JURNAL SKRIPSI ANALISIS PENYEBAB WANITA
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL SKRIPSI
ANALISIS PENYEBAB WANITA MASUK KE DALAM DUNIA
SUPORTER SEPAK BOLA, BONEK
MUHAMMAD HADI SAPUTRA
NRP: 5090068
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Yusti Probowati Rahayu
Siti Yunia Mazdafiah, S.S., MWS
Analisis Penyebab Wanita Masuk Ke Dalam Dunia Suporter Sepak Bola,
Bonek
Muhammad Hadi Saputra (5090068)
Fakultas Psikologi
Hadisaputra14@ymail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan para wanita yang
bergabung dalam suporter bonek. Dengan menjawab pertanyaan penelitian ini,
dapat meraih suatu insight tentang topik-topik atau tema-tema psikologis seperti,
pengaruh sosial dan penilaian sosial. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan paradigma postpositivisme untuk mendeskripsikan sebab-sebab
wanita menjadi suporter bola, bonek. sebab-sebab terebut merupakan data-data
yang telah dikumpulkan dan dijelaskan menggunakan theory of planned
behaviour. Dan menggunakan studi kasus instrumental. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan data dengan cara observasi dan interviu.
Peneliti menggunakan tiga metode validitas untuk penelitian ini. Yakni, validitas
kumulatif yang bisa dicapai dengan menyesuaikan data yang diperoleh dengan
teori acuan. Kemudian, validitas komunikatif yang dapat dicapai dengan
mengkonfirmasikan pada dosen pembimbing mengenai analisis yang dilakukan
peneliti. Dan terakhir, validitas argumentatif yang menggunakan pemikirian
secara logis terkait data mentah yang diperoleh dari observasi dan interviu. Hasil
dari penelitian ini, wanita dapat menjadi suporter bola dikarenakan memiliki sikap
positif terhadap suporter tersebut. Wanita juga memiliki orang-orang terdekat
yang mendukung dirinya menjadi suporter dan mendapatkan fasilitas yang lebih
banyak memudahkan dirinya menjadi suporter. Dengan demikian, niat untuk
menjadi suporter menjadi kuat dan berperilaku menjadi suporter bonek.
Kata Kunci : Suporter bola, bonek, bonek wanita, theory of planned behaviour.
Abstract
This study aims to determine the reasons for the women who joined the supporters bonek.
By answering these research questions, can achieve an insight on topics and themes, such
as psychological, social influence and social assessment. This study used qualitative
methods postpositivisme paradigm to describe the causes of women into football fans,
hooligans. the causes of the stretcher is the data that has been collected and described
using the theory of planned behavior. And using the instrumental case study. This study
uses data collection techniques by observation and interview. Researchers used three
methods of validity for this study. Namely, the cumulative validity can be achieved by
adjusting the data obtained with the theory of reference. Then , communicative validity
can be achieved by confirming the supervisor of the analysis conducted by researchers.
And last , use argumentative validity pemikirian logically related raw data obtained from
observations and interviews. The results of this study, women may be due to the ball fans
1
have a positive attitude towards the fans. Women also have loved ones who support him
become fans and get more amenities ease himself into supporters. Thus, the intention to
be a strong and well-behaved fans into becoming supporters bonek.
Keywords : Football supporter, bonek, woman’s bonek, theory of planned behaviour.
suporter. Sehingga, dapat dikatakan
PENDAHULUAN
Suporter merupakan bagian
bahwa
suporter
dan
penonton
yang tidak dapat dipisahkan dari
memiliki perbedaan yaitu suporter
sebuah pertandingan sepak bola.
lebih ke arah perilaku sedangkan
Suporter sendiri dapat didefnisikan
penonton hanya menyaksikan tanpa
sebagai individu / kelompok yang
menunjukkan perilaku.
memberi dukungan dalam
suatu
Salah satu suporter sepak
pertandingan sepak bola (Suryanto,
bola
2008).
Indonesia
Berbeda halnya dengan
penonton,
suporter
lebih
yang
cukup
terkenal
khususnya
bernama bonek.
di
Surabaya
Suporter dengan
menunjukkan bentuk dukungannya
julukan bonek merupakan suporter
dengan
Misalnya,
dari klub sepakbola yang bernama
dengan cara bernyanyi atau sekedar
Persebaya Surabaya dan mengenakan
memainkan alat musik seperti drum
atribut dan pakaian berwarna hijau.
dan memberikan semangat kepada
Serta, suporter yang pertama kali
bertanding.
mengenalkan istilah tret.. tretet.. tet..
berperilaku.
Sedangkan,
penonton
sendiri merupakan individu yang ada
sebagai
istilah
dalam suatu pertandingan, namun
suporter
menuju kandang
perilaku yang ditunjukkannya hanya
dimana
melihat dan menikmati pertandingan.
(Pribadi, sitat dalam Junaedi 2012).
Oleh karena itu, menurut Suryanto
Pada awalnya, persebaya sendiri
(2008) mengatakan, bahwa dalam
telah terbentuk sejak tahun 1927
suatu
(Firmansyah, 2012).
pertandingan
sepak
bola,
Persebaya
Meskipun
semua individu yang menyaksikan
untuk
perjalanan
lawan
bertanding.
bonek
sendiri
pertandingan adalah penonton namun
memiliki suporter yang mayoritasnya
tidak
adalah pria, bukan berarti tidak ada
semua
penonton
adalah
2
wanita
sebagai
anggota.
Dalam
masuk
ke
dalam
stadion,
para
suporter khususnya bonek terdapat
pendukung
beberapa bonek wanita. Para supoter
untuk mengantri satu baris oleh
bonek
para
petugas keamanan. Hal ini dilakukan
bonek wanita dengan sebutan bonita.
agar tidak terjadi kericuhan saat
Sebab,
dalam
masuk ke dalam stadion. Untuk para
Persebaya
bonita yang datang bersama dengan
seringkali
lebih
menyebut
mudah
penyebutannya.
Saat
persebaya
diharuskan
bertanding, para bonita ini sering
teman-teman
datang
bersama
dengan
teman
didepan temannya. Ada juga teman
prianya.
Mereka
datang
dengan
prianya yang berada di depan barisan
menggunakan
motor,
kebanyakan
jarang
pula
berbaris
bonita untuk melindungi dari depan.
berboncengan dengan teman prianya.
Tidak
prianya
Di dalam kelompok bonek,
bonita
bonita adalah kelompok minoritas.
berboncengan dan diapit oleh dua
Perbandingannya
teman prianya. Satu berada di depan,
Sebagai kaum minoritas mereka
satunya berada di belakang bonita.
kerapkali mengalami diskriminasi
Adapula yang berboncengan sesama
gender. Diskirminasi gender tersebut
bonita.
mengakibatkan
adalah
muncul
10:4.
stereotipe
Sesampainya di stadion, para
gender. Stereotipe gender inilah yang
bonita tidak langsung masuk ke
mengakibatkan adanya perbedaan
dalam tetapi masih menunggu rekan-
antara pria dan wanita. Hal tersebut
rekannya dan masuk bersama-sama.
tergambarkan
Saat masuk ke dalam stadion, bonita
patriarki, dimana peran pria lebih
yang datang bersama dengan rekan-
besar
rekan prianya seringkali dilindungi
Indonesia, khususnya Surabaya juga
agar tidak dilecehkan oleh oknum
masih menganut budaya patriarki.
bonek yang tidak bertanggung jawab.
Para bonek yang mayoritas pria
Maksudnya adalah oknum bonek
menjadikan
yang kerapkali melakukan tindakan
wanita di luar bonek sebagai media
asusila ataupun oknum bonek yang
untuk
melakukan tindak kriminal. Ketika
observasi
3
dalam
daripada
peran
bonek
diremehkan.
yang
budaya
wanita.
wanita
atau
Dalam
hasil
dilakukan
oleh
peneliti, banyak diantara bonek yang
biasanya akan mendesak beberapa
menggoda-goda para bonek wanita
penonton untuk membuat kepadatan.
seperti menarik jaket yang dikenakan
Ketika sudah terjadi kepadatan di
dan
jalan menuju pintu keluar, mereka
memanggil
bonita
tersebut
dengan cara bersiul.
Bentuk-bentuk
akan melakukan pelecehan dengan
lain
dari
meraba-raba
payudara
apabila
diskriminasi gender yang dialami
sedang berdekatan dengan bonita.
bonita adalah ketika berjalan di area
Pelecehan tersebut berlangsung cepat
stadion, beberapa kali para bonek
agar bonita tersebut tidak mengetahui
menyoraki ”huuuuu” , ”ayune rek”,
siapa yang melakukannya. Mereka
”tak bayar piro?”. Sorakan tersebut
melakukan pada bonita yang bersama
adalah
yang
seringkali
peneliti
dengan teman prianya. Tanda yang
dengar
ketika
berada di dalam
biasa digunakan para oknum bonek
stadion. Selain itu, peneliti juga
sebelum melakukan aksi pelecehan
pernah menemui bentuk dikriminasi
adalah
lainnya yakni pelecehan seksual.
tangan’e, awas wedok’ane” yang
Bentuk pelecehan ini berupa meraba
berarti
anggota tubuh bonita. Anggota tubuh
pacar/teman wanitanya”.
yang dimaksud adalah bagian pantat
dengan
”awas
berteriak
tangannya,
Sebagai
dan payudara bonita.
bagian
”awas
awas
dari
pendukung Persebaya atau yang
Perilaku ini dilakukan secara
biasa disebut bonek, saya bertanya-
cepat oleh oknum bonek. Mereka
tanya bagaimana faktor-faktor yang
yang melakukan berasal dari kaum
mendasari
pria.
bergabung dengan bonek.
Hal
ini
terjadi
manakala
para
wanita
ikut
pertandingan telah usai dan para
penonton turun ke bawah untuk
Kajian Pustaka
menuju pintu keluar stadion. Jalan
Theory of Planned Behaviour
menuju
pintu
stadion
tersebut
Wanita tidak
serta
merta
terdapat lorong. Di tempat itulah
dapat menjadi bonek wanita atau
kerapkali pelecehan dilakukan. Para
bonita.
oknum pelaku pelecehan seksual
merupakan suatu bentuk perilaku
4
Sebab,
menjadi
bonita
terencana. Oleh karena itu, peneliti
Intention adalah niat individu
menggunakan theory of planned
untuk
behaviour sabagai landasan teori
mengindikasikan
untuk menganalisis faktor psikologis
kemauan
pada wanita
berperilaku
yang
menyebabkan
masuk ke dalam supoter bonek.
Theory
adalah
planned
sebuah
1991).
dan
seberapa
kuat
antusiasme
untuk
(sitat
Niat
serta
dalam
Ajzen,
merupakan
bagian
behavior
terpenting dalam berperilaku. Sebab,
yang
semakin kuat niat individu semakin
teori
menjelaskan bagaimana
berpikir
berperilaku
individu
besar
untuk berperilaku dan
peluang
untuk
melakukan
perilaku tersebut. Agar dapat tercapai
menciptakan niat untuk bertindak
perilaku
(sitat dalam Taylor, peplau, & Sears,
adanya kontrol terhadap perilaku.
2006). Menurut teori TPB, seseorang
Hal ini dikarenakan perilaku akan
memutuskan untuk berperilaku atas
muncul
dasar pemikiran rasional mereka
untuk memunculkannya.
(Baron,
Byrne,
&
Branscombe,
yang
apabila
Untuk
diinginkan,
ada
perlu
kesempatan
menjadi
seorang
2006). Menurut MacFarlane dan
bonek, dalam TPB individu harus
Woolfson,
dapat
(2012);
Scannell,
menyikapi perilaku
bonek
Calantone, & Melnyk, (2011), teori
secara
TPB merupakan sebuah kerangka
evaluasi dari hasil pengalaman dalam
teoritis yang menghubungkan antara
dunia sosial (sitat dalam Baron,
sikap dan perilaku dan memberikan
Byrne,
suatu proses pengambilan keputusan
Pengalaman tersebut dapat berupa
yang kompleks Dapat
hasil
bahwa
TPB
kerangka
menjelaskan
dikatakan
merupakan
teoritis
yang
bagaimana
positif.
&
Sikap
merupakan
Branscombe,
pembelajaran
2006).
sosial,
suatu
perbandingan sosial, serta dari faktor
dapat
genetik.Hasil
individu
dari
pengalaman
tersebut
menciptakan
menggunakan pemikirannya dalam
penilaian
bagi
proses pengambilan keputusan untuk
mempertimbangkan hasil dari suatu
berperilaku.
perilakunya akan berdampak positif
individu
sebuah
untuk
atau negatif (Ajzen dalam Baron,
5
Byrne, & Branscombe, 2006). Oleh
ada atau tidaknya faktor yang dapat
karena itu, dapat dikatakan attitude
memfasilitasi
toward behaviour merupakan suatu
terbentuknya perilaku.
dan
menghalangi
keyakinan individu dari konsekuensi
yang akan diterima bila melakukan
Pola Asuh
Pola asuh menurut
perilaku tersebut.
Seseorang
pasti
(2010)
memiliki
merupakan
Aisyah
suatu
bentuk
dirinya
hubungan interaksi antara orang tua
sehingga ia menggunakan aturan
dan anak dalam proses pengasuhan.
tersebut
Mengasuh dalam artian adalah untuk
aturan
(norma)
untuk
dalam
melakukan
suatu
bisa
mengajari
atau
menanamkan nilai-nilai atau norma
ada
yang berlaku dalam masyarakat dan
seseorang yang ingin menjadi bonek
membimbing hingga memasuki masa
maka ia harus menggunakan norma
dewasa. Menurut Baumrind (sitat
yang memperbolehkan ia menjadi
dalam Santrock, 2002) teerdapat
seorang bonek. Dalam TPB, norma
beberapa jenis pola asuh, yakni,
ini disebut sebagai subjective norm.
Otoritatif, Otoriter, dan Permisif.
perilaku.
Aturan
bersifat
tersebut
melarang
memperbolehkan.
Untuk
suatu
Apabila
dapat
perilaku,
anak,
Pola asuh otoritatif adalah pola
mewujudkan
seseorang
seorang
asuh
dapat
yang
selalu
memberikan
mengontrol apakah perilaku itu akan
kesempatan
pada
anak
untuk
diwujudkan atau tidak. Misalnya,
berekspresi,
berpendapat,
serta
bila terdapat seseorang yang ingin
memberikan dorongan anak untuk
berperilaku menjadi bonek maka, ia
mandiri
akan mengontrol perilakunya untuk
batasan-batasan atas tindakan anak.
benar-benar diwujudkan atau tidak.
Sedangkan, pola asuh otoriter adalah
Kontrol terhadap perilaku ini disebut
pola asuh yang mengarahkan anak
dengan perceived behaviour control.
untuk patuh terhadap aturan yang
Jadi,
diterapkan oleh orang tua.
dapat
perceived
disimpulkan
behaviour
bahwa
Pola
control
merupakan bentuk keyakinan tentang
namun
asuh
masih
memiliki
otoriter
dapat
membentuk karakteristik anak yang
6
pemalu, minat pada prestasi menjadi
menjaga keutuhan kelompoknya dan
kurang, serta kurang memiliki sifat
menyelesaikan
bersaing
rintangan
(Baumrind
sitat
dalam
Santrock, 2002).
Suporter
Pada pola asuh permisif terbagi
keutuhan
masalah
secara
bonek
atau
bersama-sama.
selalu
menjaga
kelompoknya
dengan
menjadi dua (Maccoby & Martin
datang
sitat dalam Santrock, 2002) yaitu,
stadion. Selain itu, mereka juga
pola
bernyanyi sebagai bentuk dukungan
asuh
permissive-indifferent
dimana pada pola asuh ini interaksi
secara
bersama-sama
ke
terhadap Persebaya.
orang tua dan anak tidak ada,
sehingga anak menjadi terabaikan.
Kolektivitas Kelompok
Dan pola asuh permissive-indulgent
Massa seakan-akan memiliki
yakni, orang tua dalam hal ini sangat
jiwa
terlibat
sifatnya dari sifat jiwa para individu
dalam
kehidupan
anak,
tersendiri
yang
berlainan
namun tidak memberikan batasan
yang
kepada
adalah
tersebut. (Gustave Le Bon dalam
bekerja,
Ardianto, 2007). Dalam suporter
memberikan
bonek, mereka yang berasal dari
kebutuhan finansial secarap berlebih.
berbagai tempat dan daerah akan
Pola asuh ini dapat menyebabkan
merasa menjadi satu dalam suporter
anak menjadi manja.
bonek.
anak.
orang
tua
sehingga
Contohnya
yang
sibuk
hanya
tergabung
Tidak
dalam
peduli
massa
siapapun
mereka, jabatan, atau umur mereka
berapa apabila masuk dalam bonek
Kohesivitas Kelompok
Kelompok
bonek
identik
maka akan berperilaku sama dengan
dengan kekompakan. Dalam teori
bonek yang lain. Hal ini juga dapat
psikologi sosial, kekompakan adalah
disebut dengan deindividuasi.
kohesivitas. Menurut Johnson dan
Johnson
(2000)
mendefinisikan
Peran Gender
kohesivitas sebagai daya ikat yaitu
Perilaku agresif merupakan salah
kekuatan
oleh
satu ciri maskulinitas yang diperoleh
seluruh anggota kelompok agar dapat
sepanjang individu dari lahir hingga
yang
dilakukan
7
berkembang secara terus menerus.
Peneliti memilih menggunakan
Fagot & Leinbach (sitat dalam
studi kasus
ardianto, 2007) menjabarkan peran
peneliti ingin menggunakan kasus
gender
penyebab wanita masuk dalam dunia
masulin
dan
feminism
instrumental. Sebab,
dibentuk pada individu di usia yang
suporter
masih muda. Jadi, dapat dikatakan
menemukan alasan subjek bergabung
bahwa dunia suporter memang lebih
secara mendalam. Alasan ini pada
diperuntukan
nanti
sembagai
dunia
sebagai
menjadi
sarana
ciri
untuk
khas
dalam
maskulin karena mengandung unsur
penelitian
maskulin.
menggunakan teknik pengambilan
ini.
Penelitian
ini
data dengan cara observasi dan
interviu.
Metode Penelitian
Paradigma
postpositivisme
Pada
penelitian
kualitatif
merupakan suatu pandangan yang
pengambilan subjek penelitian tidak
dikombinasikan
data
dapat ditentukan sejak awal dan
serta
dapat berubah sesuai dengan konteks
berdasarkan
yang telah dikumpulkan
pemikiran logis dan bertujuan untuk
penelitian
menemukan hubungan sebab-akibat
Menurut
(sitat dalam Creswell, 2007). Peneliti
Poerwandari,
menggunakan
paradigma
beberapa metode pemilihan subjek.
untuk
Yakni, Pengambilan sampel ekstrim
postpositivisme
(Poerwandari,
Patton
(sitat
2001)
2001).
dalam
terdapat
mendeskripsikan sebab-sebab wanita
atau
menjadi suporter bola, bonek. sebab-
sampel berfokus pada intensitas,
sebab terebut merupakan data-data
pengambilan sampel dengan variasi
yang
maksimum,
telah
dikumpulkan
dan
dijelaskan menggunakan theory of
planned
behaviour.
dikombinasikan
pengambilan
pengambilan
sampel
homogen, pengambilan sampel kasus
Kemudian,
sehingga
menyimpang,
tipikal,
dapat
purposif,
pengambilan
sampel
penganbilan
sampek
mengetahui alasan bergabung dalam
krtikal, pengambilan sampel bola
sudut pandang subjek.
salju, pengambilan sampel dengan
8
kriteria tertentu, dan pengambilan
Peneliti
sampel berdasarkan teori.
Penelitian
ini
menggunakan
tiga
metode validitas untuk penelitian ini.
menggunakan
Yakni, validitas kumulatif yang bisa
metode pengambilan sampel kasus
dicapai dengan menyesuaikan data
tipikal dengan dua seubjek. Sebab,
yang diperoleh dengan teori acuan.
dua subjek tersebut dapat mewakiili
Kemudian,
fenomena yang diteliti yakni wanita
yang
yang menjadi bonek. Alasan peneliti
mengkonfirmasikan
memilih dua subjek tersebut adalah
mengenai data dan analisis yang
subjek pertama yakni seorang bonita
dilakukan peneliti. Dan terakhir,
yang telah lama berkecimpung dalam
validitas
dunia bonek. Ia juga pernah menjadi
menggunakan
pemikirian
secara
bendahara
dalam
salah
logis terkait
data mentah
yang
organisasi
bonek
terbesar
satu
validitas
dapat
komunikatif
dicapai
dengan
pada
subjek
argumentatif
yang
di
diperoleh dari observasi dan interviu
Surabaya. Serta ia seringkali berada
(sitat dalam Poerwandari, 2001).
di komunitas bonek dan menjalankan
Dalam mencapai validitas tersebut,
bisnis pakaian dan aksesoris bonek.
peneliti
Subjek kedua adalah salah satu
triangulasi.
pendiri
sekaligus
menggunakan
konsep
pemimpin
kelompok bonita. Ia tinggal di daerah
Hasil dan Pembahasan
Gresik namun memiliki loyalitas
Berdasarkan
dari
hasil
tinggi terhadap Persebaya. Ia juga
penelitian ini, maka dapat dikatakan
sering melakukan tur ke luar kota
bahwa Bonek adalah salah satu
apabila Persebaya sedang bertanding
kelompok suporter bola terbesar di
di luar kota. Diantara kedua bonita
Indonesia.
tersebut tetapi jarak usia antara
mendapatkan sorotan publik karena
subjek pertama dan kedua terpaut 11
perilaku-perilaku yang merugikan
tahun. Umur subjek yang pertama
orang
yakni 30 tahun sedangkan umur
kerusuhan.
subjek yang kedua adalah 18 tahun.
dikenal sebagai suporter yang kreatif
9
lain
Mereka
seperti
Namun,
kerapkali
melakukan
bonek
juga
karena mereka kerap mendukung
dapat lebih dekat dengan pacar.
Persebaya dengan nyanyian.
Sedangkan, sikap Ardina juga positif.
Di
dalam
suporter
bonek,
Sebab, Ardina akan mendapatkan
terdapat perilaku-perilaku maskulin
kesenangan dan kekompakan serta,
seperti
mendapat kasih sayang dari ketua
agresi.
Oleh
sebab
itu,
suporter bonek mayoritas terdiri dari
pria.
Namun,
BLC sebagai pengganti Ayah.
dalam
Subjective norm pada Raisya
perkembangannya, bonek tidak lagi
adanya dorongan dari Ibunya untuk
identik dengan pria. Seperti Raisya
menjadi bonek. Sebab, Raisya lebih
dan
dekat dengan Ibu. Dorongan untuk
Ardina.
Mereka
merupakan
suporter bonek wanita.
berperilaku
menjadi
bonek
juga
Menjadi bonek terutama bagi
terdapat pada pacar Raisya. Sebab,
wanita merupakan suatu bentuk dari
pacar Raisya yang mengajak Raisya
berkembangnya
untuk ikut begabung dengan bonek.
jaman
mengingat
selama ini bonek selalu di dominasi
Ardina
oleh
berperilaku menjadi bonek dari orang
pria.
Untuk
mengungkap
berbagai macam penyebab masuknya
memiliki
dorongan
tua, Om, sepupu, dan ketua BLC.
Raisya dan Ardina dalam dunia
Perceived behaviour control
suporter, bonek. Salah satu teori
dalam diri Raisya adalah adanya
yang
pacar. Raisya dengan mudah dapat
dapat
adalah
mengungkapkannya
menggunakan
theory
menjadi bendahara organisasi berkat
of
planned behaviour atau TPB. Pada
pacar
TPB terdapat tiga determinan yang
mendirikan
mempengaruhi
membentuk
lingkungan bonek bersama pacar.
perilaku. Yakni, attitude toward
Sedangkan, kemudahan yang didapat
behaviour, subjective norm, dan
Ardina berasal dari Om, Ayah dan
perceived behaviour control.
ketua BLC. Dimana, kemudahan
untuk
dan
Raisya
juga
tempat
usaha
bisa
di
Attitude toward behaviour atau
yang didapat dari Om bisa masuk ke
sikap dari Raisya positif untuk
stadion secara gratis dan dapat
menjadi
berkenalan
bonek.
Sebab,
Raisya
merasa mendapat pertemanan dan
dengan
kelompok-
kelompok bonek. Kemudahan yang
10
diberikan
Ayah
adalah
Berdasarkan kesimpulan diatas,
memberikan fasilitas kepada Ardina
wanita dapat menjadi suporter bola
untuk mendukung Persebaya di luar
dikarenakan memiliki sikap positif
kota.
terhadap suporter tersebut. Sikap ini
Ketiga
Ardina
determinan
TPB,
terbentuk
melalui
pengalaman
attitude toward behaviour, subjective
hidupnya. Ia juga memiliki orang-
norm, perceived behaviour control,
orang terdekat yang mendukung
menciptakan intention atau niatan
dirinya menjadi suporter, seperti ibu,
untuk
Pada
ayah, om, sepupu dan pacar ataupun
Raisya, niat Raisya untuk menjadi
orang-orang yang berpengaruh dalam
bonek kuat. Sebab, Raisya meyakini
hidupnya. Mereka yang berpengaruh
bahwa bergabung dengan bonek
dalam kehidupan wanita tersebut
berdampak
dirinya,
yang membuatnya kemudian masuk
kemudian perilaku menjadi bonek
menjadi suporter bola. Hal lain
mendapat dukungan dari Ibu dan
adalah Ia mendapatkan fasilitas yang
pacar. Dan Raisya mendapatkan
lebih banyak memudahkan dirinya
banyak kemudahan untuk menjadi
menjadi suporter, seperti masuk ke
bonek.
dalam
dapat
berperilaku.
positif
bagi
stadion
secara
menjadi
mendirikan
tempat
bonek juga kuat. Sebab, Ardina
lingkungan
suporter,
yakin bila bergabung dengan bonek
anggota organisasi suporter.
Pada Ardina,
niat
gratis,
usaha
di
menjadi
akan berdampak positif. Hal ini
diperkuat oleh dorongan dari orang
Kesimpulan dan Saran
tua, Om, sepupu, dan Ketua BLC
Kesimpulan
untuk
menjadi
bonek.
Berdasarkan
Mereka
kesimpulan
menjadi faktor yang mempermudah
diatas, wanita dapat menjadi suporter
Ardina
bonek.
bola dikarenakan memiliki sikap
banyak
positif terhadap suporter tersebut.
untuk
menjadi
ditambah,
Ardina
mendapatkan
kemudahan
Sikap
untuk
ini
terbentuk
menjadi bonek. Sehingga, Ardina
pengalaman
menjadi bonek.
memiliki orang-orang terdekat yang
11
hidupnya.
melalui
Ia
juga
mendukung dirinya menjadi suporter,
Daftar Pustaka
seperti ibu, ayah, om, sepupu dan
Adrianto, R. N. (2007). Bonek dan
Perilaku Anarkisnya. Skripsi,
tidak diterbitkan, Universitas
Surabaya, Surabaya.
pacar ataupun orang-orang yang
berpengaruh
dalam
hidupnya.
Mereka yang berpengaruh dalam
kehidupan
membuatnya
wanita
tersebut
kemudian
Aisyah, St. (2010). “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Terhadap
Tingkat Agresivitas Anak”.
Jurnal Mediatek. 2 (1).
yang
masuk
menjadi suporter bola. Hal lain
Ali, M., & Asrori, M. (2004).
Psikologi
remaja:
perkembangan peserta didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
adalah Ia mendapatkan fasilitas yang
lebih banyak memudahkan dirinya
menjadi suporter, seperti masuk ke
dalam
stadion
secara
mendirikan
tempat
lingkungan
suporter,
Amarullah, A. (2010). Aksi Bonek
Rugikan PT KA Sebesar
Rp105 Juta . Diunduh Maret
27, 2012, dari vivanews.com:
http://nasional.vivanews.com/
news/read/124135aksi_bonek_rugikan_pt_ka_s
ebesar_rp105_juta
gratis,
usaha
di
menjadi
anggota organisasi suporter.
Saran
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004).
Psikologi sosial edisi 10th
volume 2. Jakarta: Erlangga.
Diharapkan dalam penelitian
selanjutnya bisa lebih mendalami
kasus lebih lanjut. Sebab, masih
Baron,
banyak faktor psikologis yang belum
terungkap
dengan
menggunakan
teori lain. Selain itu, dibutuhkan
kemampuan
diri
memahami
data-data
diperoleh.
untuk
yang
Sehingga,
R. A., Byrne, D., &
Branscombe, N. R. (2006).
Social
Psychology
12th
edition. Boston: Allyn and
Bacon.
dapat
Beka, I., & Tampubolon, M. (2010).
Gara-gara Bonek, Persib
Terancam Sanksi. Diunduh
Maret
27,
2012,
dari
Vivanews.com:
http://nasional.vivanews.com/
news/read/124093gara_gara_bonek__persib_ter
ancam_sanksi
telah
dapat
menganalisis data dengan baik.
12
Rabbani, S. (2012). Dollard & Miller
- psikologi kepribadian.
Retrieved Oktober 02, 2013,
from
sofia_rabbanifpsi10.web.unair.ac.id:
http://sofia_rabbanifpsi10.web.unair.ac.id/artikel
_detail-50284-kuliahDollard%20&%20Miller%20
%20Psikologi%20Kepribadia
n.html.
Creswell, J. W. (2007). Qualitative
inquiry & research design
choosing
among
five
approach.
Lincoln:
University of Nebreska
Feist, J., & Feist, G. J. (2006).
Theories of personality edisi
keenam. Ygoyakarta: Pustaka
Pelajar.
Myers,
Firmansyah, A. (2012). Sejarah
Persebaya. Diunduh Oktober
23, 2012, dari anggyfirmansyah.blogspot.com:
http://anggyfirmansyah.blogspot.com/201
0/02/sejarah-persebaya.html
D. G. (2008). Social
psychology (9th ed.). New
York: The Mc Grow-Hill
Companies.
Sandhykaro, W. E. D. (2011).
Analisis Faktor Pembentuk
Perilaku
Agresi
pada
Suporter Bonek. Skripsi,
tidak diterbitkan, Universitas
Surabaya, Surabaya.
Fraley, C. R. & Shaver, P. R (2000).
“Adult Romantic Attachment:
Theoritical
Developments,
Emerging Controversies, and
Unanswered
Questions”.
Review
of
General
Psychology, 4(2)
Santrock, J. W. (2002). Life-span
development perkembangan
masa
hidup.
Jakarta:
Erlangga.
Johnson, D.W. & Johnson, F. P.
(2003). Joining together :
group theory and group
skill,4th ed. Boston : Pearson,
inc.
Solso,
R. L. (2005). Cognitive
psychology. Boston: Allyn
and Bacon.
Suryanto. (2008). Perbedaan antara
istilah
penonton
dan
suporter. Retrieved Oktober
5,
2013,
from
suryanto.blog.unair.ac.id:
http://suryanto.blog.unair.ac.i
d/2008/01/09/perbedaanistilah-antara-penonton-dansuporter-sepakbola/
Junaedi, F. (2012). Bonek komunitas
suporter
pertama
dan
terbesar
di
Indonesia.
Yogyakarta:
Mata
Padi
Presindo.
Poerwandari,
E.
K.
(2001).
Pendekatan kualitatif untuk
penelitian perilaku manusia.
Jakarta: LPSP3.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., &
Osears, D. (2006). Social
13
Psychology. Upper Saddle
River: Pearson Education.
Walgito, B. (2003). Psikologi sosial :
suatu pengantar. Ygoyakarta:
Andi.
Yılmaz, Ç. C. (2012). Female
hooligan fuels question on
‘ban’ of women supporters.
Diunduh November 9, 2012,
dari hurriyetdailynews.com:
http://www.hurriyetdailynews
.com/female-hooligan-fuelsquestion--on-ban-of-womensupporters.aspx?pageID=238
&nID=12745&NewsCatID=4
44
Yin, R. K. (1996). Studi kasus :
desain dan metode. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
14
JURNAL SKRIPSI
ANALISIS PENYEBAB WANITA MASUK KE DALAM DUNIA
SUPORTER SEPAK BOLA, BONEK
MUHAMMAD HADI SAPUTRA
NRP: 5090068
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Yusti Probowati Rahayu
Siti Yunia Mazdafiah, S.S., MWS
Analisis Penyebab Wanita Masuk Ke Dalam Dunia Suporter Sepak Bola,
Bonek
Muhammad Hadi Saputra (5090068)
Fakultas Psikologi
Hadisaputra14@ymail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan para wanita yang
bergabung dalam suporter bonek. Dengan menjawab pertanyaan penelitian ini,
dapat meraih suatu insight tentang topik-topik atau tema-tema psikologis seperti,
pengaruh sosial dan penilaian sosial. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan paradigma postpositivisme untuk mendeskripsikan sebab-sebab
wanita menjadi suporter bola, bonek. sebab-sebab terebut merupakan data-data
yang telah dikumpulkan dan dijelaskan menggunakan theory of planned
behaviour. Dan menggunakan studi kasus instrumental. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan data dengan cara observasi dan interviu.
Peneliti menggunakan tiga metode validitas untuk penelitian ini. Yakni, validitas
kumulatif yang bisa dicapai dengan menyesuaikan data yang diperoleh dengan
teori acuan. Kemudian, validitas komunikatif yang dapat dicapai dengan
mengkonfirmasikan pada dosen pembimbing mengenai analisis yang dilakukan
peneliti. Dan terakhir, validitas argumentatif yang menggunakan pemikirian
secara logis terkait data mentah yang diperoleh dari observasi dan interviu. Hasil
dari penelitian ini, wanita dapat menjadi suporter bola dikarenakan memiliki sikap
positif terhadap suporter tersebut. Wanita juga memiliki orang-orang terdekat
yang mendukung dirinya menjadi suporter dan mendapatkan fasilitas yang lebih
banyak memudahkan dirinya menjadi suporter. Dengan demikian, niat untuk
menjadi suporter menjadi kuat dan berperilaku menjadi suporter bonek.
Kata Kunci : Suporter bola, bonek, bonek wanita, theory of planned behaviour.
Abstract
This study aims to determine the reasons for the women who joined the supporters bonek.
By answering these research questions, can achieve an insight on topics and themes, such
as psychological, social influence and social assessment. This study used qualitative
methods postpositivisme paradigm to describe the causes of women into football fans,
hooligans. the causes of the stretcher is the data that has been collected and described
using the theory of planned behavior. And using the instrumental case study. This study
uses data collection techniques by observation and interview. Researchers used three
methods of validity for this study. Namely, the cumulative validity can be achieved by
adjusting the data obtained with the theory of reference. Then , communicative validity
can be achieved by confirming the supervisor of the analysis conducted by researchers.
And last , use argumentative validity pemikirian logically related raw data obtained from
observations and interviews. The results of this study, women may be due to the ball fans
1
have a positive attitude towards the fans. Women also have loved ones who support him
become fans and get more amenities ease himself into supporters. Thus, the intention to
be a strong and well-behaved fans into becoming supporters bonek.
Keywords : Football supporter, bonek, woman’s bonek, theory of planned behaviour.
suporter. Sehingga, dapat dikatakan
PENDAHULUAN
Suporter merupakan bagian
bahwa
suporter
dan
penonton
yang tidak dapat dipisahkan dari
memiliki perbedaan yaitu suporter
sebuah pertandingan sepak bola.
lebih ke arah perilaku sedangkan
Suporter sendiri dapat didefnisikan
penonton hanya menyaksikan tanpa
sebagai individu / kelompok yang
menunjukkan perilaku.
memberi dukungan dalam
suatu
Salah satu suporter sepak
pertandingan sepak bola (Suryanto,
bola
2008).
Indonesia
Berbeda halnya dengan
penonton,
suporter
lebih
yang
cukup
terkenal
khususnya
bernama bonek.
di
Surabaya
Suporter dengan
menunjukkan bentuk dukungannya
julukan bonek merupakan suporter
dengan
Misalnya,
dari klub sepakbola yang bernama
dengan cara bernyanyi atau sekedar
Persebaya Surabaya dan mengenakan
memainkan alat musik seperti drum
atribut dan pakaian berwarna hijau.
dan memberikan semangat kepada
Serta, suporter yang pertama kali
bertanding.
mengenalkan istilah tret.. tretet.. tet..
berperilaku.
Sedangkan,
penonton
sendiri merupakan individu yang ada
sebagai
istilah
dalam suatu pertandingan, namun
suporter
menuju kandang
perilaku yang ditunjukkannya hanya
dimana
melihat dan menikmati pertandingan.
(Pribadi, sitat dalam Junaedi 2012).
Oleh karena itu, menurut Suryanto
Pada awalnya, persebaya sendiri
(2008) mengatakan, bahwa dalam
telah terbentuk sejak tahun 1927
suatu
(Firmansyah, 2012).
pertandingan
sepak
bola,
Persebaya
Meskipun
semua individu yang menyaksikan
untuk
perjalanan
lawan
bertanding.
bonek
sendiri
pertandingan adalah penonton namun
memiliki suporter yang mayoritasnya
tidak
adalah pria, bukan berarti tidak ada
semua
penonton
adalah
2
wanita
sebagai
anggota.
Dalam
masuk
ke
dalam
stadion,
para
suporter khususnya bonek terdapat
pendukung
beberapa bonek wanita. Para supoter
untuk mengantri satu baris oleh
bonek
para
petugas keamanan. Hal ini dilakukan
bonek wanita dengan sebutan bonita.
agar tidak terjadi kericuhan saat
Sebab,
dalam
masuk ke dalam stadion. Untuk para
Persebaya
bonita yang datang bersama dengan
seringkali
lebih
menyebut
mudah
penyebutannya.
Saat
persebaya
diharuskan
bertanding, para bonita ini sering
teman-teman
datang
bersama
dengan
teman
didepan temannya. Ada juga teman
prianya.
Mereka
datang
dengan
prianya yang berada di depan barisan
menggunakan
motor,
kebanyakan
jarang
pula
berbaris
bonita untuk melindungi dari depan.
berboncengan dengan teman prianya.
Tidak
prianya
Di dalam kelompok bonek,
bonita
bonita adalah kelompok minoritas.
berboncengan dan diapit oleh dua
Perbandingannya
teman prianya. Satu berada di depan,
Sebagai kaum minoritas mereka
satunya berada di belakang bonita.
kerapkali mengalami diskriminasi
Adapula yang berboncengan sesama
gender. Diskirminasi gender tersebut
bonita.
mengakibatkan
adalah
muncul
10:4.
stereotipe
Sesampainya di stadion, para
gender. Stereotipe gender inilah yang
bonita tidak langsung masuk ke
mengakibatkan adanya perbedaan
dalam tetapi masih menunggu rekan-
antara pria dan wanita. Hal tersebut
rekannya dan masuk bersama-sama.
tergambarkan
Saat masuk ke dalam stadion, bonita
patriarki, dimana peran pria lebih
yang datang bersama dengan rekan-
besar
rekan prianya seringkali dilindungi
Indonesia, khususnya Surabaya juga
agar tidak dilecehkan oleh oknum
masih menganut budaya patriarki.
bonek yang tidak bertanggung jawab.
Para bonek yang mayoritas pria
Maksudnya adalah oknum bonek
menjadikan
yang kerapkali melakukan tindakan
wanita di luar bonek sebagai media
asusila ataupun oknum bonek yang
untuk
melakukan tindak kriminal. Ketika
observasi
3
dalam
daripada
peran
bonek
diremehkan.
yang
budaya
wanita.
wanita
atau
Dalam
hasil
dilakukan
oleh
peneliti, banyak diantara bonek yang
biasanya akan mendesak beberapa
menggoda-goda para bonek wanita
penonton untuk membuat kepadatan.
seperti menarik jaket yang dikenakan
Ketika sudah terjadi kepadatan di
dan
jalan menuju pintu keluar, mereka
memanggil
bonita
tersebut
dengan cara bersiul.
Bentuk-bentuk
akan melakukan pelecehan dengan
lain
dari
meraba-raba
payudara
apabila
diskriminasi gender yang dialami
sedang berdekatan dengan bonita.
bonita adalah ketika berjalan di area
Pelecehan tersebut berlangsung cepat
stadion, beberapa kali para bonek
agar bonita tersebut tidak mengetahui
menyoraki ”huuuuu” , ”ayune rek”,
siapa yang melakukannya. Mereka
”tak bayar piro?”. Sorakan tersebut
melakukan pada bonita yang bersama
adalah
yang
seringkali
peneliti
dengan teman prianya. Tanda yang
dengar
ketika
berada di dalam
biasa digunakan para oknum bonek
stadion. Selain itu, peneliti juga
sebelum melakukan aksi pelecehan
pernah menemui bentuk dikriminasi
adalah
lainnya yakni pelecehan seksual.
tangan’e, awas wedok’ane” yang
Bentuk pelecehan ini berupa meraba
berarti
anggota tubuh bonita. Anggota tubuh
pacar/teman wanitanya”.
yang dimaksud adalah bagian pantat
dengan
”awas
berteriak
tangannya,
Sebagai
dan payudara bonita.
bagian
”awas
awas
dari
pendukung Persebaya atau yang
Perilaku ini dilakukan secara
biasa disebut bonek, saya bertanya-
cepat oleh oknum bonek. Mereka
tanya bagaimana faktor-faktor yang
yang melakukan berasal dari kaum
mendasari
pria.
bergabung dengan bonek.
Hal
ini
terjadi
manakala
para
wanita
ikut
pertandingan telah usai dan para
penonton turun ke bawah untuk
Kajian Pustaka
menuju pintu keluar stadion. Jalan
Theory of Planned Behaviour
menuju
pintu
stadion
tersebut
Wanita tidak
serta
merta
terdapat lorong. Di tempat itulah
dapat menjadi bonek wanita atau
kerapkali pelecehan dilakukan. Para
bonita.
oknum pelaku pelecehan seksual
merupakan suatu bentuk perilaku
4
Sebab,
menjadi
bonita
terencana. Oleh karena itu, peneliti
Intention adalah niat individu
menggunakan theory of planned
untuk
behaviour sabagai landasan teori
mengindikasikan
untuk menganalisis faktor psikologis
kemauan
pada wanita
berperilaku
yang
menyebabkan
masuk ke dalam supoter bonek.
Theory
adalah
planned
sebuah
1991).
dan
seberapa
kuat
antusiasme
untuk
(sitat
Niat
serta
dalam
Ajzen,
merupakan
bagian
behavior
terpenting dalam berperilaku. Sebab,
yang
semakin kuat niat individu semakin
teori
menjelaskan bagaimana
berpikir
berperilaku
individu
besar
untuk berperilaku dan
peluang
untuk
melakukan
perilaku tersebut. Agar dapat tercapai
menciptakan niat untuk bertindak
perilaku
(sitat dalam Taylor, peplau, & Sears,
adanya kontrol terhadap perilaku.
2006). Menurut teori TPB, seseorang
Hal ini dikarenakan perilaku akan
memutuskan untuk berperilaku atas
muncul
dasar pemikiran rasional mereka
untuk memunculkannya.
(Baron,
Byrne,
&
Branscombe,
yang
apabila
Untuk
diinginkan,
ada
perlu
kesempatan
menjadi
seorang
2006). Menurut MacFarlane dan
bonek, dalam TPB individu harus
Woolfson,
dapat
(2012);
Scannell,
menyikapi perilaku
bonek
Calantone, & Melnyk, (2011), teori
secara
TPB merupakan sebuah kerangka
evaluasi dari hasil pengalaman dalam
teoritis yang menghubungkan antara
dunia sosial (sitat dalam Baron,
sikap dan perilaku dan memberikan
Byrne,
suatu proses pengambilan keputusan
Pengalaman tersebut dapat berupa
yang kompleks Dapat
hasil
bahwa
TPB
kerangka
menjelaskan
dikatakan
merupakan
teoritis
yang
bagaimana
positif.
&
Sikap
merupakan
Branscombe,
pembelajaran
2006).
sosial,
suatu
perbandingan sosial, serta dari faktor
dapat
genetik.Hasil
individu
dari
pengalaman
tersebut
menciptakan
menggunakan pemikirannya dalam
penilaian
bagi
proses pengambilan keputusan untuk
mempertimbangkan hasil dari suatu
berperilaku.
perilakunya akan berdampak positif
individu
sebuah
untuk
atau negatif (Ajzen dalam Baron,
5
Byrne, & Branscombe, 2006). Oleh
ada atau tidaknya faktor yang dapat
karena itu, dapat dikatakan attitude
memfasilitasi
toward behaviour merupakan suatu
terbentuknya perilaku.
dan
menghalangi
keyakinan individu dari konsekuensi
yang akan diterima bila melakukan
Pola Asuh
Pola asuh menurut
perilaku tersebut.
Seseorang
pasti
(2010)
memiliki
merupakan
Aisyah
suatu
bentuk
dirinya
hubungan interaksi antara orang tua
sehingga ia menggunakan aturan
dan anak dalam proses pengasuhan.
tersebut
Mengasuh dalam artian adalah untuk
aturan
(norma)
untuk
dalam
melakukan
suatu
bisa
mengajari
atau
menanamkan nilai-nilai atau norma
ada
yang berlaku dalam masyarakat dan
seseorang yang ingin menjadi bonek
membimbing hingga memasuki masa
maka ia harus menggunakan norma
dewasa. Menurut Baumrind (sitat
yang memperbolehkan ia menjadi
dalam Santrock, 2002) teerdapat
seorang bonek. Dalam TPB, norma
beberapa jenis pola asuh, yakni,
ini disebut sebagai subjective norm.
Otoritatif, Otoriter, dan Permisif.
perilaku.
Aturan
bersifat
tersebut
melarang
memperbolehkan.
Untuk
suatu
Apabila
dapat
perilaku,
anak,
Pola asuh otoritatif adalah pola
mewujudkan
seseorang
seorang
asuh
dapat
yang
selalu
memberikan
mengontrol apakah perilaku itu akan
kesempatan
pada
anak
untuk
diwujudkan atau tidak. Misalnya,
berekspresi,
berpendapat,
serta
bila terdapat seseorang yang ingin
memberikan dorongan anak untuk
berperilaku menjadi bonek maka, ia
mandiri
akan mengontrol perilakunya untuk
batasan-batasan atas tindakan anak.
benar-benar diwujudkan atau tidak.
Sedangkan, pola asuh otoriter adalah
Kontrol terhadap perilaku ini disebut
pola asuh yang mengarahkan anak
dengan perceived behaviour control.
untuk patuh terhadap aturan yang
Jadi,
diterapkan oleh orang tua.
dapat
perceived
disimpulkan
behaviour
bahwa
Pola
control
merupakan bentuk keyakinan tentang
namun
asuh
masih
memiliki
otoriter
dapat
membentuk karakteristik anak yang
6
pemalu, minat pada prestasi menjadi
menjaga keutuhan kelompoknya dan
kurang, serta kurang memiliki sifat
menyelesaikan
bersaing
rintangan
(Baumrind
sitat
dalam
Santrock, 2002).
Suporter
Pada pola asuh permisif terbagi
keutuhan
masalah
secara
bonek
atau
bersama-sama.
selalu
menjaga
kelompoknya
dengan
menjadi dua (Maccoby & Martin
datang
sitat dalam Santrock, 2002) yaitu,
stadion. Selain itu, mereka juga
pola
bernyanyi sebagai bentuk dukungan
asuh
permissive-indifferent
dimana pada pola asuh ini interaksi
secara
bersama-sama
ke
terhadap Persebaya.
orang tua dan anak tidak ada,
sehingga anak menjadi terabaikan.
Kolektivitas Kelompok
Dan pola asuh permissive-indulgent
Massa seakan-akan memiliki
yakni, orang tua dalam hal ini sangat
jiwa
terlibat
sifatnya dari sifat jiwa para individu
dalam
kehidupan
anak,
tersendiri
yang
berlainan
namun tidak memberikan batasan
yang
kepada
adalah
tersebut. (Gustave Le Bon dalam
bekerja,
Ardianto, 2007). Dalam suporter
memberikan
bonek, mereka yang berasal dari
kebutuhan finansial secarap berlebih.
berbagai tempat dan daerah akan
Pola asuh ini dapat menyebabkan
merasa menjadi satu dalam suporter
anak menjadi manja.
bonek.
anak.
orang
tua
sehingga
Contohnya
yang
sibuk
hanya
tergabung
Tidak
dalam
peduli
massa
siapapun
mereka, jabatan, atau umur mereka
berapa apabila masuk dalam bonek
Kohesivitas Kelompok
Kelompok
bonek
identik
maka akan berperilaku sama dengan
dengan kekompakan. Dalam teori
bonek yang lain. Hal ini juga dapat
psikologi sosial, kekompakan adalah
disebut dengan deindividuasi.
kohesivitas. Menurut Johnson dan
Johnson
(2000)
mendefinisikan
Peran Gender
kohesivitas sebagai daya ikat yaitu
Perilaku agresif merupakan salah
kekuatan
oleh
satu ciri maskulinitas yang diperoleh
seluruh anggota kelompok agar dapat
sepanjang individu dari lahir hingga
yang
dilakukan
7
berkembang secara terus menerus.
Peneliti memilih menggunakan
Fagot & Leinbach (sitat dalam
studi kasus
ardianto, 2007) menjabarkan peran
peneliti ingin menggunakan kasus
gender
penyebab wanita masuk dalam dunia
masulin
dan
feminism
instrumental. Sebab,
dibentuk pada individu di usia yang
suporter
masih muda. Jadi, dapat dikatakan
menemukan alasan subjek bergabung
bahwa dunia suporter memang lebih
secara mendalam. Alasan ini pada
diperuntukan
nanti
sembagai
dunia
sebagai
menjadi
sarana
ciri
untuk
khas
dalam
maskulin karena mengandung unsur
penelitian
maskulin.
menggunakan teknik pengambilan
ini.
Penelitian
ini
data dengan cara observasi dan
interviu.
Metode Penelitian
Paradigma
postpositivisme
Pada
penelitian
kualitatif
merupakan suatu pandangan yang
pengambilan subjek penelitian tidak
dikombinasikan
data
dapat ditentukan sejak awal dan
serta
dapat berubah sesuai dengan konteks
berdasarkan
yang telah dikumpulkan
pemikiran logis dan bertujuan untuk
penelitian
menemukan hubungan sebab-akibat
Menurut
(sitat dalam Creswell, 2007). Peneliti
Poerwandari,
menggunakan
paradigma
beberapa metode pemilihan subjek.
untuk
Yakni, Pengambilan sampel ekstrim
postpositivisme
(Poerwandari,
Patton
(sitat
2001)
2001).
dalam
terdapat
mendeskripsikan sebab-sebab wanita
atau
menjadi suporter bola, bonek. sebab-
sampel berfokus pada intensitas,
sebab terebut merupakan data-data
pengambilan sampel dengan variasi
yang
maksimum,
telah
dikumpulkan
dan
dijelaskan menggunakan theory of
planned
behaviour.
dikombinasikan
pengambilan
pengambilan
sampel
homogen, pengambilan sampel kasus
Kemudian,
sehingga
menyimpang,
tipikal,
dapat
purposif,
pengambilan
sampel
penganbilan
sampek
mengetahui alasan bergabung dalam
krtikal, pengambilan sampel bola
sudut pandang subjek.
salju, pengambilan sampel dengan
8
kriteria tertentu, dan pengambilan
Peneliti
sampel berdasarkan teori.
Penelitian
ini
menggunakan
tiga
metode validitas untuk penelitian ini.
menggunakan
Yakni, validitas kumulatif yang bisa
metode pengambilan sampel kasus
dicapai dengan menyesuaikan data
tipikal dengan dua seubjek. Sebab,
yang diperoleh dengan teori acuan.
dua subjek tersebut dapat mewakiili
Kemudian,
fenomena yang diteliti yakni wanita
yang
yang menjadi bonek. Alasan peneliti
mengkonfirmasikan
memilih dua subjek tersebut adalah
mengenai data dan analisis yang
subjek pertama yakni seorang bonita
dilakukan peneliti. Dan terakhir,
yang telah lama berkecimpung dalam
validitas
dunia bonek. Ia juga pernah menjadi
menggunakan
pemikirian
secara
bendahara
dalam
salah
logis terkait
data mentah
yang
organisasi
bonek
terbesar
satu
validitas
dapat
komunikatif
dicapai
dengan
pada
subjek
argumentatif
yang
di
diperoleh dari observasi dan interviu
Surabaya. Serta ia seringkali berada
(sitat dalam Poerwandari, 2001).
di komunitas bonek dan menjalankan
Dalam mencapai validitas tersebut,
bisnis pakaian dan aksesoris bonek.
peneliti
Subjek kedua adalah salah satu
triangulasi.
pendiri
sekaligus
menggunakan
konsep
pemimpin
kelompok bonita. Ia tinggal di daerah
Hasil dan Pembahasan
Gresik namun memiliki loyalitas
Berdasarkan
dari
hasil
tinggi terhadap Persebaya. Ia juga
penelitian ini, maka dapat dikatakan
sering melakukan tur ke luar kota
bahwa Bonek adalah salah satu
apabila Persebaya sedang bertanding
kelompok suporter bola terbesar di
di luar kota. Diantara kedua bonita
Indonesia.
tersebut tetapi jarak usia antara
mendapatkan sorotan publik karena
subjek pertama dan kedua terpaut 11
perilaku-perilaku yang merugikan
tahun. Umur subjek yang pertama
orang
yakni 30 tahun sedangkan umur
kerusuhan.
subjek yang kedua adalah 18 tahun.
dikenal sebagai suporter yang kreatif
9
lain
Mereka
seperti
Namun,
kerapkali
melakukan
bonek
juga
karena mereka kerap mendukung
dapat lebih dekat dengan pacar.
Persebaya dengan nyanyian.
Sedangkan, sikap Ardina juga positif.
Di
dalam
suporter
bonek,
Sebab, Ardina akan mendapatkan
terdapat perilaku-perilaku maskulin
kesenangan dan kekompakan serta,
seperti
mendapat kasih sayang dari ketua
agresi.
Oleh
sebab
itu,
suporter bonek mayoritas terdiri dari
pria.
Namun,
BLC sebagai pengganti Ayah.
dalam
Subjective norm pada Raisya
perkembangannya, bonek tidak lagi
adanya dorongan dari Ibunya untuk
identik dengan pria. Seperti Raisya
menjadi bonek. Sebab, Raisya lebih
dan
dekat dengan Ibu. Dorongan untuk
Ardina.
Mereka
merupakan
suporter bonek wanita.
berperilaku
menjadi
bonek
juga
Menjadi bonek terutama bagi
terdapat pada pacar Raisya. Sebab,
wanita merupakan suatu bentuk dari
pacar Raisya yang mengajak Raisya
berkembangnya
untuk ikut begabung dengan bonek.
jaman
mengingat
selama ini bonek selalu di dominasi
Ardina
oleh
berperilaku menjadi bonek dari orang
pria.
Untuk
mengungkap
berbagai macam penyebab masuknya
memiliki
dorongan
tua, Om, sepupu, dan ketua BLC.
Raisya dan Ardina dalam dunia
Perceived behaviour control
suporter, bonek. Salah satu teori
dalam diri Raisya adalah adanya
yang
pacar. Raisya dengan mudah dapat
dapat
adalah
mengungkapkannya
menggunakan
theory
menjadi bendahara organisasi berkat
of
planned behaviour atau TPB. Pada
pacar
TPB terdapat tiga determinan yang
mendirikan
mempengaruhi
membentuk
lingkungan bonek bersama pacar.
perilaku. Yakni, attitude toward
Sedangkan, kemudahan yang didapat
behaviour, subjective norm, dan
Ardina berasal dari Om, Ayah dan
perceived behaviour control.
ketua BLC. Dimana, kemudahan
untuk
dan
Raisya
juga
tempat
usaha
bisa
di
Attitude toward behaviour atau
yang didapat dari Om bisa masuk ke
sikap dari Raisya positif untuk
stadion secara gratis dan dapat
menjadi
berkenalan
bonek.
Sebab,
Raisya
merasa mendapat pertemanan dan
dengan
kelompok-
kelompok bonek. Kemudahan yang
10
diberikan
Ayah
adalah
Berdasarkan kesimpulan diatas,
memberikan fasilitas kepada Ardina
wanita dapat menjadi suporter bola
untuk mendukung Persebaya di luar
dikarenakan memiliki sikap positif
kota.
terhadap suporter tersebut. Sikap ini
Ketiga
Ardina
determinan
TPB,
terbentuk
melalui
pengalaman
attitude toward behaviour, subjective
hidupnya. Ia juga memiliki orang-
norm, perceived behaviour control,
orang terdekat yang mendukung
menciptakan intention atau niatan
dirinya menjadi suporter, seperti ibu,
untuk
Pada
ayah, om, sepupu dan pacar ataupun
Raisya, niat Raisya untuk menjadi
orang-orang yang berpengaruh dalam
bonek kuat. Sebab, Raisya meyakini
hidupnya. Mereka yang berpengaruh
bahwa bergabung dengan bonek
dalam kehidupan wanita tersebut
berdampak
dirinya,
yang membuatnya kemudian masuk
kemudian perilaku menjadi bonek
menjadi suporter bola. Hal lain
mendapat dukungan dari Ibu dan
adalah Ia mendapatkan fasilitas yang
pacar. Dan Raisya mendapatkan
lebih banyak memudahkan dirinya
banyak kemudahan untuk menjadi
menjadi suporter, seperti masuk ke
bonek.
dalam
dapat
berperilaku.
positif
bagi
stadion
secara
menjadi
mendirikan
tempat
bonek juga kuat. Sebab, Ardina
lingkungan
suporter,
yakin bila bergabung dengan bonek
anggota organisasi suporter.
Pada Ardina,
niat
gratis,
usaha
di
menjadi
akan berdampak positif. Hal ini
diperkuat oleh dorongan dari orang
Kesimpulan dan Saran
tua, Om, sepupu, dan Ketua BLC
Kesimpulan
untuk
menjadi
bonek.
Berdasarkan
Mereka
kesimpulan
menjadi faktor yang mempermudah
diatas, wanita dapat menjadi suporter
Ardina
bonek.
bola dikarenakan memiliki sikap
banyak
positif terhadap suporter tersebut.
untuk
menjadi
ditambah,
Ardina
mendapatkan
kemudahan
Sikap
untuk
ini
terbentuk
menjadi bonek. Sehingga, Ardina
pengalaman
menjadi bonek.
memiliki orang-orang terdekat yang
11
hidupnya.
melalui
Ia
juga
mendukung dirinya menjadi suporter,
Daftar Pustaka
seperti ibu, ayah, om, sepupu dan
Adrianto, R. N. (2007). Bonek dan
Perilaku Anarkisnya. Skripsi,
tidak diterbitkan, Universitas
Surabaya, Surabaya.
pacar ataupun orang-orang yang
berpengaruh
dalam
hidupnya.
Mereka yang berpengaruh dalam
kehidupan
membuatnya
wanita
tersebut
kemudian
Aisyah, St. (2010). “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Terhadap
Tingkat Agresivitas Anak”.
Jurnal Mediatek. 2 (1).
yang
masuk
menjadi suporter bola. Hal lain
Ali, M., & Asrori, M. (2004).
Psikologi
remaja:
perkembangan peserta didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
adalah Ia mendapatkan fasilitas yang
lebih banyak memudahkan dirinya
menjadi suporter, seperti masuk ke
dalam
stadion
secara
mendirikan
tempat
lingkungan
suporter,
Amarullah, A. (2010). Aksi Bonek
Rugikan PT KA Sebesar
Rp105 Juta . Diunduh Maret
27, 2012, dari vivanews.com:
http://nasional.vivanews.com/
news/read/124135aksi_bonek_rugikan_pt_ka_s
ebesar_rp105_juta
gratis,
usaha
di
menjadi
anggota organisasi suporter.
Saran
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004).
Psikologi sosial edisi 10th
volume 2. Jakarta: Erlangga.
Diharapkan dalam penelitian
selanjutnya bisa lebih mendalami
kasus lebih lanjut. Sebab, masih
Baron,
banyak faktor psikologis yang belum
terungkap
dengan
menggunakan
teori lain. Selain itu, dibutuhkan
kemampuan
diri
memahami
data-data
diperoleh.
untuk
yang
Sehingga,
R. A., Byrne, D., &
Branscombe, N. R. (2006).
Social
Psychology
12th
edition. Boston: Allyn and
Bacon.
dapat
Beka, I., & Tampubolon, M. (2010).
Gara-gara Bonek, Persib
Terancam Sanksi. Diunduh
Maret
27,
2012,
dari
Vivanews.com:
http://nasional.vivanews.com/
news/read/124093gara_gara_bonek__persib_ter
ancam_sanksi
telah
dapat
menganalisis data dengan baik.
12
Rabbani, S. (2012). Dollard & Miller
- psikologi kepribadian.
Retrieved Oktober 02, 2013,
from
sofia_rabbanifpsi10.web.unair.ac.id:
http://sofia_rabbanifpsi10.web.unair.ac.id/artikel
_detail-50284-kuliahDollard%20&%20Miller%20
%20Psikologi%20Kepribadia
n.html.
Creswell, J. W. (2007). Qualitative
inquiry & research design
choosing
among
five
approach.
Lincoln:
University of Nebreska
Feist, J., & Feist, G. J. (2006).
Theories of personality edisi
keenam. Ygoyakarta: Pustaka
Pelajar.
Myers,
Firmansyah, A. (2012). Sejarah
Persebaya. Diunduh Oktober
23, 2012, dari anggyfirmansyah.blogspot.com:
http://anggyfirmansyah.blogspot.com/201
0/02/sejarah-persebaya.html
D. G. (2008). Social
psychology (9th ed.). New
York: The Mc Grow-Hill
Companies.
Sandhykaro, W. E. D. (2011).
Analisis Faktor Pembentuk
Perilaku
Agresi
pada
Suporter Bonek. Skripsi,
tidak diterbitkan, Universitas
Surabaya, Surabaya.
Fraley, C. R. & Shaver, P. R (2000).
“Adult Romantic Attachment:
Theoritical
Developments,
Emerging Controversies, and
Unanswered
Questions”.
Review
of
General
Psychology, 4(2)
Santrock, J. W. (2002). Life-span
development perkembangan
masa
hidup.
Jakarta:
Erlangga.
Johnson, D.W. & Johnson, F. P.
(2003). Joining together :
group theory and group
skill,4th ed. Boston : Pearson,
inc.
Solso,
R. L. (2005). Cognitive
psychology. Boston: Allyn
and Bacon.
Suryanto. (2008). Perbedaan antara
istilah
penonton
dan
suporter. Retrieved Oktober
5,
2013,
from
suryanto.blog.unair.ac.id:
http://suryanto.blog.unair.ac.i
d/2008/01/09/perbedaanistilah-antara-penonton-dansuporter-sepakbola/
Junaedi, F. (2012). Bonek komunitas
suporter
pertama
dan
terbesar
di
Indonesia.
Yogyakarta:
Mata
Padi
Presindo.
Poerwandari,
E.
K.
(2001).
Pendekatan kualitatif untuk
penelitian perilaku manusia.
Jakarta: LPSP3.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., &
Osears, D. (2006). Social
13
Psychology. Upper Saddle
River: Pearson Education.
Walgito, B. (2003). Psikologi sosial :
suatu pengantar. Ygoyakarta:
Andi.
Yılmaz, Ç. C. (2012). Female
hooligan fuels question on
‘ban’ of women supporters.
Diunduh November 9, 2012,
dari hurriyetdailynews.com:
http://www.hurriyetdailynews
.com/female-hooligan-fuelsquestion--on-ban-of-womensupporters.aspx?pageID=238
&nID=12745&NewsCatID=4
44
Yin, R. K. (1996). Studi kasus :
desain dan metode. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
14