Operator PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Operator

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
No .... /BP-PKWT/ …………. / …. / 2008
Pada hari ini “Selasa tanggal dua puluh dua, bulan Juli tahun dua ribu delapan (22/07/2008)”, perjanjian kerja
waktu tertentu yang Pertama / Kedua ini dibuat antara :
I.

Nama
Jabatan

: “…………………. “
: Koordinator Site

Bertindak untuk dan atas nama PT BLASOSEM PUTRA, selanjutnya disebut PERUSAHAAN,
dan sebagai PIHAK PERTAMA dengan;
II.

Nama

: “…………………………”


Tempat/Tgl Lahir

: “………………………….”

Alamat

: “……………………………………………………………………”
: …………………………………………………………………….

Status Penerimaan

: ………………………………….

Bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya disebut KARYAWAN, dan sebagai PIHAK
KEDUA.
Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1.

Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA

bersedia memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebagai Welder pada PT. MUD KING
TIMUR JAUH RAYA (Sebagai Mitra Perusahaan)

2.

PIHAK KEDUA bersedia menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA seperti tersebut diatas dan
bersedia melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

3.

PIHAK KEDUA dengan ini mengikatkan diri selama hubungan kerja dalam Perjanjian ini berlangsung,
tidak akan mempunyai hubungan kerja dengan PIHAK PERTAMA LAIN di luar aktivitas PIHAK
PERTAMA baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila PIHAK KEDUA mempunyai
hubungan kerja dengan PIHAK PERTAMA LAIN, selain PT BLASOSEM PUTRA, maka PIHAK
KEDUA menyatakan siap mengundurkan diri dari PT BLASOSEM PUTRA.
PASAL 1
Tugas dan Penempatan

1.


Bila dipandang perlu, PIHAK PERTAMA dapat memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA pekerjaan
lain yang sesuai dengan kemampuannya.

2.

PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan/dimutasikan dari bagian satu ke bagian lain, jabatan satu ke
jabatan lain yang dipandang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Dan/atau ditempatkan di Site lain yang
masih merupakan wilayah kerja PT BLASOSEM PUTRA

3.

Dengan status penerimaan lokal Kontrak Proyek (Pasal 1 Ayat 2) tersebut, karyawan tidak mendapat
fasilitas mess, makan pagi maupun malam. Bagi karyawan status penerimaan Non Lokal yang tinggal di
luar mess, tidak mendapatkan penggantian uang makan, uang mess maupun bentuk penggantian lainnya.

Page 1 of 7

PASAL 2
Jangka Waktu
1.

2.
3.

Perjanjian Kerja waktu tertentu ini berlaku mulai berlaku tanggal 22/7/2008 s/d 21/10/2008
Setelah masa berlaku perjanjian ini berakhir, maka dengan sendirinya hubungan kerja antara PIHAK
KESATU dengan PIHAK KEDUA berakhir, kecuali bila ada pembaharuan perjanjian.
Jangka waktu perjanjian ini dapat putus sebelum berakhirnya masa perjanjian bila :
a) Berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.
b) Atas kehendak KARYAWAN dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan minimal 1
(satu) bulan sebelum tanggal pemutusan perjanjian.
c) Atas kehendak Perusahaan dengan memberitahukan tertulis kepada KARYAWAN sesuai dengan
peraturan Perusahaan.
d) Atas kehendak Perusahaan tanpa pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada KARYAWAN dalam
hal KARYAWAN melakukan hal-hal seperti tercantum dalam Pasal 8 Ayat 8 perjanjian ini.
e) Perjanjian Pengelolaan Tenaga Kerja antara Perusahaan dengan Mitra Perusahaannya
berakhir/putus.
PASAL 3
Gaji Pokok, Lembur dan Tunjangan Hari Raya

1.


Perusahaan akan membayar upah secara bulanan (gross) kepada KARYAWAN dengan perincian
sebagai berikut :
Gaji Pokok
: Rp. 1.458.906
Upah Lembur
: (Sesuai dengan Peraturan Pemerintah)
Uang Lapangan
: Rp. “…………….” Per hari hadir
Uang Pemicu Produksi
: (Sesuai dengan Peraturan Perusahaan/Keputusan Managemen)

2.

KARYAWAN yang melakukan kerja lembur, upah lemburnya adalah sebagai berikut :
a. Sesuai Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 72/Men/84 tanggal 31 Maret 1984.
b. Tarip Upah Lembur (TUL) perjam adalah 1/173 x Gaji Pokok.
c. Cara perhitungan : terlampir

3.


Tunjangan Hari Raya akan diberikan sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu :
a. Bagi karyawan yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan atau lebih tetapi kurang dari 1 tahun akan
mendapatkan uang Tunjangan Hari Raya secara proporsional (masa kerja dibagi 12 x Gaji Pokok)
b. Bagi karyawan yang telah mempunyai masa kerja satu tahun atau lebih akan mendapatkan Tunjangan
Hari Raya sebesar 1 x Gaji Pokok.
c. Perhitungan dan pemberian Tunjangan Hari Raya, dengan berpatokan hari Raya Idul Fitri

4.

Perusahaan tidak akan memberikan hak lainnya selain point 1,2,3 pasal 3 (tiga) dalam perjanjian ini.
PASAL 4
Pajak

Seluruh penghasilan gross tersebut dalam pasal 3 (tiga) yang diterima oleh KARYAWAN akan dipotong
pajak oleh Perusahaan berdasarkan ketentuan UU Perpajakan yang ditetapkan oleh Pemerintah, tentang Pajak
Penghasilan.
PASAL 5
Hari dan Waktu Kerja
a. Waktu kerja Pihak Kedua ditetapkan sebagai berikut :


Page 2 of 7

Mengacu pada jam proyek
b. Apabila Tenaga Kerja bekerja lebih dari waktu kerja sebagaimana yang diatur pada point (a) di atas, atas
permintaan Mitra Perusahaan, maka jam kerja tersebut dihitung jam kerja lembur atau,
c. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah yaitu selama 1 (satu) minggu maksimum 40 jam atau selama 1 (satu)
bulan maksimum 160 jam. Selebihnya akan diperhitungkan sebagai jam kerja lembur.
PASAL 6
Asuransi Tenaga Kerja dan Kematian
1.

Perusahaan mendaftarkan KARYAWAN menjadi anggota Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek),
yang meliputi :
a) Jaminan Kecelakaan Kerja
( JKK )
b) Jaminan Kematian
( JKM )
c) Jaminan Hari Tua
( JHT )


2.

Ketentuan mengenai iuran dan hal-hal yang mengenai pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ini
diatur sesuai Undang-Undang No. 03 tahun 1992.

3.

KARYAWAN dan tanggungannya mendapatkan dari Perusahaan jaminan kesehatan sesuai tanggal
bergabung melalui PT ASKES (Asuransi Kesehatan).
Yang dimaksud dengan tanggungan adalah istri sah karyawan dan 2 (dua) anak pertama.
Persyaratan jaminan bagi anak adalah :
 Belum berusia 18 tahun atau belum menikah dan tidak berkerja.
 Umur yang berlaku dapat diperpanjang sampai dengan 23 tahun apabila ada bukti bahwa anak tersebut
masih dalam pendidikan tingkat ketiga. Syaratnya adalah harus menyerahkan bukti mengenai status
pendidikan ini pada bagian Human Resources.

4.

Perusahaan tidak bertanggung jawab atas biaya selamatan atau upacara adat dan pemulangan jenazah ke

tempat kelahiran/asal karyawan apabila karyawan meninggal baik akibat kecelakaan kerja maupun bukan
kecelakaan kerja, kecuali standar PT Jamsostek.
PASAL 7
Peraturan Tata Tertib

1.

KARYAWAN wajib memberitahukan data pribadi kepada Perusahaan, bila ada perubahan data pribadi
yang menyangkut :
a) Alamat tempat tinggal.
b) Keadaan keluarga seperti perkawinan, kelahiran, kematian dan lain-lain.
c) Anggota keluarga yang terdekat.
d) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

2.

KARYAWAN wajib mentaati Peraturan Kerja di dalam Perusahaan dan Mitra Perusahaan.

3.


KARYAWAN wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perusahaan dengan
sebaik – baiknya.

4.

KARYAWAN wajib tunduk dan taat terhadap Peraturan Perusahaan yang berlaku, khususnya dalam
kedisiplinan kerja, ketelitian kerja, tanggung jawab, loyalitas, dan kehadiran untuk bekerja.

Page 3 of 7

5.

KARYAWAN wajib mentaati keselamatan kerja yang ditentukan, serta mencegah dan tidak melakukan
tindakan-tindakan yang dapat membahayakan diri sendirinya maupun keselamatan karyawan lainnya.

6.

KARYAWAN wajib mentaati peraturan kesehatan dan kebersihan dalam Mitra Perusahaan.

7.


KARYAWAN wajib mentaati peraturan keamanan dalam Mitra Perusahaan, serta mencegah dan tidak
melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, pencurian, kehilangan atau
perusakan dan perkelahian.

8.

Apabila KARYAWAN tidak dapat menjalankan tugas dikarenakan :
a. Sakit, diwajibkan untuk memberitahukan kepada atasan langsung, disertai bukti tertulis yang dapat
diterima oleh Peraturan Perusahaan PIHAK PERTAMA.
b. Mangkir atau tidak hadir tanpa berita adalah Mangkir, dan dapat dikenai sanksi sesuai Peraturan
Perusahaan PIHAK PERTAMA

9.

Apabila kewajiban KARYAWAN tidak dijalankan sesuai dengan Peraturan Perusahaan, maka dapat
diberikan sanksi oleh PIHAK PERTAMA.

10. Tanpa mengurangi maksud dan arti pasal 2 (dua) perjanjian ini, apabila dalam masa kontrak tersebut
diatas, KARYAWAN menurut PIHAK PERTAMA tidak melakukan tugas dan fungsinya dengan baik,
melanggar disiplin perusahaan atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaan, PIHAK
PERTAMA dapat memberhentikan PIHAK KEDUA tanpa syarat, walaupun sudah lebih dari masa kerja
3 (tiga) bulan.
PASAL 8
SANKSI-SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
1.

Dalam rangka menegakkan aturan kerja dan menjaga hubungan kerja yang sehat, Perusahaan
memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh KARYAWAN atas peraturan atau tata
tertib yang berlaku di dalam Perusahaan dan Mitra Perusahaan.

2.

Sanksi yang akan diberikan adalah dalam bentuk :
a) Peringatan lisan
b) Peringatan tertulis I, II dan III.
c) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

3. Sanksi peringatan lisan dilakukan oleh atasan KARYAWAN untuk pelanggaran yang bersifat umum.
4. Kesalahan atau Pelanggaran yang dapat diberikan Surat Peringatan I; apabila karyawan:
a. Mangkir atau tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari kerja berturut-turut atau 3 (tiga) hari kerja
tidak berturut-turut dalam satu bulan kalender berjalan.
b. Selama jam kerja meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atau alasan yang dapat diterima sebanyak
3 (tiga) kali dalam satu bulan kalender berjalan, meskipun telah diberikan teguran oleh atasan
langsungnya.
c. Tetap tidak menunjukkan kesungguhan bekerja walaupun sudah diberikan teguran oleh atasan
langsungnya.
d. Tidur di waktu jam kerja.
e. Tanpa alasan yang dapat diterima, tidak menggunakan pakaian kerja yang sudah diberikan oleh
perusahaan pada waktu melakukan karyawanan.
f. Mencacahkan kartu pencatat waktu karyawan lain atau menyuruh mencacahkan kartu absensinya
kepada orang lain.
g. Terlambat datang dari waktu kerja yang telah ditentukan tanpa ijin atau alasan yang dapat
diterima meskipun telah ditegur oleh atasannya.

Page 4 of 7

h. Pulang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan tanpa ijin atau alasan yang dapat diterima
sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu bulan kalender berjalan.
i. Tidak memakai perlengkapan keselamatan kesehatan dan perlindungan kerja yang telah
ditentukan untuk karyawanannya pada waktu melakukan karyawanan.
j. Merokok pada tempat-tempat yang diberi tanda “Dilarang Merokok”.
k. Melakukan kegiatan jual beli di dalam lingkungan perusahaan, kecuali melalui koperasi seperti
mendirikan warung rokok, warung makanan dll.
l. Mengalihkan pekerjaan kepada orang lain yang seharusnya dilakukan sendiri atau melakukan
pekerjaan yang bukan tugasnya tanpa ijin atau perintah atasannya.
m. Menentang penugasan yang wajar tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasan langsungnya.
n. Tidak melaporkan kepada atasannya atau tidak mengambil tindakan pencegahan atas perbuatan
atau tindakan sesama karyawan atau orang lain yang diketahuinya di dalam perusahaan seperti :
melanggar disiplin, pencurian dan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya dan kerugian bagi
sesama karyawan atau perusahaan.
o. Keluar masuk ruangan atau gedung dalam lingkungan perusahaan melalui jalan atau pintu yang
tidak semestinya atau digunakan secara tidak wajar.
p. Mencoret-coret lingkungan atau gedung di dalam lingkungan perusahaan.
q. Tanpa alasan yang dapat diterima menolak untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan yang di
wajibkan perusahaan.
r. Mengendarai mobil melebihi kecepatan yang sudah ditentukan.
s. Merintangi Pejabat yang berwenang dalam menjalankan tugas memelihara keamanan dan
ketertiban di lingkungan Perusahaan.
t. Mencoret-coret, merobek atau mengambil surat pengumuman atau pemberitahuan yang ditempel
pada papan pengumuman.
u. Bukan menjadi tugasnya memindahkan alat pemadam kebakaran dari tempatnya atau
mempergunakannya bukan untuk tujuan yang semestinya.
v. Mengisi bahan bakar secara ceroboh yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain
atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
w. Memperlambat pekerjaan walaupun sudah diberikan peringatan lisan oleh atasan langsungnya.
x. Melakukan perbuatan lainnya yang berbobot sama atau atau dianggap berbobot sama dengan
pelanggaran / kesalahan pada ketentuan Pasal 8 Ayat 4 tersebut di atas.
5.

Kesalahan atau pelanggaran yang dapat diberikan Surat Peringatan II; apabila karyawan:
Karyawan yang telah mendapatkan Surat Peringatan I (Pertama) dan masih berlaku tetapi masih
melakukan kesalahan atau pelanggaran, walaupun sifat kesalahannya sama atau pelanggarannya tidak
sama.

6. Kesalahan atau pelanggaran yang dapat diberikan Surat Peringatan III (Ketiga/Terakhir) atau Surat
Peringatan Pertama dan Terakhir atau Surat Peringatan Kedua dan Terakhir:
a. Menyebarkan berita-berita yang tidak benar di dalam lingkungan Perusahaan, sehingga
menimbulkan keresahan di antara sesama karyawan dan mengakibatkan pekerjaan terganggu.
b. Melakukan pelanggaran yang setara dengan pelanggaran yang diatur dalam Surat Peringatan I
atau II periode Surat Peringatan II masih berlaku.
c. Mangkir selama 4 (empat) hari kerja berturut-turut atau 5 (lima) hari kerja tidak berturut-turut
dalam satu bulan kalender berjalan.
d. Masih tetap tidak cakap dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya walaupun telah
dicoba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
e. Melepaskan atau memindahkan tanda bahaya tanpa ijin.
f. Mengubah dari kondisi standart atau mengoperasikan peralatan yang bukan menjadi tugasnya
tanpa ijin atau perintah atasan langsungnya.
g. Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga menimbulkan kecelakaan bagi
orang lain atau kerugian bagi Perusahaan.

Page 5 of 7

h. Mengadakan rapat, pidato, propaganda / menempelkan selebaran yang mengganggu ketertiban
dan keamanan di lingkungan Perusahaan.
i. Mengoperasikan mesin, peralatan, alat-alat berat atau menggunakan bahan bakar secara ceroboh
yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain atau menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan.
j. Mengendarai kendaraan, truck, forklif, alat-alat berat lainnya serta kendaraan angkutan lainnya
yang bukan menjadi tugasnya tanpa ijin atasannya.
k. Melakukan kembali kesalahan dan atau pelanggaran setelah mendapat SP II yang masih berlaku.
l. Melakukan perbuatan lainnya yang berbobot sama atau dianggap berbobot sama dengan
pelanggaran / kesalahan pada ketentuan pasal 8 ayat 6 tersebut di atas.
m. Mengganti barang-barang milik perusahaan atau milik perusahaan mitra yang karena
kecerobohannya atau kesengajaannya menyebabkan barang-barang tersebut rusak atau hilang.
7.

Skorsing (pemberhentian sementara) dapat diberikan kepada karyawan dalam hal sebagai berikut:
Skorsing yang bersifat mendidik diberikan selama 1 bulan.

8.

Kesalahan atau pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja, apabila karyawan;
a. Setelah 3 kali berturut-turut menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak.
b. Melakukan pelanggaran yang setara dengan pelanggaran yang diatur dalam Surat Peringatan II
atau III pada periode Surat Peringatan III masih berlaku.
c. Dengan sengaja melakukan atau menerobos system security acces (hacker) yang bukan menjadi
wewenangnya.
d. Menolak untuk menjalani mutasi tanpa alasan yang dapat diterima oleh atasannya langsung.
e. Mengoperasikan mobil, sarana dan alat berat tanpa SIM site.
f. Mengoperasikan atau memindahkan alat pengaman tanpa ijin.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan.
h. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan diri atau teman sekerjanya
dalam keadaan bahaya.
i. Masih tetap tidak cakap dalam melakukan karyawanan yang ditugaskan kepadanya walaupun
telah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis karyawanan yang sesuai dengan kemampuannya.
j. Mengendarai mobil tanpa SIM dan/atau SIMPER.
k. Memukul/melukai atau mencoba melukai orang lain di waktu kerja atau dalam lingkungan kerja
Perusahaan karena sesuatu sebab, termasuk memukul/melukai atau mencoba melukai orang lain
di tempat manapun dan pada waktu apapun dalam suatu perselisihan yang berhubungan dengan
karyawanan pada perusahaan kecuali dalam hal membela diri.
l. Berkelahi di lingkungan perusahaan.
m. Dengan sengaja melanggar norma – norma keselamatan dan kesehatan kerja.
n. Dengan sengaja tanpa alasan yang dapat diterima atau tanpa ijin atasan langsungnya
memindahkan atau menyimpan barang milik Perusahaan di suatu tempat yang tidak semestinya
sebagai usaha pencurian atau membantu pencurian.
o. Dengan sengaja atau kealpaannya mengakibatkan kerusakan berat barang-barang milik
perusahaan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
p. Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak
dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
q. Mabuk, minum – minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius atau
menyalahgunakan obat – obatan terlarang atau obat – obatan perangsang lainnya di lingkungan
perusahaan maupun diluar perusahaan.
r. Membawa senjata api atau senjata tajam dan bahan berbahaya lainnya ke dalam lingkungan
perusahaan tanpa ijin pejabat yang berwenang dan perusahaan.
s. Melakukan perbuatan asusila ditempat kerja, lingkungan perusahaan maupun di luar perusahaan
sehingga mencemarkan nama perusahaan.
t. Melakukan Perjudian dalam bentuk apapun di dalam lingkungan perusahaan.

Page 6 of 7

u. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan
dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang berlaku.
v. Melakukan tindak kejahatan misalnya menipu, menyerang, atau mengintimidasi pengusaha dan
keluarga pengusaha atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalam
lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan.
w. Beristri lebih dari seorang tanpa ijin dari istri yang sah dan pengadilan di tempat tinggalnya (UU
No. 1 tahun 1974).
x. Melakukan atau terlibat dalam dalam penipuan, pencurian dan penggelapan barang atau uang
milik perusahaan atau milik teman sekerja atau milik pihak ketiga (misal customer atau supplier).
y. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan atau
kepentingan negara.
z. Menganiaya, mengancam secara fisik atau mental, menghina secara kasar pengusaha, keluarga
pengusaha, teman sekerja atau keluarga teman sekerja.
aa. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pengusaha
atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan.
bb. Menyalahgunakan kedudukannya di dalam perusahaan baik langsung maupun tidak untuk
memperoleh keuntungan pribadi maupun memperkaya diri sendiri.
cc. Bekerja pada perusahaan lain atau mempunyai usaha lain yang dapat mengganggu pelaksanaan
tugasnya atau menjadi eksekutif suatu organisasi tanpa ijin perusahaan, sehingga dapat
menimbulkan “conflict of interest”.
dd. Melakukan perbuatan lainnya yang berbobot sama atau dianggap berbobot sama dengan
pelanggaran/kesalahan pada ketentuan Pasal 8 Ayat 8 tersebut di atas.
ee. Telah mendapat Surat Peringatan III (Terakhir) atau Surat Peringatan Pertama dan Terakhir atau
Surat Peringatan Kedua dan Terakhir dan masih berlaku tetapi masih melakukan pelanggaran /
kesalahan lagi, walaupun sifat kesalahannya sama atau pelanggarannya tidak sama.
ff. Melakukan pelanggaran System Standard Safety Perusahaan
gg. Hubungan kerja antara PT BLASOSEM PUTRA dan PT. ………. berakhir.
hh. Kesepakatan ini sewaktu – waktu dapat dibatalkan/diakhiri tanpa harus menunggu akhir Periode
Kontrak dan pemberitahuan terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA dalam hal PIHAK
KEDUA melakukan pelanggaran berat dan dalam hal menurut pertimbangan PIHAK
PERTAMA persyaratan kualifikasi yang dikemukakan oleh PIHAK KEDUA ternyata kurang
memadai dan tidak sesuai dengan kualifikasi keterampilan yang dinyatakan oleh PIHAK
PERTAMA bagi tugas-tugas Karyawanan, dan PIHAK KEDUA TIDAK berhak atas pesangon,
uang masa kerja maupun ganti kerugian berupa apapun dari PIHAK PERTAMA
PASAL 9
Keluh Kesah Karyawan
1.

Apabila terjadi keluh kesah karyawan dan masalah – masalah yang timbul akibat hubungan kerja antara
Karyawan dengan Perusahaan maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan jalan
musyawarah untuk mencapai sepakat.

2.

Apabila dalam musyawarah kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan, maka kedua belah pihak
setuju untuk diselesaikan melalui Kantor Disnakertrans Wilayah Propinsi Jakarta timur, baik Pihak
Pertama maupun Pihak Kedua tidak akan menggunakan jasa pihak ketiga selain Kantor Disnakertrans
wilayah propinsi tersebut (Pasal 9 Ayat 2 ini).
PASAL 10
Ketentuan Tambahan

Hal-hal yang sudah diatur namun belum mencukupi atau belum diatur dalam perjanjian ini akan ditetapkan
tersendiri berdasarkan Ketentuan.

Page 7 of 7

Demikian perjanjian ini dibuat oleh kedua belah pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Ditandatangani di Jakarta
Tanggal : 22 Juli 2008

Pihak Kedua
KARYAWAN

Pihak Pertama
PT BLASOSEM PUTRA

(“ ......................... ”)

(“. ……………….“)

Page 8 of 7