komunikasi non verbal pustakawan (1)

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan alat untuk
berinteraksi dengan sesama, setiap kegiatan yang dilakukan manusia
tidak terlepas dari komunikasi, implikasinya komunikasi itu penting dalam
kehidupan sosial untuk membangun konsep konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk mmperoleh kebahagian, terhindar
dari tekanan dan ketegangan, dengan kata lain melalui komunikasi kita
dapat bekerja sama dengan anggota masyarakat, keluarga, kelompok,
organisasi, negara secara keseluruhan untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam komunikasi terdapat berbagai model komunikasi yang
digunakan oleh manusia baik dari komunikasi yang bersifat verbal dan
nonverbal, kemudian didalmnya juga terpecah beberapa nama komunikasi
lain yang telah diklasifikasikan oleh beberapa pakar komunikasi yaitu
komunikasi massa, komunikasi tatap muka, komunikasi keluarga,
komunikasi politik dan komunikasi organisasi. Namun dalam hal ini kita
lebih sepesifik membahas tentang komunikasi organisasi nonverbal.
Proses komunikasi nonverbal dalam ruang lingkup organisasi
adalah secara sederhana menyampaikan pesan nonverbal anatar
organisasi, setiap organisasi memiliki model dan bentuk yang berbeda,
sehingga pesan nonverbal tersebut juga diterima dengan model yang

variatif.

Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi
organisasi, sebagai contoh, kita mengenakan satu atribut organisasi kita
maka orang tidak akan lagi bertnya kita bersal dari organisasi apa, karena
atribut itu menginterpretasikan organisasi kita, dan itu merupakan satu
bentuk komunikasi organisasi nonverbal.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Komunikasi Non Verbal ?
2. Apa saja Fungsi- fungsi Komunikasi Non Verbal ?
3. Apa saja Karakteristik Komunikasi Non Verbal ?

KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal
ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan
kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya,


simbol-simbol,

serta

cara

berbicara

seperti

intonasi,

penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan
definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan
komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa
isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena
menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong
sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda

dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal
ataupun nonverbal.

FUNGSI KOMUNIKASI NON VERBAL

Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda
menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan
kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan
telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa
berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang
pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan
sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak
tangan

mengarah

ke


depan

(sebagai

kata

pengganti

"Tidak").

Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut
emblem.
Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan
perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal .
Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.

Fungsi Keempat : Aksentuasi
Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat
ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.
Fungsi Kelima : Komplemen
Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat
kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga
dosen segera menutup kuliahnya.

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset
nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp,
1978) yaitu:
1. Untuk Menekankan
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum
untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan
ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk Melengkapi (Complement)
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna
atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya
tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan
kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.


3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi
Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal
dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah
tidak benar.
4. Untuk Mengatur
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir,
mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat
tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan
menggumamkan “umm”) untuk memperhatikan bahwa anda belum selesai
bicara.
5. Untuk Mengulangi
Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna
dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?”
dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan
kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi”.


6. Untuk Menggantikan
Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya,
mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa.
Menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan
kepala untuk mengatakan “tidak”.

Bentuk Komunikasi Non Verbal
Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:
a. Komunikasi visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafikgrafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.
Dengan

menggunakan

gambar-gambar

yang

relevan,


dan

penggunaan warna yang tepat, serta bentuk yang unik akan membantu
mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan
kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam
pemrosesan informasi kepada para pendengar.
b. Komunikasi sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non
verbal sering disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan,
mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan
tertentu dari orang yang menyentuhnya.
c. Komunikasi gerakan tubuh
Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non
verbal, seperti, melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap
tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang
diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui

informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata.

Seperti menganggukan kepala berarti setuju. Contoh :
- isyarat tangan
- gerakan kepala
d. Komunikasi lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat
atau merasakannya. Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika
seseorang menyebutkan bahwa ”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini
kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut
menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan
kepada lingkungan tersebut.
e. Komunikasi penciuman
Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi
dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat
dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang
tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari
apabila ia hanya menciumnya sekali.

f. Komunikasi penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan
penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal

ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada
orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa
tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak
rapih, kotor dan lain-lain).
g. Komunikasi cita rasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi,
dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu
makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu
makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila
makanan

tersebut

telah

memakan/meminumnya.

Sehingga

dapat


dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan
suatu maksud atau makna.

CIRI-CIRI KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan
sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh
diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk
diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak
dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat
dibaca atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot
di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling
memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi
penilaian. Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing
melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang
wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja
poker akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya
menggoda.

3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya
bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk
komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang
sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang
memegang, dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya
Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan
antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para
akhli juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara,
menggunakan kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung
menggunakan jeda (pause) yang lebih lama, sebelum menjawab
pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka yang menggunakan katakata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang
umum seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka juga jarang menyebutkan
nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat
bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di
pipi.

5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya
memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal
seorang direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya
yang menyentuh pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu,
bila atasannya ingin berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya
cenderung lebih dekat dibanding bila sang bawahan yang memiliki
keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh.
6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal
dengan isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat
nonverbal) saling berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling
menguatkan. Misalnya, seorang sales sedang menawarkan produknya
kepada calon customer-nya. Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal,
tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh,
gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara berjalan, semua
mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan.

JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Komunikasi Tubuh
Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh.
Manusia mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan
secara akurat melalui gerakan-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan
gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi tubuh dan
menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata
mengkomunikasikan makna-makna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul
Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini
membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asalusul, fungsi, dan kode perilaku ini:
1) Komunikasi Gestura yang meliputi:
• Emblim (emblems)
Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan
kata atau ungkapan. Emblim meliputi, misalnya; isyarat untuk “oke.”
“jangan ribut,” “kemarilah,” dan saya ingin menumpang.” Emblim adalah
pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu. Kita
barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya sama
dengan kita mempelajari kata-kata – tanpa sadar, dan sebagian besar
melalui proses peniruan. Walaupun emblim bersifat alamiah dan
bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata
apa pun dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur

kita sekarang belum tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300
tahun yang lalu atau dengan emblim dalam kultur lain.
• Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah
“mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam mengatakan “Ayo, bangun,”
misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan tangan anda ke arah
menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda
mungkin sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda.
Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. Dan lebih universal
ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung komponenkomponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.
• Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memantau,
memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda
mendengarkan orang lain, anda tidak pasif. menganggukkan kepala,
mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai
suara para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat
pada kultur dan tidak universal.
• Adaptory
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi
-atau di muka umum tetapi tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan
tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya, bila anda sedang sendiri
mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Di

muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor
ini hanya sebagian. Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di
kepala dan menggerakkannya sedikit, tetapi barangkali tidak akan
menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.
2) Komunikasi Wajah (Affect Display)
Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga
kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan
Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalarn
menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya
“kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan,
kemarahan, kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal
Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin juga
mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi
yang diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum
dinamakan affect display primer. Ini merupakan emosi tunggal yang relatif
murni. Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang lain merupakan
kombinasi dari berbagai emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect.
Sekitar 33 bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat
mengkomunikasikan berbagai affect ini dengan berbagai bagian dari
wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut dan rasa
muak sekaligus. Mata dan kelopak mata anda, mungkin mengisyaratkan
ketakutan, sedangkan gerakan hidung, pipi, dan daerah mulut anda
mungkin mengisyaratkan rasa muak.

3) Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung
pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi
lebih singkat, kita dapat mengira orang ini tidak berminat, rnalu, atau
sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap hal ini
menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark
Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:

• Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari
orang lain. Dalam berbicara dengan seseorang, kita memandangnya
dengan sungguh-sungguh, seakan-akan mengatakan, “Nah, bagaimana
pendapat anda?” Seperti mungkin anda duga, pendengar memandang
pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar.
• Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran
komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita
melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen mengajukan
pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa. Tanpa
mengatakan apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut
untuk menjawab pertanyaannya.
• Mengisyaratkan Sifat Hubungan
Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang
-misalnya, hubungan positif yang ditandai dengan pandangan terfokus
yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang ditandai dengan
penghindaran kontak mata. Kita juga dapat mengisyaratkan tata
hubungan status dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena
gerakan mata yang sama mungkin mengisyaratkan subordinasi atau
superioritas. Seorang atasan, misalnya, mungkin menatap bawahannya
atau tidak mau melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin
menatap langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai.

• Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik
Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya jarak
fisik. Dengan melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi
jarak fisik yang memisahkan kita. Bila kita menangkap pandangan mata
seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara psikologis kita menjadi
dekat meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah
mengherankan, kontak mata dan ekspresi lain yang menunjukkan
kedekatan psikologis, seperti pengungkapan-diri, berhubungan secara
positif; jika yang satu meningkat, begitu juga yang lain.

Fungsi Penghindaran Kontak Mata
Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual (1967),
mengatakan bahwa mata adalah “pengganggu yang hebat.” Bila kita
menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan kita, kita
membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering
melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di muka umum. Kita
mengalihkan pandangan dari mereka (meskipun mungkin mata kita
terbuka lebar) seakan-akan mengatakan, “Kami tidak ingin mencampuri;
kami menghormati hak anda.” Goffman menamai perilaku ini inatensi
masyarakat (civil innatention). Penghindaran kontak mata dapat
mengisyaratkan ketiadaan minat-terhadap seseorang, pembicaraan, atau
rangsangan visual tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita
menyembunyikan mata kita untuk menghindari rangsangan yang tidak
menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang menutup
mata mereka bila menghadapi hal yang sangat tidak menyenangkan.

2. Komunikasi Ruang
a. Proksemik/komunikasi jarak
yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain,
termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
• Intim (0-45cm)
• Personal (75-120cm)
• Sosial (120-210 atau 210-360 formal)
• Publik (360-450 cm)
b. Teritorial
c. Estetika dan warna

3. Diam
• Memberi kesempatan berpikir
• Menyakiti
• Mengisolasi diri sendiri
• Mencegah komunikasi
• Mengkomunikasikan perasaan
• Tidak menyampaikan sesuatupun
4. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek
dari percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentukbentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya.
5. Komunikasi Temporal (Waktu)
• Menujukkan status
• Waktu dan kesesuaian
Karakteristik Komunikasi Non Verbal
-

Kita selalu berkomunikasi
Manusia sebenarnya selalu berkomunikasi, apakah itu dengan
kontak mata, senyuman, kedipan mata, mengerutkan dahi, dll. Atau
pakaian tertentu mengkomunikasikan kondisi kita.

-

Arti tergantung pada konteks
Mengepalkan tangan dengan mengangkatnya keatas, memiliki
makna sesuai dengan konteksnya. Dapat memiliki konteks
memberi semangat atau konteks mengancam.

-

Komunikasi Non Verbal lebih dapat dipercaya
Bila seseorang mengkomunikasikan sesuatu kesedihan dengan
Verbal, namun komunikasi Non Verbal nya (wajah tidak terlihat
sedih), orang akan mengatakan bahwa ia berbohong

-

Cara yang utama ddalam menyatakan perasaan dan sikap
Orang lebih banyak mengungkapkan perasaan dan sikapnya
dengan tingkah laku Non Verbal. Marah, kecewa, senang, frustasi,
tidak terucap, tetapi lebih di tampakan dalam laku Non Verbal

Karakteristik Komunikasi Non Verbal
Salah satu cara mendefinisikan komunikasi nonverbal adalah
berdasarkan kategori sebagai berikut teori pemilihan umum dalam suatu
karakteristik pem fonetik artikulatoris dalam karakteristik komunikasi
kelompok apapun fungsi yang disandangnya, baik primer maupun
sekunder nonverbal, isyarat badaniah (gestural), bergambar (pictorial)
karakteristik komunikasi perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesanpesan nonverbal.
Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk media
komunikasi yang berupa mengemas pesan nonverbal dengan cara yang
tepat sesuai dengan karakteristik.

Beberapa karakteristik dari komunikasi nonverbal adalah:
1)
2)

Kita selalu berkomunikasi
Arti tergantung kepada konteks

3)
4)

Komunikasi nonverbal lebih dapat dipercaya
Cara utama dalam menyatakan perasaan dan sikap