Analisis Keuangan dan analisis (3)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan para pengusaha
dan pemegang saham dalam jangka panjang, tetapi bukan untuk memaksimalkan ukuranukuran akuntansi seperti laba bersih. Disini, kita akan mempelajari bagaimana laporan
keuangan digunakan oleh manajer untuk memperbaiki kinerja perusahaannya.
Laporan Keuangan jelas telah banyak mendapat perbaikan selama ini, sehingga
laporan tersebut memberikan banyak informasi positif yang dapat digunakan oleh manajer,
investor, kreditor, pelanggan, pemasok, dan regulator.
Ada beberapa cara dalam mengetahui suku bunga maupun keadaan perusahaan pada
waktu itu, dengan melihat laporan mereka beberapa periode. Berikut adalah cara-cara yang
dapat digunakan jika kita ingin menanamkan saham pada suatu perusahaan, sehingga kita
juga dapat menggunakan metode prediksi atau peramalan pada investasi kita nantinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Rasio Keuangan?
2. Apa tujuan dari Analisis Rasio?
3. Bagaimanakah macam dari Analisis Rasio keuangan tersebut?

1


BAB II
PEMBAHASAN

2.2 ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO)
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah suatu alat analisa yang
digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba,
dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Menurut Roos, Westerfield & Jordan (2004:78) Rasio Keuangan adalah “Hubungan
yang dihitung dan informasi keuangan suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan
perbandingan”. Sedangkan menurut Jumingan (2006:242) “Analisis Rasio Keuangan
merupakan analisis dengan membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos laporan
keuangan lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan
diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi”.
Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu
dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang
lain. Dengan menggunakan metode analisis seperti berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan.


Dengan

rasio

keuangan

pula

dapat

membantu

Perusahaan

dalam

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Menurut Gitman (2006:54) analisis rasio keuangan adalah bahwa rasio keuangan
meliputi metode untuk menghitung dan mengintepretasikan rasio keuangan untuk

menganalisis dan mengawasi kinerja perusahaan.
Laporan Keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu dan kegiatan
operasinya selama beberapa periode lalu. Namun, nilai riilnya ada pada kenyataan bahwa
laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba di masa depan.
Dari sudut investor, peramalan masa depan adalah inti dari analisis keuangan yang
sebenarnya. Sementara itu, dari sudut pandang manajemen, analasis laporan keuangan
berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah
sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki kinerja di
masa depan.

2

2.3 RASIO DAPAT DIHITUNG BERDASARKAN FINANCIAL STATEMENT YANG
TERSEDIA DALAM:
Balance sheet
Neraca Keuangan (Balance sheet) merupakan laporan keuangan yang mencakup asset,
kewajiban (liability), dan modal (Equity/Ekuitas).
Income statement
Laporan laba /rugi (income statement) disebut juga laporan pendapatan dan biaya (profit and
loss statement) atau hasil operasi (statement of operation), yaitu suatu laporan yang dibuat

secara sistematis berisikan gambaran ringkasan tentang penghasilan (income) dan beban
(expenses) dalam periode tertentu dari suatu perusahaan.

2.4 TUJUAN ANALISIS KEUANGAN
Tujuan umum laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) terdiri dari lima
tujuan, masing-masing adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva
neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha
dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan
investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.


3

2.5 KEGUNAAN ANALISIS KEUANGAN
Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai
apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap
tindakan secara konsisten agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Menurut Agus Sartono (2001:113) analisis keuangan mencakup analisis rasio
keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang finansial akan sangat membantu dalam
menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa datang. Rasio tersebut dapat
memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi
kewajiban finansialnya, besarnya hutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen
persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat
sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Dari sudut investor, memperkirakan masa mendatang merupakan hal yang terpenting
dari menganalisis laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan bagi investor dapat
bermanfaat dalam menentukan kebijaksanaannya dalam melakukan antisipasi terhadap
kemungkinan situasi yang buruk dimasa yang akan datang. Dengan menganalisis laporan
keuangan tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan perusahaan serta perkembangan
perusahaan dimasa sekarang yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi perencanaan
perusahaan dimasa yang akan datang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari analisis keuangan adalah:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aset, liabilitas, dan
ekuitas).
2. Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akuntansi dalam pengambilan
keputusan.

4

2.6 RASIO KEUANGAN
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Aset Likuid merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat
dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku. Dengan kata lain,
Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubunganantara kas dan asset lancar
perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.
Dua Rasio Likuiditas yang umum digunakan adalah Rasio Lancar dan Rasio Cepat
atau Acid Test.
a. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Rasio Likuiditas yang pertama adalah Rasio Lancar, yang dihitung dengan
membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.



Aset lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan.



Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang
lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalamikesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat
membayar taguhan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan
meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada
aset lancar, rasio lancar akan turun dan ini merupakan pertanda adanya masalah.
Rasio Lancar=

Aset lancar
Kewajiban Lancar

.


Current ratio =

Current assets
Current liabilities

a. Quick Ratio (Rasio Cepat) atau Acid Test
Rasio Likuiditas kedua yang sering digunakan adalah rasio cepat atau Acid Test
yang dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian
membagi sisanya dengan kewajiban lancar. Persediaan paada umumnya merupakan
aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga persediaan merupakan
aset dimana kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuid.
5

Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan
sangat penting artinya. Namun, jika piutang usaha dapat ditagih, perusahaan dapat
melunasi kewajiban lancarnya tanpa harus melikuidasi persediaan.
Rumus dari Quick Ratio atau Acid test (Rasio Cepat) adalah:
Rasio Cepat ( Acid test )=


Quick ratio =

Aset lancar−Persediaan
Kewajiban Lancar

Current assets − Inventory
Current liabilities

b. Cash Ratio ( Rasio kas)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang
disimpan di Bank.
Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu:
Rasio Kas=

Cash ratio =

Kas+efek
Kewajiban Lancar


Cash
Cash + Marketable scurities
/=
Current liabilities
Current liabilities

2. Ratio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio ini disebut juga leverage ratio yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Bank).
Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah:

6

a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibanya.
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt ¿ equity Ratio=

Total Hutang
Modal

Total debt to equity ratio =

Cureent liabilities + Long term debt
Equity

Long term debt to equity ratio =

Long term debt
Equity

b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka
panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Total Debt ¿ Total Aset Ratio=

Total Hutang
Total Aktiva

Total debt to total assets ratio =
Time int erest earned ratio =

Total debt
Total assets

EBIT
Bunga Jangka Panjang

Catatan: Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya.

7

3. Rasio Aktifitas (Activity Ratio)
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya
yang dimilikinya. Rasio Manajemen Aset merupakan rasio yang mengukur seberapa
efektif perusahaan mengelola asetnya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aset,
maka biaya medalnya telalu tinggi dan labanya akan tertekan. Dilain pihaknya, jika aset
terlalu rendah, maka penjualan yang menguntungkan akan hilang.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain:
a. Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva atau aset perusahaan, dan
dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset.
Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets TurnOve r Ratio=

Total Assets Turn Over =

Penjualan
X 100
Total Aktiva

Net sales
Total assets

b. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai
penjualan kredit terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable

Turn
Penjualan
=
Ratio Rata−rata Piutang

Receivable turn over =

Net credit sales
Average receivable

c. Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period Ratio)
Rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.

8

Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio=

Average Collection Period =

Rata−rata Piutang x 360
Penjualanbersih

Average receivable x 360
Net credit sales

d. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang
dimiliki terhadap penjualan. Sesuai dengan namanya, rasio ini menunjukkan berapa
kali pos tersebut “berputar” sepanjang tahun. Perputaran yang jumlahnya jauh lebih
rendah dibandingkan rata-rata industry, ini menunjukkan bahwa perusahaan terlalu
banyak menyimpan perediaan.
Kelebihan perediaan tentunya tidak produktif dan mencerminkan investasi
dengan tingkat pengembalian yang rendah atau nol. Semakin tinggi rasio ini akan
semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:
Rasio perputaran persediaan=

Inventory Turn Over =

Penjualan
Persediaan

CGS
Average Inventory

e. Average Day’s Inventory
Digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan barang dagangan
berada di gudang perusahaan.
Rumusnya sebagai berikut:
Average Day ’ s Inventory=

360 hari
Perputaran Persediaan

Average days inventory =

360 days
Inventory turn over

9

f. Working Capital Turn Over
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva LancarHutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
WorkingCapital

Turn
Penjualan
=
Ratio Modal−Hutang

Working Capital Turn Over =

Sales
Current assets − Current liabilities

g. Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap
penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap yang dimiliki secara
efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:
Rasio Perputaran Aset Tetap=

Fixed assets turn over =

Penjualan
Aktivatetap

Net sales
Fixed assets

Catatan: Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik, kita bisa
membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai
seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.

10

4. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Probability Ratio) / Kinerja Manajemen
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur

kemampuan perusahaan

dalam memperoleh

laba

atau

keuntungan,

profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut.
Rasio Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari
pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. Atau dengan kata lain
rasio yang mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan
operasional.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah:
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Gross Profit Margin=

Laba Kotor
Penjualan

Gross Profit Margin =

Profit margin =

Sales − CGS
Sales

Net operating income
Net sales

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu:
Net Profit Margin=

Net profit margin =

Laba setelah Pajak
Penjualan Bersih

Net profit after tax
Net sales

c. Operating Ratio
11

Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan,
semakin kecil angka rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya
sebagai berikut:
Operating Ratio=

Operating ratio =

HPP+ Adm . Penjualan∧Umum
Penjualan Bersih

CGS + Adm exp enses + selling exp enses + General exp enses
Net sales

d. Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Earning Power of Total investment =

Earning Power =

Laba sesudah Pajak
Total Aktiva

Earning after tax
Total assets

e. Return on Equity (Pengembalian atas Modal)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham
biasa maupun saham preferen.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Return on Equity=

Laba sesudah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham

Rate of return on net worth =

Earning after tax
Net worth

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin
baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di
pasar.

5. Rasio Manajemen Utang
12

Sampai sejauh apa perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial
leverage)—selanjutnya, kita akan menggunakan istilah leverage—akan memberikan 3
dampak penting:
1. Menghimpun dana melalui uang, pemegang saham dapat mengendalikan
perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas.
2. Kreditor melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai batas
pengaman.
3. Jika hasil yang diperoleh dari aset perusahaan lebih tinggi daripada tingkat bunga
yang dibayarkan, maka pengguaan utang akan “mengungkit” (leverage) atau
memperbesar pengembalian atas ekuitas atau ROE.
a. Total Utang terhadap Total Aset
Rasio total utang terhadap total aset, yang umumnya disebut rasio utang (debt
ratio), mengukur presentase dana yang diberikan oleh kreditor.
Total utang termasuk seluruh kewajiban lancar dan utang jangka panjang.
Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah karena makin rendah rasio utang,
makin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika likuidasi. Di sisi lain,
pemegang saham menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar
laba yang diharapkan.
Rasio Utang=

Total Utang
Total Aset

b. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (time-interest-earned-TIE)
Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (TIE) mengukur sampais sejauh apa laba
operasi dapat mengalami penurunan sebelum perusahaan tidak mampu memenuhi
biaya bunga tahunannya.
Rasio kelipatan pembayaran bunga=

EBIT
Beban Bunga

13

6. Rasio Nilai Pasar
ROE (Return On Equity) mencerminkan pengaruh dari seluruh rasio lain dan
merupakan ukuran kinerja tunggal yang terbaik dilihat dari kacamata akuntansi. Investor
sudah pasti menyukai nilai ROE yang tinggi, karena umumnya memiliki korelasi positif
dengan harga saham yang tinggi. Namun, ada beberapa faktor lain yang terlibat. Seperti
leverage keuangan umumnya akan meningkatkan ROE tapi juga akan meningkatkan
resiko perusahaan, yang tidak disukai oleh investor. Jadi, jika ROE yang tinggi diperoleh
melalui penggunaan utang dalam jumlah yang sangat besar, harga saham kemungkinan
akan lebih rendah dari yang seharusnya dengan utang yang lebih sedikit dan ROE yang
lebih rendah.
Rasio nilai pasar memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan
investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa depan. Jika rasio likuiditas,
manajemen aset, manajemen utang, dan profatibilitas semuanya terlihat baik dan berjalan
stabil, maka rasio nilai pasar juga akan tinggi, nilai saham kemungkinan tinggi sesuai
dengan yang diperkirakan.
a. Rasio Harga/Laba
Rasio Harga laba (price/earning—P/E) menunjukkan jumlah yang rela
dibayarkan oleh investor setiap setiap laba yang dilaporkan.
Rasio harga/laba(P /E)=

Harga persaham
Laba persaham

b. Rasio Harga/Arus Kas
Di beberapa industri, harga saham memiliki hubungan yang lebih erat dengan
arus kas daripada laba bersih. Karena itu, investor sering melihat rasio harga/arus
kas (price/cash flow ratio) seperti berikut ini:
Rasio harga/arus kas=

Harga persaham
Arus kas persaham

Perlu dicatat bahwa karena alasan tertentu, analisis juga melihat rasio-rasio lain
selain rasio harga/laba dan harga/arus kas.

14

c. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku
Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi
pandangan investor atas perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor
—yang artinya perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus
mengalami pertumbuhan—dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang rendah.
Pertama, kita akan menghitung nilai buku per saham seperti yang dinyatakan
berikut ini:
Nilai buku per saham=

Ekuitas biasa
Jumlah s ahamberedar

Selanjutnya, kita membagi harga pasar per saham dengan nilai buku per saham
untuk mendapatkan rasio nilai pasar/nilai buku (market/book—M/B)
R asio nilai pasar /nilai buku=M /B=

Harga pasar per saham
Nilai buku per saham

Jika suatu perusahaan menerima tingkat pengembalian atas aset yang renadah, maka
rasio M/B-nya akan relatif lebih rendah dibanding rata-rata perusahaan lain. sementara
itu, perusahaan yang berhasil mencapai tingkat pengembalian atas aset yang tinggi,
sehingga mengakibatkan nilai pasarnya jauh melebihi nilai bukunya.

7. Menyatukan Rasio: Persamaan Du Pont
Margin laba dikalikan perputaran total aset yang disebut dengan persamaan dasar Du
pont (basic Du Pont equation), dan dapat menunjukkan tingkat pengembalian atas aset
(return on assets—ROA):
ROA=Margin laba x Perputaran total Aset
¿

Laba bersih Penjualan
x
Penjualan Total Aset

15

Jika perusahaan didanai hanya dengan ekuitas biasa, tingkat pengembalian atas aset
(Return On Assets—ROA) dan pengembalian atas ekuitas (Return On Equity—ROE)
akan sama karena total aset akan sama dengan ekuitas biasa:
ROA=

Laba bersih Laba bersih
=
=ROE
Total Aset
Ekuitas biasa

Persamaan ini hanya berlaku jika perusahaan tidak menggunakan utang. Jika
menggunakan utang, ekuitas biasanya lebih kecil dari total aset. Jadi, pengembalian atas
pemegang saham biasa (ROE) harus lebih besar dari ROA. Untuk mendapatkan
pengembalian atas ekuitas (ROE) dari pengembalian atas aset (ROA), kita dapat
mengalikannya dengan multiplier ekuitas, yaitu rasio total aset terhadap ekuitas biasa:
Multiplier ekuitas=

Total Aset
Ekuitas biasa

16

STUDI KASUS
Pada tabel 1 berikut dapat dilihat bahwa grafik menunujukkan tingkat pengembalian
atas ekuitas biasa Allied yang terus menurun sejak tahun 2002 meskipun rata-rata industri
relatif stabil. Perusahaan yang menggunakan utang dalam jumlah besar (leverage lebih
besar) seharusnya akan memiliki multiplier ekuitasnya.
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2001

industri
Allied

2002

2003

2004

2005

Tabel 1

Tabel 2
Rasio

Rumus

Perhitungan

Rasio

Rata-rata
Industri

Komentar

Likuiditas
Lancar

Aset Lancar
Kewajiban Lancar

$ 1.000
$ 310

= 3,2x

4,2x

Buruk

Cepat

Aset Lancar−Persediaan
Kewajiban Lancar

$ 385
$ 310

= 1,2x

2,2x

Buruk

Penjualan
Persediaan
Piutang
Penjualan tahunan/ 365
Penjualan
Aset tetap bersih

$ 3.000
$ 615
$ 375
$ 8,2192
$ 3.000
$ 1.000

= 4,9x

10,9

Buruk

= 46
hari

36 hari

Buruk

= 3x

2,8x

Ok

Manaajemen Aset
Perputaran
Persediaan
Jumlah hari
penjualan belum
tertagih (DSO)
Perputaran aset
tetap

17

Perputaran total
aset

Penjualan
Total aset

$ 3.000
$ 2.000

= 1,5x

1,8x

Sedikit rendah

Total Utang
Total aset

$ 1.060
$ 2.000

= 53%

40%

Tinggi (beresiko)

Manajemen utang
Total utang
terhadap total aset

Rasio

Rumus

Perhitungan

Kelipatan
pembayaran
bunga (TIE)

Laba sblm bunga dan pajak (EBIT )
Beban bunga

Cakupan
EBITDA

EBITDA+ Pmby . sewa guna ush $ 385
Bunga+ Pmby . pokok + Pmby . sewa guna
$ 310
ush

$ 1.000
$ 310

Rata-rata
Industri

Komentar

= 3,2x

4,2x

Buruk

= 1,2x

2,2x

Buruk

Rasio

Profitabilitas
Margin Laba
atas penjualan

Laba bersih
Penjualan

$ 117,5
$ 3.000

= 3,9%

5%

Buruk

Pengembalian
atas total aset
(ROA)

Laba Bersih
Total Aset

$ 117,5
$ 2.000

= 5,9%

9%

Buruk

$ 283,8
$ 2.000

= 14,2%

18%

Buruk

Laba Bersih
Ekuitas biasa

$ 117,5
$ 940

= 12,5%

15%

Buruk

Harga per saham
Laba per saham

$ 23
$ 2,35

= 9,8x

= 11,3x

Rendah

Harga/arus kas

Harga Per saham
Arus kas per saham

$ 23
$ 4 , 35

= 5,3x

= 5,4x

Rendah

Nilai pasar/nilai
buku (M/B)

Harga pasar Per saham
Nilai buku per saham

$ 23
$ 18 , 8

= 1,2x

= 1,7x

Rendah

Kemampuan
dasar untuk
menghasilkan
laba (BEP)
Pengembalian
atas ekuitas
biasa (ROE)

Laba sblm bunga dan pajak (EBIT )
Total Aset

Nilai Pasar
Harga/Laba
(P/E)

Pengembalian atas ekuitas (ROE) Allied bergantung pada ROA dan penggunaan leverage.
ROE

= ROA x Multiplier ekuitas
¿

Laba Bersih
Total Aset
x
Total Aset Ekuitas Biasa
18

¿ 5,9 X

$ 2.000
$ 940

= 59% X 2,13
= 12,5%
Ketika digabungkan, persamaan kedua tabel membentuk persamaan Du Pont yang
diperlukan (extended Du Pont) yang menunjukkan bagaimana margin laba, rasio perputaran
total aset, dan multiplier ekuitas bergabung untuk melakukan ROE.
ROE

= (Margin laba) (perputaran total aset) (Multiplier ekuitas)
¿

Laba bersih Penjualan
Total aset
x
x
Penjualan Total aset Ekuitas biasa

Untuk Allied, kita mendapatkan:
ROE

= (3,9%) (1,5) (2,13)
= 12,5%

Tingkat pengembalian 12,5% tentunya dapat langsung dihitung: Penjualan dan Total
Aset akan saling menghilangkan, hingga tinggal menyisakan Laba bersih/ Ekuitas biasa =
$117,5/$940 = 12,5%. Namun, persamaan Du Pont yang diperluas menunjukkan kepada kita
bagaimana margin laba, perputaran aset, dan penggunaan utang bersama-sama menentukan
pengembalian atas ekuitas.
Manajemen Allied dapat menggunakan persamaan Du Pont yang diperluas untuk
menganalisis cara-cara memperbaiki kinerja. Dengan memusatkan perhatian pada margin
laba, bagian pemasarann dapat mempelajari pengaruh peningkatan harga jual (atau
menurunkannya untuk meningkatkan volume penjualan), pengaruh perpindahan ke produk
atau pasar baru dengan margin yang lebih tinggi, dan seterusnya. Akuntan biaya dapat
mempelajari berbagai pos beban dan bekerja sama dengan bagian teknik, agen pembelian,
dan bagian operasional lainnya untuk mencari cara guna menurunkan biaya. Bagian
keuangan juga dapat menganalisis dampak dari berbagai alternatif strategi pendanaan,
mencari cara mengurangi beban bunga dan resiko yang terkait dengan utang sambil tetap
menggunakan leverage untuk meningkatkan pengembalian atau ekuitas.

19

20

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
1. Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah suatu alat analisa yang digunakan
oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi /
Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
2. Rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi laporan keuangan.
3. Tujuan dari pembuatan laporan keuangan bagi manajer keuangan adalah dapat
memantau dan membuat keputusan yang tepat untuk rencana kedepannya. Bagi
manajer perusahaan, dapat mempertimbangkan rencana dan prospek yang akan
dilakukan oleh perusahaan pada periode berikutnya.
4. Macam-macam Analisis Rasio ada 4, yaitu
a. Liquidity ratio (Rasio Likuiditas)
b. Leverage ratio (Ratio Solvabilitas)
c. Activity ratio (Rasio Aktifitas)
d. Profitability ratio (Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas)
5. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubunganantara kas dan asset lancar
perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.
6. Leverage ratio yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
7. Activity ratio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya.
8. Rasio Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari
pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.
9. Rasio manajemen utang berguna untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat
membayar hutang-hutangnya dengan pertimbangan keadaan perusahaan tersebut.

21

3.1 SARAN


Bagi perusahaan, mereka perlu memantau keadaan keauangan perusahaan, agar kas
yang diperoleh tidak terlalu tinggi, sehingga menentukan nilai likuiditasnya. Hal ini
dapat diatasi dengan investasi beresiko rendah. Pengambilan hutang sebaiknya juga
mempertimbangkan produktifitas perusahaan, agar resiko dari hutang itu tidak
menganggu kinerja perusahaan. Dan untuk produktifitas, perusahaan harus terus
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, apakah itu
dari peningkatan penjualan atau penggunaan aktiva dan modal yang optimal.



Bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya, beberapa contoh kasus dan data-data
terbaru dari berbagai sumber akan dapat memperjelas materi yang sedang kita bahas
sekarang, sehingga mempermudah dalam pemahaman berikutnya.

22

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65