KDK II | D3 Kebidanan Poltekkes Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
KETERAMPILAN DASAR
KEBIDANAN II
DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2013
A. PENDAHULUAN
Saudara mahasiswa D3 kebidanan yang berbahagia. Pada masa kuliah paktik klinik kebidanan kali ini diharapkan dapat membantu saudara dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Keterampilan dan sikap dalam menerapkan mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik II, baik saat berada dipuskesmas, rumah sakit, rumah bersalin.
Praktek klinik kebidanan dengan menerapkan mata kuliah KDK II ini sangat penting dilaksanakan dengan baik, guna meletakkan dasar yang kuat bagi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah yang lain. Menyikapi hal tersebut, saudara sebagai seorang bidan nantinya dituntut untuk menguasai mata kuliah ini baik pengetahuan, menguasai keterampilan dan cakap dengan sikap saat memberika n pelayanan kepada masyarakat.
Agar saudara dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, saudara harus melakukan praktik klinik dengan menguasai teknik keterampilan dasar kebidanan. Melalui praktik klinik ini saudara dapat berlatih untuk mengembangka n dan memadukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan diperlukan dalam kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik sebagai bidan yang kompeten dalam kewenanganya.
B. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul praktik klinik ini, saudara mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemberian medikasi/obat-obatan.
C. Tempat Praktikum
Modul praktikum ini dapat dipergunakan sebagai panduan saudara dalam belajar perasat baik yang dapat dilakukan di :
1. Ruang laboratorium
2. Rumah sakit
3. Puskesmas
4. Rumah bersalin
Pembimbing Praktik
1. Selama melakukan praktik klinik ini baik dilaboratorium maupun dilaha n praktik saudara akan dibimbing oleh pembimbing klinik (clinical instrukt ur ) dan pembimbing institusi saudara.
2. Pembimbing klinik ditunjuk dan di tetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal DIII kebidanan dan berpengalaman diklinik minima l 2 tahun.
3. Pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari pimpinan institusi tersebut untuk membimbing baik diruang laboratorium maupun dilahan praktik.
Teknis bimbingan:
1. Sebelum saudara menjalankan praktik klinik dilahan praktik, idealnya saudara belajar dulu diruang laboratorium dibawah bimbingan sampai betul- betul merasa yakin mampu yakni mampu untuk melaksanakan praktik kepada pasien.
2. Pada awal praktik yang saudara lakukan adalah menemui bimbingan klinik, dan menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan saudara lakukan disitu berkaitan dengan perasatyang akan dipelajari.
3. Saudara mebuat kontrak belajar dengan pembimbing lahan, selanjutnya pembimbing lahan.
4. Saat melakukan asuhan kepada pasien, upayakan seoptimal mungk in mendapatkan kesmpatan melakukan tindakan/perasat sesuai dengan kebutuhan belajar saudara
5. Bila belum pernah melakukan sebelumnya silahkan saudara melihat atau membantu dulu, baru pada klien lain saudara melakukan tindakan dengan di dampingi pembimbing klinik, bila merasa sudah bisa saudara dapat melakaukan secara sndiri.
6. Setiap akhir melakukan tindakan praktik mintalah pembimbing saudara untuk melakukan evaluasi.
7. Tulislah di buku pencapaian kompetensi dan di status pasien. Mintalah tanda tangan pembimbing setiap kali selesai melakukan perasat.
8. Pembimbing institusi adalah memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervisi secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan asuhan kebidanan melalui media elektronik maupun di kirim melalui post surat sehingga pembimbing institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat.
Penilaian
1. Penilaian mata kuliah praktik kebidanan II meliputi penilaian tindakan yang dilakukan berdasarkan ceklis keterampilan.
2. Penlaian tindakan dalam ceklis, meliputi unsur :
a. Kelengkapan peralatan yang di siapkan.
b. Pelaksanaan prosedur tindakan.
c. Sikap dalam melakukan peasat.
d. Pengetahuan dalam kaitan dengan tindakan tersebut.
3. Nilai minimal lulus tindakan ini adalah baik
4. Apabila saudara mendapat nilai cukup atau kurang, maka saudara di beri kesempatan untuk mengulang.
5. Penilaian penampilan klinik ini di lakukan oleh pembimbing klinik bersama dengan pembimbing institusi. Pembimbing institusi memberikan penilaia n saat praktik di ruang laboratorium, sedang pembimbing klinik memberik a n penilaian saat di lahan praktik.
6. Pada penilaian perasat ini saudara di minta melakukan tindakan pada klien mulai dari persiapan alat dengan evaluasi tindakan/responsi.
DAFTAR ISTILAH
Premedikasi : merupakan obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan. Sebagai persiapan atau bagian dari anestesi. Protesis : tiruan yang terpasang pada tubuh manusia, seperi lensa kotak, gigi palsu, kaki palsu, perhiasan dan ain-lain harus dilepas sebelum pembedahan.
Pre operasi : masa sebelum pelaksanaan tindakan operasi dilakukan. Biasanya pasien mengalami serangkaian perlakuan supaya tindakan operasi berjalan dengan lancar.
Pasca operasi : periode setelah pasien menjalani tindakan operasi, saat setelah sadar dan keluar dari ruang recovery.
NGT : naso gastric tube, merupakan tindakan pemasangan selang langsung
kelambung pasien, dipergunakn untuk memasukan obat atau makanan. ROM : Range of motion atau rentang gerak sendi. Dimana memerlukan latihan untuk mempertahankanya secara baik. Informed Consent : merupakan persetujuan dulakukanya suatu tindakan setelah sebelumnya klien mendapatkan penjelasan segala seuatu tentang tindakan yang akan dilakukan.
Ambulasi : upayah utuk mengajari/melatih pasien dapat bergerak dari kondisi yang terbatas. Biasanya memerlukan bimbingan dari petugas secara khusus, atau pasien dapat berlatih secara disiplin.
Kontusio : Benturan yang terjadi dengan benda yang keras pada daerah atau bagian tubuh, biasanya meninggalkan bekas berupa lebam atau memar.
PEMBERIAN OBAT
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dua ini, saudara diharapkan mampu memberikan obat kepada pasien melalui berbagai rute pemberian.
a. Memberikan obat melalui oral.
b. Memberikan obat secara sub lingual.
c. Memberikan obat melalui bukal.
d. Memberikan obat secara topikal.
e. Memberikan obat melalui mukosa hidung.
f. Memberikan obat melalui telinga.
g. Memberikan obat melalui vagina.
h. Memberikan obat melalui ractum/anus.
i. Memberikan obat injeksi intra muskuler. j. Memberikan obat injeksi intra vena. k. Memberikan obat injeksi sub cutan. l. Memberikan obat intrakutan.
1. Pemberian Obat Oral Persiapan
Para mahasiswa yang berbahagia, perlu diketahui bahwa pemberian obat oral ini juga berlaku sebagai panduan untuk memberikan obat secara bukal dan sub lingual. Ada sedikit perbedaan tentang lokasi dan perlakuan terhadap obat ditelan atau tidaknya. Adapun tindakan pemberian obat secara oral/bukal dan sub lingual sebagai berikut : Persiapan pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Persiapan alat
1. Baki berisi obat-obatan atau kereta sorong obat-obat (tergantung sarana yang ada)
2. Cangkir disposable untuk tempat obat
3. Martil + stemper (bila diperlukan)
4. Kartu obat / catatan
5. Segelas air, jus cairan yang dipilih
6. Sedotan
7. Serbet kertas rasional untuk menghancurkan tablet pada pasien yang tidak bisa menelan Prosedur tindakan
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
2. Atur nampan dan mangkok obat di dalam ruang pengobatan atau pindahkan kerete obat keluar kamar pasien
3. Buka kunci laci atau kereta obat
4. Siapkan obat-obatan untuk seorang pasien pada suatu waktu tertentu. Sampai etiket obat bersama untuk setiap pasien
5. Pilih obat yang tepat dari persediaan/laci unit dosis. Bandingkan label obat dengan format nama kartu dan huruf cetak nama obat.
6. Hitunglah dosis obat yang benar, lakukan dengan teliti. Periksa kembali perhitungan
7. Untuk menyiapkan tablet/kapsul dari botol tuang jumlah yang dibutuhka n kedalam tutup botoal lalu pindahkan ke mangko obat. Jangan sentuh dengan jari, tablet/kapsul yang lebih kembalikan ke dalam mangkok obat.
8. Untuk menyiapak tablet/kapsul unit dosis di tempatkan kapsul/tab let langsung ke dalam mngkok obat.
9. Tempatkan semua tablet/kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama di dalam sebuah cangkir, kecuali tablet/kapsul yang memerlukan pengkajian sebelum diberikan (mis : frekuensi nadi/tekanan darah)
10. Tablet berbentuk biji dapat dibelah dengan tangan yang dibungkus sarung tangan atau menggunakan alat pemotong
11. Jika pasien sulit menelan, gerus tablet dalam alat penghancur pl.
12. Siapkan cairan : kocok merata sebelum diberikan
13. Bandingkan format, kartu format dan huruf cetak nama obat dengan wadah serta obat yang tersedia.
14. Kembalikn kotak persediaan/obat unit-dosis yang tidak digunakan kedalam lemari/laci dan kembali pada label
15. Jangan tinggalkan obat tanpa pengawasan
16. Berikan obat pasien pada waktu yang benar
17. Identifikasi pasien dengan membandingkan nama pada kartu, format obat dengan nama pada gelang identifikasi pasien
18. Jelaskan tujuan setiap pengobatannya dan kerja obat pada pasien. Berikan kesempatan pasien bertanya tentang obat.
19. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring miring.
20. Berikan obat dengan benar :
a. Tanyakan apakah pasien ingin memegang obat ditangannya sebelum memasukkan kedalam mulut
b. Tawarkan segelas air penuh atau jus untuk menerima obat
c. Untuk obat yang diberikan secara sublingual minta pasien utntuk meletakkan obat di bawah lidah dan biarkan obat larut seluruhnya.
d. Campur obat puyer dengan cairan di sisi tempat tidur dan berikan kepada pasien untuk di minum.
e. Peringatkan pasien unntuk tidak mengunnyah atau menelan tablet
21. Apabila pasien tidak mampu menelan obat, tempatkan cangkir berisi obat pada bibir dan dengan perlahan memasukkan setiap obat ke dlam muluut satu- persatu jangan tergesa-gesa
22. Jika obat jatuh ke lantai, buang dan siapkan lagi
23. Temani pasien sampai semua obat di telan dan minta pasien membuka mulutnya
24. Untuk obat yang sangat asam mis: aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak
25. Bantu pasien ke posisi yang nyaman
26. Buang alat-alat yanng kotor dan cuci tangan
27. Kemalikan kartu obat dan arsip yang tepat untuk pemberian obat berikutnya
28. Catat waktu aktual setip obat diberikan pada catatan obat atau komputer tulis inisial dan tanda tangan
29. Kembali dalam 30 menit untuk mengevaluasi respon terhahadap pengobatan.
Evaluasi Dan Tugas Terstruktur
1. Setelah anda pelajari tentang meberikan obat per oral cobalah memberika n obat kepada pasien dengan panduan ceklis/rubric sebagai pedoman.
2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi ketrampila n bobotnya 5 pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 : Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai 3: jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat Nilai 1: jika langkah klinik tidak dilakukan
PEMBERIAN OBAT ORAL
Nilai NO
KOMPONEN
Keterampilan (5)
1. Persiapan pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui oral
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Persiapan Alat
2. Baki berisi obat-obatan
3. Cangkir disposable untuk tempat obat
4. Martil + stemper (bila diperlukan)
5. Kartu obat/caatatan
6. Segelas air, jus cairan yang dipilih
7. Sedotan
8. Serbet kertas
Prosedur tindakan
9. Siapkan peralatan dan cuci tangan
10. Memperhatikan etiket dan nama obat*
11. Mencocokan nama pasien dengan kartu obat*
12. Menghitung dosis obat*
13. Menuangkan obat kedalam gelas obat
14. Menghaluskan obat dalam bentuk tablet
15. Mencampur obat puyer dengan cairan disisi tempat tidur
16. Membawa obat ke pasien dilengkapi dengan sendok
17. Mengecek kembali: Nama pasien, Nama obat, dosis obat, jam pemberian, cara pemberian*
18. Memasang serbet di bawah dagu pasien,
19. Meyuapkan obat sedikit demi sedikit sampai habis pada pemberian obat secara oral
20. Meletakkan obat dibawah lidah pada pemberian obat sub lingual
21. Meletakkan obat antara gigi dan mukosa pipa bagian dalam pada pemberian obat secara bukal.
22. Mengawasi apakah obat ditelan/dimuntakan
23. Memberi minum air putih/sirup/teh manis untuk menghilangkan rasa pahit karenaa obat
menelan/menguntah pada pemberian obat sub lingual/ bukal
25. Membersihkan mulut
26. Mengangkat serbet
27. Membereskan alat-alat
28. Mencuci tangan
29. Mencatat dalam status : jenis obat, dosis obat, jam pemberian obat*
Sikap (2)
1. Tanggap terhadap respon
2. Teliti
3. Sabar
4. Bertanggung jawab
Pengetahuan (3)
1. Dapat menjelaskan rasional tindakan
2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan : Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan Critical Point yaitu hal-hal prinsip yang harus dilakukan Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai Akhir = ∑ N Ketrampilan + ∑ N Pengetahuan
2. Pemberian Obat Secara Topical
Pemberian obat secara topical merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan cara digosokkan, ditepukkan,disemprotkan dan dioleskan pada kulit.
Peralatan
1. Obat topical yang diresepkan (krim, lotion,aerosol,spray,sebuk, koyo )
2. Bak instrument yang berisi spatel bila obat salep krim didalam botol obat, perban steril, pinset anatomi, kapas lidi, sarung tangan steril.
3. Baskom yang berisi air hangat, lap, handuk dan sabun yang tidak mengeringkan
4. Kain perban, plester, gunting
5. Bengkok
6. Perlak dan alasnya
7. Waskom berisi larutan clorin 0,5%
Prosedur Pelaksanaan :
1. Tinjau kembali kekuatan, waktu pemberian dan tempat pengolesan obat.
2. Perhatikan kondisi kulit pasien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit buang semua debris dan kulit yang mongering ( gunakan sabun yang tidak mengeringkan ).
3. Keringkan kulit/pajankan ke udara yang kering
4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan obat topical sewaktu kulit masih lembab.
5. Letakan obat pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarungtangan sekali pakai digunakan ketika mengoleskan obat pada lesi kulit.
6. Oleskan obat topical pada permukaan kulit, jangan menggosok atau melakukan masase salep pada kulit.
7. Tutup sale dengan kasa steril dan plester secara aman.
8. Jika obat bentukknya spray aerosol :
a. Kocok botol dengan cepat
b. Baca label sesuai dengan jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang efektif ±20-25 cm.
c. Jika leher atau dada atas terkena sspray beritahu pasien untuk memalingkan wajah menjauhi spray. Pegang handuk didepan wajah pasien saat menyemprotkan obat.
d. Semprotkan obat secara merata disekitar daerah yang terkena (pada beberapa kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik ).
9. Jika bentuk obat lotion mengandung suspense :
a. Kocok botol secara cepat
b. Oleskan sedikit lotion pada kasa steril lalu usapkan secara merata mengikuti arah pertumbuhan rambut kulit.
c. Jelaskan pada pasien bahwa area yang diolesi lotion terasa dingin dan kering.
10. Jika bentuk obat serbuk :
a. Pastikan bahwa permukaan kulit seluruhnya kering
b. Taburi are kulit secara lembut hingga area kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut dan tipis
11. Tutup area kulit dengan membalutnya dengan kasa/verban jika atas delegasi dokter.
12. Dokumentasikan tindakan.
Evaluasi dan Penugasan terstruktur
1. Setelah anda pelajari kegiatan belajar 2 tentang memberikan obat topikal, cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan caklist/rubr ik sebagai pedoman.
2. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) atinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehigga harus dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n bobotnya 5, pengetahuan bootnya 3 dan sikap bobotnya 2.
Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 : Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak repat Nilai 1 : jika langkah klinik tidak dilakukan
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL
Nilai NO
KOMPONEN
Keterampilan (5)
1. Persiapan Pasien
a. memberi tahu tujuan pemberian obat melalui kulit
b. menjelaskan
prosedur yang
akan
dilakukan persiapan alat
2. Obat topikal yang dibutuhkan
3. Bak instrumen yang berisi spatel bila obat salep krim didalam botol obat, perban steril,
pinset anatomi, kapas lidi, sarung tangan steril.
4. Baskom berisi air hangat, lap, handuk dan sabun yang tidak mengeringkan
5. Kain perban, plester, gunting
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Waskom berisi larutan chlorin 0,5%
Prosedur tindakan
1. mengatur posisi pasien
2. memasang pengalas dibawah daerah yang akan di obati
3. mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk
4. memakai sarung tangan
5. membersihkan bagian badan tersebut dengan sabun dengan air hangat kemudian keringkan dengan kasa steril*
6. mengambil obat dengan spatel/kapas lidi*
7. mengoleskan obat pada kulit secara merata
8. menutup dengan kasa steril dan diplester*
9. merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman
10. membereskan peralatan
11. melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan chlorin 0,5% selama 10 menit
12. mencuci tangan
13. mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
4. bertanggung jawab
Pengetahuan (3)
1. dapat menjelaskan rasional tindakan
2. dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan : Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik krisis yaitu hal- hal prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai akhir = ∑ N Keterampilan + ∑ N Sikap + ∑ N Pengetahuan
3. Pemberian Obat Mata
Pemberian obat mata merupakan bagian dari persiapan obat melalui mukosa. Selain melalui mata pemberian obat mukosa dapat juga berupa pemberian obat tetes pada mulut, hidung dan tenggorokan. Pelaksanaan pemberian obat melalui mata adalah seperti dibawah ini.
Persiapan alat :
1. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalm tube
2. Kapas steril atau tisu
3. Kapas basah
4. Baskom cuci dengan air hangat
5. Kasa steril dan plester
6. Sarung tangan sekali pakai
7. Bengkok
8. Waskom berisi larutan chlorin 5%
Porsedur pelaksanaan
1. Tinjau nama obat, dosis, waktu pemberian dan rute
2. Minta pasien untuk bebaring terlentang dengan leher agak hiperekstensi/menengadah
3. Kaji kondisi bagian luar mata dan tetapkan apakah pasien mengala mi gangguan penglihatan. Bila da krusta/ kotoran mata ada di sepanjang kelopak mata atau kelenjar air mata basuh dengan perlahan. Lepaskan 3. Kaji kondisi bagian luar mata dan tetapkan apakah pasien mengala mi gangguan penglihatan. Bila da krusta/ kotoran mata ada di sepanjang kelopak mata atau kelenjar air mata basuh dengan perlahan. Lepaskan
4. Pegang kapas/tisu yang bersih pada tangan nondominan pada tulang pipi pasien dibagian bawah kelopak mata.
5. Dengan tisu atau kapas dibawah kelopak mata dibawah, tekan perlahan bagianbawah dengan ibu jari atau jari telunjuk diatas tulang orbita.
6. Minta pasien untuk meliht kelangit- langit
7. Memberikan tetesan mata :
a. Dengan tangan dominn diletakkan pada dahi pasien, pegang ujung penetes mata + 1-2 cm diatas kantung konjungtiva
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam kantung konjungt iva
c. Bila pasien berkedip, atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke kelopak mata luar, ulangi prosedur.
d. Bila memberikan obat yang menyebabkan efek sistemik, lindungi jari saudara, dengan sarung tangan atau tisu yang bersih dan beri tekanan lembut pada duktus nasolakrimalis pasien selama 30-60 detik
e. Setelah memberikan tetesan, minta pasien untuk menutup mata dengan perlahan.
8. Memasukan salep mata :
a. Pegang aplikator salep diatas garis kelopak, berikan liran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva
b. Minta pasien untuk melihat kelangit- langit
c. Minta pasien menutup mata dan menggosok perlahan dengan gerakan memutar dengan bola kapas
9. Bila kelebihan obat pada kelopak mata, usap dari bagian dalam keluar kantus dengan perlahan
10. Bila pasien mempunyai penutip mata berikan yang bersih dengan menempatkan pada mata yang sakit sehingga seluruh mata tertutup. Plester dengan aman tanpa memberikan tekanan pada mata
11. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata kiri/kanan atau keduanya yang mendapat obat.
Perlu saudara ketahui untuk pemberian obat tetes pada bayi/anak caranya adalah :
1. Miringkan sedikit kepala bayi, hingaa mata yang terinfeksi berada dibawah.dengan cara ini tetes obat tidak mengalir ke mata yang tidak sakit.
2. Perlahan-lahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir. Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang mata bayi/anak tidak terlalu kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung air uam-suam kuku selama beberapa menit sebelum diteteskan.
Evaluasi dan penugasan terstruktur
1. Setelah Anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat matra, cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/ rubrik sebagi pedoman.
2. Perlu Anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan harus mengulang dari awal.
3. Setiap prasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 san sikap bobotnya 2. Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 : Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat Nilai 1 : jika langkah tidak dilakukan
PEMBERIAN OBAT MATA
Nilai NO
KOMPONEN
1 2 3 4 Keterampilan (5)
1. Persiapan Pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui mata.
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. Persiapan Alat
2. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube.
3. Kapas steril atau tisu
4. Kapas basah
5. Baskom cuci dengan air hangat
6. Kasa steril dan plester
7. Sarung tangan sekali pakai
8. Bengkok
9. Waskom berisi larutan chlorin 5%
Prosedur tindakan
10. Mengatur posisi pasien (tengadah,memirin gka n kepala kearah mata yang sakit)
11. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk.
12. Memakai sarung tangan
13. Mengakaji mata pasien (mengamati ganggua n pada mata)
14. Membersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang dibasahi dengan cairan steril
dari arah kantus dalam menuju kantus luar sampai bersih
15. Menganjurkan pasien untuk melihat kelagit- langit.
16. Membuka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah dengan jempol atau jari tangan yang tidak memegang obat.*
17. Memegang obat tetes atau salep dengan tangan satunya
18. Mendekatkan obat ke mata sampai jarak 1-2 cm teteskan obat 1-2 tetes pada konjungtiva bawah
19. Bila obat berupa salep oleskan sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva
20. Menganjurkan pasien untuk menutup mata secara mata secara perlahan
21. Membersihkan mata dengan kasa steril dan diplester
22. Mengkaji respon pasien
23. Membereskan peralatan*
24. Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman
25. Melepas sarung tangan dan merendalm dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit
26. Mencuci tangan
Keterangan : Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal prinsip yang harus dilakukan Cara menilai : Skor perolehan tiap dominan x 100 x bobot
Skor maksimal
Niali Akhir = ∑N keterampilan +∑ N Sikap + ∑N Pengetahuan
4. Pemberian Obat Pada Hidung
Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung, yang dapat dilakukan pada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat :
1. Obat tetes hitung
2. Kapas kering dan basah steril/tisu
3. Pinset hidung
4. Sarung tangan steril
5. Bengkok
6. Persiapan alat
7. Waskom yang berisi larutan chlorin
Prosedur tindakan :
1. Periksa program obat dari dokter meliputi : nama pasien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetesan dan waktu pemberian obat.
2. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan hidung mana yang perlu diobati.
3. Cuci tangan.
4. Periksa identifikasi pasien dengan menanyakan nama pasien.
5. Kenakan sarung tangan, inspeksi hidung dan sinus palpasi adanya nyeri tekan sinus.
6. Jelaskan mengenai prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akan timbul seperti rasa terbakar/tersengat pada mukosa/sensasi tersedak ketika obat menetas ke tenggorokan.
7. Meletakan baki yang berisi alat-alat dan obat disisi tempat tidur.
8. Instruksikan
udara kecuali dikontraindikasikan (mis: resikp peningkatan tekanan intra kranial atau hidung berdarah).
9. Bantu pasien mengambil posisi terlentang.
10. Atur posisi kepala yang tepat.
a. Faring posterior (belakang) > tekuk kepala pasien ke belakang.
b. Sinus ethmoidal atau sphenoid > tekuk kepala kebelakang diatas pinggiran tempat tidur atau tempatkan bental dibawah bahu dan tekuk kepala kebelakang.
c. Sinus frontal dan maksilaris > tekuk kepala kebelakang diatas pinggira n tidur atau kepala ditenggorokan ke sisi yang akan diobati. Sangga kepala pasien dengan tangan yang tidak dominan.
11. Instruksikan pasien untuk bernafas melalui mulut.
12. Pegang obat tetes 1cm diatas nares dan masukan jumlah tetesan yang diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoidal.
13. Minta pasien berbaring terlentang selama 5 menit.
14. Tawarkan tisu wajah untuk menegeringkan hidung yang berair (ingusan)tetapi peringatkan pasien untuk menghembuskan nafas dari hidung selama beberapa menit.
Cara memberikan obat tetes hidung pada bayi
15. tengadahkan sedikit kepala bayi
16. dengan perlahan teteskanlah obat ke lubang hidung satu demi Satu
17. jangan lupa hitung jumlah tetesan yang masuk ke dalam hidung, biasanya dua atau tiga kali sudah cukup.
18. Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung bayi/anak tidak terlalu kaget, rendam obat tetes tersebut dengan posisi tegak dalam tabung air suam- suam kuku selama beberapa menit sebelum di teteskan.
5. Pemberian Obat Tetes Telinga
Merupakan bagian dari prosedur pemberian obat melalui mukosa.
Persiapan alat
Alat dan bahan :
1. obat dalam tempatnya
2. penetes
3. spekulum telinga
4. pinset anatomi dalam tempatnya
5. korentang dalam tempatnya
6. plester, sarung tangan
7. kain kasa, lidi kapas dan kapas
8. kertas tisu
9. balutan
Prosedur tindakan
1. tinjau kembali program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi obat, waktu pemberian obat.
2. Cuci tangan.
3. Kenakan sarung tangan.
4. Kaji kondisi struktur telinga luar dan salurannya.
5. Jelaskan prosedur kepada pasien.
6. Atur alat-alat di tempat tidur.
7. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan hati-hati, kemudian dikeringkan.
8. Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan diobati berada diatas.
9. Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga kebawah dan kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas dan keluar (pada dewasa).
10. Masukkan tetesan obat yang diresepkan, pegang alat tetes 1 cm diatas saluran telinga.
11. Minta klien mengambil posisi miring 2 sampai 3 menit tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat lubang telinga.
12. Lepaskan kapas dalam 15 menit.
13. Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci tangan.
14. Evaluasi kondisi telinga luar diantara pemasukan obat.
15. Dokumentasikan tindakan : konsentrasi obat, jumlah tetesan, waktu pemberian, telinga mana yang dimasukan obat dan kondisi saluran telinga.
Cara pemberian obat tetes telinga pada bayi agak sedikit berbeda. Sebagai berikut :
16. Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas.
17. Teteskan obat dalam lubang telinga yang sakit.
18. Buat bayi tetap diam, agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.
19. Agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang telinga bayi/anak tidak terlalu kaget rendam obat tersebut dengan posisi tegak pada tabung air hangat selama beberapa menit sebelum diteteskan.
6. Pemberian Obat Melalui Rektum
Obat yang diberikan melalu rectum dapat berupa enema atau supositoria.
Peralatan :
1. Baki berisi obat supositorial rectal
2. Jelly pelumas, pengalas
3. Sarung tangan disposable
4. Tissue, kain kasa
5. Duk, bengkok
6. Catatan pemberian obat
7. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 % Prosedur kerja :
1. Tinjau ulang nama obat, dosis dan rute pemberian
2. Cuci tangan
3. Minta klien untuk melakukan posisi miring atau sims dengan kaki atas fleksi kedepan.
4. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal terpanjang.
5. Periksa kondisi anus eksterrnal dal palpasi dinding rectal. Lepaskan sarung tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah yang tepat.
6. Kenakan sepasang sarung tangan baru.
7. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk tangan dominan anda.
8. Minta klien untuk menarik napas perlahan melalui mulut dan untuk merilekskan sfingter anal.
9. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan anda. Dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukkan supositoria dengan melalu anus, melalui sfingter anal internal dan mengenai dinding rectal : masukkan seluruh jari pada orang dewasa ±7-8cm dan ±5cm anak-anak dan bayi.
10. Tarik jari anda dan bersihkan area anak klien.
11. Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit.
12. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, tempatkan lampu pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuaan untuk mengambil pispot atau kekamar mandi.
13. Buang sarung tangan dengan mebalik bagian dalam keluar dan buang dalam wadah yang tepat.
Evaluasi dan Penugasan Terstruktur
1. Setelah anda pelajari kegiatan Belajar 2 tentang memberikan obat rectal, cobalah memberikan obat kepada pasien dengan panduan ceklist/rub r ic sebagai pedoman.
2. Bahwa anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (*) artinya bahwa tindakan tersebut saqngat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dengan benar. Bila salah/kurang tepat anda tidak lulus dan harus mengulang dari awal.
3. Setiap perasat tindakan terdapat tiga item penilaian meliputi keterampila n bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2. Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 : Nilai 4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai 3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif Nilai 2 : Jika langkah klinik dilakukan tidak tepat Nilai 1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTUM
Nilai NO
KOMPONEN
1 2 3 4 Keterampilan
1. Persiapan Pasien
a. Memberitahu tujuan pemberian obat melalui anus
b. Menjelaskan prosedur
2. Persiapan alat
3. Baki berisi obat supositorial rectal
4. Jelly pelumas. Pengalas
5. Sarung tangan disposable
6. Tissue, kain kasa
7. Duk, bengkok
8. Catatan pemberian obat
9. Waskom berisi larutan chlorin o,5 %
10. Prosedur tindakan
11. Tinjau ulang nama obat, dosis dan rute pemberian.
12. Cuci tangan
13. Minta klien untuk melakukan posisi miring atau sims.
14. Memasang pengalas dibawah bokong
15. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rectal.
16. Kenakan sepasang sarung tangan baru.
17. Lepaskan supositorial dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar ujung dengan jelly.
18. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunj uk tangan dominan anda
19. Minta klien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut dan untuk merilekskan sfingter anal.
20. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan masukkan supositorial dengan perlahan melalui anus pada dewasa ± 7-8 cm dan ± 5cm anak- anak dan bayi..
21. Tarik jari anda dan bersihkan area
22. Menjepit kedua bokong pasien untuk sementara dengan ibu jari dan jari telujuk salah satu tangan.
23. Intruksikan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit.
24. Membersihkan daerah anus dengan tisu
25. Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang nyaman
26. Membereskan peralatan
27. Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
28. Mencuci tangan
29. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
Sikap (2)
1. Tanggp terhadap respon
2. Teliti
3. Sabar
4. Bertanggung jawab
Pengetahuan (3)
1. Dapat menjelaskan rasional tindakan
2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan : Tanda * yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal Nilai akhir : ∑ 𝑁 Keterampilan + ∑ 𝑁 Sikap + ∑ 𝑁 Pengetahuan
7. Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat melalui vagina sangat mengutamakan hubungan saling percaya dan menjaga privacy pasien. Alat dan bahan untuk memberikan obat vervaginam
1. Supositoria vagina, jeli, krim, busa, tablet atau larutan irigasi
2. Aplikator plastik
3. Handuk kertas
4. Pispot dan bengkok
5. Dug
6. Wadah douche
7. Pelumas larut air
8. Sarung tangan sekali pakai
9. Tisu
10. Pembalut
11. Waskom berisi larutanclhorin 0,5% Prosedur kerja
1. Tinjauan ulang nama obat, dosis dan rute pemberian
2. Cuci tangan
3. Minta klien berbaring dalam posisi dorsal rekumben
4. Pertahankan abdomen dan ekstremitas bawah tertutup
5. Gunakan sarung tangan sekali pakai
6. Lepaskan supositoria dari pembungkusnya dan berikan sejumlah pelumas larut air untuk melunakan atau pada sekitar ujungnya. Beri jari bersarung tangan pelumas pada telunjuk tangan dominan
7. Dengan tangan nondominanbersarung tangan regangkan lipatan labia
8. Masukkan supositoria sepanjang didnding kanal vagina posterior sesuai panjang jari telunjuk (7,5 sampai 10cm)
9. Tarik jari dan bersihkan pelumas sisa pada sekitarorifisium dan labia.jika memakai krim vagina
10. Isi aplikator krim, ikuti petunjuk dalam wadahnya. Rasional: dosis diresepkan oleh volume dalam aplikator .
11. Dengan tangan dominan yang memakai sarung tangan, perlahan regangkan lipatan labia.
12. Dengan tangan dominan anda yang bersarung tangan, masukan aplikator kurang lebih 5-7,5 cm. Dorong penarik aplikator untuk menyimpan obat.
13. Tarik aplikator dan tempatkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada labia atau orifisium vagina.
14. Instruksikan klien untuk tetap pada posisi terlentang selama sedikitnya 10 menit.
15. Berikan pembalut sebelum klien melakukan ambulasi.
PEMASANGAN INFUS
Setelah mengikuti pembelajaran praktik iini, saudara diharapkan mampu melakukan tindakan perasat pemasangan infuse secara benar.
a. Mempersiapkan alat, ruangan dan pasien untuk pemasangan infuse.
b. Melakukan tindakan pemasangan infuse sesuai prosedur yang ada
c. Melakukan prasat pemasangan infuse dengan
d. Menghitung tetesan infuse sesuai dengan indikasi dan dosis
e. Melakukan respone atas tindakan pemasangan infuse yang sudah dilakukan
f. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
Bahan dan Alat
Untuk melakukan tindakan pemasangan infuse, saudara harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Peralatan dan perlengkapan yang harus saudara siapkan meliputi :
1. Baki yang telah dialasi
2. Perlak dan pengalasnya
3. Handuk kecil
4. Bengkok
5. Tiang infuse
6. Sarung tangan
7. Tourniquet
8. Cairan infuse
9. Waskom berisi larutan klorin 0.5 %
10. Infuse set
11. Abbocatch
12. Plester/hepafik
13. Kassa steril
14. Guntung plester
15. Jam tangan
16. Kapas alcohol
17. Buku catatan
1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan 7 langkah terlebih dahulu
2. Tutup ruangan dan jaga privasi pasien
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga
1. Buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik akseptik
2. Periksa larutan dengan menggunakan “lima tepat” yaitu tepat obat, tepat waktu, tepat dosis, tepat dna tanggal kadaluarsa, observasi bocoran botol infuse.
3. Buka set infuse dengan memperhatikan sterilisasi dari kedua ujung
4. Tempatkan klem rol ± 2-5 cm dibawah ruang drip dan gerakan klem rol pada posisi “off”
5. Tusukkan set infuse kedalam botol cairan bersihkan lebih dulu tempat tusukan dengan antiseptic. Jangan menyentuh jarum penusuk botol infuse karena bagian ajrum ini steril
6. Alirkan larutan intra vena tekan ruang drip dan lepaskan klem rol untuk memungkinkan cairan pengisian 1/3 sampai ½ penuh
7. Lepaskan penutup pelindung jarum dan lepaskan klem rol untuk memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui selang adapter jarun. Kembalikan klem rol ke posisi off setelah slang terisi
8. Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara untuk menghila nka n gelembung udara kecil dengan keras ketuk slang intra vena ketika gelembung 8. Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara untuk menghila nka n gelembung udara kecil dengan keras ketuk slang intra vena ketika gelembung
9. Atur posisi pasien senyaman mungkin lalu pasang perlak dan penglasnya dibawah daerah yang akan diinfus
10. Kenakan sarung tangan sekali pakai
11. Cari dan pilih vena yang besar dan tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari
12. Palpasi dengan menekan dan mersakan rasa halus, menonjol dan tidak teraba ketika tekanan dilepaskan, selalu gunakan jari yang sama untuk mempalpasi
13. Pilih vena yang dilatasi baik. Metode untuk memilih distensi vena meliputi :
a. Mengurut ekstermitas dan distal ke proksimal dibawah tempat vena yang dituju
b. Meminta klien menggenggam dan membuka genggaman secara bergantian
c. Ketuk ringan diatas vena
d. Berikan ompres hangat pada ekstermitas selama beberapa menit
14. Tempatkan tourniquet 10-12 cm diatas tempat penusukan yang dipilih dan periksa adanya nadi distal
15. Desinfeksi daerah pemasangan dengan povidon iodine atau alcohol 70% secara melingkar dengan diameter 5 cm dari entri/titik tuju hindari menyentuh tempat yang bersih, biarkan tempat tersebut mongering selama 2 menit (povidon) atau
60 detik (alcohol)
16. Tusukan jarum abboceth dengan lubang jarum menghadap keatas pada sudut 20-30 derajat agak distal terhadap tempat penusukan vena sebenarnya dalam arah vena
17. Lihat aliran darah melalui ruang abbocath yang menandakan jarum telah masuk vena. Turunkan jarum sampai hamper rata dengna kulit, masukkan lagi abbocath 0,5 cm kedalam vena kemudian tarik pelan-pelan jarum abbocath hingga
plastic abbocath masuk semua kedalam vena.
18. stabilkan jarum dengan satu tangan dan lepaskan torniket dengan tangan yang lain.
19. Sambungkan segera aboccath dengan selang infuse.
20. Tempatkan bagian sempit plester dibawah abbocath dengan sisi yang lengket menghadap ke atas dan silangkan plester hanya diatas abbocath bukan pada tempat penusukkan.
21. Letakkan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah selang. Letakkan kasa diatas aboccath lalu gulung lengkung selang sepanjang lengan dan tempatkan potongan plester langsung diatas selang.
22. Periksa dan atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.
23. Buang jarum yang telah digunakan dalam wadah tajam yang tepat. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
24. Dokumntasasi tindakan:
a. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse, ukuran abbocath.
b. Pemasangan infuse harus diganti setiap 48-72 jam atau sesuai program dokter atau lebih sering terjadi koplikasi.
Setelah anda pelajari kegiatan belajar 1 cobalah memasang infuse pada phantom terlebih dahulub dengan panduan ceklist/rubric sebagai pedoman langkah- langkah pemasangan infuse. Perlu anda perhatikan bahwa ceklist ini ada tanda panah (>>) artinya bahwa tindakan tersebut sangat kritikal sehingga harus dikerjakan dengan tepat dan benar, bila salah/kurang tepat Anda tidak lulus dan harus mengulang dari awal. Setiap prasat dan tindakan terdapat tiga item penilaia n meliputi keterampilan bobotnya 5, pengetahuan bobotnya 3 dan sikap bobotnya 2. Cara menilai langkah klinik dengan skala 1-4 :
Nilai 4 : jika langkah klinik dilakukan dengan tepat dan benar Nilai 3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif Nilai 2 : jika langkah klinik dilakukan tidak tepat Nilai 1 : jika langkah klinik tidak dilakukan
PEMASANGAN INFUS
Keterampilan ( 5 ) Persiapan alat dan pasien :
1. Infuse set steril dan cairan yang dipergunakan
2. Abbocath, kapas alcohol
3. Karet pembendung ( tourniquet ) dan kasa steril
4. Perlak dan alasnya serta baki yang telah dialasi
5. Bengkok dan sarung tangan
6. Gunting plester dan jam tangan
7. Korentang dan bengkoko
8. Plester dan perban berikut gunting verban
9. Bidai yang sudah dibalut
10. Standart infuse
11. Waskom berisi larutan chlorine 0,5%
Persiapan pasien
1. Perlak dan pengalas dipasang
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3. Pakai sarung tangan ( tidak perlu steril hanya melindungi petugas dari infeksi )
4. Gantungkan botol infuse, dan stopper botol hapus hamakan dengan kapas alkohol.
5. Infuset dibuka dan atur klem rol 2-5 cm dibawah ruang drip.
6. Tusukan set infuse ke botol kemudian, megalirkan cairan pada ruang ruang drip 1/3- 1/2.
7. Buka klem rol dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infuse
lalu tutup kembali klem.
8. Cari dan pilih vena yang akan dipasang infuse lalu pasang tourniquet 10-12 cm di atas
tempat yang akan ditusuk.
9. Daerah yang akan disuntik di hapushamaka n dengan kapas alchol 70%.
10. Jarum abbcath disiapkan dengan cara membuka pembungkusnya.
11. Pakai handschoen abbocath ditusukkan ke dalam vena dengan 20-30 derajat denga bevel/ tabunng spuit menghadap ke atas ( 11. Pakai handschoen abbocath ditusukkan ke dalam vena dengan 20-30 derajat denga bevel/ tabunng spuit menghadap ke atas (
berhasil darah akan dikeluarkan
dan dapat dilihat pada pipa abbocath).
12. Dorong pelan-pelan abbocath ± ½ cm ke dalam vena sambil menarik pelan-pelan jarum abbocath hingga semua plastic abbocath masuk semua ke dalam vena.
13. Stabilkan jarum dengan satu tangan dan lepaskan torniket dengan tangan yang lain.
14. Sambungkan segera abbocat dengan selang infuse.
15. Tempatkan plester di bawah sambungan antara abbocath dan selang infuse kemudian silangkan diatasnya.
16. Letakan kasa yang telah dibelah menjadi dua bagian dan tempatkan dibawah selang infuse lalu tutup dengan kasa steril diatas tempat tempat penusukkan dan rekatkan dengan plester.
17. Atur tetesan sesui dengan program
18. Bereskan alat-alat
19. Lepasskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
20. Cuci tangan dengan sabun dan air megalir dan keringkan.
21. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
Sikap ( 2)
1. Teliti bar
2. Hati-hati
3. Sabar
4. Peka terhadap reaksi pasien
Pengetahua ( 3 )
1. Dapat menjelaskan rasional tindakan
2. Dapat menjawab setiap pertanyaan
Keterangan : Nilai Akhir : ∑N keterampilan + ∑N sikap + ∑N pengetahuan
300 + 172 + 265 ,5
NA = = 73,75 inilah nilai perasat memasang infuse.
10
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Banyak tindakan pemeriksaan diagnostic yang dibutuhkan oleh pasien kebidanan. Yang akan kita praktekkan pada modul ini antara lain pemeriksaan kadar HB. Pengambilan darah vena dan pemeriksaan urin reduksi. Di sesi akhir modul ini ada panduan lengkap pemeriksaan diagnostic yang dapat saudara pelajari sendiri dan kelompok lalu kerjakanlah.
A. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
a. Bahan pemeriksaan :
1. Darah kapiler
2. Darah vena
3. Darah tepi
b. Persiapan pasien : Member tahu tujuan pemeriksaan untuk mendapatkan kerja sama dari pada klien.
c. Persiapan alat
1. Haemometer set terdiri dari :
2. Tabung pengukur
3. 2 tabung standar warna
4. Pipet Hb dengan pipa karetnya
5. Pipet HCl
6. Batang pengaduk
7. Botol tempat HCl dan aquadest
8. Sikat pembersih
9. Perlak kecil dan pengalas
10. Kapas alcohol 70%
11. Jarum/Lancet
12. Hanscoon steril
13. Kapas kering
14. Bengkok
Prosedur kerja
1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai pada angka 2
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas di bawah tangan pasien yang akan diambil darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan cara memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan di ambil darahnya dengan alcohol
10. Menusukkan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11. Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12. Dengan pipet Hb mengisap darah sampai angka 20 cm. jangan sampai ada gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
14. Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hidarkan darah mengenai dinding tabung