BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

  PT Delitua Paper Mild merupakan perusahaan yang memproduksi kertas rokok. PT Delitua Paper Mild mengalami likuidasi dengan SPP Presiden No. 441/I/PMA/1983, 31 Desember 1983 dan akte pendirian 31 Desember 1983 No. 427, 24 Februari 1984 Notaris Ridwan Suselo, Jakarta. Likuidasi tersebut menyebabkan terjadinya penjualan saham perusahaan.

  Pada bulan Desember 1983, PT Delitua Paper Mild dibeli oleh dua perusahaan dalam negeri dan satu perusahaan luar negeri. Perusahaan yang membeli saham tersebut adalah: Perusahaan dalam negeri yang terdiri dari: 1. PT Sarida Perkasa, yang memiliki saham sebesar 45%.

  2. PT Duta Mendut, yang memiliki saham sebesar 5%. Perusahaan luar negeri yaitu: 3. Kimberly Clark Corp., yang memiliki saham sebesar 50%.

  Perusahaan tersebut membuat akte resmi untuk menjalankan aktivitas usaha. Akte yang dibuat oleh notaris untuk perusahaan tersebut adalah akte pendirian No. 427 tertanggal 24 Februari 1984. Mulai tahun 1984 perusahaan ini bernama PT Kimsari Paper Indonesia Medan dengan status perusahaan adalah PMA Joint Venture dan bergerak pada bidang industri kertas rokok.

  PT Kimsari bekerja sama dengan Papeteries de Mauduit (PDM) yang merupakan anak perusahaan Schweiter-Mauduit di Perancis. Paperties de Mauduit terlibat dalam desain dan konstruksi pabrik pada pertengahan tahun 1980-an dan kemudian memberikan bantuan teknis serta lisensi kepada PT Kimsari Paper Indonesia untuk menggunakan merek dagang PDM dalam memasarkan produk di Indonesia. Pada tanggal 24 Oktober 2003, perusahaan Perancis Scheweitzer- Mauduit International mengakuisisi PT Kimsari Paper Indonesia Medan dengan kepemilikan saham sebesar 100%. Sejak saat itu PT Kimsari Paper Indonesia berganti nama menjadi PT PDM Indonesia.

  Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT PDM Indonesia berubah nama menjadi PT Pusaka Prima Mandiri yang disahkan didepan Notaris Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Perubahan nama itu terjadi karena seluruh saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS secara resmi telah dibeli oleh pemegang saham Indonesia, maka Status PMA kini telah berubah menjadi PMDN.

  Produk PT Pusaka Prima Mandiri mencakup kertas rokok dan plug wrap konvensional untuk industri rokok. Saat ini penjualan produk PT Pusaka Prima Mandiri sebagian besar dipasarkan di Indonesia dan selebihnya untuk pasar luar negeri.

  2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  PT PPM bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Kertas rokok tersebut diproduksi dalam dua bentuk yaitu gulungan (bobbin) dan lembaran (ream). Ukuran produk tersebut yaitu :

  1. Bobbin Bobbin memiliki lebar 24-29 mm dan panjang 5500-6000 cm.

  2. Ream

  

Ream memiliki lebar 51 cm dan panjang 76-83 cm. Ream memiliki jumlah

500 lembar.

  Produk yang dihasilkan dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara dan Pulau Jawa serta luar negeri.

  2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

  Struktur organisasi adalah sistem pembagian kerja, pembatasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang serta menetapkan hubungan antar unsur organisasi. Tujuannya adalah meningkatkan kerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan.

  Struktur organisasi yang digunakan di PT PPM adalah struktur organisasi garis dan fungsional. Struktur organisasi garis dan fungsional merupakan perpaduan antara organisasi garis dan organisasi fungsional. Gambaran struktur organisasi di PT PPM dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  General Manager Manajer Manajer Manajer

  Manajer Manajer Manajer Sumber Produksi dan Pengendalian Manajer Teknik Keuangan

  Pemeliharaan Pembelian Daya Manusia Finishing Kualitas

  Staf Perencanaan Maintenance Staf Pembelian Hubungan Luar

  Bagian Proses Data Produksi Pengendalian Teknik Dan Komputer

  Kualitas Bagian Proses Electicity Finishing

  Administrasi Penjualan dan Pemasaran Bagian Kontrol

  Internal dan Budged Bagian Akuntansi

  Keterangan: Hubungan Garis Hubungan fungsional

  Sumber : PT PPM

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT PPM Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

  Jumlah tenaga kerja yang ada di PT PPM adalah sebanyak 201 orang yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Tenaga kerja ini dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah pekerja pada tingkat direktur, manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada bagian produksi. Sedangkan golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja pada bagian produksi termasuk satpam.

  Staf bekerja pada hari Senin sampai dengan Jumat dan jumlah jam kerja adalah tujuh jam kerja dalam satu hari. Jadwal kerja golongan staf dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jam Kerja Regular Hari Waktu Kerja Istirahat

  Senin - Jumat 08.00 – 17.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Sabtu - Minggu Libur

   Sumber : PT PPM

  Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas tiga shift. Waktu kerja shift berjalan setiap hari. Jadwal jam kerja shift dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Shift

  Shift Waktu Kerja Istirahat

  I 06.00 – 14.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

  II 14.00 – 23.00 WIB 18.00 – 19.00 WIB

  III 23.00 – 06.00 WIB 02.00 – 03.00 WIB

  Sumber : PT PPM

  II-28

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

  PT PPM memiliki tiga sistem pengupahan, yaitu:

  1. Upah Bulanan Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya upah yang diberikan berdasarkan kebijakan pemerintah. Karyawan tetap yang bekerja pada perusahaan ini berjumlah 186 orang yang terdiri dari manajer, kepala bagian, dan supervisor.

  2. Upah Borongan Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu.

  Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan perjanjian antara perusahaan dengan karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja pada bagian ini ada 8 orang termasuk supir yang bertugas mengirim hasil produksi ke pabrik rokok yang ada di Sumatera maupun Pulau Jawa.

  3. Upah Harian Upah harian diberikan kepada karyawan harian lepas dan pembayarannya dilakukan per hari. Karyawan lepas ini berjumlah 7 orang, yang terdiri atas

  cleaning service atau helper.

  PT PPM memiliki sistem laporan penilaian karyawan yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau upah terhadap karyawan.

  Sistem laporan penilaian tersebut antara lain:

  1. Kualitas kerja Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja yang ada di perusahaan dan mencapai hasil yang memuaskan.

  2. Kuantitas kerja Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata yang biasa dilakukan pekerja lainnya.

  3. Pengetahuan kerja Karyawan mampu menguasai detail pekerjaannya dengan baik.

  4. Kepatuhan kerja Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai instruksi atasan.

  5. Kerjasama Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan rekan kerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.

  6. Inisiatif Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk kebaikan perusahaan.

  7. Loyalitas kepada perusahaan Karyawan tersebut mampu menjaga nama baik perusahaan dengan sikap teladan.

  8. Kehadiran kerja Karyawan selalu datang teratur sesuai dengan jadwal kerja.

  9. Keselamatan kerja Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan keselamatan kerja.

  PT PPM juga menyediakan sarana kesejahteraan tenaga kerja, yaitu sebagai berikut:

  1. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

  2. Jaminan kesehatan

  3. Tunjangan hari raya

  4. Tunjangan keluarga

2.4. Proses Produksi

  Poses produksi merupakan proses transformasi bahan baku menjadi produk jadi. Proses produksi akan menghasilkan perubahan fisik seperti bentuk dan dimensi, maupun non fisik seperti sifat.

  Perusahaan selalu berusaha meningkatkan produktivitas. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan pemahaman proses produksi. Pemahaman proses produksi akan mempermudah perusahaan menganalisis kinerja perusahaan dan dapat melakukan perbaikan sistem kerja. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan proses produksi yaitu bahan dan tahapan proses produksi.

2.4.1. Bahan

  Bahan yang digunakan untuk memproduksi kertas rokok harus memenuhi syarat utama yaitu bersertifikat food grade (aman untuk makanan) dan tidak mengandung bahan berbahaya (non hazardous material). Bahan yang digunakan untuk memproduksi kertas rokok terdiri dari bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.1.1. Bahan Baku

  Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT PPM adalah:

  1. Pulp Serat Panjang (Needle Bleached Kraft Pulp)

  Pulp serat panjang berfungsi sebagai struktur kerangka dasar. Hal ini

  bertujuan untuk meningkatkan kekuatan kertas dalam keadaan basah (wet

  strenght ) dan membuat kertas tidak mudah robek (runability). Serat NBKP masih

  panjang dan harus dihaluskan melalui proses penggilingan. PT PPM memiliki kerja sama dengan beberapa supplier pulp serat panjang untuk memenuhi kebutuhan pulp serat panjang. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Supplier Pulp Serat Panjang Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

  NBKP Caribo Serat Panjang Canada Hydra Pulper NBKP Harmac Serat Panjang Canada

  Hydra Pulper

  Fax Pulp Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Abaca Pulp Serat Panjang Filipina Hydra Pulper Baycel Eucalyptus

  Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Kraft Pulp Eldorado Pulp Serat Panjang Brazil

  Hydra Pulper

  Suzano Pulp Serat Panjang Eropa Hydra Pulper

  Sumber: PT PPM

  2. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp)

  Pulp serat pendek digunakan untuk membentuk susunan kertas agar

  menjadi seragam (sheet uniformity) dan mengisi rongga-rongga. Serat LBKP tidak perlu dihaluskan lagi karena penghalusan akan menghancurkan serat LBKP.

  PT PPM memiliki kerja sama dengan beberapa supplier pulp serat pendek untuk memenuhi kebutuhan pulp serat pendek. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Supplier Pulp Serat Pendek Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

  LBKP Baycell Serat Pendek Chilli Hydra Pulper LBKP Santa Fc Serat Pendek Perancis Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek USA Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek Brazil Hydra Pulper Caribo Softwood Pulp Serat Pendek Canada Hydra Pulper Sodra Softwood Pulp Serat Pendek Swedia Hydra Pulper

  Sumber: PT PPM

  3. Scrap Kertas (Broke)

  Broke merupakan kertas hasil produksi paper machine yang tidak layak

  dijual karena kecacatan, ketidaksesuaian dengan standar yang ditetapkan konsumen, dan sisi kertas yang terbuang ketika dilakukan pemotongan.

  Broke dapat digunakan kembali untuk mengurangi biaya pembelian

  bahan baku. Broke yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu:

  a. Wet Broke

  

Wet broke adalah kertas yang belum memasuki proses pengeringan atau

berasal dari sisiran pada saat proses penekanan.

  b. Dry Broke

  

Dry broke adalah broke yang telah kering atau telah memasuki proses

pengeringan namun putus dengan sendirinya.

2.4.1.2. Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan untuk membantu proses produksi. Bahan penolong berfungsi membantu proses produksi agar dapat berjalan dengan semestinya. Jumlah bahan penolong lebih kecil dibandingkan bahan baku. Bahan penolong yang digunakan di PT PPM adalah sebagai berikut:

  1. Precipitated Calcium Carbonate

  

Precipitated calcium carbonate memiliki struktur calcite dan partikelnya

  berukuran 1,0 ± 0,2 µm. Bahan ini berfungsi: a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.

  b. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan konsentrasinya lebih seragam.

  c. Meningkatkan daya tahan terhadap sinar pada kertas.

  d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.

  Jenis-jenis calcium carbonate yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jenis Calcium Carbonate Nama Jenis Negara /Daerah Asal Aplikasi

  PC 700 Tepung CaCO

  3 Jepang Dissolving Tank

  Precarb 100 Tepung CaCO

  3 Malaysia Dissolving Tank

  LA 100 Tepung CaCO

  3 Yogyakarta Dissolving Tank Sumber: PT PPM

  2. Cationic Retention Aid (CRA)

  

Cationic Retention Aid (CRA) berfungsi mengikat partikel buburan

  sehingga meminimalisasi bubuhan yang terbuang pada proses penyaringan, menambah kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada wire. Jenis-jenis CRA yang dipakai adapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Jenis-jenis Cationic Retention Aid Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (Aplikasi)

  Meyproid Gum Arabicum Perancis Hydra Pulper 4200 Gum Arabicum Perancis, Korea Hydra Pulper Polygal

  Modifikasi Kanji Jakarta Forming Redibond Raysamil

  Modifikasi Kanji Lampung Forming T150

  Sumber: PT PPM

  3. Anti foam (Deformer)

  Anti foam merupakan polimer berbahan dasar water base yang digunakan

  untuk mencegah buih-buih masuk kedalam kertas. Jenis-jenis anti foam yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Jenis-jenis Anti foam Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

  Bevaloid 5631 Anti Busa Perancis Mixing Nopco ENA-475 Anti Busa Tanggerang Mixing Afranil Anti Busa Tanggerang Mixing

  Sumber: PT PPM

  4. Pencegah Bakteri (Biocide) Biocide digunakan sebagai pembunuh bakteri penggumpalan (slim pot).

  Bakteri ini dapat menyebabkan penggumpalan pada proses pembuatan kertas. Jenis-jenis biocide yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Jenis Biocide Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

  Natrium Biocide ,

  Medan Forming

  Hypochlorite Anti Bakteri Sumber: PT PPM

  5. Citric Acid Anhydrous (C

6 H

  8 O 7 ) Citric acid anhydrous atau asam sitrat tanpa senyawa air digunakan

  sebagai zat pembakar pada kertas yang akan dinetralkan dengan Potassium (KOH). Jenis citric acid anhydrous yang digunakan dapat dilihat pada

  Hidoxide Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Jenis Citric Acid Nama Jenis Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

  Citric Acid

  Zat pembakar Lampung Size Press C

  6 H

  8 O

  7 Sumber: PT PPM

  6. Potassium Hydroxide (KOH) Digunakan untuk menetralisir citric acid sebelum masuk ke proses selanjutnya. Jenisnya KOH yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.10

Tabel 2.10. Jenis Potassium Hydroxide Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

  Penetralisir

  Potassium Citric Acid India, Korea Cooking Tank Hydroxide (KOH) Anhidrous

  Sumber: PT PPM

  7. Bahan Penggumpal (Coagulant) Bahan penggumpal digunakan untuk meningkatkan ikatan kotoran berpartikel kecil. Jenis-jenis coagulant yang digunakan dapat dilihat pada

  Korea Clarifier

  1. Kertas Pembungkus Kegunaan kertas pembungkus adalah untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream.

  Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan PT PPM adalah:

  8. Air Air di dalam proses produksi digunakan sebagai media dan pelarut.

  Sumber: PT PPM

  Jakarta Clarifier

  white water

  Penggumpal

  Nalco 1452

  white water

  Tabel 2.11.

  Penggumpal

  Water treatment PAC Kymene

  Korea, India, Jepang

  ) Air sungai

  (coagulant

  (PAC) Penggumpal

  Poly Aluminium Chloride

Tabel 2.11. Jenis-jenis Coagulant Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

2.4.1.3. Bahan Tambahan

  2. Core

  Core adalah inti dari gulungan kertas yang digunakan sebagai inti gulungan

  kertas selama proses penggulungan di paper machine maupun di bagian finishing .

  3. Kotak Karton Kotak karton digunakan untuk mengepak hasil produksi.

  4. Label Label digunakan sebagai pengenal perusahaan yang ditempel pada pembungkus produk.

2.4.2. Pengendalian Mutu Produk

  Ada tiga kriteria mutu produk yang harus diperhatian, yaitu: 1. Kertas tidak mudah putus pada proses pembuatan dengan kecepatan tinggi.

  2. Kertas berwarna putih dan bebas dari kotoran.

  3. Pembakarannya, seperti asap, abu dan rasa.

  Mutu bahan baku yang masuk akan diuji oleh oleh departemen quality

  control yang dibagi pada 2 kategori penting, yaitu eksternal dan internal. Kontrol

  eksternal berfungsi:

  1. Sebagai pertimbangan kebutuhan konsumen, yaitu pemenuhan spesifikasi yang diberikan oleh konsumen.

  2. Membina hubungan baik dengan konsumen dengan cara menerima keluhan konsumen tentang kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

  3. Meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara memenuhi secara tepat segala kualifikasi yang ditargetkan oleh konsumen.

  Proses kontrol eksternal biasanya dilakukan dengan mendatangi konsumen secara langsung, mendengarkan saran atau keluhan dari pelanggan. Kegiatan kontrol eksternal biasanya dilakukan 2 kali dalam sebulan. Masalah yang biasa dikeluhkan konsumen adalah packaging (pengepakan), dan basis weight (berat kertas). Kontrol internal dilakukan untuk mengontrol mutu produk yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan kontrol internal dapat dibagi ke dalam 2 jenis tindakan, yaitu :

  1. Dynamic control yang meliputi departemen slitter (bobbin). Pada departemen ini akan diadakan pengambilan sampel, petunjuk dan analisis. Dynamic

  

control selalu memberikan petunjuk apakah kecepatan pada slitting machines

sama atau tidak.

  2. Static control yang meliputi pengujian sifat-sifat kertas saat sampel diambil.

  Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam kontrol internal adalah:

  1. Basic weight adalah berat kertas yang merupakan satu unsur kertas rokok yang terpenting. Bila basic weight berubah maka semua parameter yang lain akan

  3 berubah. Basic weight ditentukan dalam satuan gr/m .

  2. Tensile strenght adalah ukuran daya tahan tarikan maksimum pada kertas.

  Bagian quality control memeriksa kesesuaian produk dengan range yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan akan dilakukan pengujian kembali dengan lebih mempertahankan arah serat (satuan KgF).

  2

  3. Porosity adalah pengukuran aliran udara melalui kertas sample 20 cm dengan perbedaan tekanan 10 cmH

2 O. Sangat penting untuk membedakan antara

  penembusan udara pada pori-porinya dengan penembusan udara pada lubang-

  2

  lubang besar akibat kesalahan proses (satuan cm H 2 O).

  4. Filler berfungsi untuk mengukur banyaknya CaCO

  3 yang perlu ditambahkan

  pada kertas untuk meningkatkan nilai opacity atau porosity (satuan %.In Paper ).

  5. Opacity berfungsi untuk mengukur daya tembus cahaya pada (satuan %).

  6. Brightness adalah pengukuran keputihan kertas (satuan %).

  7. Formation adalah pemeriksaan susunan serat kertas secara visual. Formation yang jelek bukan berarti kertas memiliki kualitas yang jelek, tetapi yang diperhatikan mudah atau tidaknya kertas putus saat dipotong di mesin slitter.

  Ada beberapa perbedaan antara kertas biasa dengan kertas rokok. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Perbedaan Kertas Biasa dengan Kertas Rokok Kertas Biasa Kertas Rokok

  2

  2 Basis weight +/- (70 gr/m ) Basis weight +/- (25 gr/m ) Porosity +/- (5-10 cm) Porosity +/- (2-2,5cm) Tensile Tensile

  > 5 KgF > 3 KgF TiO

  2 sebagai filler CaCO 3 sebagai filler Sumber: PT PPM

2.4.3. Uraian Proses Produksi

  Uraian proses produksi di PT PPM dapat diuraikan atas beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap proses pembuatan kertas di Paper Machine, dan tahap

  finishing .

  Blok diagram proses pembuatan kertas rokok dapat dilihat pada Gambar 2.3.

2.4.3.1. Tahap Persiapan

  Bahan baku yang akan diolah harus melalui tahap persiapan yang disebut dengan stock preparation. Bahan yang digunakan ada tiga yaitu NBKP, LBKP, dan kalsium karbonat (CaCO 3 ).

  1. Pengolahan NBKP Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hydra pulper dengan menggunakan conveyor. Hydra pulper merupakan tangki pengurai serat-serat pulp yang kemudian dicampur dengan white water sebagai pengencer. Hydra pulper memiliki pisau yang berfungsi memotong lembaran pulp untuk memperoleh konsentrasi 38-40 gr/ltr. Proses berlangsung secara batch setiap 10-20 menit. Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal untuk satu kali pelarutan.

  Buburan NBKP hasil pengolahan dikirim ke wood dump chest sebagai tempat penampungan sementara. Wood dump chest memiliki agiator (pengaduk) yang berfungsi mencegah pengendapan.

  Buburan NBKP kemudian dipompakan ke refiner. Refiner merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga serat- serat menjadi lebih halus. Buburan yang telah halus kemudian dikirim ke refiner chest , dan dijaga agar tidak mengendap sebelum di mixing.

  Penghancuran Bahan Baku Pelarutan Bahan Baku Penghalusan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku

  Pembersihan Bubur Kertas Fourdriner Pressing Embossing

  Pengeringan I Pemberian Zat Kimia Pengeringan II Penggulungan Kertas

  Pencetakan Logo Pemotongan Kertas Bentuk Ream Bentuk Bobbin Packing

  Sumber: PT PPM

Gambar 2.3. Blok Diagram Pembuatan Kertas Rokok

  2. Pengolahan LBKP LBKP sekitar 1,5 bal dilarutkan dengan white water selama 10-20 menit.

  Tujuannya adalah mendapatkan konsentrasi 38-40 gr/liter. Proses ini berlangsung secara batch. Pelarutan LBKP dilakukan di hydra pulper dan bergantian dengan NBKP. Setelah selesai, maka LBKP dipompa ke dalam storage chest, sebagai tempat penampungan sementara. Larutan terus diaduk agar tidak mengendap.

  3. Pengolahan Broke Buburan broke yang diproses di stock preparation ini berasal dari dry

  

broke dan wet broke. Sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest, dry broke

  harus dihancurkan terlebih dahulu di shydra pulper. Tujuannya adalah membuat konsentrasi sesuai dengan kebutuhan. Buburan broke kemudian dialirkan ke super

  

vibrator yang fungsinya hampir sama dengan refiner yaitu memecah gumpalan

serat.

  Wet Broke memiliki aliran proses yang hampir sama dengan dry broke

  tetapi tidak melalui super fiberator karena wet broke memiliki serat yang halus, sehingga dapat langsung dialirkan ke broke chest.

  4. Pengolahan Kalsium Karbonat Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan.

  Konsentrasi perbandingan dengan pelarut adalah 125 kg kalsium karbonat dicampur dengan 2000 liter air. Larutan diaduk selama 15 menit agar konsentrasinya terjaga. Hasil larutan kalsium karbonat disaring dengan vibrating screen dengan ukuran mesh 100.

  5. Pencampuran NBKP, LBKP, Broke dan Kalsium Karbonat Di mixing chest seluruh bahan baku NBKP, LBKP dan broke dicampur.

  Konsentrasi pencampuran di mixing chest berbeda sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan konsumen. Contoh salah satu komponen grade adalah low

  porosity dengan konsentrasi NBKP 25%, LBKP 35 % dan broke 40%.

  Konsistensi yang diinginkan adalah sekitar 60 gr/liter. Pada saat pemompaan dalam proses mixing akan timbul buih-buih, sehingga diperlukan bahan tambahan seperti deformer untuk menghilangkan buih. Campuran ini dibuat sekitar 1:6 dengan air untuk kemudian dicampur terlebih dahulu di machine chest dan siap dipakai pada paper machine. Buburan dipompakan ke stock master yang digunakan untuk menjaga laju buburan pada machine tank.

  Buburan yang keluar kemudian dialirkan ke centi cleaner. Tujuannya adalah mengeluarkan kotoran yang memiliki berat jenis lebih besar. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan gaya sentrifugal melalui tiga cleaner yaitu :

  a. Buburan yang telah diencerkan kembali dengan white water yang berasal dari penyaringan dipompakan ke primary cleaner. Kemudian buburan yang baik masuk ke constant level tank sedangkan reject masuk ke secondary cleaner. Pada secondary cleaner akan dilakukan proses pengolahan. Buburan yang baik masuk ke primary cleaner sedangkan reject masuk ke tertiary cleaner dan kotorannya dibuang ke tempat pembuangan limbah. b. Buburan yang baik dari primary cleaner diencerkan dalam constant level tank dengan white water dari pembuangan di wire. Buburan yang baik langsung dialirkan ke headbox, sedangkan yang reject masuk ke rotary screen.

  c. Pada rotary screen dilakukan penyaringan, buburan yang baik masuk ke constant level tank dan reject mengalir ke wet broke chest.

2.4.3.2. Tahap Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine

  Setelah melalui approach flow system, tahap selanjutnya adalah pembuatan lembaran kertas yang berawal dari head box. Sistem yang dipakai adalah sistem close head box yang merupakan head box bertekanan. Fungsinya adalah menjaga kestabilan turbulensi di dalam head box. Tujuan utama head box adalah :

  a. Mengeluarkan aliran yang seragam dari slice opening ke wire dengan sudut dan kecepatan yang seharusnya.

  b. Mengalirkan stock secara merata pada wire sesuai arah dan lebar mesin.

  c. Menghasilkan turbulensi terkontrol untuk menghilangkan gumpalan fiber.

  d. Mengatur grammatur kertas yang diproduksi.

  Pengaturan slice, akan menghasilkan aliran stock yang konstan dan hampir sama dengan kecepatan wire sehingga akan diperoleh kertas yang memiliki formasi dan grammatur yang sama di tiap bagian.

  Wire ini merupakan wire bersambung yang bergetar diantara dua roll

  besar. Salah satu roll terletak di dekat headbox dan di ujung lainnya. Wire merupakan lembaran berbahan dasar plastik yang telah dirancang sedemikian rupa. Pada wire dilakukan pengurangan kadar air dengan memberikan tekanan vakum 4-5 bar secara terkontrol sehingga tidak merusak bentuk lembaran kertas basah (wet paper). Wire juga dibersihkan secara kontinu dengan sistem penyemprotan sehingga wire tidak kotor dan selalu bersih.

  Buburan di atas wire diayak dengan ukuran mesh 100 dan diatur agar berat dasar kertas yang diperoleh sesuai. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok ini merupakan elemen yang terpenting. Air yang keluar dari wire selama pembentukan wet paper disebut white water dan biasanya ditampung di white

  

water pit atau silo. White water ini didaur ulang secara terus menerus dan dipakai

  pada proses yang menggunakan air. Hal itu dilakukan karena dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan fresh water. Buburan kemudian digiling lagi dengan dandy roll untuk menyeragamkan ukuran partikel. Setelah proses tersebut selesai, maka buburan dibentuk menjadi lembaran. Hasil dari

  

dandy roll berupa lembaran di-press dengan tekanan 4-5 bar untuk mengeluarkan

  air yang masih terkandung. Walaupun masih basah, lembaran tersebut sudah kuat dan kemudian ditarik hingga kadar airnya menjadi 60% – 65%. Lembaran yang masih basah dihisap oleh contact wire/vacum rube menuju proses press utama.

  Lembaran tersebut ditarik lagi ke embossing dengan pemberian garis horizontal (verge making) yang berada bagian bawah embossing. Penekanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Setelah pemberian verge making, air residu dari kertas dibuang lagi dengan cara evaporasi. Proses evaporasi ini berlangsung di main dryer. Proses evaporasi dilakukan menggunakan uap kering.

  Tekanan yang diberikan bervariasi tergantung dari jenis kertas rokok yang akan diproduksi. Selanjutnya lembaran kertas yang kadar airnya telah berkurang dikirim ke unit size press yang berfungsi untuk melapisi permukaan kertas dengan chemical yang diberikan diantara dryer 10 dan dryer 11.

  Setelah melewati size press, kadar air yang ada pada kertas akan meningkat karena penambahan penambahan chemical sehingga harus dikeringkan lagi di after dryer. Pengeringan ini melalui lima buah roll dengan peningkatan

  o o

  suhu secara bertahap dari 50 C sampai dengan 100

  C. Selanjutnya lembaran kertas ini dikirim ke bagian on reel untuk digulung sesuai dengan permintaan konsumen.

  Kertas kering kemudian digulung hingga membentuk gulungan besar dan disebut dengan gulungan jumbo. Panjang gulungan jumbo itu tidak sama tergantung pada bentuk pada proses finishing. Gulungan jumbo yang digunakan untuk repping machine memiliki panjang sekitar 27000m. Pada proses penggulungan kertas menjadi gulungan jumbo, kualitas dari tiap hasil gulungan diperiksa oleh bagian quality control.

  Gulungan jumbo dari on reel kemudian dicetak polanya berupa logo sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini terjadi karena tidak semua roll dari

  paper machine yang melalui proses repping. Setelah gulungan selesai di repping,

  maka gulungan dibawa lagi ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan.

2.4.3.3. Tahap Finishing

  Pada tahap ini, gulungan-gulungan kertas rokok dibagi menurut bentuk kertas yang akan diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain :

  1. Ream Cutter Gulungan-gulungan kecil dari roll slitter dipotong menjadi lembaran- lembaran. Lembaran memiliki panjang 76-83 cm dan lebar 51 cm. Pada tahap ini kertas masih diperiksa untuk yang terakhir kalinya. Pemeriksaan dilakukan pada

  a. Proses Pemotongan Pemeriksaan ini dilakukan pada proses pemotongan. Apabila hasil pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang dan menjadi broke.

  b. Penampilan fisik Penampilan fisik yang diperiksa adalah kebersihan, jika kertas kotor maka kertas juga akan di buang dan menjadi broke.

  c. Rectangular Pemeriksaan ini dilakukan khusus pada ream, kertas dilipat dan diperiksa kesimetrisannya. Apabila ketidaksimetrisan kertas melampaui batas yang ditentukan, maka kertas menjadi broke.

  2. Bobbin Slitter Gulungan-gulungan dari slitter dipotong lagi pada bagian ini menjadi

  bobbin -bobbin. Setiap bobbin mempunyai lebar 24-29 mm dan panjang 5500-

  6000 m. Pada tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk terakhir kalinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah : a. Pemotongan Pemeriksaan ini dilakukan pada hasil pemotongan oleh mesin. Apabila hasil pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.

  b. Penampilan fisik Termasuk disini adalah kebersihan, jika ada bagian bobbin kotor maka kertas juga akan di buang dan dijadikan broke.

  c. Hasil penggulungan Pemeriksaan ini khusus dilakukan pada bobbin. Bobbin yang sudah dipotong, diperiksa gulungannya apakah rapi atau tidak. Jika ada bobbin yang kurang rapi akan dikirim ke bagian bobbin reclaimer untuk digulung kembali.

2.4.3.4. Peralatan (Equipment)

  Peralatan material handling digunakan untuk memindahkan material dari suatu tempat ke tempat lain. Mesin dan peralatan material handling yang digunakan adalah:

  1. Forklift

  

Forklift ini digunakan untuk mengangkut gulungan jumbo ke daerah finishing

  untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Forklift juga digunakan untuk mengangkut barang jadi ke gudang barang jadi.

  2. Hoist Crane

  

Crane ini digunakan untuk mengangkat gulungan jumbo ke daerah repping

machine . Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari

  lantai.

2.5. Utilitas

  Sarana pendukung merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kelancaran proses produksi. Sarana pendukung yang ada di PT PPM terdiri dari kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan tenaga air, dan steam.

  1. Kebutuhan tenaga listrik Tenaga listrik dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik, pompa

  compressor , mesin bubut, bor las, pendingin udara, lampu penerangan, dan

  keperluan lainnya. Pemenuhan kebutuhan listrik ini diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pemakaian listrik yang dipergunakan pada PT PPM adalah 20 KV (1550 Kwh/metrik ton paper) dengan keperluan untuk boiler

  3 900 lt/metrik ton paper dan kebutuhan air 1200 m .

  2. Kebutuhan Air Air dibutuhkan untuk membantu proses produksi serta kebutuhan para pegawai PT PPM. Air yang dipakai berasal dari air permukaan umum dan PDAM Tirtanadi.

  3. Boiler

  

Boiler berfungsi untuk menghasilkan energi panas yang diperlukan pada proses

  produksi untuk mengeringkan lembaran-lembaran kertas dan memberikan energi uap.

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

18 98 196

Penerapan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Effisiensi Kinerja Perbankan Di Indonesia

1 23 75

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 28

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

0 1 47

BAB I PENDAHULUAN - Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

0 0 9

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengukuran Kinerja Karyawan Dengan Menggunakan Integrasi Sistem 3600 Feedback Dan Metode AHP Di PT Sinar Sosro Cabang Deli Serdang

0 1 13

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Evaluasi Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools Dan Fault Tree Analysis (FTA) Di PT. Perkebunana Nusantara II Batang Serangan

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Peningkatan Dan Pengendalian Kualitas Rubber Wood Pellet Menggunakan Metode Taguchi Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt. Salix Bintama Prima

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Chapter II (613.6Kb)

0 0 22

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 1 24