan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhan Buleleng,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Daya Tarik Wisata Ex Pelabuhn
dipilih sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi
wisatawan terhadap daya tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng dilihat dari
fasilitas sarana dan pra sarana, daya tarik objek dan keadaan kebersihan
lingkungan sekitar.
3.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Jadi, variabel adalah
konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun
kualitatif yang nilai nya dapat berubah.
Beberapa varibel yang digunakan untuk mengukur persepsi wisatawan
domestik/mancanegara terhadap fasilitas, kebersihan lingkungan dan objek
atau daya tarik wisata yang berada di Ex Pelabuhan Buleleng adalah :
a.
Akomodasi,
yaitu
persepsi
wisatawan
domestik
ataupun
mancanegara terhadap hotel khususnya hotel dimana mereka menginap.
Akomodasi diukur berdasarkan atmosfir hotel, keamanan di sekitar hotel,
kenyamanan hotel, jarak antar fasilitas dalam dalam hotel.
b. Kebersihan Lingkungan, yaitu persepsi wisatawan terhadap keadaan
lingkungan sekitar, apakah lingkungan disekitar kawasan daya tarik tersebut
tergolong bersih atau kotor, sehingga terlihat bagaimana persepsi dan
kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke objek atau daya tarik di Ex
Pelabuhan Buleleng,
c. Informasi Wisata, ketersediaan informasi wisata yang dapat diakses
oleh wisatawan di daya tarik wisata Ex Pelabuhan. Variable penilaiannya
adalah: kejelasan dan terpercayanya informasi yang diberikan, pelayanan
karyawan, kemampuan berbahasa asing yang dimiliki oleh karyawan
bersangkutan.
d. Restoran, yaitu tempat wisatawan dapat menikmati makanan dan
minuman di Ex Pelabuhan Buleleng. Penilaiannya berdasarkan atmosfir
restoran, kebersihan restoran, kualitas makanan dan minuman, variasi
makanan dan minuman.
e. Pedagang Kaki Lima, yaitu penjaja dagangan yang melakukan
kegiatan menjual makanan disekitar kawasan objek atau daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, untuk melihat persepsi wisatawan apakah dari adanya
pedagang kaki lima ini membuat wisatawan merasa nyaman dan puas.
f. Wahana Permainan Outdoor, yaitu wahana permainan yang berada
di alam terbuka di sekitar kawasan daya tarik obyek wisata Ex Pelabuhan
seperti
wahana
permainan
tas
gantung,
kereta
api,
dan
wahana
lainnya.Variabel penilaiannya adalah kualitas wahana permainan, tarif wahan
permainan, kemanan dan kenyamanan wahana permainan,
g. Fasilitas Umum adalah fasilitas yang tersedia menyangkut
kegunaannya bagi kebutuhan umum seperti jalan raya, listrik, air bersih.
Variabel penilaiannya adalah jalan disekitar kawasan daya tarik wisata Ex
Pelabuhan Buleleng, jalan setapak, trotoar, parkiran, toilet, penerangan jalan.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang peneliti teliti adalah sebagai berikut :
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah jenis data yang tidak berbentuk angkaangka,
melainkan
suatu
penjelasan
atau
uraian
yang
menggambarkan keadaan, proses atau peristiwa tertentu. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan penelitian metode kualitatif
dan
akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Metode
penelitian
ini
berusaha
mendeskripsikan
objek
penelitian
berdasarkan data dan fakta sebenarnya.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau objek penelitian. Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah tanggapan responden berupa persepsi wisatawan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan wisatawan dan kuesioner
mengenai daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya persepsi
terhadap kebersihan lingkungan sekitar yang ada di kawasan daya tarik
tersebut.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapat peneliti dari jurnal, buku
penunjang materi, internet, dan literature dari perpustakaan yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh langsung dari sumber aslinya yaitu daya tarik wisata Ex
Pelabuhan yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini yang dimaksud
data yang diperoleh peneliti adalah hasil observasi ke daya tarik wisata Ex
Pelabuhan, untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap objek atau daya
tarik wisata Ex Pelabuhan Buleleng.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1. Metode Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan observasi terbuka
dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya
kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi, mereka yang
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Objek
yang diobservasi adalah terkait persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata
di Ex Pelabuhan Buleleng, khususnya mengenai kebersihan lingkungan
sekitar.
3.4.2. Metode Wawancara
Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam ini dilakukan
untuk mendapatkan data tambahan yang tidak diperoleh pada saat observasi
di lokasi penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan kepada informan kunci yaitu Wisatawan Lokal ataupun
Mancanegara. Dengan wawancara ini nantinya akan diperoleh data-data yang
akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.
3.4.4. Metodi Studi Pustaka
Studi
pustaka
adalah
teknik
pengumpulan
data
dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, jurnal, literature literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan.
3.4.5. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu dengan cara menggambil
gambar atau video di Ex Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Kabupaten
Buleleng, Bali.
3.5. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian untuk memperoleh kesimpulan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, karena
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi wisatawan terhadap
objek atau daya tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng. Metode analisis ini
juga digunakan mendapatkan suatu gambaran yang jelas berkaitan dengan
pokok permasalahan yang diteliti yaitu persepsi wisatawan terhadap daya
tarik wisata di Ex Pelabuhan Buleleng.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto. “Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan”. 23 Juni 2015.
http://www.antaranews.com/berita/503116/sampah-di-pelabuhan-bulelengganggu-wisatawan
https://id.wikipedia.org/wiki/Singaraja_%28kota%29
Resmayasari, Ira. September 2012. Persepsi Wisatawan Perancis Terhadap “The
Island Of Paradise”.Volume 2 No.1 Hal 109222.http://ojs.unud.ac.id
/index.php/jip/article/view/3672.
Marwan, Sandi. Februari 2011.“Pembelajaran 3 Berbagai Karakter dan Jenis
Wisatawan Domestik dan Mancanegara - Modul Pengantar Pariwisata kelas XI”.
http://www.sandywarman.com/2015/01/pembelajaran-3-berbagai-karakterdan.html.
Nadra, Mastiani Nyoman.2011. “Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia
Terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di
Kuta”.www.pps.unud.ac.
id/thesis/...thesis/unud-204-182638
Heriyatni, Feny. 11 November 2013. “Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
Hidup”. http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/kebersihan-dan-kesehatanlingkungan.html
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kanca, I Nyoman. 2009. I Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap
Pelayanan
Informasi oleh TIC Diparda Kota Denpasar, Tesis KajianPariwisata, Pasca
Sarjana Unud
Nurjaya, I Wayan. 2011. “Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Potensi
Pariwisata DI Kelurahan Ubud, Kabupaten Gianyar”.
www.pps.unud.ac.id/.../unud-126-654725608
Astuti Kusuma, Leilany, Ernestina., dkk.2015. “Identifikasi Potensi Wisata
Beserta 4A (ATTRACTION, AMENITY, ACCESSIBILITY, ANCILLIARY)Di
Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng, Bali”
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN
Sampah di Pelabuhan Buleleng ganggu wisatawan
Singaraja (ANTARA News) Sampah rumah tangga yang
sering menumpuk di bibir
pantai Pelabuhan Buleleng,
Singaraja, Bali, sudah sangat
mengganggu kenyamanan
wisatawan.
"Wisatawan yang datang merasa tidak nyaman melihat tumpukan sampah
rumah tangga begitu banyak dan menyebarkan bau busuk," kata Made Darmawan,
pemilik salah satu biro perjalanan wisata di Singaraja, Selasa.
Ia mengatakan, hampir setiap hari, bibir pantai di daerah itu dipenuhi dengan
berbagai jenis sampah, mulai dari sampah plastik hingga sampah daun daun
kering dari berbagai lokasi.
Sampah tersebut terbawa arus dari beberapa pemukiman warga di daerah pesisir
pantai utara Singaraja, dimana kebanyakan warga setempat bekerja sebagai
nelayan. "Saya amati sampah di sana itu kebanyakan sampah rumah tangga, yang
dibuang begitu saja di bibir pantai," imbuhnya.
Hal tersebut membuktikan bahwa kepedulian masyarakat pesisir pantai Buleleng
terhadap kebersihan masih sangat rendah sehingga berimplikasi negatif terhadap
perkembangan kepariwisataan di kabupaten yang dikenal dengan sebutan "Bumi
Panji Sakti" itu.
"Pola berfikir masyarakat harus diubah segera, pariwisata di Buleleng akan
semakin berkembang kedepannya, perlu keterlibatan masyarakat dalam kaitannya
dengan kebersihan dan penjagaan lingkungan," ungkap dia.
Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, semua pihak harus memiliki peran penting
dalam membangun keparisiwataan di Buleleng, bukan hanya mengandalkan
pemerintah daerah setempat saja.
"Saya lihat pemerintah setempat sangat aktif melakukan pembersihan pantai
hampir setiap minggu, namun, jika masyarakat di daerah itu masih saja
membuang sampah sembarangan, akan percuma saja upaya-upaya yang sudah
dilakukan," ungkap dia.
Di sisi lain, ia mengatakan, pelabuhan Buleleng sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata unggulan, apalagi, objek wisata yang dikenal dengan restoran di atas
laut itu sangat dekat dengan pusat kota sebagai denyut ekonomi masyarakat.
"Jika dikelola dengan baik dan masyarakat sekitar menjaga kebersihan lingkungan
daerah itu, saya memiliki keyakinan bahwa Pelabuhan Buleleng dapat bersaing
dengan objek wisata Pantai Lovina yang sudah memiliki nama besar," kata dia.
Editor: Suryanto