Makalah Observasi Study Lapangan Profil
A.
Ibnoe
Ramadhani
LAPORAN OBSERVASI STUDI LAPANGAN
1
Laporan Observasi | Study Lapangan
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah TA’ALA karena atas
limpahan dan rahmatNya sehingga format laporan ini dapat diselesaikan sesuai waktu
yang direncanakan.
Laporan ini ialah LAPORAN OBSERVASI STUDI LAPANGAN
yang
merupakan salah satu laporan penelitian yang memfokuskan pembahasan tentang
bagaimana
keadaan
tanah
dan
batuan
serta
apa
yang
dilakukan
untuk
melestarikannya.
Di sadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak luput dari
kekurangan dan hambatan, namun dengan segala upaya dan usaha serta bantuan dan
petunjuk
dari
berbagai
pihak
sehingga
penyusunan
laporan
ini
dapat
diselesaikan.Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang
bersifat konstruktif dalam penyempurnaan laporan ini.
Harapan penulis, semoga laporan observasi ini menjadi bahan penilaian dan
dapat berguna bagi pembaca.Terima kasih.
TTD
Penulis,
2
Laporan Observasi | Study Lapangan
DAFTAR ISI
Sampul..................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................2
Daftar isi................................................................................................3
Bab I (Pendahuluan)...............................................................................4
Bab II (Kajian Teori)..............................................................................5-12
Bab III (Pembahasan).............................................................................13-16
Bab IV (Penutup)........................................................................................17
Daftar Pustaka dan Lampiran ................................................................18-20
3
Laporan Observasi | Study Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan dan Manfaat Studi Lapangan
1) Siswa dapat mengaplikasikan Teori dalam Praktek Study Lapangan
2) Siswa dapat mengetahui jenis-jenis batuan yang ditemukan di lapangan
3) Siswa dapat mengetahui profil tanah
4) Siswa dapat secara langsung mengapresiasikan berbagai teori di dalam
lingkup praktek Study Lapangan
B.
Lokasi Praktek
1. Lokasi 1 dan 2 : di daerah Buaka, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi,
2.
3.
Kabupaten Barru
Lokasi 3 : di Desa Nepo
Lokasi 4 : di Cilellang Selatan ( Bendungan Lanra’e)
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. BATUAN
Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agrerat)
mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang
merupakan penyusun utama kerak bumi serta terbentuk sebagai hasil proses
alam. Batuan terbentuk dalam suatu siklus proses secara alamiah.Batuan bisa
mengandung satu atau beberapa mineral. Sebagai contoh ada yang disebut
sebagai monomineral rocks (batuan yang hanya mengandung satu jenis
mineral), misalnya marmer, yang hanya mengandung kalsit dalam bentuk
granular, kuarsit, yang hanya mengandung mineral kuarsa. Di samping itu, di
alam ini paling banyak dijumpai batuan yang disebut polymineral rocks
(batuan yang mengandung lebih dari satu jenis mineral), seperti ngranit atau
monzonit kuarsa yang mengandung mineral kuarsa, feldspar, dan biotit.
Atas dasar cara terbentuknya, batuan dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1.
Batuan beku,
beku, sebagai hasil proses pembekuan atau kristalisasi
magma.
2.
Batuan sedimen,
sedimen, sebagai hasil proses sedimentasi
3.
Batuan metamorf,
metamorf, sebagai hasil proses metamorfisme
1.
Batuan Beku
A. Proses pembentukan batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan
atau kristalisasi magma. Proses ini merupakan proses perubahan fase dari fase
cair (lelehan, melt) menjadi fase padat, yang akan menghasilkan kristalkristal mineral primer atau gelas. Proses pembekuan magma akan sangat
berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan
5
Laporan Observasi | Study Lapangan
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.Karakteristik
tekstur dan struktur pada batuan beku sangatdipengaruhi oleh waktu dan
energi kristalisasi. Apabila terdapat cukup energi dan waktu pembentukan
kristal maka akan terbentuk kristal berukuran besar, sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat, maka kristal tidak sempat terbentuk
dan cairan magma akan membeku menjadi gelas. Proses ini sangat identik
dengan pembuatan gula di pasir, dimana untuk membuat gula yang berukuran
kasar diperlukan waktu pendinginan relatif lebih lama dibandingkan gula yang
berukuran halus.
Pada dasarnya, batuan beku terbentuk dari magma perut bumi.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma batuan beku dibagi atas 3
macam,yaitu : batuan beku dalam, batuan beku gang, dan batuan beku luar.
1)
Batuan beku dalam terjadi jauh dari dalam kulit bumi. Yang
termasuk dalam batuan beku adalah granit, diorite, dan gabbro.
2)
Batuan beku gang terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara sarang magma dengan permukaan bumi. Magma akan
masuk ke dalam litosfer maka pembekuannya berlangsung lebih
cepat sehingga kristal mineral yang tetbentuk ada yang besar dan
ada yang kecil
3)
Batuan beku luar terjadi dari sebagian magma yang membeku
secar cepat di permukaan bumi. Akibatnya, batuan ini mempunyai
tekstur kristal- kristal yang sangat lembut, bahkan sering
menimbulkan adanya mineral-mineral gelas jika pendinginannya
berlangsung cepat. Contoh dari batuan ini adalah batu
obsidian(batu kaca)
6
Laporan Observasi | Study Lapangan
Contoh batuan beku
2.
Batuan Sedimen
A. Proses pembentukan batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses
sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi
(pengendapan). Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik
maupun pelapukan kimia. Proses erosi dan transportasi terumtama dilakukan
oleh media air dan angin . Proses pengendapan terjadi jika energi transport
sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut. Material yang lepas ini
akan diubah menjadi batuan dengan proses diagenesis dan litifikasi, yang
termasuk di dalamnya kompaksi dan sementasi.
Secara umum batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar berdasarkan cara pengendapannya, yaitu batuan sedimen klastik dan
non- klastik.
Klasifikasi
batuan
pembentukannyBerdasarkan
7
sedimen
proses
berdasarkan
penbentuknya,
Laporan Observasi | Study Lapangan
batuan
proses
sedimen
dikelompokkan atas 3 macam, yakni batuan sedimen klasik, kimiawi, dan
organic
a) Batuan Sedimen Klasik
Klasik berasal dari kata Yunani, klastos yang berarti terangkut.
Susunan kimia batuan endapan klasik, relative hamper sama dengan
susunan kimia batuan asalnya. Hal ini berarti batuan asal
mengalami penghancuran secara makanis dari ukuran besar menjadi
ukuran kecil dan mengalami transportasi kemudian mengendap
membentuk batuan sedimen klasik.Contoh umum batuan ini adalah
pasir dan lempung (shale).Batuan sedimen klasik terbentuknya
sudah berpindah ke tempat asalnya.
b) Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi pada pengendapannya terjadi proses
kimiawi seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Batuan
sedimen
kimiawi
dapat
dibentuk
secara
evaporasi(seperti
penguapan pada air laut) dan biokimia (seperi penguapan pada air
tawar atau air laut)
c) Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organic
terjadi
karena
selama
proses
pengendapannya mendapat bantuan dari organism, yaitu sisa rumah
atau bangkai binatang di dasar laut. Batuan ini dibentuk dari reaksi
biokimia sewaktu tumbuh- tumbuhan dan organism- organisme
tertentu yang masih aktif (hidup).
Contoh Batuan Sedimen
8
Laporan Observasi | Study Lapangan
3.
Batuan Malihan(Metamorf)
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku
dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosa adalah suatu
proses yang dialami batuan asal dalam bentuk pengkristralan benda padat
yang terjadi di dalam kerak bumi akibat dari adanya tekanan atau temperatur
yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang sama meningkat.
Tipe- tipe metamorfosa, antara lain metamorfosa thermal dan metamorfosa
kataklasik:
1) Metamorfosa Thermal(Metamorfosa Kontak)
Metamorfosa
kontak
terjadi
disebabkan
oleh
adanya
kenaikan
temperature pada batuan tertentu.Panas intrusi yang diteruskan pada
batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak.Contohnya : batu
gamping yang terkena sebuah intrusi akan menjadi batuan marmer
2) Metamorfosa Kataklasik
Batuan metamorf ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi,
misalnya pada daerah sesar yang besar. Proses metamorfosanya terjadi
pada lokasi batuan yang mengalami proses penggusuran secara mekanik
yang disebabkan oleh faktor penekanan baik tegak maupun mendatar.
3) Metamorfosa Beban
Batuan metamorfosa ini terbentuk oleh proses pembebanan massa
sedimentasi yang sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau
dikenal dengan sebutanj cekungan geosinklin. Jika pembebanan dan
penekanan lama maka suhu juga akan meningkat sehingga tekanan (P)
akan berbeda- beda menurut kedalamannya.
9
Laporan Observasi | Study Lapangan
Contoh batuan Metamorf
Perubahan batuan dapat terjadi karena bermacam-macam hal,
antaralain sebagai berikut.
1)
Suhu tinggi, berasal dari magma karena berdekatan dengan dapur
magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak.
Misalnya: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.
2)
Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat
tebal di atasnya. Contohnya batu pasir dari pasir.
3)
Tekanan dan suhu tinggi, terjadi jika ada pelipatan dan geseran
padawaktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini
disebut
metamorfosis dinamo. Misalnya, batu asbak dan batu tulis.
4)
Penambahan bahan lain, pada saat terjadi perubahan bentuk
terkadangterdapat penambahan bahan lain. Jenis batuan metamorf.
B.
TANAH
A. Pengertian Tanah
10
Laporan Observasi | Study Lapangan
Tanah adalah bahan mineral yang tidak terkonsolidasi yang sangat
dipengaruhi oleh faktor- faktor genetik dan lingkungan:batuan induk,
iklim (kelembapan dan suhu), makro, dan mikro organisme serta
topografi, yang semuanya berlangsung pada suatu periode waktu tertentu
dan menghasilkan produk yang berbeda dari asalnya. Selain itu, tanah juga
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.
Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam
hari.
2.
Pemadatan dan tekanan pada sisa- sisa zat organic akan
mempercepat terbentuknya batuan.
3.
Batuan yang sudah retak, pelapukannya dipercepat oleh air.
4.
Binatang- binatang kecil, seperti cacing tanah dan rayap akan
membuat lubang dan mengeluarkan zat- zat yang dapat
menghancurkan batuan
5.
Akar tumbuh- tumbuhan dapat menerobos dan memecah batubatuan hingga hancur.
Tanah juga berasal dari hasil pelapukan bahan organik maupun
organik secara terus- menerus.Tanah mempunyai manfaat yang banyak,
antara lain pemukiman, pertanian, dan perkebunan.
Berdasarkan bahan induk dan proses pembentukan yang disebabkan
oleh tenaga eksogen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa
jenis seperti berikut :
1)
Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu udara dan curah
hujan yang tinggi akibatnya berbagai mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksida, besi, dan
11
Laporan Observasi | Study Lapangan
aluminium.Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Kalimantan Barat.
2)
Tanah Humus
Tanah
humus
adalah
tanah
hasil
pelapukan
tumbuh-
tumbuhan(bahan organik). Tanah humus sangat subur, cocok untuk
lahan pertanian, dan warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua(Irian Jaya).
3)
Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terbentuk dari campuran batuan
kapur, pasir, tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi olej
hujan yang tidak merata sepanjang tahun.Tanah mergel banyak
ditemukan di lereng pegunungan dan dataran rendah.
4)
Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen
yang tidak berstruktur.Tanah pasir ini kurang baik untuk
pertanian.Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatera Barat,
Jatim, dan Sulawesi.
BAB III
PEMBAHASAN
1) Batuan
12
Laporan Observasi | Study Lapangan
Foto 1 :
Penjelasan :
1.
Batu Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya putih, kelabu,merah jambu
atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit
terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi
dan tektonik.Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia,
granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain.
Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan
bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
13
Foto 2
Laporan Observasi | Study Lapangan
Penjelasan :
2.
Batu Breksi
Batuan breksi termasukBatuan sedimen klasik yaitu, sedimen yang susunan
kimianya samadengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika diangkut
hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil.
Batu gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur berkepingkeping.
Kepingan itu diangkut air hujan, longsor atau berguling-guling di lereng dan masuk
ke sungai. Arus sungai membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir,
dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru
2) TANAH
14
Laporan Observasi | Study Lapangan
Foto 1 :
A
B
C
Keterangan dan Penjelasan :
D
A : Lapisan Atas (top soil): Lapisan Tanah Atas atau Horizon A. Lapisan ini
merupakan lapisan tanah teratas.Pada umumnyamengandung bahan organik, karena
merupakan tanah yang muda (baru terbentuk), sehingga masih banyakdipengaruhi
oleh kondisi di atas permukaan tanah.Lapisanini ditandai dengan adanya zona
perakaran dan kegiatan jasadhidup tanah.Lapisan A mengandung butira pasir yang
kasar, pasir berlempug, berlempug debu pula.
B : Lapisan Bawah (sub soil) : Lapisan Tanah Bawah atau Horizon BLapisan ini juga
mengandung bahan organik, tetapi kurangdibandingkan dengan lapisan tanah atas.
Lapisan inimerupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci darihorizon A.
Tekstur tanahnya yang berlempung liat, dan berlempung berpasir namun berdebu
15
Laporan Observasi | Study Lapangan
C : Regolith : Regolith Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk,
tetapimasih menunjukkan ciri-ciri struktur batuan induk.Tekstur tanahnya yang
berlempung liat dan berpasir, berliat berdebu, dan berliat.
D : Bedrock : Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih padu.
Sedangkan tekstur tanah pada bedrock ini adalah berdebu, berliat namun berpasir, dan
berpasir
BAB IV
PENUTUP
16
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. Kesimpulan
Bumi terbentuk karena beberapa faktor. Salah satunya adalah proses
pembentukan batuan sampai tanah, tempat kita sekarang berpijak. Batuan
tersusun atas kumpulan- kumpulan mineral yang saling bersatu dan
mengalami siklus alamiah secara bersama- sama. Batuan ini akan hancur
dan berubah melalui proses pelapukan dan pengendapan batuan. Dengan
bantuan air, erosi tanah, maupun dorongan anginlah yang mengubah
bentuk dan strukturbatuan menjadi tanah. Di Indonesia terdapat beberapa
jenis tanah.Akan tetapi, yang paling dominan adalah tanah humus.Tanah
ini juga bermanfaat untuk lahan pertanian agar tanaman mereka dapat
tumbuh dengan cepat.
Faktor
yang
ekstensif.Lahan
lainnya
terbagi
atas
adalah
2
pemanfaatan
yakni
lahan
lahan
kritis
dan
secara
lahan
potensial.Lahan kritis merupakan lahan yang tidak produktif lagi. Kita
dapat memperbaiki lahan tersebut dengan beberapa cara, salah satunya
penghijauan dan reboisasi. Sedangkan lahan potensial merupakan lahan
yang produktivitasnya tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan hidup
manusia.Salah satu upaya pemanfaatannya adalah pembuatan saluran air
yang dapat bermafaat juga untuk hidup manusia.
B.
Saran
1.
Sebaiknya hutan di Indonesia perlu diberikan perhatian khusus dari
pemeritah.
2. Sebaiknya pemerintah melakukan penyeleksian terhadap penduduk
yang ingin menggunakan lahan potensial untuk pembangunan gedung.
DAFTAR PUSTAKA
17
Laporan Observasi | Study Lapangan
Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. 2009. Geografi untuk
Kelas X.
X. Jakarta.: Departemen Pendidikan Nasional.
Hartono. 2009. Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta.
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Eni Anjayani, dan Tri Haryanto. 2007. Geografi untuk Kelas X. Klaten:
Departemen Pendidikan Nasional.
Bagja Waluya. 2009. Memahami Geografi SMA, untuk kelas X,
semester 1 dan 2.
2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN
18
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. Lokasi 1 dan 2 : di daerah Buaka, Desa Kupa, Kecamatan
Mallusetasi, Kabupaten Barru.
B.
19
Lokasi 3 : di Desa Nepo
Laporan Observasi | Study Lapangan
C.
20
Lokasi 4 : di Cilellang Selatan ( Bendungan Lanra’e)
Laporan Observasi | Study Lapangan
21
Laporan Observasi | Study Lapangan
Ibnoe
Ramadhani
LAPORAN OBSERVASI STUDI LAPANGAN
1
Laporan Observasi | Study Lapangan
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah TA’ALA karena atas
limpahan dan rahmatNya sehingga format laporan ini dapat diselesaikan sesuai waktu
yang direncanakan.
Laporan ini ialah LAPORAN OBSERVASI STUDI LAPANGAN
yang
merupakan salah satu laporan penelitian yang memfokuskan pembahasan tentang
bagaimana
keadaan
tanah
dan
batuan
serta
apa
yang
dilakukan
untuk
melestarikannya.
Di sadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak luput dari
kekurangan dan hambatan, namun dengan segala upaya dan usaha serta bantuan dan
petunjuk
dari
berbagai
pihak
sehingga
penyusunan
laporan
ini
dapat
diselesaikan.Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang
bersifat konstruktif dalam penyempurnaan laporan ini.
Harapan penulis, semoga laporan observasi ini menjadi bahan penilaian dan
dapat berguna bagi pembaca.Terima kasih.
TTD
Penulis,
2
Laporan Observasi | Study Lapangan
DAFTAR ISI
Sampul..................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................2
Daftar isi................................................................................................3
Bab I (Pendahuluan)...............................................................................4
Bab II (Kajian Teori)..............................................................................5-12
Bab III (Pembahasan).............................................................................13-16
Bab IV (Penutup)........................................................................................17
Daftar Pustaka dan Lampiran ................................................................18-20
3
Laporan Observasi | Study Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan dan Manfaat Studi Lapangan
1) Siswa dapat mengaplikasikan Teori dalam Praktek Study Lapangan
2) Siswa dapat mengetahui jenis-jenis batuan yang ditemukan di lapangan
3) Siswa dapat mengetahui profil tanah
4) Siswa dapat secara langsung mengapresiasikan berbagai teori di dalam
lingkup praktek Study Lapangan
B.
Lokasi Praktek
1. Lokasi 1 dan 2 : di daerah Buaka, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi,
2.
3.
Kabupaten Barru
Lokasi 3 : di Desa Nepo
Lokasi 4 : di Cilellang Selatan ( Bendungan Lanra’e)
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. BATUAN
Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agrerat)
mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang
merupakan penyusun utama kerak bumi serta terbentuk sebagai hasil proses
alam. Batuan terbentuk dalam suatu siklus proses secara alamiah.Batuan bisa
mengandung satu atau beberapa mineral. Sebagai contoh ada yang disebut
sebagai monomineral rocks (batuan yang hanya mengandung satu jenis
mineral), misalnya marmer, yang hanya mengandung kalsit dalam bentuk
granular, kuarsit, yang hanya mengandung mineral kuarsa. Di samping itu, di
alam ini paling banyak dijumpai batuan yang disebut polymineral rocks
(batuan yang mengandung lebih dari satu jenis mineral), seperti ngranit atau
monzonit kuarsa yang mengandung mineral kuarsa, feldspar, dan biotit.
Atas dasar cara terbentuknya, batuan dapat dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1.
Batuan beku,
beku, sebagai hasil proses pembekuan atau kristalisasi
magma.
2.
Batuan sedimen,
sedimen, sebagai hasil proses sedimentasi
3.
Batuan metamorf,
metamorf, sebagai hasil proses metamorfisme
1.
Batuan Beku
A. Proses pembentukan batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan
atau kristalisasi magma. Proses ini merupakan proses perubahan fase dari fase
cair (lelehan, melt) menjadi fase padat, yang akan menghasilkan kristalkristal mineral primer atau gelas. Proses pembekuan magma akan sangat
berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan
5
Laporan Observasi | Study Lapangan
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal.Karakteristik
tekstur dan struktur pada batuan beku sangatdipengaruhi oleh waktu dan
energi kristalisasi. Apabila terdapat cukup energi dan waktu pembentukan
kristal maka akan terbentuk kristal berukuran besar, sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat, maka kristal tidak sempat terbentuk
dan cairan magma akan membeku menjadi gelas. Proses ini sangat identik
dengan pembuatan gula di pasir, dimana untuk membuat gula yang berukuran
kasar diperlukan waktu pendinginan relatif lebih lama dibandingkan gula yang
berukuran halus.
Pada dasarnya, batuan beku terbentuk dari magma perut bumi.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma batuan beku dibagi atas 3
macam,yaitu : batuan beku dalam, batuan beku gang, dan batuan beku luar.
1)
Batuan beku dalam terjadi jauh dari dalam kulit bumi. Yang
termasuk dalam batuan beku adalah granit, diorite, dan gabbro.
2)
Batuan beku gang terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara sarang magma dengan permukaan bumi. Magma akan
masuk ke dalam litosfer maka pembekuannya berlangsung lebih
cepat sehingga kristal mineral yang tetbentuk ada yang besar dan
ada yang kecil
3)
Batuan beku luar terjadi dari sebagian magma yang membeku
secar cepat di permukaan bumi. Akibatnya, batuan ini mempunyai
tekstur kristal- kristal yang sangat lembut, bahkan sering
menimbulkan adanya mineral-mineral gelas jika pendinginannya
berlangsung cepat. Contoh dari batuan ini adalah batu
obsidian(batu kaca)
6
Laporan Observasi | Study Lapangan
Contoh batuan beku
2.
Batuan Sedimen
A. Proses pembentukan batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses
sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi
(pengendapan). Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik
maupun pelapukan kimia. Proses erosi dan transportasi terumtama dilakukan
oleh media air dan angin . Proses pengendapan terjadi jika energi transport
sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut. Material yang lepas ini
akan diubah menjadi batuan dengan proses diagenesis dan litifikasi, yang
termasuk di dalamnya kompaksi dan sementasi.
Secara umum batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar berdasarkan cara pengendapannya, yaitu batuan sedimen klastik dan
non- klastik.
Klasifikasi
batuan
pembentukannyBerdasarkan
7
sedimen
proses
berdasarkan
penbentuknya,
Laporan Observasi | Study Lapangan
batuan
proses
sedimen
dikelompokkan atas 3 macam, yakni batuan sedimen klasik, kimiawi, dan
organic
a) Batuan Sedimen Klasik
Klasik berasal dari kata Yunani, klastos yang berarti terangkut.
Susunan kimia batuan endapan klasik, relative hamper sama dengan
susunan kimia batuan asalnya. Hal ini berarti batuan asal
mengalami penghancuran secara makanis dari ukuran besar menjadi
ukuran kecil dan mengalami transportasi kemudian mengendap
membentuk batuan sedimen klasik.Contoh umum batuan ini adalah
pasir dan lempung (shale).Batuan sedimen klasik terbentuknya
sudah berpindah ke tempat asalnya.
b) Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi pada pengendapannya terjadi proses
kimiawi seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Batuan
sedimen
kimiawi
dapat
dibentuk
secara
evaporasi(seperti
penguapan pada air laut) dan biokimia (seperi penguapan pada air
tawar atau air laut)
c) Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organic
terjadi
karena
selama
proses
pengendapannya mendapat bantuan dari organism, yaitu sisa rumah
atau bangkai binatang di dasar laut. Batuan ini dibentuk dari reaksi
biokimia sewaktu tumbuh- tumbuhan dan organism- organisme
tertentu yang masih aktif (hidup).
Contoh Batuan Sedimen
8
Laporan Observasi | Study Lapangan
3.
Batuan Malihan(Metamorf)
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku
dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosa adalah suatu
proses yang dialami batuan asal dalam bentuk pengkristralan benda padat
yang terjadi di dalam kerak bumi akibat dari adanya tekanan atau temperatur
yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang sama meningkat.
Tipe- tipe metamorfosa, antara lain metamorfosa thermal dan metamorfosa
kataklasik:
1) Metamorfosa Thermal(Metamorfosa Kontak)
Metamorfosa
kontak
terjadi
disebabkan
oleh
adanya
kenaikan
temperature pada batuan tertentu.Panas intrusi yang diteruskan pada
batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfosa kontak.Contohnya : batu
gamping yang terkena sebuah intrusi akan menjadi batuan marmer
2) Metamorfosa Kataklasik
Batuan metamorf ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi,
misalnya pada daerah sesar yang besar. Proses metamorfosanya terjadi
pada lokasi batuan yang mengalami proses penggusuran secara mekanik
yang disebabkan oleh faktor penekanan baik tegak maupun mendatar.
3) Metamorfosa Beban
Batuan metamorfosa ini terbentuk oleh proses pembebanan massa
sedimentasi yang sangat tebal pada suatu cekungan yang sangat luas atau
dikenal dengan sebutanj cekungan geosinklin. Jika pembebanan dan
penekanan lama maka suhu juga akan meningkat sehingga tekanan (P)
akan berbeda- beda menurut kedalamannya.
9
Laporan Observasi | Study Lapangan
Contoh batuan Metamorf
Perubahan batuan dapat terjadi karena bermacam-macam hal,
antaralain sebagai berikut.
1)
Suhu tinggi, berasal dari magma karena berdekatan dengan dapur
magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak.
Misalnya: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.
2)
Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat
tebal di atasnya. Contohnya batu pasir dari pasir.
3)
Tekanan dan suhu tinggi, terjadi jika ada pelipatan dan geseran
padawaktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini
disebut
metamorfosis dinamo. Misalnya, batu asbak dan batu tulis.
4)
Penambahan bahan lain, pada saat terjadi perubahan bentuk
terkadangterdapat penambahan bahan lain. Jenis batuan metamorf.
B.
TANAH
A. Pengertian Tanah
10
Laporan Observasi | Study Lapangan
Tanah adalah bahan mineral yang tidak terkonsolidasi yang sangat
dipengaruhi oleh faktor- faktor genetik dan lingkungan:batuan induk,
iklim (kelembapan dan suhu), makro, dan mikro organisme serta
topografi, yang semuanya berlangsung pada suatu periode waktu tertentu
dan menghasilkan produk yang berbeda dari asalnya. Selain itu, tanah juga
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.
Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam
hari.
2.
Pemadatan dan tekanan pada sisa- sisa zat organic akan
mempercepat terbentuknya batuan.
3.
Batuan yang sudah retak, pelapukannya dipercepat oleh air.
4.
Binatang- binatang kecil, seperti cacing tanah dan rayap akan
membuat lubang dan mengeluarkan zat- zat yang dapat
menghancurkan batuan
5.
Akar tumbuh- tumbuhan dapat menerobos dan memecah batubatuan hingga hancur.
Tanah juga berasal dari hasil pelapukan bahan organik maupun
organik secara terus- menerus.Tanah mempunyai manfaat yang banyak,
antara lain pemukiman, pertanian, dan perkebunan.
Berdasarkan bahan induk dan proses pembentukan yang disebabkan
oleh tenaga eksogen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa
jenis seperti berikut :
1)
Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu udara dan curah
hujan yang tinggi akibatnya berbagai mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksida, besi, dan
11
Laporan Observasi | Study Lapangan
aluminium.Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Kalimantan Barat.
2)
Tanah Humus
Tanah
humus
adalah
tanah
hasil
pelapukan
tumbuh-
tumbuhan(bahan organik). Tanah humus sangat subur, cocok untuk
lahan pertanian, dan warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat
di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua(Irian Jaya).
3)
Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terbentuk dari campuran batuan
kapur, pasir, tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi olej
hujan yang tidak merata sepanjang tahun.Tanah mergel banyak
ditemukan di lereng pegunungan dan dataran rendah.
4)
Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen
yang tidak berstruktur.Tanah pasir ini kurang baik untuk
pertanian.Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatera Barat,
Jatim, dan Sulawesi.
BAB III
PEMBAHASAN
1) Batuan
12
Laporan Observasi | Study Lapangan
Foto 1 :
Penjelasan :
1.
Batu Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya putih, kelabu,merah jambu
atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit
terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi
dan tektonik.Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia,
granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain.
Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan
bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
13
Foto 2
Laporan Observasi | Study Lapangan
Penjelasan :
2.
Batu Breksi
Batuan breksi termasukBatuan sedimen klasik yaitu, sedimen yang susunan
kimianya samadengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika diangkut
hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil.
Batu gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur berkepingkeping.
Kepingan itu diangkut air hujan, longsor atau berguling-guling di lereng dan masuk
ke sungai. Arus sungai membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir,
dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru
2) TANAH
14
Laporan Observasi | Study Lapangan
Foto 1 :
A
B
C
Keterangan dan Penjelasan :
D
A : Lapisan Atas (top soil): Lapisan Tanah Atas atau Horizon A. Lapisan ini
merupakan lapisan tanah teratas.Pada umumnyamengandung bahan organik, karena
merupakan tanah yang muda (baru terbentuk), sehingga masih banyakdipengaruhi
oleh kondisi di atas permukaan tanah.Lapisanini ditandai dengan adanya zona
perakaran dan kegiatan jasadhidup tanah.Lapisan A mengandung butira pasir yang
kasar, pasir berlempug, berlempug debu pula.
B : Lapisan Bawah (sub soil) : Lapisan Tanah Bawah atau Horizon BLapisan ini juga
mengandung bahan organik, tetapi kurangdibandingkan dengan lapisan tanah atas.
Lapisan inimerupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci darihorizon A.
Tekstur tanahnya yang berlempung liat, dan berlempung berpasir namun berdebu
15
Laporan Observasi | Study Lapangan
C : Regolith : Regolith Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk,
tetapimasih menunjukkan ciri-ciri struktur batuan induk.Tekstur tanahnya yang
berlempung liat dan berpasir, berliat berdebu, dan berliat.
D : Bedrock : Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih padu.
Sedangkan tekstur tanah pada bedrock ini adalah berdebu, berliat namun berpasir, dan
berpasir
BAB IV
PENUTUP
16
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. Kesimpulan
Bumi terbentuk karena beberapa faktor. Salah satunya adalah proses
pembentukan batuan sampai tanah, tempat kita sekarang berpijak. Batuan
tersusun atas kumpulan- kumpulan mineral yang saling bersatu dan
mengalami siklus alamiah secara bersama- sama. Batuan ini akan hancur
dan berubah melalui proses pelapukan dan pengendapan batuan. Dengan
bantuan air, erosi tanah, maupun dorongan anginlah yang mengubah
bentuk dan strukturbatuan menjadi tanah. Di Indonesia terdapat beberapa
jenis tanah.Akan tetapi, yang paling dominan adalah tanah humus.Tanah
ini juga bermanfaat untuk lahan pertanian agar tanaman mereka dapat
tumbuh dengan cepat.
Faktor
yang
ekstensif.Lahan
lainnya
terbagi
atas
adalah
2
pemanfaatan
yakni
lahan
lahan
kritis
dan
secara
lahan
potensial.Lahan kritis merupakan lahan yang tidak produktif lagi. Kita
dapat memperbaiki lahan tersebut dengan beberapa cara, salah satunya
penghijauan dan reboisasi. Sedangkan lahan potensial merupakan lahan
yang produktivitasnya tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan hidup
manusia.Salah satu upaya pemanfaatannya adalah pembuatan saluran air
yang dapat bermafaat juga untuk hidup manusia.
B.
Saran
1.
Sebaiknya hutan di Indonesia perlu diberikan perhatian khusus dari
pemeritah.
2. Sebaiknya pemerintah melakukan penyeleksian terhadap penduduk
yang ingin menggunakan lahan potensial untuk pembangunan gedung.
DAFTAR PUSTAKA
17
Laporan Observasi | Study Lapangan
Danang Endarto, Sarwono, dan Singgih Prihadi. 2009. Geografi untuk
Kelas X.
X. Jakarta.: Departemen Pendidikan Nasional.
Hartono. 2009. Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta.
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Eni Anjayani, dan Tri Haryanto. 2007. Geografi untuk Kelas X. Klaten:
Departemen Pendidikan Nasional.
Bagja Waluya. 2009. Memahami Geografi SMA, untuk kelas X,
semester 1 dan 2.
2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN
18
Laporan Observasi | Study Lapangan
A. Lokasi 1 dan 2 : di daerah Buaka, Desa Kupa, Kecamatan
Mallusetasi, Kabupaten Barru.
B.
19
Lokasi 3 : di Desa Nepo
Laporan Observasi | Study Lapangan
C.
20
Lokasi 4 : di Cilellang Selatan ( Bendungan Lanra’e)
Laporan Observasi | Study Lapangan
21
Laporan Observasi | Study Lapangan