KEMUNGKINAN GOLPUT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA

  

KEMUNGKINAN GOLPUT

DALAM PEMILIHAN GUBERNUR

DKI JAKARTA

Temuan Survei 14 – 16 Juli 2007

  Wisma Tugu Wahid Hasyim, Jl. KH Wahid Hasyim

TUJUAN SURVEI

  „ Mengetahui seberapa besar potensi Golput dan implikasinya terhadap hasil Pilkada.

  „ Siapa yang Golput?

POTENSI GOLONGAN PUTIH: PENGERTIAN DAN PENGUKURAN

  „ Golongan Putih (Golput) adalah perilaku tidak ikut serta dalam pemilihan umum atau Pilkada dengan alasan bahwa pemilu atau Pilkada tidak akan dilaksanakan secara demokratis, atau hasil dari Pemilu atau Pilkada tidak akan merubah keadaan, tidak akan membuat kondisi menjadi lebih baik, atau malah menjadi lebih buruk.

  „ Namun demikian, di samping Golput di atas, penting juga dicermati ketidakikutan warga dalam Pilkada karena alasan teknis-administratif: tidak terdaftar atau tidak mendapat surat panggilan untuk ikut memilih.

  Kita sebut kelompok ini sebagai kelompok non-partisipasi.

  „ Karena keduanya potensial berpengaruh pada perolehan suara, pada siapa yang akan menang, maka keduanya digabungkan dan untuk sederhananya kita sebut gabungan ini sebagai Golput.

  „ Karena Pilkada belum terlaksana, maka temuan di sini kita pandang

PENGUKURAN POTENSI GOLPUT

  „ Menyatakan bahwa Pilkada tidak akan menghasilkan gubernur yang mampu merubah DKI Jakarta menjadi lebih baik dari sekarang.

  „ Pengakuan tidak terdaftar, atau tidak tahu apakah terdaftar atau tidak terdaftar sebagai pemilih.

  Metodologi „

  Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di PROPINSI DKI JAKARTA yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

  „ Dalam survei ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 600 orang.

  

Dengan metode multistage random sampling, dan memiliki toleransi

kesalahan (margin of error) sebesar +/- 4.1% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari 60 Kelurahan dari seluruh Kota yang terdistribusi secara proporsional.

  „ Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan (10 responden).

  „

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random

sebesar 15% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

  Flow Chart : Multistage Random Sampling Populasi desa/kelurahan tingkat Propinsi

  Desa/kelurahan di tingkat Kota/Kab Kota/Kab

  Kota/Kabupaten dipilih secara random k

  1 dengan jumlah proporsional

   Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 RT/lingkungan dipilih secara random sebanyak 5 dari tiap-tiap desa terpilih Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK

  KK1 KK2 Di KK terpilih dipilih secara random

  Temuan: Validasi sampel

  Profile Demografi Responden Relatif Terhadap Populasi KATEGORI BPS LSI KATEGORI BPS LSI

  Laki-laki

  50.6 51.3 <= SD

  32.3

  21.4 Perempuan 49.4

  48.7 SLTP

  21.5

  14.9 SLTA

  36.2

  47.3 Muslim

  85.7

  89.4 Kuliah

  10.0

  16.4 Katolik

  4.0

  3.6 Protestan

WILAYAH GENDER AGAMA ETNIS

  5.4 JAKARTA BARAT

  15.8

  13.2 PENDIDIKAN

  13.2

  5.5 Lainnya

  5.5

  3.2 Tionghoa

  3.2

  0.0 Minang

  0.3

  15.3 KEPULAUAN SERIBU

  15.3

  16.2 Sunda

  27.6 JAKARTA UTARA

  21.1

  27.6

  28.4 Betawi

  28.2

  35.2 JAKARTA TIMUR

  35.2

  22.7 Jawa

  22.8

  12.0 JAKARTA SELATAN

  6.0

  1.6 JAKARTA PUSAT

  4.2

  20.6 Lainnya

  11.8

POTENSI TIDAK IKUT PILKADA

  Kapemilikan KTP Apakah Ibu/Bapak memiliki KTP?…(%)

  97

  100

  75

  50

  25

  1,5 1,5 Ya, dan masih berlaku Punya tapi sudah Tidak punya kadaluarsa

  Sosialisasi Pilkada

Apakah Ibu/Bapak tahu/pernah dengar bahwa pada bulan 8 Agustus 2007

Gubernur DKI Jakarta akan dipilih secara langsung oleh warga DKI Jakarta?…(%)

  100

  89,5

  75

  50

  25

  10,5 Ya Tidak

  Pendaftaran Pemilih

Apakah Ibu/Bapak tahu/tidak tahu bahwa Ibu/Bapak sendiri masuk dalam daftar

pemilih yang akan ikut memilih Gubernur nanti?…(%)

  100

  75 68,1

  50

  26

  25 5,9 Ya tahu, dan terdaftar Ya tahu, dan tidak terdaftar Tidak tahu, terdaftar atau tidak terdaftar

OPTIMISME DENGAN HASIL PILKADA

  Yakin atau tidak yakin bahwa Pilkada gubernur DKI Jakarta akan menhasilkan gubernur yang mampu memimpin hingga DKI Jakarta menjadi lebih baik dari sekarang (%)

  100

  75

  52

  48

  50

25 Yakin Tidak yakin atau ragu

  

Potensi Golput: Tidak terdaftar atau tidak yakin terdaftar, dan

terdaftar tapi tidak yakin dengan hasil Pilkada (%) Yakin Tidak yakin atau ragu dengan dengan hasil Pilkada hasil Pilkada

  Terdaftar

  35

  13 Tidak terdaftar atau tidak tahu

  33

  19 terdaftar atau tidak terdaftar Total Potensi Golput 65%

  Total Potensi Golput dalam Pilkada DKI Jakarta 35% 65% Potensi Golput Potensi Memilih

  

Rata-rata Golput dalam Pilkada di Indonesia

(%) 100

  90

  80

  70

  60

  50

  40

  34.84

  34.13

  26.95

  30

  25.03

  20

10 Kabupaten Kota Provinsi Total

  Golput dalam Pilkada Kota (%) Kota Batam

  54.8 Kota Bukittinggi

  49.9

  48.3 Kota Surabaya Kota Palu

  48.2

  47.6 Kota Banjarmasin Kota Jayapura

  46.3

  45.2 Kota Pekan baru Kota Medan

  45.0

  44.6 Kota Pematang Siantar

9.6 Kota Tabanan

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80 90 100

  Golput dalam Pilkada Kabupaten (%)

  51.7

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  56.0

  45.5

  38.4

  43.3

  42.8

  42.7

  41.8

  40.7

  40.4

  39.3

  38.4

  80 90 100 Kab. Kotawaringin Timur Kab. Agam Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kep. Riau Kab. Padang Pariaman Kab. Rejang Lebong Kab. Yokuhimo Kab. Bangka Tengah Kab. Sidoarjo Kab. Luwu Utara Kab. Way Kanan Kab. Sumba Barat

  Golput dalam Pilkada Kabupaten (%) - Lanjutan

  0.1

  0.2

  0.2

  0.3

  3.8

  4.4

  4.9

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80 90 100 Kab. Paniai Kab. Raja Ampat Kab. Pegunungan Bintang Kab. Flores Timur Kab. Sintang Kab. Kepulauan Aru Kab. Fak-Fak Potensi Golput menurut kategori etnik (%) 100

  85

  80

  54

  60

  53

  51

  49 Potensi memilih

  47

  46 Potensi Golput

  40

  15

  20 Potensi Golput menurut kategori pendidikan (%) 100

  80

  59

  60

  51

49 Potensi memilih

  41 Potensi Golput

  40

  20 Potensi Golput menurut kategori pendapatan (%) 100

  80

  60

  57

60 Potensi memilih

  43

  40 Potensi Golput

  40

  20

  

Potensi Golput menurut penilian atas kinerja Fauzi

sebagai wakil gubernur (%) 100

  80

  66

  64

  60 Potensi memilih Potensi Golput

  36

  34

  40

  20 Puas Tidak puas

  Potensi Golput ‰ Hampir semua warga punya KTP DKI Jakarta yang sah (masih berlaku). ‰ Tapi hanya 68% yang tahu dengan pasti bahwa mereka terdaftar sebagai pemilih.

  Selebihnya menyatakan pasti bahwa mereka tidak terdaftar dan tidak tahu apakah terdaftar atau tidak terdaftar. Ini indikator bahwa ada potensi yang tak bisa ikut Pilkada karena alasan administrasi sebesar 32%.

  ‰

  Meskipun demikian, angka yang tak memilih bisa lebih besar sebab yang terdaftar juga belum tentu menggunakan hak pilih mereka karena berbagai alasan, terutama karena ada halangan pada hari H, atau merasa Pilkada tidak ada gunannya bagi perbaikan DKI Jakarta.

  ‰

  Warga yang tidak yakin bahwa Pilkada akan menghasilkan gubernur yang mampu memimpin Jakarta menjadi kota yang lebih baik (pesimisme) sebesar 52%.

  ‰

  Ketika potensi hambatan administrasi dan pesimisme tersebut ditabulasi silang, maka diperoleh tingkat potensi Golput sebesar 65%: Yakin tidak terdaftar, tidak tahu atau tidak yakin mereka terdaftar, dan terdaftar tapi pesimis dengan hasil Pilkada. Potensi ini sangat besar dan potensial dapat mengganggu hasil Pilkada.

  Potensi Golput ‰

  Kalau dibandingkan dengan tingkat Golput di kebanyakan Pilkada di seluruh tanah air, ada pola bahwa tingkat Golput di Pilkada Kota secara umum lebih tinggi dari Golput di Pilkada Kabupaten. Secara umum pula, tingkat Golput di tingkat provinsi lebih tinggi dibanding di tingkat Kabupaten dan Kota.

  ‰

  Pilkada Jakarta berpeluang menghasilkan tingkat Golput yang tinggi bila mengikuti pola tersebut sebab ia kota dan sekaligus provinsi.

  ‰

  Tingginya kecenderungan Golput di perkotaan terutama karena tingkat perpindahan warga di perkotaan lebih tinggi sehingga mengganggu kerapihan administrasi kependudukan, dan kecenderungan umum bahwa Golput banyak terjadi di kalangan kelompok masyarakat yang lebih terpelajar yang proporsinya lebih besar di perkotaan dibanding pedesaan.

  ‰

  Kelompok yang terpelajar ini cenderung kritis dalam melihat pelaksanaan demokrasi seperti Pilkada, dan cenderung memandang Pilkada tidak penting bagi perbaikan pemerintahan.

  ‰

  Potensi optimal dari Golput yang tinggi di DKI harus menjadi perhatian semua stake holder Pilkada DKI karena kalau tingkat Golput setinggi itu kualitas Pilkada dapat

POTENSI GUBERNUR TERPILIH

KEMUNGKINAN TERPILIH

  Seandainya pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diadakan hari, pasangan mana yang akan dipilih atau dianggap paling pantas untuk didukung?…(%)

  100

  75 54,2

  50 23,4 22,4

25 Adang darodjatun – Dani Fauzi Bowo – Prijanto Belum tahu

  Anwar Trend pilihan kotor: mengabaikan yang tak terdaftar dan yang menyatakan tak akan ikut memilih (%)

  54

  84

  60

  40

  20

  20

  24

  23

  31

  65

  25

  55

  22

  28

  20

  13

  1

  15

  22

  49

  49

  80 100 Fauzi (Prijanto) Adang (Dani) Belum tahu (calon lain) Pilihan menurut potensi memilih dan potensi Golput (%) 100

  80

  65

  60 Adang-Dani

  45 Fauzi-Prijanto

  40 Belum tahu

  31

  24

  21

  14

  20 Potensi memilih Potensi Golput

SEBARAN SUARA

  26.4

  33.3

  12.1

  5.5 Cina

  33.3

  50.0

  16.7

  3.2 Minang

  11.0

  62.6

  15.3 Sunda

  13.2 Lainnya

  23.0

  58.8

  18.2

  27.6 Betawi

  22.5

  48.8

  28.7

  35.2 Jawa

  

ETNIS

TT/TJ Fauzi Bowo – Prijanto Adang Darodjatun – Dani Anwar Baseline KATEGORI

  54.5

  Seandainya pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diadakan hari, pasangan mana yang akan dipilih atau dianggap paling pantas untuk didukung?…(%)

  24.3

  23.0

  55.1

  20.5 44.9 < 1juta

  

INCOME

  31.6

  48.0

  20.4

  16.4 Pernah Kuliah atau lebih tinggi

  22.7

  54.3

  47.3 Tamat SLTA

  59.0

  13.6

  64.8

  21.6

  14.9 Tamat SLTP

  25.2

  51.2

  23.6

  21.4 Tamat SD atau lebih rendah

  

PENDIDIKAN

  25.6

  15.4

SEBARAN SUARA

  17.5

  16.7

  6.0 PPP

  11.9

  67.8

  20.3

  9.9 GOLKAR

  12.3

  70.2

  9.6 PDIP

  8.3

  14.3

  71.4

  14.3

  12.8 PD

  14.1

  31.5

  54.3

  15.5 PKS

  

Partai

TT/TJ Fauzi Bowo – Prijanto Adang Darodjatun – Dani Anwar Baseline KATEGORI

  75.0

  Seandainya pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diadakan hari, pasangan mana yang akan dipilih atau dianggap paling pantas untuk didukung?…(%)

  

Koran

  

Televisi

  27.3

  51.7

  21.0

  34.6 Jarang atau tidak pernah

  21.1

  55.7

  23.2

  65.4 Sering

  45.5

  19.0

  42.8

  11.8

  31.4 TJ/Rahasia

  18.2

  56.1

  25.8

  11.1 Lainnya

  9.5

  71.4

  3.7 PAN

  Kemungkinan Terpilih & Pengaruh Golput ‰ Sementara ini, dukungan terhadap pasangan Fauzi Bowo – Prijanto masih dominan.

  Pasangan ini dalam survei terakhir mendapat dukungan 54% warga. Sementara pasangan Adang Daradjatun – Dani Anwar mendapat dukungan sekitar 22.4% warga, dan 23.4% warga belum memutuskan.

  ‰

  Gambaran kasar tren dukungan terhadap masing-masing kandidat sejak Agustus 2006, dukungan terhadap Fauzi Bowo menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi antara bulan Januari ke Febuari. Sementara Adang juga trennya meningkat, tapi menurun sejak Febuari hingga Juli, dan angka belum memutuskan juga trennya meningkat dengan slope/kemiringan yang tidak besar.

  ‰

  Pasangan Fauzi – Prijanto dominan di setiap kelompok etnis, kecuali, etnis Cina, kebanyakan etnis Cina belum memutuskan dukungannya. Pada tingkat pendidikan dan pendapatan pasangan Fauzi – Prijanto juga dominan.

  ‰

  Pilihan terhadap partai juga kuat mempengaruhi pilihan, selain pemilih PKS, Fauzi dominan di tiap pemilih partai.

  ‰

  Secara agregat, dengan adanya Golput pun pasangan Fauzi Bowo – Prijanto masih unggul, namun pasangan ini paling dirugikan bila Golput jumlahnya besar. Dari 45% yang potensial Golput sebenarnya cenderung pada Fauzi, pada Adang 24%, dan

  POPULARITAS

POPULARITAS TOKOH

  100

  94.3

  86.7

  80

  73.9

  62.3

  60.0

  60

  47.7

  40

20 Kenal Suka Yakin bisa memimpin

  Adang Daradjatun Fauzi Bowo

  Fauzi Bowo lebih dikenal, lebih disuka, dan lebih diyakini bisa

POPULARITAS TOKOH

  100

  80

  56.5

  55.3

  60

  48.7

  45.8

  45.9

  43.8

  40

20 Kenal Suka Yakin bisa memimpin

  Dani Anwar Prijanto

  Profil kedua calon pendamping dinilai kira-kira sama oleh

KESIMPULAN DAN SARAN- SARAN

  Kesimpulan

‰ Potensi Golput atau tidak ikut dalam pemilihan Gubernur DKI

sangat besar. Potensi Golput maksimal mencapai 65%.

  Angka ini bisa dikurangi dengan memastikan bahwa warga yang ‰ belum tahu terdaftar sudah terdaftar untuk ikut memilih. Juga dipastian bahwa undangan untuk memilih sampai kepada warga.

  Masih ada waktu untuk membenahi ini.

  ‰ Semua ini terutama menjadi tanggung jawab KPUD.

  Bila Golput terjadi secara optimal (65%), potensi calon yang kalah ‰ untuk tidak menerima kekalahannya terbuka dengan membuat klaim bahwa angka itu adalah pendukungnya. Ini akan menimbulkan kerawanan pasca-Pilkada.

  Kesimpulan

‰ Angka Golput harus ditekan sedemikian rendah dan usahakan

agar selisih perolehan suara antara dua pasangan calon di atas angka Golput sehingga tidak ada alasan untuk menolak kemenangan tersebut, dan manifestasi potensi konflik pasca- Pilkada dapat diredam.

  Untuk sementara ini, selisih potensi perolehan suara pasangan ‰

  Fauzi-Prijanto sebesar 32%. Cukup jauh. Tapi bila selisih ini masih di bawah tingkat Golput, misalnya 40%, potensi untuk menggugat hasil Pilkada menjadi terbuka, dan bisa menimbulkan kerawanan.

  

‰ Karena itu, untuk menjaga pasca-Pilkada tetap aman, semua

stakeholder Pilkada DKI, terutama dua pasangan calon dan KPUD, harus bekerja keras agar tingkat Golput ditekan serendah