KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH DALAM PERKAWINAN SEBAGAI HARTA BERSAMA

HARTA BERSAMA

Yosi Irawan

Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat. Jl.Brigjend H.Hasan Basri Komplek Banjarmasin 70123 Indonesia

Fax: 0511 4321658 +E-mail : yosi.habib@gmail.com Submitted : 31/01/2018 Reviewed 06/03/2018 Accepted:22/03/2018 Abstract: The aims of this research are to analyze the concept of ownership of the land

right ownership which is marital property based on the regulation on the certificate which mentions the names both of the parties, and to analyze the legal consequence of it. Based on Government Regulation Number 24 of 1997 concerning Land Registration states that the land right can be possessed individually or jointly. It can be owned by more than one person, it can be under the name of a family, two persons who are not from one descent, and by matrimony. Land ownership in a matrimony is called marital property, regulated in article 35, article 36, and article

37 of Act Number 1 of 1974. It can be in a form of a property owned by one of the party and then marged into the marital property as well as the property obtained during the periode of the mariage. To sell such land, the husband or the wife must get approval form the spouse. Article 92 of Islamic Law Compilation stipulates that the husband or wife is not permitted to sell the marital property without the approval of the other party. The problem which often araises with regard to the marital property in a form of land is the fact that the land is registered under the name of the husband or the wife. As long as the couple still live in harmony there will be no problem. But when they are divorced, the land is dominated by the party whose name is regitered in the certificate. This problem will not happen if the marital land is registered under the name of the husband and the wife jointly.

Key words: Registration; Land Ownership; Marital Property. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis konsep kepemilikan

hak kepemilikan tanah yang merupakan harta bersama berdasarkan peraturan perundang-undangan dan menganalisis akibat hukum dari kepemilikan hak atas tanah yang menjadi harta bersama dari suami isteri yang sertifikatnya diterbitkan atas nama keduanya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, harta benda berupa tanah yang diperoleh selama perkawinan termasuk harta bersama, yang hak kepemilikan tanah yang merupakan harta bersama berdasarkan peraturan perundang-undangan dan menganalisis akibat hukum dari kepemilikan hak atas tanah yang menjadi harta bersama dari suami isteri yang sertifikatnya diterbitkan atas nama keduanya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, harta benda berupa tanah yang diperoleh selama perkawinan termasuk harta bersama, yang

Kata Kunci: Harta Bersama; Kepemilikan Tanah; Pendaftaran PENDAHULUAN 2 atau hak milik.

Tanah merupakan komponen terpenting Ketentuan yang mengatur mengenai ta- dan utama yang diperlukan dalam kehidupan

nah tercantum dalam Undang-Undang No- manusia. Hampir semua aspek kehidupan mor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar manusia memerlukan tanah, baik untuk ke-

Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara pentingan pemukiman, pertanian, perkebu-

Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, nan maupun berbagai kepentingan lainnya. Tambahan Lembaran Negara Republik Indo- Demikian pula dengan pembangunan, semua

nesia Nomor 2043; untuk selanjutnya disebut kegiatan pembangunan yang dilakukan baik UUPA) sebagai penjabaran dari Pasal 33 ayat untuk perumahan pribadi atau pembangunan

(3) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan untuk kepentingan umum membutuhkan ar-

Republik Indonesia Tahun 1945 (disebut eal tanah sebagai prasarananya.

UUD 1945). Menurut Pasal 33 ayat (3) UUD Betapa pentingnya tanah sebagai sum-

1945, bahwa “Bumi dan air dan kekayaan ber daya hidup, tidak ada sekelompok ma-

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai syarakatpun di dunia ini yang tidak memiliki

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- aturan-aturan tertentu dalam masalah per-

besar kemakmuran rakyat”. Sesuai dengan tanahan ini, penduduk bertambah, pemiki-

Pasal ini, penguasaan tanah dilakukan oleh ran manusia yang semakin berkembang dan negara, kemudian negara dapat memberikan berkembang pulalah sistem, pola, struktur hak-hak atas tanah kepada orang perseoran- dan tata cara manusia menentukan sikapnya gan maupun badan hukum. Hal ini ditegas- terhadap tanah. 1 Membicarakan sebuah tanah

kan lagi dalam Pasal 4 ayat 1 UUPA, yang hak dapat dikatakan sangat identik dengan menyatakan, bahwa: “Atas dasar hak men- membicarakan hak-hak yang melekat pada guasai dari negara sebagai yang dimaksud tanah itu, karena tidak ada lagi bidang-bidang

dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam- tanah di kawasan yang dihuni oleh manusia macam hak atas permukaan bumi yang dise- yang tidak terkait dengan hak menguasai dan

but tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri mau- pun bersama-sama dengan orang lain serta

1 Hamdaliah. 2016. “Perlindungan Hukum bagi Pihak Pembeli yang Beritikad Baik dalam Jual

2 Maria S.W Sumardjono dan Martin Samosir. Beli Tanah”. Lambung Mangkurat Law Journal.

2000. Hukum Pertanahan dalam Berbagai Aspek. 1(2): 152.

Medan: Bina Media, hlm.48.

badan-badan hukum. maksud untuk membedakannya dengan hak Hak-hak atas tanah tersebut dibedakan guna-usaha, hak guna-bangunan, hak pakai

lagi atas hak atas tanah bersifat primer dan dan lain-lainnya, yaitu untuk menunjukkan, hak atas tanah bersifat sekunder sebagaimana

bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dapat diatur dalam Pasal 16 juncto Pasal 53 UUPA,

dipunyai orang hak miliklah yang “ter” (arti- sebagai berikut:

nya : paling) kuat dan terpenuh.

1. Hak-hak atas tanah yang bersifat primer, Kata turun temurun artinya hak milik yaitu hak-hak atas tanah yang dapat di-

atas tanah dapat berlangsung terus selama miliki atau dikuasai secara langsung oleh

pemiliknya masih hidup dan bila pemiliknya seorang atau badan hukum yang mempu-

meninggal dunia, maka hak miliknya dapat nyai waktu lama dan dapat dipindahtan-

dilanjutkan oleh ahli warisnya sepanjang gankan kepada orang lain atau ahli war-

memenuhi syarat. Terkuat artinya hak milik isnya seperti Hak Milik (HM), Hak Guna

merupakan hak yang paling kuat dibanding- Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan kan dengan hak yang lain, tidak terbatas, mu-

dah dipertahankan, dan tidak mudah hapus. (HGB), Hak Pakai (HP); 1

2. Hak-hak atas tanah yang bersifat Terpenuh artinya hak milik tanah memberikan sekunder, yaitu hak-hak atas tanah yang wewenang kepada pemiliknya untuk dapat bersifat sementara seperti hak gadai, hak

mengeksplore atau menggunakan tanah lebih usaha bagi hasil, hak menumpang, dan luas, bebas dan penuh, sehingga dapat men- hak menyewa atas tanah pertanian.

jadi induk atau landasan bagi penggunaan hak Dari berbagai hak atas tanah di atas, HM

tanah, sehingga dalam penggunaan tanahnya adalah hak primer yang mempunyai kedudu-

lebih luas dari yang lain.

kan paling terkuat dibandingkan dengan hak Penjelasan di atas mengandung makna atas tanah yang lain. Batasan HM diatur dalam

betapa penting dan berharganya mengua- Pasal 20 ayat (1) UUPA yang menyatakan, sai tanah berupa hak milik, yang secara hu- bahwa ”Hak milik adalah hak turun-temurun,

kum memiliki kedudukan terkuat dan ter- terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai penuh, sehingga pemilik hak tersebut dapat orang atas tanah, dengan mengingat keten-

mempertahankan,menggunakan, dan melaku- tuan dalam Pasal 6”. Penjelasan Pasal ini me-

kan tindakan hukum atas haknya tanpa harus nyatakan bahwa dalam ini disebutkan sifat-si-

khawatir terhadap siapapun yang ingin memi- fat daripada hak milik yang membedakannya

likinya.

dengan hak-hak lainnya. Hak milik adalah Sebagai tanda bukti kepemilikan se- hak yang “terkuat dan terpenuh” yang dapat

soerang atas suatu tanah beserta bangunan, dipunyai orang atas tanah. Pemberian sifat ini

maka diadakan sertifikat hak atas. Sesuai den- tidak berarti, bahwa hak itu merupakan hak gan Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA, dalam yang mutlak, tak terbatas dan tidak dapat di-

pendaftaran tanah yang diawali dengan pen- ganggu-gugat” sebagai hak eigendom menu-

gukuran, perpetaan dan pembukuan tanah; rut pengertiannya yang asli dulu. Sifat yang kemudian pendaftaran hak-hak atas tanah dan demikian akan terang bertentangan dengan si-

fat hukum adat dan fungsi sosial dari tiap-tiap

3. Adrian Sutedi. 2010. Peralihan Hak Atas tanah

hak. Kata-kata “terkuat dan terpenuh” itu ber-

dan Pendaftarannya. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 60-61.

peralihan hak-hak tersebut; dan terakhir den- gan pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Ketentuan pendaftaran tanah ini lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah No- mor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Ta- nah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696; untuk selanjutnya dise- but PP No. 24/1997). Pasal yang terkait den- gan alat bukti hak atas tanah dalam ketentuan ini, yaitu: Pasal 3 huruf a dan Pasal 4 ayat (1) PP No. 24/1997. Salah satu tujuan pendaf- taran tanah disebutkan dalam Pasal 3 huruf a PP No. 24/1997 tersebut, yaitu untuk mem- berikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bi- dang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Kemudian dalam Pasal 4 ayat (1) PP No. 24/1997 ditegaskan, bahwa: ”Untuk memberikan kepastian dan perlind- ungan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a kepada pemegang hak yang bersangkutan diberikan sertifikat hak atas tanah. Jadi, bagi pemegang hak atas akan di- berikan sertifikat sebagai alat bukti pemegang hak. Sertifikat hak atas ini merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya. Penerbitan suatu sertifikat dilakukan dalam rangka untuk kepentingan pemegang hak atas tanah yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.

Hak atas tanah dapat kepunyaan perseorangan, baik sendiri maupun ber- sama, selain kepunyaan badan hukum. Oleh karena itu, pemegang hak atas tanah bisa

saja perseorangan, baik sendiri maupun ber- sama maupun badan hukum. Selama ini hak atas tanah yang didapat selama dan dalam perkawinan pada umumnya diterbitkan atas nama suami pada sertifikatnya. Selama tidak ada pemisahan harta dalam perjanjian kawin, maka terbentuklah harta bersama diantara suami isteri tersebut. Hak atas tanah yang di- dapat dalam perkawinan sudah tentu terma- suk harta bersama, apalagi pembelian dilaku- kan bersama suami isteri yang bersangkutan. Namun dalam kenyataan, pemegang hak atas tanah yang tertera pada sertifikat adalah nama suaminya, bukan nama suami isteri. Pembe- lian hak atas tanah yang dilakukan pada saat setelah perkawinan diantara keduannya, se- hingga harta tersebut merupakan harta ber- sama karena telah terjadi perkawinan dian- tara keduanya, terkecuali pada saat menjual dan/atau membeli objek atas tanah dilakukan pada saat salah satu pihak tidak dalam ikatan perkawinan.

Akibat tidak dicantumkannya nama pa- sangan suami dan isteri pada sertifikat hak

milik atas tanah mereka, dapat menimbulkan masalah di belakang hari, apabila dikemudian hari terjadi perceraian diantara suami isteri, yang mana jarang terjadi pembagian harta ber- sama. Ketika salah satu pihak baik itu suami atau isteri menjual hak milik yang merupakan harta bersama dari perkawinan sebelumnya, dan pada saat yang bersamaan salah satu atau para pihak telah melangsungkan perkawinan kembali dengan pasangan yang baru, maka persetujuan atas penjualan hak atas tanah tersebut didasari atas persetujuan suami atau isteri yang baru, padahal suami atau isteri dari perkawinan yang terdahulu masih mempun- yai hak atas kepemilikan harta bersama terse- but, terkecuali ada putusan dari pengadilan atas pembagian atas harta bersama.

Masalah lain yang timbul akibat tidak pajak. dicantumkannya nama pasangan suami isteri pada sertifikat hak atas tanah, tidak menutup

Rumusan Masalah

kemungkinan bisa terjadinya penggelapan Berdasarkan latar belakang masalah di harta bersama. Hal ini dapat terjadi pada saat

atas, masalah yang hendak dikaji dirumuskan terjadi peralihan hak atas tanah, dan hanya sebagai berikut: tercantum nama salah satu pihak dari pasan-

1. bagaimana konsep kepemilikan hak atas gan suami isteri tersebut, sehingga mengaki-

tanah dalam perkawinan yang merupakan batkan adanya penggelapan harta bersama

harta bersama?

yang dilakukan oleh salah satu dari pasangan

2. bagaimana akibat hukum kepemilikan suami isteri yang ada kemungkinan berbuat

hak atas tanah yang merupakan harta ber- tidak baik dalam perkawinannya atau dapat

sama tersebut, terhadap sertifikat yang dikatakan baik suami atau isteri memiliki ke-

terdaftar atas nama suami dan isteri? inginan menikah lagi selain perkawinan resmi yang telah dilakukannya.

METODE

Apabila pada saat mendapatkan atau me- Penelitian ini merupakan penelitian hu- lepaskan hak atas tanah, dimana dalam serti-

kum normatif 2 , yaitu meneliti dan menga- fikat hak atas tanah tersebut telah tercantum

nalisis berbagai aturan hukum dan dokrin nama pemegangnya adalah pasangan suami berkenaan dengan kepemilikan hak atas ta- isteri, maka tentunya tidak akan terjadi guga-

nah dalam perkawinan sebagai harta bersa- tan perdata atau tuntutan pidana terhadap akta

ma. Bahan hukum yang dipergunakan dalam yang dibuat oleh Pejabat Pembuatan Akta penelitian tidak hanya terbatas pada bahan Tanah (PPAT). Hal ini didasari kasus yang hukum primer, juga bahan hukum sekunder. banyak terjadi dimana PPAT menjadi tergu-

Bahan-bahan hukum tersebut dikumpulkan gat terakhir, sebagai penggugatnya adalah melalui studi kepustakaan, yaitu dengan cara pihak suami atau pihak isteri dari perkawinan

menginventarisasi dan mengindentifikasi ber- terdahulu yang seharusnya menandatangani bagai bahan hukum tertulis, baik peraturan persetujuan jaul beli hak atas tanah tersebut perundang-undangan maupun literatur yang dan bukan suami atau isteri dari perkawinan

terkait dengan masalah hak pemilikan atas ta- terbaru.

nah dalam perkawinan sebagai harta bersama Adanya penggelapan pajak yang dapat dengan menggunakan content analisys 3 . terjadi akibat perkawinan campuran, di mana

Penelitian hukum di sini merupakan pene- salah satu pihak berkewarganegaraan asing litian kekaburan norma hukum terhadap per- melangsungkan perkawinan dengan warga masalahan yang diteliti, untuk menjawab isu negara Indonesia, yang seharusnya suami

atau isteri yang berwargakenegaraan asing 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2005. tersebut tidak dapat memiliki hak atas tanah

Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali

selain HGB, HGU dan HP. Dalam beberapa

Press. hlm. 13 dan M. Hadin Muhjad dan Nunuk Nuswaardani. 2012. Penelitian Hukum Indonesia

kasus kebanyakan mereka memakai nama

Kontemporer. Yogyakarta: Genta Publishing. hlm,

suami atau isteri WNI untuk mendapatkan

HM atas tanah, sehingga terjadi penggelapan

5 Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Kencana, hlm. 21.

hukumnya menggunakan doctrinal research. 7 dalam melaksanakan aktivitas hukum”. Penelitian hukum ini merupakan suatu pene-

Selanjutnya pendekatan yang diguna- litian hukum yang dikerjakan dengan tujuan kan dalam penelitian ini adalah pendekatan untuk menemukan asas atau doktrin hukum perundang-undangan (statute approach) dan

positif yang berlaku. 4 Penelitian hukum pendekatan kasus (the case approach). Pen- merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan dekatan perundang-undangan dilakukan den- pada metode, sistematika, dan pemikiran ter-

gan menganalisis berbagai perundang-undan- tentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu

gan yang terkait, yaitu: UU No. 5/1960, UU atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

No. 1/1974, UU No. 39/1999, KUH Perdata,

PP No. 24/1997, KHI, dan peraturan pelak- penelitian hukum adalah suatu proses untuk sanaannya. Sementara itu pendekatan kasus menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip dilakukan dengan cara menelaah kasus yang hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna

jalan menganalisanya. 5 Dikatakan pula bahwa

terdapat dalam Putusan Mahkamah Konstitu- menjawab isu hukum yang dihadapi”. 6 si nomor 69/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Ok-

Penelitian hukum ini juga merupakan tober 2016. suatu penelitian preskriftif analisis, yang di- maksudkan adalah untuk memberikan ar-

ANALISIS DAN PEMBAHASAN gumentasi-argumentasi atas hasil penelitian Kepemilikan Hak Atas Tanah dalam

yang telah dilakukan yang berkenaan dengan

Perkawinan Sebagai Harta Bersama

pendaftaran kepemilikan hak atas tanah yang Tanah adalah salah satu yang wajib di- merupakan harta bersama. Apa yang dipela-

miliki, dikuasai, dan dipertahankan oleh se- jari ilmu hukum sebagai ilmu yang bersifat tiap orang. Cara memperoleh tanah pun dari preskriftif dijelaskan Peter Mahmud Marzuki,

zaman ke zaman juga berbeda-beda. Pada yang menyatakan:

zaman dahulu orang memiliki tanah tidaklah Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, susah karena hanya mematok tanah yang ada, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, membersihkannya serta membangun suatu nilai-nilai keadilan, validitas aturan hu-

tenpat tinggal. Selain mudah memiliki tanah, kum, konsep-konsep hukum, dan norma-

pada zaman dahulu tidak ada badan yang norma hukum. Sebagai ilmu terapan, mengatur akan kepemilikan tanah oleh ses- ilmu hukum menentapkan standar prose-

eorang.

dur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu Pada zaman sekarang memiliki tanah ti- daklah semudah memiliki tanah pada zaman dahulu. Hal ini akibat berkembang biaknya manusia di dunia, sehingga setiap orang me-

6 Bambang Sunggono. 2012. Metode Penelitian Hukum . Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm. 86.

miliki kebutuhan akan tempat tinggalnya.

7 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan

Semakin banyaknya orang yang memiliki ta-

Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti,

nah, tentunya lahan untuk tempat tinggal juga

hlm. 32 dan M. Hadin Muhjad dan Nunuk

berkurang, maka cara memiliki tanah berbeda

Nuswaardani. 2012. Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Genta Publishing, hlm.

dengan zaman dulu. Sekarang untuk memiliki

sebidang tanah dilakukan dengan cara yang

8 Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, hlm. 35.

9 Ibid, hlm. 22.

benar, yaitu jual beli yang mana ada badan Tiap-tiap warganegara Indonesia, baik hukum sejenis tempat untuk mengatur akan

laki-laki maupun wanita mempunyai kepemilikan tanah oleh setiap orang.

kesempatan yang sama untuk mem- Secara filosofis dan yuridis pada prin-

peroleh sesuatu hak atas tanah serta untuk sipnya hak seseorang sangat dilindungi di

mendapat manfaat dan hasilnya baik bagi muka bumi ini. Makna secara yuridis adalah

diri sendiri maupun keluarganya. bahwa hak milik sebagai hak perseorangan telah menjadi bagian yang penting dari hak

Berkaitan dengan harta bersama dalam asasi manusia (human right) didunia ini. Hal

hubungannya pada sebuah perkawinan, di mana sesuai Undang-Undang Nomor 39 Ta-

dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata hun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lem-

(Burgerlijk Wetboek voor Indonesie) (Staats- baran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

blad Tahun 1848 Nomor 23; untuk selanjut- Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Re-

nya disebut KUH Perdata) berlaku ketentuan publik Indonesia Nomor 3886; untuk selan-

yang menyatakan bahwa apabila perkawi- jutnya disebut UU No. 39/1999). Hak milik nan sudah dilaksanakan, maka antara suami sebagai bagian hak asasi manusia tersebut isteri terjadi persatuan bulat dan utuh antara ditegaskan dalam Pasal 36 UU No. 39/1999,

harta kekayaan isteri dan suami. Dalam Pasal bunyinya:

119 KUH Perdata mengenai pengertian har- (1) Setiap orang berhak mempunyai mi-

ta bersama yaitu: sejak saat dilangsungkan lik, baik sendiri maupun bersama-sama perkawinan, maka menurut hukum terjadi dengan orang lain demi pengembangan harta bersama menyeluruh antara suami isteri, dirinya, keluarga, bangsa, dan masyara-

sejauh tentang hal itu tidak diadakan keten- kat dengan cara yang tidak melanggar tuan-ketentuan dalam perjanjian perkawinan. hukum.

Berarti secara otomatis setiap harta benda (2) Tidak seorangpun boleh dirampas mi-

yang diperoleh pada masa perkawinan akan liknya dengan sewenang-wenang dan se-

menjadi harta persatuan utuh karena hukum cara melawan hukum.

(undang-undang), sepanjang tidak diadakan (3) Hak milik mempunyai fungsi sosial.

perjanjian kawin diantara mereka. Secara kenyataan di samping mem-

Dari Penjelasan beberapa Pasal dalam peroleh sebidang tanah berupa hak milik den-

KUH Perdata, harta bersama tersebut secara gan membuka tanah, warisan, hibah, wasiat,

bersama-sama harus dikelola secara berpa- hak milik juga dapat disebabkan karena per-

sangan atau bersama-sama, baik itu harta campuran harta karena perkawinan. Sebagai benda yang berbentuk barang berwujud, tidak negara hukum,Indonesia melindungi hak atas

berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, tanah bagi seluruh warga negaranya. Pasal 9

walaupun dalam Pasal tertentu, misalnya Pas- UUPA memberi peluang yang sama bagi se-

al 124 KUH Perdata, ada harta bersama yang tiap warga negaranya, baik laki-laki maupun

hanya dapat dikelola oleh pihak suami saja, wanita untuk memperoleh hak-hak atas tanah

sedang pihak isteri tidak diperbolehkan untuk sesuai dengan peraturan perundang-undan-

mengatur harta bersama.

gan. Secara khusus diatur dalam Pasal 9 ayat Keberadaan harta benda dalam perkawi- (2) UUPA menyatakan bahwa:

nan juga diatur dalam UU No. 1/1974. Menu-

rut ketentuan ini, harta benda yang diperoleh selama perkawinan akan menjadi harta ber- sama. Menurut Pasal-pasal 35, 36 dan 37 UU No. 1/1974, harta bersama adalah harta benda yang diperoleh selama perkawinan masih ber- langsung. Sedangkan harta bawaan dari mas- ing-masing suami isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah dibawah penguasaan masing- masing sepanjang para pihak tidak menentu- kan lain. Berdasarkan ketentuan dalam UU No. 1/1974 tersebut, maka setiap harta benda yang didapat dari dan selama perkawinan haruslah menjadi tanggung jawab dan we- wenang antara suami dan isteri. Tidak boleh satu pihak yang memegang tanggung jawab, sehingga baik itu selama dalam penguasaan maupun melepaskan harta bersama tersebut haruslah mendapat persetujuan dari keduanya suami isteri yang bersangkutan. Namun ter- kecuali apabila di dalam persidangan, hakim memutuskan lain.

Hukum Islam Indonesia juga mengenal adanya harta bersama, yang disebut dengan syirkah. Apa itu syirkah dirumuskan dalam Pasal 1 huruf f KHI, yaitu harta kekayaan dalam perkawinan atau syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersa- ma suami-isteri selama dalam ikatan perkawi- nan berlangsung, selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun. Lebih lanjut Pasal 91 KHI menyebutkan bentuk harta bersama tersebut. Menurut ketentuan ini, harta bersama dapat berupa benda berwujud atau tidak berwujud. Harta bersama yang berwujud dapat meliputi benda tidak bergerak, benda bergerak dan surat-surat berharga, sementara harta bersama yang tidak berwujud dapat berupa hak mau- pun kewajiban. Harta bersama tersebut dapat dijadikan sebagai barang jaminan oleh salah

satu pihak atas persetujuan pihak lainnya. Penggunaan harta bersama dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 92 KHI, yang me- nyatakan bahwa apabila kekayaan bersama atau harta bersama tersebut digunakan hanya salah satu pihak saja, dan tidak ada persetu- juan pihak lainnya, maka tindakan hukum itu tidak diperbolehkan, dan memungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang. Ter- kait dengan tanggung jawab hutang piutang bersifat pribadi dan bukan untuk kepentingan keluarga diatur dalam Pasal 93 KHI. Apabila salah satu pihak melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersa- ma, juga diatur dalam Pasal 95 KHI.

Berdasarkan UU No. 1/1974 harta ber- sama itu adalah harta benda yang diperoleh selama perkawinan. Sementara itu, harta bawaan adalah harta benda yang diperoleh suami isteri sebelum perkawinan dilangsung- kan. Ada lagi harta benda lainnya yaitu harta benda yang diperoleh masing-masing suami sebagai hadiah atau warisan. Dua harta benda yang terakhir berada dibawah penguasaan masing-masing sepanjang tidak ditentukan lain oleh suami isteri yang bersangkutan. Ba- tasan ini ditegaskan dalam Pasal 35 UU No. 1/1974, yang bunyinya sebagai berikut:

(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. (2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau wari- san, adalah dibawah penguasaan masing- masing sepanjang para pihak tidak me- nentukan lain. Menurut Sayuti Thalib, bahwa harta

perolehan selama ikatan perkawinan yang di- dapat atas usaha masing-masing secara send- iri-sendiri atau didapat secara usaha bersama perolehan selama ikatan perkawinan yang di- dapat atas usaha masing-masing secara send- iri-sendiri atau didapat secara usaha bersama

inan, demikian pula warganegara Indo- Orang sering menyebut kata tanah seb-

nesia yang mempunyai hak milik dan utan tanah dalam bahasa Indonesia dapat

setelah berlakunya undang-undang ini

kehilangan kewarganegaraannya wajib tian hukum, tanah telah diberi batasan resmi.

dipakai dalam berbagai arti . Dalam penger-

melepaskan hak itu dalam jangka waktu Tanah adalah permukaan bumi sebagaimana

satu tahun sejak diperolehnya hak terse- disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA,

but atau hilangnya kewarganegaraan itu. yang menyatakan sebagai berikut:

Jika sesudah jangka waktu tersebut lam- Atas dasar hak menguasai dari Negara

pau hak milik itu tidak dilepaskan, maka sebagai yang dimaksud dalam pasal 2

hak tersebut hapus karena hukum dan ditentukan adanya macam-macam hak

tanahnya jatuh pada negara, dengan ke- atas permukaan bumi, yang disebut ta-

tentuan bahwa hak-hak pihak lain yang nah, yang dapat diberikan kepada dan

membebaninya tetap berlangsung. dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri

(4) Selama seseorang di samping kewar- maupun bersama-sama dengan orang

ganegaraan Indonesianya mempunyai lain serta badan-badan hukum.

kewarganegaraan asing maka ia tidak Berdasarkan ketentuan di atas, maka sua-

dapat mempunyai tanah dengan hak mi- tu hak atas tanah dapat diberikan dan dipu-

lik dan baginya berlaku ketentuan dalam nyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun

ayat 3 pasal ini

bersama-sama dengan orang lain atau badan Pasal 36 hukum. Tapi menurut UUPA terhadap warga

(1) Yang dapat mempunyai hak guna bangu- negara Indonesia (WNI) yang kawin dengan

nan ialah:

warga negara asing (WNA), kehilangan hakn-

a. warganegara Indonesia; ya untuk memiliki tanah karena terjadi per-

b. badan hukum yang didirikan menurut campuran harta setelah perkawinan mereka

hukum Indonesia dan berkedudukan dilangsungkan. WNA dilarang dilarang me-

di Indonesia.

miliki HM dan HGB atas tanah sebagaima- (2) Orang atau badan hukum yang mempu- na ditegaskan dalam Pasal 21 dan Pasal 36

nyai hak guna bangunan dan tidak lagi UUPA yang bunyinya sebagai berikut:

memenuhi syaratsyarat yang tersebut Pasal 21

dalam ayat 1 pasal ini dalam jangka (1) Hanya warganegara Indonesia dapat

waktu 1 tahun wajib melepaskan atau mempunyai hak milik.

mengalihkan hak itu kepada pihak lain (2) Oleh Pemerintah ditetapkan badan-badan

yang memenuhi syarat. Ketentuan ini hukum yang dapat mempunyai hak milik

berlaku juga terhadap pihak yang mem- dan syaratsyaratnya.

peroleh hak guna bangunan, jika ia tidak (3) Orang asing yang sesudah berlakunya

memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika Undang-undang ini memperoleh hak

hak guna bangunan yang bersangkutan milik karena pewarisan tanpa wasiat

tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu ha-

10 Thalib, Sayuti. 1986. Hukum Kekeluargaan

pus karena hukum, dengan ketentuan,

Indonesia. Jakarta: UI Press. hlm. 89.

bahwa hak-hak pihak lain akan diindah- selama perkawinan termasuk harta bersama, kan, menurut ketentuan-ketentuan yang

yang pada saat diperjualbelikan harus disetu- ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

jui pasangan suami isteri yang bersangkutan. Apakah tanah yang diperoleh pasangan Seandainya harta bersama berupa tanah terse- suami isteri setelah berlangsung perkawinan but dijual tanpa persetujuan pasangan suami berlangsung, termasuk harta bersama pula, isteri, maka jual beli tanah tersebut tidak sah sehingga kepemilikannya merupakan kepe-

dan batal demi hukum, sehingga sertifikat ta- milikan bersama pula. Jika kita merujuk pada

nahnya menjadi sah tidak mempunyai kekua- Pasal 35 ayat (1) UU No. 1/1974, maka harta

tan hukum.

yang berupa tanah yang didapat/dibeli selama Ketentuan dalam Pasal 36 ayat (1) UU perkawinan berlangsung menjadi harta ber-

No. 1/1974 mensyaratkan bahwa penggunaan sama, kecuali ditentukan lain oleh pasangan harta bersama haruslah ada persetujuan dari suami isteri yang bersangkutan.

kedua belah pihak. Hal ini harus dipahami Dalam yurisprudensi Peradilan Agama, bahwa harta bersama yang dimaksudkan ini harta bersama adalah harta yang diperoleh adalah harta yang nyata dan berwujud dalam dalam masa perkawinan dalam kaitan den-

artian sudah ada barangnya, bukan terhadap gan hukum perkawinan, baik penerimaan itu

harta yang akan ada atau masih direncana- lewat perantara isteri maupun lewat peran-

kan. Ketika salah satu pihak melakukan per- tara suami. Harta ini diperoleh sebagai hasil buatan hukum seperti menjual, menjaminkan karya-karya dari suami isteri dalam kaitan-

ataupun mengalihkan harta bersama tersebut,

maka ia tidak berwenang melakukan perbua- dengan harta bersama juga di perkuat melalui

nya dengan perkawinan. 9 Hal yang berkaitan

tan hukum tersebut tanpa melibatkan suami Putusan Mahkamah Agung Nomor 701 K/

atau isterinya, kecuali dalam hal sebelumnya

telah ada perjanjian perkawinan yang menya- menegaskan bahwa:

PDT/1997 tanggal 24 Maret 1999 10 , yang

takan pisah harta yang dilakukan sebelum

1. Jual beli tanah yang merupakan harta perkawinan berlangsung atau sekarang per- bersama harus disetujui pihak isteri atau janjian tersebut dapat dilakukan pada saat suami;

perkawinan masih berlangsung.

2. Harta bersama berupa tanah yang dijual Dalam hal harta bersama menyangkut tanpa persetujuan isteri atau suami, tidak

harta benda tak bergerak, seperti tanah, maka sah dan batal demi hukum;

sudah menjadi kewajiban bagi PPAT yang di-

3. Sertifikat tanah yang dibuat atas dasar beri wewenang untuk melegalkan transaksi jual beli yang tidak sah tidak mempunyai

terkait tanah untuk meneliti kedudukan dan kekuatan hukum.

kewenangan bertindak pihak penjual. PPAT Dengan demikian tanah yang diperoleh sebagai pejabat yang melegalkan perbuatan hukum tersebut harus cermat, karena konsek-

11 Abdul Manan. 2006. Aneka Masalah Hukum

uensi dari ketidakberwenangan para pihak be-

Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana,

rakibat fatal. Tindakan mengalihkan atau me-

hlm. 108.

mindahtangankan harta bersama tanpa meli-

12 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:701 K/PDT/1997 tanggal 24

batkan pasangannya tentu tidak sah. Dalam

Maret 1999 . putusan.mahkamahagung.go.id.

Pasal 91 KHI juga ditegaskan hal yang sama,

< diunduh tanggal 12 Juni 2017 pukul 23.00 WIB>.

bahwa suami dan isteri tanpa persetujuan Sayuti Thalib, berpendapat bahwa harta pihak lain tidak diperbolehkan menjual atau bersama dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: memindahkan harta bersama. Dalam hal ini,

Pertama, dilihat dari sudut asal usul harta PPAT wajib menolak pembuatan Akta Jual

suami isteri itu dapat digolongkan pada 3 Beli (AJB). Kalau para pihak tidak lengkap,

golongan yaitu:

di mana ada suami dan isteri hadir di hadapan

1. Harta masing-masing suami atau is- pejabat Notaris/PPAT atau tidak berwenang

teri yang didapat sebelum perkawinan karena salah satu diantaranya tidak hadir dan

adalah harta bawaan atau dapat dimi- tidak membuat surat kuasa yang menyetujui

liki secara sendiri-sendiri; tindakan salah satunya. Sebaliknya ketika

2. Harta yang diperoleh sepanjang pihak suami atau isteri bermaksud membeli

perkawinan, baik usaha sendiri sua- sebidang tanah dan bangunan, tidak ada ke-

mi atau isteri maupun bersama-sama wajiban atas persetujuan pihak lain, akan teta-

merupakan harta pencarian atau harta pi dalam sebuah hirarki ikatan perkawinan

bersama;

haruslah diketahui oleh pasangan hidupnya.

3. Harta yang diperoleh sepanjang Dalam hal menjual harta bersama tentu

perkawinan itu berjalan, tetapi bukan berbeda perlakuannya, hal ini didasari sebab

dari usaha mereka melainkan hibah, kepunyaan hak atas harta bersama tersebut

wasiat atau warisan adalah harta mas- karenanya bila demikian maka pasangannya

ing-masing.

haruslah ikut memberikan persetujuan baik Kedua, Dilihat dari sudut pandang peng- sebagai pihak yang ikut menandatangani

guna, maka harta dipergunakan untuk: perjanjian jual beli atas tanah sebagai harta

1. Pembiayan untuk rumah tangga, kelu- bersama tersebut, maupun dengan memberi-

arga dan belanja sekolah anak-anak; kan persetujuan secara tertulis ysng isinya

2. Harta kekayaan yang lain. memberikan kuasa sekaligus persetujuan atas

Ketiga, Dilihat dari sudut hubungan harta pelepasan hak atas tanah yang merupakan

dengan perorangan dalam masyarakat, harta bersama.

harta itu akan berupa:

1. Harta milik seseorang tapi terikat tersebut terdaftar atas nama salah satu pihak

Walaupun harta bersama berupa tanah

pada keluarga;

2. Harta milik bersama; yang akan dijual, hak atas tanah tersebut ter-

saja, sebagai contoh, dalam sertifikat tanah

3. Harta milik seseorang dan pemilikn- daftar atau tercatat atas nama isteri atau atas

ya dengan tegas oleh yang bersang- nama suami. Walaupun bersumber dari peng-

kutan. 11

hasilan sendiri ataupun dananya didapat pada Bila dalam transaksi jual beli tanah terse- saat salah satunya akan membeli tanah terse-

but tidak adanya persetujuan dari suami atau but, namun apabila diperoleh selama perkaw-

isteri, maka jual beli untuk mengalihkan inan, maka tanah dan bangunan tersebut tetap

sesuatu hak atas tanah yang merupakan har- saja milik bersama sesuai dengan bunyi Pasal

ta bersama tanpa dilakukan persetujuan dari

35 ayat (1) UU No. 1/1974, yang menyatakan salah satu pemegang hak bersama atas tanah, bahwa “Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama“.

13 Sayuti Thalib. 1974. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: Yayasan Penerbit UI, hlm. 83.

membuat jual beli menjadi cacat hukum, men- gakibatkan tidak sah dan batal demi hukum. Hal ini dikarenakan jual beli tanahnya tidak memenuhi causa yang halal, padahal Pasal 36 ayat (1) UU No. 1/1974 mensyaratkan bahwa suami atau isteri dalam hal bertindak terhadap harta bersama harus mendapatkan persetu- juan pasangan lainnya. Kewenangan antara suami dan isteri terkait dengan harta bersama di dalam perkawinan adalah sama di mata hokum, tidak ada pembedaan di antara ked- uanya, sehingga tidak ada lagi ketidakseim- bangan hak diantara suami dan isteri selama perkawinan masih berlangsung.

Akibat Hukum Terhadap Sertifikat yang Terdaftar Atas Nama Suami dan Isteri

Dimasa sekarang, tidak ada seorang pun yang ingin memiliki keluarga yang tidak bahagia, semuanya menginginkan keluarga dengan rezeki yang besar atau paling tidak dapat mencukupi seluruh hidup bersama, yang mana diharapkan bisa menambah ke- bahagiaan dalam keluarga. Sengketa dalam hubungan rumah tangga tak hanya dipicu ad- anya orang ketiga yang membuat pertikaian, namun dapat saja ketika sertifikat tanah dan bangunan tardaftar dan atas nama suami juga bakal membuat kalangan suami atau isteri merasa resah. Tidak jarang harta dan aset yang banyak didapat justru membawa ma- salah bila antara suami dan isteri tidak me- miliki kesepakatan dalam menentukan siapa yang terdaftar didalam sertifikat apakah atas nama suami, isteri, atau isteri dan suami.

Secara perundang-undangan, suami dan isteri bersama-sama berhak atas harta bersa- ma, karena kedudukan suami dan isteri yang seimbang di dalam rumah tangga maupun di dalam masyarakat. Seperti yang ditegaskan di dalam Pasal 31 Ayat (1) UU No. 1/1974 men-

genai hak dan kewajiban suami isteri. Dalam ketentuan ini ditegaskan bahwa hak dan kew- ajiban isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. Oleh karena itu dipersyaratkan kalau harta bersama itu diatur bersama dan dipergunakan bersama dan segala sesuatu harus mendapat persetujuan pasangan suami isteri.

Mereka berpendapat kalau semua pasan- gan nikah pastinya berkeinginan terus ber- sama, langgeng selamanya dalam hidup be- rumah tangga, namun bagaimana bila ternya- ta sesuatu yang buruk menimpa kehidupan rumah tangga yang tidak mereka inginkan? Sebagai contoh kasus yang banyak terjadi adalah karena perceraian. Tentunya suami dan isteri tidak ingin harta yang sudah diperoleh dengan susah payah selama perkawinan harus dilepas begitu saja dari tangan mereka. Apala- gi suami atau isteri mendapati fakta yang ter- jadi di mana begitu mudahnya salah seorang yang sudah menikah dan membuat perjanjian kawin berpindah ke lain hati, dan nama yang terdaftar dalam sertifikat tanah dan bangunan hanya salah satu saja dari pasangan suami atau isteri. Hal inilah yang membuat suami atau isteri menjadi was-was akan harta yang telah diperoleh selama perkawinan tersebut.

Prinsipnya harta bersama itu diatur ber- sama dan dipergunakan dan dalam segala ses- uatu harus persetujuan bersama. 12 Walaupun semula kekayaan atas harta bersama itu meru- pakan milik atau harta bawaan isterinya, akan tetapi apabila harta bawaan tersebut kemu- dian menjadi bagian atau termasuk kedalam persatuan harta kekayaan atau menjadi harta bersama, maka suami mempunyai hak penuh

14 M. Yahya Harahap. 1975. Hukum Perkawinan Nasional. Medan: Zahir Trading, hlm. 123.

atas pengurusannya dan suami tidak diwajib- berbeda-beda, tergantung dari hukum apa dan kan untuk memberikan pertanggungjawaban-

mana yang akan digunakan para pihak untuk nya. Dengan kekuasaan suami yang penuh mengatur harta bersama. 14 Jika perkawinan ini, maka kedudukan isteri lemah. 13 putus karena perceraian, sementara pasan- Kenyataan tidak sedikit bahwa kekuasaan

gan tersebut tidak pernah membuat perjanjian suami atas persatuan harta bersama merupak-

pisah harta, maka harus dibuatkan putusan an kekuasaan dari suami sepenuhnya. Dari terpisah mengenai pembagian harta gono gini hasil penelitian banyak ditemukan para isteri

yang mereka miliki. Jika tidak ada putusan/ yang dalam perkawinannya mengalami per-

penetapan mengenai pembagian harta gono ceraian, tidak mendapatkan bagian dari harta

gini tersebut, maka setiap perbuatan hukum bersama tersebut hal ini diakibatkan harta terhadap asset yang terdaftar atas nama salah bersama tersebut dalam bentuk hak milik atas

satu pihak, baik itu atas nama suami/isteri, tanah sepenuhnya dikuasai oleh suami.

maka harus mendapatkan persetujuan dari Putusan suatu perkawinan karna perce-

bekas suami/isterinya. Perbuatan hukum di- raian tidak secara otomatis membagi harta maksud tidak hanya perbuatan hukum men- bersama. Hal yang penting diingat oleh pa-

jual saja, melainkan termasuk menjaminkan sangan maupun oleh masyarakat adalah pu-

dan bahkan menyewakan asset tersebut ke- tusnya perkawinan dengan adanya perceraian

pada pihak lain. 15

yang dilakukan dihadapan pengadilan, tidak Selama ini pendaftaran hak atas tanah secara otomatis langsung mengatur mengenai

yang merupakan harta bersama hanya me- pembagian harta bersama dalam perkawinan

makai salah satu nama pasangan suami isteri tersebut. Dalam Pasal 37 UU No. 1/1974 me-

pada sertifikat hak atas tanah yang bersangku- netapkan, bahwa bila perkawinan putus kare-

tan. Penerbitan hak atas tanah ini tentunya di- na perceraian, harta bersama diatur menurut dasarkan pada data fisik dan data yuridis yang hukumnya masing-masing. Penjelasan Pasal lengkap dan benar yang telah didaftar dalam

37 UU No. 1/1974 menyatakan, bahwa yang buku tanah. Sertifikat hak atas tanah diterbit- dimaksud dengan “hukumnya” masing-mas-

kan kepada pemegangnya. Data fisik adalah ing ialah hukum agama, hukum adat dan hu-

keterangan mengenai letak, batas dan luas bi- kum lainnya.

dang tanah dan satuan rumah susun yang di- Akibat hukum yang menyangkut harta daftar, termasuk keterangan mengenai adanya bersama berdasarkan Pasal 37 UU No. 1/1974,

bangunan atau bagian bangunan di atasnya. diserahkan kepada para pihak yang bercerai Data yuridis adalah keterangan mengenai sta- tentang hukum mana dan hukum apa yang tus hukum bidang tanah dan satuan rumah su- akan berlaku, dan jika tidak ada kesepaka- tan antara mantan suami isteri, hakim dapat

16 Hilman Hadikusuma. 2000. Hukum Perkawinan

mempertimbangkan menurut rasa keadilan

Indonesia Menurut: Perundangan Hukum Adat

yang sewajarnya. Akibat suatu perceraian ter-

Hukum Agama. Bandung: Refika Aditama.

hadap harta bersama bagi setiap orang dapat

hlm,189. 17 Irma Devita. 19 Pebruari 2017. Pembagian Harta

Gono Gini Saat Cerai dengan Mantan. http:// 15 R. Soetojoo Prawirohamidjojo dan Asis Safiudin.

irmadevita.com/2017/pembagian-harta-gono- 1974. Hukum Orang dan Keluarga (Menurut Buku

gini-saat-cerai-dengan-mantan/. <diunduh I BW). Bandung: Alumni, hlm. 62-63.

tanggal 3 Maret 2018 pukul 18.45 wita>.

sun yang didaftar, pemegang haknya dan hak hak atas tanah lain hanya dicetak satu lem- pihak lain serta beban-beban lain yang mem-

bar saja, maka menurut Pasal 6 Permen ATR/ bebaninya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 31

Kaban No. 7/2016, sertifikat hak atas tanah PP No. 24/1997 menyatakan bahwa sertifikat

atau hak milik atas satuan rumah susun ke- hak atas tanah diterbitkan untuk kepentin-

punyaan bersama, dicetak sebanyak jumlah gan pemegang hak yang bersangkutan sesuai

pemegang hak bersama. Selanjutnya masing- dengan data fisik dan data yuridis yang telah

masing sertifikat hak atas tanah atau hak milik didaftar dalam buku tanah. Sertifikat tersebut

atas satuan rumah susun kepunyaan bersama hanya boleh diserahkan kepada pihak yang dimaksud memuat nama pemegang hak ber- namanya tercantum dalam buku tanah yang sama yang bersangkutan dan besarnya bagian bersangkutan sebagai pemegang hak atau ke-

dari hak bersama. Mengenai besarnya bagian pada pihak lain yang dikuasakan olehnya.

dari hak bersama dapat ditulis dalam ben- Bentuk dan isi sertifikat hak atas tanah

tuk pecahan bagian dari jumlah keseluruhan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Men-

orang pemegang hak bersama. teri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Mengingat harta benda berupa tanah dan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2016 bangunan yang diperoleh selama perkawinan tentang Bentuk dan Isi Sertifikat Hak Atas Ta-

merupakan harta bersama, maka sertifikat hak nah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

atas tanah diterbitkan atas nama bersama pa- 2016 Nomor 342; untuk selanjutnya disebut sangan suami isteri yang bersangkutan. Seb- Permen ATR/Kaban No. 7/2016). Menurut ke-

agai harta bersama, maka tindakan kepengu- tentuan ini, untuk kepentingan pemegang hak

rusan (beheer) maupun tindakan kepemilikan atau pengelola tanah wakaf, diterbitkan serti-

(beshickking) atas harta berupa tanah dan fikat hak atas tanah, HM atas satuan rumah

bangunan tersebut dilakukan bersama-sama susun, Hak Tanggungan dan sertifikat tanah

suami isteri, sepanjang perkawinan maupun wakaf. Sertifikat dimaksud, dicetak pada satu

setelah perkawinan putus karena perceraian. lembar berdasarkan informasi yang diperoleh

Oleh karena itu untuk tanah yang menjadi dari data fisik dan data yuridis. Sertifikat hak

harta bersama, maka pada sertifikat tanah atas tanah harus memuat informasi mengenai:

dapat diterbitkan atas nama keduanya, men-

a. nama pemegang hak atas tanah; cantumkan nama suami isteri, artinya tidak

b. jenis hak atas tanah; hanya mencantumkan atas nama suami saja.

c. nomor identifikasi bidang tanah; Pasca tsunami pada tahun 2006, pemerin-

d. nomor induk kependudukan/nomor tah Provinsi Aceh melalui Badan Rehabilitasi identitas;

dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR) bersama

e. tanggal berakhir hak, untuk hak atas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Propinsi tanah dengan jangka waktu;

NAD menyelenggarakan program kebijakan

f. kutipan peta pendaftaran; sertifikat bersama untuk kepemilikan tanah

g. tanggal penerbitan; dan yang dinamakan dengan Program Sertifikat

h. pengesahan. Kepemilikan Bersama (SKB) untuk Propinsi Dalam Permen ATR/Kaban No. 7/2016, Aceh. SKB tersebut adalah program yang tidak diatur kemungkinan sertifikat hak atas

diperuntukan bagi keluarga (suami dan istri tanah diterbitkan atas nama bersama. Kalau yang sah atau kakak beradik yatim piatu).

Dengan SKB, keluarga dalam kategori di atas yai kekayaan, termasuk memiliki tanah; yang menjadi penerima manfaat program re-

7. Hibah menurut Kompilasi Hukum Islam lokasi, dimana tanah area tersebut dibeli oleh

(Pasal 171 huruf g) adalah pemberian BRR atau pemerintah daerah akan diberikan

suatu benda, secara sukarela dan tanpa sertifikat tanah atas nama bersama (suami

imbalan dari seseorang kepada orang lain istri atau kakak beradik tersebut). Kebijakan

atau lembaga yang masih hidup untuk di- program SKB ini didasarkan pada:

miliki. 16

1. UUPA pada Pasal 9 ayat (2): Tiap-tiap Pencantuman nama suami isteri bersama warganegara Indonesia, baik laki-laki pada sertifikat hak atas tanah tentunya mem- maupun perempuan mempunyai kesem-

bawa akibat yang positif, jika dikemudian patan yang sama untuk memperoleh suatu

hari terjadi perpisahan di antara keduanya. hak atas tanah serta untuk mendapatkan Terdapat beberapa akibat hukum yang dapat manfaat dan hasilnya baik bagi diri send-

terjadi apabila di dalam sertifikat itu terdaftar iri maupun keluarganya;

atas nama suami dan isteri antara lain:

2. UU No. 1/1974 pada Pasal 35 ayat (1):

1. Apabila pasangan suami dan isteri yang Harta benda yang diperoleh selama

telah memiliki hak atas tanah sebagai har- perkawinan menjadi harta bersama.

ta bersama berkeinginan untuk menjual

3. UU Pemerintahan Aceh Bab 29 pada hak tersebut tentunya memudahkan ber- pasal 213 ayat (1): Setiap Warga Negara

bagai pihak, karena nama yang terdaftar Indonesia yang berada di Aceh memiliki

pada sertifikat itu adalah nama suami dan hak atas tanah sesuai dengan peraturan

isteri. Mengapa demikian, karena: per- perundang-undangan;

tama, baik pihak suami atau isteri tidak

4. Keputusan Kepala BPN No 114-II/2005 ada saling mencurigai satu sama lainnya pada butir 9: Untuk tanah yang menjadi

karena tidak ada paksaan dari salah satu harta bersama dari suami dan isteri, serti-

pasangan untuk menjual tanah itu dan fikat tanah dapat diterbitkan atas nama

tentunya maksud penjualan harta bersa- keduanya dan tidak hanya atas nama sua-

ma itu diketahui oleh pasangan yang lain; mi;

dan kedua, kemudahan bagi pihak No-

5. Konvensi untuk Penghapusan Segala taris/PPAT dalam membuat AJB di mana Bentuk Diskriminasi terhadap Perem-

Notaris/PPAT sangat jelas mengetahui puan/Convention on the Elimination of

siapa pemilik dari hak atas tanah tersebut, All Forms of Discrimination Against

apalagi bagi suami yang memiliki isteri Women (CEDAW). Ditandatangani oleh

lebih dari satu tentunya ini memperjelas Pemerintah Republik Indonesia pada

kedudukan antara isteri pertama, kedua tahun 1980 dan diratifikasi pada tahun

sampai seterusnya terkecuali adanya 1984/artikel 14/G: Perlakuan yang sama

surat hibah atau perjanjian kawin yang dalam pembaruan untuk tanah dan bidang agraris dan juga skema pengaturan lahan;

6. Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ ayat (7): Hu- 18 Mirisa. 2008. Pedoman Program Sertifikat

Bersama untuk Kepemilikan Tanah. https://mirisa.

kum Islam memberikan hak bagi semua,

files.wordpress.com/2008/08/pedoman-program-

laki-laki atau perempuan untuk mempun-

sertifikat-bersama-untuk-kepemilikan-tanah.pdf <Diunduh tanggal 3 Maret 2018>.

mengikutinya. kat hak atas nama adalah nama suami dan

2. Kedudukan isteri pertama dan seterus- isteri, maka dapat memudahkan mengi- nya sama di mata hukum berdasarkan

dentifikasi hak waris dalam artian bahwa UU No. 1/1974. Apabila suami hendak

tidak menutup kemungkinan suami akan menikah, haruslah mendapatkan persetu-

mempunyai lebih dari satu isteri baik itu juan dari isteri terdahulu. Begitu juga

hidup secara bersama-sama atau suami dalam masalah pembagian harta bersama

bercerai, kemudian menikah lagi dan antara isteri-isterinya. Dengan adanya

mantan isteri menikah lagi dengan pria pencantuman nama suami dan isteri ber-

lain. Apabila suami meninggal dunia sama pada sertifikat hak atas tanah, maka

tentu saja anak dari isteri terdahulu masih dapat dilakukan pada penulisan nama

punya hak atas harta yang ditinggalkan pada sertifikat hak atas tanah yang lain

bapak mereka dan tidak saja keturunan bagi isteri yang baru. Contoh suami yang

atau anak dari perkawinan isteri terbaru menikah dengan isteri pertama, sertifikat

yang berhak menerimanya. hak atas tanahnya tercantum nama suami

6. Apabila nama yang tercantum dalam sert- dan isteri pertama, ketika suami menikah

ifikat hak atas tanah adalah nama suami dengan isteri kedua, maka nama yang

dan isteri, maka hal ini dapat membuat tercantum pada sertifikat hak atas tanah

perlindungan bagi Notaris/PPAT dari gu- adalah nama suami, nama isteri pertama

gatan secara perdata atau pun gugatan dan nama isteri kedua begitu seterusnya

pidana terhadap AJB yang dibuatnya. sampai tingkat keempat.

3. Apabila nama yang terdaftar adalah nama

PENUTUP