Sisa Struktur Bangunan Di Samudera Pasai

KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Latar Belakang
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan
kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M sebagai hasil
dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang
muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut
Aceh. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak.
Kehidupan Politik
Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa
pemerintahan raja-raja berikut ini:
Sultan Malik al Saleh
Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam
menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan
Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai dan menjadikan masyarakatnya sebagai
umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun 1297, jabatan beliau diteruskan oleh
putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya
yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.
Malik al Mahmud dan Malik al Mansur
Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur pernah
memindahkan ibu kota kerajaan ke LhokSeumawe dengan dibantu oleh kedua perdana
menterinya.

Sultan Ahmad Perumadal Perumal
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan Samudera Pasai
pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain, yakni Kesultanan
Delhi (India).
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Samudera Pasai dititik beratkan pada kegiatan perdagangan
dan pelayaran. Mereka yang datang dari berbagai Negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat
melakukan perdagangan dengan masyarakat setempat. Dikarenakan banyaknya pedagang
asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan
Malaka, ekonomi di Kerajaan Samudera Pasai menjadi lebih maju. Selain itu, karena letak
geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke
dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :
 Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
 Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan
 Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim keluar negeri

 Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia
Kehidupan Sosial Budaya
Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa dampak pada kehidupan sosial, masyarakat

Samudra Pasai menjadi makmur. Dan di samping itu juga kehidupan masyarakatnya diwarnai
dengan semangat kebersamaan dan hidup saling menghormati sesuai dengan syariat Islam.
Hubungan antara Sultan dengan rakyat terjalin baik.Sultan biasa melakukan musyawarah dan
bertukar pikiran dengan para
ulama, dan Sultan juga sangat hormat pada para
tamu yang datang, bahkan tidak jarang memberikan tanda mata kepada para tamu. Samudra
Pasai mengembangkan sikap keterbukaan dan kebersamaan. Salah satu bukti dari hasil
peninggalan budayanya, berupa batu nisan Sultan Malik al-Saleh dan jirat Putri Pasai.
Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Samudera Pasai
Raja-raja kerajaan Samudera Pasai memiliki iman yang kuat, lemah lembut, dan kasih sayang
kepada masyarakatnya.
Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai
Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik
ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhi
yang membahayakan kedudukannya, maka pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera
Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera
Pasai pindah ke pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh
ditaklukkan Aceh.
KERAJAAN ACEH
Latar Belakang

Pada akhir abad ke-12 M, emporium Sriwijaya mengalami kemerosotan yang
mengakibatkan kekuasaannya berpencar, ada yang berpusat di Piddie dan Samudra Pasai.
Abad berikutnya muncul pusat-pusat kekuasaan baru sepanjang pantai timur Sumatra seperti
kerajaan Aceh, Lamuri, Arkat, Rupat, Siak, Kampar Tongkal dan Indragiri. Pelabuhanpelabuhan dan kerajaan-kerajaan itu saling berkompetisi. Akhirnya factor ekonomi dan
politik yang menentukan. Pada abad ke-14dan 15 M, Malaka menjadi kota pelabuhan
terpenting di Asia tenggara. Letak kota pelabuhan Malaka memang sangat menguntungkan
bagi lalu lintas dagang. Namun, sejak Malaka direbut Portugis pada tahun 1511 M, Kerajaan
Samudra Pasai menjadi kaya dan makmur dengan banyak pedagang. Berdasarkan pernyataan
Tome Pires dalam Lombard disamping Pasai dan Piddie juga menyebut adanya kekuatan
muda yaitu “O Regno Dachei”.
Pada tahun 1511 M, Kerajaan Samudra Pasai ditaklukkan oleh Portugis yang telah
mendudukinya selama tiga tahun. Akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh ketika dianeksasi
oleh raja pertama Aceh, sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1524 M. Mulai saat itu,
Kerajaan Samudra Pasai berada dibawah kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh
Darussalam. Sebenarnya kerajaan Aceh merupakan lanjutan dari kerajaan Samudra Pasai
untuk membangkitkan dan meraih kembali kegemilangan kebudayaan Aceh yang pernah
dicapai sebelumnya. Kerajaan Aceh pada dasarnya telah berdiri pada akhir abad ke-14 M,

tetapi belum begitu muncul karena larut dalam hegemoni Malaka. Pada awal abad ke-18 M,
untuk beberapa waktu lamanya, Aceh muncul sebagai Negara yang paling kuat, makmur dan

beradap.
Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas dasar agama.
Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja yang pernah memerintah kerajaan Aceh
adalah Sultan Ali Mughayat Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar
Muda, Sultan Iskandar Thani.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh adalah dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Pada
masa kejayaannya, perekonomian berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah
pantai barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada. Sementara itu, Semenanjung
Malaka banyak menghasilkan lada dan timah. Hasil bumi dan alam menjadi bahan ekspor
yang penting bagi Aceh, sehingga perekonomian Aceh maju dengan pesat.
Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan Ibrahim
dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah makmur.
Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat. Pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah
yang ditaklukkan didatangkan lada dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas
lada dan emas.
Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan

kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki
lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa
daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status
dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini,
juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini
menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan
yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat
penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah
rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.
Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke
Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Orang Aceh mayoritas beragama
Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab
itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di
Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi
Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman alMustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel
tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat
berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya,
seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja

Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat Aceh.

Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Aceh
Raja kerajaan Aceh khususnya Sultan Iskandar Muda memiliki sikap kepahlawanan, cinta
tanah air, kerja keras, anti penjajahan, beriman, dan berani.
Kemunduran Kerajaan Aceh
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
KERAJAAN ISLAM DI RIAU
A. KERAJAAN SIAK
Latar Belakang
Siak merupakan kawasan yang berada antara Arcat dan Indragiri yang disebutnya sebagai
kawasan pelabuhan raja Minangkabau, kemudian menjadi vasal Malaka sebelum ditaklukan
oleh Portugal. Sejak jatuhnya Malaka ke tangan VOC, Kesultanan Johor telah mengklaim
Siak sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Hal ini berlangsung hingga kedatangan Raja
Kecil yang kemudian mendirikan Kesultanan Siak.

Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat
masyarakat di Bengkalis. Hal ini bertujuan untuk melepaskan Siak dari pengaruh Kesultanan
Johor. Sementara dalam Hikayat Siak, Raja Kecil disebut juga dengan sang pengelana
pewaris Sultan Johor yang kalah dalam perebutan kekuasaan. Berdasarkan korespondensi
Sultan Indermasyah Yang Dipertuan Pagaruyung dengan Gubernur Jenderal Belanda di
Melaka waktu itu, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil merupakan saudaranya yang diutus
untuk urusan dagang dengan pihak VOC. Kemudian Sultan Abdul Jalil dalam suratnya
tersendiri yang ditujukan kepada pihak Belanda, menyebut dirinya sebagai Raja Kecil dari
Pagaruyung, akan menuntut balas atas kematian Sultan Johor.
Kehidupan Politik
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
adalah yang mendirikan Kerajaan Siak yang berdaulat
Pada masa pemerintahan Sultan Said Ali, Ia berhasil mempersatukan kembali wilayahwilayah yang memisahkan diri.
Pada masa pemerintahan Tengku Ibrahim, Siak mengalami kemunduran dan semakin banyak
dipengaruhi politik penjajahan Hindia- Belanda.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim Siak mengalami kemajuan .

Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Siak Sri Indrapura sangat kaya dengan hasil alam yang melimpah.Menurut berita
Tome Pires, Kerajaan Siak menghasilkan padi, madu, kitin, rotan obat-obatan, timah dan

emas.Sayangnya pada awal mula munculnya, kerajaan ini dikuasai oleh malaka.Daerah ini

diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk oleh Raja Johor untuk memungut cukai hasil hutan
dan hasil laut.Pada tahun 1641, Belanda berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian,
Kerajaan Siak terikat politik ekonomi perdagangan VOC. Semua timah yang dihasilkan Siak
harus dijual ke VOC. • Namun pada masa pemerintahan Raja Kecik, rakyat Siak hidup
makmur karena tidak harus menyerahkan hasil alamnya kepada Malaka maupun VOC.
Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan
terutama dibidang ekonomi. Sultan Syarif Hasyim mulai menjalin hubungan dengan luar
negri.
Kehidupan Sosial Budaya
Siak Sri Inderapura sampai sekarang tetap diabadikan sebagai nama ibu kota dari Kabupaten
Siak, dan Balai Kerapatan Tinggi yang dibangun tahun 1886 serta Istana Siak Sri Inderapura
yang dibangun pada tahun 1889, masih tegak berdiri sebagai simbol kejayaan masa silam,
termasuk Tari Zapin Melayu dan Tari Olang-olang yang pernah mendapat kehormatan
menjadi pertunjukan utama untuk ditampilkan pada setiap perayaan di Kesultanan Siak Sri
Inderapura.Begitu juga nama Siak masih melekat merujuk kepada nama sebuah sungai di
Provinsi Riau sekarang, yaitu Sungai Siak yang bermuara pada kawasan timur pulau
Sumatera.
Kemunduran Kerajaan Siak

Pada masa Dinasti Sayid Belanda menyerang Siak untuk kedua kalinya, tahun 1751. Pada
tahun 1784, yang memegang kekuasaan adalah Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin. Pada
masa inilah, Siak mencapai kejayaannya. Hampir semua daerah Sumatera bagian timur dapat
dikuasai. Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin memerintah hingga tahun 1811. Sepeninggalnya
Jalil Saefuddin, Siak mengalami kemunduran karena para penerusnya kesulitan dalam
menghadapi Belanda.
Pada tahun 1858, akhirnya terjadi kesepakatan antara Siak dan Belanda. Kedua pihak
menandatangani Traktat Siak. Isi dari traktat ini adalah: otonomi Kerajaan Siak tetap diakui
Belanda namun beberapa daerah milik Siak harus diserahkan kepada Belanda. Keduabelas
kekuasaan Siak itu antara lain: Kota Pinang, Pagarawan, Batu Bara, Badagai, Kualiluh, Panai,
Bilah, Asahan, Serdang, Langkat, Temiang, serta Deli. Akibat dari Traktat Siak inilah Siak
mengalami kemunduran yang drastis.
B. KERAJAAN KAMPAR
kesultanan Kuntu Kampar terletak di Minangkabau Timur, daerah hulu dari aliran Kampar
Kiri dan Kanan. Kesultanan Kuntu atau juga disebut dengan Kuntu Darussalam di masa lalu
adalah daerah yang kaya penghasil lada dan menjadi rebutan Kerajaan lain, hingga akhirnya
Kesultanan Kuntu dikuasai oleh Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit. Kini wilayah
Kesultanan Kuntu hanya menjadi sebuah cerita tanpa meninggalkan sedikitpun sisa masa
kejayaan, Kesultanan Kuntu kini berada di wilayah Kecamatan Kampar Kiri (Lipat Kain)
Kabupaten kampar.

Kampar menghasilkan barang dagangan seperti emas, lilin, madu, biji-bijian, dan kayu
gaharu.

C. KERAJAAN INDRAGIRI
Latar Belakang
berdiri tahun 1298 oleh Raja Kecik Mambang atau Raja Merlang • Kerajaan ini tumbuh
menjadi kerajaan bercorak islam pada abad ke 15. Menurut Berita Tome Pires, Kerajaan Siak
menghasilkan padi, madu, timah, dan emas. Pada awalnya, kerajaan Siak merupakan kerajaan
bawahan Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
Kehidupan Politik
sebagai suatu kerajaan, keritang memiliki beberapa orang raja yang memerintah selama lebih
kurang 213 tahun (1298-1508). Raja-raja tersebut adalah raja kecik mambang di sebut juga
gelar raja merlang I (1298-1337), raja iskandar atau nara singa (1337-1400), raja merlang II
(1400-1437) dan raja nara singa. Pada masa pemerintahaan raja merlang II, kerajaan keritang
menjadi daerah jajahan melaka. Sebagai hadiah perkawinan puteri majapahit dengan sultan
mansyursahdan melaka. Kerajaan keritang dalam di bawah kekuasaan melaka .
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Indragiri terpusat pada perdagangan dan perkebunannya.
Indragiri menghasilkan barang dagangan seperti lilin, madu, biji-bijian, kayu gaharu, serta
emas yang dibeli dari perdagangan minangkabau.

Kehidupan Sosial Budaya
kehidupan sosialnya, masyarakat telah mengenal peraturan (seperti undang") yang diabuat
oleh sultan. Kehidupan budayanya yaitu Peradilan Adat Kesultanan Indragiri yang
mengurusi hukum pidana maupun perdata. Peradilan Adat Kesultanan Indragiri meliputi dua
mahkamah.
Kemunduran Kerajaan Indragiri
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmudsyah, setelah berhasil membebaskan diri dari
belanda dia ber ucap “Kerajaan Indragiri sudah berakhir dan kini sudah pemerintahan
Indonesia, jadi apa-apa yang tuan-tuan perbuat saya sangat mendukung" dan berakhirlah
kerajaan indragiri.
Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Islam di Riau
Raja kerajaan di Riau memiliki watak yang tangguh, tekun, bijaksana, dan sikap
kepahlawanan.

KERAJAAN ISLAM DI JAMBI
A. KERAJAAN JAMBI
Latar Belakang

Kesultanan Jambi adalah kerajaan Islam yang berkedudukan di provinsi Jambi sekarang.
Kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan kerajaan-kerajaanMinangkabau
seperti Siguntur dan Lima Kota di utara. Wilayah Jambi dulunya merupakan wilayah
Kerajaan Malayu, dan kemudian menjadi bagian dari Sriwijaya. Pada akhir abad ke-14 Jambi
merupakan vassal Majapahit dan pengaruh Jawa masih terus mewarnai kesultanan Jambi
selama abad ke-17 dan ke-18.
Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah itu. Pada 1616
Jambi merupakan pelabuhan terkaya kedua di Sumatera setelah Aceh,dan pada 1670 kerajaan
ini sebanding dengan tetangga-tetangganya seperti Johor dan Palembang.
Kehidupan Politik
Kesultanan Jambi dipimpin oleh raja yang bergelar sultan. Raja ini dipilih dari perwakilan
empat keluarga bangsawan (suku): suku Kraton, Kedipan, Perban dan Raja Empat Puluh.
Selain memilih raja keempat suku tersebut juga memilih pangeran ratu, yang mengendalikan
jalan pemerintahan sehari-hari. Dalam menjalankan pemerintahan pangeran ratu dibantu oleh
para menteri dan dewan penasihat yang anggotanya berasal dari keluarga bangsawan. Sultan
berfungsi sebagai pemersatu dan mewakili negara bagi dunia luar.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Jambi adalah dalam pertanian dan melakukan perdagangan,
terutama perdagangan lada.
Kehidupan Sosial-Budaya
Kehidupan sosial Kerajaan Jambi dapat dilihat dari hubungan perdagangan mereka yang
dimulai dari perdagangan internasional sampai dengan perdagangan modern. Kehidupan
budayanya berupa seni ukir, seni tari, dan seni kriya.
Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Jambi
Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Kahar, kesultanan Jambi berkembang pesat. Hal yang
dapat diteladani dari raja tersebut adalah kebijaksanaan, keimanan, dan tanggungjawab.

Kemunduran
Kejayaan Jambi tidak berumur panjang. Tahun 1680-an Jambi kehilangan kedudukan sebagai
pelabuhan lada utama, setelah perang dengan Johor dan konflik internal. Tahun 1903
Pangeran Ratu Martaningrat, keturunan Sultan Thaha, sultan yang terakhir, menyerah
Belanda. Jambi digabungkan dengan keresidenan Palembang. Tahun 1906 kesultanan Jambi
resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA SELATAN
A. KERAJAAN PALEMBANG
Latar Belakang
Sejarah mengenai Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-17, dapat dimulai pada
pertengahan abad ke-15 pada masa hidupnya seorang tokoh bernama Ario Dillah atau Ario

Damar. Beliau adalah seorang putera dari raja Majapahit terakhir, yang dikirim Prabu
Brawijaya V untuk menjadi yang dipertuan Palembang, mewakili Kerajaan Majapahit
bergelar Ario Damar yang berkuasa antara tahun 1455-1486 M di Palembang Lamo yang
sekarang ini letaknya di kawasan I ilir. Pada saat kedatangan Ario Damar, penduduk dan
rakyat Palembang sudah banyak memeluk agama Islam dan Adipati Ario Dillah pun
kemudian memeluk agama Islam konon namanya berubah menjadi Ario Abdillah atau Ario
Dillah.
Setelah Ario Dillah wafat (makamnya di sebelah barat taman makam pahlawan, palembang
tepatnya sekarang berada di jalan Ariodillah). Pada tahun 1528 M Kerajaan Demak mengirim
anak Pati Unus yaitu Pangeran Sido Ing Lautan sebagai wakil kesultanan Demak, untuk
menggantikan Ariodillah. Setelah Pangeran Sido Ing Lautan wafat, ia kemudian diganti oleh
anaknya bernama Kiai Gede Ing Sura Tua yang datang dari Demak. Palembang wakut itu
masih dibawah pengaruh Kesultanan Demak.
Awal Palembang merdeka dan berdaulat masa Kesultanan Ki Mas Hindi (Endi) karena
memproklamasikan putusnya huubngan dengan Mataram pada 1659 M. Islam di Palembang
baru berkembang secara medalam pada masa pemerintahan Kyai Mas Endi yang juga dikenal
dengan Pangeran Ario Kusuma Abdurrahim.
Kesultanan Palembang Darussalam secara resmi diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas
Hindi Sri Susuhunan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Imam (lebih
dikenal Kimas Hindi/Kimas Cinde) sebagai penguasa yang pertama kali menggunakan gelar
Sultan/Sultan pertama (1643-1651 M) / abad 16.Corak pemerintahannya dirubah condong ke
arah Melayu dan lebih disesuaikan dengan ajaran Islam.

Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kesultanan Palembang, sesuai dengan letaknya, sangat dipengaruhi oleh
perdagangan luar dan dalam negeri.Perdagangan diadakan dengan pulau Jawa, Riau, Malaka,
negri Siam dan negri Cina.Disamping itu, datang pula dari pulau-pulau lainnya perahuperahu yang membawa dan mengambil barang dagangan.Komoditi yang terpenting adalah
hasil pertambangan timah.
Kesultanan Palembang berada kawasan yang strategis dalam melakukan hubungan dagang
terutama hasil rempah-rempah dengan pihak luar. Kesultanan Palembang juga berkuasa atas
wilayah kepulauan Bangka Belitung yang memiliki tambang timah dan telah
diperdagangankan sejak abad ke-18.
Kehidupan Politik
Politik yang dijalankan di kesultanan selama berdirinya +/- 50 tahun, membuktikan telah
berhasilnya menciptakan pemerintahan vang stabil, dimana ketentraman dan keamanan
penduduk dan perdagangan terpelihara dengan baik. Demikian juga hubungan dengan
negara-negara tetangga umumnya terjalin dengan baik, hanya ada satu kali perang saja
sewaktu pra-kesultanan pada tahun 1596 dengan Banten yang berlatar belakang pertikaian
ekonomi untuk memperebutkan pangkalan perdagangan di selat Malaka.
Kehidupan Sosial Budaya

Struktur penduduk dalam pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam terbagi ke dalam
dua golongan, yaitu:
1.

Priyayi. Golongan ini merupakan turunan raja-raja (sultan-sultan) atau kaum ningrat.
Kedudukan ini biasanya diperoleh atas dasar keturunan atau atas perkenan dari sultan
sendiri.
2.
Rakyat. Golongan ini terbagi dalam dua kelompok. Pertama, kelompok “miji” atau di
daerah pedalaman disebut dengan istilah “mata-gawe”, yang mencakup seperti petani dan
sebagainya. Kelompok ini biasanya menggalang orang-orang yang mau berperang
bersama sultan atau melakukan pekerjaan tangan dan karya-karya seni.
Setiap miji mempunyai sejumlah “alingan” (keluarga), yang tugasnya adalah membantu
pekerjaan miji. Kedua, kelompok “senan”, yaitu golongan rakyat yang lebih rendah
dari miji, namun memiliki keistimewaan tersendiri. Maksudnya, kelompok ini tidak boleh
dipekerjakan oleh siapapun kecuali hanya untuk sultan, misalnya membuat atau
memperbaiki perahu-perahu dan rumah-rumah sultan atau mendayung perahu untuknya.
Hal yang Dapat Diteladani dari Raja Kerajaan Palembang
Sultan Mahmud Badaruddin mempunyai kepribadian yang kuat, berbakat serta terampil
dalam diplomasi atau strategi perang. Juga perhatian luas dalam berbagai bidang diantaranya
pada bidang sastra.
Kemunduran
Awal runtuhnya Kesultanan adalah pada saat terjadinya konflik memperebutkan pulau
Bangka yang menjadi incaran Bangsa Eropa (Belanda dan Inggris). Namun Sultan tak
membiarkan hal itu terjadi hingga terjadi perang dan menyebabkan Sultan Mahmud
Badaruddin II kalah dan Palembang jatuh ke tangan Belanda dan Sultan Mahmud Badaruddin
II diasingkan ke Ternate.

KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA BARAT
A. KERAJAAN PAGARUYUNG
Latar Belakang
Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan
pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan
penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap
Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas
menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman,
menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya
menjadi Tuhan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.
Kehidupan Politik
Situasi politik di kerajaan Pagaruyung dapat dikatakan stabil karena tidak terjadi konflik yang
berarti. Hal ini dapat dilihat dari perpindahan kekuasaan. Namun, ada beberapa hal yang tidak
diketahui karena minimnya informasi tentang kehidupan politik kerajaan ini.

Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang paling sering dilakukan adalah berdagang.
Kehidupan Sosial-Budaya
Kesenian yang dihasilkan oleh Kerajaan ini adalah Tambo Minangkabau.Tambo
Minangkabau adalah karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah legenda-legenda yang
berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan tradisi dan alam Minangkabau.Tambo
Minangkabau ditulis dalam bahasa Melayu yang berbentuk prosa.Tambo berasal dari bahasa
Sanskerta, tambay yang artinya bermula.
Gambaran kehidupan sosial di Kerajaan Pagaruyung salah satunya ditunjukkan dalam sebuah
prasasti yang bernama Prasasti Bandar Bapahat. Prasasti ini dipahat pada sebuah batu karang
di Bandar Bapahat dekat Saruaso (Pitono Hardjowardojo, 1966:21). Di dalam prasasti
tersebut terdapat beberapa tulisan, yaitu Aksara Sumatera-Kuno yang mirip dengan Aksara
Jawa-Kuno dan tulisan Granta yang lazim digunakan oleh orang-orang Tamil di India Selatan
(M.D. Mansoer et.al., 1970:62).Menurut Prof. N.J. Krom dalam buku Sedjarah Minangkabau
(1970), penduduk Kerajaan Pagaruyung saat itu juga terdiri atas para pendatang dari India
Selatan. Kemungkinan para pendatang dari India Selatan tersebut menetap di daerah
kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang jauh masuk ke pedalaman karena ketertarikan mereka
akan lada sebagai komoditi perdagangan.
Kemunduran
Kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat-saat menjelang perang Padri,
meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam
pengaruh Aceh, sedangkan Inderapura di pesisir selatan praktis menjadi kerajaan merdeka
meskipun resmi nya masih tunduk pada raja Pagaruyung.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162