ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT
NPX-36000 UNTUK MENENTUKAN JADWAL
PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM
Sachbudi Abbas Ras1; Andy Setiawan2
ABSTRACT
Maintenance system, surely takes important role for daily operational lift. A lift
which frequently broken could delay the activities. The right maintenance system should
be the one that is planned well. If we could identify or estimate an elevator reliability
level, then we could determine when should the maintenance, in form of part
replacement, best to perform. The data shown that lift NPX-36000 is the critical lift and
its critical part is PCB, because of PCB failure percentage is more than 50% from all
failure.
Keywords: reliability, component, lift component, maintenace time.

ABSTRAK
Sistem perawatan sangatlah penting bagi operasional lift yang digunakan seharihari. Lift yang sering mengalami kerusakan dapat menghambat jalannya aktivitas. Sistem
perawatan yang tepat adalah perawatan yang terencana, baik itu rutin maupun tidak
rutin. Lift dalam bekerja mempunyai tingkat keandalan tertentu. Dengan mengetahui
atau mengestimasi tingkat keandalan lift maka dapat diketahui kapan perawatan berupa
penggantian komponen sebaiknya dilakukan. Dari data diperoleh bahwa lift kritis adalah
lift NPX-36000 dan yang menjadi komponen kritisnya adalah PCB, karena komponen ini

memiliki tingkat persentase kerusakan lebih dari 50% dari semua kerusakan.
Kata kunci: keandalan, komponen, komponen lift, jadwal perawatan.

1
2

Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UIEU, Jakarta

16

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

PENDAHULUAN
Lift adalah salah satu fasilitas yang penting untuk menunjang kelancaran aktivitas
dalam kegiatan di gedung bertingkat. Dapatlah dipastikan bilamana lift tersebut kurang
baik atau rusak maka akan sangat mengganggu aktivitas dan menyebabkan banyak
kerugian, diantaranya adalah pengeluaran energi yang lebih banyak, menimbulkan
kelelahan, dan mengganggu konsentrasi dalam menyelesaikan tugas.
Lift dalam beroperasi mempunyai tingkat keandalan (reliability) tertentu. Dengan

mengetahui atau mengestimasikan tingkat keandalan lift, terutama pada komponen
kritisnya maka dapat diketahui kapan perawatan terhadap lift harus dilakukan dalam
bentuk penggantian komponen (part). Masalah itu sangat penting dan besar pengaruhnya
bagi pengelola gedung bertingkat karena perawatan dan penggantian komponen erat
kaitannya dengan kelancaran aktivitas di dalam gedung.

Penelitian dilakukan di PT Sarang Teknik, yaitu perusahaan yang menyediakan
jasa perawatan terhadap elevator and escalator bagi konsumennya. Lift NPX-36000
adalah salah satu jenis lift yang paling banyak digunakan di Indonesia dan masih
berfungsi dengan baik. Selain itu, lift NPX-36000 ini memiliki frekuensi kerusakan yang
paling tinggi (sebanyak 99 kali) dan mencapai lebih dari 50% dari kumulatif kerusakan
lift yang ada di PT Sarang Teknik.
Sering tidak berfungsinya lift NPX-36000 diantaranya disebabkan oleh
pengoperasian yang kurang baik atau sebab lain yang ditimbulkan oleh komponen lift
bersangkutan. Walaupun beberapa teknik perawatan telah dilaksanakan dan menjadi
program perawatan PT Sarang Teknik, namun masih sering terjadi masalah kerusakan lift.
Oleh karena itu, penggantian komponen lift merupakan kegiatan pemeliharaan yang
diharapkan dapat mengurangi jumlah kegagalan bekerjanya lift sedemikian sehingga lift
bersangkutan akan dapat beroperasi dengan baik dan lancar tanpa adanya gangguan.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

melakukan tindakan pencegahan berdasarkan interval waktu penggantian ( replacement
interval) dan umur komponen (replacement age of equipment) untuk menentukan jadwal
perawatan pencegahan yang optimal pada lift NPX-36000 dari PT Sarang Teknik.
Tujuan penelitian adalah untuk menentukan komponen kritis yang dilanjutkan
dengan melakukan karakterisasi dan analisis komponen kritis tersebut dari aspek
kerusakan (atau kegagalan) dan perawatannya yang pada akhirnya akan merencanakan
waktu penggantian komponen kritis (perawatan pencegahan). Beberapa hal yang akan
membatasi analisis dalam penelitian ini adalah data yang digunakan dari periode bulan
Maret 2000 sampai dengan bulan Maret 2004, biaya penggantian komponen diabaikan,
serta penentuan plot distribusi dan penentuan parameter  dan  menggunakan software
MINITAB Release 14.

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

17

Metode Penelitian
Tahapan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
Survey Awal


Studi Lapangan

Perumusan Pokok
Permasalahan

Studi Literatur

Tujuan Pemecahan
Masalah

Pengumpulan Data
1. Data jumlah kerusakan lift jenis NPX-36000
2. Data jumlah kerusakan komponen PCB
3. Data kerusakan komponen PCB
4. Data perawatan komponen PCB

Pengolahan Data
1. Penentuan komponen kirits
2. Penentuan jumlah kerusakan komponen kritis dan persentasenya
3. Penghitungan time to failure

4. Plotting distribusi Weibull
5. Penentuan Mean Time to Repair (MTTR)
6. Penentuan Mean Time to Failure (MTTF)
7. Penghitungan umur desain (Design Life)
8. Penentuan interval waktu penggantian komponen kritis

Analisis Pemecahan
Masalah

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1 Metode Penelitian

18

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

Pada tahap awal, akan dilakukan orientasi lokasi penelitian dan identifikasi
konteksual dari permasalahan yang ada yang dibarengi dengan elaborasi teori dari
berbagai literatur yang terkait dengan permasalahan dan pengamatan secara langsung di

lokasi untuk mendapatkan informasi dan data yang menunjang proses penelitian.
Kemudian, dirumuskan pokok permasalahan yang diturunkan dari tahap awal tersebut,
agar lebih terfokus dengan tetap mengacu pada studi literatur yang telah dilakukan
sebelumnya. Selanjutnya, ditentukan beberapa hal yang menjadi tujuan penelitian ini
yang diupayakan untuk dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang
dihadapi.
Berbagai data yang dikumpulkan adalah yang signifikan dan relevan dengan
permasalahan dan tujuan yang sudah dirumuskan terlebih dahulu. Setelah itu, dilakukan
pengolahan data untuk menggambarkan permasalahan yang ada dan menjadi acuan dalam
pencarian jawaban dari permasalahan tersebut. Tahap terakhir adalah dilakukan analisis
terhadap hasil pengumpulan dan pengolahan data dengan berbagai konsep dan teori yang
didapatkan dari studi literatur. Hasil analisis ini kemudian dituangkan secara ringkas di
dalam bagian simpulan dan saran penelitian.

PEMBAHASAN
Penentuan komponen kritis dari lift NPX-36000 akan didasarkan pada
pertimbangan berikut.
1. Komponen tersebut memiliki jumlah kerusakan yang paling tinggi.
2. Komponen tersebut bilamana tidak beroperasi maka secara otomatis lift juga tidak
akan dapat beroperasi.

Data kerusakan komponen lift NPX-36000 pada periode Maret 2000-2004 dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini yang memberikan hasil bahwa komponen PCB
merupakan komponen kritis dari lift NPX-36000.

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

19

Gambar 2 Data Kerusakan Komponen

Data yang diperlukan diberikan pada Tabel 1 untuk data time to failure
komponen PCB dan Tabel 2 yang mengilustrasikan data time to repair komponen kritis
bersangkutan.
Tabel 1 Data Time to Failure Komponen PCB
Time to Failure (dalam satuan Jam)

686,833
2154,917
2379
354,25

3692,917
600,75
627,58
593,0833
1077,917
336

411,833
764,67
403,667
2824,75
773
1584
189
1647,833
354,833
379,3333

306,1667
75,5

86,5
35,5
329,75
449,583
103,75
379,333
141,5
598,833

141,5
174,167
1812,333
189,5
47,67
1068,25
2073,833
146,25
391,5
940,25


311,67
842,25
449,75
600,75
92,67
22,5
65,333
315,333
85,5
-

Sumber: Dokumentasi Perusahaan (Diolah)

20

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

Tabel 2 Data Time to Repair Komponen PCB
Time to Repair (dalam satuan Jam)


0,417
0,833
2,000
1,000
0,500
0,750
1,750
1,250
0,750
0,667

3,333
3,833
2,500
1,250
3,000
4,000
1,833
1,333
0,333
0,833

3,000
0,500
1,000
2,250
1,417
0,750
2,000
2,750
1,000
3,667

1,500
3,333
3,167
0,333
2,000
1,750
2,167
1,083
0,750
3,750

2,833
0,250
1,833
2,500
3,000
1,167
1,000
0,667
1,000
-

Sumber: Dokumentasi Perusahaan (Diolah)

Adapun plot distribusi Weibull dari komponen PCB akan dideskripsikan pada
Gambar 3 untuk data time to failure dan Gambar 4 untuk data time to repair .

Gambar 3 Plot Distribusi untuk data Time to Failure

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

21

Gambar 4 Plot Distribusi untuk Data Time to Repair

Karena besaran p-value dari kedua plot di atas (yaitu 0,215 untuk data time to
failure dan 0,172 untuk data time to repair ) lebih besar dari nilai α (yang ditetapkan
sebesar 0,05), dapat disimpulkan bahwa distribusi Weibull dapat digunakan sebagai
representasi dari kedua kelompok data tersebut.
Untuk menentukan nilai parameter dari distribusi Weibull ( dan ), didapat
dengan bantuan software MINITAB Release 14. Dari Gambar 5 berikut, nilai parameter
bentuk () = 0,94293 dan nilai parameter skala () = 676,16785 untuk data time to
failure.

22

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

Gambar 5 Deskripsi Statistik dari Data Time to Failure

Gambar 6 Deskripsi Statistik dari Data Time to Repair

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

23

Dari Gambar 6 tersebut, dapat diketahui bahwa nilai parameter bentuk () =
1,67282 dan nilai parameter skala () = 1,93886 untuk data time to repair . Setelah nilai
dari kedua parameter distribusi Weibull ( dan ) telah diketahui, dilanjutkan dengan
perhitungan untuk mendapatkan nilai dari Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time
to Repair (MTTR) dalam satuan jam.

 1
MTTF   * 1  
 
1


MTTF  676,16785 * 1 

 0,94293 
MTTF  676,16785 * 2,0605
MTTF  676,16785 *1,02687
MTTF  694,336 Jam

 1
MTTR   * 1  
 
1 

MTTR  1,93886 * 1 

1
,
67282


MTTR  1,93886 * 1,5978
MTTR  1,93886 * 0,89352
MTTR  1,732 Jam

Setelah diketahui nilai parameter Weibull ( dan ) serta nilai MTTF dan MTTR,
dapat dilakukan plotting dari berbagai distribusi untuk fungsi yang diperlukan.

24

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

Gambar 7 Plot Distribusi untuk Berbagai Fungsi dari Data Time to Failure

Gambar 8 Plot Distribusi untuk Berbagai Fungsi dari Data Time to Repair

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

25

Setelah didapatkan plot distribusi dari berbagai fungsi untuk kedua kelompok
data--yang berguna untuk melakukan karakterisasi dan acuan dalam analisis--,
selanjutnya akan dilakukan perhitungan dari umur desain (Design Life). Perhitungan
umur desain ini dilakukan berdasarkan estimasi tingkat keandalan dari komponen kritis
dengan mengacu pada nilai MTTF (Mean Time to Failure). Perhitungan dilakukan
dengan menetapkan tingkat keandalan sebesar 90% dan 95%.

t R   *  ln R



t 90%  676,16785 *  ln 0,90
1

t 90%  676,16785 * 0,1054
t 90%  62,198 Jam

1

0 , 94293

1, 0605

Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa terdapat peluang komponen kritis
akan dapat tetap melakukan fungsinya dengan probabilitas 90% untuk pengoperasian
selama 62,198 Jam.

t R   *  ln R



t 95%  676,16785 *  ln 0,95
1

t 95%  676,16785 * 0,0513
t 95%  28,978 Jam

1

0 , 94293

1, 0605

Bilamana dioperasikan selama 28,978 Jam, maka komponen kritis akan dapat
melakukan fungsinya dengan baik dengan peluang sebesar 95%. Terakhir, model
perawatan pencegahan optimal akan didapatkan dengan dua pendekatan sederhana
sebagai berikut.
1. Model Keseimbangan
Periode perawatan pencegahan pada model ini akan didapatkan melalui pencarian
selisih antara nilai MTTF dengan nilai MTTR.

Periode Perawatan  Nilai MTTF - Nilai MTTR
Periode Perawatan  694,336  1,732  692,604 Jam

Periode perawatan pencegahan yang perlu dilakukan adalah tiap 692,604 Jam dari
operasional komponen kritis.

26

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28

2. Model Optimasi
Periode perawatan pencegahan pada model optimasi ini diperoleh melalui
pengurangan nilai MTTF dengan selisih yang ada antara time to failure tercepat
dengan time to repair terlama.

Periode Perawatan  Nilai MTTF - time to failure tercepat - time to repair terlama 

Periode Perawatan  694,336  22,5  4  675,836 Jam

Maka, untuk setiap 675,836 Jam operasional komponen kritis akan perlu
dilakukan tindakan perawatan pencegahan berupa penggantian komponen.

PENUTUP
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Komponen PCB dapat dikatakan sebagai komponen kritis bagi lift NPX-36000
karena memiliki jumlah kerusakan terbesar sebanyak 49 kali dan dengan persentase
sebesar 50,52%.
2. Kerusakan komponen kritis tersebut dapat direpresentasikan pola datanya melalui
distribusi Weibull. Dengan parameter sebagai berikut: (1) untuk data time to failure:
 = 0,94293 ;  = 676,16785 ; dan MTTF = 694,336 Jam; dan (2) untuk data time to
repair :  = 1,67282 ;  = 1,93886 ; dan MTTR = 1,732 Jam.
3. Jadwal perawatan pencegahan yang optimal berupa penggantian komponen PCB
dapat dilakukan pada: (1) tiap 692,604 Jam berdasarkan Model Keseimbangan; dan
(2) 675,836 Jam dari Model Optimasi.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Tindakan perawatan yang dilakukan haruslah didasarkan pada perilaku keandalan
dari tiap komponen lift. Pada penelitian ini dibatasi hanya pada komponen PCB. Perlu
dilakukan pengkajian dan evaluasi untuk komponen yang lain.
2. Pembahasan pada penelitian ini hanya pada lift untuk jenis NPX-36000. Perlu,
tentunya, dilakukan pula analisis pada jenis lift yang lainnya yang ada di PT Sarang
Teknik.

Analisis Keandalan Komponen … (Sachbudi Abbas Ras; Andy Setiawan)

27

DAFTAR PUSTAKA
Dhillon, S.B. 1985. Reliability and Maintenance Management. New York: Van Nostrand
Reinhold Co.
Ebeling, C.E. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering.
McGraw Hill Co., Inc.
Kapur, K.C. 1977. Reliability in Engineering Design. New York: John Willey & Sons
Inc.
Patner, M.G. 1995. Maintenance Development. Sweden.
Setiawan, Andy. 2005. “Analisis Keandalan Komponen Kritis Lift NPX-36000 untuk
Menentukan Jadwal Perawatan Pencegahan yang Optimum pada PT Sarang
Teknik Kota-Jakarta.” Tugas Akhir Sarjana S1, Jurusan Teknik Industri,
Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta.

28

INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 16-28