PERAN SISTEM PEREKONOMIAN TERBUKA BAGI P

PERAN SISTEM PEREKONOMIAN TERBUKA BAGI PEREKONOMIAN
INDONESIA SERTA KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

A. PERAN SISTEM PEREKONOMIAN TERBUKA BAGI PEREKONOMIAN
INDONESIA
Secara garis besar, jenis perekonomian yang dianut suatu negara dibedakan menjadi
perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup. Perekonomian terbuka adalah
perekonomian suatu negara yang terlibat secara luas dalam perdagangan antar negara
(internasional). Sedangkan Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal hubungan luar
negeri, sehingga tidak ada kegiatan ekspor-impor. Negara yang menganut perekonomian
terbuka akan menjalankan perdagangan internasional, sebaliknya negara yang menganut
perekonomian tertutup, akan menolak adanya perdagangan internasional.
Pertimbangan suatu negara untuk memilih apakah menganut perekonomian terbuka
atau perekonomian tertutup didasari oleh idealisme (paham) negara itu. Namun boleh
dikatakan, seluruh negara saat ini telah menganut sistem perekonomian terbuka karena
mereka menyadari pentingnya perdagangan internasional bagi perkembangan perekonomian
negara.
Saat ini hampir semua negara menganut perekonomian terbuka. Artinya, mereka
melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi, dan melakukan ekspor dan impor. Alasannya
karena dengan berdagang dengan negara lain, dapat memperkuat sektor ekonomi dalam
negeri, walaupun harus juga disediakan bermacam kebijakan supaya produsen lokal tidak

kalah bersaing dengan produsen luar.

Bagan perekonomian terbuka yang berkaitan erat dengan perdagangan internasional.

Perdagangan internasional adalah perdagangan antarnegara atau lintas negara, yang
kegiatan utamanya mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional merupakan salah
satu sumber pendapatan negara (dalam bentuk devisa).
Perdagangan internasional dibagi 2 ,yaitu perdagangan barang (fisik) & perdagangan
jasa. Perdagangan jasa seperti biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi dan jasa
konsultan asing.
Perdagangan internasional sebenarnya telah dilakukan bangsa Indonesia sebelum
datangnya para penjajah. Masa itu banyak saudagar dari Cina, Persia, dan India berdatangan
secara damai kewilayah kerajaan-kerajaan seperti Samudra Pasai di Sumatra, Ternate dan
Tidore di Kepulauan Ambon, Banten dan Majapahit di Pulau Jawa, Kutai di Kalimantan, dan
Gowa di Sulawesi. Produk hasil bumi dari Indonesia dikuasai untuk memperkaya negara
mereka. Di masa kemerdekaan, perdagangan internasional semakin dikembangkan. Bahkan
Indonesia pernah menjadi pengekspor minyak bumi, beras, dan hasil bumi lainnya.
Pemerintah membuka kerjasama ekonomi dengan berbagai negara untuk memperlancar
perdagangan internasional.


FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUI

TERJADINYA

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL


ž Perbedaan SDA



ž Perbedaan biaya produksi




ž Tujuan mendapatkan devisa



ž Motivasi mendapatkan kesejahteraan



ž Perbedaan selera dan kebutuhan

MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pada dasarnya perdagangan internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak
memperoleh manfaat dalam perdagangan tersebut. Namun, yang terpenting dalam
perdagangan internasional adalah bahwa dua negara melakukan transaksi perdagangan
yang saling menguntungkan.
Berikut adalah manfaat perdagangan internasional:


Dengan mengekspor barang keluar negeri akan mendatangkan devisa bagi negara




Mempermudah dan memperlancar pembayaran



Tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat



Adanya peningkatan mutu barang yang diproduksi



Setiap negara dapat lebih fokus dan melakukan spesialisasi produk yang dihasilkan



Menyerap banyak tenaga kerja




Setiap negara akan berusaha untuk memperoleh atau meningkatkan tekhnologi



Semakin luasnya daerah distribusi, sehingga distribusi pendapatan yang merata dapat
menyebabkan meningkatnya pendapatan riil masyarakat.



Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri,
Perdagangan internasional menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang pada
setiap negara untuk mengekspor barang-barang yang faktor produksinya menggunakan

sebagian sumber daya yang berlimpah dan mengimpor barang-barang yang faktor
produksinya langka atau mahal jika diproduksi di dalam negaranya.



Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi,
Alasan utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya
suatu negara lebih baik mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Dengan cara ini
memungkinkan suatu negara mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi dengan
memungkinkan skala produksi yang lebih besar.



Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan,
Salah satu manfaat dari perdagangan internasional adalah dapat memperluas pasar
bagi barang-barang yang dapat dinaikkan lagi produksinya di dalam negeri. Apabila
semua permintaan dalam negeri terpenuhi, satu-satunya cara untuk mengatasi kelebihan
produksi adalah dengan mengekspornya ke luar negeri. Dengan demikian kegiatan
ekspor ini akan menambah keuntungan bagi negara tersebut.



Transfer Teknologi Modern dan Meningkatkan Produktivitas,

Perdagangan luar negeri juga memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Perdagangan
luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang
lebih

modern

untuk

melaksanakan

teknik

produksi

dan

cara

produksi yang lebih baik. Alat-alat kantor yang lebih baik seperti komputer juga dapat

menaikkan taraf koefisien manajemen. Keuntungan-keuntungan ini terutama dinikmati
oleh negara-negara berkembang. Di negaranegara tersebut kegiatan-kegiatan ekonomi
masih banyak menggunakan teknik produksi dan manajemen yang tradisional. Oleh
karena itu produktivitasnya masih sangat rendah dan produksinya sangat terbatas.

B. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih
rumit, dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu dipikirkan
dengan lebih baik. Dalam perekonomian tertutup hanya ada dua masalah yang dipikirkan
pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi; masalah penggangguran dan masalah

inflasi. Dalam perekonomian terbuka, di samping memperhatikan masalah tersebut harus pula
diperhatikan efek dari kebijakan pemerintah yang dirumuskan terhadap neraca pembayaran
dan kestabilan kurs pertukaran. Defisit dalam neraca pembayaran akan menimbulkan efek
buruk terhadap kestabilan kurs pertukaran. Pada akhirnya kedua masalah itu akan
menimbulkan efek buruk kepada masalah penggangguran dan kestabilan harga-harga.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan
terbentuk salah satu dari empat masalah berikut;
i.


Perekonomian menghadapi masalah penggangguran, tetapi terdapat surplus dalam
neraca pembayaran.

ii.

Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran.

iii.

Perekonomian menghadapi masalah penggangguran dan di samping itu menghadapi
masalah defisit dalam neraca pembayaran.

iv.

Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pembayaran.
Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan

(mempunyai surplus), maka yang perlu dipikirkan hanyalah mengatasi masalah

penggangguran (i) atau masalah inflasi (ii). Masalah yang harus dihadapi menjadi lebih rumit
apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti kasus (iii) dan (iv).
Penggangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca
pembayaran memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
A. KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PERBELANJAAN
Yang dimaksudkan dengan “kebijakan memindahkan perbelanjaan” adalah langkahlangkah pemerintah untuk mengatasi masalah deficit dalam neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan memindahkan
perbelanjaan dijalankan apabila defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga
menghadapi masalah penggangguran. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dapat dijalankan
untuk mengatasi kedua masalah di atas.
Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang
dalam negeri adalah:
1. Melakukan pembatasan impor.

2. Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif). Di samping itu dapat pula
dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan kampanye untuk membeli
barang dalam negeri.
3. Menekan/mengurangi penggunaan valuta asing.
Pemerintah (melalui bank sentral) mencatu penggunaan mata uang asing. Masyarakat
dan para pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing.

Pemerintah lebih mengutamakan pengguna valuta asing untuk mengimpor barang
keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong usaha
mengimpor barang-barang mewah.
4. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi)
Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal, dan akan mengurangi
impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran luar negeri dan akan
menambah ekspor.
Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan
valuta asing adalah:
1. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambah kegiatan dalam produksi
barang ekspor.
Insentif-insentif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan kawasan
bebas pajak (free trade zone), memberikan kemudahan pinjaman, atau memberi
subsidi ekspor.
2. Mewujudkan kestablian upah dan harga.
Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada kemampuan ekspor Negara untuk
bersaing di luar negeri. Salah satu factor yang menentukan kapasitas bersaing adalah
biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan biaya produksi tetap rendah, upah
dan harga-harga barang dalan negeri perlu distabilkan.
3. Menurunkan nilai valuta
Seperti telah diterangkan di atas menurunkan nilai valuta bukan saja akan dapat
mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
B. KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN
Yang dimaksudkan dengan “kebijakan pengurangan perbelanjaan” adalah langkahlangkah pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan

pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran dengan cara “mengurangkan
perbelanjaan” akan dilakukan apabila:
1. Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan di samping itu juga inflasi
telah wujud.
2. Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.
Kebijakan “mengurangkan perbelanjaan” akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor
tidak akan dipengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini akan mewujudkan
neraca pembayaran yang menguntungkan atau seimbang.
Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkahlangkah sebagai berikut;
a) Menaikkan pajak pendapatan.
Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposibel dan pengurangan ini akan
mengurangi konsumsi rumah tangga.
b) Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.
Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan
menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank (suku diskonto).
Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi
investasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi pengeluaran agregat.
c) Mengurangi pengeluaran pemerintah
Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari pengeluaran agregat, maka
pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat dan
dapat digolongkan sebagai kebijakan fiskal.