makalah perkembangan peserta didik sd da

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang
terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan karakteristik
yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah
Menengah Atas (SMA).
Peserta didik memiliki perbedaan dalam minat, kemampuan, kesenangan,
pengalaman, dan cara belajar. Anak usia SD masih memasuki tahap
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan
sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. Hakikatnya, pemikiran anak SD
sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia 6 sampai 12 tahun lebih
sering berada di sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut anak
usia SD masuk dalam kelompok sebaya untuk lebih berinteraksi yang menuntut
ketrampilan dan gerak fisik.
Sedangkan, pada anak usia Sekolah Menengah mengalami perubahan yang
cepat, memang tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja
mengalami ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para
remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka
cenderung dan bersifat lebih sensitif karena peranannya belum tegas. Ia

mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih
mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah peranannya
teman sebaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karateristik anak usia SD, Sekolah Menengah?
2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
3. Bahaya apa yang mempengaruhi kehidupan masa anak usia sekolah
menengah?

1

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari observasi ini yaitu:
1. Untuk menambah wawasan tentang karakteristik pada anak usia SD,
Sekolah Menengah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
objek.
3. Untuk mengetahui bahaya kehidupan masa anak usia sekolah menengah.


2

BAB II
JUDUL DAN KAJIAN TEORI
2.2 JUDUL :
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
2.3 KAJIAN TEORI :
Menurut

Susilo

Windradini

(1995:2)

menyatakan

bahwa

proses


pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses
yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1)
hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, (4) serta aktifitas anak
sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau
menoloak, serta memiliki emosi.
Hurlock (1997) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri
atas serangkaian perubahan yang bersifat kealitatif dan kuantitatif.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan
adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiranatau akal,
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan
adalah proses suatu perubahan dan memunculkan sifat-sifat baru yang bertambah
sempurna.
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 sampai 18
tahun, yaitu sama dengan usia siswa SMP/SMA. Pada usia ini, yang berkembang
pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami
sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkret atau bahkan objek
yang visual.

Menurut Syamsul Yusuf (2004) masa usia Sekolah Menengah bertepatan
dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik

3

perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Dari pendapat diatas yaitu Anak usia Sekolah menengah bertepatan pada
usia remaja yang berkembang menuju manusia dewasa. Dan pada saat ini Anak
usia sekolah menengah merupakan waktu untuk mencari jadi diri.

4

BAB III
PEMBAHASAN
Terjadinya perkembangan pada individu dapat diketahui berdasarkan
karakteristik tertentu yang dialaminya. Yaitu dalam karakteristik-karakteristik
yang terdapat pada anak tersebut. Peserta didik memiliki perbedaan satu sama
lain, karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat
berbeda dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah

Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
3.1 KARATERISTIK ANAK
3.1.1 Karateristik Anak Usia SD
Masa anak akhir (late childhood) berlangsung dalam usia 6-12
tahun atau setara dengan anak SD. Masa ini disebut pula sebagai masa
bermain, dengan ciri-ciri memiliki dorongan untuk keluar rumah dan
memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan akan
memasuki dunia permainan dan memiliki dorongan mental untuk
memasuki dunia konsep, logika, simbol dan sebagainya..
a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar
1. Anak SD Senang Bermain
Hal ini dipicu karena anak SD baru mengenal teman sebayanya
dan keinginan untuk lebih mengenal lingkungan dan hal-hal baru.
2. Anak SD Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat
duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
3. Anak SD Senang Bekerja dan Berkelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang
manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang

bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya,
terkadang mereka membentuk suatu kelomppok tertentu untuk
5

bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi
aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya
tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat
(sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi.
4. Senang Merasakan atau Melakukan Secara Langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki
tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia
belajar menghubungkan konsep konsep baru dengan konsepkonsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau
pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan
sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang
diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsepkonsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera
jenis kelamin, moral, dan sebagainya.
5. Anak Cengeng dan Manja
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka
selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka

masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing.
6. Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada masa SD anak masih sulit memahami apa yang orang lain
bicarakan. Mereka sering bertanya apa yang dimaksudnya.
7. Senang Diperhatikan
Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian
teman

atau

gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya,
dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
8. Senang Meniru
Dalam usia SD anak mengontrol emosi dalam peniruan dan
latihan, oleh karena itu kemampuan orang tua atau guru dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak
dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya

6


stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau
sehat.

Akan

tetapi,

apabila

kebiasaan

orang

tua

dalam

mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang kontrol
(seperti: marah-marah, mudah mengeluh, kecewa, dan pesimis
dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak,

cenderung kurang stabil atau tidak sehat. Gambaran tentang
karateristik emosi anak itu dapat dilihat pada tabel berikut:

Karateristik Emosi yang Stabil Karateristik Emosi yang Tidak
(Sehat)
1.Menunjukkan

Stabil (Tidak Sehat)
yang 1.Menunjukkan wajah

wajah

yang

ceria.
murung.
2.Mau bergaul dengan teman 2.Mudah tersinggung
secara baik.
3.Bergairah dalam belajar
4.Dapat


berkonsentrasi

3.Tidak mau bergaul dengan
orang lain.
dalam 4.Suka marah-marah

belajar.
5.Bersikap respek (menghargai) 5.Suka mengganggu teman
terhadap diri sendiri dan orang
lain.

b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Sekolah Dasar
1) Pertumbuhan fisik
Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat
pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak
cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, bermain dan tidak pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas
akhir merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai terjadi perubahan pubertas.

2) Perkembangan keterampilan

7

Ketergantungan dan kelekatan anak-anak pada orang tua sudah
berkurang karena mereka sudah memiliki dunia dan kesibukan
sendiri. Berkurangnya ketergantungan anak-anak pada orang tua
disebabkan telah berkembangnya keterampilan mereka, yaitu :
a) Keterampilan menolong diri sendiri
b) Keterampilan menolong orang lain
c) Keretampilan bersekolah
d) Keterampilan bermain

Sekelompok Anak Usia SD Sedang Bermain
Sumber: http://www.google.com

3) Perkembangan intelektual
Anak usia SD sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis,
dan berhitung.
4) Perkembangan kemampuan berbahasa
Anak Usia SD di mana individu mengalamai perkembangan yang
pesat dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata yang
mendasari kemampuan membaca dan berkomunikasi.
a) Mampu berkomunikasi dengan orang lain.
b) Mampu menyatakan isi hatinya (pereasaannya).
c) Terampil mengolah informasi yang diterimanya.

8

d) Mampu mengembangkan kepribadiannya, seperti dalam hal
menyatakan sikap dan keyakinannya.

3.1.2

Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah
Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung antara usia
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita 13 tahun sampai 22
tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan
usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun adalah remaja akhir. Menurut
hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti
ketentuan sebelumnya Hurlock, (1991). Pada usia ini, umumnya anak
sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Pengertian dasar Sarlito Wirawan Sarwono, (2002:8) tentang istilah
adolescence hanyalah pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini
adalah periode antara permulaan pubertas dengan kedewasaan yang
secara kasar antara 14-21 tahun.
Banyak buku pendidikan dan psikologi yang mendifinisikan
adolescence dengan menunjuk kepada periode yang penuh dengan
tekanan dan ketegangan (strees dan train), suatu periode dimana
individu belum menjadi sesuatu.Generalisasi semacam ini tentu saja
memiliki keterbatasan karena tidak semua remaja mengalami tekanan
dan ketegangan.
Dalam dunia yang mengalami perubahan yang cepat, memang
tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami
ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para
remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang
dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena
peranannya belum tegas. Ia mengalami pertentangan nilai-nilai dan
harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang
sekaligus mengubah peranannya. Anak sekolah menengah adalah

9

individu-individu

yang

sedang

mengalami

serangkaian

tugas

perkembangan yang khusus.
a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Menengah
1. Masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya
memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari
identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku
sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.
2. Masa periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika
dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya.
3. Masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa anak sekolah
menengah

diantaranya:

a. Transisi dalam emosi. Ciri utama adalah peningkatan
kehidupan

emosinya,

dalam

arti

sangat

peka,

mudah

tersinggung perasaannya.
b. Transisi dalam sosialisasi. Pada masa anak sekolah
menengah hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah
hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan
jenis.
c. Transisi dalam agama. Sering terjadi remaja yang kurang
rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal
tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap
agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang
dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai
kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga. Dalam satu keluarga
yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang
harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan
remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat
menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang

10

memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas. Pada masa remaja terjadi peralihan
moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang
meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari
pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan
moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya
sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya anggapan bahwa remaja sebagai masa yang tidak rapi
tidak dapat dipercaya

dan merusak. Hal ini menimbulkan

ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal
ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada
umumnya.
5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai
keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena
hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan
disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara
rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.
6. Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara
cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi
terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
Perbedaan Perubahan Anak Usia SMP Dan SMA Sebagai
Berikut:
No
1.

Siswa SMP (remaja awal)
Laju pertumbuhan secara

Siswa SMA (remaja akhir)
Laju pertumbuhan secara

umum berlangsung secara

umum kembali menurun,

pesat.

sangat lambat.
11

2.

Proporsi ukuran tinggi dan

Proporsi ukuran tinggi dan

berat badan sering kurang

berat badan lebih seimbang

seimbang (termasuk otot dan mendekati kekuatan tubuh
3.

tulang belulang).
Munculnya ciri – ciri

orang dewasa.
Siap berfungsinya organ –

sekunder (tumbuh bulu pada

organ repro-duktif seperti

pubik region, otot

pada orang – orang yang

mengembang pada bagian –

sudah dewasa.

bagian tertentu), disertai
mulai aktifnya sekresi
kelenjar jenis (menstruasi
pada wanita dan polusi pada
4.

5.

pria pertama kali).
Gerak – gerik tampak

Gerak – geriknya mulai

canggung dan kurang

mantap.

terkoordinasikan.
Aktif dalam berbagai jenis

Jenis dan jumlah cabang

cabang permainan yang

permainan lebih selektif dan

dicobanya.

terbatas pada ketrampilan
yang menunjang kepada
persiapan kerja.

7. Masa remaja merupakan masa bermasalah.
Setiap

periode

dalam

perkembangan

mempunyai

masalah, namun masalah yang terjadi pada remaja berbeda dari
masalah yang terjadi pada periode-periode yang lain, baik dalam
hal

kuantitas,

kualitas,

maupun kompleksitasnya. Masalah

memerlukan pemecahan. Namun tidak setiap remaja mampu
memecahkan
akumulasi

permasalahan.

memecahkan
terjadinya

masalahnya
masalah

gangguan

bahkan
Ketidak

yang dihadapi
tingkah

12

laku

tidak

jarang

mampuan
dapat

terjadi
dirinya

menyebabkan

seperti depresi,

stress,

anoreksia, bulimia, dan juga ketergantungan pada minuman
keras dan obat-obat terlarang.
b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Usia Sekolah Menengah
1. Perkembangan fisik
Dengan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada masa pubertas,
baik itu perubahan pada proporsi tubuh maupun berkembangan ciriciri seks sekunder, individu yang berada pada fase remaja secara
biologis mulai menunjukkan tanda-tanda sebagai orang dewasa.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa
peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
2. Perkembangan perilaku seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang yang muncul karena
dorongan seksual. Bentuk

perilaku seksual bermacam-macam

mulai dari rasa tertarik pada lawan jenis, bergandengan tangan,
berpelukan,

bercumbu,

petting sampai

berhubungan

seks.

Perkembangan perilaku seks merupakan konsekuensi logis dari
perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Masalah akan
timbul jika para remaja tidak bisa mengendalikan dorongan
seksualnya sehingga perilaku yang terjadi tidak sesuai dengan
norma. Pencegahan terjadinya masalah dapat dilakukan dengan
pendidikan

seks, termasuk di dalamnya pendidikan tentang

kesehatan reproduksi.
3. Perkembangan intelektual
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh
Keating (Syamsu Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut.
a.) Kemampuan

intelektual remaja telah

sampai pada fase

operasi formal sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan
cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran

13

sendiri di sini dan sekarang (here and now), cara berpikir
remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan (world of
possibilities).
b.) Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul
kemampuan nalar secara ilmiah.
c.) Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan
mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
d.) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang
membuat proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.
e.) Cakrawala berpikirnya semakin luas.
4. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi individu dipengaruhi oleh kematangan dan
proses belajar. Melalui kematangan berbagai jenis perasaan atau
emosi yang semula bersifat potensial menjadi aktual. Dan melalui
proses belajar, individu dapat menghayati berbagai perasaan,
bagaimana

mengekspresikan,

serta mengendalikan perasaan-

perasaan tersebut. Masa remaja merupakan masa dimana terjadi
kematangan pada berbagai aspek, termasuk emosionalitas. Intensifnya
proses belajar yang dilakukan pada masa tersebut tentunya juga
mempengaruhi perkembangan emosi mereka.

3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Pada

umumnya

anak

memiliki

pola

pertumbuhan

dan

perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain:
1. Faktor Dalam

14

 Ras/etnik atau bangsa : Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa
Amerika, maka ia tidak memilki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya
 Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
 Umur : Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal,
tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
 Jenis kelamin : fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki.. Tetapi setelah
melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih
cepat
 Genetik : adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
 Kelainan kromosom : Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan
sindroma Turner’s.
2. Faktor Luar
 Gizi : Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin
 Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan
kongenital seperti club foot
 Toksi/zat kimia : beberapa obat-obatan dapat menyebabkan
kelainan kongenital.
 Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada
janin seperti deformitas anggota gerak
 Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus
TORCH dapat menyebabkan kalainan pada janin, katarak, bisu
tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung.

15

 Kelainan imunologi : Adanya perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran
darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya
mengakibatkan kerusakan jaringan otak
 Psikologi ibu : Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/
kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain
3. Faktor Persalinan Dan Pasca Salin
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
 Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat
 Penyakit kronis/kelainan kongenital : tuberkolosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani
 Lingkukan fisis dan kimia : Lingkungan sebagai tempat anak hidup
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan
sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya
5. Sosio-Ekonomi

16

Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
6. Lingkungan Pengasuhan
Pada

lingkungan

pengasuhan,

interaksi

ibu

anak

sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak
7. Stimulasi
Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8. Obat-Obatan
Pemakaian

kortikosteroid

jangka

lama

akan

menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
9. Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan
lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman
sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur
yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan
melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
10. Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar
pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan
prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di
17

lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan,
seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang
berkembangan di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku
yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang
negatif. Contohnya budaya pakaian orang barat sudah banyak merambat di
Indonesia.
11. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau
mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa
juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan
adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku
seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh alat komunikasi atau Gadget
sudah berkembang pesat, terutama pada aplikasi media sosial, yang akan
memudahkan anak untuk mencari informasi-informasi.

3.3 BAHAYA YANG TERJADI PADA SAAT MASA ANAK USIA
SEKOLAH MENENGAH
Seiring dengan perkembangan yang sangat cepat dapat berakibat pada
masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri secara baik, sering
menimbulkan bahaya-bahaya yang muncul pada masa anak sekolah
menengah
A. Bahaya Psikologis
a. Konsep diri yang kurang baik

Konsep diri yang kurang baik sering menyebabkan anak puber
menarik diri dalam kegiatan kelompok, menjadi agresif dan
bersikap bertahan, balas dendam atas perlakuan yang dianggapnya
kurang adil, serta menjadi rendah diri.

18

b. Rendahnya prestasi
Pertumbuhan fisik yang cepat sering menyababkan tenaga
menjadi lemah. Kondisi ini mengakibatkan anak puber ingin
bekerja sesegera mungkin dan cepat jenuh pada setiap aktivitas
yang dikerjakan sendiri. Sehingga tidak bertanggung jawab,
dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih
bersenang – senang dalam mendapat dukungan sosial.
c. Perilaku menyimpang saat proses kematangan seksual
THOMAS berpendapat, " Anak ini tidak saja berbeda dari temantemannya sehingga mudah diasingkan, tetapi dia juga mengalami
kesulitan dalam kegiatan akademik, sosial, dan fisik yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuannya yang unik.
Pengalaman ini hanya akan semakin memperbesar perasaan
berbeda.”
B. Bahaya Fisik
Bahaya fisik, yaitu bahaya yang meliputi kematian, bunuh diri atau
percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan, dan kekakuan,
karena kurang atau lebihnya hormon.

19

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari makalah yang kami tulis dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
usia sekolah dan sekolah menengah (SMP/SMA) mempunyai perbedaan
karakteristik anak, dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya.
Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat.
Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif
dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak
pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang
lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan pubertas. Dan pada saat
menginjak usia Sekolah Menengah atau tengah terjadi perubahan pubertas
anak kembali terjadi perkembangan yang cepat terutama perubahan proporsi
tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder.
4.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kami dan semua pembaca dapat
memahami tentang karakteristik yang terdapat pada anak usia SD, SMA dan
SMA, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, serta bahaya
yang terjadi pada perkembangan anak remaja. dan saya berharap pembaca
dapat menyerap, mengambil nilai positif dan dapat mengamalkan atau
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam makalah ini

20

DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika
Aditama
Kuntjojo. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Kediri: Universitas Nusantara
PGRI Kediri
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
http://www.sman2mpa.sch.id/2014/06/perkembangan-peserta-didik-dari-sdsmp.html
http://sahabatedhay.blogspot.com/2014/05/makalah-perkembangan-pesertadidik.html

21