TUMBUH KEMBANG SISWA Implikasi terhadap
TUMBUH KEMBANG SISWA
Implikasi terhadap Pendidikan:
Sebuah Kajian Akademik
Supriyono¹
Makalah Pembanding disampaikan pada pembelajaran
Program S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang
September 2011
Abstrak
Makalah ini merupakan referensi penbanding dari makalah
utama yang berkenaan dengan Tumbuh Kembang Siswa.
Makalah ini ditulis untuk memberikan pengayaan dan
perspektif yang relatif berbeda dari makalah utama sebagai
pendalaman materi. Materi pembahasan disajikan secara
ringkas dalam perspektif teori dan implikasi dalam pendidikan.
Kata Kunci: Tumbuh kembang, siswa, implikasi
Abstract
This academic paper is a comparative reference of the main
academic paper concerning the concept of Students’ growth
and development. This paper is aimed at providing knowledge
enrichment and different perspective to enrich and deepen the
understding towards the concept of Students’ growth and
development.
Key Words: Students. Growth, Development
1. Pendahuluan
Makalah ini ditulis untuk keperluan memberikan referensi materi pembanding
terhadap Makalah Tumbuh Kembang Siswa yang ditulis oleh Abdul Majir dan
Marselinus Heriteluna. Makalah ini diharapkan dapat memberikan ketajaman
pembahasan untuk keperluan studi Psikologi lanjut untuk Mahasiswa Program
Doktor Universitas Negeri Malang.
1.2 Topik Bahasan
Topik bahasan yang dipaparkan adalah topik-topik yang relevan dengan
makalah utama yaitu tumbuh kembang siswa. Topik dalam makalah ini berfokus
pada tumbuh kembang anak mulai dari masa kanak-kanak sampai pada masa
1 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
remaja dalam perspektif pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, dan sosio
emosional yang diikuti dengan refleksi implikasi terhadap pendidikan baik dalam
konteks pendidikan dalam keluarga maupun formal yang dipaparkan secara
global.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengayaan dan
perspektif yang relatif berbeda dari makalah utama sebagai pendalaman materi.
2. Pembahasan
2.1 Pandangan umum makalah utama
Pembahasan makalah utama dapat dipetakan sebagai berikut: Poin-poin
utamanya adalah: Growth Vs Development (Pertumbuhan Vs Perkembangan),
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan suatu Gambaran, Tugas Perkembangan
Anak,
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terhadap
Pertumbuhan
dan
Perkembangan, Perkembangan Kognitif, dan Ciri-ciri Masa Remaja. Makalah
utama ditulis dengan sebagaian besar merujuk pada teori-teori kognitif dan belum
secara detail memasukkan unsur implikasi terhadap pendidikan. Berikut ini adalah
gambar peta konsep makalah utama.
2 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
2.2 Tumbuh Kembang Siswa dalam Perspektif Teori
2.3. Implikasi dalam pendidikan dari teori perkembangan anak awal
Berikut ini dipaparkan secara singkat dalam poin-poin yang perlu diperhatikan.
2.3.1 Perkembangan Fisik
Tinggi badan anak rata-rata tumbuh 6 cm dan berat baan naik 2-3 kg per
tahun. Pola pertumbuhan anak bervariasi
secara individual sehingga
menyebabkan perbedaan tinggi pendek fisik,
Pada usia 6 Tahun otak telah mencapai 95 persen volume dewasanya.
Meningkatny jumlah dan ukuran ujung saraf dan reseptor. Peningkatan
kematangan otak berkontribusi terhadap perubahan kemampuan kognitif,
Ketrampilan motorik meningkat secara dramatis. Anak-anak suka
berpetualang dan anak-anak terampil beraktivitas tanpa beban ketakutan,
Perkembangan motorik halus menjadikan anak seorang seniman pemula.
Pada usia 2 tahun suka mencorat-coret dengann 4 tahap menggambar
sampai puncaknya pada usia 4-5 tahun,
Hendedsness dapat dijumpai pada masa ini. Anak-anak kidal cenderung
memproses informasi melalui otak kanannyas,
3 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Masalah yang dihadapi adalah pola tidur, kebutuhan kalori yang
meningkat, dan keselamatan diri atas benda-benda yang digunakan,
2.3.2 Perkembangan Kognitif
a. Teori Piaget (Tahap Pra Operasional)
Berlangsung 2-7 Tahun,
Anak-anak melakukan penalaran (mulai mewakili dunianya dengan
kata-kata, citra, gambar-gambar konsep yang stabil
Pada 2-4 tahun anak-anak mulai secara mental mewakili obyek yang
hadir. Pemikiran mereka dibatasi oleh egosentrisme dan animisme.
Pada 4-7 tahun anak-anak mulai menalar dan banyak bertanya kepada
orang dewasa (Intuitif, percaya diri, tak tahu apa yang mereka ketahui)
Anak-anak membangun pemahamannya sendiri ( Konstrukvisme)
b. Teori Vygotsky (Konstruktivis Sosial)
Anak-anak membangun pengetahan melalui interaksi sosial,
Menggunakan
bahasa
untuk
berkomunikasi,
merencanakan,
memandu, dan memantau diri mereka sendiri untuk memecahkan
masalah,
Memerlukan bantuan orang dewasa melalui Zona Perkembangan
proksimal untuk tugas-tugas yang terlalu sulit bagi mereka. Mereka
dapat mempelajari dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa,
Teman sebaya dan orang dewasa dapat membantu mereka dengan
“Scaffolding”,
c. Pemrosesan Informasi
Kemampuan untuk memperhatikan stimulus meningkat secara
dramatis,
Memiliki peningkatan memori jangka pendek yang signifikan,
Mampu belajar memecahkan masalah yang sederhana,
4 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Mulai
memahami kondisi mental yang melibatkan persepsi,
keinginan, dan emosi,
Mayoritas menyadari bahwa orang dapat memiliki keyakinan yang
salah,
Mereka memiliki apresiasi semakin mendalam dari pikiran itu
sendiri dari pada memahami keadaan mental,
2.3.3. Perkembangan Sosial dan Emosional
•
Teori Erikson; Masa kanak-kanak adalah awal dari periode ketika
perkembangan yang melibatkan inisiatif versus rasa bersalah,
•
Pemahaman diri terbangun dengan representasi
atribut tubuh
dan
benda-benda milik pribadi serta aktivitas spesifik,
•
Anak-anak umur 4-5 tahun mulai menggunakan deskripsi diri seperti
sifat,
•
Anak-anak mampu menunjukkan pemahaman diri dan orang lain lebih
canggih, dari yang dibayangkan sebelumnya
•
Memiliki rentang emosi yang meluas (Bangga, rasa malu, dan rasa
bersalah),
•
Usia 2-4 tahun memiliki banyak istilah yang menggambarkan emosi atas
perasaannya,
•
Usia 4-5 tahun memiliki peningkatan pemahaman bahwa satu akticitas
menimbulkan, emosi berbeda dengan aktivitas lainnya,
•
Menunjukkan kesadaran mengelola emosi,
•
Teori Kohlberg menyebutnya sebagai tahap preoperasional. Anak-anak
tidak mengerti moralitas,
•
Anak-anak menilai perilaku dari konsekuensinya. Perilaku berkembang
karena penguatan, hukuman, dan imitasi,
5 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Anak-anak memahami moral dari aturan ,
Implikasi terhadap pendidikan,
Memberikan kesempatan yang banyak untuk aktif dan bereksplorasi,
Berikan aktivitas motorik yang menyenangkan dan sesui dengan
usianya,
Lakukan pemeriksaan medis secara teratur,
Bimbing dengan keteladanan dan pastikan mereka bermain dengan
aman,
Memahami bunyi dan rangkaian kata (Fonologi dan Morfologi).
Kenalkan anak-anak dengan bunyi bahasa dan rangkaian kata-kata
dengan kartu kata-kata dan gambar,
Memahami susunan kata-kata dalam kalimat (sintaksis) dan arti katakata (semantik),
Kenalkan dengan rangkaian kata-kata yang dapat di gabung menjadi
kalimat. Kemampuan kosakata anak-anak meningkat drastis,
Meningkatkan kemampuan berbicara (pragmatik).
- Kemampuan berbicara meningkat drastis. Berikan mereka
kesempatan untuk wahana berbicara,
- Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dalam percakapan
dan mampu mengubah gaya bicara mereka sesuai dengan situasi.
Terdapat peningkatan minat dalam kemampuan membaca dan menulis.
Berikan citra positip untuk membaca dan menulis dengan memberikan
pengalaman yang menyenangkan.
Variasi pembelajaran: Learning by Doing (Montessori, Pendekatan
Area, Pendekatan Beyond Center dan Circle Time,
Meningkatkan kemampuan berbicara (pragmatik).
- Kemampuan berbicara meningkat drastis. Berikan mereka kesempatan
untuk wahana berbicara.
- Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dalam percakapan dan
mampu mengubah gaya bicara mereka sesuai dengan situasi,
6 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Pengasuhan secara positif (hindari 4 gaya pengasuhan: Otoriter,
Otoritatif, Lalai, permisif),
Berikan aktivitas sosial dan hindarkan tindakan penganiayaan anak
(Montessori, Area system, BCCT, Inquiry learning),
Pendampingan positip terhadap hubungan sebaya,
Kembangkan permainan-permainan sensoris motorik, permainan
praktis, permainan simbolis, permainan klonstruktif, games,
Pendampingan dan pemilihan materi-materi video dan televisi,
Pendampingan atas perubahan kondisi keluarga dalam dunia sosial
yang berubah,
Berikan permainan permainan motorik kasar dan halus,
2.4 Perkembangan Anak-Anak Menengah dan Akhir
2.4.1 Perkembangan Fisik
•
Perkembangan sistem rangka tubuh dan otot meningkat dan anak tumbuh
rata-rata 5-8 cm. Tinggi badan bertambah.
•
Pertumbuhan otak berkembangan pesat dan meningkatkan kemampuan
kognitif,
•
Perkembangan motorik lebih terkoordinasi dan lancar,
•
Anak mampu mampu mengendalikan tubuhnya, konsentrasi, dan duduk
dalam jangka waktu yang lama,
•
Ketrampilan motorik kasar semakin berkembang dan luar, mampu ahli
untuk melempar bola, melompati tali, melewati balok keseimbangan,
•
Laki-laki memiliki motorik kasar yang lebih baik Pertumbuhan berat
badan meningkat 2 kali lipat dan aktivitas meningkat.
Menimbulkan
masalah pada nutrisi,
•
Perlunya aktualisasi aktivitas gerak badan, dengan kondisi masyarakat
sekarang dengan bertumbuhnya alat informasi dll, aktivitas olah raga
anak-anak sangat perlu perhatian,
2.4.2 Perkembangan Kognitif,
Pemikiran konkrit
(Operasi,
konservasi,
klasifikasi,
seriasi,
transitivity),
Pemikirannya tidak abstrak,
7 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
dan
Perlunya bimbingan untuk memproses informasi, melakukan, strategi
memproses informasi, dan memiliki kecepatan pemrosesan informasi,
Memori jangka panjang meningkat,
Mulai berpikir kritis dan kreatif,
Memerlukan
bantuan
berpikir
metakognisi
(Mengetahui
tentang
mengetahui),
Kemampuan kata-kata dan bahasa menjadi analitis dan logis,
Ketrampilan membaca yang mulai meningkat,
Kemampuan menguasai bilingual meningkat
2.4.3 Perkembangan Sosio Emosional
•
Meningkatnya pemahaman diri yang melibatkan karakteristik sosial dan
psikologis,
•
Mampu medmperbaiki konsep diri dan memiliki peningkatan kemampuan
memahami konsep sosial
•
Konsep diri mengacu pada domain citra diri
•
Perkembangan emosional meningkatb pada emosi yang kompleks
(Kebanggaan, rasa malu, reaksi-reaksi emosional),
•
Memiliki pengaruh perkembangan moral dari teman sebaya dan
perspective taking,
•
Mulai adanya stereotip gender,
•
Penguasaan status teman sebaya,
•
Kognisi sosial diperoleh dengan melakukan pemrosesan informasi dari
teman sebaya,
•
Dimungkinkan munculnya perploncoan dan loyalitas persahabatan.
2.5 Perkembangan Masa Remaja
2.5.1 Perkembangan Fisik
•
Mengalami persepsi positif dan negatif atas menjadi remaja,
•
Masa transisi dari masa kanak-kanak ke remaja,
•
Mengalami pertumbuhan fisik dan pubertas dengan perubahan hormonal
dalam dirinya,
8 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Peningkatan penebalan korpus kolosum yang memperkuat daya
meprosesan informasi,
Orientasi sosial dan seksual terkait perkembangan fisik
•
Mengembangkan identitas sosial,
•
Adanya resiko seksualitas (USA 64% laki-laki dan 62% perempuan telah
bersebadan)
•
Resiko narkoba dan aktivitas fisik lainnya yang membahayakan,
2.5.2 Perkembangan kognitif
•
Berfikir abstrak, idealis, dan logis,
•
Egosentrisme diri,
•
Terdapat peningkatan memori baik memori jangka pendek, working
memory, dan memori jangka panjang,
•
Menunjukkan kepedulian yang meningkat,
•
Tumbuhnya fantasi,
2.5.3 Perkembangan Sosio Emosional
•
Menurunnya harga diri pada awal remaja,
•
Kelabiklan identitas diri,
•
Meningkatnya emosi ekstrim tetapi cepat berlalu,
•
Kesulitan dalam kemandirian diri,
•
Meningkatnya konflik remaja dan orang tua,
•
Peningkatan dramatis aspek psikologis dan kelekatan pertemanan,
•
Kuatnya tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya,
•
Mulainya ketertarikan hubungan romantis,
•
Terjadinya resiko kenakalan remaja,
•
Terjadinya resiko depresi dan kurangnya kemampuan pemecahan
Masalah,
Implikasi terhadap Pendidikan
•
Mengembangkan ekspektasi positif,
•
Memahami perubahan fisik remaja dan memeberikan waktu untuk
berkomunikasi,
•
Menajdi model peran kesehatan yang baik bagi remaja,
•
Berkomunikasi secara positif mengenai fisik dan seksualitas,
9 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Menyediakan dukungan untuk pemrosesan informasi,
•
Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dilema moral,
•
Buat sekola dan kelas lebih baik bagi remaja dengan program-program
khusus,
•
Memperhatikan variasi individu remaja,
•
Mengembangkan kurikulum dengan ekspektasi tinggi,
•
Mengembangkan komunitas lebih kecil,
•
Melibatkan segi tiga pendidikan sekolah, orang tua, masyarakat,
•
Bimbingan karir buat remaja,
•
Berikan kesempatan eksplorasi identitas mereka,
•
Tingkatkan pemahaman kemandirian dan kelekatan,
•
Kenali pentingnya hubungan teman sebaya, orang tua, organisasi
masyarakat, dan sekolah,
Bahan rujukan
Brophy, Jere E., dan Good, Thomas L.1980.Educational Psychology:
A Realistic Approach.New York:Holt, Rinehart and Winston
Mar’at, Samsunuwiyati, HJ. Prof. Dr, S.Psi.2010.Desmita Psikologi
Perkembangan.Bandung:Rosda
Stantrock, John W.2009.Masa Perkembangan Anak.Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika
Slavin, Robert E.2008.Psikologi Pendidikan:Teori dan Praktik.
Jakarta:PT Indeks
Syah, Muhibbin.2010.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung:Rosda
10 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
11 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Implikasi terhadap Pendidikan:
Sebuah Kajian Akademik
Supriyono¹
Makalah Pembanding disampaikan pada pembelajaran
Program S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang
September 2011
Abstrak
Makalah ini merupakan referensi penbanding dari makalah
utama yang berkenaan dengan Tumbuh Kembang Siswa.
Makalah ini ditulis untuk memberikan pengayaan dan
perspektif yang relatif berbeda dari makalah utama sebagai
pendalaman materi. Materi pembahasan disajikan secara
ringkas dalam perspektif teori dan implikasi dalam pendidikan.
Kata Kunci: Tumbuh kembang, siswa, implikasi
Abstract
This academic paper is a comparative reference of the main
academic paper concerning the concept of Students’ growth
and development. This paper is aimed at providing knowledge
enrichment and different perspective to enrich and deepen the
understding towards the concept of Students’ growth and
development.
Key Words: Students. Growth, Development
1. Pendahuluan
Makalah ini ditulis untuk keperluan memberikan referensi materi pembanding
terhadap Makalah Tumbuh Kembang Siswa yang ditulis oleh Abdul Majir dan
Marselinus Heriteluna. Makalah ini diharapkan dapat memberikan ketajaman
pembahasan untuk keperluan studi Psikologi lanjut untuk Mahasiswa Program
Doktor Universitas Negeri Malang.
1.2 Topik Bahasan
Topik bahasan yang dipaparkan adalah topik-topik yang relevan dengan
makalah utama yaitu tumbuh kembang siswa. Topik dalam makalah ini berfokus
pada tumbuh kembang anak mulai dari masa kanak-kanak sampai pada masa
1 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
remaja dalam perspektif pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, dan sosio
emosional yang diikuti dengan refleksi implikasi terhadap pendidikan baik dalam
konteks pendidikan dalam keluarga maupun formal yang dipaparkan secara
global.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengayaan dan
perspektif yang relatif berbeda dari makalah utama sebagai pendalaman materi.
2. Pembahasan
2.1 Pandangan umum makalah utama
Pembahasan makalah utama dapat dipetakan sebagai berikut: Poin-poin
utamanya adalah: Growth Vs Development (Pertumbuhan Vs Perkembangan),
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan suatu Gambaran, Tugas Perkembangan
Anak,
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terhadap
Pertumbuhan
dan
Perkembangan, Perkembangan Kognitif, dan Ciri-ciri Masa Remaja. Makalah
utama ditulis dengan sebagaian besar merujuk pada teori-teori kognitif dan belum
secara detail memasukkan unsur implikasi terhadap pendidikan. Berikut ini adalah
gambar peta konsep makalah utama.
2 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
2.2 Tumbuh Kembang Siswa dalam Perspektif Teori
2.3. Implikasi dalam pendidikan dari teori perkembangan anak awal
Berikut ini dipaparkan secara singkat dalam poin-poin yang perlu diperhatikan.
2.3.1 Perkembangan Fisik
Tinggi badan anak rata-rata tumbuh 6 cm dan berat baan naik 2-3 kg per
tahun. Pola pertumbuhan anak bervariasi
secara individual sehingga
menyebabkan perbedaan tinggi pendek fisik,
Pada usia 6 Tahun otak telah mencapai 95 persen volume dewasanya.
Meningkatny jumlah dan ukuran ujung saraf dan reseptor. Peningkatan
kematangan otak berkontribusi terhadap perubahan kemampuan kognitif,
Ketrampilan motorik meningkat secara dramatis. Anak-anak suka
berpetualang dan anak-anak terampil beraktivitas tanpa beban ketakutan,
Perkembangan motorik halus menjadikan anak seorang seniman pemula.
Pada usia 2 tahun suka mencorat-coret dengann 4 tahap menggambar
sampai puncaknya pada usia 4-5 tahun,
Hendedsness dapat dijumpai pada masa ini. Anak-anak kidal cenderung
memproses informasi melalui otak kanannyas,
3 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Masalah yang dihadapi adalah pola tidur, kebutuhan kalori yang
meningkat, dan keselamatan diri atas benda-benda yang digunakan,
2.3.2 Perkembangan Kognitif
a. Teori Piaget (Tahap Pra Operasional)
Berlangsung 2-7 Tahun,
Anak-anak melakukan penalaran (mulai mewakili dunianya dengan
kata-kata, citra, gambar-gambar konsep yang stabil
Pada 2-4 tahun anak-anak mulai secara mental mewakili obyek yang
hadir. Pemikiran mereka dibatasi oleh egosentrisme dan animisme.
Pada 4-7 tahun anak-anak mulai menalar dan banyak bertanya kepada
orang dewasa (Intuitif, percaya diri, tak tahu apa yang mereka ketahui)
Anak-anak membangun pemahamannya sendiri ( Konstrukvisme)
b. Teori Vygotsky (Konstruktivis Sosial)
Anak-anak membangun pengetahan melalui interaksi sosial,
Menggunakan
bahasa
untuk
berkomunikasi,
merencanakan,
memandu, dan memantau diri mereka sendiri untuk memecahkan
masalah,
Memerlukan bantuan orang dewasa melalui Zona Perkembangan
proksimal untuk tugas-tugas yang terlalu sulit bagi mereka. Mereka
dapat mempelajari dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa,
Teman sebaya dan orang dewasa dapat membantu mereka dengan
“Scaffolding”,
c. Pemrosesan Informasi
Kemampuan untuk memperhatikan stimulus meningkat secara
dramatis,
Memiliki peningkatan memori jangka pendek yang signifikan,
Mampu belajar memecahkan masalah yang sederhana,
4 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Mulai
memahami kondisi mental yang melibatkan persepsi,
keinginan, dan emosi,
Mayoritas menyadari bahwa orang dapat memiliki keyakinan yang
salah,
Mereka memiliki apresiasi semakin mendalam dari pikiran itu
sendiri dari pada memahami keadaan mental,
2.3.3. Perkembangan Sosial dan Emosional
•
Teori Erikson; Masa kanak-kanak adalah awal dari periode ketika
perkembangan yang melibatkan inisiatif versus rasa bersalah,
•
Pemahaman diri terbangun dengan representasi
atribut tubuh
dan
benda-benda milik pribadi serta aktivitas spesifik,
•
Anak-anak umur 4-5 tahun mulai menggunakan deskripsi diri seperti
sifat,
•
Anak-anak mampu menunjukkan pemahaman diri dan orang lain lebih
canggih, dari yang dibayangkan sebelumnya
•
Memiliki rentang emosi yang meluas (Bangga, rasa malu, dan rasa
bersalah),
•
Usia 2-4 tahun memiliki banyak istilah yang menggambarkan emosi atas
perasaannya,
•
Usia 4-5 tahun memiliki peningkatan pemahaman bahwa satu akticitas
menimbulkan, emosi berbeda dengan aktivitas lainnya,
•
Menunjukkan kesadaran mengelola emosi,
•
Teori Kohlberg menyebutnya sebagai tahap preoperasional. Anak-anak
tidak mengerti moralitas,
•
Anak-anak menilai perilaku dari konsekuensinya. Perilaku berkembang
karena penguatan, hukuman, dan imitasi,
5 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Anak-anak memahami moral dari aturan ,
Implikasi terhadap pendidikan,
Memberikan kesempatan yang banyak untuk aktif dan bereksplorasi,
Berikan aktivitas motorik yang menyenangkan dan sesui dengan
usianya,
Lakukan pemeriksaan medis secara teratur,
Bimbing dengan keteladanan dan pastikan mereka bermain dengan
aman,
Memahami bunyi dan rangkaian kata (Fonologi dan Morfologi).
Kenalkan anak-anak dengan bunyi bahasa dan rangkaian kata-kata
dengan kartu kata-kata dan gambar,
Memahami susunan kata-kata dalam kalimat (sintaksis) dan arti katakata (semantik),
Kenalkan dengan rangkaian kata-kata yang dapat di gabung menjadi
kalimat. Kemampuan kosakata anak-anak meningkat drastis,
Meningkatkan kemampuan berbicara (pragmatik).
- Kemampuan berbicara meningkat drastis. Berikan mereka
kesempatan untuk wahana berbicara,
- Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dalam percakapan
dan mampu mengubah gaya bicara mereka sesuai dengan situasi.
Terdapat peningkatan minat dalam kemampuan membaca dan menulis.
Berikan citra positip untuk membaca dan menulis dengan memberikan
pengalaman yang menyenangkan.
Variasi pembelajaran: Learning by Doing (Montessori, Pendekatan
Area, Pendekatan Beyond Center dan Circle Time,
Meningkatkan kemampuan berbicara (pragmatik).
- Kemampuan berbicara meningkat drastis. Berikan mereka kesempatan
untuk wahana berbicara.
- Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dalam percakapan dan
mampu mengubah gaya bicara mereka sesuai dengan situasi,
6 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
Pengasuhan secara positif (hindari 4 gaya pengasuhan: Otoriter,
Otoritatif, Lalai, permisif),
Berikan aktivitas sosial dan hindarkan tindakan penganiayaan anak
(Montessori, Area system, BCCT, Inquiry learning),
Pendampingan positip terhadap hubungan sebaya,
Kembangkan permainan-permainan sensoris motorik, permainan
praktis, permainan simbolis, permainan klonstruktif, games,
Pendampingan dan pemilihan materi-materi video dan televisi,
Pendampingan atas perubahan kondisi keluarga dalam dunia sosial
yang berubah,
Berikan permainan permainan motorik kasar dan halus,
2.4 Perkembangan Anak-Anak Menengah dan Akhir
2.4.1 Perkembangan Fisik
•
Perkembangan sistem rangka tubuh dan otot meningkat dan anak tumbuh
rata-rata 5-8 cm. Tinggi badan bertambah.
•
Pertumbuhan otak berkembangan pesat dan meningkatkan kemampuan
kognitif,
•
Perkembangan motorik lebih terkoordinasi dan lancar,
•
Anak mampu mampu mengendalikan tubuhnya, konsentrasi, dan duduk
dalam jangka waktu yang lama,
•
Ketrampilan motorik kasar semakin berkembang dan luar, mampu ahli
untuk melempar bola, melompati tali, melewati balok keseimbangan,
•
Laki-laki memiliki motorik kasar yang lebih baik Pertumbuhan berat
badan meningkat 2 kali lipat dan aktivitas meningkat.
Menimbulkan
masalah pada nutrisi,
•
Perlunya aktualisasi aktivitas gerak badan, dengan kondisi masyarakat
sekarang dengan bertumbuhnya alat informasi dll, aktivitas olah raga
anak-anak sangat perlu perhatian,
2.4.2 Perkembangan Kognitif,
Pemikiran konkrit
(Operasi,
konservasi,
klasifikasi,
seriasi,
transitivity),
Pemikirannya tidak abstrak,
7 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
dan
Perlunya bimbingan untuk memproses informasi, melakukan, strategi
memproses informasi, dan memiliki kecepatan pemrosesan informasi,
Memori jangka panjang meningkat,
Mulai berpikir kritis dan kreatif,
Memerlukan
bantuan
berpikir
metakognisi
(Mengetahui
tentang
mengetahui),
Kemampuan kata-kata dan bahasa menjadi analitis dan logis,
Ketrampilan membaca yang mulai meningkat,
Kemampuan menguasai bilingual meningkat
2.4.3 Perkembangan Sosio Emosional
•
Meningkatnya pemahaman diri yang melibatkan karakteristik sosial dan
psikologis,
•
Mampu medmperbaiki konsep diri dan memiliki peningkatan kemampuan
memahami konsep sosial
•
Konsep diri mengacu pada domain citra diri
•
Perkembangan emosional meningkatb pada emosi yang kompleks
(Kebanggaan, rasa malu, reaksi-reaksi emosional),
•
Memiliki pengaruh perkembangan moral dari teman sebaya dan
perspective taking,
•
Mulai adanya stereotip gender,
•
Penguasaan status teman sebaya,
•
Kognisi sosial diperoleh dengan melakukan pemrosesan informasi dari
teman sebaya,
•
Dimungkinkan munculnya perploncoan dan loyalitas persahabatan.
2.5 Perkembangan Masa Remaja
2.5.1 Perkembangan Fisik
•
Mengalami persepsi positif dan negatif atas menjadi remaja,
•
Masa transisi dari masa kanak-kanak ke remaja,
•
Mengalami pertumbuhan fisik dan pubertas dengan perubahan hormonal
dalam dirinya,
8 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Peningkatan penebalan korpus kolosum yang memperkuat daya
meprosesan informasi,
Orientasi sosial dan seksual terkait perkembangan fisik
•
Mengembangkan identitas sosial,
•
Adanya resiko seksualitas (USA 64% laki-laki dan 62% perempuan telah
bersebadan)
•
Resiko narkoba dan aktivitas fisik lainnya yang membahayakan,
2.5.2 Perkembangan kognitif
•
Berfikir abstrak, idealis, dan logis,
•
Egosentrisme diri,
•
Terdapat peningkatan memori baik memori jangka pendek, working
memory, dan memori jangka panjang,
•
Menunjukkan kepedulian yang meningkat,
•
Tumbuhnya fantasi,
2.5.3 Perkembangan Sosio Emosional
•
Menurunnya harga diri pada awal remaja,
•
Kelabiklan identitas diri,
•
Meningkatnya emosi ekstrim tetapi cepat berlalu,
•
Kesulitan dalam kemandirian diri,
•
Meningkatnya konflik remaja dan orang tua,
•
Peningkatan dramatis aspek psikologis dan kelekatan pertemanan,
•
Kuatnya tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya,
•
Mulainya ketertarikan hubungan romantis,
•
Terjadinya resiko kenakalan remaja,
•
Terjadinya resiko depresi dan kurangnya kemampuan pemecahan
Masalah,
Implikasi terhadap Pendidikan
•
Mengembangkan ekspektasi positif,
•
Memahami perubahan fisik remaja dan memeberikan waktu untuk
berkomunikasi,
•
Menajdi model peran kesehatan yang baik bagi remaja,
•
Berkomunikasi secara positif mengenai fisik dan seksualitas,
9 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
•
Menyediakan dukungan untuk pemrosesan informasi,
•
Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dilema moral,
•
Buat sekola dan kelas lebih baik bagi remaja dengan program-program
khusus,
•
Memperhatikan variasi individu remaja,
•
Mengembangkan kurikulum dengan ekspektasi tinggi,
•
Mengembangkan komunitas lebih kecil,
•
Melibatkan segi tiga pendidikan sekolah, orang tua, masyarakat,
•
Bimbingan karir buat remaja,
•
Berikan kesempatan eksplorasi identitas mereka,
•
Tingkatkan pemahaman kemandirian dan kelekatan,
•
Kenali pentingnya hubungan teman sebaya, orang tua, organisasi
masyarakat, dan sekolah,
Bahan rujukan
Brophy, Jere E., dan Good, Thomas L.1980.Educational Psychology:
A Realistic Approach.New York:Holt, Rinehart and Winston
Mar’at, Samsunuwiyati, HJ. Prof. Dr, S.Psi.2010.Desmita Psikologi
Perkembangan.Bandung:Rosda
Stantrock, John W.2009.Masa Perkembangan Anak.Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika
Slavin, Robert E.2008.Psikologi Pendidikan:Teori dan Praktik.
Jakarta:PT Indeks
Syah, Muhibbin.2010.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung:Rosda
10 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia
11 | ¹Mahasiswa Program S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang;
Dosen Universitas Islam Balitar Blitar, dan Founder G*GOLD Indonesia