1.5. METODE PENELITIAN - Analisis Ḍamir Munfaṣil Pada Surat Al-An’am

1.5. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya (Natsir:1999) dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

  • Mengumpulkan sumber referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta mempelajarinya.
  • Setelah sumber referensi terkumpul diklasifikasikan data yang terdapat pada obyek penelitian dengan landasan teori yang telah diperoleh dari sumber-sumber referensi.
  • Membaca surat Al-An’am untuk memperoleh data yang dibutuhkan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan sifat yang diperoleh
  • Kemudian dilakukan proses analisa mengenai topik permasalahan yang diteliti pada surat Al-An’am.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ḍamīr ( )

  ﲑﻤﻀﻟا فﺮﻌﺗ

  Menurut Al-Ghulayaini (2008 : 99) /

  ḍamīr / adalah sebagai berikut ﲑﻤﺿ

  :

  .ﺐﺋﺎﻏ وا ﺐﻃﺎﳐ وا ﻢﻠﻜﺘﻣ ﻦﻋ ﻪﺑ ﲎﻜﻳ ﺎﻣ:ﲑﻤﻀﻟا

  /Al-

  

ḍamiru : mā yuknā bihi ‘an mutakallimin au mukhāṭabatin au gāibin. ḍamir

  adalah lafal yang digunakan sebagai pengganti orang pertama (mutakallim), orang kedua (mukha ṭab), dan orang ketiga (ghaib).

  Menurut Fuad Ni’mah (2009: 154) adalah:

  Ḍamīr yaitu isim /mabnīy yang menunjukkan makna orang pertama, ﲏﺒﻣ kedua, dan ketiga.

  Sedangkan menurut Al-Hasyimi (t.t : 79) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan / /

  ḍamīr /adalah : ﲑﻤﺿ

  • ﻮﻬﻛ ﺐﺋﺎﻐﻟ وا ﺖﻧﺎﻛ ﺐﻃﺎﺨﳌ وا-ﺎﻧﺎﻛ .ﻢﻠﻜﺘﳌ ﻊﺿوﺎﳌ ﻢﺳا :ﲑﻤﻀﻟا .ىﺮﺮا ﺐﺋﺎﻐﻟو ,ةرﺎﺗ ﺐﻃﺎﺨﳌ وا

  /al-

ḍamir:ismu limā wuḍi’a limutakallimin.ka ana,au li mukhāṭabin ka anta, au li

kahuwa au li t lig

gāibin mukhāṭabin āratun,wa āibin ukhrā.

Ḍamir adalah isim yang diletakkan pada orang pertama ( mutakallim), seperti anā

,atau orang kedua (mukhathab) anta, dan orang ketiga (ghaib) huwa.

  Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

  ḍamir adalah :

  1) Kata ganti (ḍamīr) yang menggantikan orang atau sesuatu yang setaraf dengannya

  2) Kata ganti (ḍamīr) yang menunjukkan atas orang pertama ( orang yang berbicara), orang kedua (lawan bicara), dan orang ketiga ( orang yang dibicarakan), tediri dari bentuk tunggal ( mufrad), dual (mu

  ṡanna), dan jamak (banyak) berdasarkan jenis kelamin laki-laki ( /muzakkar) dan perempuan /muanna ).

  ﺮﻛﺰﻣ ﺚﻧﺆﻣ

  3) /ma’rifah yaitu kata benda yang sudah dikenal atau ḍamīr adalah isim

  فﺮﻌﻣ ة ditunjukkan kepada objek yang tertentu.

  Untuk lebih memperjelas tentang ḍamīr di atas, penulis akan mendeskripsikan sesuai dengan posisi kedudukan masing-masing dalan sub bab pengklasifikasian

  ḍamir pada pembahasan berikut.

  2.2 . Pembagian aqs

ḍamīr.( āmu al-ḍamiru)

  ﺮﺋ ﺎﻤﻀﻟا مﺎﺴﻗا /

  Menurut tata bahasa Arab secara umum kata ganti dapat terbagi kepada dua bagian yaitu kata ganti abstrak/ mustatir dan kata ganti kongkrit/ bariz. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli Sintaksis/ Na

  ḥwu antara lain:

  Al-Hasyimi (t.t : 79) mengatakan (ditinjau dari bentuk umum) :

  ﱰﺘﺴﻣو زرﺎﺑ : ﲔﻤﺴﻗ ﱃﻋ ﲑﻤﻀﻟا ﻢﺴﻘﻨﻳ

  /yanqasimu al-

  ḍamiru ilā qismaini : bārizun wa mustatirun/ ‘ḍamīr terbagi dua bariz (kata ganti kongkrit) dan mustatir (kata ganti abstrak)’.

  Menurut Fu’ad Ni’mah (t.t : 61) adalah :

  ﱰﺘﺴﻣ ,ﻞﺼﺘﻣ,ﻞﺼﻔﻨﻣ : مﺎﺴﻗأ ﺔﺛﻼﺛ ﲑﻤﻀﻟا

  /al-

  

ḍamīru ṡalāṡatu aqsāmin : munfaṣilun, muttaṣilun, mustatirun / ‘ḍamir terbagi

  tiga: kata ganti yang terpisah (munfa ṣil),kata ganti yang bersambung (muttaṣil) dan kata ganti yang disembunyikan (mustatir).

  Sedangkan secara khusus dan terperinci bahwa kata ganti ( ḍamīr) dalam bahasa Arab terbagi kepada tujuh macam, sebagaima yang dikatakan Al-

  Gulayaini (2008 : 99) :

  روﺮﳎو بﻮﺼﻨﻣو عﻮﻓﺮﻣو ﱰﺘﺴﻣو زرﺎﺑو ﻞﺼﻔﻨﻣو ﻞﺼﺘﻣ : عاﻮﻧأ ﺔﻌﺒﺳ ﲑﻤﻀﻟا

  /al-

  

ḍamiru sab’atu anwā’in: mutta ṣilun wa munfaṣilun wa bārizun,wa

mustatirun,wa marfu’un wa man ṣubun, wa majrurun.

  Ḍamīr terbagi kepada tujuh macam: muttaṣil, munfaṣil,bariz, mustatir, marfu’,man ṣub, dan majrur.

  فﺮﳊﺎﺑ ﺮﺟ ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru jarrin bil harfi

  ﻞﺼﻔﻨﻣ ﲑﻤﺿ/ Ḍamīr munfaṣil/ ḍamir yang terpisah,yaitu: kata ganti yang

  2.2.1.1

  ḍamir muttaṣil (bersambung) dan ḍamīr munfaṣil (te rpisah)’ (Anwar Abu Bakar,1994:81)

  ‘ Ḍamīr bāriz adalah ḍamīr yang berbentuk dalam ucapan dan terbagi manjadi

  ﻢﺴﻘﻨﻳو ﻆﻔﻠﻟا ﰲ ةرﻮﺻ ﻪﻟ ﺎﻣ ﻋ زرﺎﺒﻟاﻮﻠﺼﻔﻨﻣو ﻞﺼﺘﻣ ﱃ /Wa al- bārizu mā lahu ṣūratun fī al -lafẓi wa yanqasimu ilā muttaṣil wa munfa ṣil/

  2.2.1 Ḍamir Bāriz (kata ganti kongkrit) Syaikh Syamsuddin Ara’aini mengatakan:

  Dari beberapa pendapat ahli Nahwu yang telah disebutkan di atas tentang pembagian ḍamīr kepada beberapa macam, baik secara global maupun secara khusus dann terperinci, maka pada dasarnya kata ganti nama dalam bahasa Arab dapat disimpulkan pengklasifikasiannya sebagai berikut:

  ﺔﻓﺎﺿٍﻵﺎﺑ ﺮﺟ ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru jarrin bil iḍāfah 6.

  Hasan bin Ahmad (tt:3) mengatakan bahwa Ḍamir-ḍamir itu ada beberapa macam yaitu: 1.

  bersambung 5.

  ﻞﺼﺘﻣ ﺐﺼﻧ ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru naṣbin muttaṣilin/kata ganti naṣab yang

  bersambung 4.

  ﻞﺼﺘﻣ ﻊﻓر ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru raf’in muttaṣilin/kata ganti rafa’ yang

  terpisah 3.

  ﻞﻀﻔﻨﻣ ﺐﺼﻧ ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru naṣbin munfaṣilin/ kata ganti naṣab yang

  terpisah 2.

  ﻞﺼﻔﻨﻣ ﻊﻓر ﲑﻤﺿ/ Ḍamīru raf’in munfaṣilin/ kata ganti rafa’ yang

  berdiri sendiri,tidak bersambung dengan kata sebelumnya maupun kata sesudahnya, baik dengan kata kerja ataupun kata benda. Adapun kata ganti terpisahn ini terbagi kepada dua bagian berdasarkan fungsinya dalam kalimat yaitu: a. kata ganti rafa’ yang

  Ḍamiru raf’i munfaṣilin / ﻞﺼﻔﻨﻣ ﻊﻓر ﲑﻤﺿ/

  terpisah Contoh:

  • perempuan-perempuan yang shalihah

  / hunna nisā u a ṣ -ṣāliḥāti/ mereka adalah

  ت ﺎﳊﺎﺼﻟا ءﺎﺴﻧ ﻦﻫ

  • saya b.

  /Ahmad huwa ṣāḥibīy/Ahmad dia adalah sahabat

  ص ﻮﻫ ﺪﲪا ﱯﺣ ا

  kata ganti na

  Ḍamīru naṣbin munfaṣilin/ ṣab ﻞﻀﻔﻨﻣ ﺐﺼﻧ ﲑﻤﺿ /

  yang terpisah Contoh :

  • kepada-Mu lah kami menyembah

  iyyāka na’budu wa iyyāka ﲔﻌﺘﺴﻧ كﺎﻳا و ﺪﺒﻌﻧ كﺎﻳا/

  nasta’īnu /

  dan kepada-Mu lah kami meminta pertolongan /

  • memberi rasa hormat

  iyyāhumā naḥtarimu / kepada mereka berdua kita مﱰﳓ ﺎﳘﺎﻳا

  2.2.1.2 Ḍamīr muttaṣil/ Ḍamīr yang bersambung,yaitu:Ḍamīr yang

  ﻞﺼﺘﻣ ﲑﻤﺿ/

  tidak dapa berdiri sendiri,tetapi harus bersambung dengan kata lain, baik kata tugas, kata kerja, maupun kata benda.

  Ḍamīr muttaṣil juga

  dapat diartikan sebagai kata ganti yang tidak boleh diletakkan pada permulaan kalimatyakni sebagai mubtada’ dan tidak pula berada setelah tu dan ka pada lafaz Dengan

  

illā, seperti akramtuka

/

  / ﻻا ﻚﺘﻣﺮﻛ ا ا َك/ ُت/

  demikian tidak boleh di katakan akramtu illāka

  ك ﻻا ﺖﻣﺮﻛا / Adapun kata ganti yang bersambung ini terbagi kepada tiga berdasarkan fungsinya dalam kalimat yaitu: a.

  Ḍamīru raf’in muttaṣilin/kata ganti rafa’ yang ﻞﺼﺘﻣ ﻊﻓر ﲑﻤﺿ/

  bersambung Kata ganti rafa’ selalu bersambung dengan kata kerja, baik kata kerja masa lampau,masa kini/mendatang,kata keja perintah maupun kata kerja larangan. Contoh :

  • ‘allamtum/ kamu (Lk) telah mengajar

  ﻢﺘﻤﻠﻋ/

  • yu’allimna/ mereka (Pr) sedang/akan mengajar

  ﻦﻤﻠﻌﻳ/ ‘allimīy/ mengajarlah engkau (Pr)

  • lā tu’allimū/ janganlah engkau (Lk) mengajar.

  ﻲﻤﻠﻋ/

  • b.

  اﻮﻤﻠﻌﺗ ﻻ/

  Ḍamīru naṣbi muttaṣilin/kata ganti naṣab yang ﻞﺼﺘﻣ ﺐﺼﻧ ﲑﻤﺿ/

  bersambung Kata ganti ini juga senantiasa bersambung dengan kata kerja, baik kata kerja lampau, masa kini/mendatang, perintah maupun larangan.

  Contoh :

  • ḍarabahum/ Dia (Lk) telah memukul mereka (Lk)

  / ﻢﺑﺮﺿ

  • ya ḍribuha/ Dia (Lk) sedang/akan memukul dia(Pr)

  ﺎﺑﺮﻀﻳ /

  • i ḍribha/ Pukullah (oleh) Engkau (Lk) dia (Pr)

  ﺎﺑﺮﺿا /

  • lā taḍribīhā/ jangan angkau (Pr) pukul dia (Pr)

  ﺎﻬﻴﺑﺮﻀﺗﻻ / c.

  kata ganti jar yang

  

/ ḍamīru jarri mutta ṣilin/

ﻞﺼﺘﻣ ﺮﺟ ﲑﻤﺿ

  bersambung Kata ganti jarr yang bersambung selalu bersambung dengan kata benda dan kata tugas yang menjarkan ismun/ kata benda

  / ﻢﺳا

  Contoh:

  • ḥujratuhā/kamarnya (Pr)

  / ﺎﺗﺮﺠﺣ

  • kutubuhum /beberapa buku mereka (Lk)

  / ﻢﻬﺒﺘﻛ ma’a hunna /bersama mereka (Pr)

  • / ﻦﻬﻌﻣ

  minka / darimu (Lk)

  • / ﻚﻨﻣ

  2.2.2 Ḍamir mustatir (Kata ganti abstrak).

  Syaikh Mustafa Al-gulayaini (1987:122) mendefinisikan :

  ﻦﻫﺬﻟا ﰲ ارﺪﻘﻣ ﺎﻧﺎﻛ ﻞﺑ مﻼﻜﻟا ﰲ ةرﻮﺻ ﻪﻟ ﻦﻜﻳ ﱂ ﺎﻣ ﱰﺘﺴﳌا ﲑﻤﻀﻟا ﺎﻳﻮﻨﻣو

  /Al- ḍamīru al-mustatiru mā lam yakun lahu ṣūratun fī al -kalāmi bal kānā muqaddirā fi aẓ-ẓihni wa manawiyyā/

  ḍamīr mustatir adalah kata ganti yang tidak ada bentuknya dalam lafaz melainkan berada dalam hati dan dikehendaki adanya. Adapun kata ganti ini terbagi kepada dua jenis yaitu:

  a. al-

  ḍamīru al-mustatiru wujūban/ kata ganti yang ﺎﺑﻮﺟو ﱰﺘﺴﳌا ﲑﻤﻀﻟا/

  wajib disembunykan,sementara ismun/ kata benda zahir tidak boleh

  

ﻢﺳا/

  menduduki tempat ḍamir seperti:

  yā muḥammadu! Ijtahid fī at -ta’allumi/ wahai ﻢﻠﻌﺘﻟا ﰲ ﺪﻬﺘﺟا !ﺪﻤﳏ ﺎﻳ/

  Muhammad! Bersungguh-sungguhlah dalam belajar. Maka tidak boleh menjadi:

  / yā muḥammadu! Ijtahid muḥammadu fī ﻢﻠﻌﺘﻟا ﰲ ﺪﻤﳏ ﺪﻬﺘﺟا !ﺪﻤﳏ ﺎﻳ at-ta’allumi / wahai Muhammad! Bersungguh- sungguhlah engkau Muhammad dalam belajar.

  Dalam kaidah tatabahasa Arab,kalimat di atas jelas salah, sebab dalam lafal

  ijtahidu sudah mengandung kata ganti yang wajib disembunyikan yaitu ﺪﻬﺘﺟا/

  /

  ḍamīru mukhaṭabi waḥdahu/ kata ganti untuk orang kedua ﻩﺪﺣو ﺐﻃﺎﳐ ﲑﻤﺿ

  (lawan bicara tunggal,yang takdirnya adalah anta yang dikembalikan

  ﺖﻧا /

  kepada kata ﺪﻤﳏ.

  Dalam susuna kalimat berbahasa Arab, al-

  ḍamīru ﺎﺑﻮﺟو ﱰﺘﺴﳌا ﲑﻤﻀﻟا / al- mustatiru wujūban/ terdapat pada tempat-tempat tertentu sebagai berikut:

1. Pada kata kerja perintah yang disebut dengan fi’il amar,ditakdirkan

  ﺖﻧا anta ditujukan kepada orang kedua tunggal laki-laki

  /

  Contoh :

  watub taubatan na ṣūḥatan / bertaubatlah engkau (Lk) ﺔﺣﻮﺼﻧ ﺔﺑﻮﺗ ﺐﺗو/ dengan sebenar-sebenarnya.

  2. Pada kata kerja masa kini atau akan datang yang terdapat di awalmya huruf /alif/, /nun/, /ta’/ yang menandakan kata kerja masa kini/akan

  ٲ ن ت

  datang. Dalam bahasa Arab disebut dengan fi’lu al-

  عرﺎﻀﳌا ﻞﻌﻓ / mu al- ḍāri’u/kata kerja. ḍamīru al-mustatiru

  ﺎﺑﻮﺟو ﱰﺘﺴﳌا ﲑﻤﻀﻟا/ wujūban/ kata ganti yang wajib disembunyikan,yang terdapat pada kata kerja yang diawali ketiga huruf yang tersebut di atas.

  Contoh:

  • akrahu al-khamra / saya benci minuman keras

  / ﺮﻤﳋا ﻩﺮﻛا nu

  / ḥibbu ar-raṣūla/ kami mencintai Rasul لﻮﺳﺮﻟا ﺐﳓ -

  • yā aḥmadu, hal taqra u al -qiṣṣata?/hai

  / ؟ ﺔﺼﻘﻟا اﺮﻘﺗ ﻞﻫ ,ﺪﲪا ﺎﻳ

  Ahmad, apakah engkau sedang membaca kisah itu?

  3. Pada kata kerja larangan yang berbentuk tunggal. Kata kerja larangan kata kerja dalam bahasa Arab disebut fi’lun an-nahyi/

  ﻲﻬﻨﻟا ﻞﻌﻓ/ larangan,kata kerja ini mengandung larangan dari pihak pertama kepada pihak kedua terdiri dari satu orang, yang takdirnya adalah anta/ kamu

  ﺖﻧا/

  Contoh :

  • - janganlah engkau makan makanan itu!

  yā ‘alīyyu, lā ta’kuli a ṭ ṭa’āma/ya Ali,

  • ! مﺎﻌﻄﻟا ﻞﻛﺎﺗ ﻻ¸ﻲﻠﻋ ﺎﻳ /
  • lā taẓhab ilā ayyi kāna/jangan engkau pergi

  ن ﺎﻛ يا ﱃا ﺐﻫﺬﺗ ﻻ / 9T kemana-mana b.

  Ḍamīr mustatir jawāzan/ kata ganti yang tidak ازاﻮﺟ ﺮﺘﺘﺴﻣ ﺮﻴﻤﺿ / wajib disembunyikan, sementara isim zahir boleh menempati posisi ḍamīr seperti: 9T ﺖﺒﻫذ ﺔﻤﻄﻓ/

  • - fa
  • 9T ṭimah ẓahabat/Fatimah telah pergi Boleh menjadi:

      ẓahabat faṭimah/telah pergi Fatimah 9T 9T ﺔﻤﻄﻓ ﺖﺒﻫذ/

    • - Boleh juga menjadi:

      hiya 9T 9T

    ẓahabat/dia telah pergi

    9T ﺖﺒﻫذ ﻲﻫ/ -

    2.3 Pengertian

      ta’rifu al-damiru Ḍamīr Munfa ṣil ( ﻞﺼﻔﻨﻤﻟا ﺮﻴﻤﻀﻟا فﺮﻌﺗ/ al-munfasilu 9T ) Menurut Al-Ghulayaini (2008:102)

      ﻪﻋﻮﻗو ﺢﺼﻳ ﺎﻤﻛ ,ﻪﺑ ءاﺪﺘﺑﻻا ﺢﺼﻳ ﺎﻣ :ﻮﻫ ﻞﺼﻔﻨﳌا ﲑﻤﻀﻟا .ﻞﺣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ((ﻻا)) ﺪﻌﺑ

      /al-

      ḍamiru al-munfasshilu huwa ma yasihhu al-ibtida u bihi, kama yasihhu wuqu a’ hu ba’da (illa) ‘ala kulli hal/.D amir

      munfashil adalah damir yang dapat digunakan sebagai dalam keadaan mubtada’ dan dapat jauh setelah /illa

      ﻻﺍ apapun.

      Fuad nu’mah (2009:154) mengatakan: Damir munfashil yaitu damir terpisah atau yang tidak bersambung dengan kata lain.

      Menurut hasyimi (t.t:80):

      .رﺎﻴﺘﺮﻻا ﰲ ﻻا ﺪﻌﺑ ﻊﻘﻳو ,ﻪﺑ ءﺪﺘﺒﻳ ﺎﻣ:ﻞﺼﻔﻨﳌاو /wa al- munfashil:ma yubtada u bihi, mā yubtada u bihi, wa yaqa’u ba’da illa fī ikhtiyā ri./munfaṣil merupakan terletak di awal dan juga bisa

      terletak jauh setelah /illa

      ﻻﺍ

      Menurut .Ali Jarim dan Mustafa Amin (2006:122)

      ىﺮﺮا ﺔﻤﻠﻜﺑ ﻞﺼﺘﻳ نا ﲑﻏ ﻦﻣ ﻩﺪﺣو ﻪﺑ ﻖﻄﻨﻟا ﲎﻜﻳ ﺎﻣ ﻞﺼﻔﻨﳌا ﲑﻤﻀﻟا 9T 9T 9T

      /al- yukn

      ḍamiru al-munfaṣilu m ā ā an nuṭqi bihi waḥdahu min gairi an yatta ṣilu bikalimati ukhrā/Ḍamir munfaṣil adlah yang digunakan dengan sendirinya yang tidak bersambung dengan kata lainnya.

    2.4 Jenis-jenis Ḍamir munfaṣil

      Ḍamir munfaṣil pada dasarnya ada dua macam sebagaimanapendaoat Ali Jarim dan Mustafa Amin :

      ﻒﻨﺼﻟا ﻦﻣ ﲑﻤﻤﻀﻟاو ,ﺎﻤﺋاد ﻊﻓر ﻞﳏ ﰲ ﱃوﻻا ﻒﻨﺼﻟا ﻦﻣ ﺮﺋﺎﻤﻀﻟا نا ﺔﻠﺼﻔﻨﳌا ﻊﻓﺮﻟا ﺮﺋﺎﻤﺿ ﱃوﻻا ﺮﺋﺎﻤﻀﻟا ﻰﻤﺴﺗو ﺎﻤﺋاد ﺐﺼﻧ ﻞﳏ ﰲ ﱐﺎﺜﻟا .ﺔﻠﺼﻔﻨﳌا ﺐﺼﻧ ﺮﺋﺎﻤﺿو

      /Anna al- ḍamāira min aṣ-ṣinfi al ūlā fi maḥalli raf’i dāiman, wa al-

    ḍamiru ,min aṣ-ṣinfi aṡ-ṡāni fi maḥalli naṣbi dāiman wa tusammā al-

    ḍamāiru al-ūlā ḍamāiru al -ūlā ar-raf’I al-munfaṣilati wa ḍamāiru

    na ṣbi al-munfaṣilati./ Adapun kata ganti bagian pertama adalah yang

      selalu menempati tempat rafa’. Dan kata ganti yang kedua selalu menempati posisi na ṣab dan dinamakan kata ganti yang pertama itu adalah damir rafa’ yang terpisah dan damir na

      ṣab yang terpisah. Berdasarkan pendapat Ali diatas maka penulis berkesimpulan bahwa: a. kata ganti rafa’ yang

      Ḍamiru raf’i munfaṣilin / ﻞﺼﻔﻨﻣ ﻊﻓر ﲑﻤﺿ/

      terpisah yaitu yang bisa berposisi sebagai / mubtada’, / fa’il

      ءﺪﺘﺒﻣ ﻞﻋﺎﻓ

      , atau

      / nā ib f ā’il ﻞﻋﺎﻓ ﺐﺋﺎﻧ b.

      ﻞﺼﻔﻨﻣ ﺐﺼﻧ ﲑﻤﺿ

      /

      ḍamīr naṣab munfaṣil/ kata ganti naṣab yang

      terpisah, yaitu yang berposisi sebagai

      ﻪﺑ لﻮﻌﻔﻣ /maf’ul bih/ objek.