Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Perkemba

Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak
Oleh:
Triyanti (1701030014)
Jurusan: Pendidikan Islam Anak Usia Dini
IAIN Metro Lampung
E-mail: triy04733@gmail.com

Abstrak
Terdapat 10 juta bayi di negara berkembang mengalami kematian dan 60%
diantaranya dapat ditekan risiko dengan cara memberikan nutrisi melalui ASI. Selain itu
ASI juga bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan bayi dimana 1,3 bayi dapat
diselamatkan. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak United
CHildrens Fund (UNICEF) dan World Healt Organization (WHO) memberikan
rekomendasi anak sebaiknya hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit
selama 6 bulan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor nutrisi, salah satunya
yaitu pemberian ASI eksklusif.

Namun sayangnya masih banyak ibu yang kurang

mendapatkan informasi tentang manfaat ASI, malah yang ibu dapat adalah informasi
seputar susu formula yang banyak ibu jumpai di televisi, radio, dan majalah.


A. Pendahuluan
Diawal hidupnya bayi membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk
pertumbuhannya, sehingga dapat mengoptimalkan proses tumbuh kembangnnya.ASI
merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang
diperlukan tubuh anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap tubuh bayi,menjadikan
nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi .
(Animiasi:2010)

1

Terdapat 10 juta bayi di negara berkembang mengalami kematian dan 60%
diantaranya dapat ditekan risiko dengan cara memberikan nutrisi melalui ASI. Selain
itu ASI juga bermanfaat untuk meningkatkan status kesehatan bayi dimana 1,3 bayi
dapat diselamatkan. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
United CHildrens Fund (UNICEF) dan World Healt Organization (WHO)
memberikan rekomendasi anak sebaiknya hanya disusui air susu ibu (ASI) selama
paling sedikit selama 6 bulan.Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak
berumur 6 bulan,dan pemberian asi dilanjutkan hingga berumur 2 tahun (WHO,
2005). Pada tahun 2003 pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya

pemberian asi ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia menunjukkan
pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat
dari 10,3% menjadi32,5%. Kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian
ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil,
keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan
dukungan dari petugas kesehatan, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja
(cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang ditempat kerja untuk menyusui
atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan susu formula yang
memhubungani para ibu (Dwiharso, 2011 dalam Rodiah, 2012).

Pada umumnya kegagalan ASI eksklusif disebabkan oleh faktor bayi (BBLR,
trauma persalinan, infeksi, kelainan kongenital, bayi kembar dll) dan faktor ibu
(pembengkakan, abes payudara, dan kurang percaya diri). Selain itu hambatan pada
inisiasi menyusui dini, paritas, umur, status merokok, dan tidak adanya dukungan keluarga
dapat mempengaruhi kegagalan menyusui. Dari segi faktor sosial budaya dan petugas
tenaga kesehatan terlihat bahwa kurangnya pendidikan laktasi dan kebijakan pelayanan
kesehatan yang belum mendukung laktasi berpotensi untuk mempengaruhi ibu untuk tidak
memberikan ASI (Brown, 2002).


B. Pembahasan
2

1. Pengertian ASI
ASI merupakan makanan pertama, utama, terbaik bagi anak, yang bersifat
alamiah (Prasetyono, 2009). ASI adalah makanan yang paling mudah dicerna anak.
Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan
anak yang masih rentan. Karena itulah Anak mengeluarkan lebih sedikit energi
dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat mengeluarkan energi selebihnya untuk
kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ ( Minarno dan
Liliek Hariani,2008).
ASI eksklusif yaitu hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain sampai
Anak berumur 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (IMPASI) yang
tepat dan adekuat sejak usia 6 bulan dan tetap meneruskan pemberian ASI sampai
usia anak 24 bulan (Basuki, 2009). Ditinjau dari sudut Islam pemberian ASI
diberikan sebaiknya selama 2 tahun sebagimana dalam firman Allah SWT
dalam surah Al-Baqarah ayat (2:233):

‫أ‬
‫أ‬

‫أ‬
‫ح ون ل أ ي نن ك أا ل أ‬
‫ن‬
‫ت ي هنر ل‬
‫ن أ أر ا د أ أ ن‬
‫ن أ‬
‫ن لل أ‬
‫۞ وأ ا ل ن وأ ا ل ل د أ ا ه‬
‫م ن‬
‫ن أ ون أل د أ هه ن‬
‫ض عن أ‬
‫ملين ل‬
‫ل‬
‫ف‬
‫ض ا عأ أ‬
‫م عن هر و ل‬
‫م ال نر أ‬
‫ن وأ ك ل ن‬
‫ن ب لا ل ن أ‬
‫م ون ل ه و د ل ل أ ه‬

‫ة وأ ع أ ل أ ى ا ل ن أ‬
‫ي هت ل ن‬
‫س وأ ت ه هه ن‬
‫ه رل نز قه هه ن‬
‫ه‬
‫ف نأ ن‬
‫أل ت هك أل ن ه‬
‫س عأ هأ ا أل ت ه أ‬
‫س إ لنل وه ن‬
‫م ون ل ه و د د ل أ ه‬
‫ض ا نر وأ ا ل ل د أ ة د ب لوأ ل أ د ل هأ ا وأ أل أ‬
‫ف د‬
‫أ‬
‫ل ذ ذأ ل ل أ‬
‫مثن ه‬
‫ض‬
‫ث ل‬
‫ب ل وأ ل أ د ل هل وأ ع أ ل أ ى ا ل ن وأ ا رل ل‬
‫ك فأ إ ل ن‬
‫ن أ أر ا د أ ا فل أ‬

‫ص ا لل ع أ ن‬
‫ن ت أأر ا ض‬
‫أ‬
‫أ‬
‫م ا وأ ت أ أ‬
‫ض عه وا‬
‫س ت أنر ل‬
‫ل‬
‫م أ ن‬
‫م ا وأ إ ل ن‬
‫ج ن أا أ‬
‫ش ا وه رض فأ أل ه‬
‫ن تأ ن‬
‫ن أ أر د ن ت ه ن‬
‫ح ع أ ل أ ي ن هل أ‬
‫م ن ن هه أ‬
‫أ‬
‫ف‬
‫م عن هر و ل‬
‫ج ن أا أ‬

‫م فأ أل ه‬
‫م إ لذ أ ا أ‬
‫م ب لا ل ن أ‬
‫م ا آ ت أي نت ه ن‬
‫م أ‬
‫مته ن‬
‫س لن ن‬
‫ح ع أ ل أ ي نك ه ن‬
‫أ ون أل د أ ك ه ن‬
‫أ‬
‫ص ي در‬
‫وأ ا ت ن ه‬
‫ن بأ ل‬
‫م ل هو أ‬
‫م وا أ ن‬
‫م ا ت أع ن أ‬
‫ه بل أ‬
‫ن ال ل ن أ‬
‫ه وأ ا ع ن ل أ ه‬
‫ق وا ال ل ن أ‬

Terjemahnya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.

3

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.

Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Departemen
Agama RI, 2009).
2. Zat-zat yang terkandung dalam ASI
Tabel.1 komposisi air susu ibu
KOMPOSISI


KOLOSTRU

ASI TRANSISI

ASI MATUR

Protein(g%)
Lemak(g%)
Laktosa(g%)
Kalori(kcal/100ml

M
4,1
2,9
3,5
57

1,6
3,5
6,4

63

1,2
3,5
7
65

)
Natrium(g%)
Kalium(g%)
Kalsium(g%)

48
74
39

29
64
46


15
57
35

Taurin, DHA, dan AA merupakan kandungan yang penting dalam ASI. Taurin
adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.10
Docosahexanoic Acid dan Arachidonic Acid adalah asam lemak tak jenuh rantai
panjang(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak.1
Kadar DHA dan asam arakidonat pada bayi yang mendapat susu formula standar
dan bayi yang mendapat ASI dilaporkan bahwa persentase DHA dan AA pada plasma
1 Susanti . Peran ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian asi eksklusif bagi bayinya.
(Egalita.2011:Egalita.2011; 6(1):165–76

4

dan eritrosit bayi yang mendapat susu formula lebih rendah diibandingkan dengan bayi
yang mendapat ASI. Otak bayi yang mendapat ASI memiliki persentase DHA yang
lebih tinggi dari pada bayi yang mendapat susu formula.2
3. Volume ASI
Dalam kondisi normal ASI 100 CC pada hari kedua produksi meningkat hingga
500 CC pada minggu kedua. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sejumlah
700-800 CC ASI per 24 jam. Tetapi kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang
dari 600 CC atau bahkan sebaliknya ada yang mengkonsumsi hamper 1 liter per 24
jam dan tetap menunjukkan tingkat pertumbugan yang sama.Keadaan kurang gizi pada
ibu baik pada waktu masih hamil atau menyusui mempengaruhi volume ASI. Volume
ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 - 700 CC pada 6 bulan usia
pertama bayi, 400-600 CC pada 6 bulan kedua usia anak dan 300-500 CC pada tahun
kedua usia anak.3
4. Pemberian dan Manfaat ASI
a. Manfat ASI bagi Bayi
Air susu ibu (ASI) adalah susu alami yang diproduksi oleh organ tubuh yang
dirangsang oleh kelnjar hormon lactogen,setelah melahirkan bayinya. ASI merupakan
susu yang paling berkualitas bila dibandingkan dengan susu buatan yang dihasilkan
pabrik. Tuhan mengaruniakan organ payudara kepada wanita untuk dapat
pemeliharaan biologis kepada keturunannya.Bila diberikan secara benar dan tepat,ASI
akan memberikan tiga manfaat yakni :
a) Manfaat Psikologis
Walaupun hidup bayi didasari oleh insting biologis,namun bayi memerlukan
kebutuhan psikologis yang hanya diperoleh dari orangtua. Kebutuhan psikologis ini
,diperoleh melalui kedekatan fisik ketika si ibu member ASI kepada bayinya. Bayi
akan merasakan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari ibunya. Bayi-bayi yang
memperoleh perhatian dan kasih sayang dengan baik sejak masa lahir,akan tumbuh
menjadi seorang yang dapat memilii badan yang sehat, lincah, rasa percaya diri,
mandiri, inisiatif, dan kreatif dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Sebaliknya
2 Tangkilisan dan, Lestari . Peran penambahan dha pada susu formula. Sari Pediatri. 2001; 3(3):147–51.
3 Tuti Soenardi,Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama )Hal.6.

5

bayi-bayi yang tak memperoleh AS I dengan baik, cenderung memiliki kondisi badan
yang rentan terhadap penyakit,kurus,sakit-sakitan,kurang mampu bergaul,minder,pasif
dan kurang inisiatif.
b) Manfaat Sosiologis
Pada dasarnya bayi adalah makhluk social.Karena itu,ia memerlukan pergaulan
dengan orang lain,Ia takmungkin dapat hidup sendiri.Baagi bayi orangtua menjadi
sumber pertama untuk mengembangakn kehidupan sosialisasinya.Ia akan belajar untuk
berbicara,menyampaikan perasaan,pengalaman kepada orang lain, melalui interaksi
intensif dengan orangtuanya. Secra langsung, orangtua merupakan model yang dipelajari
dan dicontoh oleh si bayi,yakni melalui proses pengamatan,peniruan dan penghayatan
secara kontiyu.
c) Manfaat Pertumbuhan Fisiologis
Untuk tumbuh sehat,,bayi memerlukan makanan dan minuman yang bergizi.ASI
adalah makanan dan minuman pertama kali yang dirasakan oleh si bayi. Dalam berbagai
penelitian yang
dilakukan oleh para ahli gizi maupun kedokteran,
ternyata ASI mengandung berbagai zat nutrisi (vitamin,protein,mineral,laktosa,dan
glukosa) yang memiliki khasiat tinggi bagi pertumbuhan bayi. Justru ASI lah yang
menjadi penentu kesehatan bayi di kemudian hari. Namun hal ini, hal ini sangat
tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.Ibu yang sehat akan memberikan ASI yang
sehat kepada bayinya,sebaliknya ibu yang sakit-sakitan cenderung tak akan dapat
memberi ASI yang sehat kepad bayinya. Oleh karena itu,perhatian terhadap ibu yang
baru melahirkan sangat penting, agar terawatt dan terjaga kondisi kesehatannya.Caranya
dengan menjaga kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh si ibu.Kiranya,
empat sehat lima sempurna,merupakan kunci penting yang menjadi jawaban agar ibu
tetap bugar dan memiliki ASI yang sehat bagi bayi.4

b. Manfaat Pemnberian ASI Bagi Ibu
Ada tiga manfaat yang akan dirasakan oleh ibu yang memberikan ASI kepada bayinya
yaitu:5
1) Memperlancar Rangsangan Kelenjar Laktogen Untuk Memproduksi Susu
4 Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan anak tiga tahun pertama ,(Bandung: PT Refika Aditama,2007),hlm.112-114
5 Ibid.hlm.114-115

6

Sejak mengalami kehamilan, kelenjar laktogen bekerja untuk mempersiapkan
produksi susu bagi calon bayinya.Kelenjar laktogen merupakan suatu kelenjar yang
meragsang agar putting susu segera menghasilkan cairan-cairan susu.Ketika bayi sudah
lahir,maka kelenjar laktogen berupaya merangsang agar segera memproduksi susu
untuk menggantikan susu yang sudah di konsumsi oleh bayi.Demikian seterusnya. Jadi
pemberian ASI yang teratur akan membantu kelancaaran

kelenjar laktogen untuk

menghasilkan susu.
2) Menumbuh- kembangkan Sifat- Sifat Keibuan
Memberi ASI kepada bayi merupakan salh satu tugas dan tanggung jawab seorang
wanita yanf sudah berstatus sebagai ibu. Memberikan ASI kepada bayi tidak boleh
ditawar-tawar lagi oleh seorang ibu dan bayi berhak memperoleh ASI dari ibu
kandungnya.Oleh karena itu memberikan ASI sebagai bagian dari pengembangan sifatsifat keibuan yang melekat pada setiap wanita.Dengan memberikan ASI berarti seorang
wanitayang sudah berkeluarga benar-benar menyadar dan menghayati tugas-tugas
keibuannya. Carol Giligan (dalam Papalia, Olds, & Feldman,2004).
Seorang ahli psikologi perkembangan berkebangsasaan Amerika Serikat
menyatakan bahwa perkembangan moral wanita yang dewasa ditandai dengan kerelaan
untuk berkorban demi kebahagian anak-yang mngharapkan anaknya agar

tumbuh

berkembang sebagai seorang pribadi yang dewasa.
3) Mengembangkan Kelekatan Emosional Antara Ibu-Anak
Marry Ainsworth berpendapat bahwa kelekatan emosioanal yang nyaman dan
aman antara ibu dan anak

(secure attachment) dimulai dengan hubungan sosial

emosional yang intim,akrab, dan dekat.Mengembangakan kelekatan emosioanal yang
aman tersebut dapat dimulai dengan cara seorang ibu selalu berusaha memberikan
ASI kepada bayinya. Dengan memberi ASI, seorang ibu dapat memberikan kasihsayang,perhatian dan berkomunikasi secara intim dengan bayinya. Bayi akan
merasakan perhatian,kasih-sayang dan penerimaan sosial dari ibunya,sehingga bayi
akan mengembangkan kedekatan dan kelekatan emosional dengan ibunya (dalam
Papalia,Olds & Feldman,2004; Vasta,Miller&Ellis, 2004).
5.

Beberapa Fakta Peran ASI Dalam meningkatkan kesehatan Bayi

7

1)

Bayi yang diberi ASI 17 kali, lebih jarang menderita Pneumoia/radang paru

( Cesar 1999).
2) Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis / infeksi dalam darah
yang menyebabkan

kegagalan fugsi organ tubuh bahkan kematian. (Ashraf

1991,Patel 2013).
3) Waktu menyusui yang lebih panjang dapat menghindari bayi dan anak dari asma
atau mengurangi serangan asma pada anak kecil.Resiko menderita asma meningkat
apabila pemberian asi eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan.(Kull 2004,Bener 2007)
4) Bayi yang diberi ASI eklsklusif lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga
tengah(Sabirov 2009)
5) Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes / kencing manis (Owen 2006)
6) Bayi premature dengan berat badan lahir yang sangat kurang dengan pemberian
ASI eksklusif dapat terhindar dari ROP/ Retinopathy of Prematurity (Manzoni 2013)
7) Bayi yang menerima susu formula memilik konsentrasi kolestrol LDL ( kolestrol
jahat) yang lebih tinggi dan HDL (kolestrol baik) lebih rendah. LDL yang tinggi
merupakan salahsatu factor resiko terkena penyakit Kardiovaskuler (Owen 2002).
8) ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dari bubuk susu formula yang
tercemar ( misalnya bakteri E Sakazakii) (Hunter 2008)
9) Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar
50% (Vennemann 2009)
10) ASI melindungi bayi dari cileac disease/ kelainan autoimun ketika penderita
mengonsumsi makanan yang mengandung gluten,akan terjadi kerusakan usus halus
(Ivarsson 2002,Bakobeng 2006)
11) Penyakit Necrotizing Enterocolitis/NEC (infeksi dan peradangan yang
menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum diderita bayi
prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian
ASI(Gephart 2012).
12) ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan maloklusi atau
kelainan susunan gigi atas dan bawah yang berhubungan dengana bentuk rongga
mulut/ rahang.
13) Pemberian ASI mengurangi resiko bayi kekurangan gizi (Pediatrics 115,2005).
14) Pemberian ASI mengurangi resiko bayi terkena penyakit jantung dan pembuluh
darah(Owen 2002).
15) Pemberian ASI

eksklusif

selama

3-5

bulan

mengurangi

resiko

Obesitas/kegemukan sebesar 35% pada masa datang (usia 5-6 tahun) (Carol 2003).

8

16) bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi (Ehlayel 2008).6
6. Cakupan Pola Menyusui sesuai Kelompok Umur
Tabel 2. Persentase pola menyusui pada bayi usia 0-5 Bulan menurut
kelompok umur.
Kelompok
Umur
0 Bulan
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan

Menyusui

Pola Menyusui (%)
Menyusui

eksklusif
39,8
32,5
30,7
20,3
26,3
15,3
Sumber: Riskerdas 2010

Predominan
5,1
4,4
4,1
4,4
3.0
1,5

Menyusui
Parsial
55,1
63,1
65,2
70,4
70,7
83,2

7. Cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah memberikas ASI segera setelah
bayi dilahirkan ,biasanya dalam waktu 30 menit 1- jam, pasca bayi dilahirkan.
Tujuan IMD:
1) Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang.
2) Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di
kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri.
3) Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan kasih
sayang antara ibu dan bayi.
4) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
5) Mengurangi terjadinya anemia
8. Perkembangan Anak
a. Makna Perkembangan Manusia
Perkembangan merupakan proses yang dialami oleh individu sejak masa
konsepsi sampai meninggal dunia,yang berlangsung secara sistematis,progresif,dan
berkesinambungan.Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematanagn dan pengalaman. Hal ini ditegaskan
oleh Van den Daele (Hurlock,1999) yang menyatakan bahwa perkembangan berarti
6 Monika, Buku Pintar ASI dan Menyusui,(Jakarta selatan:PT Mizan Melika 2014) Hal.5-6

9

perubahan secara kualitatif.7Dengan demikian, perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang, atau peningkatan
kemampuan seseorang,melainkan semakin meningkatmya proses integrasi dari
banyak struktur danfungsi yang kompleks.Hal ini senada dengan pernyataan Abin
Syamsuddin bahwa perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju
tingkat

kedewasaan

(maturity),

(Lefrancois,1975),progresif

yang

berlangsung

(Witherington,1952),

dan

secara

sistematis

berkesinambungan

(Hurlock,1956),baik pada aspek fisik Maupin psikis.8
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi sel menjadi
yang

lebih

kompleks,bersifat

kualitatif,

diukur

menggunakan

skrinning

perkembangan.Tiga tahun pertama kehidupan anak, merupkan masa yang sangat
penting karena terjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan (kecerdasan,ketrampilan
motorik,mental,social,emosional) yang sangat pesat.Diusia inilah yang disebut “golden
age” .oleh karena itu penting bagi ibu unttuk memberikan nutrisi yang terbaik bagi
anak sejak awal kehidupannya.(Animiasi:2010)
Sistematis, progresif, dan berkesinambungan, menurut Syamsul Yusuf (2014), adalah
sebagai berikut:
9

a) Sistematis, yaitu perubahan dalam perkembanagn itu ersifat saling bergantung
atau saling mempengaruhi antar bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Jadi dalam proses perkembangan
terjadi tahapan perubahn yang saling berkaitan satu sama lainnya. Apnila
,salahsatu tahapd dihilangkan,tidak akan terjadi siatu perkembangan. Contoh
prinsip ini, seprti kemampuan berjalan anak seiring dengan kematangan otototot kaki,dan keinginan remaja untuk memerhatikan jenis kelamin lain seiring
dengan kematangaan organ seksualnya.
b) Progresif,
yaitu
perubahan
yang
meningkat,mendalam(meluas),baik

secara

terjadi

bersifat

kuantitatif

(fisik),

maju,
maupun

kualitatif(psiki s). Hali ini berarti bahwa perkembangan menunjukkan proses
7 Elizabhet B. Hurlock, Psikologi perkembngan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup, Edisi Kelima,(Jakarta:
Erlangga,1980)hlm.2.
8 Yudrik Jahja,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Graha Ilmu,2011)hlm.29.
9 Syamsu Yusuf ,Psikilogi Perkembangan Anak dan Remaja, Cet. Ke-14,(Bandung: Remaja Rosda Karya,2014)hlm.15

10

kea

rah

yang

lebih

sempurna

seiring

dengan

bertambahnya

umur

manusiaContohnya, prubahn anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan
pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik seperti pada anak yang mulai
mengenal abjad atau huruf sampai kemampuannya dalam membaca buku,atau
majalah.
c) Berkesianmbungan, yaitu perubahan pada bagian atau organism itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau
loncat-loncat. Jadi, proses prubahan itu sifatnya bertahap. Contohnya,untuk
berjalan,seorang bayi melalui tahapan merangkak dan berdiri. Begitu pun,
berjaan merupakan syarat tahapan ank untuk dapat berlari. Perkembangan
secara luas merujuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu yang tampil dalm kualitas kemampuan,sifat,dan cirri-ciri yang
baru. Menurut Reni Akbar Hawadi (2001),didalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.10
F.J Monks,dkk.(2001) member pengertian bahwa perkembangan merujuk
pada proses kea rah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali.Dengan kata lain., perkembngan enunujuk pada perubahan yang bersifat
tetap dan tidak dapat diputar kembali.11
Dengan demikian, dari beberapadefinisi tersebut, daapat disipulkan bahwa
perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar,tetapi mencakup serangkaian perubahan yang berlnagsung secara
terus-menerus dan bersifat tetap dan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,
dan belajar.
b. Pola-Pola Perkembangan
1) Pola Perkembangan Fisik Yang Terarah
Perkembangan fisik yang terarah, menurut Wong (1995),terdiri atas dua
prinsip berikut.12
10 Akbar Reni dan Hawadi,Psikologi Perkembangan Anak Mengenal,sifat,Bakat, dan Kemampuan Anak,(Jakarta:
Gramedia,2011)hlm.55.
11 F.J.Monks,dkk,2001,Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,( Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press,2001)hlm.77
12 Whaley’s dan Wong,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2001)hlm.110.

11

a. Cephalcaudal
Cephalcaudal , yaitu pola pertumbuhan dan perkembangn yang dimulai dari
kepala ditandai dengan dengan prubahan ukuran kepala yang lebih besar,
kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan
menggelengakn kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan
tangan dan kaki.
b. Proximal distal
Proximal distal, yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat /
sumbu tenah, seperti menggerkkan bahu dahulu kemudian jari-jari.
2) Pola Perkembangan dari Umum ke Khusus
Pola ini merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana),kemudian daerah yang lebih
kompleks. Misalnya, melambaikan tangan yang diikuti dengan kemampuan
memainkan jari.
3) Pola Perkembangan Dipengaruhi Oleh Kematangan dan Latihan Belajar
Pola ini mencerminkan cirri khusus dalam setiap tahapan perkembanagn
yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutya.Masa ini
dibagi menjadi lima tahap, yaitu:
a. Masa Pralahir,terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringa
tubuh.
b. Masa Neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim
dan hamper sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan.
c. Masa Bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai banyak kemampuan untuk melindungi
dan menghindari dari hal yang mengancam dirinya.
d. Masa Anak, terjadi perkembangan yang cepat

dalam

aspek

sifat,sikap,minat ,dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
e. Masa Remaja, terjadi perubahan kea rah dewasa hingga kematangan pada
tanda- tanda pubertas.

12

Menurut Guarsa (Hidayat , 2005),ada saat anak siap untuk menerima sesuatu
dari luar untuk mencapai proses kematangan. Kematangan yang akan dicapainya
dapat disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa ini merupakan masa
kritis yang harus dirangsang agar mencapai perkembangan selanjutnya melalui
proses belajar.13
4) Pola Perkembangan Kognitif dan Afektif
a. Pola perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir seseorang.
Menurut Piaget (Wirawan,1991), perkembanan kognitif seseorang mengikuti
tahap berikut.14
a) Masa sensori-motori (0-2,5 tahun)
Masa ini adalah masa bayi menggunakan system pengindraan dan aktivitas
motorik untuk mengenali lingkungannya.Ia memberikan reaksi motorik
terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks
mencari putting susu ibu, reflex menangis, refleks kaget, dan lain-lain.
b) Masa Konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)
Pada tahap ini,anak mampu melakukan beberapa tugas yang konkret.Ia
mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi
(mengenali sesuatu) , negasi ( mengingkari sesuatu), dan reproaksi mencari
hubungan timbal balik antar beberapa hal).
c) Masa Operasioanl (11,0-dewasa)
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak
dan hipotetis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang
mugkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulanndari suatu pernyataan.
Misalnya,mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih
murah dari maianan B. Oleh karena itu,ia dapat menyimpulkan mainan yang
yang paling mahal dan yang paling murah.
b. PolaPerkembangan Afektif Manusia
Pola perkembanagn afektif manusia, menurut Piaget (Wirawan,1991),adalah
sebagai berikut.15
13 A.A Hidayat,Pengantar Ilmu Keperawatan Anak,(Jakarta: Salemba Medika,2005)hlm.33.
14 Sarlito Wirawan,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Grafindo,1991)hlm.81.
15 Sarlito Wirawan,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Grafindo,1991)hlm.83.

13

a) Emosi atau pernyataan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang khas
dimiliki oleh manusia. Hal ini dikarenakan hanya manusia yang memiliki
perasaan, sedangkan hewan tidak memiliki perasaan.
b) Semakin besar kebutuhan biologisnya, semakin banyak dan kompleks karena
pertumbuhan fisik itu diiukuti oleh perkembangan emosinya.
c) Emosi ini merupakan perasaan yang disertai oleh perubahan atau perilaku
fisik. Misalnya, perasan marah ditunjukkan oleh reaksi teriakan dengan suara
keras, persaan gembira akan ditunjukkan dengan cara melonjak-lonjak
sambil tertawa lebar,dan sebagainya.
5) Pola perkembangan manusia dalam Al-Quran
Dalam Al- Quran terdapat beberapa ayat yang menggambarkan proses
perkembangan manusia secara bertahap,mulai dari sel pembawa genetika, berbah
menjadi janin (fetus),lahir, tumbuh sebagai manusia dewasa,dan mengalami
kematian.16
Salah satu ayat dalam AL-Quran yang menjelaskan hal itu adalah surat AlMu’minun (Q.S [23]:12-16) .
Ayat tersebut telah memerinci dengan jelas pertumbuhan dan perkembangan
manusia prenatal, yaitu sebagai berikut:
a. Fase nuthfah (tetesan sperma, spermatozoa);
b. Fase ‘alaqoh atau fase gumpalan darah atau yang melekat pada dinding uterus
atau rahim ;
c. Fase Mudhghah ( gumpalan daging);
d. Fasse terbentuknya tulang (‘idzam) yang terbalut oleh daging,jaringan,dan otot;
e. Fase janin dalam bentuk sempurna.
6. Faktor- Faktor Perkembangan Anak:
Dalam proses pertumbuhan maupun perkembangan anak dalam kenyataanya
memang tidak dapat di hindari adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Baik dalam proses pertumbuhan / biologisnya ataupun proses perkembangan
(psikisnya) dari seorang anak.
a. Adapun berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organ
tubuh anak,antara lain:
16 Rosleny Marliani,Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja,( Bandung: CV Pustaka Setia,2016)hlm.119.

14

1) Faktor-faktor sebelum lahir, yakni adanya gejala-gejala tertentu yang
terjadis sewaktu anak masih di dalam kandungan .
Contoh: adanya gejala /peristiwa kekurangan nutrisi (zat-zat makanan
untuk tubuh) pada ibu atau janin,terkena infeki oleh bakteri, sifilis,TBC,
diabetes mellitus,dan lain-lainnya.
2) Faktor pada waktu lahir,yakni terjadinya suatu gangguan pada saat –saat
anak dilahirkan.Umpamanya : terjadi defiect (kerusakan) susunan saraf
pusat dikarenakan kelahiran dengan bantuan alat sejenis tang (instrument
birth), atau karena dinding rahim ibu terlalu sempit, maka terjadi tekanan
yang kuat mengakibatkan pendarahan pada bagian kepala,dan lain –lain.
3) Faktor sesudah Lahir, yakni peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi
setelah anak lahir,terkadang menimbulkan terhambatnya pertumbuhan
anak.Contoh, adanya pengalaman anak yang traumatic (luka-luka) di
kepala pada bagian luar atau dalam, karena benturan dengan benda
keras,kekuranagn gizi/vitamin.dan masih banayk lagi.
4) Faktor Psikologis,yakni adanya kejadian-kejadian
menghambat

berfungsinya

psikis,

terutama

tertentu

yang

yang

menyangkut

perkembangan intelegensi dan emosi anak yang berdampak pada proses
pertumbuhan anak. Dapat dicontohkan disini anatara lain: anak yang
terlantar,kurang perawatan baik jasmani ataupun rohaninya,kurang kasih
saying/perhatian
(kehampaan

yang

psikis)

biasanya
anak

tadisebut

Kesemuanya

dengan

itu

dapat

inanitie

psikis

mengakibtakan

kelambatan / retardasi semua fungsi jasmani anak.
b. Adapun tentang factor-faktor yang mempengaruhi anak antara lain:
a)
Faktor Herediter
Yaitu
Keturunan/warisan
dari
sejak
lahir
dari
kedua
orangtuanya,neneknya,dan seterusnya yang biasanya diturunkan
melalui kromosom.
b)
Faktor Lingkunan
Yakni segala sesuatu yang ada pada lingkungan ia berada(bertempat
tinggal) atau (bergaul). Jadi sehal sesuatu yang berada di luar diri anak
di alam semesta ini baik yang berupa makhluk hidup seperti manusia,

15

tumbuhan,hewan, atau makhluk yang mati seperti benda-benda
padat,cair , gas,juga gambar-gambar,dan lain-lain.
Demikian pula disamping yang telah disebutkan diatas, sebagai
benda- benda yang bersifat konkret, ada juga lingkunan yang bersifat
abstrak antara lain: situas social.ekonomi, poltik, budaya, adat- istiadat
serat idiologi atau pandangan hidup.Kesemua bentuk lingkungan
tersebut dapat berdampak mengeuntungkan (positif) atau merugikan
(negative) bagi proses perkembanagn anak.17
9. Hubungan Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Berdasarkan uji korelasi diketahui bahwa status gizi
balita, lama mengikuti PAUD dan usia balita berhubungan positif dengan tingkat
perkembangan motorik halus dan motorik kasar balita. Semakin meningkat status
gizi balita, lama mengikuti PAUD, dan usia balita maka semakin meningkat pula
tingkat perkembangan motorik halus dan motorik kasarnya.18 Fungsi kognitif yaitu
kemampuan persepsi, cara berpikir, dan belajar yang menggambarkan kecerdasan
seorang anak serta dapat dinilai dengan skor IQ. Hasilpenelitian Riva 19 didapatkan
bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat
IQ sebesar12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi ASI
eksklusif.
Penelitian Angelsen et al.20 memperlihatkan bahwa bayi yang mendapat ASI
kurang dari tiga bulan berisiko terganggu perkembangan kognitifsampai usia enam
bulan pada saat mereka berusia 13 bulan, mempergunakan alat Bayley Scales of
Infant Development (BSID). Bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan
17 Abu Ahmamadi dan Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2005)hlm.66.
18 Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif, dan perkembangan
motorik pada anak usia prasekolah, jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. 2013;36(1):62-67.

19 Riva E. Early feeding is linked to higher IQ score in dietary treated PKU children. Acta Paediatrica. 1996;83;56-8
20 Angelsen NK, Vik T, Jacobsen G, Bakkereig LS. Breast feeding and cognitive development: a metaanalysis.
Am J Clin Nut. 1999; 70:525-35.

16

pertama kehidupan mempunyai fungsi lokomotor lebih baik, terlihat bahwa lebih
cepat merangkak dan sudah dapat berjalan pada usia 12 bulan, dibandingkan dengan
bayi yang mendapat ASI sampai usia empat bulan. 21 Bayi yang mendapat ASI kurang
dari tiga bulan berisiko terganggu perkembangan kognitif dibanding dengan bayi yang
diberikan ASI sampai usia 6 bulan, mempergunakan alat ukur BSID.
Faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan
adalah adanya motivasi ibu untuk menyusui segera.22 Faktor pendorong(predisposing
factors) gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan subjek
tentang ASI Eksklusif dan adanya ideologi makanan yang noneksklusif, sehingga tidak
muncul motivasi yang kuat dari subjek untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Faktor penguat(reinforcing factors) gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah
kurangnya penyuluhan atau pengarahan dari bidan seputar menyusui saat
memeriksakan kehamilan, anjuran dukun bayi untuk memberikan madu dan susu
formula sebagai prelaktal, dan kuatnya pengaruh ibu (nenek) dalam pengasuhan bayi
secara non-ASI eksklusif. Faktor penghambat pemberian ASI eksklusif adalah
keyakinan dan praktik yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu formula yang
sangat gencar, dan masalah kesehatan ibu dan bayi.21
Kesimpulan
Pemberian ASI berperan penting terhadap perkembangan anak sesuai dengan
tahapan usianya, jika pemberian ASI pada anak kurang maka perkembangan anak
cenderung akan menyimpang. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa ibu juga
kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI, malah yang ibu dapat adalah
informasi seputar susu formula yang banyak ibu jumpai di televisi, radio, dan majalah
sehingga ibu tergiur pada iklan tersebut dan memilih susu formula daripada ASI.
Kemudian banyak juga fenomena di masyarakat bayi yang tidak mendapatkan ASI
karena sedari kecil sudah ditinggalkan oleh orangtuanya karena bekerja,bayi mereka
biasanya akan dititpkan oleh nenek atau saudara dekat, atau kerabatnya.
Saran saya untuk Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Masyarakat diharapkan untuk
lebih sering lagi memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI
21 Andrian Reza Saputra, Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi dan Tumbuh Kembang,J Agromed
Unila, Volume 3, Nomor 1, Februari 2016 : 32

17

supaya ibu dapat memberikan ASI minimal sampai anak berusia 6 bulan agar
perkembangan anak bisa tercapai secara optimal. Dan bagi seluruh ibu diharapkan agar
memberikan ASI pada anak minimal sampai anak berusia 6 bulan dan mencari banyak
informasi tentang usianya.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2009. Al quran dan Terjemahan. Pustaka Arafah.
Departemen Kesehatan RI. 2007. “Hanya 3,7% Bayi Memperoleh ASI”
http://www.depkes.go.id Diakses 2 Mei 2018
Infodatin Pusat data dan Informasi Kesehatan RI.2014.” Situasi dan Analisis ASI Ekslusif”
http://www.pusdatin.kemkes.go.id Diakses 2 mei 2018
Susanti . Peran ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian asi eksklusif bagi bayinya.
(Egalita.2011: 6(1):
Tangkilisan dan, Lestari . Peran penambahan dha pada susu formula.
Sari Pediatri. 2001; 3(3):147–51.
Tuti Soenardi,Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama )
Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan anak tiga tahun pertama ,
(Bandung: PT Refika Aditama,2007)
Monika, Buku Pintar ASI dan Menyusui,(Jakarta selatan:PT Mizan Melika 2014)

Elizabhet B. Hurlock,1980, Psikologi perkembngan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Hidup, Edisi Kelima,Jakarta: Erlangga,
Yudrik Jahja,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Graha Ilmu, 2011)

18

Syamsu Yusuf ,Psikilogi Perkembangan Anak dan Remaja, Cet. Ke-14,(Bandung: Remaja Rosda
Karya,2014)
Akbar Reni dan Hawadi,Psikologi Perkembangan Anak Mengenal,sifat,Bakat, dan Kemampuan
Anak,(Jakarta: Gramedia, 2001)
F.J.Monks,dkk,Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press,2001)
Whaley’s dan Wong,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2001)
A.A Hidayat,Pengantar Ilmu Keperawatan Anak,(Jakarta: Salemba Medika,2005)
Sarlito Wirawan,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Grafindo,1991)
Abu Ahmamadi dan Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan(Jakarta: PT Rineka
Cipta,2005)
Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif,
dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah, jurnal Penelitian Gizi dan
Makanan. 2013;36(1):62-67.
Riva E. Early feeding is linked to higher IQ score in dietary treated PKU children. Acta
Paediatrica. 1996;83;56-8
Angelsen NK, Vik T, Jacobsen G, Bakkereig LS. Breast feeding and cognitive
development: a metaanalysis.
Am J Clin Nut. 1999; 70:525-35.
Andrian Reza Saputra, Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi dan Tumbuh
Kembang,J Agromed Unila, Volume 3, Nomor 1, Februari 2016 : 32

19