BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar I

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kemijen 03 Semester I Tahun
Pelajaran 2016/2017. Secara rinci SD Negeri Kemijen 03 terletak di Jalan Cilosari
Barat RT. 03 / RW. 8 Semarang. SD ini berdiri di Desa Kemijen dengan
luas 2.750 m2 dan luas bangunan 856 m2. Terdiri dari 6 ruang kelas 1 sampai 6,
1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan,
1 mushola, 4 WC dan 1 lapangan voly. Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang
SD Negeri Kemijen 03 terakreditas A.
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas 4, yang terdiri dari kelas
4 A sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas 4 B sebagai kontrol
berjumlah 30 siswa. Rincian subjek penelitian disajikan dalam tabel 4.1. sebagai
berikut :
Tabel 4.1.
Data Siswa Kelas 4 A dan Kelas 4 B SD Negeri Kemijen 03
Tahun Pelajaran 2016/2017
Jenis Kelamin
Kelas


Laki-Laki

Perempuan

Jumlah
Siswa

Kelompok

IV A

Eksperimen

18

12

30

IV B


Kontrol

11

19

30

JUMLAH

60

Dari tabel 4.1.terlihat bahwa subjek penelitian di 2 kelas terdapat
persamaan jumlah siswa. Pada kelompok eksperimen jumlah 30 siswa terdiri atas
18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Sedangkan pada kelompok kontrol
jumlah 30 siswa terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Kondisi
sosial ekonomi yang dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua serta diambil
dari data dokumentasi yang terdapat dalam buku daftar kelas. Latar belakang


42

43

sosial dari kedua kelas mayoritas sama yaitu dari keluarga swasta dari kalangan
ekonomi menengah kebawah semua.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan rencana penelitian diawali dengan validasi treatment.
Validasi ini dilakukan agar guru sesuai pelaksana treatment memiliki kemampuan
untuk melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Tipe
Team Games Tournament (TGT). Dalam tahap validasi treatment, guru diberi
kesempatan melakukan latihan treatment pada kompetensi dasar mendeskripsikan
daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupukupu dan kucing. Validasi treatment dilakukan untuk menjamin proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru pada kelas eksperimen dan
kontrol dapat berjalan sesuai syntak. Pada saat guru latihan treatment semua
langkah-langkah pembelajaran berjalan dengan lancar sesuai dengan syntak yang
ada bagus disajikan hasil obervasi. Tapi masih terlihat guru kurang melakukan
refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, lebih didominasi oleh guru.
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Kemijen 03 Tahun Pelajaran
2016/2017 dilakukan 4 kali pertemuan dimulai dari tanggal 1 Agustus sampai

dengan 9 Agustus 2016. Pertemuan hari pertama diawali dengan memberikan tes
pada siswa kelas 4 A dan kelas 4 B yang digunakan untuk uji kesetaraan dua
kelompok. Pada hari kedua dilakukan proses pembelajaran pertemuan pertama
kelas 4 A sebagai kelas kontrol dan mengajar kelas 4 B sebagai kelas eksperimen
dengan materi daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar. Pelaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) berjalan sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol pun berjalan
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT). Selanjutnya untuk hari ketiga
dilaksanakan pertemuan kedua di kelas 4 A sebagai kelas kontrol kelas 4 B
sebagai kelas eksperimen untuk melanjutkan materi pembelajaran. Pertemuan hari
keempat melanjutkan materi pada pertemuan ketiga di kelas 4 A sebagai kelas

44

kontrol dan kelas 4 B sebagai kelas eksperimen dan post-test. Lebih jelaskan
kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian terdapat pada tabel 4.2. berikut :
Tabel 4.2.
Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Di SD Negeri Kemijen 03 Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017

No
1.

2.

Hari/Tanggal

Uraian Kegiatan

Senin /
1 Agustus 2016

ƒ Perkenalan dengan siswa

Selasa /
2 Agustus 2016

ƒ Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol

ƒ Memberikan pretest kepada kelas kontrol


tentang daur hidup hewan.
ƒ Memberikan posttest kepada kelas eksperimen

3.

4.

Senin /
8 Agustus 2016

ƒ Perkenalan dengan siswa

Selasa /
9 Agustus 2016

ƒ Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen

ƒ Memberikan pretest kepada kelas eksperimen.


tentang daur hidup hewan.
ƒ Memberikan posttest kepada kelas eksperimen

4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Hasil Penelitian Pada Penerapan Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran TGT Sebagai Kelompok Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di
kelas IV SD Negeri Kemijen 03 dengan dua kali pertemuan, masing-masing
pertemuan selama 70 menit (2 x 35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 8 Agustus 2016 dan Selasa tanggal 9 Agustus 2016.
1. Pertemuan pertama
a. Pra Pembelajaran
Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan
peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga,
buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar.

45

Materi


pembelajaran pada

pertemuan

pertama

ini

adalah

memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dengan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu :
1) Menjelaskan daur hidup hewan (kecoa) secara sederhana dengan
benar.
2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa tidak semua hewan
berubah bentuk dengan cara yang sama.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan pengantar mengenai materi perkembangan

teknologi dengan menggunakan bantuan LCD kemudian guru juga
menggunakan bantuan gambar tentang daur hidup hewan (kecoa), Siswa
melakukan tanya jawab dengan guru tentang daur hidup hewan secara
sederhana, Siswa menyimak penjelasan guru tentang daur hidup hewan
secara sederhana.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang
sudah di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang belum memahami materi daur hidup hewan secara
sederhana. Kemudian, guru mengakhiri pelajaran.
2. Pertemuan Kedua
a. Pra Pembelajaran
Pada saat memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan
do’a bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah
dipelajari sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan pembelajaran dengan
model TGT, siswa dapat menjawab tentang daur hidup beberapa hewan di


46

lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing
dengan benar.
b. Kegiatan Inti
Pada saat guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas.
Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis
tiap komponen dari keseluruhan materi pelajaran, kemudian siswa
mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.
Setiap tim mendapatkan dua lembar kegiatan dan lembar jawaban.
Sebelum melaksanakan turnamen, guru mempersiapkan lembar pembagian
meja turnamen yang sudah diisi, lembar permainan, lembar jawaban,
lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen, dan kartu bernomor.
Kemudian guru mengumumkan penempatan meja turnamen serta
mengatur penyusunannya. Guru meminta salah satu siswa untuk
membagikan lembar permainan, lembar jawaban, kotak kartu nomor, dan
skor permainan pada tiap meja.
Sesudah itu, memulai turnamen para siswa dalam setiap meja
turnamen menarik kartu bernomor untuk menentukan pembaca yang

pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi. Pembaca mengocok
kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas, kemudian
membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu
yang diambil. Setelah pembaca memberikan jawaban, penantang I
mempunyai pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang
berbeda atau melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia
mempunyai jawaban yang berbeda dengan pembaca dan penantang I,
maka penantang II atau penantang terakhir boleh menantang atau memilih
untuk melewatinya.
Pada saat turnamen selesai, guru menentukan skor tim dengan
menjumlahkan poin yang telah mereka peroleh dalam pelaksanaan
turnamen. Guru mempersiapkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain
untuk diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria tertentu. Untuk

47

penghargaan tim, ada tiga tingkatan penghargaan yang didasarkan pada
skor rata-rata tim.
c. Kegiatan Akhir
Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest yang terdiri dari
27 soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40 menit. Setelah
siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest, tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian
ini. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
4.3.2. Hasil Penelitian Pada Penerapan Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran TGT Sebagai Kelompok Eksperimen
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di
kelas IV SD Negeri Kemijen 03 Semarang dengan dua kali pertemuan, masingmasing pertemuan selama 70 menit (2 x 35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2016 dan Selasa 9 Agustus 2016.
1. Pertemuan pertama
a. Pra Pembelajaran
Pada saat kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan
peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga,
buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar.
Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah daur
hidup beragam jenis makhluk hidup dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada
tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu :
1) Menjelaskan daur hidup hewan (kecoa) secara sederhana dengan
benar.
2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa tidak semua hewan
berubah bentuk dengan cara yang sama.

48

b. Kegiatan Inti
Guru memberikan pengantar mengenai materi perkembangan
teknologi dengan menggunakan bantuan LCD kemudian guru juga
menggunakan bantuan gambar tentang daur hidup beragam jenis makhluk
hidup, Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang daur hidup
beragam jenis makhluk hidup, Siswa menyimak penjelasan guru tentang
daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa,
nyamuk, kupu-kupu dan kucing.
c. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang
sudah di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang belum memahami materi daur hidup beragam jenis
makhluk hidup. Kemudian, guru mengakhiri pelajaran.
2. Pertemuan kedua
a. Pra pembelajaran
Pada saat memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa
bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami

materi

sebelumnya.

Kemudian

menyampaikan

tujuan

pembelajaran, pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan pembelajaran dengan model TGT,
siswa dapat menjawab tentang daur hidup beberapa hewan di lingkungan
sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu dan kucing dengan benar.
b. Kegiatan Inti
Sesudah itu, guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas.
Presentasi mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis
tiap komponen dari keseluruhan materi pelajaran, kemudian siswa
mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.
Setiap tim mendapatkan dua lembar kegiatan dan lembar jawaban.
Sebelum melaksanakan turnamen, guru mempersiapkan lembar pembagian

49

meja turnamen yang sudah diisi, lembar permainan, lembar jawaban,
lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen, dan kartu bernomor.
Kemudian guru mengumumkan penempatan meja turnamen serta
mengatur penyusunannya. Guru meminta salah satu siswa untuk
membagikan lembar permainan, lembar jawaban, kotak kartu nomor, dan
skor permainan pada tiap meja.
Pada saat memulai turnamen, para siswa dalam setiap meja
turnamen menarik kartu bernomor untuk menentukan pembaca yang
pertama, yaitu siswa yang mendapat nomor tertinggi. Pembaca mengocok
kartu bernomor dan mengambil kartu yang paling atas, kemudian
membaca dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor pada kartu
yang diambil. Setelah pembaca memberikan jawaban, penantang I
mempunyai pilihan untuk menantang dan memberikan jawaban yang
berbeda atau melewatinya. Begitu pula dengan penantang II, jika ia
mempunyai jawaban yang berbeda dengan pembaca dan penantang I,
maka penantang II atau penantang terakhir boleh menantang atau memilih
untuk melewatinya.
Pada saat turnamen selesai, guru menentukan skor tim dengan
menjumlahkan poin yang telah mereka peroleh dalam pelaksanaan
turnamen. Guru mempersiapkan sertifikat atau bentuk penghargaan lain
untuk diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria tertentu. Untuk
penghargaan tim, ada tiga tingkatan penghargaan yang didasarkan pada
skor rata-rata tim.
c. Kegiatan Akhir
Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest yang terdiri dari
27 soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40 menit. Setelah
siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest, tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian
ini. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

50

4.4. Hasil Analisis Deskriptif Data
4.4.1. Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelas Eksperimen
Pengolahan data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori, dan
interval untuk membuat tabel distribusi frekuensi. Nilai hasil belajar dari hasil
posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih
berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh
gambaran yang baik dan lebih mudah dibaca mengenai data tersebut.
Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA
dari hasil nilai posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran TGT di SD Negeri Kemijen 03. Untuk mempermudah membuat
tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA. Dalam menyusun distribusi
frekuensi, digunakan langkah-langkah berdasarkan pada Sugiyono (2012: 36) sebagai
berikut :

1. Range (R)

= (nilai maksimal – nilai minimal) + 1
= (93 – 63) + 1
= 30 + 1
= 31

2. Menghitung jumlah kelas (K)

= 1 + 3,3 . log n
= 1 + 3,3 . log 27
= 1 + 3,3 . 1,431
= 1 + 4,7223
= 5,7 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

3. Interval (I)

=

Range
Banyaknya Kelas

=

31
5

= 6,2 (dibulatkan menjadi 7)
Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang
interval 7, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat
pada Tabel 4.3. berikut ini :

51

Tabel 4.3.
Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen
Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017

No

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase (%)

1

Sangat Baik

91 – 97

2

6,67

2

Baik

84 – 90

11

36,66

3

Cukup

77 – 83

9

30,00

4

Hampir Cukup

70 – 76

5

16,67

5

Kurang

63 – 69

3

10,00

30

100

Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa hasil belajar posttest
pada siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang, siswa yang berada pada
kategori sangat baik adalah 2 anak pada interval 91 – 97 dengan persentase
6,67 %. Siswa yang berada pada kategori baik adalah 11 anak pada interval
84 – 90 dengan persentase 36,66 %. Siswa yang berada pada kategori cukup
adalah 9 anak pada interval 77 – 83 dengan persentase 30 %. Siswa yang berada
pada kategori hampir cukup adalah 5 anak pada interval 70 – 76 dengan
persentase 16,67 %. Siswa yang berada pada kategori kurang adalah 3 anak pada
interval 63 – 69 dengan persentase 10 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar posttest kelas 4 SD Negeri Kemijen 03,
sebagian berada pada kategori baik.

52

Gambar 4.1.
Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok
Eksperimen SD Negeri Kemijen 03 Tahun Ajaran 2016/2017

12
10
8
6
4
2
0
63 - 69

70 - 76

77 - 83

84 - 90

91 - 97

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas
melalui gambar 4.4 diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil
posttest kelompok eksperimen.
4.4.2. Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelas Kontrol

Tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA yang selanjutnya adalah hasil
dari nilai posttest pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional di SD Negeri Kemijen 03. Untuk mempermudah membuat tabel
destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA. Pertama menghitung banyaknya kelas
(K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang interval
kelasnya (I) dengan rumus (Sugiyono, 2012: 36) seperti berikut ini:
1. Range (R)

= (nilai maksimal – nilai minimal) + 1
= (93 – 52) + 1
= 31 + 1
= 42

2. Menghitung jumlah kelas (K)

= 1 + 3,3 . log n
= 1 + 3,3 . log 27
= 1 + 3,3 . 1,431

53

= 1 + 4,7223
= 5,7 (dibulatkan menjadi 5 kelas)
3. Interval (I)

=

Range
Banyaknya Kelas

=

42
5

= 8,4 (dibulatkan menjadi 9)
Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang
interval 7, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat
pada Tabel 4.4. berikut ini :
Tabel 4.4.
Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Kontrol
Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017

No

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase (%)

1

Sangat Baik

88 – 96

3

10,00

2

Baik

79 – 87

5

16,67

3

Cukup

70 – 78

16

53,33

4

Hampir Cukup

61 – 69

4

13,33

5

Kurang

52 – 60

2

6,67

30

100

Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil belajar posttest
pada siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang, siswa yang berada pada
kategori sangat baik adalah 3 anak pada interval 88 – 96 dengan persentase
10 %. Siswa yang berada pada kategori baik adalah 5 anak pada interval
79 – 87 dengan persentase 16,67 %. Siswa yang berada pada kategori cukup
adalah 16 anak pada interval 70 – 78 dengan persentase 53,33 %. Siswa yang
berada pada kategori hampir cukup adalah 4 anak pada interval 61 – 69 dengan
persentase 13,33 %. Siswa yang berada pada kategori kurang adalah 2 anak pada

54

interval 52 – 60 dengan persentase 6,67 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar posttest kelas 4 SD Negeri Kemijen 03,
sebagian berada pada kategori cukup.
Gambar 4.2.
Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Posttest Kelompok Kontrol
SD Negeri Kemijen 03 Tahun Ajaran 2016/2017

16
14
12
10
8
6
4
2
0
52 - 60

61 - 69

70 - 78

79 - 87

88 - 96

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas
melalui gambar 4.5. diagram destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil
posttest kelompok kontrol.
4.4.3. Hasil Analisis Deskriptif Angket Keaktifan Siswa Data Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.5
Analisis Deskriptif Skor Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Nilai_Keaktifan_Eksperimen

30

62

82

69.63

4.367

Nilai_Keaktifan_Kontrol

30

53

67

61.90

3.078

Valid N (listwise)

30

55

Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa pada kondisi awal, kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai
berikut:
Skor tertinggi

: 4 x 21 = 84

Skor terendah

: 1 x 21 = 24

Interval

=

Skor Tertinggi − Skor Terendah
4

=

84 − 24
4

=

60
= 15
4

Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 4 dengan panjang
interval 15, kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat
pada Tabel 4.6. berikut ini.
Tabel 4.6.
Destribusi Frekuensi Nilai Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen
Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017

No

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase (%)

1

Sangat Tinggi

69 – 84

15

50

2

Tinggi

54 – 68

15

50

3

Sedang

39 – 53

0

0

4

Rendah

24 – 38

0

0

30

100

Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Dari tabel 4.6. dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki keaktifan siswa
sangat tinggi ada 15 siswa (50 %), sedangkan siswa dengan keaktifan siswa tinggi
ada 15 siswa (50 %) dan tidak ada siswa dengan keaktifan siswa sedang maupun
rendah. Dari hasil tabel di atas maka dari angket keaktifan siswa kelas eksperimen
tinggi untuk aktifitas mengikuti pembelajaran IPA.

56

Tabel 4.7.
Destribusi Frekuensi Nilai Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol
Kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017

No

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase (%)

1

Sangat Tinggi

69 – 84

0

0

2

Tinggi

54 – 68

29

96,67

3

Sedang

39 – 53

1

0

4

Rendah

24 – 38

0

3,33

30

100

Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki keaktifan siswa
sangat tinggi tidak ada, siswa dengan keaktifan siswa tinggi ada 29 siswa (96,67
%), siswa dengan keaktifan siswa sedang ada 1 siswa (3,33 %) dan tidak ada
siswa dengan keaktifan siswa rendah. Dari hasil tabel di atas maka dari angket
keaktifan siswa kelas eksperimen tinggi untuk keaktifan mengikuti pembelajaran
IPA.
Gambaran data hasil keaktifan belajar IPA kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat jelas melalui gambar 4.3 diagram distribusi
frekuensi nilai hasil angket keaktifan siswa dari hasil kelompok eksperimen dan
kontrol.
Gambar 4.3.
Diagram Distribusi Frekuensi Skor Keaktifan Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
30
25
20
Eksperimen
Kontrol

15
10
5
0
24 - 38

39 - 53

54 - 68

69 - 84

57

4.5. Hasil Data Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis uji t, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu.
Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data
dilakukan pada data posttest untuk mengetahui data posttest berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah pemberian tes, baik dalam kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas data posttest juga
menggunakan tekni One Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan
berdestribusi normal jika signifikan > 0,05. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji
normalitas nilai posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji normalitas
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Kelompok
Statistic
Nilai

Df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Post_Test_Eksperimen

.144

30

.111

.952

30

.190

Post_Test_Kontrol

.126

30

.200*

.968

30

.488

a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan Tabel 4.8, tampak bahwa hasil uji normalitas di lihat dari
Kolmogrov-Smirnov untuk hasil post test kelas eksperimen skor signifikan sebesar
0,200. Dan untuk hasil posttest kelas kontrol skor signifikan sebesar 0,111. Hasil
syarat distribusi data dapat dikatakan normal adalah data memiliki signifikansi
lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
variabel posttes pada kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol adalah normal.
Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada
gambar 4.11. dan Gambar 4.8. berikut:

58

Gambar 4.4.
Persebaran Kenormalan Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 4.4 bahwa tingkat persebaran kenormalan posttest
merata sehingga kelas eksperimen dikatakan normal. Kerena dari rentang
kenormalan tersebut kelas eksperimen sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 62
sampai dengan skor 100 sehingga dalam pembelajaran siswa tersebut sangat
bagus. Dalam tingkat persebaran skor dalam pembelajaran pada kelas eksperimen
setelah di beri perlakuan menggunakan model pembelajaran TGT.

Gambar 4.5
Persebaran Kenormalan Posttest Kelas Kontrol

59

Berdasarkan gambar 4.12 persebaran kenormalan posttest pada kelas kontrol
sudah bagus. Dilihat dari skor minimal 53 sampai dengan skor maksimal 67
sehingga dalam pembelajaran tersebut menggunakan model pembelajaran TGT
pada kelas kontrol sudah bagus.
4.6. Hasil Data Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians
data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis homogenitas data
ini juga menggunakan program SPSS Statistic 16 yaitu tabel F test (Levanes Test).
Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat signifikan > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut
homogen.
Tabel 4.9.
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic
.122

df1

df2
1

Sig.
58

.728

Dari Tabel 4.13 menunjukkan bahwa signifikansi uji homogenitas sebesar
0,728. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikansinya > 0,05.
Atau menunjukkan bahwa 0,728 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan homogen. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama.
4.7. Uji Sampe t

Pengujian selanjutnya menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil
posttest siswa setelah deberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok
eksperimen yang menggunakan metode TGT dengan kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensional. Data dianalisis menggunakan teknik uji t

60

dengan program SPSS Statistic 16. Tabel 4.10 merupakan uji t hasil belajar siswa
setelah melakukan tindakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Tabel 4.10.
Hasil Uji T-Test Nilai Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2-

F
Nilai

Sig.

T

Df

Mean

Std. Error

tailed) Difference Difference

Difference
Lower

Upper

Equal
variances

.122

.728

2.549

58

.013

5.633

2.210

1.210

10.057

2.549 56.973

.014

5.633

2.210

1.208

10.059

assumed
Equal
variances
not
assumed

Berdasarkan Tabel 4.10 dalam perhitungan pada Independent Sample Test
untuk menghitung rata-rata antara dua kelompok sampel. Perhitungan pada kolom
Levene's Test for Equality of Equality Variances pada tabel 4.10 di peroleh nilai F
sebesar 0,122 dan nilai probabilitas signifikan 0,728 yang menunjukkan bahwa
hasil tersebut lebih besar dari pada 0,050 maka Ho diterima. Dengan melihat
asumsi variance sama diperoleh nilai T tabel sebesar 2,549 dan nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti ada perbedaan rata-rata hasil belajar posttest dalam meningkatkan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan efektivitas untuk pembelajaran dengan menggunakan model
TGT. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dengan kelompok

61

kontrol berkisar 1,210 sampai 10,057 dengan perbedaan rata-rata hasil belajar
5,633.
Tabel 4.11.
Hasil Uji T-Test Skor Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2-

F
Nilai

Sig.

t

df

tailed)

Mean

Std. Error

Difference Difference

Difference
Lower

Upper

Equal
variances

3.808

.056

7.929

58

.000

7.73333

.97537

5.78092

9.68574

7.929 52.110

.000

7.73333

.97537

5.77621

9.69045

assumed
Equal
variances
not
assumed

Berdasarkan Tabel 4.11. dalam perhitungan pada Independent Sample Test
untuk menghitung rata-rata dua kelompok sampel. Perhitungan pada kolom
Levene's Test for Equality of Equality Variances pada tabel 4.11 di peroleh nilai F
sebesar 3.808 dan nilai probabilitas signifikan 0,056 yang menunjukkan bahwa
hasil tersebut lebih besar dari pada 0,050 maka Ho diterima. Dengan melihat
asumsi variance sama diperoleh nilai T tabel sebesar 7,929 dan nilai Sig. (2tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti ada perbedaan rata-rata keaktifan belajar posttest dalam meningkatkan
keaktifan belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan model TGT. Perbedaan rata-rata keaktifan kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol berkisar 5,781 sampai 9,686 dengan perbedaan rata-rata
7,733

62

4.8

Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan hasil penelitian melalui
pengolahan data posstest yang didapat dari kedua kelas. Uji hipotesis dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah apakah ada perbedaan efektivitas antara model
pembelajaran TGT. Keaktifan

belajar dan hasil belajar dikatakan signifikan

apabila beda rata-rata kedua kelas memiliki signifikansi (2-tailed) kurang dari
0,05. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka belum bisa dikatakan memiliki
perbedaan yang signifikan. Berikut adalah hipotesis yang dibuat dalam penelitian
ini:
1. Terdapat perbedaan peningkatan keaktifan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional siswa kelas IV
SD Kemijen 03.
2. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional siswa
kelas IV SD Kemijen 03.
Uji t-test yang telah dilakukan menggunakan Independent Sample Test dalam
meningkatkan hasil belajar posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dihasilkan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,013. Nilai signifikansi
(2-tailed) 0,013 lebih kecil dari 0,050 (0,013 < 0,050). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima. Sedangkan uji t-test dalam meningkatkan keaktifan
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan nilai signifikansi
(2-tailed) adalah 0,000. Nilai signifikansi (2-tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05), Dengan demikian uji t-test keaktifan siswa dan hasil belajar
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Maka terdapat perbedaan peningkatan
penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan
keaktifan siswa dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD
Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
4.9

Pembahasan Hasil Penelitian

Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah mencari penerapan model
pembelajaran kooperatif TGT dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil

63

belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kemijen 03 Semarang.
Penelitian pertama dilakukan di kelas 4 A SD Negeri Kemijen 03 dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA, pokok
bahasan daur hidup beragam jenis makhluk hidup, sebagai kelas kontrol.
Penelitian yang kedua dilaksanakan di kelas 4 B SD Negeri Kemijen 03 dengan
menggunakan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan
daur hidup beragam jenis makhluk hidup sebagai kelas eksperimen.
Soal posttest dan angket keaktifan siswa diberikan kepada dua kelompok tersebut
setelah kegiatan pembelajaran selesai, yang berupa soal pilihan ganda untuk
mengukur hasil belajar siswa dan angket untuk mengukur keaktifan siswa.
Selanjutnya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut di dapat hasil skor.
Cara untuk menghitung hasil skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam
pengujiannya menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji
signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perbedaan hasil belajar dapat dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung
levene test sebesar 0,122 dengan sig 0,728 > 0,05, dan hasil keaktifan siswa dapat
dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 3,808 dengan
sig 0,056 > 0,050. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan
asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa skor T tabel sebesar 2,549 dan
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,050 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol berkisar 1,210 sampai 10,057 dengan perbedaan rata-rata 5,633.
Sedangkan keaktifan siswa skor T tabel sebesar 7,929 dan nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 Dengan demikian terdapat penerapan model
pembelajaran kooperatif TGT dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kemijen 03 Semarang Tahun Ajaran
2016/2017.
Dari hasil belajar dan keaktifan siswa antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ini terdapat peningkatan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif TGT pada kelompok eksperimen, dapat dilihat dari data hasil belajar
kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TGT

64

lebih tinggi dibandingkan pada kelompok Kontrol. Pembelajaran pada kelas
eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam
bekerja kelompok siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman
sebayanya dalam memahami konsep materi pembelajaran. Di dalam kelompok
tersebut siswa mencoba memecahkan permasalahan bersama yang akan
mendorong pola pikir kreatif anak dalam memecahkan masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar mereka. Dalam proses penyelesaian masalah siswa dapat
berinteraksi dan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT ini juga memacu siswa untuk
berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelompok
lain. Dalam proses presentasi kelompok lain juga ikut aktif dalam menanggapi
hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Dari beberapa
hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor
hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT
pada kelas eksperimen.
Sejalan dengan teori para ahli yaitu Spenser Kagan (1992), Miftahul Huda
(2007), Lif Khoiru Ahmad (2011), Anita Lie (2010), Arends (2008), Ibrahim
(2000) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan kajian yang relevan dari penelitian yang
telah dilaksanakan oleh Sri Wilujeng (2012) berjudul “Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Tournament (TGT) pada Siswa Kelas 4 Semester II SDN Tlogo 01 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. Anggita Megasari
(2012) dengan judul “Upaya Meningkatan keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
dengan Media Teka-Teki Silang(TTS) pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) di Kelas IV A MI Sultan Agung”, maka dari sumber yang ada,
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat membantu dalam
pelaksanakan pembelajaran IPA terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa
kelas IV.

65

Berdasarkan uraian penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil
belajar dan keaktifan siswa, dengan pembelajaran yang bervariasi dapat membuat
siswa tertarik dengan pembelajaran, siswa dapat bekerja dalam kelompok secara
homogen, melatih tanggung jawab dan kerja sama serta melatih siswa untuk
bepikir kritis, serta siswa termotivasi dalam pembelajaran. Kelebihan dari
penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Sri Wilujeng adalah dalam
penelitian ini memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan hasil
belajar dan keaktifan belajar meningkat seperti siswa membantu teman dalam
kelompok yang menjumpai masalah, siswa menanggapi pertanyaan/ pendapat
teman sejawat, siswa merespon pertanyaan/ simpulan teman.