PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MAZMUR 57

1

I.

PENDAHULUAN

Orang percaya adalah orang yang meyakini akan keberadaan Tuhan.

Tetapi dalam

menjalani kehidupan, banyak orang percaya yang memisahkan antara keyakinannya kepada
Tuhan (teoritis) dan kehidupan nyata yang dijalani sehari-hari (praktis).
kelompok “orang percaya” ini yakin akan keberadaan Tuhan.

Secara iman,

Tetapi terkadang ketika

menghadapi pergumulan yang berat, mereka (meskipun percaya kepada Tuhan) menjalani
kehidupannya secara independen tanpa pimpinan Tuhan.1 Jadi pada saat yang bersamaan
percaya kepada Tuhan sekaligus menjadi seorang atheis praktis.

Setiap manusia tidak pernah terlepas dari pergumulan dan masalah. Begitu juga hal ini
dialami oleh Daud. Dalam karya tulis ini, Penulis akan membahas mengenai salah satu
mazmur keluhan yaitu mazmur 57. Mazmur ini menceritakan tentang Daud yang sedang
mengalami pergumulan dan ancaman yang menakutkan. Melalui ini, pembaca akan melihat
bagaimana sikap dan tindakan Daud di dalam menghadapi pergumulan.
Makalah ini dirangkai dengan memaparkan terlebih dahulu pendapat para ahli mengenai
mazmur 57, kemudian penyelidikan mazmur berdasarkan teks, stylistik, genre, penafsiran,
aplikasi, dan kerangka khotbah. Dan makalah ini akan ditutup dengan kesimpulan yang
diberikan oleh penulis.

II.

PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MAZMUR 57

Bruegemann dan Bellinger, Jr. menyatakan bahwa mazmur ini berada dalam konteks
pengharapan dan doa permohonan.2

Doa disini berisi permohonan dan keluhan, yang

merupakan karakteristik doa israel kuno. Pemazmur menyatakan harapannya kepada Tuhan

ditengah situasi yang tidak memungkinkan.
http://m.oneplace.com/ministries/christianityworks/read/articles/how-to-be-a-believingchristian-and-a-practicing-atheist-at-the-same-time-12394.html, diakses pada 01 Maret 2016.
2
Walter Brueggemann and W. H. Bellinger, Jr., Psalms, (New York : Cambridge University
Press, 2014), p. 256.
1

2

Melihat strukturnya, Bruegemann menyatakan bahwa doa pemazmur ini terkait dengan
kehidupan nyata dan dalam konteks ibadah. Doa dalam mazmur ini dapat disesuaikan untuk
kehidupan dan juga cocok untuk bermacam-macam setting dalam perjalanan iman.
Sedangkan menurut Tate, mazmur ini hanya sebagian yang cocok dikategorikan dalam
genre keluhan pribadi. Unsur keyakinan yang kuat dalam mazmur ini mengubah sebuah
keluhan menjadi ucapan syukur dan pujian.3 Tate berpendapat bahwa penulisnya bukanlah
Daud, tetapi pemazmur lain yang mengambil refleksi karir awal Daud ketika berada dalam
bahaya.
Keutuhan mazmur ini tidak perlu diragukan (mungkin diragukan karena ayat 8-12 sama
dengan pasal 108:2-6 dan ayat 11 sama dengan pasal 36:6) karena mazmur 57 merupakan
sumber yang diambil oleh mazmur 108. Mazmur ini menggambarkan orang yang sedang

bergumul dengan bahaya yang mengancam
Tate mengungkapkan bahwa Mazmur ini secara teratur digunakan di beberapa gereja
pada saat minggu paskah. Masa paskah adalah masa dimana orang percaya merayakan
sebuah pesan

“Kristus Tuhan bangkit hari ini! Oleh karena itu orang percaya dikuatkan

dengan segala kuasa dari Allah yang maha kuasa dan orang percaya diselamatkan dari
kegelapan.”4
Ahli lain, Gerstenberger menyatakan bahwa mazmur 57 memiliki kemiripan dengan
mazmur 56 dalam genre, ukuran, struktur.5 Ia menyatakan bahwa mazmur keluhan Daud ini
termasuk dalam komunitas religius yang digunakan dalam situasi komunal seperti ibadah
dalam sinagog. Mazmur ini memiliki reffrain yang menjadi penekanan utama.

Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 75.
4
Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 81.
5

Edhard S. Gerstenberger, Psalms, Part 2, and Lamentations, (Grand Rapids: William B.
Eerdmans, 2001), p. 230.
3

3

Kidner mengungkapkan mengenai superskripsi yang merupakan setting ketika Daud lari
dari saul, tetapi Kidner (sama seperti Tate) tidak meyakini bahwa mazmur ini memang ditulis
Daud berdasarkan kisah itu.6 Tujuan dari superskripsi itu adalah untuk memberikan perasaan
yang sama tetapi dengan semangat yang berani dalam menghadapi bahaya. Daud mungkin
berkata bahwa keadaannya hanya satu langkah antara hidup dan mati (1 sam 20:3), tetapi
tetap rendah hati dalam iman kepada Allah (1sam24:1-15).

Reffrain pada ayat 6-12

memperjelas dan menyatukan mazmur ini.

III.

PENYELIDIKAN MAZMUR

A. TEKS, DIAGRAM, DAN STRUKTUR TEKS
Teks
Teks ini diambil dari mazmur 57. Dalam superskripsi dikatakan setting teks
ini ketika Daud dikejar oleh Saul dan pasukannya. Ada dua rujukan kitab suci
mengenai teks ini yaitu ketika peristiwa di Adulam (1 samuel 22) dan ketika di En
Gedi (1 samuel 24).
Ada tiga kubu penafsir yaitu yang pertama menyetujui bahwa mazmur ini
ditulis oleh Daud ketika menghadapi peristiwa tersebut. Yang kedua menyetujui
bahwa mazmur ini ditulis oleh pemazmur lain untuk keperluan ibadah di sinagog,
merujuk pada peristiwa Daud. Dan yang ketiga mempunyai pandangan bahwa
Daud yang menulis keluhan ini tetapi ada modifikasi untuk keperluan ibadah.
Miktam disini adalah judul yang tidak terlalu jelas. Tetapi mazmur keluhan
ini fokus pada ketidak amanan bukan pada dosa.

Struktur
Derek Kidner, Tyndale Old Testament Commentaries : Psalms 1-72, (London : Intervarsity
Press, 2009), p.
6

4


Terrien memaparkan bahwa mazmur 57 memiliki strukur yang simetris
dengan dua bait (2-6 dan 7-12) dengan reffrain. Setiap baitnya terdiri dari dua sub
bait dan sebuah tema yang berganti dengan halus.7
 superscription
 permohonan dan keluhan (2-6)
 Reffrain
 Pertemuan antara ratapan dan pujian (7-12)
 Reffrain
Sedangkan Gestenberger memaparkan struktur mazmur 57 sebagai berikut.8
 Superscription (1)
 Permohonan awal dan penegasan akan kepercayaan kepada Tuhan (2)
 Permohonan (3-4)
 Keluhan (5)
 Reffrain (dalam bentuk permohonan) (6)
 Keluhan (7)
 Ucapan syukur (8-9)
 Janji pemazmur (10-11)
 Reffrain (dalam bentuk permohonan) (7)
Penulis setuju dengan bentuk/struktur yang disampaikan oleh terrien secara

musikal, tetapi melakukan sedikit perubahan merujuk pada struktur yang
dipaparkan oleh gestenberger.
Samuel Terrien, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, (Grand Rapids:
William B. Eerdmans, 2003), p. 433.
7

Edhard S. Gerstenberger, Psalms, Part 2, and Lamentations, (Grand Rapids: William B.
Eerdmans, 2001), p. 229.
8

5

Struktur mazmur 57 :
(A) permohonan kepada Tuhan (2-4)
(B) keluhan pemazmur (5)
Reff (6, 12)
(B’) keluhan pemazmur (7)
(A’) keyakinan dan ucapan syukur (8-11)
Diagram Mazmur 57
57:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud,

ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua.
(superscription)
Bait I
(A)
57:2

Kasihanilah aku, ya Allah,
kasihanilah aku, (ya, Allah ) elipsis
sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung;
dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sinonim - metafora
sampai berlalu penghancuran itu.

57:3 Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi,
(Aku berseru) kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku. Elipsis sintetik

57:4

Kiranya Ia

mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku,

mencela orang-orang yang menginjak-injak aku. Sela antitetik

6

Kiranya Allah mengirim kasih setia
dan ( Kiranya Allah mengirim) kebenaran-Nya. Elipsis – sinonim

(B)
57:5 Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia,
(Aku terbaring di tengah-tengah singa)yang giginya laksana tombak dan panah,
(Aku terbaring di tengah-tengah singa yang)dan lidahnya laksana pedang tajam.
Sinonim – metafora- elipsis
(reffrain)
57:6 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!
Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! sinonim

Bait II
(B’)
57:7 Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku,
ditundukkannya jiwaku,


- sintetik

mereka menggali lobang di depanku,
tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela

(A’)
57:8

Hatiku siap, ya Allah,
hatiku siap; (ya Allah) Elipsis,
aku mau menyanyi,
aku mau bermazmur. Sinonim

- sintetik

7

57:9


Bangunlah, hai jiwaku,
bangunlah, hai gambus dan kecapi, personifikasi - sinonim
aku mau membangunkan fajar!

57:10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan,
aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sinonim
57:11

sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit,
dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. Sinonim

(reffrain)
57:12 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!
Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! Sinonim

B. GENRE
Mazmur ini masuk dalam genre keluhan pribadi dikarenakan bukti-bukti
mengenai keluhan cukup kuat (ay 2-7).

Menurut Longman, mazmur keluhan

memiliki unsur-unsur sebagai berikut9 :

 doa,
 permohonan minta tolong kepada Tuhan (17:1)
 keluhan-keluhan, (22:7-8)
 pengakuan dosa atau pernyataan tidak bersalah, (26:5)
 kutukan terhadap musuh-musuh, (109:8-9)
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 25.
9

8

 keyakinan pada respon Tuhan, (54:6)
 pujian atau berkat. (26:12)

jarang menemukan ketujuh bagian ini secara lengkap dalam mazmur keluhan.
Mazmur 57 memiliki beberapa poin / unsur dari yang dinyatakan oleh Longman yaitu
permohonan, keluhan, kutukan terhadap musuh, keyakinan pada respon Tuhan dan
pujian serta ucapan syukur.
Gunkel menyatakan bahwa ciri-ciri dari mazmur keluhan adalah ketika pemazmur
sedang berada di bawah tekanan antara hidup dan mati, komplain akan banyaknya
musuh yang ingin menyerangnya, doa memohon kutuk untuk musuhnya, dan juga doa
ucapan syukur atas pertolongan Tuhan.10 Semua unsur ini terdapat dalam mazmur 57.
Latar belakang dari mazmur ini jelas dicatat dalam alkitab merujuk pada peristiwa
pengejaran yang dilakukan oleh Saul dan pasukannya (1 sam 22, 24).
Senada dengan Gunkel, Murphy juga mengkategorikan mazmur ini sebagai
mazmur keluhan pribadi.11

C. STYLISTIK : PARALELISME, ELIPSIS, IMAGERI
Elipsis muncul cukup banyak pada mazmur ini : ayat 2, 3, 4, 5, dan 8. Ini
merupakan gaya bahasa puisi ibrani yang berfungsi untuk menyatukan dua atau lebih
anak kalimat lebih erat, dan juga untuk mengungkapkan sesuatu dengan lebih
ringkas.12
Hermann Gunkel, The Psalms : A form-Critical Introduction, (Philadelphia : Fortress Press,
1967), p. 19.
11
Roland E. Murphy, The Gift of The Psalms, (Massachusetts : Hendrickson Publisher, Inc.,
1993), p. 101.
12
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 127-8.
10

9

Pivot pattern muncul dua kali pada ayat 2 dan ayat 8. Biasanya penggunaan pivot
pattern dalam puisi ibrani merujuk pada sebuah kata (seperti nama Allah) atau
ekspresi yang ditahan antara dua colon yang pendeknya sama dan memodifikasi
keduanya pada saat yang bersamaan.13
Yang paling banyak digunakan dalam mazmur ini adalah paralel Sinonim. Paralel
sinonim dapat ditemukan di ayat 2, 4b, 5, 6, 8, 9, 10, 11, dan 12. Paralelisme jenis ini
merupakan pengulangan pikiran yang sama memakai dua kumpulan kata-kata yang
berbeda tetapi berhubungan erat.14 Contoh ayat 8 “aku mau bernyanyi, aku mau
bermazmur,” ini menekankan satu hal yaitu pemazmur ingin memuji Tuhan.
Paralel Sintetik muncul pada ayat 7. Paralelisme sintetik adalah kalimat dengan
anak kalimat untuk melengkapi anak induk kalimat.15
Sedangkan paralel Antitetik muncul pada ayat 4a. Antitetik adalah mengutarakan
pikiran yang sama dari dua perspektif yang berbeda bahkan sering berlawanan.16
Imageri metafora muncul sebanyak dua kali pada ayat 2 dan 5. Metafora menurut
Longman adalah perbandingan tidak langsung.17

Ayat dua menggambarkan

perlindungan Tuhan seperti dibawah naungan sayap, ayat 5 menggambarkan musuh
seperti singa.
Yang terakhir adalah Personifikasi muncul 1 kali di ayat 9. Personifikasi adalah
gaya bahasa “menghidupkan benda mati.”

Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 76.
14
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 116-7.
15
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 118.
16
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 117-8.
17
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang : Literatur SAAT,
2012), hal 139.
13

10

D. PENAFSIRAN
Ayat 1
Judul seperti ini disebut superskripsi/superscription.18 Miktam, menurut Terrier
adalah jenis mazmur yang didesain untuk dinyanyikan secara lembut, seperti
berbisik.19
Ayat ini menjelaskan mengenai Daud, ketika ia lari dari Saul dan bersembunyi di
gua En Gedi (1 sam 24:1-8). Referensi ini juga bisa menunjukkan ketika Daud
melarikan diri ke gua Adullam (1 sam 22)
Pendapat lain, mazmur 55-60 disebut miktam Daud dan diperdengarkan dalam
ibadah, dihubungkan dengan suatu peristiwa dalam hidup Daud, bukanlah keterangan
historis yang diberikan pemazmur/ penerbit, melainkan penghiburan bahwa setiap
orang yang mengenal kisah Daud dan diselamatkan Tuhan, dapat juga menyerahkan
diri pada Allah untuk dibebaskan dan diberkati.20
“Jangan memusnahkan” kemungkinan merupakan kalimat pertama dari tune
populer pada jaman itu (58:1, 59:1, 75:1).

Ayat 2-4
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku
Ungkapan “kasihanilah aku” cukup sering muncul dalam mazmur.

Tetapi

penekanan ganda untuk mohon belas kasihan Tuhan seperti yang terdapat dalam ayat
2 (dan juga pasal 123:3) jarang muncul dalam mazmur.

Bagian ini dapat

http://www.musicofthebible.com/concordance.htm, diakses pada tanggal 1 Maret 2016.
Samuel Terrien, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, (Grand
Rapids: William B. Eerdmans, 2003), p. 435.
20
Marie Claire Barth & B.A. Pareira, Kitab Mazmur 1-72, (Jakarta : BPK, 1997), hal 539.
18
19

11

dikomparasikan kepada panggilan atau pengulangan yang sangat penting (mis mzm
22:2, Allahku, ya Allahku). Ungkapan ini menunjukkan ke “darurat” an.
Pemazmur disini memohon respon belas kasihan dari Tuhan, karena pemazmur
percaya mendapatkan perlindungan dari Tuhan. Doa ini dirancang untuk meminta
pada Tuhan agar melindungi orang-orang yang sudah mendapatkan suaka/
perlindungan dari Allah sendiri.21
Dalam naungan sayapMu.
Beberapa penafsir menggambarkan bahwa metafora ini lebih dari sekedar
perlindungan yang diberikan seekor burung terhadap anaknya, melainkan simbol dari
sayap kerubim yang diasosiasikan dengan bait suci Yerusalem.22
Metafora ini berkaitan dengan konsep timur tengah kuno (egyptian iconography),
yang sering melukiskan dewa dengan sayap yang terbentang menutupi dan
melindungi seseorang, biasanya raja atau dewa lainnya.23
digunakan

oleh

pemazmur,

yang

dengan

tujuan

praktis

Penggambaran ini
menggambarkan

“perlindungan Ilahi.”
Aku

berseru

kepada

Allah,

Yang

Mahatinggi,

kepada

Allah

yang

menyelesaikannya bagiku.
Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku, mencela orangorang yang menginjak-injak aku. Sela
Kiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya.
Bagian ini mengekspresikan kepercayaan pemazmur terhadap Allahnya,
walaupun di tengah kondisi yang mengancam. Tuhan diungkapkan dengan “yang
Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 77.
22
Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 76-7.
23
William P. Brown, Seeing the Psalms : A Theology of Metaphor, (Westminster, John Knox
Press, 2001), p. 20.
21

12

maha tinggi”, yang akan melawan musuh-musuhnya dan akan mengirimkan kasih dan
kesetiaannya sehingga pemazmur mendapatkan keamanan.
Ayat 5
Aku terbaring di tengah-tengah singa
yang suka menerkam anak-anak manusia,
yang giginya laksana tombak dan panah,
dan lidahnya laksana pedang tajam.
Bagian ini mengekspresikan keluhan tentang bahaya yang sangat besar.
Musuhnya disini digambarkan seperti singa yang menerkam anak-anak manusia.
Binatang buas yang menggambarkan musuh dapat ditemukan di beberapa mazmur
keluhan pribadi (7:3, 10:9, 17:12). Lidah seperti pedang, gigi seperti tombak dan
panah merupakan metafora yang jelas menggambarkan kegeraman dan kemarahan
yang menghancurkan dari para musuh-musuhnya.
Gestenberger manyatakan bahwa metafora ini menggambarkan kekuatan yang
brutal dan kecurangan para musuhnya.24
Ayat 6
Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!
Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
Bagian keluhan ayat 5 dan 7 secara mengejutkan disela dengan ayat 6 yang
merupakan reffrain. Ayat ini menggunakan paralel sinonim yang ingin menekankan
satu hal yaitu bahwa bumi dan langit adalah ciptaan Allah.
Dalam konteks ini, pemazmur berdoa (di dalam keyakinannya) bahwa Tuhan
menyelamatkannya dan menghancurkan musuh-musuhnya, karena Ialah empunya
langit dan bumi.
Edhard S. Gerstenberger, Psalms, Part 2, and Lamentations, (Grand Rapids: William B.
Eerdmans, 2001), p. 231.
24

13

Tinggikan diriMu diterjemahkan oleh TEV : “show your greatness” atau
“tunjukkan pada orang-orang betapa besarNya Engkau.”
Ayat 7
Pemazmur disini melanjutkan keluhannya kepada Tuhan, pemazmur merasa
seperti tawanan musuhnya.25 Pemazmur menggambarkan musuhnya seperti pemburu,
yang berusaha menangkapnya dengan memasang jaring dan menggali lubang.
Ditundukkannyalah jiwaku
Frasa ini menggambarkan kondisi pemazmur yang tidak berdaya. Bahaya yang
digambarkan disini begitu berat, tetapi di akhir ayat 7 pemazmur mengekspresikan
kepercayaan dan keyakinannya bahwa musuh akan jatuh ke lubang yang mereka buat
itu.
Ayat 8-11
Hatiku siap ya Allah, hatiku siap.
Ini merupakan ekspresi kepercayaan sepenuhnya pemazmur kepada Tuhan.
Ekspresi itu dinyatakan dalam mazmur/nyanyian yang ingin disampaikan oleh
pemazmur.

Bangunlah hai jiwaku!
Bangunlah, hai gambus dan kecapi! Aku mau membangunkan fajar!
Desakan kepada diri sendiri pada ay 9 mendorong pemazmur dan para
penyembah agar bangun dan menggunakan instrumen untuk menyambut datangnya
pagi.

Dengan kata lain pemazmur ingin mengatakan bahwa ia siap memuji Tuhan

karena keyakinannya akan pertolongan dan kasih setia Tuhan.

Marvin E. Tate, World Biblical Commentary psalms 51-100, (Nashville : Thomas Nelson
Publisher, 1991), p. 78.
25

14

Membangunkan fajar dapat diartikan sebagai harapan pertolongan yang dari
Allah. Frasa ini diletakkan pada konteks fajar dan pagi dimana Tuhan memberikan
pertolongan pada umatNya, dalam beberapa teks PL (mazmur 46:6, 90:14, 143:8),
sehingga ini terkadang diperlihatkan bahwa pagi hari merupakan waktu datangnya
pertolongan Ilahi.
Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan,
aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
Pujian pemazmur kepada Allah ditujukan secara universal yaitu diantara bangsabangsa dan suku-suku bangsa. Beberapa penafsir melihat bagian ini dalam konteks
pesta bangsa Israel di Yerusalem, dimana semua orang dari suku bangsa berkumpul.26
Ekspresi pemazmur pada ayat 9 menyatakan bahwa dimana pun orang-orang akan
mengetahui Allah dan mendengar tentang Allah.
sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit,
dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
Ayat 11 mengekspresikan kesetiaan Allah yang besar.

Pengampunan dan

kebenaran Ilahi sangat luas sehingga menghubungkan bumi dan langit, dan seluruh
umat manusia berkumpul dalam memuji Tuhan. 27 Inilah alasan mengapa pemazmur
walaupun menghadapi pergumulan yang berat tetap senantiasa percaya kepada Allah.
Ayat 12
Mazmur ini ditutup dengan reffrain yang sama dengan ay 6, menyatakan
manifestasi Teofani dari kemuliaan Allah yang menolong pemazmur menghadapi
kesusahan.

Edhard S. Gerstenberger, Psalms, Part 2, and Lamentations, (Grand Rapids: William B.
Eerdmans, 2001), p. 232.
27
Walter Brueggemann and W. H. Bellinger, Jr., Psalms, (New York : Cambridge University
Press, 2014), p. 257-8.
26

15

E. APLIKASI
Masalah kehidupan ada yang bersifat personal, seperti penderitaan yang
disebabkan oleh proses disakiti, direndahkan atau dipermalukan oleh orang lain.
Perasaan tersakiti seperti itu atau pun penghinaan dari orang lain tampaknya tidak
dapat diselesaikan hanya melalui doa, tapi kita pun harus bertindak dan membuka hati
untuk melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita. Jika tidak,
sampai kapan pun kita akan tetap merasa terluka, benci, marah, dendam dan pahit
hati. Itu tidak berkenan kepada Tuhan dan menjadi penghalang bagi doa-doa kita.
Yesus pun menyatakan bahwa jika kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah
kepada kita, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita (Matius 6:15).
Daud tidak membiarkan kesedihan, kepahitan, dendam dan sebagainya berkuasa
di dalam hatinya ketika terus dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya.
Bahkan, meski beberapa kali ia beroleh kesempatan untuk membalaskan dendamnya
terhadap Saul, Daud tidak melakukannya. Dan ketika mendengar kabar tentang
kematian Saul pun, Daud sama sekali tidak bersukacita. Sebaliknya, kematian Saul
membawa suatu ratapan yang besar baginya.
Daud memberikan suatu pelajaran yang penting, yaitu sikap yang tepat dalam
menghadapi orang-orang yang berusaha menjatuhkan kita. Dalam pelayanan,
mungkin ada perlakuan tidak adil, diskriminatif, atau pelecehan. Di dalam keluarga,
mungkin ada yang kurang dikasihi, dijadikan kambing hitam, dipermalukan, atau
dibuang. Di dalam kehidupan bermasyarakat, mungkin ada yang digosipkan,
diasingkan, direndahkan, atau diabaikan. Dalam keadaan apa pun, menyimpan rasa iri
hati atau rasa sakit hati terhadap orang-orang yang telah berlaku jahat terhadap diri
seseorang tidak akan menolongnya. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan

16

walaupun ada kesempatan. Sebaliknya, ingatlah dan rasakanlah kasih setia Tuhan agar
kita dapat tetap memuji Tuhan di tengah tekanan kehidupan ini.

F. GARIS BESAR KHOTBAH
Pendahuluan
 Kehidupan tidak pernah lepas dari pergumulan dan permasalahan (bahkan
ancaman).
 Bagaimana orang percaya menyikapi pergumulan dalam hidup ini?
Isi khotbah
 Melalui mazmur 57, kita akan belajar tiga kiat dalam menghadapi
pergumulan, yaitu :
o Memohon kepada Tuhan


Meminta pertolongan Tuhan ditengah pergumulan yang
sedang dialami.

o “Mengeluh” kepada Tuhan


Mengungkapkan secara jujur ketidakmampuan kita dalam
menghadapi suatu pergumulan.

o Meyakini pertolongan Tuhan


Yakin bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas langit dan
bumi, sehingga pergumulan kita sesungguhnya tidak
sebanding dengan kuasanya yang begitu besar.

IV.

KESIMPULAN

17

Melalui mazmur 57, pemazmur mengajak para pembacanya mengetahui bahwa hidup di
dunia ini tidak terlepas dari segala bentuk pergumulan dan ancaman yang bukan saja berasal
dari diri sendiri (misalnya dosa), tetapi juga dari luar diri (dalam konteks ini musuh).
Mazmur keluhan ini cukup unik karena dibalik keluhan pemazmur, ada suatu keyakinan
yang kuat bahwa ia memiliki Allah yang memerintah diatas segala ciptaan. Keyakinan
pemazmur bahwa kasih setia Allah dan Allah dapat dipercaya merupakan kenyataan dasar
dalam menjalani kehidupan. Pengakuan ini luar biasa karena dinyatakan oleh pemazmur
ketika ia berada ditengah ancaman yang menakutkan. Keyakinan ini membuat pemazmur
mengucap syukur dan mengajak setiap umat juga yakin di dalam menghadapi pergumulan
hidup, bahwa ada Tuhan yang setia dan berkuasa mengatasi segala ciptaan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Barth, Marie Claire & Pareira, B.A., Kitab Mazmur 1-72, Jakarta : BPK, 1997.
Brown, William P., Seeing the Psalms : A Theology of Metaphor, Westminster, John
Knox Press, 2001.

18

Brueggemann, Walter and Bellinger, Jr., W. H., Psalms, New York : Cambridge
University Press, 2014.
Gerstenberger, Edhard S., Psalms, Part 2, and Lamentations, Grand Rapids: William
B. Eerdmans, 2001.
Gunkel, Hermann, The Psalms : A form-Critical Introduction, Philadelphia : Fortress
Press, 1967.
Kidner, Derek, Tyndale Old Testament Commentaries : Psalms 1-72, London :
Intervarsity Press, 2009.
Longman III, Tremper, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, Malang : Literatur
SAAT, 2012.
Murphy, Roland E.,The Gift of The Psalms, Massachusetts : Hendrickson Publisher,
Inc., 1993.
Tate, Marvin E., World Biblical Commentary psalms 51-100, Nashville : Thomas
Nelson Publisher, 1991.
Terrien, Samuel, The Psalm: Strophic Structure & Theological Commentary, Grand
Rapids: William B. Eerdmans, 2003.
INTERNET
http://m.oneplace.com/ministries/christianityworks/read/articles/how-to-be-abelieving-christian-and-a-practicing-atheist-at-the-same-time-12394.html.
http://www.musicofthebible.com/concordance.htm.