Pemetaan Geologi Gunung Walat Cibadak Su
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kegiatan kuliah lapangan berupa pemetaan geologi bertujuan untuk mengambil
unsur – unsur maupun data yang diperlukan dalam berbagai aspek kegiatan
eksplorasi meliputi pola arah sebaran singkapan, tebal, kedalaman singkapan, bidang
lemah suatu batuan akibat struktur, kemiringan lereng, sifat batuan pada daerah
pemetaan, dan sebagainya.
Keberadaan sejumlah satuan litostratigrafi dan struktur geologi di daerah penelitian
yaitu di daerah Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat merupakan
suatu hal yang sangat menarik untuk dijadikan suatu objek permasalahan geologi.
Pemetaan geologi adalah salah satu aplikasi ilmu geologi yang dinilai cukup
mencakup sebagian besar prinsip-prinsip dasar ilmu geologi. Daerah penelitian
memiliki komoditas bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur (gamping) yang
ditambang secara tradisional oleh warga. Berdasarkan kondisi tersebut pemetaan
geologi dianggap penting untuk mengetahui penyebaran batupasir kuarsa dan batu
gamping lebih detail. Pemetaan geologi daerah cibadak dengan wilayah kepemilikan
PT HOLCIM memiliki peranan dalam hal eksplorasi sehingga dapat diketahui pola
arah sebaran bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur maupun stratigrafi dan strukutr
geologi daerah tersebut.
Kondisi geologi daerah Cibadak dan sekitarnya memiliki karakteristik yang cukup
beragam. Secara morfologi daerah penelitian terdiri dari daerah perbukitan dan
pedataran dengan sungai utama dan anak sungai membentuk pola aliran tertentu.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian terdiri dari struktur sesar
dan lipatan. Disamping itu kesampaian menuju lokasi mudah dijangkau serta kondisi
singkapan yang tersingkap baik. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dilakukan
pemetaan geologi pada daerah tersebut.
1
Pemetaan geologi menghasilkan sebuah output berupa gambaran secara grafis yang
memuat simbol – simbol yang memiliki makna untuk menginformasikan data – data
yang telah dianalisis sebelumnya beupa peta geologi dan peta sebaran bahan galian .
Dan aspek lain dari pemetaan geologi adalah dapat menjelaskan bagimana
terbentuknya suatu struktur geologi pada masa lampau hingga sekarang karena
prinsip the present is the key to the past dapat terpecahkan.
1.2.
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan kuliah lapangan adalah membuat peta geologi dan peta
sebaran bahan galian batu pasir kuarsa dan batu gamping daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
1.2.2 Tujuan
Untuk menentukan pola sebaran singkapan berdasarkan data besaran strike
dan dip.
Untuk mengambarkan stratigrafi batuan pada daerah cisolok serta mengetahi
sifat yang dikontrol oleh struktur geologi.
Untuk merekonstruksi gaya – gaya geologi yang bekerja pada bidang lemah
suatu bidang batuan pada daerah yang di petakan.
1.3 Lokasi Kegiatan
Secara geografis lokasi penelitian berada pada daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, dimana batas daerah yang akan dipetakan adalah
pada koordinat (0695871, 9235312), (0698830,9235312), (0695871, 9233412),
(0698830,9233412).
2
Gambar 1. Lokasi kegiatan pemetaan
1.4 Keadaan lingkungan
1.4.1 Penduduk dan Mata Pencaharian
Kecamatan Cibadak dihuni oleh 24.544 KK. Jumlah keseluruhan penduduk
Kecamatan Cibadak adalah 99.877 Orang dengan jumlah penduduk laki-laki 50.879
orang dan penduduk perempuan 48.998 orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Cibadak adalah 1.064 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan
Cibadak adalah Petani. Dari data monografi Kecamatan Cibadak tercatat 7.405 orang
atau 7,41% penduduk Kecamatan Cibadak bekerja di sektor Pertanian.
3
Gambar 2. Mata pencaharian penduduk Cibadak
1.4.2 Iklim
Kota ini memiliki iklim tropis. Ini adalah banyak curah hujan di Cibadak, bahkan di
bulan terkering. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan Köppen dan
Geiger. Suhu rata-rata di Cibadak adalah 27.3 °C. Curah hujan tahunan rata-rata
adalah 2371 mm.
4
Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Juni. Presipitasi paling besar terlihat pada
Januari, dengan rata-rata 324 mm. Suhu adalah tertinggi rata-rata pada Oktober, di
sekitar 27.8 °C. Suhu terendah dalam setahun terlihat di Januari, saat suhu ini
berkisar 26.7 °C.
Gambar 3. Curah hujan daerah Cibadak 2014
(sumber: id.climate-data.org
Gambar 4.Suhu udara daerah cibadak 2014
(sumber: id.climate-data.org
1.4.3 Topografi
Kecamatan Cibadak berada di dataran Tinggi. Ibukota Kecamatannya berada pada
ketinggian 510 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten adalah 40 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan
Cibadak berupa daerah yang datar sampai berbukit-bukit.
Gunung Walat merupakan sebagian dari pegunungan yang berderet dari timur ke
barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti punggungpunggung bukit yang memanjang dan melandai dari utara ke selatan. Topografi
bervariasi dari landai sampai bergelombang terutama di bagian selatan,
sedangkan ke bagian utara mempunyai topografi yang semakin curam. Hampir
seluruh kawasan berada pada ketinggian 500 m dpl, hanya kurang 10 % dari bagian
selatan yang berada di bawah ketinggian tersebut.
5
Gambar 4. Topografi daerah penelitian
1.4.4 Vegetasi
Pada tahun 1951 kawasan HPGW sudah mulai ditanami agathis (Agathis
loranthifolia). Hutan yang ditanam pada tahun 1951-1952 tersebut saat ini telah
berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar base camp. Selanjutnya
pada periode tahun 1969-1971 dilakukan penanaman pinus, puspa dan kayu afrika,
serta pada periode tahun 1971-1972 dilakukan penanaman agathis. Pada tahun 1973
penanaman telah mencapai 53%. Tahun 1980 seluruh wilayah HPGW telah berhasil
ditanami berbagai jenis tanaman, yaitu damar (Agathis lorantifolia), pinus (Pinus
merkusii, P. insularis, P. oocarpa), puspa (Schima wallichii), kayu afrika (Maesopsis
eminii), mahoni (Swietenia macrophylla), rasamala (Altingia excelsa), sonokeling
(Dalbergia latifolia), gamal (Gliricidae sp), sengon (Paraserianthes falcataria),
meranti (Shorea sp), dan akasia (Acacia mangium).
6
Kondisi saat ini, tegakan hutan di HPGW didominasi tanaman damar (Agathis
loranthifolia), pinus (Pinus merkusii), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni
(Swietenia macrophylla) dan jenis lainnya seperti kayu afrika (Maesopsis eminii),
rasamala (Altingia excelsa), Dalbergia latifolia, Gliricidae sp, Shorea sp, dan akasia
(Acacia mangium). Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2
jenis rotan dan 13 jenis bambu.
1.4.5 Tataguna Lahan
Keadaan hutan Gunung Walat pada tahun 1950an sebagian besar berupa tanah
kosong yang ditumbuhi semak, alang-alang dan beberapa pohon yang sangat jarang.
Gambaran kondisi awal tutupan lahan kawasan HPGW disajikan pada gambar
berikut.
Pada saat ini, kondisi tataguna lahan yakni vegetasi sekitar 70%, dengan dominasi
tegakan Agathis (Agathis loranthifolia) dan campuran (Pinus merkusii, Pinus ocarpa,
dan Schima wallichii) merupakan hasil tanaman tahun 1951/1952 . Sekitar 30%
lainnya merupakan hasil tanaman yang baru berumur 1-40 tahun, yang terdiri dari
Sonokeling (Dalbergia latifolia), Acacia auriculiformis, Acacia mangium, dan
Rasamala (Altingia excelsa), serta beberapa jenis asli yang dipertahankan. Selain
pepohonan terdapat juga jenis paku-pakuan, epifit dan berbagai jenis perdu dan
rumput. Sedangkan 25% sisanya masih merupakan tanah kosong ± 113,5 Ha
(kegagalan reboisasi, bekas ladang, bekas kebakaran dan perambahan).
Gambar 5. Peta jenis tanah kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat
1.4.6 Infrastruktur
7
Cibadak dikenal dengan sebutan kota mayor. Sekarang Cibadak adalah calon ibukota
Kabupaten Sukabumi Utara yang diusulkan sebagai pemekaran dari Kabupaten
Sukabumi. Cibadak kini telah melaju pesat dibanding kecamatan lainnya di
Kabupaten Sukabumi. Di Cibadak terdapat RSUD Sekarwangi yang merupakan
keunggulan Kecamatan Cibadak. Beberapa instansi juga ada di Cibadak, seperti
Kejaksaan Negeri Cibadak, Pengadilan Negeri Cibadak, dll.
1.5 Waktu
Pelaksanaan kegiatan pemetaan geologi ini berlangsung dalam waktu 12 hari yang
mempunyai rentan waktu pelaksanaan mulai tanggal 09 Februari sampai 20 Februari
2015. Dengan timeline sebagai berikut:
Waktu
8 9
Jenis kegiatan
Ekskursi
Pemetaan Geologi
Pembuatan
1
11 1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
2
3
4
5
6
7
8
9
0
Laporan
Sementara
Kembali ke ITSB
1.6 Pelaksana
Pelaksana kegiatan
: seluruh mahasiswa eksplorasi tambang 2012 Institut
Teknologi dan Sains Bandung sejumlah 15 orang yang dibagi menjadi 5 kelompok
untuk melakukan pemetaan geologi.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NIM
122.12.01
122.12.02
122.12.03
122.12.04
122.12.05
122.12.06
122.12.07
122.12.08
122.12.09
122.12.10
122.12.11
122.12.13
8
Nama
Kevin Handri
Koswara
Jejen Ramdani
Putri Lestari
Yuda Rihal Firdaus
Ulfi Rizki Fitria
Aditya Hendra Wijaya
Rafieq Farazi
Asti Sulastri
Sandi Ali Guntur
Mohamad Fatchul Qori
Reza Noor Ramadhan
13
14
122.12.15
122.12.016
9
Ahmad Hadi Suprapto
Muhamad
Fauzan
Septiana
1.7 Geologi Umum
1.7.1 Stratigrafi
Daerah Penelitian terdiri dari
satuan batuan Formasi Rajamandala, Anggota
Batugamping Formasi Rajamandala, Formasi Walat, serta Batuan Gunung Api
Gunung Pangrango dengan keterangan masing-masing sebagai berikut:
a. Formasi Rajamandala (Tomr): terdiri atas Napal tufan, lempung napalan,
batupasir dan lensa-lensa batugamping mengandung fosil yang memberikan
kisaran umur oligosen akhir sampai miosen awal dan menindih secara tak
selaras Formasi Batuasih, tebal formasi ini sekitar 1100m (Musper,1939)
b. Anggota Batugamping Formasi Rajamandala (Toml) : terdiri atas
Batugamping
terumbu
koral
dengan
sejumlah
fosil
dan
biasanya
terdolmitkan. Tersingkap baik di Pasir Kutamaneuh, Pasir Aseupean di
selatan Sukabumidan Liunggunung di selatan Cibadak.
c. Formasi Walat (Tow) : terdiri atas batupasir kuarsa yang berlapis silang,
konglomerat kerakal kuarsa, batulempung karbonan, lignit, dan
lapisan-
lapissan tipis batubara, ke atas ukuran butir bertambah kasar,tersingkap di
Gunung walat (dekat Cibadak) dan di daerah sekitarnya. Umur satuan ini
diduga Oligosen awal dan merupakan satuan tertua yang dijumpai di daerah
Lembar Tebalnya diperkirakan 1000-1373 m (Musper, 1939)
d. Batuan Gunung Api GunungPangrango (Qvpo) : terdiri atas endapan lebih
tua, lahar, dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit,
olivine, piroksen, dan horenblend.
10
Umur
Kuarte
Holosen
r
Tersier
Oligosen
Akhir
Oligosen
Qvpo
Batuan Gunung Api Gunung Pangrango
Tomr
Formasi
Rajamandal
a
Tow
Formasi Walat
Awal
Toml
Anggota Batugamping
Formasi Rajamandala
Gambar 6. Korelasi Stratigrafi Satuan Batuan di Daerah Sukabumi (dokumen
pribadi)
1.7.2 Geologi Lokal
Menurut Effendi et.al (1998) dalam Praptisih et.al 2009 secara stratigrafis, batuan
tertua di daerah Sukabumi adalah Formasi Walat tersingkap di Gunung Walat dan
sekitarnya. Umur batuan ini diduga Oligosen Awal. Diatasnya secara selaras
diendapkan Formasi Batuasih yang terutama terdiri atas batu lempung napalan hijau
dengan konkresi pirit.. Selanjutnya, diendapkan Formasi Rajamandala yang disusun
oleh napal tufan, lempung napalan, batupasir, dan lensa-lensa batu gamping, kisaran
umur Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi ini menindih secara tak selaras
Formasi Batuasih dengan tebal sekitar 1.100 m. Anggota Batugamping Formasi
Rajamandala yang terdiri atas batu gamping terumbu koral dengan sejumlah fosil
Lithothamnium, Lepidocyclina sumatrensis, dan Lepidocyclina (Eulepidina)
ephippiodes, biasanya terdolomitkan. Selanjutnya, ke arah atas terdapat batuan
Gunung Api Tua yang terdiri atas: (1) Batuan Gunung Api Pangrango, endapan lebih
tua, lahar, dan lava serta basal andesit, dan (2) Breksi Gunung Api, breksi bersusunan
andesit – basal, setempat aglomerat, lapuk.
11
1.7.3 Struktur Geologi
Formasi Walat disamping telah terlipat juga sudah mengalami proses pensesaran.
Indikasi pensesaran berupa cermin sesar ditemukan disejumlah lokasi, yang hasilnya
menunjukan adanya pengaruh sesar naik dan sesar mendatar. Jalur sesar naik
utamanya berkembang di bagian utara dengan arah barat-timur. Jalur sesar naik ini,
disamping menyingkapkan batuan berumur Paleogen
juga menghasilkan perbedaan topografi yang kontras, yaitu antara perbukitan
sedimen Formasi Walat dengan morfologi pedataran vulkanik yang berada dibagian
utaranya. Dari hasil penelitian lapangan dan interpretasi kelurusan struktur, diketahui
ada sejumlah jalur sesar naik lainnya yang memotong tubuh batuan sedimen Tersier.
Gambar 7. Peta geologi Gunung Walat dan wilayah sekitarnya
Gambar 8. Penampang Struktur Geologi
12
BAB II
KEGIATAN PEMETAAN
2.1. Kegiatan Sebelum Ke Lapangan
Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data di
lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk mengetahui gambaran
umum tentang data geologi pada daerah penelitian.
Studi Literatur dilakukan pada peta rupa bumi Lembar 1209-121 Cibadak skala
1:25.000 dan pada Peta Geologi Lembar Bogor Jawa Skala 1:10.000.
Gambar 9. Peta Rupa Bumi Lembar 1209-121
Gambar 10. Peta Geologi Lembar Bogor
Cibadak skala 1:25.000
Jawa Skala 1:10.000
13
2.2. Pemetaan Geologi
2.2.1. Peralatan yang digunakan
Berikut adalah peralatan yang digunakan saat Pemetaan geologi dan pengolahan
data. Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk Pemetaan geologi:
a. Kompas Geologi
i. GPS
b. Alat Ukur (meteran)
j. Backpack
c. Penggaris
k. Lup
d. Alat Tulis Lengkap
l. Kamera
e. Peta Dasar
m. Papan clipboard
f. Buku Lapangan
n. Kantong Sampel
g. Larutan HCl
o. dll
h. Palu Geologi
Sedangkan untuk pengolahan data digunakan beberapa software sebagai berikut:
-AutoCad 2002
-Map Source
- Microsoft (Word dan Excel)
14
2.2.2. Lintasan Pengamatan
Lintasan geologi merupakan rangkaian pengamatan yang didapatkan dengan cara
melintasi suatu wilayah dan hasil disajikan kedalam peta lintasan geologi seperti
pada gambar berikut:
Gambar 11. Peta Lintasan Pemetaan Geologi Cibadak Sukabumi (kelompok 2)
Keterangan:
: Lintasan hari ke-1
: Lintasan hari ke-2
: Lintasan hari ke-3
: Lintasan hari ke-4
: Lintasan hari ke-5
: Lintasan hari ke-6
15
BAB III
HASIL PEMETAAN
3.1. Singkapan Batuan
Berdasarkan kegiatan pemetaan yang telah dilakukan selama enam hari,ada
singkapan yang ditemukan. Yang ditunjukkan oleh tabel berikut:
N
o
1
Tanggal
12-02 -2015
Singkapa
n
Koordinat
x
y
Strike
Dip
U-0101
697549
9234979
N276E
25
697881
9235035
N270E
33
697988
9235231
-
-
697645
9234568
N335E
31
697731
698141
698357
9235259
9235268
9235245
N305E
-
23
-
Pemerian singkapan
8
U-0204
698482
9235224
N40E
32
9
10
11
U-0205
U-0206
698951
698553
9235068
9234619
N220E
5
U-0207
697984
9234760
-
-
U-0301
U-0302
0696467
0696116
9234337
9234368
N132E
12
Batu
pasir
konglomeratan
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping masif
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping kristalin
Batu gamping kristalin
Batu gamping kristalin
Batu pasir dan lempung
batubaraan
Batu gamping kristalin
Batu pasir lempungan
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping kristalin
Batu pasir lempungan
14
U-0303
0696285
9234595
N230E
18
Batu pasir lempungan
15
U-0304
0696589
9235147
-
-
Breksi andesitan
U-0305
0697036
N28E
15
U-0401
0696573
N80E
7
U-0402
U-0403
0697068
0697419
N320E
N230E
22
30
U-0404
0696930
-
-
U-0501
U-0502
0697570
0697804
N70E
N350E
33
13
2
U-0102
U-0103
3
4
5
6
7
12
13
13-02 -2015
14-02 -2015
16
17
15-02 -2015
18
19
20
21
22
16-02 -2015
U-0104
U-0201
U-0202
U-0203
9234759
9233836
9233433
9233986
9234282
9234353
9234258
16
Batu pasir lempung
batubaraan
Batu gamping kristalin
sisipan lempung
Batu pasir lempungan
Batu gamping kristalin
Batu gamping
kristalin
Batu lempung
Batu lempung
masif
23
24
U-0503
U-0505
25
U-0507
26
27
28
29
30
31
32
33
17-02 -2015
U-0508
(batas
kontak)
U-0601
U-0602
(batas
kontak)
U-0603
U-0604
U-0605
0697992
0698028
9234058
N100E
30
Batu gamping
9233801
N100E
31
Batu gamping
0697733
9234183
N110E
23
Batu gamping
N315E
35
Batu gamping
N230E
13
Batu gamping
N75E
20
Batu pasir lempungan
N60E
32
Batu pasir sisipan lanau
9233892
N110E
25
Batu
pasir
lempung
9233602
N110E
30
Batu pasir
0697984
0698455
0698496
0698667
0698819
0698516
9234293
9234144
9234102
9234071
U-0606
0698442
9233628
N135E
27
U-0607
0698396
9233888
N100E
18
Batu
pasir
lempung
Batu pasir
sisipan
sisipan
3.2 Satuan Batuan
3.3.1 Satuan Batuan Pasir
Satuan batuan pasir memiliki ciri litologi umum berwarna cokelat abu-abu,ukuran
butir halus, porositas baik, berlapis,dan lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 50%
mengisi daerah penelitian. Penyebarannya mulai dari Desa Tejojaya, Cibatu,
Ciangsana, dan sebagian dari bagian daerah Babakansari.
3.3.2 Satuan Batuan Gamping
Satuan Batuan Gamping memiliki ciri litologi umum berwarna abu-abu keputihan,
kekerasan masif,ukuran butir halus, porositas buruk, adanya campuran kalsit,dan
sedikit lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 45% mengisi daerah penelitian.
Penyebarannya mulai dari Gunung Karang dan sebelah selatan daerah Pangkalan.
3.3.3 satuan Batuan lempung
satuan Batuan lempung memiliki ciri litologi umum berwarna kecokelatan, lapuk,
ukuran butir sangat halus,porositas baik dan berlapis. Satuan batuan ini tersingkap
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kegiatan kuliah lapangan berupa pemetaan geologi bertujuan untuk mengambil
unsur – unsur maupun data yang diperlukan dalam berbagai aspek kegiatan
eksplorasi meliputi pola arah sebaran singkapan, tebal, kedalaman singkapan, bidang
lemah suatu batuan akibat struktur, kemiringan lereng, sifat batuan pada daerah
pemetaan, dan sebagainya.
Keberadaan sejumlah satuan litostratigrafi dan struktur geologi di daerah penelitian
yaitu di daerah Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat merupakan
suatu hal yang sangat menarik untuk dijadikan suatu objek permasalahan geologi.
Pemetaan geologi adalah salah satu aplikasi ilmu geologi yang dinilai cukup
mencakup sebagian besar prinsip-prinsip dasar ilmu geologi. Daerah penelitian
memiliki komoditas bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur (gamping) yang
ditambang secara tradisional oleh warga. Berdasarkan kondisi tersebut pemetaan
geologi dianggap penting untuk mengetahui penyebaran batupasir kuarsa dan batu
gamping lebih detail. Pemetaan geologi daerah cibadak dengan wilayah kepemilikan
PT HOLCIM memiliki peranan dalam hal eksplorasi sehingga dapat diketahui pola
arah sebaran bahan galian pasir kuarsa dan batu kapur maupun stratigrafi dan strukutr
geologi daerah tersebut.
Kondisi geologi daerah Cibadak dan sekitarnya memiliki karakteristik yang cukup
beragam. Secara morfologi daerah penelitian terdiri dari daerah perbukitan dan
pedataran dengan sungai utama dan anak sungai membentuk pola aliran tertentu.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian terdiri dari struktur sesar
dan lipatan. Disamping itu kesampaian menuju lokasi mudah dijangkau serta kondisi
singkapan yang tersingkap baik. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dilakukan
pemetaan geologi pada daerah tersebut.
1
Pemetaan geologi menghasilkan sebuah output berupa gambaran secara grafis yang
memuat simbol – simbol yang memiliki makna untuk menginformasikan data – data
yang telah dianalisis sebelumnya beupa peta geologi dan peta sebaran bahan galian .
Dan aspek lain dari pemetaan geologi adalah dapat menjelaskan bagimana
terbentuknya suatu struktur geologi pada masa lampau hingga sekarang karena
prinsip the present is the key to the past dapat terpecahkan.
1.2.
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan kuliah lapangan adalah membuat peta geologi dan peta
sebaran bahan galian batu pasir kuarsa dan batu gamping daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat.
1.2.2 Tujuan
Untuk menentukan pola sebaran singkapan berdasarkan data besaran strike
dan dip.
Untuk mengambarkan stratigrafi batuan pada daerah cisolok serta mengetahi
sifat yang dikontrol oleh struktur geologi.
Untuk merekonstruksi gaya – gaya geologi yang bekerja pada bidang lemah
suatu bidang batuan pada daerah yang di petakan.
1.3 Lokasi Kegiatan
Secara geografis lokasi penelitian berada pada daerah Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, dimana batas daerah yang akan dipetakan adalah
pada koordinat (0695871, 9235312), (0698830,9235312), (0695871, 9233412),
(0698830,9233412).
2
Gambar 1. Lokasi kegiatan pemetaan
1.4 Keadaan lingkungan
1.4.1 Penduduk dan Mata Pencaharian
Kecamatan Cibadak dihuni oleh 24.544 KK. Jumlah keseluruhan penduduk
Kecamatan Cibadak adalah 99.877 Orang dengan jumlah penduduk laki-laki 50.879
orang dan penduduk perempuan 48.998 orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Cibadak adalah 1.064 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan
Cibadak adalah Petani. Dari data monografi Kecamatan Cibadak tercatat 7.405 orang
atau 7,41% penduduk Kecamatan Cibadak bekerja di sektor Pertanian.
3
Gambar 2. Mata pencaharian penduduk Cibadak
1.4.2 Iklim
Kota ini memiliki iklim tropis. Ini adalah banyak curah hujan di Cibadak, bahkan di
bulan terkering. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan Köppen dan
Geiger. Suhu rata-rata di Cibadak adalah 27.3 °C. Curah hujan tahunan rata-rata
adalah 2371 mm.
4
Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Juni. Presipitasi paling besar terlihat pada
Januari, dengan rata-rata 324 mm. Suhu adalah tertinggi rata-rata pada Oktober, di
sekitar 27.8 °C. Suhu terendah dalam setahun terlihat di Januari, saat suhu ini
berkisar 26.7 °C.
Gambar 3. Curah hujan daerah Cibadak 2014
(sumber: id.climate-data.org
Gambar 4.Suhu udara daerah cibadak 2014
(sumber: id.climate-data.org
1.4.3 Topografi
Kecamatan Cibadak berada di dataran Tinggi. Ibukota Kecamatannya berada pada
ketinggian 510 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten adalah 40 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan
Cibadak berupa daerah yang datar sampai berbukit-bukit.
Gunung Walat merupakan sebagian dari pegunungan yang berderet dari timur ke
barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti punggungpunggung bukit yang memanjang dan melandai dari utara ke selatan. Topografi
bervariasi dari landai sampai bergelombang terutama di bagian selatan,
sedangkan ke bagian utara mempunyai topografi yang semakin curam. Hampir
seluruh kawasan berada pada ketinggian 500 m dpl, hanya kurang 10 % dari bagian
selatan yang berada di bawah ketinggian tersebut.
5
Gambar 4. Topografi daerah penelitian
1.4.4 Vegetasi
Pada tahun 1951 kawasan HPGW sudah mulai ditanami agathis (Agathis
loranthifolia). Hutan yang ditanam pada tahun 1951-1952 tersebut saat ini telah
berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar base camp. Selanjutnya
pada periode tahun 1969-1971 dilakukan penanaman pinus, puspa dan kayu afrika,
serta pada periode tahun 1971-1972 dilakukan penanaman agathis. Pada tahun 1973
penanaman telah mencapai 53%. Tahun 1980 seluruh wilayah HPGW telah berhasil
ditanami berbagai jenis tanaman, yaitu damar (Agathis lorantifolia), pinus (Pinus
merkusii, P. insularis, P. oocarpa), puspa (Schima wallichii), kayu afrika (Maesopsis
eminii), mahoni (Swietenia macrophylla), rasamala (Altingia excelsa), sonokeling
(Dalbergia latifolia), gamal (Gliricidae sp), sengon (Paraserianthes falcataria),
meranti (Shorea sp), dan akasia (Acacia mangium).
6
Kondisi saat ini, tegakan hutan di HPGW didominasi tanaman damar (Agathis
loranthifolia), pinus (Pinus merkusii), sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni
(Swietenia macrophylla) dan jenis lainnya seperti kayu afrika (Maesopsis eminii),
rasamala (Altingia excelsa), Dalbergia latifolia, Gliricidae sp, Shorea sp, dan akasia
(Acacia mangium). Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2
jenis rotan dan 13 jenis bambu.
1.4.5 Tataguna Lahan
Keadaan hutan Gunung Walat pada tahun 1950an sebagian besar berupa tanah
kosong yang ditumbuhi semak, alang-alang dan beberapa pohon yang sangat jarang.
Gambaran kondisi awal tutupan lahan kawasan HPGW disajikan pada gambar
berikut.
Pada saat ini, kondisi tataguna lahan yakni vegetasi sekitar 70%, dengan dominasi
tegakan Agathis (Agathis loranthifolia) dan campuran (Pinus merkusii, Pinus ocarpa,
dan Schima wallichii) merupakan hasil tanaman tahun 1951/1952 . Sekitar 30%
lainnya merupakan hasil tanaman yang baru berumur 1-40 tahun, yang terdiri dari
Sonokeling (Dalbergia latifolia), Acacia auriculiformis, Acacia mangium, dan
Rasamala (Altingia excelsa), serta beberapa jenis asli yang dipertahankan. Selain
pepohonan terdapat juga jenis paku-pakuan, epifit dan berbagai jenis perdu dan
rumput. Sedangkan 25% sisanya masih merupakan tanah kosong ± 113,5 Ha
(kegagalan reboisasi, bekas ladang, bekas kebakaran dan perambahan).
Gambar 5. Peta jenis tanah kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat
1.4.6 Infrastruktur
7
Cibadak dikenal dengan sebutan kota mayor. Sekarang Cibadak adalah calon ibukota
Kabupaten Sukabumi Utara yang diusulkan sebagai pemekaran dari Kabupaten
Sukabumi. Cibadak kini telah melaju pesat dibanding kecamatan lainnya di
Kabupaten Sukabumi. Di Cibadak terdapat RSUD Sekarwangi yang merupakan
keunggulan Kecamatan Cibadak. Beberapa instansi juga ada di Cibadak, seperti
Kejaksaan Negeri Cibadak, Pengadilan Negeri Cibadak, dll.
1.5 Waktu
Pelaksanaan kegiatan pemetaan geologi ini berlangsung dalam waktu 12 hari yang
mempunyai rentan waktu pelaksanaan mulai tanggal 09 Februari sampai 20 Februari
2015. Dengan timeline sebagai berikut:
Waktu
8 9
Jenis kegiatan
Ekskursi
Pemetaan Geologi
Pembuatan
1
11 1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
2
3
4
5
6
7
8
9
0
Laporan
Sementara
Kembali ke ITSB
1.6 Pelaksana
Pelaksana kegiatan
: seluruh mahasiswa eksplorasi tambang 2012 Institut
Teknologi dan Sains Bandung sejumlah 15 orang yang dibagi menjadi 5 kelompok
untuk melakukan pemetaan geologi.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NIM
122.12.01
122.12.02
122.12.03
122.12.04
122.12.05
122.12.06
122.12.07
122.12.08
122.12.09
122.12.10
122.12.11
122.12.13
8
Nama
Kevin Handri
Koswara
Jejen Ramdani
Putri Lestari
Yuda Rihal Firdaus
Ulfi Rizki Fitria
Aditya Hendra Wijaya
Rafieq Farazi
Asti Sulastri
Sandi Ali Guntur
Mohamad Fatchul Qori
Reza Noor Ramadhan
13
14
122.12.15
122.12.016
9
Ahmad Hadi Suprapto
Muhamad
Fauzan
Septiana
1.7 Geologi Umum
1.7.1 Stratigrafi
Daerah Penelitian terdiri dari
satuan batuan Formasi Rajamandala, Anggota
Batugamping Formasi Rajamandala, Formasi Walat, serta Batuan Gunung Api
Gunung Pangrango dengan keterangan masing-masing sebagai berikut:
a. Formasi Rajamandala (Tomr): terdiri atas Napal tufan, lempung napalan,
batupasir dan lensa-lensa batugamping mengandung fosil yang memberikan
kisaran umur oligosen akhir sampai miosen awal dan menindih secara tak
selaras Formasi Batuasih, tebal formasi ini sekitar 1100m (Musper,1939)
b. Anggota Batugamping Formasi Rajamandala (Toml) : terdiri atas
Batugamping
terumbu
koral
dengan
sejumlah
fosil
dan
biasanya
terdolmitkan. Tersingkap baik di Pasir Kutamaneuh, Pasir Aseupean di
selatan Sukabumidan Liunggunung di selatan Cibadak.
c. Formasi Walat (Tow) : terdiri atas batupasir kuarsa yang berlapis silang,
konglomerat kerakal kuarsa, batulempung karbonan, lignit, dan
lapisan-
lapissan tipis batubara, ke atas ukuran butir bertambah kasar,tersingkap di
Gunung walat (dekat Cibadak) dan di daerah sekitarnya. Umur satuan ini
diduga Oligosen awal dan merupakan satuan tertua yang dijumpai di daerah
Lembar Tebalnya diperkirakan 1000-1373 m (Musper, 1939)
d. Batuan Gunung Api GunungPangrango (Qvpo) : terdiri atas endapan lebih
tua, lahar, dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit,
olivine, piroksen, dan horenblend.
10
Umur
Kuarte
Holosen
r
Tersier
Oligosen
Akhir
Oligosen
Qvpo
Batuan Gunung Api Gunung Pangrango
Tomr
Formasi
Rajamandal
a
Tow
Formasi Walat
Awal
Toml
Anggota Batugamping
Formasi Rajamandala
Gambar 6. Korelasi Stratigrafi Satuan Batuan di Daerah Sukabumi (dokumen
pribadi)
1.7.2 Geologi Lokal
Menurut Effendi et.al (1998) dalam Praptisih et.al 2009 secara stratigrafis, batuan
tertua di daerah Sukabumi adalah Formasi Walat tersingkap di Gunung Walat dan
sekitarnya. Umur batuan ini diduga Oligosen Awal. Diatasnya secara selaras
diendapkan Formasi Batuasih yang terutama terdiri atas batu lempung napalan hijau
dengan konkresi pirit.. Selanjutnya, diendapkan Formasi Rajamandala yang disusun
oleh napal tufan, lempung napalan, batupasir, dan lensa-lensa batu gamping, kisaran
umur Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi ini menindih secara tak selaras
Formasi Batuasih dengan tebal sekitar 1.100 m. Anggota Batugamping Formasi
Rajamandala yang terdiri atas batu gamping terumbu koral dengan sejumlah fosil
Lithothamnium, Lepidocyclina sumatrensis, dan Lepidocyclina (Eulepidina)
ephippiodes, biasanya terdolomitkan. Selanjutnya, ke arah atas terdapat batuan
Gunung Api Tua yang terdiri atas: (1) Batuan Gunung Api Pangrango, endapan lebih
tua, lahar, dan lava serta basal andesit, dan (2) Breksi Gunung Api, breksi bersusunan
andesit – basal, setempat aglomerat, lapuk.
11
1.7.3 Struktur Geologi
Formasi Walat disamping telah terlipat juga sudah mengalami proses pensesaran.
Indikasi pensesaran berupa cermin sesar ditemukan disejumlah lokasi, yang hasilnya
menunjukan adanya pengaruh sesar naik dan sesar mendatar. Jalur sesar naik
utamanya berkembang di bagian utara dengan arah barat-timur. Jalur sesar naik ini,
disamping menyingkapkan batuan berumur Paleogen
juga menghasilkan perbedaan topografi yang kontras, yaitu antara perbukitan
sedimen Formasi Walat dengan morfologi pedataran vulkanik yang berada dibagian
utaranya. Dari hasil penelitian lapangan dan interpretasi kelurusan struktur, diketahui
ada sejumlah jalur sesar naik lainnya yang memotong tubuh batuan sedimen Tersier.
Gambar 7. Peta geologi Gunung Walat dan wilayah sekitarnya
Gambar 8. Penampang Struktur Geologi
12
BAB II
KEGIATAN PEMETAAN
2.1. Kegiatan Sebelum Ke Lapangan
Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian dan pengambilan data di
lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk mengetahui gambaran
umum tentang data geologi pada daerah penelitian.
Studi Literatur dilakukan pada peta rupa bumi Lembar 1209-121 Cibadak skala
1:25.000 dan pada Peta Geologi Lembar Bogor Jawa Skala 1:10.000.
Gambar 9. Peta Rupa Bumi Lembar 1209-121
Gambar 10. Peta Geologi Lembar Bogor
Cibadak skala 1:25.000
Jawa Skala 1:10.000
13
2.2. Pemetaan Geologi
2.2.1. Peralatan yang digunakan
Berikut adalah peralatan yang digunakan saat Pemetaan geologi dan pengolahan
data. Berikut adalah alat-alat yang digunakan untuk Pemetaan geologi:
a. Kompas Geologi
i. GPS
b. Alat Ukur (meteran)
j. Backpack
c. Penggaris
k. Lup
d. Alat Tulis Lengkap
l. Kamera
e. Peta Dasar
m. Papan clipboard
f. Buku Lapangan
n. Kantong Sampel
g. Larutan HCl
o. dll
h. Palu Geologi
Sedangkan untuk pengolahan data digunakan beberapa software sebagai berikut:
-AutoCad 2002
-Map Source
- Microsoft (Word dan Excel)
14
2.2.2. Lintasan Pengamatan
Lintasan geologi merupakan rangkaian pengamatan yang didapatkan dengan cara
melintasi suatu wilayah dan hasil disajikan kedalam peta lintasan geologi seperti
pada gambar berikut:
Gambar 11. Peta Lintasan Pemetaan Geologi Cibadak Sukabumi (kelompok 2)
Keterangan:
: Lintasan hari ke-1
: Lintasan hari ke-2
: Lintasan hari ke-3
: Lintasan hari ke-4
: Lintasan hari ke-5
: Lintasan hari ke-6
15
BAB III
HASIL PEMETAAN
3.1. Singkapan Batuan
Berdasarkan kegiatan pemetaan yang telah dilakukan selama enam hari,ada
singkapan yang ditemukan. Yang ditunjukkan oleh tabel berikut:
N
o
1
Tanggal
12-02 -2015
Singkapa
n
Koordinat
x
y
Strike
Dip
U-0101
697549
9234979
N276E
25
697881
9235035
N270E
33
697988
9235231
-
-
697645
9234568
N335E
31
697731
698141
698357
9235259
9235268
9235245
N305E
-
23
-
Pemerian singkapan
8
U-0204
698482
9235224
N40E
32
9
10
11
U-0205
U-0206
698951
698553
9235068
9234619
N220E
5
U-0207
697984
9234760
-
-
U-0301
U-0302
0696467
0696116
9234337
9234368
N132E
12
Batu
pasir
konglomeratan
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping masif
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping kristalin
Batu gamping kristalin
Batu gamping kristalin
Batu pasir dan lempung
batubaraan
Batu gamping kristalin
Batu pasir lempungan
Batu
pasir
konglomeratan
Batu gamping kristalin
Batu pasir lempungan
14
U-0303
0696285
9234595
N230E
18
Batu pasir lempungan
15
U-0304
0696589
9235147
-
-
Breksi andesitan
U-0305
0697036
N28E
15
U-0401
0696573
N80E
7
U-0402
U-0403
0697068
0697419
N320E
N230E
22
30
U-0404
0696930
-
-
U-0501
U-0502
0697570
0697804
N70E
N350E
33
13
2
U-0102
U-0103
3
4
5
6
7
12
13
13-02 -2015
14-02 -2015
16
17
15-02 -2015
18
19
20
21
22
16-02 -2015
U-0104
U-0201
U-0202
U-0203
9234759
9233836
9233433
9233986
9234282
9234353
9234258
16
Batu pasir lempung
batubaraan
Batu gamping kristalin
sisipan lempung
Batu pasir lempungan
Batu gamping kristalin
Batu gamping
kristalin
Batu lempung
Batu lempung
masif
23
24
U-0503
U-0505
25
U-0507
26
27
28
29
30
31
32
33
17-02 -2015
U-0508
(batas
kontak)
U-0601
U-0602
(batas
kontak)
U-0603
U-0604
U-0605
0697992
0698028
9234058
N100E
30
Batu gamping
9233801
N100E
31
Batu gamping
0697733
9234183
N110E
23
Batu gamping
N315E
35
Batu gamping
N230E
13
Batu gamping
N75E
20
Batu pasir lempungan
N60E
32
Batu pasir sisipan lanau
9233892
N110E
25
Batu
pasir
lempung
9233602
N110E
30
Batu pasir
0697984
0698455
0698496
0698667
0698819
0698516
9234293
9234144
9234102
9234071
U-0606
0698442
9233628
N135E
27
U-0607
0698396
9233888
N100E
18
Batu
pasir
lempung
Batu pasir
sisipan
sisipan
3.2 Satuan Batuan
3.3.1 Satuan Batuan Pasir
Satuan batuan pasir memiliki ciri litologi umum berwarna cokelat abu-abu,ukuran
butir halus, porositas baik, berlapis,dan lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 50%
mengisi daerah penelitian. Penyebarannya mulai dari Desa Tejojaya, Cibatu,
Ciangsana, dan sebagian dari bagian daerah Babakansari.
3.3.2 Satuan Batuan Gamping
Satuan Batuan Gamping memiliki ciri litologi umum berwarna abu-abu keputihan,
kekerasan masif,ukuran butir halus, porositas buruk, adanya campuran kalsit,dan
sedikit lapuk. Satuan batuan ini tersingkap 45% mengisi daerah penelitian.
Penyebarannya mulai dari Gunung Karang dan sebelah selatan daerah Pangkalan.
3.3.3 satuan Batuan lempung
satuan Batuan lempung memiliki ciri litologi umum berwarna kecokelatan, lapuk,
ukuran butir sangat halus,porositas baik dan berlapis. Satuan batuan ini tersingkap