Perbedaan Bank Umum dan Bank Central

PENGERTIAN BANK
Bank menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (pengganti UU
No. 7 tahun 1997) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

I.

JENIS-JENIS BANK, menurut UU No 14 Tahun 1967 :

1.1 MENURUT FUNGSINYA
1.1.1 BANK SENTRAL

Menurut pasal 3 ayat 1 butir a, Bank Sentral ialah Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945, dan yang selanjutnya akan diatur
dengan Undang-undang tersendiri.

Berdasarkan UU NOMOR 13 TAHUN 1968 TENTANG Bank Sentral.


Bank Sentral adalah suatu Lembaga Negara yang bertugas membantu Presiden

dalam melaksanakan kebijaksanaan moneter, sehingga karena itu Bank Sentral
menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok kebijaksanaan yang telah



ditetapkan oleh Pemerintah.
Bank Sentral yang dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dalam
menjaga dan memelihara kestabilan intern maupun kestabilan ekstern dari nilai



satuan Rupiah kita guna mendorong kelancaran produksi dan pembangunan
Bank Sentral yang dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dalam
menjaga dan memelihara kestabilan intern maupun kestabilan ekstern dari nilai



satuan Rupiah kita guna mendorong kelancaran produksi dan pembangunan
Gubernur Bank Sentral, yang bertugas membantu Pemerintah dalam
pemikiran, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan di bidang moneter.


Terdapat di Penjelasan Umum:

o Bank Sentral diberikan wewenang untuk mengajukan pendapatan-pendapatannya
secara khusus kepada Pemerintah apabila keputusan yang diambil oleh Dewan
Moneter itu menurut

pertimbangannya tidak atau kurang sesuai dengan situasi

moneter yang dihadapinya atau prinsip-prinsip ekonomi yang obyektif dan realistis.
Di Bidang Perkreditan:
o

Bank Sentral dan perbankan pada umumnya diwajibkan mengikuti batas-batas yang
telah ditetapkan dalam rencana kredit. Rencana kredit tersebut disusun oleh Bank
Sentral untuk diajukan kepada Pemerintah melalui Dewan Moneter dalam rangka
penyusunan rencana moneter. Sebagai bangkers bank, Bank Sentral dapat
memberikan kredit.

Di Bidang Devisa:

o

Dalam menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah terhadap valuta asing, maka
Bank Sentral menyusun rencana devisa dalam rangka pemeliharaan ekonomi nasional
dan memperlancar usaha-usaha pembangunan dengan memperhatikan posisi
likwiditas dan solvabilitas internasional.

Pasal 41.
Dalam rangka tugasnya sebagai Bank Sentral:
1) Bank memindahkan uang, baik dengan pemberitahuan secara telegram maupun dengan
surat, atau dengan jalan memberikan wesel-tunjuk di antara kantornya; penarikan atas
saldo kredit yang ada pada koresponden dilakukan secara telegram atau dengan weseltunjuk.
2) Bank menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, menjalankan
perintah untuk pemindahan uang, menerima pembayaran dari tagihan atas kertas berharga
dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.
3) Bank mendiskonto :
a. surat-wesel dan surat-order dengan dua penanggung-jawab atau lebih secara
solider dan dengan masa berlaku yang tidak lebih lama daripada kebiasaan
dalam perdagangan;


b. surat-wesel dan kertas-dagang yang lain yang tidak lebih lama masa
berlakunya dari kebiasaan dalam perdagangan baik yang ditarik dengan
jaminan surat-kredit, maupun dengan jaminan dokumen-pengangkutan;
c. kertas-perbendaharaan atas beban Negara;
d. surat-hutang dengan pelunasan dalam enam bulan dan selama diskontonya
turut bertanggung-jawab secara solider;
e. mandat dan/atau surat perintah membayar atas kas Negara untuk rendemenlelang.
4) Bank membeli dan menjual :
a. wesel yang diakseptasi oleh suatu bank dengan masa berlaku yang tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan;
b. kertas-perbendaharaan atas beban Negara;
c. surat-hutang Negara atau surat-hutang lainnya yang tercatat pada suatu bursa
efek yang resmi yang bunga dan pelunasannya dijamin oleh Negara.
5) Bank membeli dan menjual cek, surat-wesel, kertas-dagang lainnya, pembayaran dengan
surat atau telegram dengan masa berlaku tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan dan adanya jaminan yang lazim berlaku untuk itu.
6) Bank memberi jaminan-bank (bank-garansi) dengan tanggungan yang cukup.
7) Bank menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga.
Contoh Bank Sentral


: Bank Indonesia

1.1.2 BANK UMUM

Menurut pasal 3 ayat 1 butir b, Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya
terutama memberikan kredit jangka pendek.
Contoh Bank Umum

: BCA, BNI, BRI, Bank Niaga

1.1.3 BANK TABUNGAN

Menurut pasal 3 ayat 1 butir c, Bank Tabungan ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya
terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga.

Contoh Bank Tabungan

: BTN (Bank Tabungan Negara), Koperasi Karyawan Bank


Tabungan Negara, Bank Tabungan Pensiunan Nasional

1.1.4 BANK PEMBANGUNAN

Menurut pasal 3 ayat 1 butir d, Bank Pembangunan ialah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas
berharga jangka menengah dan panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan.
Contoh Bank Pembangunan : Bank Pembangunan Daerah Aceh, Bank SumUt, Bank Jambi

1.1.5 BANK KOPERASI

II.

MENURUT KEPEMILIKANNYA
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank
milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.

1. Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh
pemerintah pula. Contohnya : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain
itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan
tingkat II masing-masing provinsi. Contoh : Bank DKI, Bank Jateng, dan
sebagainya.
2. Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula.

Contohnya : Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo,
Bank Niaga, dan lain-lain.
3. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing.Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya : ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

JENIS-JENIS BANK, menurut UU No 7 Tahun 1992:
BANK UMUM:


Pasal 1 angka 2 UU Nomor 7 Tahun 1992

: Bank Umum adalah bank yang

dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;
Pasal 1 angka 3 UU Nomor 10 Tahun 1998 : Bank umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Bank umum merupakan lembaga keuangan yang paling penting dan
berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Ini disebabkan bank umum mempunyai
beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga keuangan
lainnya, di antaranya adalah sebagai berikut :
a) Tabungan dapat diambil dengan cek
Salah satu keistimewaan itu adalah kesanggupan bank umum untuk
menciptakan tabungan yang dapat sewaktu-waktu diambil dengan menggunakan
cek, yaitu tabungan giral.
b) Menciptakan daya beli
Keistimewaan yang kedua dari bank umum bersumber dari kemampuannya
untuk menciptakan daya beli baru untuk menghapuskan daya beli yang ada di

dalam perekonomian. Kegiatan mencipta atau menghapuskan uang ini dilakukan
oleh bank umum apabila ia memberikan atau membatalkan pinjaman kepada para
nasabahnya.

c) Memberi pinjaman jangka pendek
Keistimewaan yang ketiga dari bank umum bersumber dari corak kegiatannya,
yaitu meminjamkan uang yang dilakukannya. Bank umum terutama memberikan
pinjaman jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan suatu badan yang
berperan penting bagi perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan keadaan
keuangan dengan gerak naik-turunnya kegiatan ekonomi.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum di antaranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memberi dan menerima pinjaman dari perusahaan lain atau masyarakat;
Menerima titipan barang-barang berharga;

Melakukan kegiatan valuta asing;
Melayani jasa pengiriman uang (transfer) antar bank;
Melakukan giro dan inkaso antarbank;
Tidak boleh melakukan usaha asuransi tetapi boleh mendirikan anak
perusahaan yang melakukan usaha asuransi.
Contoh Bank Umum adalah: Bank Mandiri, BCA, dan Bank Mega

Bank Umum, dibagi menjadi 3 yakni :
1.

Bank

umum milik

negara, contohnya :

Bank Mandiri

(gabungan


atau merger dari Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Ekspor Impor (Bank Exim), dan Bapindo pada tahun 1999); Bank Nasional
Indonesia 1946 (BNI 1946); Bank Rakyat Indonesia (BRI); Bank Tabungan
Negara (BTN).
2.

Bank umum miliki swasta asing, contohnya : Bank Central Asia (BCA); Bank
Internasional (BII); Bank Niaga; Bank Danamon; Bank Lippo.

3.

Bank milik koperasi, contohnya : Bank umum koperasi Indonesia (Bukopin);
Bank Umum Koperasi Kehoeripan; Bank Umum Jawa Barat.

BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR):

Pasal 1 angka 3 UU Nomor 7 Tahun 1992

:

Bank Perkreditan Rakyat

adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Pasal 1 angka 4 UU Nomor 10 Tahun 1998 :

Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak meberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum. Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect dan
pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR menurut pasal 13 Undang-Undang no 7
tahun 1992 adalah :
1.

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

2.
3.

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Memberikan kredit.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. (Yang dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 berubah bunyinya menjadi :
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip Syariah,

4.

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.)
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI
adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR
mengalami over likuiditas.
Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak

boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR menurut pasal 14
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 adalah :
1.

Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern

2.
3.

terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud

4.

dalam usaha BPR.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

5.

Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Contoh :

1. PENDIRI BANK
Bank Umum (Pasal 22 UU Perbankan) Undang-Undang NOMOR 10 Tahun
1998. Pasal 22 berisi:
(1) Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:
a. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; atau
b. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga
Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
(2) Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang wajib dipenuhi pihak-pihak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Bank Indonesia."
Pasal 23 , Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992:
Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga Negara
Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia,
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.
II.

PEMILIKAN
Pasal 23, UU Nomor 7 Tahun 1992:
Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dimiliki oleh badan hukum Indonesia,
maka badan hukum Indonesia dimaksud seluruh pemiliknya adalah warga
negara Indonesia.
Pasal 26 (1),(2), UU Nomor 7 Tahun 1992& (4) UU Nomor 10 Tahun 1998 :
Menjelaskan bahwa Bank Umum dapat menjual emisi sahamnya, dan WNI,WNA,

badan Hukum Indonesia, dan Badan Hukum Asing dapat membeli saham tersebut secara
langsung ataupun dibursa efek. Tetapi Bagi Bank Umum milik Negara sahamnya boleh dijual
tetapi tidak boleh mengakibatkan perubahan mayoritas kepemilikan negara.

TENAGA KERJA ASING

Dengan semakin terbukanya kesempatan investasi dalam berbagai sektor, termasuk
sektor perbankan nasional, membawa konsekuensi terhadap meningkatnya pemanfaatan
Tenaga Kerja Asing (TKA) oleh bank. Selain itu, terdapat kebutuhan untuk memenuhi
kekurangan tenaga ahli di sektor perbankan, serta dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan tenaga kerja Indonesia melalui program alih pengetahuan (transfer of
knowledge), maka Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang
Pemanfaatan TKA dan Program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan.
Peraturan ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pembatasan yang sangat ketat
terhadap pemanfaatan TKA di sektor perbankan, namun lebih mengarah pada pengaturan
yang bersifat lebih moderat untuk memberikan ketertiban dan kepastian hukum kepada
semua pihak.
Pada prinsipnya, bank dapat memanfaatkan Tenaga Kerja Asing pada level jabatanjabatan tertentu dan bidang tugas tertentu. Khusus untuk bidang tugas tertentu, mengingat
bahwa karakteristik bidang-bidang tugas tertentu dimaksud akan berkembang dengan sangat
dinamis, maka pengaturannya selain akan diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia (BI)
agar lebih mudah dalam melakukan penyesuaian/perubahan, juga BI akan berkoordinasi
dengan Departemen Tenaga Kerja agar kiranya dapat dimuat dalam ketentuan di bidang
ketenagakerjaan.
Sekalipun terkesan seolah-olah terdapat "pembatasan" pemanfaatan TKA untuk
beberapa level jabatan dan bidang-bidang tugas tertentu sesuai masing-masing kelompok
bank, namun di sisi lain, BI tetap menyediakan pengaturan yang fleksibel dengan
memberikan aturan pengecualian terhadap level-level jabatan dan bidang-bidang tugas selain
yang ditetapkan dalam ketentuan BI, agar masih tetap dapat ditempati oleh TKA dengan
memperoleh persetujuan BI terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan kebutuhan bank dan
kondisi tertentu lainnya misalnya belum tersedianya tenaga kerja Indonesia yang memenuhi
kualifikasi yang dipersyaratkan.
Jabatan-jabatan yang diperkenankan untuk diduduki oleh Tenaga Kerja Asing
(tergantung pada kelompoknya) adalah:
a. Komisaris dan Direksi;
b. Pejabat Eksekutif; dan/atau

c. Tenaga Ahli/Konsultan.
Bank dilarang memanfaatkan Tenaga Kerja Asing pada bidang tugas Personalia dan
Kepatuhan. Tenaga Kerja Asing wajib memenuhi persyaratan:
a. Memiliki pengalaman dan keahlian sesuai bidang tugas yang akan ditempati; dan
b. Tidak merangkap jabatan pada Bank, perusahaan, atau lembaga lain.
Terdapat 4 (empat) kelompok bank yang dapat memanfaatkan Tenaga Kerja Asing, yaitu:
a. Bank yang 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih sahamnya dimiliki oleh
warga negara asing dan atau badan hukum asing, dapat memanfaatkan Tenaga
Kerja Asing untuk jabatan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif, dan/atau Tenaga
Ahli/Konsultan;
b. Bank yang kurang dari 25% (dua puluh lima perseratus) sahamnya dimiliki oleh
warga negara asing dan/atau badan hukum asing, hanya dapat menggunakan
Tenaga Kerja Asing untuk jabatan Tenaga Ahli/Konsultan (namun masih terbuka
untuk diberikan pengecualian bagi jabatan Pengurus sesuai kondisi tertentu);
c. Kantor Cabang Bank Asing (KCBA), hanya dapat menggunakan Tenaga Kerja
Asing untuk jabatan Pimpinan Kantor Cabang; dan/atau Tenaga Ahli/Konsultan
(namun masih dapat diberikan pengecualian untuk jabatan selain jabatan yang
diatur tersebut dengan memperoleh persetujuan BI terlebih dahulu); dan
d. Kantor Perwakilan Bank Asing, hanya dapat menggunakan Tenaga Kerja Asing
untuk jabatan Pemimpin Kantor Perwakilan dan/atau Tenaga Ahli/Konsultan
(namun masih terbuka pengecualian sebagaimana halnya untuk KCBA).
Bank wajib menjamin terjadinya alih pengetahuan (transfer of knowledge) dalam
pemanfaatan Tenaga Kerja Asing. Kewajiban alih pengetahuan berlaku bagi Pejabat
Eksekutif dan/atau Tenaga Ahli/Konsultan, dan dilakukan melalui:
a. Penunjukan 2 (dua) orang tenaga pendamping untuk 1 (satu) orang Tenaga Kerja
Asing;
b. Pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga pendamping; dan
c. Pelaksanaan pelatihan atau pengajaran oleh Tenaga Kerja Asing dalam jangka waktu
tertentu terutama kepada pegawai Bank, pelajar/mahasiswa, dan/atau masyarakat
umum.

Jangka waktu pemanfaatan setiap Tenaga Kerja Asing paling lama 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 1 (satu) tahun. Bank wajib menyampaikan
rencana dan realisasi pemanfaatan Tenaga Kerja Asing kepada Bank Indonesia. Diberikan
masa peralihan selama 3 tahun bagi pemanfaatan TKA yang pada saat ketentuan ini mulai
berlaku tidak memenuhi ketentuan ini. Sumber : http://www.ojk.go.id/peraturan-bankindonesia-nomor-9-8-pbi-2007
Mengenai tenaga kerja asing di Indonesia, diatur dalam pasal 39 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 yang mengatakan : penggunaan tenaga kerja asing oleh bank
dimungkinkan, sesuai dengan kebutuhan bank yang bersangkutan.
Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Umum, tenaga asing dimaksud bersifat
sementara dan terbatas pada tenaga ahli, penasehat, dan konsultan, sesuai dengan kebutuhan
bank yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal bank campuran dan cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri, tenaga asing tersebut disesuaikan dengan sifat kepemilikan oleh
asing. Namun demikian penggunaan tenaga kerja asing dalam bank campuran dan cabang
dari bank yang berkedudukan diluar negeri, wajib disesuaikan dengan progan Indonesiani.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2