BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

  PT Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks. PT Latexindo Toba-Perkasa didirikan pada tahun 1988. Perusahaan ini terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

  PT Latexindo Toba-Perkasa memiliki ±750 pekerja dengan 14 lini produksi dengan kapasitas produksi 135 juta pasang sarung tangan/bulan. Hasil produksi perusahaan ini seluruhnya di ekspor ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspor adalah negara-negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengan dan Asia terutama Jepang.

  PT Latexindo Toba-Perkasa memperoleh izin dari United States Food and

  

Drug Administration (FDA 510K dan FDA Medical Device Listing Approval)

  untuk pemasaran sarung tangan di wilayah Amerika Serikat. Perusahaan ini telah memperoleh GM-Mark (Gepruftes Medizinprodukt) yang disertifikasi oleh TÜV Rheinland. Hal ini membuktikan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini memiliki kualitas yang sesuai dengan standard. Perusahaan ini juga telah tersertifikasi oleh International Standard Organization (ISO) ISO 9001:2008 dan ISO 13485:2003.

  2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  PT Latexindo Toba – Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan lateks dengan jenis powdered dan powder free.

  2.3. Lokasi Perusahaan

  PT. Latexindo Toba-Perkasa terletak di Jalan Medan – Binjai Km. 11, Kabupaten Deliserdang.

  2.4. Daerah Pemasaran

  PT. Latexindo Perkasa merupakan perusahaan yang daerah pemasarannya di luar Indonesia. Daerah pemasarannya antara lain negara-negara yang berada di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Asia terutama Jepang.

  2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi

  PT Latexindo Toba Perkasa memiliki bentuk organisasi yaitu fungsional, lini dan staff. Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai sebagai pembantu atau penasehat pimpinan (Wursanto, 2005). Mampu atau tidaknya perusahaan dalam memajukan usahanya tergantung kepada karyawan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai salah satu aktor produksi yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Setiap karyawan yang bekerja di PT Latexindo Toba Perkasa harus memiliki keterampilan, pemahaman, kesadaran, jadwal, dan target untuk setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasannya.

  Struktur organisasi di PT Latexindo Toba Perkasa adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  General Manager Represntative President Director Management (MR) &Accounting Resources Manager Manager Finance Human Vice General Production Manager Manager Assurance Manager Quality QA/QC Marketing Manager Accounting Cashier Security Cleaning Driver & Forklift Administration Boiler Control Pearl Mill & Ball Production Operator Head Latex Stocker Keeper Assistant Supervisor Supervisor Maintenance Assistant Boiler Control Compound & Chemical Stock Production Maintenance Electrician Building QA/QC Manager Lab Analyst Maintenance Electrician QC Assistant Documentation Prod. ADM Administration QA/QC Stocking Marketing Assistant Assistant Manager Manager Export Purchasing Customs Keterangan Garis Hubungan staff Operator Operator HRD Operator Mill Operator Supervisor Transporter Operator Charcoal Machine Stripping & Tumbling Operator QC 2nd Level QC Sampler QC Sortation Packing Stock Mover Stocking Water Test Operator Material Opr. Packaging & Officer Hubungan Fungsional Hubungan lini/komando

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Latexindo Toba Perkasa

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

  Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Uraian tanggung jawab dan wewenang untuk masing-masing jabatan pada PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut:

  1. President Director

  a. Tanggung Jawab 1) Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan 2) Menetapkan strategi perusahaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan 3) Mengawasi pelaksanaan tugas manajemen perusahaan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang ditentukan b. Wewenang

  1) Membuat keputusan atas pemakaian bahan yang sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan sesuai dengan kebijakan

  3) Mempelopori pelaksanaan sistem manajemen mutu di perusahaan

  2. General Manager

  1) Membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu dalam perusahaan 2) Memastikan implementasi kebijakan mutu dengan sumber daya yang terbatas dalam perusahaan 3) Memelihara hubungan baik dengan pelanggan 4) Mengelola dan mengembangkan bisnis perusahaan 5) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan bawahannya sesuai dengan divisi masing-masing: operasional dan non operasional, dalam melaksanakan kebijakan mutu perusahaan

  b. Wewenang 1) Mengevaluasi hasil kegiatan bawahannya 2) Menetapkan apakah kebijakan mutu perusahaan telah dilaksanakan, jika tidak harus diputuskan tindakan perbaikan yang diperlukan

  3. Vice General Manager

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu General Manager membangun dan mengkomunikasikan kebijakan mutu perusahaan kepada departemen operasional atau non- operasional departemen operasional dan non-operasional

  3) Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan departemen operasional untuk melaksanakan kebijakan mutu perusahaan

  1) Menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan bila terjadi penyimpangan sistem pada departemen operasional ataupun non operasional. 2) Mengevaluasi hasil kerja departemen yang dipimpinannya.

  4. Marketing Manager

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu Vice GM menyusun strategi pemasaran untuk produk yang sudah ada maupun produk baru 2) Membina hubungan baik dengan pelanggan 3) Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penjualan seperti menginformasikan produk baru, negosiasi harga dan jangka waktu pembayaran, penetapan tanggal pengiriman

  b. Wewenang 1) Menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan kepada departemen terkait untuk diambil tindakan perbaikan yang tepat

  5. Marketing Manager Assistant

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu tugas-tugas Marketing Manager melaksanakan kegiatan 2) Menangani permintaan pelanggan serta memberikan info tambahan yang diperlukan oleh pelanggan b. Wewenang

  1) Menindaklanjuti informasi yang diberikan oleh pelanggan, seperti perubahan kontrak, informasi tambahan dari pelanggan dan masalah- masalah lainnya

  2) Menggantikan Marketing Manager saat tidak berada di kantor

  6. Export

  a. Tanggung Jawab 1) Menganalisa hasil pre-shipment test 2) Mengurus dokumen-dokumen ekspor 3) Mencari perusahaan jasa pelayaran yang dibutuhkan

  b. Wewenang 1) Memutuskan pengiriman atau penolakan pengiriman produk

  7. Customs Documentation Officer

  a. Tanggung Jawab 1) Mengontrol kegiatan ekspor-impor di perusahaan 2) Menyiapkan laporan ekspor-impor yang berhubungan dengan bea cukai

  b. Wewenang 1) Melaporkan hasil kerja pada atasannya

  8. Finance & Accounting Manager 1) Menyusun dan menganalisa laporan keuangan 2) Membuat anggaran biaya dan laporan hutang-piutang 3) Memastikan semua pembayaran yang dilakukan benar-benar dapat b. Wewenang 1) Menerima atau menolak tagihan pembayaran berdasarkan kelengkapan administrasi dan kebenaran transaksi 2) Menetapkan prosedur pembukaan yang akan digunakan

  9. Accounting

  a. Tanggung Jawab 1) Menginput data transaksi keuangan dan stock 2) Membantu Finance & Accounting Manager membuat laporan keuangan.

  3) Memeriksa tagihan hutang-piutang serta mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo b. Wewenang

  1) Meminta kelengkapan administrasi atas pembayaran yang telah dilakukan bila diperlukan 2) Mengajukan pembayaran hutang perusahaan yang jatuh tempo

  10. Cashier

  a. Tanggung Jawab 1) Membuat laporan kas 3) Melaksanakan pembayaran gaji dan transaksi keuangan lainnya

  b. Wewenang 1) Mengontrol saldo bank setiap hari

  11. Management Representative

  Management Representative dalam perusahaan ini merupakan utusan

  langsung General Manager dalam mengurusi perusahaan. Hal ini dikarenakan General Manager tidak selalu berada di perusahaan.

  a. Tanggung Jawab 1) Menerapkan dan memastikan sistem manajemen mutu dilaksanakan secara efisien 2) Melakukan verifikasi sistem dengan melaksanakan audit mutu dan rapat tinjauan manajemen 3) Membuat proposal untuk perubahan sistem manajemen mutu perusahaan b. Wewenang

  1) Berhubungan dengan pihak luar dalam kaitan dengan sistem manajemen mutu 2) Membuat dan melaksanakan rencana-rencana yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman sistem manajemen mutu di dalam perusahaan

  12. Human Resources Manager

  a. Tanggung Jawab kualifikasi jabatan yang akan diisi 2) Melaksanakan training untuk karyawan baru maupun yang sudah ada sesuai dengan permintaan atasan yang bersangkutan

  4) Memastikan peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan benar-benar diterapkan b. Wewenang

  1) Memberikan instruksi kepada bawahannya tentang pekerjaan dan hal- hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaannya 2) Memberikan peringatan kepada karyawan yang tidak disiplin dalam melakukan pekerjaannya 3) Menyelesaikan masalah perusahaan dengan pihak luar, misalnya masalah kontrak, masalah tenaga kerja

  13. HRD Administrator

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu Human Resource Manager untuk urusan administrasi 2) Menyimpan data karyawan 3) Menghitung upah karyawan

  b. Wewenang 1) Memeriksa kehadiran karyawan

  14. Cleaning Operator

  a. Tanggung Jawab

  b. Wewenang 2) Melaksanakan pembersihan di area pabrik

  15. Security Officer

  1) Menjaga keamanan di lingkungan pabrik 2) Memeriksa dan memperhatikan setiap tamu dan karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik 3) Membantu karyawan menyebrang jalan di sekitar lokasi pabrik 4) Mengatur setiap kendaraan yang keluar masuk di lokasi pabrik 5) Menyediakan laporan keamanan setiap hari

  b. Wewenang 1) Meminta identitas tamu yang masuk 2) Menanyakan kepada staf atau manajemen untuk mengizinkan tamu masuk ke area produksi 3) Memeriksa setiap karyawan yang keluar masuk di lingkungan pabrik 4) Mengambil tindakan yang diperlukan dalam upaya menjaga keamanan di pabrik

  16. Driver

  a. Tanggung Jawab 1) Antar jemput staf 2) Melaksanakan tugas yang ditentukan oleh staff ataupun manajemen 3) Mengantar atau melansir bahan hasil produksi 1) Wajib menjaga keselamatan penumpang 2) Merawat/membersihkan mobil

  17. Phone Operator

  1) Menerima telepon dari luar dan menyampaikan kepada yang bersangkutan dengan baik bila dianggap penting 2) Memanggil personil di area pabrik dengan menggunakan mikrofon 3) Melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan oleh atasannya

  b. Wewenang 1) Menerima dan menyampaikan pesan/informasi dari telepon

  18. Forklift Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Memindahkan bahan/produk dengan menggunaan forklift 2) Memuat atau membongkar barang ke/dari kontainer 3) Menjaga keutuhan kondisi barang yang dibongkar/dimuat

  b. Wewenang 1) Menjaga dan mempertahankan kondisi baik dari forklift 2) Menolak memuat barang yang terlalu banyak di forklift

  19. Purchasing

  a. Tanggung Jawab 1) Mencari supplier yang menyediakan produk yang dibutuhkan 2) Melakukan negosiasi harga, tanggal penyerahan, jangka waktu akan dibeli kepada supplier 3) Membina hubungan baik dengan supplier

  b. Wewenang

  1) Memutuskan pemilihan supplier setelah dilakukan perbandingan antara

  supplier yang menyediakan produk yang sama yang dibutuhkan dengan

  kriteria yang telah ditetapkan 2) Menilai pelayanan yang diberikan supplier 3) Menerima atau menolak produk yang ditawarkan supplier setelah dibandingkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

  20. Quality Assurance Manager

  a. Tanggung Jawab 1) Mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen mutu untuk tetap sesuai dengan konsep dan strategi mutu 2) Memastikan rekaman pengendalian mutu yang cukup dan akurat dipelihara untuk menunjukkan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi

  3) Membuat perencanaan, implementasi, inspeksi dan verifikasi produk (baik produk yang sudah ada ataupun produk baru)

  4) Melatih staf dibawah pimpinanannya dan memastikan hanya staf yang berkualitas/terlatih yang melaksanakan proses quality assurance b. Wewenang

  2) Memberikan penilaian atas pekerjaan bawahannya

  21. Quality Assurance Manager-Assistant

  a. Tanggung Jawab

  2) Mengontrol dan menghitung bahan yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan setiap hari 3) Memberikan instruksi kepada anggota QC 4) Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasannya

  b. Wewenang 1) Memberikan instruksi kepada asisten QC dan/atau anggota QC apa yang harus dikerjakan 2) Memberikan pelatihan kepada anggota QC

  22. Quality Assurance Assistant-Stocking

  a. Tanggung Jawab 1) Memastikan bahan yang sudah dipacking harus dibeli tali packing dengan warna yang sesuai size 2) Menghitung bahan yang sudah dipacking sesuai lot number dan kuantitas permintaan pelanggan 3) Meyakinkan bahan tidak tercampur lot by lot 4) Meyakinkan bahan disimpan di tempat yang aman dan tidak terganggu

  b. Wewenang 1) Memberikan instruksi pemberian tali packing pada bahan di stuffing

  23. Quality Control Assistant

  a. Tanggung Jawab 1) Meminta bahan yang akan dikerjakan QC sortasi dari anggota angkat

  2) Memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjakan dengan mengambil sample dari setiap keranjang 3) Membuat laporan dengan baik dan benar

  b. Wewenang 1) Meminta bahan yang akan dikerjakan QC sortasi dari anggota angkat bahan 2) Memutuskan bahan yang sudah dikerjakan oleh QC sortasi sudah bisa dipacking atau tidak setelah diperksa ulang secara sampling 3) Menginstruksikan anggota QC sortasi untuk memeriksa ulang bahan yang sudah dikerjaka bila ditemukan jumlah reject melebihi batas maksimal yang ditentukan

  24. QC Sampler

  a. Tanggung Jawab 1) Mengambil sample 200 pcs dari setiap tumbler dan memeriksa sample tersebut 2) Menuliskan hasil inspeksi pada label: %pinhole, reject dan kerusakan lainnya termasuk posisi pinhole dan kondisi sarung tangan 3) Menuliskan laporan dengan baik dan jujur 1) Melaporkan kepada atasan penemuan kerusakan produk sebagai akibat dari masalah di bagian produksi

  25. Water Test Operator

  1) Mengambil sample dari bagian produksi, QC sortasi dan pre-shipment

  test

  2) Melaksanakan water test

  b. Wewenang 1) Melaporkan hasil test kepada QA Manager atau QA Manager Assistant

  26. QC Sortasi – 100% Inspection

  a. Tanggung Jawab 1) Memisahkan sarung tangan mutu I, II dan reject 2) Membedakan size menurut warna keranjang

  3) Mengantar bahan ke bagian packing bila sudah diperiksa oleh QC Assistant

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada atasan jika ditemukan kualitas produk yang tidak sesuai misalnya % pinhole yang terlalu tinggi, mutu II atau reject produk yang terlalu banyak nd

  27. QC – 2 Level

  a. Tanggung Jawab 1) Memisahkan sarung tangan mutu II dan reject dari bagian produksi, QC 2) Melakukan perbaikan mutu pada sarung tangan bila diperlukan. nd 3) Menyiapkan laporan 2 level QC

  b. Wewenang

  28. Packing Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Mem-packing sarung tangan yang sudah diperiksa.

  2) Mem-packing sarung tangan dengan rapi dan sesuai dengan instruksi yang diberikan.

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada QA Manager/QA Manager Assistant atau QC

  Assistant bila ada masalah yang ditemukan.

  29. Packaging Materials Stock-Keeper

  a. Tanggung Jawab 1) Memeriksa seluruh bahan pengemas baik box maupun karton 2) Menyiapkan laporan (pengambilan dan pengembalian) karton dan box 3) Menerima karton dan box dari supplier

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada atasan tentang hasil kerjanya 2) Melaporkan kepada atasan dan bagian pembelian bila ditemukan karton atau kotak yang rusak yang dikirim dari supplier

  30. Stock Mover 1) Mengangkat bahan hasil produksi dari satu bagian ke bagian lain 2) Mengangkat dan menyusun produk yang akan di-stuffing 3) Mengangkat barang dan bahan lainnya sesuai perintah kepala bagian

  31. QA/QC Administrator

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu QA Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi administrasi lainnya.

  2) Memeriksa semua laporan control dan QC serta menyiapkan laporan rekapitulasi.

  b. Wewenang 1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap.

  2) Mengontrol rekaman di bagian QA/QC

  32. Production Manager

  b. Tanggung Jawab 1) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja dilaksanakan di semua operasi produksi 2) Memastikan prosedur produksi dan instruksi kerja tersedia di tempat operasi berlangsung. Prosedur dan instruksi kerja harus berisikan semua informasi yang dibutuhkan termasuk kondisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk operasi berikutnya

  4) Memastikan hasil operasi dicatat sebelum produk diteruskan ke operasi berikutnya

  5) Melaksanakan tugas-tugas dan kebijakan perusahaan dalam merasionalisasikan dan mengimplementasikannya ke bagian produksi 6) Membangun sistem yang dapat memastikan identitas dan status inspeksi untuk setiap lot produk diketahui agar dapat menyediakan kondisi penyimpanan bahan dalam proses yang sesuai

  b. Wewenang 1) Melatih personil di departemennya dan memastikan hanya personil yang terlatih dan berkualifikasi melaksanakan proses produksi 2) Membuat keputusan yang berkaitam dengan bidang tugasnya 3) Melaksanakan evaluasi karyawan, kapasitas dan mutu produk secara objektif dan efisien

  33. Production Manager-Assistant

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu production manager mengontrol kegiatan poduksi 2) Membantu pemecahan masalah selama proses produksi berlangsung

  b. Wewenang 1) Membantu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di bagian produksi dalam upaya meningkatkan kepasitas dan mutu produk secara lebih

  34. Production Supervisor

  a. Tanggung Jawab 1) Mengontrol pekerjaan anggota shift-nya

  2) Melaksanakan pengendalian produksi dan tugas-tugas yang ditentukan oleh Production Manager b. Wewenang

  1) Memberikan pelatihan kepada karyawan yang menjadi anggota shift- nya 2) Me-manage regu masing-masing 3) Melakukan langkah-langkah pencegahan dan perbaikan jika terjadi kerusakan baik pada mesin maupun pada hasil produksi

  35. Production Supervisor Assistant

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu tugas-tugas Production Supervisor

  b. Wewenang 1) Membantu Production Supervisor dalam menegakkan fungsi-fungsi dan kewenangan Production Supervisor

  36. Machine Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Supervisor masing-masing b. Wewenang

  1) Mengoperasikan dan mengontrol jalannya mesin produksi dan mengantisipasi kerusakan yang terjadi

  37. Tumbling & Stripping Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan stripping sarung tangan dengan baik 2) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam keranjang sesuai dengan size-nya 3) Memasukkan sarung tangan hasil stripping ke dalam tumbler 4) Menjalankan mesin tumbler dengan benar 5) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Supervisor

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada operator mesin bila melihat bahan hasil produksi mengalami kerusakan 2) Mengoperasikan dan mengontrol mesin tumbler dan melporkan kepada

  Production Supervisor

  jika terjadi kerusakan mesin tumbler

  38. Electrician Supervisor

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Production Manager atau Vice GM Operational di bagian listrik baik perawatan, perbaikan, inovasi serta pemasangan alat-alat listrik yang baru

  b. Wewenang 1) Melakukan fungsi control dan langkah-langkah pencegahan, perbaikan dan desain teknik

  39. Electrician Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Electrician Supervisor baik perawatan, perbaikan dan lain sebagainya di bagian listrik b. Wewenang

  1) Membantu electrician supervisor terutama jika tidak di tempat dalam melaksanakan fungsi control terhadap sumber daya listrik

  40. Technician/Maintenance Supervisor

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager atau

  Vice GM Operational di bagian teknik baik perawatan, perbaikan,

  inovasi serta pemasangan mesin-mesin baru/alat teknik 2) Mengawasi kerja anggotanya

  b. Wewenang 1) Melakukan fungsi control dan langkah-langkah pencegahan, perbaikan dan desain teknik

  41. Maintenance

  a. Tanggung Jawab langsung dari Production Manager atau Vice GM-Operational 2) Melaksanakan tugas-tugas perawatan dan perbaikan atau pemasangan mesin-mesin mekanik yang baru

  1) Membantu Technician Supervisor dalam perawatan, perbaikan dan pemasangan alat-alat/mesin-mesin

  42. Laboratory Analyst

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Production Manager yang berhubungan dengan analisa kimia terhadap bahan produksi, bahan baku, bahan kimia, compounding, bahan pearl mill, bahan stock dan physical properties sarung tangan

  2) Menyiapkan laporan analisa kimia

  b. Wewenang 1) Melaksanakan test laboratorium dan menyiapkan laporan analisa kepada departemen terkait untuk dapat diambil tindakan bila diperlukan

  43. Compounding Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam melaksanakan proses compound, ball mill, penerimaan bahan baku lateks serta melaksanakan fungsi-fungsi perawatan terhadap semua peralatan ball mill dan compound

  3) Mengontrol kebersihan di area compound atau stock bahan baku 4) Menyiapkan laporan compound

  b. Wewenang

  2) Menginformasikan ke bagian produksi tangki compound mana yang dibuka untuk digunakan di bagian produksi lebih dulu 3) Melaporkan kepada Production Manager bila ditemukan masalah

  44. Pearl Mill Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan proses milling sebelum dilanjutkan ke proses compound 2) Mengoperasikan mesin pearl mill dan perawatannya 3) Mengontrol kebersihan di area pearl mill dan menjaga kondisi mesin

  pearl mill setiap hari

  4) Menyiapkan laporan pearl mill

  b. Wewenang 1) Menempatkan drum berisi bahan hasil pearl mill ditempat yang tepat dan memberikan identifikasi yang dibutuhkan 2) Melaporkan kepada Production Manager jika ditemukan masalah

  45. Chemical Stock Keeper

  a. Tanggung Jawab 1) Melaksanakan tugas-tugas yang diatur oleh Production Manager dalam melaksanakan penataan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dan 2) Meyiapkan bahan kimia yang dibutuhkan untuk proses pearl mill,

  compound dan produksi

  3) Menerima, memeriksa, mengontrol dan menempatkan bahan kimia di

  4) Melakukan opname stock paling tidak seminggu sekali

  b. Wewenang 1) Mengontrol stock dan order bahan kimia yang diperlukan sesuai dengan

  safety stock yang sudah ditentukan

  46. Production Administrator

  a. Tanggung Jawab 1) Membantu Production Manager dalam menyimpan laporan dan fungsi administrasi lainnya 2) Memeriksa semua laporan control produksi dan menyiapkan laporan rekapitulasi b. Wewenang

  1) Memeriksa dan meminta operator jika ada ditemukan laporan yang tidak lengkap 2) Mengontrol rekaman di bagian produksi

  47. Boiler Control Operator Head

  a. Tanggung Jawab 1) Mengatur, mengawasi dan mengkoordinasi kerja operator control

  boiler

  3) Menyampaikan instruksi-instruksi serta informasi yang berhubungan dengan boiler kepada seluruh operator di bagian boiler 4) Mengawasi kebersihan dan keamanan kerja di bagian boiler

  5) Mengkoordinasikan kerja sama antara operator boiler dengan bagian produksi dan bagian genset 6) Mengawasi dan melaksanakan test pemakaian sample batu bara di

  boiler

  b. Wewenang 1) Memberikan instruksi-intruksi yang diperlukan kepada semua operator di bagian boiler 2) Memberikan pengarahan kepada operator boiler menyangkut pekerjaan mereka 3) Menyampaikan masalah yang muncul di bagian boiler ke bagian produksi bila masalah tersebut berhubungan/mempengaruhi kegiatan produksi

  4) Menerima atau menolak batu bara yang masuk sesuai dengan hasil test

  sample

  48. Boiler Control Operator

  a. Tanggung Jawab 1) Memperhatikan power supply 2) Memperhatikan asap cerobong komponen boiler yang menunjukkan adanya kerusakan atau gejala kerusakan

  4) Memperhatikan warna api di dalam boiler

  6) Mengisi laporan preventive maintenance, laporan harian control boiler, laporan serah terima shift serta laporan per shift.

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada Kepala Control Boiler bila ada masalah di boiler untuk segera diambil tindakan 2) Memberikan informasi kepada bagian produksi atau bagian genset bila ada masalah yang muncul di boiler yang berkaitan dengan bagian produk tersebut

  3) Segera menangani masalah yang muncul di bagian boiler

  49. Charcoal Transporter

  a. Tanggung Jawab 1) Menyiapkan batu bara yang dibutuhkan untuk pembakaran di boiler 2) Membantu tugas-tugas operator control boiler 3) Melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh kepala shift atau

  operator control boiler

  b. Wewenang 1) Melaporkan kepada operator control boiler atau kepala operator

  control boiler bila ada masalah yang muncul

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

  PT Latexindo Toba-Perkasa memiliki tenaga kerja sebanyak 943 orang yang terdiri atas 156 orang karyawan tetap dan 787 karyawan tidak tetap. Jumlah

  Quality Assurance, Marketing dan Purchasing

  ) pada hari senin sampai jumat adalah 7 jam sehari, dengan jadwal sebagai berikut:

  • Pukul 09.00 – 12.00 waktu kerja
  • Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat
  • Pukul 13.00 – 17.00 waktu kerja

  Jumlah pekerja pada bagian produksi dibagi atas 3 shift, dimana jam kerjanya adalah 7 jam/hari pada hari senin – minggu. Jadwal shift karyawan bagian produksi adalah sebagai berikut.

  Shift

  1 Pukul 07.00 – 12.00 waktu kerja Pukul 12.00 – 13.00 waktu istirahat Pukul 13.00 – 15.00 waktu kerja

  Shift

  2 Pukul 15.00 – 19.00 waktu kerja Pukul 19.00 – 20.00 waktu istirahat Pukul 20.00 – 23.00 waktu kerja

  Shift

  3 Pukul 23.00 – 03.00 waktu kerja Pukul 03.00 – 04.00 waktu istirahat Pukul 04.00 – 07.00 waktu kerja

  Proses produksi merupakan suatu kegiatan organisasi melakukan proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan berupa sumber daya yang diperlukan misalnya material, modal, peralatan, sedangkan transformasi tersebut input yang diolah akan menjadi output yang memiliki nilai tambah baik secara fungsional maupun ekonomis.

  Secara umum, proses produksi di PT Latexindo Toba – Perkasa dibagi atas dua kegiatan, yaitu:

  1. Pencampuran bahan kimia

  2. Pencetakan sarung tangan Proses produksi sarung tangan lateks dilakukan berbagai tahap yang terdiri dari tahap pencampuran bahan-bahan kimia dan pencetakan sarung tangan.

  Lateks yang telah memenuhi syarat didispersi sesuai dengan bentuk tangan yang kemudian menjadi sarung tangan.

2.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk

  Standar mutu bahan yang berupa lateks didih (creamed lateks) yaitu dengan mengacu pada Standard Indonesian Rubber (SIR) dengan kriteria kadar karet kering (KKK) minimum sebesar 62 %, jumlah padatan total minimum sebesar 64%, kadar ammonia sebesar 1,6 %, viskositas maksimum pada suhu

  25 C sebesar 50 centipoise, perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum sebesar 2%, endapan dari berat basah maksimum 0,1 %, kadar koagulan dari jumlah padatan mekanis maksimum 475 detik, persentase kadar tembaga dari jumlah padatan maksimum sebesar 0,001%, persentase kadar mangan dari jumlah padatan maksimum sebesar 0,001%, warna tidak biru dan tidak kelabu, dan tidak berbau

  Standar mutu produk yang digunakan sesuai dengan standar internasional yang mengacu pada ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen. Mutu/kualitas ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. Quality Management Systems (ISO 9001:2008) merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi untuk standar mutu bahan dan produknya akan diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality Level) dimana metode ini merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan setiap 200 unit produk. Jenis dan spesifikasi produk dapat dilihat pada Tabel 2.1.

2.7.2. Bahan yang Digunakan

  Bahan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa untuk menghasilkan sarung tangan lateks dikelompokkan menjadi bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.7.2.1. Bahan Baku

  Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan oleh PT braziliensis) merupakan lateks yang dihasilkan dari perkebunan milik rakyat yang berada di sekitar Sumatera Utara dan pulau Sumatera. Selain lateks, bahan penolong dalam pembuatan sarung tangan adalah air yang digunakan sebagai pencampur zat-zat kimia. Bahan baku lateks dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Lateks

2.7.2.2. Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah :

  1. Sulfur atau belerang digunakan sebagai bahan untuk mempercepat proses pematangan sarung tangan

  2. ZnO (Zinc Oxide) digunakan sebagai penangkal oksidasi

  3. ZDEC (Zinc Diethyl Dithiocarbornate) digunakan sebagai bahan akselator atau untuk mempercepat proses pelekatan sarung tangan pada cetakan.

  4. KOH (Potassium Hydroxide) digunakan sebagai stabilizer lateks

  5. CaCO

  3 (Calcium Carbonate) dan absoro digunakan untuk mempermudah

  6. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia

  7. ZDBC ( Zinc Dibuthyl Dithiocarbamate) digunakan untuk mempertahankan nilai CTR (Carbondioxide Transferred Rate) pada compound sehingga dapat bertahan selama 24 jam

  8. TiO

  2 (Titanium Dioxide) digunakan sebagai bahan pigmen atau pemutih

  9. Ca (NO

  3

  )

  2

  (Calcium Nitrate) digunakan sebagai bahan penentu berat sarung tangan.

2.7.2.3. Bahan Tambahan

  Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Kotak kecil digunakan untuk mengemas sarung tangan

  2. Karton digunakan untuk mengemas kotak kecil sebelum diekspor

  3. Isolatip digunakan untuk menutup karton

  4. Lakban digunakan untuk menguatkan kemasan karton pada saat pengapalan dan penyimpanan di gudang.

  5. Sachet digunakan sebagai tempat kemasan sarung tangan.

Tabel 2.1. Jenis dan Spesifikasi Produk Sarung Tangan PT Latexindo Toba Perkasa

  No. Spesifikasi Keterangan Lateks Pre Powdered Lateks Powder Free PP M-5.0 PPNW PPHW PF M-5.0 PFNW

  1 Dimensi Lebar (mm) X-Small 70 – 75

  Small

  80 – 85

  Medium

  90 – 95

  Large

  100 – 105

  X-Large

  110 – 115

  XX-Large 115 – 117

  Panjang (mm) All Sizes 240 (min) Ketebalan Cuff 0,07 ± 0,01 0,08 ± 0,01 0,09 ± 0,01 0,07 ± 0,01 0,08 ± 0,01 (mm) Palm 0,09 ± 0,01 0,10 ± 0,01 0,11 ± 0,01 0,09 ± 0,01 0,10 ± 0,01

  Finger

  0,11 ± 0,01 0,13 ± 0,01 0,14 ± 0,01 0,11 ± 0,01 0,13 ± 0,01 Berat (gr) X-Small 4,1 ± 0,2 4,7 ± 0,2 5,2 ± 0,2 4,1 ± 0,2 4,8 ± 0,2

  Small 4,5 ± 0,2 5,1 ± 0,2 5,6 ± 0,2 4,5 ± 0,2 5,3 ± 0,2 Medium

  5,0 ± 0,2 5,7 ± 0,2 6,2 ± 0,2 5,0 ± 0,2 5,8 ± 0,2

  Large 5,4 ± 0,2 6,1 ± 0,2 6,6 ± 0,2 5,4 ± 0,2 6,2 ± 0,2 X-Large 5,9 ± 0,2 6,5 ± 0,2 7,0 ± 0,2 5,9 ± 0,2 6,6 ± 0,2 Tensile Before Aging Tensile Strength

  2

  18 Mpa (min)

  Properties Elongation at 650% (min) Break After Aging Tensile Strength

  14 Mpa (min)

  Elongation at 500% (min) Break

2.7.3. Uraian Proses

  Uraian proses pembuatan sarung tangan PT Latexindo Toba Perkasa antara lain:

  1. Proses Pencampuran (Compounding) Tahap ini adalah tahap dimana lateks yang telah diterima oleh perusahaan dan tahap melewati pengujian mutu yang dilakukan oleh departemen Quality

  Assurance , akan dicampur di dalam tangki compound dengan bahan-bahan disperse antara lain sulfur, pigmen, senyawa zinc, dan anti oksidan serta air.

  Setelah dimasukan ke dalam tangki compound, campuran akan diaduk selama 24 jam. Untuk pembuatan bahan-bahan dispersi, bahan yang terdiri dari sulfur, senyawa zinc, pigmen, dan anti oksidan serta air dimasukan ke dalam

  ball mill dan diputar selama 48 – 72 jam. Lateks pekat 60% dialirkan dari

  tangki penyimpanan lateks ke tangki pencampuran sampai tangki berisi 4 ton lateks. Selanjutnya bahan dispersi dicampurkan ke dalam lateks dan diaduk selama 24 jam. Hasil campuran compound ini dialirkan ke bak di bagian produksi dengan selang untuk digunakan pada pembentukan sarung tangan.

  2. Proses Pencetakan Sarung Tangan Pembuatan sarung tangan terdiri dari beberapa tahap dimana pada setiap tahap atau proses, cetakan dipindah dengan menggunakan conveyor mengikuti aliran yang telah ditentukan. Tahap-tahap pencetakan sarung tangan adalah sebagai berikut : a. Acid Washing Cetakan (former atau mold) sarung tangan dicelupkan ke bak yang berisi larutan HNO

  3 untuk mencuci cetakan dari kotoran-kotoran atau kerak-

  kerak kotoran yang ada berupa sisa tepung dan zat kimia lainnya. Suhu pada tangki sekitar 50 – 70 C.

  b. Alkali Cleaning Cetakan selanjutnya dibersihkan dengan cara dicelupkan pada bak yang berisi alkali untuk menetralisir keasaman nitrid acid (HNO

  3 )

  c. Rinsing Cetakan dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam air bersih untuk membersihkan cetakan dari larutan kimia pada proses sebelumnya. pH air pada rinsing tank harus tetap terjaga pada skala 7, dan dijaga kebersihannya.

  d. Coagulant Dipping Cetakan dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan coagulant, yaitu kalsium karbonat CaCO

  3 dan kalsium nitrat Ca(NO 3 ) 2 . Tahap ini

  bertujuan untuk membuat lapisan pertama pada pembuatan glove agar hasilnya mudah dicabut dan juga sebagai pengikat lateks. Ketinggian dari permukaaan koagulan ini diatur secara otomatis dengan hidrolik.

  e. Drying I Proses drying dilakukan dengan menggunakan coagulant oven. Fungsi

  coagulant oven adalah sebagai pengering bahan kimia yang terdapat pada

  cetakan setelah dicelupkan ke dalam coagulant tank. Suhu standar pada

  coagulant oven adalah 100 -140

  C. Setelah cetakan sarung tangan dikeringkan pada coagulant oven, suhu cetakan harus diturunkan hinga 60 – 70 C dengan menggunakan kipas angin. Penurunan suhu ini dimaksudkan agar cetakan tidak terlalu panas ketika dicelupkan ke dalam lateks tank. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sarung tangan yang dicetak bocor.

  f. Lateks Dipping Pencelupan dilakukan pada bak yang berisi larutan lateks (Lateks tank) yang dihasilkan pada proses I (compounding). Pemeriksaan suhu dan tinggi permukaan lateks di lateks tank harus diperhatikan terus menerus karena sangat mempengaruhi kualitas sarung tangan. Temperatur lateks dijaga dalam suhu yang stabil, yaitu sekitar 20 – 33 C dengan cara mengontrol suhu pada electronic reading balance toledo oven.

  g. Drying II Cetakan yang telah dicelupkan pada larutan compound dikeringkan dengan menggunakan oven. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LNG dengan suhu sekitar 200 – 300 C.

  h. Leaching Proses leaching adalah proses pencucian sarung tangan dengan air pada suhu sekitar 45 – 65 C untuk mengurangi kadar protein, lemak dan sisa- sisa karbonat pada sarung tangan. i. Drying III Sarung tangan dikeringkan lagi dengan menggunakan oven pada suhu sekitar 100 – 150

  C. j. Beading Roll

  Proses beading adalah proses pembentukan pergelangan sarung tangan dengan cara memutar bagian bawah cetakan dan juga terdapat beading

  roll dai atas yang memutar ke depan.

  k. Curing (Drying IV) Proses curing adalah proses pematangan sarung tangan dengan oven.

  Prosesnya sama dengan proses pengeringan sebelumnya, yaitu pada suhu 100 – 150 C. l. Powdering

  Powdering merupakan proses pemberian tepung pada sarung tangan

  dengan tujuan agar sarung tangan tidak lengket dan memudahkan pencabutan. m. Drying V

  Proses ini dilakukan dengan menggunakan oven sebagai proses pengeringan terakhir sebelum sarung tangan dilepaskan dari cetakan. n. Stripping

  Stripping adalah proses pelepasan sarung tangan dari cetakan secara

  manual dan memasukkannya ke dalam keranjang yang telah diberi label sesuai dengan mutunya. Proses ini harus dilakukan dengan cermat sehingga pada saat pelepasan, sarung tangan tidak koyak dan cacat. Ini merupakan proses terakhir pada proses pencetakan sarung tangan.

  3. Proses Finishing Tahap pada proses finishing adalah sebagai berikut :

  a. Proses Tumbling drying Proses tumbling adalah proses pembersihan sarung tangan dari tepung dan juga untuk mengeringkan sarung tangan hingga kering atau tidak mengandung air lagi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin

  tumble dryer

  selama 45 menit pada temperatur 70 C dengan kapasitas 36 kg.

  b. Inspection Pemeriksaan kualitas sarung tangan diatur oleh bagian QC (Quality Control ) untuk memisahkan sarung tangan berdasarkan mutunya.

  Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan tes angin, yaitu dengan menghembuskan angin pada sarung tangan dengan menggunakan kompressor.

  c. Proses packing Setelah sarung tangan diperiksa dan dinyatakan bermutu baik oleh bagian QC, sarung tangan selanjutnya dikemas ke dalam kotak kecil dengan isi 100 buah per kotak kecil kemudian dikemas lagi ke dalam karton dengan isi 10 kotak kecil per karton. Bagian packing juga melakukan pemeriksaan terhadap produk yang akan dikemas dengan cara sampling.

  Jika terdapat produk yang cacat, produk tersebut akan dikembalikan ke bagian Quality Control untuk ditindak lanjuti. Sarung tangan yang telah dikemas disimpan ke gudang bahan jadi untuk menunggu proses pengiriman.

2.8. Mesin dan Peralatan

2.8.1. Mesin

  Mesin produksi adalah semua mesin yang yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Beberapa mesin yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa yaitu : 1. Pearl Mill merupakan mesin pengaduk semua bahan pembuat sarung tangan.

  Gambar Pearl Mill dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pearl Mill

  Spesifikasi Mesin : Merek : Bosch 06 F Ukuran : 1000 x 800 x 1050 mm Daya : 2 HP, 220 V, 50 Hz

  Asal : Jerman Jumlah : 4 unit Kapasitas : 1 ton per pengolahan Putaran : 40 putaran per menit 2. Mesin dipping line untuk mencetak sarung tangan lateks secara otomatis.

  Gambar mesin dipping line dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Mesin Dipping Line

  Spesifikasi Mesin : Kapasitas : 2000 – 4500 mold dalam 1 unit Daya : 10 HP Jumlah : 14 Unit

  3. Tumble Dryer ialah mesin pengering yang berfungsi untuk membersihkan dan mengeringkan sarung tangan.

  Spesifikasi mesin : Model : LF 21 c/w

  Daya : 10 HP Jumlah : 20 unit

  4. Mesin kompresor yang berfungsi untuk mendapatkan kekuatan udara dalam proses pengecekan atau inspeksi.

  Spesifikasi Mesin : Merek : Ingersoll Rand Model : 71T2, 7100 Ukuran : 182,88 x 73,66 x 144,78 cm Voltase : 230 Volt AC Daya : 15 HP Kapasitas : 11 KW

2.8.2. Peralatan

  Peralatan yang digunakan oleh PT Latexindo Toba Perkasa adalah sebagai berikut: 1. pH meter untuk mengukur pH cairan yang digunakan.

  2. Viscosity cup untuk mengukur viskositas atau kekentalan bahan.

  3. Stopwatch untuk menghitung waktu pengurangan suhu cairan.

  4. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

  5. Mistar untuk mengukur ukuran sarung tangan.

  6. Beaker glass untuk mengukur cairan sampel.

  7. Tensile strength instrument digunakan untuk menentukan kekuatan tarik dan regangan dari sarung tangan lateks.

  8. Tangki Asam Nitrat yang berfungsi sebagai tempat larutan asam nitrat dan memiliki kapasitas 300 L dengan penggunan berjumlah 2 unit.

  9. Tangki KOH yang berfungsi sebagai tempat larutan KOH dengan kapasitas 300 L dan jumlah sebanyak 2 unit.

  10. Tangki Air yang berfungsi sebagai penyimpanan air dengan kapasitas 200 L dan jumlah sebanyak 1 unit.

  11. Lateks Storage Tank yang berfungsi sebagai tempat untuk menimbun lateks yang dibawa dari perkebunan – perkebunan dengan kapasitas 1000 ton dan jumlah sebanyak 6 unit.

  12. Tangki Compound yang berfungsi sebagai tempat untuk mencampurkan lateks dengan bahan dispersi dan memiliki kapasistas sebanyak 40 ton.

Dokumen yang terkait

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Bank Sumut - Analisis Pengaruh Giro Terhadap Pertumbuhan Bank Sumut KCP Marendal

0 0 15

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan - Peranan Rencana Anggaran Kas yang Efektif dalam Usaha Menjaga Likuiditas pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali

0 0 16

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep - Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

0 0 13

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Penentuan Rute Distribusi yang Optimal dengan Batasan Waktu Pengiriman Menggunakan Algoritma Heuristik pada PT. Sharp Electronics Indonesia

0 0 10

Penentuan Rute Distribusi yang Optimal dengan Batasan Waktu Pengiriman Menggunakan Algoritma Heuristik pada PT. Sharp Electronics Indonesia

0 0 16

2. REVIEW OF RELATED LITERATURE a. NOVEL - An Analysis Of Intrinsic Elements In Nicholas Sparks’ Novel The Last Song

0 0 6

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penyelesaian Kredit Pembelian Sepeda Motor Bermasalah(Studi Kasus Pt. Federal International Finance Cabang Medan)

0 0 15

Pemilihan Supplier Dan Alokasi Pemesanan Bahan Baku Di Pt Latexindo Toba Perkasa Menggunakan Metode Fuzzy Ahp, Topsis, Dan Molp

1 2 36