LAPORAN PRAKTIKUM DINKEL A C C

1

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri tanpa adanya
orang lain bersamanya baik dalam keluarga kehidupan bermasyarakat organisasi
dan sebagainya. Kelompok tani adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kelompok. Kelompok tani dapat didefinisikan sebagai kumpulan petani yang
terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi,

dan

sumberdaya)

dan

keakraban


untuk

meningkatkan

dan

mengembangkan usaha anggota. Dinamika kelompok merupakan suatu metode
dan proses yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama kelompok untuk
menumbuhkan dan membangun kelompok semula terdiri dari kumpulan individu
yang belum saling mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan kelompok
dengan tujuan, satu norma, dan cara penyampaian yang disepakati bersama.
Berbagai pihak telah menyadari betapa pentingnya mempelajari dinamika
kelompok karena beberapa alasan dalam kelompok perlu adanya pembagian kerja
agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan kelompok yang demokratis dapat
berjalan baik apabila anggota dapat bekerja dengan efektif.
Tujuan praktikum dinamika kelompok adalah untuk mengetahui
kedinamisan di dalam Kelompok Tani Tranggulasi dilihat dari tahap pembentukan
kelompok, faktor yang mempengaruhi kedinamisan kelompok, norma dan nilai
kelompok, dan fasilitas kelompok. Manfaat praktikum dinamika kelompok adalah
mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kedinamisan suatu kelompok.


2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok didefinisikan sebagai suatu lingkup pengetahuan
sosial yang berkonsentrasi pada pengetahuan yang membahas tentang hakikat
kehidupan kelompok (Jhonson, 2012). Sisi lain dari dinamika berarti adanya
interaksi, saling mempengaruhi dan interdependensi antara anggota kelompok
satu sama lain secara timbal balik diantara anggota kelompok dengan kelompok
secara keseluruhan (Maleba et al., 2015). Kelompok akan menjadi lebih efektif
apabila kelompok tersebut memiliki satu tujuan satu cara tertentu untuk mencapai
tujuan tersebut yang diciptakan dan disepakati bersama dengan melibatkan semua
anggota kelompok (Zulkarnain, 2013).


2.2.

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Dinamika yang dilampaui seseorang dalam rangka menjadi anggota dalam
suatu kelompok merupakan hal yang bersifat sangat individual yang artinya setiap
orang akan memiliki cara yang berbeda-beda (Sudjarwo, 2011). Suatu kelompok
pada hakikatnya memang tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu melalui
beberapa tahap. Tahap pertumbuhan dan perkembangan Kelompok dibagi menjadi
lima tahap yaitu tahap pembentukan, tahap pancaroba, tahap pembentukan norma,
tahap berkinerja, tahap pembubaran, dimana tahap tersebut harus dilalui sebuah
kelompok dengan ciri masing-masing yang melekat dalam setiap tahapan

3

perkembangan tersebut (Zulkarnain, 2013). Pengembangan kelompok dapat
menciptakan suasana yang menarik dengan mendorong kerjasama kelompok,
menumbuhkan rasa saling ketergantungan dan membangun kepercayaan di antara
anggota kelompok (Nuryanti dan Swastika, 2011). Struktur kelompok sebagai

pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok yang diciptakan oleh
pembagian peran dan penggabungaan norma dalam kelompok (Johnson, 2012).
Struktur organisasi merupakan suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam
organisasi dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Kusdi, 2009). Struktur organisasi menetapkan bagaimana pembagian tugas, siapa
melapor kepada siapa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi
yang akan diikuti (Gammahendra et al., 2014).

2.3.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dinamika suatu kelompok yaitu
suasana kelompok, komunikasi kelompok, partisipasi kelompok, standar yang
berlaku dalam kelompok, kontrol sosial, identitas kelompok, pembagian peran
besar kelompok, evaluasi dan harapan kelompok (Nneoyi et al., 2008). Dinamika
kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu yang mengikat kelompok
tersebut, namun tidak semua kelompok memiliki faktor yang sama hal ini
dikarenakan setiap kelompok memiliki karaktristik yang berbeda satu dengan
yang lainnya (Damanik, 2013). Tujuan kelompok adalah segala sesuatu yang akan

dicapai kelompok dan harus relevan dengan tujuan anggota serta diketahui oleh
semua anggota (Zulkarnain, 2013). Tujuan kelompok bertujuan untuk berkenalan

4

dan membentuk kelompok, komunikasi, diskusi, kerjasama, kepemimpinan dan
mengembangkan masyarakat (Amir, 2009). Interaksi kelompok akan semakin
lebih baik apabila anggota kelompok semakin berpartisipasi dalam kelompok
(Pratiwi et al., 2016). Pemimpin perlu memperhatikan dinamika kelompok agar ia
dapat membimbing dinamika Itu demi tercapainya tujuan organisasi. Memimpin
adalah menuntun dengan mempengaruhi tujuan dan arah ke mana kelompok akan
pergi (Jhonson, 2012).

2.4.

Norma, Nilai Kelompok dan Kohesivitas Kelompok

Norma kelompok merupakan pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan
perilaku atau perbuatan anggota kelompok. Norma kelompok merupakan norma
yang relatif tidak tetap. Artinya, norma kelompok dapat berubah sesuai dengan

keadaan yang dihadapi oleh kelompok, sesuai dengan perkembangan keadaan
yang dihadapi oleh kelompok, kemungkinan norma kelompok akan mengalami
perubahan sehingga norma kelompok yang dahulu berlaku kini sudah tidak
berlaku. Dalam kelompok resmi norma-norma tingkah laku ini biasanya sudah
tercantum dalam anggaran rumah tangga atau anggaran dasarnya. Bahkan normanorma tingkah laku anggota suatu negara telah tertulis dalam undang-undang atau
buku hukum pidana atau hukum-hukum lainnya (Walgito, 2007). Nilai kelompok
lahir dari kebutuhan kelompok akan seperangkat ukuran untuk mengendalikan
beragam kemauan anggota kelompok yang senantiasa berubah dalam berbagai
situasi. Suatu kelompok akan tahu mana yang baik dan mana atau buruk, benar
atau salah, dan boleh atau dilarang (Fitria, 2013).

5

Norma memiliki beberapa fungsi, yaitu mengatur tingkah laku anggota
kelompok sehingga dapat berfungsi secara efisien dalam mencapai tujuan,
mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya
di dalam kelompok, membedakan kelompok dengan kelompok lain, termasuk
anggota kelompok dengan non anggota, sehingga memudahkan terbentuknya
identitas kelompok (Sarwono dan Meinarno, 2009). Oganisasi formal, biasanya
norma yang diterapkan tertulis. Norma yang tertulis pada umumnya mencakup

hal-hal yang khusus, sehingga lebih tepat disebut sebagai peraturan. Dengan
adanya norma dan peraturan kelompok, maka konsekuensi individu akan
berperilaku sesuai dengan batas yang ditentukan. Lebih jauh lagi individu akan
berperilaku sesuai dengan tugas yang dibebankan padanya. Untuk itulah muncul
peran-peran tertentu di dalam suatu kelompok (Said, 2012). Kohesivitas
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kebersamaan dan komitmen suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Semakin
kohesif suatu kelompok, para anggota semakin mengarah ke tujuan, tingkat
kohesivitas akan memiliki pengaruh terhadap komitmen terhadap organisasi
tergantung dari seberapa jauh kesamaan tujuan kelompok dengan organisasi.
Interaksi yang intensif dalam suasana akrab pada kelompok tani, terjadilah proses
belajar yang meningkatkan pengetahuan dan pengalaman baru dan lingkungan di
sekitarnya sangat mendukung (budaya desa, pamong desa dan ketua kelompok)
hal ini meningkatkan interaksi yang kemudian meningkatkan keyakinan diri untuk
berhasil (Bandura, 2007).

6

2.5.


Fungsi Kelompok

Fungsi kelompok tani adalah sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan
Unit produksi (Maleba et al., 2015). Secara fungsional, setiap kelompok tani
memiliki fungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya sasaran
peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani serta kesejahteraan
masyarakatnya sendiri maupun kesejahteraan masyarakat luas pada umumnya
(terutama yang berkaitan dengan swasembada pangan dan peningkatan ekspor
untuk menghasilkan devisa), yaitu dalam bentuk terkendalinya kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk keberhasilan usahatani dilingkungan mereka (Dinar, 2015).
Fungsi dinamika kelompok adalah menjalin kerjasama yang saling membutuhkan,
mengurangi beban pekerjaan yang besar, meningkatkan masyarakat yang
demokratis (Zulkarnain, 2013). Individu tidak mungkin dapat hidup sendiri di
dalam masyarakat, individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi
kehidupannya, oleh karena itu perlu adanya pembagian kerja dalam masyarakat
yang besar agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik (Santosa, 2009).

2.6.

Fasilitas Kemampuan Berkelompok yang Dinamis


Fasilitasi dapat dilaksanakan dengan memberikan ruang diskusi atau
pertemuan untuk membahas dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi,
dengan mengadakan diskusi akan muncul ide-ide yang beragam dari beberapa
kepala yang nantinya akan dikerucutkan menjadi suatu hasil dan kesimpulan
(Wiliam dan Vries, 2008). Fasilitasi yang dilakukan guna untuk mengatasi
masalah utama yang ada pada tingkat petani seperti pengadaan modal dan

7

penunjang kegiatan pertanian, rendahnya penguasaan teknologi dan lemahnya
SDM, serta informasi pasar yang dibutuhkan petani. Tujuannya untuk
meningkatkan produksi, produktivitas dan pendapatan pelaku usaha serta
meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok (Basyid, 2008).
Pengembangan dan pembinaan kelompok berkaitan dengan apa yang harus
ada didalam kelompok seperti pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang terus
menerus dan teratur, ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai,
peningkatan partisipasi anggota kelompok, adanya jalinan komunikasi antar
anggota kelompok, timbulya norma-norma kelompok dan adanya proses
sosialisasi kelompok (Abu dan Purwanto, 2010). Fungsi dinamika kelompok yaitu

untuk

memudahkan

pekerjaan,

membentuk

kerjasama

yang

saling

menguntungkan serta menciptakan iklim yang demokratis dalam bermasyarakat
(Kamanto, 2012).

8

BAB III


METODOLOGI

Praktikum Dinamika Kelompok dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 4
November 2017 pukul 11.00 – 13.00 WIB di Kelompok Tani Tranggulasi, Desa
Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

3.1.

Materi

Materi yang digunakan pada Praktikum Dinamika Kelompok adalah
berupa data primer hasil wawancara mengenai kedinamisan kelompok

2

responden petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tranggulasi, Desa Batur,
Tranggulasi. Alat yang digunakan berupa kamera yang digunakan untuk
dokumentasi dan alat tulis untuk mencatat hasil wawancara.
3.2.

Metode

Metode praktikum yang dilakukan yaitu metode survey. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber. Data ini
akan menjadi data primer. Narasumber dibutuhkan untuk menjawab kuesioner
tentang tahap pertumbuhan kelompok, faktor-faktor yang mempengaruhi
dinamika kelompok, norma dan nilai kelompok, dan fasilitas kemampuan
berkelompok yang dinamis. Setelah mengumpulkan data, metode yang dilakukan
adalah menganalisis data tersebut.

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Berdasarkan hasil wawancara di Kelompok Tani Tranggulasi dapat
diketahui bahwa Kelompok Tani Tranggulasi merupakan salah satu kelompok tani
yang sudah menerapkan pertanian organik dan telah dirintis sejak tahun 2000.
Kelompok Tani Tranggulasi berada di Dusun Selo, Ngisor Desa Batur, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Awalnya, Kelompok Tani Tranggulasi belum
melaksanakan kegiatan pertanian organik, oleh karena meningkatknya permintaan
produk organik serta harga jual hasil pertanian organik yang tinggi, maka
beberapa petani berinisiatif beralih ke sistem pertanian organik. Kesamaan tujuan
tentang pertanian organik menjadikan anggota dan kelompok menjadi kuat,
terbukti dengan adanya sejumlah penghargaan pertanian organik dari pemerintah
daerah dan pemerintah pusat. Perkembangan semakin lama dan semakin intensif
mereka berinteraksi, semakin berkembang pula komponen-komponen yang ada di
dalamnya yang disebut model lima tahap pertumbuhan kelompok. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Johnson (2012) yang menyatakan bahwa kelompok mengalami
kehidupan fase demi fase maka terlihat sebagai proses yang unik, yang akan
dilalui oleh semua anggota dalam rangka menuju ke arah terbentuknya kelompok
yang kohesif dan berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dimulai dari
pembentukan (forming), keributan atau konflik (storming), penormaan (norming),
pelaksanaan (performing) dan pembubaran (adjourning). Hasil pertanian sayur

10

organik dari Kelompok Tani Tranggulasi ini telah menembus pasar lokal
(Carrefour dan SuperIndo) dan internasional (Malaysia dan Singapura). Kemauan
untuk mengikuti bapak Pitoyo beralih ke organik bukan tanpa persoalan, petani
harus dihadapkan pada kegagalan seperti yang dialami oleh bapak Pitoyo, strategi
yang diterapkan adalah bagaimana organik itu dapat tercapai namun tidak
membebani petani, strategi itu dengan mengurangi sedikit demi sedikit pupuk
kimia pada setiap periode penanaman. Faktor pendorong petani untuk bergabung
menjadi bagian Kelompok Tani Tranggulasi adalah permintaan pasar, harga tinggi
dan mudah dalam membudidayakan pertanian organik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sudjarwo (2011) yang menyatakan bahwa dinamika yang dilampaui
seseorang dalam rangka menjadi anggota dalam suatu kelompok merupakan hal
yang bersifat sangat individual yang artinya setiap orang akan memiliki cara yang
berbeda-beda.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui struktur organisasi
Kelompok Tani Tranggulasi sebagai berikut:

Ilustrasi 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi

11

Berdasarkan ilustrasi 1 diperoleh data struktur organisasi Kelompok Tani
Tranggulasi dari ketua kelompok I yaitu Pitoyo Ngatimin, ketua kelompok II yaitu
Harto Slamet. Peran ketua di Kelompok Tani Tranggulasi, yaitu memimpin
anggota,

sebagai

tempat

masuknya

informasi,

pengambil

keputusan,

mengorganisir anggota, menjadi ikon, penyusun rencana, mencari peluang dalam
memasarkan produk, dan sebagai penghubung. Sekretaris yaitu Abdul Wahab dan
Suparyono. Sekretaris bertugas melaksanakan administrasi kegiatan kelompok
tani meliputi membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara dan dokumendokumen yang lain. Bendahara yaitu Jumari dan Saefrudin. Bendahara bertugas
menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan kelompok tani, termasuk
penyaluran dan pengelolaan dana. Seksi produksi yaitu Supardi dan Suparman.
Seksi produksi bertugas menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
setiap anggota kelompok. Seksi

pemberdayaan yaitu Sri Jumiati dan Siti

Imronah. Seksi pemberdayaan bertugas sosialisasi melalui pertemuan kelompok
dan program pengolahan hasil pertanian. Seksi humas yaitu Wahyudi dan Rebo.
Seksi humas bertugas melaksanakan hubungan keluar dan kedalam sesuai dengan
garis kebijakan kelompok. Seksi

peternakan yaitu Supoyo dan Mujar. Seksi

peternakan bertugas melaksanakan usaha pengembangan peternakan. Seksi usaha
yaitu Jumarno dan Ngatemin. Seksi usaha bertugas menjalin kerjasama dengan
pihak luar kelompok untuk pengembangan usaha dan sebagai pasar lokal di
tingkat kelompok tani. Kelompok Tani Tranggulasi memiliki anggota sebanyak 32
orang. Struktur organisasi ini penting karena untuk mengetahui mekanisme
koordinasi dan pembagian tugas yang jelas untuk mencapai tujuan kelompok yang

12

telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusdi (2009) yang menyatakan
bahwa struktur organisasi merupakan suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam
organisasi dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Gammahendra et al. (2014) yang menyatakan
bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana pembagian tugas, siapa melapor
kepada siapa dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang
akan diikuti.

4.2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok

Berdasarkan hasil wawancara di Kelompok tani Tranggulasi dapat
diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi dinamika Kelompok Tani
Tranggulasi yaitu suasana kelompok, komunikasi kelompok, ketegangan
kelompok dan keefektifan kelompok yang sedang dijalankan. Komunikasi yang
terjalin di dalam kelompok menggunakan cara sosialisasi, sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi kepada setiap anggota mengenai semua informasi
yang masuk ke Tranggulasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nneoyi et al. (2008)
yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dinamika suatu
kelompok yaitu suasana kelompok, komunikasi kelompok, partisipasi kelompok,
standar yang berlaku dalam kelompok, kontrol sosial, identitas kelompok,
pembagian peran besar kelompok, evaluasi dan harapan kelompok. Suasana
Kelompok Tani Tranggulasi sangat kompak, sudah menganggap sesama petani
sebagai keluarga dan aktif dalam kelompok. Ketegangan yang pernah terjadi di
dalam Kelompok Tani Tranggulasi adalah ketika anggota memberikan masukan

13

tidak direspon oleh pengurus tetapi tidak mengganggu kekompakan kelompok.
Ketegangan yang terjadi dapat berdampak bagi kelompok atau anggota yang
terlibat konflik tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2010) yang
menyatakan bahwa konflik memiliki dampak positif dan negatif terhadap suatu
kelompok. Tujuan Kelompok Tani Tranggulasi yaitu untuk meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan petani dengan membudidayakan tanaman sayuran
organik. Hal ini sesuai dengan pendapat Zulkarnain (2013) yang menyatakan
bahwa tujuan kelompok adalah segala sesuatu yang akan dicapai kelompok dan
harus relevan dengan tujuan anggota serta diketahui oleh semua anggota. Interaksi
kelompok dalam Kelompok Tani Tranggulasi sudah berjalan dengan baik hal ini
ditandai dengan cara mereka dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
kelompok dan dalam berpartisipasi dalam kelompok dan pengambilan keputusan
dilakukan secara musyawarah. Keputusan diambil dari hasil yang terbaik dari
kesepakatan bersama, untuk menjadi pertimbangan keputusan ketua. Hal ini
sesuai dengan pendapat Pratiwi et al. (2016) yang menyatakan bahwa interaksi
kelompok akan semakin lebih baik apabila anggota kelompok semakin
berpartisipasi dalam kelompok. Kelompok Tani Tranggulasi dipimpin oleh
seorang ketua yang bernama Bapak Pitoyo. Peran beliau sebagai pemimpin dinilai
sudah bagus. Hal tersebut dapat dilihat dari cara beliau memimpin dan
mengarahkan anggota kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan
menerapkan pertemuan kelompok 1 bulan sekali yang diharapkan menguatkan
kekompakan kelompok tani. Hal ini sesuai dengan pendapat Jhonson (2012) yang
menyatakan bahwa memimpin adalah menuntun dengan mempengaruhi tujuan

14

dan arah ke mana kelompok akan pergi dengan cara merangkul kebersamaan
melalui pertemuan yang bersifat kekeluargaan.

4.3.

Norma, Nilai Kelompok dan Kohesivitas Kelompok

Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh hasil bahwa di dalam
kelompok tani terdapat norma kelompok yang telah disepakati bersama yang
berdasarkan musyawarah dalam wujud tertulis atau yang biasa disebut peraturam
kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2007) yang menyatakan
bahwa norma kelompok merupakan pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan
perilaku atau perbuatan anggota kelompok dan pedoman itu dibuat dalam bentuk
tertulis yang tercantum di dalam anggaran rumah tangga. Aturan tersebut
disepakati oleh semua anggota dan mengikat semua anggota. Hal ini sesuai
dengan pendapat Said (2012) yang menyatakan bahwa dengan adanya norma dan
peraturan kelompok, maka konsekuensi individu akan berperilaku sesuai dengan
batas yang ditentukan.
Kelompok Tani Tranggulasi menetapkan harga subsidi memberikan
manfaat bagi petani, petani dilindungi dari fluktuasi harga yang tidak menentu,
sehingga pendapatan petani menjadi pasti. Subsidi silang ini berdasarkan waktu.
Apabila minggu ini turun petani disubsidi, tapi jika minggu depan naik, maka
petani yang mengsubsidi. Hak dari anggota kelompok tani yaitu memperoleh hasil
dari jual sayuran, mendapat pembagian setiap akhir tahun, memperoleh pinjaman,
mendapat tunjangan dan dianggap sebagai keluarga dalam organisasi sehingga
anggota pun merasa memiliki Kelompok Tani Tranggulasi dengan hal ini dapat

15

menjadi cermin kohesivitas kelompok dimana kelompok yang kohesivitasnya
tinggi setiap anggota kelompok itu mempunyai komitmen yang tinggi untuk
mempertahankan kelompoknya. Hal ini sesuai pendapat Ivancevich et al., (2007)
yang menyatakan bahwa kohesivitas merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kebersamaan dan komitmen suatu kelompok
untuk mencapai tujuan. Semakin kohesif suatu kelompok, para anggota semakin
mengarah ke tujuan, tingkat kohesivitas akan memiliki pengaruh terhadap
komitmen terhadap organisasi tergantung dari seberapa jauh kesamaan tujuan
kelompok dengan organisasi. Hubungan interpersonal satu dengan yang lainnya
terasa sangat mendalam apa lagi ditunjang dengan faktor kebudayaan desa yang
masih kental terhadap toleransi dan gotong royong mencerminkan bagaimana
organisasi ini dijalankan, dengan keahlian sebagai petani sayuran yang ditunjang
oleh manajemen mumpuni menjadikan Kelompok Tani Tranggulasi sebagai
organisasi yang kompetitif. Interaksi yang intensif dalam suasana akrab pada
kelompok tani, terjadilah proses belajar yang meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (2007) yang
menyatakan bahwa interaksi yang intensif dalam suasana akrab pada kelompok
tani, terjadilah proses belajar yang meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
baru dan lingkungan di sekitarnya sangat mendukung (budaya desa, pamong desa
dan ketua kelompok) hal ini meningkatkan interaksi
meningkatkan keyakinan diri untuk berhasil.

yang kemudian

16

4. 4.

Fungsi kelompok

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/KPTS/OT.160/4/ 2007 tahun
2007 menyatakan bahwa kelompok tani memiliki beberapa fungsi seperti fungsi
sebagai kelas belajar, media kerja sama dan unit produksi. Kelompok Tani
Tranggulasi telah melaksanakan fungsi belajar tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
beberapa program yang telah dilaksanakan. Program yang telah dilaksanakan
adalah program pelatihan budidaya pertanian organik, pelatihan pembuatan pupuk
organik, pelatihan agen hayati dan pelatihan pemasaran yang ditujukan untuk
anggota dan umum. Melalui pelaksanaan program tersebut anggota Kelompok
Tani Tranggulasi terlebih dahulu belajar dan berlatih untuk mampu melaksanakan
budidaya pertanian organik, membuat pupuk organik, menjadi agen hayati dan
melaksanakan pemasaran yang selanjutnya hasil belajar mereka dapat dibagikan
untuk petani lain maupun umum. Hal tersebut sesuai pendapat Hakam (2014)
yang menyatakan bahwa kelompok tani berfungsi sebagai media belajar
diharapakan dapat saling tukar pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
Kelompok Tani Tranggulasi berfungsi sebagai unit produksi ditunjukkan dari
setiap anggota kelompok tani yang memproduksi komoditas sayuran dalam
jumlah tertentu setiap periodenya. Hasil produksi sayuran Kelompok Tani
Tranggulasi mampu memenuhi permintaan pasar setiap harinya. Hal tersebut
sesuai pendapat Waskita et al. (2014) yang menyatakan bahwa sebagai unit
produksi kelompok tani secara keseluruhan dipandang sebagai satu kesatuan
usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi tertentu yang
dilihat secara kuantitas, kualitas maupun kontinuitas usahatani.

17

Fungsi Kelompok Tani Tranggulasi sebagai media kerjasama ditunjukkan
pada kegiatan produksi dan

pemasaran. Kerjasama saat produksi dilakukan

dengan saling membantu antar anggota saat panen untuk meringankan beban
antara petani. Hasil produksi setiap anggota kelompok tani selanjutnya dibawa ke
tempat penanganan pasca panen untuk dilakukan pengemasan yang selanjutnya
akan dipasarkan. Kelompok Tranggulasi melaksanakan kegiatan tersebut secara
bersama-sama agar lebih efisien dalam penggunaan biaya. Hal tersebut sesuai
pendapat Wastika et al. (2014) yang menyatakan bahwa sebagai media kerjasama
usahatani kelompok tani dapat lebih efisien dan mampu menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan serta gangguan. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Santosa (2009) yang menyatakan bahwa individu tidak dapat bekerja sendiri
dalam sebuah masyarakat, oleh karena itu terdapat pembagian tugas dan
kerjasama antar anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam masyarakat.

4.5.

Fasilitas Kemampuan Berkelompok yang Dinamis

Ada beberapa fasilitas yang diberikan dari kelompok tani kepada anggota
yang

bertujuan

untuk

mempermudah

keberlangsungan

kegiatan

bertani

anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamanto (2012) yang menyatakan
bahwa fasilitas di dalam kelompok merupakan sarana pendukung dalam aktivitas
memudahkan pekerjaan, membentuk kerjasama yang saling menguntungkan,
menciptakan iklim yang demokratis dalam bermasyarakat. Fasilitas tersebut
meliputi penyediaan saluran air bersih dan pengairan sawah dengan biaya retribusi
Rp 5.000 perbulan per kepala keluarga, pinjaman tangki semprot pestisida,

18

pembelian saprodi seperti pupuk organik cair dan bibit tanaman yang ada di
kelompok tani, serta menjadi saluran penjualan hasil panen para anggota. Hal ini
sesuai dengan pendapat Basyid (2008) yang menyatakan bahwa fasilitasi yang
dilakukan guna untuk mengatasi masalah utama yang ada pada tingkat petani
seperti pengadaan modal dan penunjang kegiatan pertanian, rendahnya
penguasaan teknologi dan lemahnya SDM, serta informasi pasar yang dibutuhkan
petani.
Selain fasilitas benda yang disediakan diatas, terdapat fasilitas lain seperti
adanya pelatihan yang diagendakan dengan tujuan mengembangkan kemampuan
dalam bertani, juga ada fasilitas pertemuan rutin yang digunakan sebagai wadah
membahas masalah yang sedang dihadapi oleh anggota ataupun kelompok yang
bertujuan agar tercipta kedinamisan kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wiliam dan Vries (2008) yang menyatakan bahwa fasilitasi dapat dilaksanakan
dengan memberikan ruang diskusi atau pertemuan untuk membahas dan
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, dengan mengadakan diskusi akan
muncul ide-ide yang beragam dari beberapa kepala yang nantinya akan
dikerucutkan menjadi suatu hasil dan kesimpulan. Manfaat yang diperoleh dari
adanya fasilitas diatas adalah mempermudah anggota kelompok tani dalam hal
penyediaan

saprodi

mengembangkan

dan

dan

peralatan

membinaan

kegiatan

anggota

bertani,

kelompok

meningkatkan

tani,

membantu

menambahkan pengetahuan serta kemampuan petani dalam menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi kemudian akan berdampak pada peningkatan
produktivitas pertanian dan kesejahteraan anggota kelompok tani. Hal ini sesuai

19

dengan pendapat Abu dan Purwanto (2010) yang menyatakan bahwa
pengembangan dan pembinaan kelompok berkaitan dengan apa yang harus ada
didalam kelompok seperti pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang terus
menerus dan teratur, ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai,
peningkatan partisipasi anggota kelompok, adanya jalinan komunikasi antar
anggota kelompok, timbulya norma-norma kelompok dan adanya proses
sosialisasi kelompok

20

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kelompok Tani
Tranggulasi memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraan petani dengan membudidayakan tanaman sayuran organik yang
berwawasan lingkungan, mandiri benih dan mandiri teknologi pupuk. Kelompok
Tani Tranggulasi memiliki struktur organisasi yang jelas yaitu, ketua kelompok
yaitu Pitoyo, wakil koordinator yaitu Abdul Wahab anggota sebanyak 32 orang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok diantarnya suasana kelompok,
komunikasi kelompok, ketegangan kelompok dan keefektifan kelompok yang
sedang dijalankan. Kelompok Tani Tranggulasi memiliki peraturan atau norma
tertulis yang disepakati dan dipatuhi oleh semua anggota. Kelompok Tani
Tranggulasi menyediakan fasilitas untuk sarana produksi, penyediaan saluran air
bersih dan pengairan sawah dengan biaya retribusi Rp 5.000 perbulan per kepala
keluarga, pinjaman tangki semprot pestisida.

5.2.

Saran

Saran yang dapat diberikan kepada Kelompok Tani Tranggulasi yaitu tetap
menjaga kedinamisan dan hubungan harmonis terhadap sesama anggota untuk
menjaga kedinamisan kelompok. Tetap berusaha mencari informasi mengenai
teknologi agar dapat mencapai produksi yang optimal.

21

DAFTAR PUSTAKA

Abu, H. dan Purwanto. 2010. Dinamika Kelompok Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama, Bandung.
Amir, A. M. 2009. Penerapan Dinamika Kelompok. J. Academica 1 (1): 75-83
Bandura, A. 2007. Kohesivitas Kelompok sebagau Indikator Dasar Kekuatan
Koperasi. Universitas Gadjah Mada. (Skripsi)
Basyid, A. 2006.Pemberdayaan Masyarakat Pertanian Melalui Penguatan Modal
Usaha Kelompok Petani.Pros. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau
Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Puslitbang Peternakan,
Jakarta.
Damanik, I. P. N. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Kelompok
dan Hubungannya dengan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Desa
Pulokencana Kabupaten Serang. J. Penyuluhan 9 (1) : 31-40.
Dinar. 2015. Hubungan Pembinaan Penyuluh Pertanian Dengan Peningkatan
Kemampuan Kelompok Tani. J. Ilmu Pertanian dan Peternakan 3 (2) .
Fitria, N. 2013. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Falsafah Hidup
Masyarakat Lampung untuk Mengurangi Prasangka Sosial. J. Bimbingan
dan Konseling. 2 (2) : 71-78.
Forsyth, D.R. 2010. Group Dynamics 5th ed. Cengage Learning, USA.
Gammahendra, F., D. Hamid dan M. F. Riza. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi
terhadap Efektifitas Organisasi (Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Kediri. J. Administrasi Bisnis 7 (2): 84-90
Hakam, A. A. 2014. Peran tani terhadap usaha peningkatan pendapatan anggota
melalui program kemitraan usahatani (studi kasus kelompok tani sri mulyo
kecamatan sukun, kota malang). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang. (Skripsi Sarjana Ekonomi)
Ivancevich., M. John., R. Konopaske., T. M. Matteson.. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Erlangga, Jakarta.
Jhonson, D. W. 2012. Dinamika kelompok: teori dan keterampilan. Terjemahan
oleh Theresia SS. PT indeks, Jakarta.
Kamanto, S. 2012. Sosiologi Kelompok. UI Press, Jakarta.

22

Maleba E., V. V. Rantung, W. M. Wangke dan Y. P. I. Rori. 2015. Partisipasi
Anggota Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Desa Soatobaru
Kecamatan Galela Barat. J.ASE 11 (2A): 47 – 60.
Mangkunegara, A. R. 2009. Manajemen sumber daya manusia. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Nneoyi, I.O., M. N. Henry, A. M. Walter dan E. E. Ebingha. 2008. Group
Dinamyc and Technology Use among Female in Akpabuyo Local
Goverment Area Cross River State Nigeria. J. Agricultural 3 (1) : 292 – 298.
Nuryanti, S. dan D. K. S. Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan
Teknologi Pertanian. J. Agroekonomi. 29 (2): 115-128.
Said, I. 2012. Paradigma sosial dalam masyarakat. J. Berita Sosial. 1 (2): 35-38.
Santosa, S. 2009. Dinamika kelompok. Bumi Aksara, Jakarta.
Sarwono, L., dan Meinarno, B. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sudjarwo. 2011. Dinamika kelompok. CV Mandar maju, Bandung.
Sumardjo, B. 2010. Strukturalisme konflik pemahaman akan konflik pada
masyarakat industri menurut lewis coser dan ralf dahrendorf. J. Sosiologi.
24 (1): 55-67
Wagner, J. A. dan J. R Hollenbeck. 2010. Organizational Behavior: Securing
Advantage. Routledge, New York.
Walgito, B. 2007. Pengantar Psikologi Umum. C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Wastika, C. Y., S. S. Hariadi dan Subejo. 2014. Peran kelompok tani dalam
penerapan sri (sytem of rice intensification) di kecamatan kalikajar
kabupaten wonosobo. J. Agro Ekonomi. 24 (1) : 84-93.
William, D. dan Vries, D. 2008. Gender Bukan Tabu. Center for International
Forestry Research, Bogor.
Zulkarnain, W. 2013. Dinamika kelompok latihan kepemimpinan dan pendidikan.
Bumi Aksara, Jakarta.

23

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Dinamika Kelompok
A. Identitas Responden
Nama

: Ngatmin

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 50 tahun

Alamat

: Dusun Dusun Selo Ngisor, Desa Batur.

Pendidikan

: SD

Pekerjaan Utama

: Petani

Jumlah anggota keluarga : 6 orang
Pengalaman usahatani

1.

: 25

tahun

Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok tani (tanggal, jumlah, pendiri)
? (lupa, tanya pak pitoyo).

2.

Bagaimana struktur organisasi ? (lihat ke Balai Pertemuan)

3.

Apakah tujuan awal pembentukan kelompok tani ? (adanya kesamaan
tujuan di dalam masing-masing warga)

4.

Bagaimana tujuan tersebut akan dicapai ?

5.

Bagaimana proses rekruitmen anggota pada awal terbentuknya kelompok
tani? (warga harus mempunyai modal).

6.

Berapa jumlah anggota dalam kelompok tani? (32 KK)

24

Lampiran 1. Lanjutan

7.

Apakah semua anggota kelompok tani aktif? Apabila ada yang tidak aktif
langkah apa yang akan dilakukan? (tidak semua aktif, hal yang dilakukan
adalah dialog personal)

8.

Bagaimana mekanisme pemilihan pemimpin? (musyawarah)

9.

Berapa lama periode pemimpin? (1 periode kurang lebih 3 tahun)

10.

Bagaimana kualifikasi dalam pemilihan pemimpin? (orang yang guyub,
lebih sering berinteraksi anggota)

11.

Bagaimana peran pemimpin dalam kelompok? (baik dalam mengelola
kelompok, menyelesaikan masalah)

12.

Apakah pernah terjadi konflik sesama anggota atau konflik internal?
(pernah, pinjaman dari Bank Jateng banyak anggota tidak tepat waktu
dalam membayar)

13.

Bagaimana dampak dari permasalahan atau konflik tersebut? (penjualan
berkurang)

14.

Bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan? (musyawarah, masih
tahap mencari solusi terbaik)

15.

Apa peran pemimpin kelompok tani dalam penyelesaian masalah?
(mengajak dialog bersama)

16.

Apa saja program yang ada dalam kelompok tani? (tidak tahu)

17.

Apa saja tujuan dari setiap program yang dirancang? (tidak tahu)

25

Lampiran 1. Lanjutan

18.

Bagaimana proses penyusunan program? Apakah melibatkan seluruh
anggota dalam penyusunannya?(melibatkan).

19.

Apakah ada program yang gagal dilaksanakan? (tidak, karena dirembug
secara matang).

20.

Adakah kendala dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan program? (ada,
kesamaan pikiran)

21.

Apakah ada pelatihan atau penyuluhan untuk anggota kelompok tani?
(ada)

22.

Jika iya, apa saja pelatihan atau penyuluhan yang pernah dilaksanakan?
(pelatihan pertanian organik)

23.

Apa manfaat dari kegiatan pelatihan atau penyeluhan tersebut?
(keuntungan pribadi berupa uang dan pengetahuan, kesehatan terjamin
karena tanaman yang dibudidayakan organik)

24.

Apakah ada kegiatan atau pertemuan rutin antar anggota kelompok tani?
(ada, 1 bulan sekali tetapi kadang tidak lancar)

25.

Apa yang dibahas dalam pertemuan rutin tersebut? (kebaikan program
pertanian organik)

26.

Apa saja manfaat yang diterima anggota dalam pertemuan rutin tersebut?
(anggota menjadi lebih tau proses pertanian organik)

27.

Apa hak yang diterima selama menjadi anggota kelompok tani?
(memperoleh jaringan penjualan panen, memberi masukan kepada
pengurus)

26

Lampiran 1. Lanjutan

28.

Apa kewajiban yang harus dilakukan selama menjadi anggota kelompok
tani? (mematuhi peraturan yang ada)

29.

Apakah ada suatu peraturan dalam kelompok tani? (ada)

30.

Apakah peraturan tersebut tertulis? (iya)

31.

Bagaimana cara pembuatan peraturan? (musyawarah)

32.

Apakah peraturan tersebut selalu dijalankan atau ada yang diabaikan?
(selalu dijalankan)

33.

Apakah ada sanksi jika terjadi pelanggaran atas peraturan tersebut? (tidak
ada sanksi, paling hanya dikomunikasin saja)

34.

Bagaimana sanksi yang diterima?

35.

Bagaimana hubungan antar anggota kelompok? (baik)

36.

Bagaimana hubungan antar atasan-bawahan? (baik, ada juga yang
mengatakan tidak baik karena beda pandangan tiap anggota).

37.

Adakah kerja sama dengan kelompok tani lain? (tidak tahu)

38.

Berapa luas lahan yang dimiliki kelompok tani? (kalau pribadi saya sendiri
3500 m2, kalau keseluruhan kelompok saya tidak tahu)

39.

Adakah penyediaan fasilitas penunjang usahatani selama menjadi anggota
kelompok tani? (berupa pupuk power untuk penyubur 2 liter per orang).

40.

Apa peran kelompok tani dan keuntungan menjadi anggota kelompok tani
dalam usahatani yang dilakukan ? (mendapat ilmu dan pengalaman,
memahami pengaturan pola tanam agar harga tidak anjlok).

28

Lampiran 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tranggulasi

Ketua I (Pitoyo)
SSSS

Ketua II (Harto Slamet)

Bendahara

Sekretaris

1. Jumari
2. Saefrudin

1. Abdul Wahab
2. Suparyono

Seksi Produksi
1. Supardi
2. Suparman

Seksi Humas

Seksi Usaha

1.Wahyudi
2. Rebo

1. Jumarno
2. Ngatimin

Seksi Peternakan
1. Supoyo
2. Mujar

Seksi
Pemberdayaan
1. Sri Jumiati
2. Siti Imronah

29

Lampiran 3. Dokumenntasi