MAKALAH SISTEM INFORMASI PENDUKUNG PENGA

MAKALAH
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Mata kuliah : system informasi manaje

1

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Definisi Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif
tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan
melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan
faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang
harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.


Tahap pemahaman ( intelegence phase )
Tahap perancangan ( design phase )
Tahap pemilihan ( chice phase )
Tahap implementasi ( implementation phase )

1. Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase
utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase
keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
a. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning
(Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus.
Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi
situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan
kepemilikan masalah.
b. Fase Desain
2


Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan
menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi
pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan,
mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil
akhir.
c. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis.
Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan
diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas
antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu
dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering
kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh,
seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi
alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan
rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
d. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi adalah solusi yang diusulkan untuk
suatu masalah atau inisiasi terhadap hal baru, dan pengenalan terhadap
perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi

merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan
yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi
yang direkomendasikan bisa bekerja.
2. Sistem Pendukung Keputusan ( SPK )
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat
ditentukan karakteristik antara lain :
a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada
management by perception.
3

b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap
memegang control proses pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah
terstruktur, semi terstruktur dan tidak struktur.
d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai
dengan kebutuhan.
e. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa

sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani
kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
a. Keputusan tingkatan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan
perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan
tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan
tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah : keputusan
terstruktur, keputusan semi terstruktur, dan keputusan tidak terstruktur.
1) Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik,
terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini
terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan
pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada
pelanggan.
2) Keputusan Semi terstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat

yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain
tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang
dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal.
Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian

4

sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
3) Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya
rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.
Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat
eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas.
Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh:
Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan
perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
b. keuntungan sistem pengambilan keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai
berikut (Surbakti, 2002):

1) Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan
yang kompleks.
2) Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan
dalam konsisi yang berubah-ubah.
3) Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4) Pandangan dan pembelajaran baru.
5) Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6) Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7) Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8) Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9) Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10) Meningkatkan produktivitas analisis.
c. komponen sistem pengambilan keputusan

5

Adapun komponen-komponen dari Sistem Pengambilan Keputusan
adalah sebagai berikut.:

1) Management Data
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk
berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database
Management System (DBMS).
2) Management Model
Melibatkan model finansial, statistikal, management science,
atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan
ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang
dibutuhkan.
3) Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada
Decision Support Sistem melalui subsistem ini. Ini berarti
menyediakan Interface.
4) Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
B. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang
digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi untuk

memantau kinerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi
untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari system
pemrosesan transaksi.
1. Karakteristik SIM

6

Beberapa karakteristik Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah
sebagai berikut :
a. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada
lingkungan yang telah mendefinisikan hal-hal berikut secara tegas
dan jelas: prosedur operasi, aturan pengambilan keputusan, dan
arus informasi.
b. Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya.
c. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk
pengambilan keputusan tetapi tidak secara langsung (manajer
menggunakan laporan dan informasi dan membuat kesimpulankesimpulan tersendiri untuk melakukan pengambilan keputusan).
2. Macam-macam laporan SIM
a. Laporan periodis adalah laporan yang dihasilkan dalam selang
waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan, dan

sebagainya.
b. Laporan ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan
terhadap sejumlah data/informasi.
c. Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul kalau
terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh, manajer
pembelian mungkin memerlukan laporan pengiriman barang dari
pemasok yang sudah terlambat satu minggu. Laporan ini hanya
muncul kalau keadaan yang diminta terpenuhi.
d. Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan dua
atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk
dibandingkan.
C. Sistem-sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
1. Sistem pendukung
System(DSS)

pengambilan

keputusan/Decision

Support


Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis
komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap
data dan model keputusan. serta dalam upaya untuk membantu proses
pengambilan keputusan yang efektif untuk memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
7

a.
b.
c.
d.

Ditambah / dikembangkan
Mendukung analisis data dan model desisi
Berorientasi pada masa yang akan datang
Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal

Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian

data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada
situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur di mana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan
pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan
dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat
interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan
berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
a. Tujuan DSS
Menurut Turban (2005), Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut:
1) Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang
terstruktur
2) memeberikan dukungan atas pertimbangan managerial
bukannya dimaksudkan untuk menganti fungsi manager.

dan

3) Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil daripada
perbaikan efisiensinya.
4) Kecepatan komputasi
5) Meningkatkan produktifitas
6) Dukungan kualitas
7) Berdaya saing
8) Mengatasi keterbatasan
penyimpanan.

koognitif

b. Karakteristik DSS
8

dalam

pemrosesan

dan

Beberapa Karakteristik DSS antara lain adalah sebagai berikut :
1) Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan
yang cepat.
2) Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan
keluaran.
3) Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram
profesional.
4) Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang
solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5) Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.

2. Sistem Informasi Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang
menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam
mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk
mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang awam
dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem
dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk
menggunakannya (user-friendly).

a. Karakteristik ESS antara lain :
1) Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil
data.
2) Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan
perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3) Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan
eksternal.
4) Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit
pelatihan untuk menggunakannya.
5) Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
6) Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan table.
7) Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan
konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data
9

(spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas
pribadi (seperti kalendar elektronis).

3. Sistem Pengambilan Keputusan Kelompok/Group Decision Support
System (GDSS
a. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group
decision support system GDSS) adalah “sistem berbasis komputer
yang membantu sekelompok orang melakukan tugas (atau mencapai
tujuan) yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan
bersama.” istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi
tekhnologi informasi kedalam situasi kelompok. Istilah lain antara
lain sistem pendukung kelompok , kejasama berbantuan komputer,
dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi, dan sistem penemuan
elektronik.
b. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu memecahkan masalah dengan cara
menyediakan lokasi yang kondusif untuk komunikasi. Jika anggota
bertemu pada saat yang bersamaan, maka lokasi ini disebut
pertukaran sinkron salah satu contoh adalah pertemuan komite.
Jika para anggota bertemu pada watu yang berbeda-beda, maka
lokasi ini disebut Pertukaran asinkron salah satu contohnya adalah
saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
c. Ruang Keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat
sekelompok kecil orang bertemu langsung. Ruang ini membantu
10

komunikasi melalui kombinasi perabotan, peralatan dan tempat.
Peralatan mencakup kombinasi komputer, mikrofon penangkap
suara, kamera video, dan layar lebar. Ditengah tengah ruangan
terletak konsol fasilitator. Fasilitator adalah seorang yang tugas
utamanya adalah menjaga diskusi dijalurnya.

4. Sistem Pakar/Expert System (ES)
Sistem pakar (expert system), yaitu sistem yang meniru kepakaran
(keahlian) seseorang dalam bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu
permasalahan (Horn, 1986).
a. Konfigurasi Sistem Pakar
Sistem pakar tediri dari empat bagian utama antara lain :
1)
2)
3)
4)

Interface Pengguna
Basis Pengetahuan (knowledge basis)
Mesin Inferensi (inference engine)
Mesin Pengembangan

1) Interface Pengguna
Memungkinkan manajer untuk memasukan instruksi dan
informasi kedalam sistem pakar yang menerima informasi dari
sistem tersebut. Intruksi ini menentukan parameter yang
mengarahkan sistem pakar dalam prosespemikirannya. Input
informasi berbentuk nilai yang dikaitkan dengan penjelasan.
Terdapat dua penjelasan : penjelasan dari pertanyaan yang
diberikan manajer dan penjelasan mengenai solusi masalah
2) Basis Pengetahuan (knowledge basis).
Berisikan fakta yang menggambarkan masalah serta tekhnik
penggambaran pengetahuan yang menjelaskan bagaimana fakta
11

bersentuhan secara logis. Istilah Domain masalah (problaim
domain) digunakan untuk menggambarkan area permasalahan.
3) Mesin Inferensi (inference engine)
Bagian dari sistem pakar yang melakukan pemikiran dengan
cara menggunakan isi basis pengetahuan dalam urutan tertentu.
Selama konsultasi, mesin inferensi memeriksa aturan-aturan basis
peengetahuan satu demi satu, dan jika persyaratan satu aturan
benar, maka suatu tindakan dilaksanakan . Dalam terminologi
sistem pakar, aturan diberhentikan jika tindakan diambil.
4) Mesin Pengembangan
Sistem pengembangan, yang digunakan untuk membuat
sistem pakar. Ada dua pendekatan yang tersedia : bahasa
pemograman dan kerangka sistem pakar. Kerangka sistem
pakar (expert system shell) adalah prosesor siap pakai dan dapat
disesuaikan untuk masalah tertentu dengan cara menambahkan
basis pengetahuan yang sesuai. Cara pikir berbasis kasus
(casebased reasoning–CBR) pendekatan ini menggunakan data
historis sebagai dasar untuk pengidentifikasian masalah dan
merekomendasikan solusi.
D. KESIMPULAN

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan
fleksibel dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu
memberikan alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi
tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.

12

Para manajer membuat beragam keputusan dalam proses penyelesaian
suatu masalah. Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat
aktivitas : intelijen, perancangan, pemilihan, dan pengkajian. Dalam mengambil
cara pandang sistem dan mengikuti pendekatan sistem, manajer dapat
menggunakan model sistem umum suatu perusahaan atau model lingkungan.
Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah memberi kesempatan
kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang efektif dan efisien.

13