GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO Enny Yuliaswati Prodi Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta
GAM BARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERI NEUM
DI RB PANJAWI SUKOHARJO
Enny Yuliaswati
Prodi Kebidanan STI KES ’Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang: Sekitar 90% penyebab kematian ibu di Indonesia terjadi pada saat persalinan.
Perdarahan post partum menyumbang sebesar 40 % sebagai penyebab utamanya. Perdarahan
post partum antara lain terjadi karena adanya robekan jalan lahir atau perineum. Robekan
jalan lahir merupakan penyebab kedua dari perdarahan post partum. Persalinan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain passage (jalan lahir), passenger (muatan), power
(kekuatan ibu), psikologis dan penolong. Persalinan dapat berjalan normal apabila faktor-faktor
tersebut bekerjasama dengan baik. Persalinan yang terlalu cepat juga akan mempermudah
terjadinya robekan pada perineum karena otot-otot pada perineum di regang secara tiba-tiba
tanpa persiapan secara hati-hati untuk melahirkan kepala, sehingga dalam Kala II atau saat
pengeluaran kepala janin dibutuhkan kerja sama dan koordinasi yang baik oleh pasien agar
persalinan dapat terkendali sesuai arah sumbu jalan lahir.
Tujuan: Penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Panjawi ini bertujuan untuk mengukur
prevalensi robekan perineum pada ibu bersalin.M etode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan jumlah
responden 40 primipara.Hasil: Responden yang mengalami robekan perineum saat persalinan sebesar 60% responden.
Simpulan: Mayoritas responden yang bersalin terjadi robekan perineum.Key word: robekan perineum, persalinan
A. PENDAHULUAN yang mencapai 228 per 100 ribu, hal tersebut
masih sangat jauh dari target pemerintah yang Penyebab kematian dan kesakitan ibu tertuang dalam MDGs bahwa AKI tahun 2015 di Indonesia telah dikenal sejak dahulu dan turun menjadi 105 (Depkes RI: 2009). sampai sekarang ti dak berubah banyak.
Seki tar 90% penyebab kemati an i bu Berdasarkan catatan SDKI 2012, rata-rata di Indonesia terj adi pada saat persal inan. angka kematian ibu (AKI) mencapai 359 per
Perdarahan post partum sebagai penyebab utama 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian yaitu menyumbang sebesar 40%. Perdarahan ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 post partum terjadi diantaranya karena adanya robekan jalan lahir atau perineum. Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua dari perdarahan post partum. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi perdarahan post partum yaitu dengan Manajemen Aktif Kala
III (MAK III) serta penjahitan luka jalan lahir dengan tepat, namun upaya ini masih kurang optimal (Manuaba IBG, 2005).
Persal i nan sangat di pengaruhi ol eh beberapa faktor antara lain passage (jalan lahir), passenger (muatan), power (kekuatan ibu), psikologis dan penolong. Fungsi utama bidan adalah mengupayakan agar ibu dapat melalui persalinannya dengan aman, dengan menyiapkan ibu dari sejak ibu itu hamil baik Widyastuti Y, Wiyati N, 2009). Persalinan dapat berjalan normal apabila faktor-faktor tersebut bekerjasama dengan baik. Persalinan yang terlalu cepat juga akan mempermudah terj adinya robekan pada perineum karena otot-otot pada perineum di regang secara tiba- tiba tanpa persiapan secara hati-hati untuk melahirkan kepala, sehingga dalam Kala II atau saat pengeluaran kepala janin dibutuhkan kerja sama dan koordinasi yang baik oleh pasien agar persalinan dapat terkendali sesuai arah sumbu jalan lahir.
B. M ETODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilaksanakan di RB Panjawi Sukoharjo dengan populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di RB Panjawi, Sukoharjo, dengan jumlah populasi 50 orang. Ukuran sampel yang dipakai dalam peneli tian ini adalah 40 responden primipara Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis univariabel.
A nal i si s uni vari abel yai tu menganal i si s variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi untuk mengetahui karakteristik dari subyek penelitian. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisa data dalam penelitian ini adalah menerjemahkan hasil pengolahan data secara kuantitatif menjadi deskriptif.
C. HASI L DAN PEM BAHASAN
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur ibu, pendidikan ibu, dan berat badan bayi.
Per sal i nan nor mal adal ah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi bel akang kepal a yang usia aman untuk kehamilan, persalinan berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi dan nifas adalah 20-35 tahun. Oleh sebab baik pada ibu maupun pada janin. itu usia tersebut sesuai dengan rentang masa reproduksi sehingga sangat baik dan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil sangat mendukung kehamilan. Sedangkan konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan umur kurang dari 20 tahun di anggap atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau psikologis dalam menghadapi kehamilan, tanpa bantuan (kekuatan sendiri). persalinan, dan nifas. Umur lebih dari 35
Dari hasi l penel i ti an yang di l akukan tahun dianggap berbahaya karena baik alat didapatkan hasil distribusi frekuensi sebagai berikut. berkurang dan menurun, selain itu bisa
1. Karakteristik responden berdasarkan umur terjadi risiko kelainan bawaan pada janin ibu dan juga dapat meningkatkan kesulitan
Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur I bu pada kehamilan, persalinan, dan nifas. Umur ibu Jumlah Prosentase
M enurut M ubarak (2012) usi a
< 20 tahun
2
5 20 – 35 tahun
34
85
r eproduk t i f i bu ak an ber dampak
> 35 tahun
4
10
terhadap daya tangkap dan pola pikir Berdasarkan tabel. 1 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 aki bat pematangan fungsi organ. Pada tahun yaitu sebanyak 34 orang (85%) seseorang semakin matang dan dewasa. Berdasarkan tabel. 1 hasil penelitian
Uraian tersebut dapat ki ta simpul kan menunjukkan paling banyak responden bahwa bertambahnya umur seseorang dengan umur 20-35 tahun sebanyak 34 dapat berpengaruh pada pertambahan responden (85%). Hasil penel iti an ini penget ahuan y ang di per ol ehny a, mendukung teori yang dikemukakan oleh akan tetapi pada umur-umur tertentu,
M artadi soebrata (1992) dal am kurun kemampuan penerimaan atau mengingat waktu reproduksi sehat dikenal bahwa suatu pengetahuan akan terpengaruh, pendidikan akan membuka rangsangan sehingga responden yang mempunyai berpi ki r sehi ngga meni mbul kan rasa umur antara 20-35 tahun yang tergolong keingintahuan akan sesuatu yang baru, masi h muda akan lebih mudah dal am dan muncul keinginan untuk melakukan menyerap informasi yang disampaikan eksperimen atau mencoba-coba hal yang oleh tenaga kesehatan akan memperluas baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan pengetahuan tentang manajemen Kala II semakian tinggi pula tingkat pengetahuan persalinan. seseorang terhadap sesuatu.
Ini berarti bahwa semakin bertambah Dari tabel. 2 di atas, menunjukkan usia akan semakin berkembang pula daya bahwa sebagian besar responden memiliki tangkap dan pol a pi ki rnya, sehi ngga tingkat pendidikan yang baik. Pendidikan pengetahuan yang di sampai kan ol eh adalah suatu kegiatan untuk menikatkan tenaga kesehatan terutama pengetahuan pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan ibu tentang posisi dan cara mengejan yang seseorang maka semakin banyak wawasan benar dalam manajemen Kala II. kei l muan yang di dapat. Sebal i knya pendidikan yang rendah akan menghambat
2. Karakteri sti k responden berdasarkan perkembangan si kap seseorang dal am pendidikan ibu memahami sesuatu.
Tabel . 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu
Notoatmodjo (2003) mengemukakan
Pendidikan Jumlah Prosentase ibu
ti ngkat pendi di kan dal am kategori
Dasar
2
5
menengah yai tu pendi di kan yang
Menengah
36
90 Tinggi
2
5
mempersiapkan seseorang untuk memiliki
Total 40 100
kemampuan yang lebih baik sehingga dapat Berdasarkan tabel. 2 diketahui bahwa dikembangkan menuju tingkat yang lebih sebagian besar responden berpendidikan tinggi. Dalam kategori ini pengetahuan menengah yaitu sebanyak 36 orang (90%) seseorang masih terbatas karena informasi yang didapatkannya juga terbatas sehingga
Pendi di kan berpengar uh besar dapat berpengaruh terhadap perilaku dalam dalam membentuk pengetahuan, karena meneran dalam manajemen Kala II. Hasil f aktor, yakni ukuran kepal a j ani n, penelitian ini, sejalan dengan teori yang presentasi, letak, sikap dan posisi janin. dikemukakan oleh Mubarak (2012) bahwa Plasenta juga harus melewati jalan lahir pendidikan diperkirakan ada kaitannya maka ia dianggap juga sebagai passager dengan pengetahuan ibu bersalin terutama yang menyertai janin. ketika mengejan dalam manajemen Kala
Berdasarkan tabel. 3 diketahui bahwa
II. Ibu yang berpendidikan tinggi akan sebagian besar berat badan bayinya 2500- mempunyai pengetahuan yang lebih luas 4000 yai tu sebanyak 32 orang (80%). dibandingkan dengan tingkat pendidikan
Berdasarkan teori yang ada, bayi baru yang rendah. lahir yang terlampau besar atau berat
Berdasarkan Notoatmodj o (2007) badan lahir lebih dari 4000 gram akan bahwa ibu-ibu yang mempunyai tingkat meningkatkan risiko proses persalinan pendidikan tinggi, umumnya lebih terbuka yaitu kemungkinan terjadi distosia bahu, menerima perubahan atau hal-hal baru bayi akan lahir dengan gangguan nafas guna pemeliharaan kesehatannya. dan kadang bayi l ahir dengan trauma leher, bahu dan syarafnya. Hal ini terjadi
3. Karakteristik responden berdasarkan berat karena berat bayi yang besar sehingga badan bayi sulit melewati panggul dan menyebabkan
Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat badan Bayi
terj adi nya ruptur peri neum pada i bu
Pendidikan Jumlah Prosentase bersalin (Rayburn, 2001). ibu
- < 2500
Berat badan janin dapat mengakibatkan
2500-4000
32
80 > 4000
8
20
terjadinya ruptur perineum yaitu pada berat
Total 40 100
badan janin diatas 3500 gram, karena Berdasarkan tabel. 3 diketahui bahwa risiko trauma partus melalui vagina seperti sebagian besar berat badan bayinya 2500- distosi a bahu dan kerusakan j ari ngan 4000 yaitu sebanyak 32 orang (80%) l unak pada i bu. Perkiraan berat janin tergantung pada pemeriksaan klinik atau
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan aki bat i nteraksi beberapa masa kehami l an, hendaknya terl ebi h badan bayi yang berisiko adalah berat dahulu mengukur tafsiran beran badan badan bayi diatas 3500 gram. janin (Nasution, 2011).
Hal tersebut di atas, sejalan dengan Semaki n besar berat badan bayi penel itian yang di lakukan Rahmawati yang di l ahi rkan akan meni ngkatkan (2011) di RSIA Kumala Siwi Pecangaan risiko terjadinya ruptur perineum karena Jepara pada 82 responden yang menyatakan peri neum ti dak cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan berat badan lahir dengan derajat ruptur bayi yang besar, sehingga pada proses perineum pada persalinan normal dengan kelahiran bayi dengan berat badan bayi hasil uji Rank Spearman diperoleh nilai l ahi r yang besar seri ng terj adi ruptur Sig. (2-tailed) sebesar 0,016 dengan taraf (Sai fuddi n, 2008). Persal inan dengan ruptur perineum apabila tidak ditangani kontingensi sebesar 0,190 dengan keeratan secara efektif menyebabkan perdarahan hubungan sangat rendah. dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada
4. Karakteri sitk Responden Berdasarkan jangka waktu panjang dapat mengganggu Keadaan Perineum ketidaknyamanan ibu dalam hal hubungan
Tabel. 4: Distribusi frekuensi keadaan perineum pada ibu bersalin
seksual (Mochtar, 2005)
Keadaan Jumlah Prosentase
Dari urai an di atas terl i hat bahwa perineum
Utuh
16
40
faktor i bu dalam hal pari tas memil iki
Robek
24
60 Total 40 100 kaitan dengan terjadinya ruptur perineum.
Ibu dengan paritas satu atau ibu primipara Berdasar tabel . 4 dapat di ketahui mengalami risiko yang lebih tinggi. Jarak bahwa mayoritas responden yang bersalin kelahi ran kurang dari dua tahun juga normal , keadaan peri neumnya dal am termasuk dal am kategori ri siko ti nggi keadaan robek yaitu sebesar 24 (60%) karena dapat menimbulkan komplikasi
Berdasarkan analisa data penelitian dalam persalinan. Dalam kaitannya dengan bahwa mayoritas responden yang bersalin terjadinya ruptur perineum, maka berat di RB Panj awi mengal ami robekan melahirkan biasanya perineum tidak dapat menahan tegangan perineum sebanyak 60 %. yang kuat sehingga robek pada
Faktor penyebab ruptur peri neum pi nggi r depannya. L uka-l uka selain variable-variabel tersebut di atas, biasanya ringan tetapi kadang- f actor l ai n di antaranya adal ah f aktor kadang terjadi juga l uka yang ibu, faktor janin, dan faktor persalinan l uas dan berbahaya. Sebagai pervaginam. akibat persalinan terutama pada
Diantara faktor-faktor tersebut dapat seorang primipara, biasa timbul diuraikan sebagai beriut : luka pada vulva disekitar introitus
1) Faktor I bu vagina yang biasanya tidak dalam
a) Paritas akan t et api k adang- kadang Par i t as adal ah j uml ah bisa timbul perdarahan banyak k ehami l an y ang mampu (Prawirohardjo, 2007). menghasilkan janin hidup di luar
Hasi l penel i ti an di at as rahi m (lebih dari 28 minggu). mendukung penel i ti an yang
Pari tas menunj ukkan j uml ah dilakukan oleh Nasution (2011) kehamilan terdahulu yang telah dengan j udul Faktor-Faktor mencapai batas vi abi l i tas dan
Yang B erhubungan Dengan telah dilahirkan, tanpa mengingat Terj adi nya Ruptur Peri neum jumlah anaknya (Oxorn, 2003). Pada I bu B ersal i n D i RSU
Menurut K amus Besar Bahasa Dr.Pi rngadi M edan Peri ode
Indonesia paritas adalah keadaan Januari-Desember 2007 dengan kel ahi ran atau partus. Pada hasil uji statistik – Chi Square pri mi para robekan peri neum menunj uk k an par i t as dan hampir selalu terjadi dan tidak ri wayat persal i nan memi l i ki jarang berulang pada persalinan probabilitas p = 0,01 (P < 0,05) berikutnya (Prawirohardjo, 2006). artinya terdapat pengaruh yang
Pad a p r i m i p ar a at au orang yang baru pertama kal i derajat ruptur perineum.
Gambaran Responden dengan Robekan ...
39
40 Gambaran Responden dengan Robekan ...
b) Meneran merasak an dorongan untuk meneran bila pembukaan sudah telah terjadi. Ibu harus di dukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang i ngi n mengej an . I bu mungki n merasa dapat meneran secara l ebi h ef ekti f pada posisi tertentu) (JNPK-KR, 2005). Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memimpin ibu bersal i n mel akukan meneran untuk mencegah terjadinya ruptur perineum, diantaranya :
(1). Menganjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi, (2). Tidak menganjurkan ibu untuk menahan nafas pada saat meneran, (3). Mungkin ibu akan merasa l ebi h mudah untuk meneran jika i bu berbari ng miring atau setengah duduk, menarik l utut ke arah ibu, dan menempelkan dagu ke dada, (4). Menganjurkan i bu untuk ti dak mengangkat bokong saat meneran, (5). Tidak melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan ini dapat meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri , (6). Pencegahan ruptur perineum dapat dilakukan saat bayi di l ahi rkan terutama saat kelahiran kepala dan bahu.
2) Faktor Janin
a) Berat Badan Bayi Baru lahir M akrosomi a adal ah berat janin pada waktu lahir lebih dari
4000 gram. Makrosomia disertai dengan meni ngkatnya ri si ko trauma persalinan melalui vagina seperti distosia bahu, kerusakan klavikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi j al an l ahi r dan robekan pada perineum (Rayburn, 2001).
b) Presentasi Menurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu memanj ang panggul ibu (Dorland,1998). Presentasi di gunakan untuk menentukan bagian yang ada di bagian bawah
41 Gambaran Responden dengan Robekan ... rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.
Penol ong persal i nan adal ah seseor ang y ang mampu dan berwenang dalam memberikan asuhan persal i nan. Pi mpi nan persal i nan yang sal ah merupakan sal ah satu penyebab terjadinya ruptur perineum, sehingga sangat diperlukan kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi (Wiknjosastro, 2010).
Per i neum t er di r i dari otot m. l evator ani , m. coccygeus, m.
perinealis transversus profunda dan m. constri ctor urethr a
. Otot-otot tersebut dalam persalinan Kala II akan meregang untuk memberi jalan keluar bayi (Wiknjosastro, 2007).
Robekan perineum bisa terjadi pada mayoritas primipara karena otot- otot perineum pada primipara masih kaku dan belum pernah teruji untuk jalan persalinan.
Persal inan sangat dipengaruhi ol eh beberapa f aktor antara l ai n passage (j al an l ahi r), passenger (muatan), power (kekuatan i bu), psikologis dan penolong. Persalinan dapat berjalan normal apabila faktor- faktor tersebut bekerjasama dengan baik (Cunningham, 2006).
3) Faktor Penolong Persalinan
Passage atau jalan lahir merupakan bagian tulang panggul, servik , vagina dan dasar panggul (di spl acement ) termasuk peri neum. Sedangkan power atau kekuatan ibu merupakan kontraksi dan retraksi otot-otot rahim pl us kerja otot-otot volunteer dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan di afragma sewaktu i bu mengej an atau meneran. Passenger atau muatan yang dimaksud terutama janin ( secara khusus bagi an kepal a j anin ) dan plasenta, selaput serta cairan ketuban atau amnion (Prawirohardjo, 2007).
Posi si persal i nan j uga sangat mempengar uhi k emungk i nan terjadinya robekan pada jalan lahir. Dengan
upright positions (sitting, squatti ng, kneel i ng)
/
si de l yi ng positions
dapat mengurangi terjadinya robekan pada perineum atau tindakan robekan pada perineum karena otot- episiotomi dapat dihindarkan. otot pada perineum di regang secara ti ba-ti ba tanpa persi apan secara
K emampuan penol ong j uga hati-hati untuk melahirkan kepala, sangat berpengaruh terhadap kejadian sehi ngga dal am K al a II atau saat robekan perineum, walaupun dalam pengeluaran kepala janin dibutuhkan kri teri a i nkl usi sudah di sebutkan kerja sama dan koordinasi yang baik bahwa penolong harus menggunakan oleh pasi en agar persali nan dapat t ek ni k st andar A PN ( A suhan terkendali sesuai arah sumbu jalan Persalinan Normal), namun bila posisi lahir (Saifudin, 2008). persalinan pasien seperti disebutkan di atas maka kemungki nan besar
D. SI M PULAN
akan terjadi robekan pada perineum
Simpulan: (Salmah, 2006).
Mayoritas responden yang bersalin normal Persal i nan yang terl al u cepat terjadi robekan perineum. juga akan mempermudah terjadinya
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G. 2006. Obstetri William 1 . Jakarta: EGC. h. 251.Depkes RI.2009.
.
Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Jakarta : Depkes Dorland. 1996. Kamus Kedokteran , edisi 26, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
JNPK-KR/POGI. 2008. . Jakarta: JHPIEGO
Asuhan Persalinan Normal Manuaba I.B.G. 2005.
. Jakarta: EGC.
Bunga Rampai Obstetri Ginekologi Sosial Martaadisoebrata, D., 2005.
. Yayasan Bina Pustaka
Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 42 Gambaran Responden dengan Robekan ... Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. EGC: Jakarta. Mubarak, W.I. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Konsep dan Aplikasi dalam Kebidanan.
Salemba Medika. Jakarta Nasution, N. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Ruptur Perineum Pada Ibu Bersalin Di RSU Dr Pirngadi Medan Periode Januari-Desember 2007 . (KTI).
Universitas Sumatera Utara Medan Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta Oxorn, H, William R Forte. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labour
and Birth Prawirohardjo.,2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Prawirohardjo.,2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka. Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT Rahmawati, I. 2011. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Derajat Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal di RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara, http://jurnal.akbidalhikmah. ac.id/index.php/jkb/article/download/11/ diperoleh tanggal 03 Agustus 2015
Salmah. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta Saifuddin, AB. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sumarah, Widyastuti Y, Wiyati N. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Gambaran Responden dengan Robekan ...
43